LARUTAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Kimia Dasar yang berjudul “Larutan”. Laporan ini disusun untuk mengetahui alat
dari berbagai sumber buku dan jurnal. Para praktikan mengucapkan terima kasih
kepada setiap pihak, yakni kepada Dosen Pengampu mata kuliah Kimia Dasar,
Asisten Praktikum, dan pihak lain yang turut membantu dalam penyelesaian
laporan ini.
ini. Maka dari itu kami akan sangat terbuka dengan kritik maupun saran yang
membangun agar laporan praktikum “Pembuatan Larutan” ini dapat tersusun lebih
baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat
Praktikan
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum......................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
BAB 3. METODE PRAKTIKUM........................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat.........................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................5
3.2.1 Alat..........................................................................................................5
3.2.2 Bahan.......................................................................................................5
3.3 Prosedur Kerja……………………………………………………………….6
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................8
4.1 Hasil...............................................................................................................8
4.1.1 Pelarut dan Zat Terlarut Polar dan Non Polar.........................................8
4.2. Pembahasan.................................................................................................10
4.2.1. Pelarut dan Zat Terlarut Polar dan Non Polar......................................10
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................13
5.1 Kesimpulan...................................................................................................13
5.2 Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
ii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
4.1 Kelarutan Polar……………………………………………..
……………….....8
4.2 Kelarutan Non Polar……………………………………………………….......8
4.3 Pencampuran………………………………………………………………......8
4.4 Kecepatan Kelarutan…………………………………………………………..9
4.5 Konsentrasi Larutan Kalium Dikromat………………………………………..9
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
Menurut Putri dkk (2017), salah satu bentuk campuran yang paling
penting dalam kajian ilmu kimia adalah larutan, yaitu campuran homogen antara
dua atau lebih zat yang komposisinya dapat diatur dan sifat masing-masing zat
penyusunnya masih tampak. Komponen pembentuk larutan adalah pelarut dan zat
terlarut. Pelarut adalah zat yang digunakan sebagai media untuk melarutkan zat
lain, biasanya (tidak selalu) memiliki jumlah lebih besar dari zat terlarutnya, dan
wujudnya tetap. Sedangkan zat terlarut adalah zat yang melarut dalam suatu
pelarut, biasanya (tidak selalu) memiliki jumlah lebih sedikit dari pelarutnya, dan
wujudnya berubah. Sebagai contoh sirup meskipun dalam sirup air lebih sedikit
dibanding gula, tetapi air tetap berwujud cair, sedangkan gula berubah dari padat
menjadi larutan maka air tetap sebagai pelarut dan gula sebagai zat terlarut. Pada
larutan yang berwujud cair, cairannya merupakan pelarut dan komponen lain yang
1
2
merta atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung
dua komponen atau lebih yang disebut zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut
komponen yang terdapat dalam jumlah banyak. Suatu larutan dengan jumlah
maksimum zat pelarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum
mencapai titik jenuh, disebut larutan tidak jenuh. Sedangkan suatu keadaan
dengan zat terlarut lebih banyak daripada pelarut disebut larutan lewat jenuh
(Haryono, 2019).
molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Suatu larutan disebut suatu
yang penting untuk dipelajari terutama menyangkut sifat komponen dan sifat
larutan itu sendiri. Pengetahuan ini bermanfaat dalam memprediksi jenis pelarut
yang tepat dalam proses tertentu, misalnya dalam isolasi bahan kimia dari bahan
(Khikmah, N. 2015). Air adalah suatu zat kimia yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi. Air merupakan bahan pelarut
yang universal, sehingga air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan
berbagai jenis senyawa kimia misalnya seperti garam-garam, gula, asam, beberapa
Bila dua macam senyawa murni yang tidak saling bereaksi dicampurkan
ada tiga kemungkinan yang akan terjadi yaitu terbentuknya larutan ideal, larutan
reguler dan larutan non reguler. Proses terbentuknya jenis-jenis larutan tersebut
sangat tergantung pada sifat-sifat senyawa yang bercampur. Bila kedua senyawa
antara satu molekul dengan molekul lain atau interaksinya sangat kecil, akan
4
5
molaritas suatu larutan tinggi, hal itu menandakan jumlah partikel yang
terlarut dalam larutan juga tinggi. Salah satu karakteristik fisis yang
2012).
6
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
4.1.1 Alat
- Tabung reaksi
- Cawan penguap
- Kasa
- Botol semprot
- Gelas pengaduk
- Pipet 10 mL
4.1.2 Bahan
- kloroform
- Petroleum benzine
7
8
- Etanol
- Kalium parmanganat
- Kristal lod
a. Kelarutan
Mengamati apakah kristal larut atau tidak larut. Mengulangi percobaan seperti di
b. Pencampuran
etanol ke tabung pertama, heksana ke tabung kedua dan aseton ke tabung ke tiga.
c. Kecepatan kelarutan
Mengisi gelas piala sepertiganya dengan air suling. Isi 3 buah tabung
reaksi sampai setengahnya dengan air suling, memasukan tabung reaksi ke dalam
gelas piala yang berisi air. Memanaskan gelas piala sampai airnya mendidih,
kemudian matikan api. Memilih 4 butir kristal garam dapur dengan ukuran hampir
sama.
