Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

LARUTAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 10


MADINA ULFAH : 2210714320024
ERMA DAHLIANI : 2210714320014
ANDI AMELIA PUTRI SOSIAWAN : 2210715320004
RAHMAT AJI PRASETYO : 2210715210028
SIRRI SAUDAH : 2210714120002
QODARIAH : 2210715320003
ROFI : 2210715220024
MUHAMMAD SAMI : 2210715210020
LINA MURSIDA : 2210714320016
NORHALIMAH HAPSARI : 2210714120009
KARTINI KAPITAN : 2210714720001

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-nya sehingga para praktikan mampu menyelesaikan Laporan Praktikum

Kimia Dasar yang berjudul “Larutan”. Laporan ini disusun untuk mengetahui alat

dan bahan yang biasanya digunakan di laboratorium serta dengan menambahkan

dari berbagai sumber buku dan jurnal. Para praktikan mengucapkan terima kasih

kepada setiap pihak, yakni kepada Dosen Pengampu mata kuliah Kimia Dasar,

Asisten Praktikum, dan pihak lain yang turut membantu dalam penyelesaian

laporan ini.

Para praktikan menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada laporan

ini. Maka dari itu kami akan sangat terbuka dengan kritik maupun saran yang

membangun agar laporan praktikum “Pembuatan Larutan” ini dapat tersusun lebih

baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat

memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi kita semua.

Banjarbaru, Mei 2023

Praktikan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum......................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
BAB 3. METODE PRAKTIKUM........................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat.........................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................5
3.2.1 Alat..........................................................................................................5
3.2.2 Bahan.......................................................................................................5
3.3 Prosedur Kerja……………………………………………………………….6
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................8
4.1 Hasil...............................................................................................................8
4.1.1 Pelarut dan Zat Terlarut Polar dan Non Polar.........................................8
4.2. Pembahasan.................................................................................................10
4.2.1. Pelarut dan Zat Terlarut Polar dan Non Polar......................................10
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................13
5.1 Kesimpulan...................................................................................................13
5.2 Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman
4.1 Kelarutan Polar……………………………………………..
……………….....8
4.2 Kelarutan Non Polar……………………………………………………….......8
4.3 Pencampuran………………………………………………………………......8
4.4 Kecepatan Kelarutan…………………………………………………………..9
4.5 Konsentrasi Larutan Kalium Dikromat………………………………………..9

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Putri dkk (2017), salah satu bentuk campuran yang paling

penting dalam kajian ilmu kimia adalah larutan, yaitu campuran homogen antara

dua atau lebih zat yang komposisinya dapat diatur dan sifat masing-masing zat

penyusunnya masih tampak. Komponen pembentuk larutan adalah pelarut dan zat

terlarut. Pelarut adalah zat yang digunakan sebagai media untuk melarutkan zat

lain, biasanya (tidak selalu) memiliki jumlah lebih besar dari zat terlarutnya, dan

wujudnya tetap. Sedangkan zat terlarut adalah zat yang melarut dalam suatu

pelarut, biasanya (tidak selalu) memiliki jumlah lebih sedikit dari pelarutnya, dan

wujudnya berubah. Sebagai contoh sirup meskipun dalam sirup air lebih sedikit

dibanding gula, tetapi air tetap berwujud cair, sedangkan gula berubah dari padat

menjadi larutan maka air tetap sebagai pelarut dan gula sebagai zat terlarut. Pada

larutan yang berwujud cair, cairannya merupakan pelarut dan komponen lain yang

berupa gas dan padatan merupakan zat terlarut.

Penyiapan/pembuatan larutan merupakan aktivitas yang sering sekali

dilakukan dalam bekerja di laboratorium, baik dalam analisis kimia secara

konvensional (volumetri dan gravimetri maupun dalam analisis secara

instrumentasi (spektrometri, kromatografi, dsb). Dalam analisis konvensional

misalnya adalah pembuatan larutan standar yang digunakan untuk titrasi,

sedangkan dalam analisis instrumentasi misalnya adalah pembuatan serangkaian

larutan standar untuk memperoleh grafik standar.

