Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reaksi-reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat.
Salah satu bentuk yang sering dijumpai dari campuran adalah larutan.
Dalam kebanyakan reaksi berlangsung dalam larutan air. Tubuh menyerap
mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan. Pada tumbuhan, nutrisi
diangkut dalam larutan air kesemua bagian jaringannya. Obat-obatan
biasanya merupakan larutan air atau alkohol dari senyawa fisiologis aktif.
Banyak reaksi-reaksi kimia yang dikenal, baik di dalam laboratorium atau
di industri terjadi dalam larutan (Yazid, 2005: 37).
Sifat-sifat berbagai zat yang berbeda dalam larutan dengan medium
air. Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat
yang yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak disebut pelarut.larutan biasanya berwujud gas
seperti udara, padat seperti paduan logam atau cair seperti air laut
(Raymond, 2005: 89).
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)
dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih
besar. Defenisi lain dari pengenceran diartikan pencampuran homogen yang
bersifat homogen antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Satuan
konsentrasi yang biasanya diencerkan adalah molar, normal, dan persen
(Baharuddin dan Azis, 2013: 73).
Untuk meramalkan sifat larutan tidak dapat langsung dari sifat
komponennya, karena dalam campuran terdapat banyak interaksi antara
komponen penyusunnya. Oleh sebab itu, perlu dibuat suatu model larutan
sebagai standar untuk mengungkapkan hubungan antara komposisi dengan
sifat larutan. Model larutan yang banyak dipakai adalah larutan ideal
(Yazid, 2005: 37).
1
Berdasarkan teori diatas maka akan dilakukan praktikum pembuatan
larutan dan faktor pengenceran dengan menggunakan larutan yang pekat
dan padatan.
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui pengertian pengenceran dan;
2. Untuk mengetahui factor-faktor pengenceran larutan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan dapat di definisikan sebagai campuran homogen dari dua zat atau
lebih yang terdiri sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Disebut homogen karena komposisi larutannya begitu seragam (satu fasa) hingga
Suatu larutan terdiri dari dua komponen yang penting. Biasanya salah satu
komponen yang mengandung jumlah zat terbanyak disebut sebagai pelarut (solven),
sedangkan komponen yang lainnya yang mengandung jumlah zat sedikit disebut
(solute). Kedua komponen dalam larutan dapat sebagai pelarut atau zat terlarut
Karena fase larutan dapat berbentuk padat, cair, dan gas, berarti ada
sembilan kemungkinan jenis larutan. Diantara jenis-jenis larutan ini yang penting
adalah larutan gas dalam cair, cair dalam cair, dan padat dalam cair (Yazid, 2005:
38).
Pembentukan larutan pada zat padat atau cairan larut dalam cairan, maka
terlarut dan pelarut. Selain itu juga terdapat gaya tarik dalam molekul
(intramolekul) itu sendiri, yang menyebabkan molekul atau ionnya masih tetap
Larutan jenuh adalah larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam
jumlah maksimal, hingga tidak dapat ditambahkan lagi zat terlarut. Pada keadaan
ini tsrjadi kesetimbangan antara solute yang larut dan yang tak larut atau kecepatan
pelarutan sama dengan kecepatan pengenapan (Yazid, 2005:43).
3
Larutan tak jenuh (unsaturated) adalah seatu larutan yang mengandung
larutan lewat jenuh (supersaturated) mengandung solut lebih banyak (pekat) dari
pada yang ada dalam larutan jenuhnya pada suhu yang sama. Larutan lewat jenuh
tidak berada dalam kesetimbangan melainkan dalam sistem metastabil. Larutan ini
biasaya dibuat dengan membuat larutan jenuh pada suhu lebih tinggi (Yazid,
2005: 44).
Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan atau solut dan pelarut atau solvent.
Untuk larutan gula dalam air, gula merupakan zat pelarut dan air sebagai pelarutnya.
Untuk larutan alkohol dalam air, tergantung zat yang banyak. Karena itu dapat
dikatakan larutan air dalam alkohol atau alkohol dalam air. Faktor yang
mempengaruhi daya larut suatu zat dalam zat lain dipengaruhi oleh jenis zat pelarut,
jenis zat pelarut temperatur dan tekanan. Pengaruh temperatur tergantung dari
panas pelarutan. Bila panas pelarutan negatif, daya larut turun dengan naiknya
temperatur. Bila panas pelarutan positif, daya larut naik dengan nainnya temperatur.
Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat padat dan zat cair, tetapi
berpengaruh pada daya larut gas (Sukardjo, 2003).
4
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum cara menghitung factor
pengenceran:
1. Labu ukur
2. Larutan yang akan diencerkan yang telah diketahui konsentrasinya
3. Gelas beker
4. Pipet tetes
5. Pipet mikron
5
C. Cara Kerja
Larutan NaCl
1. Pengenceran NaCL dari 0, 1 molar menjadi 0,01 molar yang
sebelumnya sudah dikonversi, jadi didapatkan berapa volume yang
diperlukan atau yang diambil dari larutan NaCl 1 molar.
2. Memipet larutan NaCl sebanyak 10 ml menggunakan pipet volume 10
ml
3. Masukkan dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan aquades hingga dasar
leher labu ukur.
4. Membersihkan cairan-cairan yang ada pada labu ukurnya dengan
menggunakan tisu dengan batang pengaduk lalu dimasukkan dalam labu
ukur, kemudian diusap dengan memutar-mutar batang pengaduk
sehingga cairan yang ada pada dinding labu ukur akan terserap pada tisu.
5. Homogenkan agar larutan bersifat merata
6. Tuang larutan tadi kedalam bekker glass 100 ml, larutan tersebut bisa
disebut dengan laurutan NaCl dengan konsentrasi 0,01 molar
6
5. Kembalikan larutan yang dipakai. Lalu tambahkan aquades, disini
larutannya akan bersifat hangat.
6. Usap dinding leher labu ukur menggunakan tisu, setelah bersih dari
cairan. Tambakan larutan sedikit demi sedikit tanpa menyentuh labu
ukurnya. Lakukan sejajar dengan mata.
7. Tutup dan homogenkan agar semua larutan tercampur
8. Pindahkan larutan kedalam bekker glass sebanyak 100 ml
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Setelah semua langkah kerja dilakukan pada larutan NaCl dapat
dilihat perbedaan antara Nacl sebelum dan sesudah diencerkan, pada NaCl
yang sudah diencerkan akan terlihat lebih bening dari pada yang belum
diencerkan. Pengenceran NaCL dari 0, 1 molar menjadi 0, 01 molar yang
sebelumnya sudah dikonversi, jadi didapatkan berapa volume yang
diperlukan atau yang diambil dari larutan NaCl 1 molar.
Pengenceran Asam sulfat 95% menjadi 3 molar, volume yang
dibutuhkan adalah 16, 9 ml. Pada saat mengeluarkan larutan asam sulfatnya
sebanyak 16, 9 ml, disini akan mengeluarkan panas karena mengalami
reaksi eksoterm yaitu proses pengeluaran panas dari sistem ke lingkungan.
Setelah penambahan aquades, pada metil biru akan pudar warnanya,
karena hanya berkonsentrasi 1 ppm.
B. Pembahasan
Larutan dapat di definisikan sebagai campuran homogen dari dua
zat atau lebih yang terdiri sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya
dapat bervariasi. Disebut homogen karena komposisi larutannya begitu
seragam (satu fasa) hingga tidak dapat diamati bagian-bagian komponen
penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Dalam campuran
heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat diamati antara fase-fase
yang terpisah.
Cara penghitungan:
Larutan stok:
0, 1 m
10 ml
8
Penyelesaian:
𝑀1 𝑉1 = 𝑀2 𝑉2
0,1 𝑀 𝑋 = 0,01 𝑀 . 10 𝑀𝐿
0,1
X= 0,1
= 1 ml
Ambil 1 ml ad 10 ml
25 / 1 = 25 kalinya
Kemudian hitung seluruh factor pengenceran larutan tersebut adalah
10 x 25 = 250 kalinya
Maka factor pengenceran seluruhnya adalah 250 kalinya
9
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Larutan dapat di definisikan sebagai campuran homogen dari dua zat
atau lebih yang terdiri sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya
dapat bervariasi. Disebut homogen karena komposisi larutannya begitu
seragam (satu fasa) hingga tidak dapat diamati bagian-bagian komponen
penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)
dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih
besar.
B. Saran
Saran untuk percobaan selanjutnya apabila melakukan percobaan
faktor pengenceran atau pembuatan larutan agar kiranya menggunakan
bahan kimia lain agar bisa dibandingkan dengan praktikum yang telah
dipelajari
10
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Edisi ke 3 (jilid 2).
Jakarta: Erlangga.
Eistein Yazid. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Penerbit Andi, Yogyakarta