1. Mengisi tabung reaksi ke empat dengan air suling. Memasukkan sebutir garam
2. Memasukkan sebutir kristal garam ke dalam salah satu tabung dalam pengangas
3. Memasukkan sebutir kristal garam lagi ke tabung lain dalam pengangas air,
ke tabung yang satu lagi dalam pengangas, mengaduk dan mencatat waktu
sampai larut.
bersama lainnya.
4. Setelah kering lap cawan penguap sampai kering. Memanaskan di atas Bunsen
4.1 Hasil
1. Kelarutan
Hasil yang didapatkan dalam praktikum kelarutan polar dan non polar
2. Pencampuran
Hasil yang didapatkan pada praktikum pencampuran, sebagai berikut :
11
12
dikocok tercampur
3. Kecepatan Kelarutan
Hasil yang didapatkan pada praktikum kelarutan polar dan non polar dapat
Dari data Tabel 4.5 dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
= 6,9 %
13
2. Konsentrasi Kemolaran
M = 0,2 K2Cr2O7 x 5 ml
194 K2Cr2O7 1000 ml
= 5,15 M
4.2. Pembahasan
1. Kelarutan
setelah dikocok hasilnya tidak larut. Pada percobaan tabung ketiga dengan
Permanganat setelah dikocok hasilnya tidak larut. Praktikum percobaan pada tabel
Petroleum Benzin dan 1 Kristal Iod setelah dikocok hasilnya larut, sedangkan
setelah dikocok hasilnya larut. Pada kedua percobaan pembuatan larutan tersebut
sedangkan hasil percobaan menggunakan Kristal Iod pada ketiga tabung dapat
2. Pencampuran
14
3. Kecepatan Larutan
reaksi. Tabung pertama, kedua, dan ketiga diisi 2 ml Aquades, kemudian ketiga
tabung dimasukkan kedalam gelas beaker yang sudah diisi sepertiga Aquades,
setelah itu gelas beaker dipanaskan sampai airnya mendidih. Pada tabung keempat
414 detik. Pada tabung kedua masukkan 1 butir Kristal NaCl campurkan pada
ketiga masukkan Kristal NaCl yang telah dihaluskan kemudian campurkan pada
tabung yang berisikan Aquades yang telah dipanaskan dan diaduk ternyata proses
Kristal NaCl campurkan ke dalam aquades yang tidak dipanaskan dan proses
4. Konsentrasi Larutan
15
larutan Kalium Dikromat pertama menimbang cawan penguap yang bersih dan
kering berat yang di dapat 43,0 g. Pipet ukur dibersihkan dengan larutan Kalium
dan berat yang didapat 45,9 g. Cawan penguap yang sudah dimasukkan larutan
ditimbang kembali cawan penguap yang telah diuapkan, hasil berat yang didapat
43,2g. Untuk mengetahui massa Kalium Dikromat berat cawan penguap setelah
diuapkan dikurangi dengan berat cawan penguap kering sehingga dapat diperoleh
massa Kalium Diromat hasil yang tersisa dicawan penguap tersebut adalah 0,2 g.
16
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
menggunakan Kristal Iod pada ketiga tabung dapat diketahui bahwa Kristal
3. Tabung pertama yang dicampurkan 1 butir Kristal NaCl yang telah dipanaskan,
setelah itu didiamkan ternyata proses kecepatan larutannya adalah 414 detik.
Pada tabung kedua masukkan 1 butir Kristal NaCl campurkan pada tabung
yang berisikan Aquades yang telah dipanaskan dengan diaduk terus menerus,
tabung yang berisikan Aquades yang telah dipanaskan dan diaduk ternyata
17
18
5.2 Saran
disesuaikan atau berlebih dengan waktu percobaan agar praktikan memiliki waktu
berlangsung.
19
DAFTAR PUSTAKA
Khikmah, N., 2015, Pengaruh Konsentrasi NaOH dan Laju Alir Pada Penentuan
Kreatinin dalam Urin Secara Sequential Injection Analysis, Kimia Student
Journal, 1(1); 613-615.
Nugraheni. F.A., Setijono. H., dan Hatta. A.M., 2012, Larutan Gula dengan
Menggunakan Inteferometer Michelson, Jurnal Pomits, 1(1); 1-5
Putri. L.M., Prihandono. T., dan Supriadi. B., 2017, Pengaruh Konsentrasi
Larutan terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan, Jurnal Pembelajaran Fisika,
6(2); 147-153.
20