1
2

Campuran zat-zat yang homogen disebut larutan, yang memiliki sifat

merta atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung

dua komponen atau lebih yang disebut zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut

merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah

komponen yang terdapat dalam jumlah banyak. Suatu larutan dengan jumlah

maksimum zat pelarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum

mencapai titik jenuh, disebut larutan tidak jenuh. Sedangkan suatu keadaan

dengan zat terlarut lebih banyak daripada pelarut disebut larutan lewat jenuh

(Haryono, 2019).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum “Larutan” kali ini antara lain :

1. Mengamati kelarutan senyawa ion dan senyawa kovalen

2. Mengamati pencampuran air dengan berbagai pelarut

3. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pelarutan

4. Menentukan persen massa dan konsentrasi molar larutan sampel


3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Petrucci (1985), Larutan adalah campuran homogen dari

molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Suatu larutan disebut suatu

campuran karena susunannya dapat berubah-ubah. Larutan merupakan bahan

yang penting untuk dipelajari terutama menyangkut sifat komponen dan sifat

larutan itu sendiri. Pengetahuan ini bermanfaat dalam memprediksi jenis pelarut

yang tepat dalam proses tertentu, misalnya dalam isolasi bahan kimia dari bahan

alam tertentu, pelarut suatu bahan untuk berbagai keperluan praktis,

pengembangan teori terutama menyangkut campuran biner, campuran terner, serta

keperluan lainnya dalam bidang sains dan teknologi (Anugrah, 2009).

Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya.

Untuk menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsentrasi

larutan yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut

(Khikmah, N. 2015). Air adalah suatu zat kimia yang penting bagi semua bentuk

kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi. Air merupakan bahan pelarut

yang universal, sehingga air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan

berbagai jenis senyawa kimia misalnya seperti garam-garam, gula, asam, beberapa

jenis gas dan banyak macam molekul organik (Utomo, S. 2015).

Bila dua macam senyawa murni yang tidak saling bereaksi dicampurkan

ada tiga kemungkinan yang akan terjadi yaitu terbentuknya larutan ideal, larutan

reguler dan larutan non reguler. Proses terbentuknya jenis-jenis larutan tersebut

sangat tergantung pada sifat-sifat senyawa yang bercampur. Bila kedua senyawa

yang bercampur memiliki sifat-sifat yang memungkinkan tidak adanya interaksi

antara satu molekul dengan molekul lain atau interaksinya sangat kecil, akan

4
5

mengakibatkan volume campuran sama dengan penjumlahan dari volume

senyawa murninya (Nugraha dkk., 2013).

Prinsip pengukuran konsentrasi larutan yaitu pada medium

yang berbeda maka memiliki karakteristik fisis yang berbeda-beda.

Sebuah larutan A dengan konsentrasi yang berbeda maka akan

memiliki karakteristik fisis yang berbeda pula. Konsentrasi yaitu

adalah perbandingan antara jumlah partikel yang terlarut dengan

larutannya. Konsentrasi dapat dilambangkan dengan molaritas. Bila

molaritas suatu larutan tinggi, hal itu menandakan jumlah partikel yang

terlarut dalam larutan juga tinggi. Salah satu karakteristik fisis yang

berbeda contohnya ialah indeks bias, yaitu perbandingan antara

kecepatan rambat cahaya di udara dengan cepat cahaya di medium

yang bersangkutan. Semakin pekat suatu larutan, kecepatan cahaya

dalam medium tersebut semakin berkurang yang berarti indeks

biasnya berbeda untuk setiap konsentrasi larutan (Nugraheni dkk.,

2012).
6
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum “Larutan” ini dilaksanakan pada hari Rabut, 17 mei 2023

pukul 14.00-15.00 WITA, di Laboratorium Dasar Gedung 1 Fakultas Perikanan

dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat.

3.2 Alat dan Bahan

4.1.1 Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :

- Rak tabung reaksi

- Tabung reaksi

- Gelas piala 250 mL

- Bola karet pipet

- Lumpang dan alu

- Cawan penguap

- Kasa

- Botol semprot

- Gelas pengaduk

- Pipet 10 mL

4.1.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :

- kloroform

- Petroleum benzine

7
8

- Etanol

- Garam dapur, NaCl

- Kalium parmanganat

- Kristal lod

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur yang digunakan pada praktikum larutan adalah :

a. Kelarutan

Menempatkan 6 tabung reaksi kering dalam rak. Memasukkan ke dalam 3

tabung masing-masing 2 ml air, heksana dan kloroform. Menambahkan l kristal

kalium permanganate ke dalam masing-masing tabung, kemudian mengocoknya.

Mengamati apakah kristal larut atau tidak larut. Mengulangi percobaan seperti di

atas dengan menggunakan kristal iod.

b. Pencampuran

Memasukkan 2 ml air ke dalam 3 buah tabung reaksi. Menambahkan 2 ml

etanol ke tabung pertama, heksana ke tabung kedua dan aseton ke tabung ke tiga.

Mengocok dan mengamati apakah cairan saling bercampur atau tidak.

c. Kecepatan kelarutan

Mengisi gelas piala sepertiganya dengan air suling. Isi 3 buah tabung

reaksi sampai setengahnya dengan air suling, memasukan tabung reaksi ke dalam

gelas piala yang berisi air. Memanaskan gelas piala sampai airnya mendidih,

kemudian matikan api. Memilih 4 butir kristal garam dapur dengan ukuran hampir

sama.

1. Mengisi tabung reaksi ke empat dengan air suling. Memasukkan sebutir garam

di atas, mencatat waktu sampai kristal larut.


9

2. Memasukkan sebutir kristal garam ke dalam salah satu tabung dalam pengangas

air, mencatat waktu sampai kristal larut.

3. Memasukkan sebutir kristal garam lagi ke tabung lain dalam pengangas air,

mengaduk terus menerus dan catat waktu sampai larut.

4. Mengiling/menghaluskan kristal dengan lumpang, memasukkan bubuk garam

ke tabung yang satu lagi dalam pengangas, mengaduk dan mencatat waktu

sampai larut.

d. Konsentrasi larutan Kalium dikromat


1. Menimbang cawan penguap yang bersih dan kering.

2. Membilas pipet dengan larutan kalium dikromat, kemudian pipet 10,0 ml

larutan kalium dikromat ke cawan penguap. Menimbang kembali cawan

bersama lainnya.

3. Mengeringkan larutan di atas pengangas air.

4. Setelah kering lap cawan penguap sampai kering. Memanaskan di atas Bunsen

sambil memegang cawan dengan tang krus. Dinginkan dan timbang.

5. Menghitung konsentrasi persen dan kemolaran larutan.


10
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil yang didapatkan dalam praktikum kali ini sebagai berikut :

4.1.1 Pelarut dan Zat Terlarut Polar dan Non Polar

1. Kelarutan

Hasil yang didapatkan dalam praktikum kelarutan polar dan non polar

dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2.

Tabel 4.1. Kelarutan Polar


No. Bahan-bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
1. Aquades 2 mL
2. Petroleum Benzine 2 mL
3. Kloroform 2 mL
4. 1 kristal iod + + +
5. Kristal larut/tidak setelah Larut Tidak larut Tidak larut
dikocok

Tabel 4.2. Kelarutan Non Polar


No. Bahan-bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
1. Aquades 2 mL
2. Petroleum Benzine 2 mL
3. Kloroform 2 mL
4. 1 kristal iod + + +
5. Kristal larut/tidak setelah Tidak larut Larut Larut
dikocok

2. Pencampuran
Hasil yang didapatkan pada praktikum pencampuran, sebagai berikut :

Tabel 4.3. Pencampuran


No. Bahan-bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
1. Aquades 2 mL 2 mL 2 mL
2. Petroleum Benzine 2 mL - -
3. Kloroform - 2 mL -
4. 1 Kristal Iod - - 2 mL
5. Kristal larut/tidak setelah Tercampur Tercampur Tidak

11
12

dikocok tercampur
3. Kecepatan Kelarutan

Hasil yang didapatkan pada praktikum kelarutan polar dan non polar dapat

dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.4. Kecepatan Kelarutan


No. Perlakuan dan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4
Bahan
1. Dipanaskan 2 mL 2 mL 2 mL
2. Tidak dipanaskan - - - 2 mL
3. 1 butir kristal + + (aduk +
garam terus
menerus)
4. Kristal garam - - + (aduk) -
yang dihaluskan
5. Waktu sampai 414 39 84 >1800
kristal larut

4. Konsentrasi Larutan Kalium Dikromat


Hasil yang didapatkan pada praktikum kelarutan polar dan non polar dapat

dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.5. Konsentrasi Larutan Kalium Dikromat


Berat cawan Berat cawan Massa Berat cawan Massa
penguap + Kalium Kalium setelah Kalium
kering (g) dikromat dikromat diuapkan dikromat
dalam 3 mL yang tersisa
(g) dicawan (g)
43,0 45.9 2,9 43,2 0,2

Dari data Tabel 4.5 dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

1. Konsentrasi Persen massa

% massa = Massa zat terlarut


Massa larutan

% massa = 0,2 K2Cr2O7 x 100%


2,9 g

= 6,9 %
13

2. Konsentrasi Kemolaran

M = Mol zat terlarut


liter larutan

M = 0,2 K2Cr2O7 x 5 ml
194 K2Cr2O7 1000 ml

= 5,15 M

4.2. Pembahasan

4.2.1. Pelarut dan Zat Terlarut Polar dan Non Polar

1. Kelarutan

Tabung pertama dengan mencampurkan 2 ml aquades dan 1 kristal

Kalium Permanganat hasil campurannya larut. Percobaan tabung kedua dengan

mencampurkan 2 ml Petroleum Benzine dan 1 kristal Kalium Permanganate

setelah dikocok hasilnya tidak larut. Pada percobaan tabung ketiga dengan

mencampurkan 2 ml Kloroform yang dicampurkkan dengan 1 kristal Kalium

Permanganat setelah dikocok hasilnya tidak larut. Praktikum percobaan pada tabel

4.2. tabung pertama mencampurkan 2 ml Aquades dan 1 Kristal Iod setelah

dikocok hasilnya tidak larut. Percobaan pada tabung kedua mencampurkan 2 ml

Petroleum Benzin dan 1 Kristal Iod setelah dikocok hasilnya larut, sedangkan

pada percobaan tabung ketiga mencampurkan 2 ml Kloroform dan 1 Kristal Iod

setelah dikocok hasilnya larut. Pada kedua percobaan pembuatan larutan tersebut

dengan menggunakan Kristal Kalium Permanganat maupun Kristal Iod dapat

diketahui bahwa Kristal Kalium Permanganat merupakan senyawa polar,

sedangkan hasil percobaan menggunakan Kristal Iod pada ketiga tabung dapat

diketahui bahwa Kristal Iod hanya bisa larut dengan Kloroform.

2. Pencampuran
14

Praktikum percobaan pada tabel 4.3. tabung pertama mencampurkan 2 ml

Air dengan 2 ml etanol setelah dikocok hasilnya tercampur. Percobaan tabung

kedua campuran antara 2 ml Air dengan 2 ml Petroleum Benzin setelah dikocok

hasilnya tercampur. Sedangkan percobaan pada tabung ketiga campuran antara 2

ml Air dan Aseton setelah dikocok hasilnya tidak tercampur.

3. Kecepatan Larutan

Pada tabung reaksi kecepatan kelarutan dilakukan pada empat tabung

reaksi. Tabung pertama, kedua, dan ketiga diisi 2 ml Aquades, kemudian ketiga

tabung dimasukkan kedalam gelas beaker yang sudah diisi sepertiga Aquades,

setelah itu gelas beaker dipanaskan sampai airnya mendidih. Pada tabung keempat

masukkan Aquades yang tidak dipanaskan sebanyak 2 ml, kemudian

masingmasing tabung masukkan 1 butir Kristal Natrium Klorida (NaCl) dengan

ukuran yang sama.

Tabung pertama yang dicampurkan 1 butir Kristal NaCl yang telah

dipanaskan, setelah itu didiamkan ternyata proses kecepatan larutannya adalah

414 detik. Pada tabung kedua masukkan 1 butir Kristal NaCl campurkan pada

tabung yang berisikan Aquades yang telah dipanaskan dengan diaduk

terusmenerus, dan proses kecepatan larutannya adalah 39 detik. Pada tabung

ketiga masukkan Kristal NaCl yang telah dihaluskan kemudian campurkan pada

tabung yang berisikan Aquades yang telah dipanaskan dan diaduk ternyata proses

kecepatan larutannya adalah 84 detik. Pada tabung keempat dimasukkan 1 butir

Kristal NaCl campurkan ke dalam aquades yang tidak dipanaskan dan proses

kecepatan larutannya adalah >1800 detik.

4. Konsentrasi Larutan
15

Kalium Dikromat Praktikum percobaan yang dilakukan pada konsentrasi

larutan Kalium Dikromat pertama menimbang cawan penguap yang bersih dan

kering berat yang di dapat 43,0 g. Pipet ukur dibersihkan dengan larutan Kalium

Dikromat sebanyak 3 ml kemudian dimasukkan ke cawan penguap. Cawan

penguap yang sudah berisi larutan-larutan Kalium Dikromat ditimbang kembali

dan berat yang didapat 45,9 g. Cawan penguap yang sudah dimasukkan larutan

Kalium Dikromat lalu dipanaskan diatas Hotplate, kemudian di dinginkan, dan

ditimbang kembali cawan penguap yang telah diuapkan, hasil berat yang didapat

43,2g. Untuk mengetahui massa Kalium Dikromat berat cawan penguap setelah

diuapkan dikurangi dengan berat cawan penguap kering sehingga dapat diperoleh

massa Kalium Diromat hasil yang tersisa dicawan penguap tersebut adalah 0,2 g.
16
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini antara lain :

1. Pada percobaan pembuatan larutan dengan menggunakan Kristal Kalium

Permanganat dan Kristal Iod dapat diketahui bahwa Kristal Kalium

Permanganate merupakan senyawa polar, sedangkan hasil percobaan

menggunakan Kristal Iod pada ketiga tabung dapat diketahui bahwa Kristal

Iod bisa larut dengan Kloroform.

2. Pada percobaan tabung pertama mencampurkan 2 ml Air dengan 2 ml etanol

setelah dikocok hasilnya tercampur. Pada percobaan tabung kedua campuran

antara 2 ml Air dengan 2 ml Petroleum Benzen setelah dikocok hasilnya

tercampur. Sedangkan pada percobaan tabung ketiga campuran antara 2 ml

Air dan Aseton setelah dikocok hasilnya tidak tercampur.

3. Tabung pertama yang dicampurkan 1 butir Kristal NaCl yang telah dipanaskan,

setelah itu didiamkan ternyata proses kecepatan larutannya adalah 414 detik.

Pada tabung kedua masukkan 1 butir Kristal NaCl campurkan pada tabung

yang berisikan Aquades yang telah dipanaskan dengan diaduk terus menerus,

dan proses kecepatan larutannya adalah 39 detik. Pada tabung ketiga

masukkan Kristal NaCl yang telah dihaluskan kemudian campurkan pada

tabung yang berisikan Aquades yang telah dipanaskan dan diaduk ternyata

proses kecepatan larutannya adalah 84 detik. Pada tabung keempat

dimasukkan 1 butir Kristal NaCl campurkan ke dalam aquades yang tidak

dipanaskan dan proses kecepatan larutannya adalah >1800 detik.

17
18

4. Massa Kalium Diromat setelah setelah cawan penguap diuapkan dikurangi

dengan berat cawan penguap kering adalah 0,2 g.

5.2 Saran

Adapun saran untuk praktikum larutan yaitu durasi waktu praktikum

disesuaikan atau berlebih dengan waktu percobaan agar praktikan memiliki waktu

untuk bisa lebih memahami hal-hal yang dilakukan selama praktikum

berlangsung.
19
DAFTAR PUSTAKA

Haryono. H.E., 2019, Kimia Dasar, Deepublish, Yogyakarta.

Khikmah, N., 2015, Pengaruh Konsentrasi NaOH dan Laju Alir Pada Penentuan
Kreatinin dalam Urin Secara Sequential Injection Analysis, Kimia Student
Journal, 1(1); 613-615.

Nugraha. A.W., 2009, Kajian Termodinamika Pencampuran pada Campuran


Biner Benzena-Etanol, Jurnal Penenlitian Saintika, 9(2); 51-56.

Nugraha. A.W., Nurmalis dan Martorawiro. M.A., 2013 Pengembangan Metode


Penentuan Jenis Pelarut Senyawa-Senyawa Organik Berdasarkan Kajian
Termodinamika Kimia Melalui Pendekatan Permodelan Molekul dan
Eksperimen di Laboratorium, Jurnal Saintika, 13(1); 48-57.

Nugraheni. F.A., Setijono. H., dan Hatta. A.M., 2012, Larutan Gula dengan
Menggunakan Inteferometer Michelson, Jurnal Pomits, 1(1); 1-5

Putri. L.M., Prihandono. T., dan Supriadi. B., 2017, Pengaruh Konsentrasi
Larutan terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan, Jurnal Pembelajaran Fisika,
6(2); 147-153.

Utomo, S., 2015, Pengaruh Konsentrasi Larutan NaNO2 Sebagai Inhibitor


Terhadap Laju Korosi Besi dalam Media Air Laut, Jurnal Teknologi, 7(2);
93-103.

20

Anda mungkin juga menyukai