Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

UNIT 1
PERCOBAAN PEMBUATAN LARUTAN

DI SUSUN OLEH :

NAMA : DEWI
NIM : H0321002
KELOMPOK/KELAS : II / PENDIDIKNA BIOLOGI A
ASISTEN : WINARTY / H0319336

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
MAJENE, 2021

i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Kimia Dasar unit I “Percobaan Pembuatan
Larutan” yang disusun oleh :
Nama : Dewi
NIM : H0321002
Kelas : Pendidikan Biologi A
Kelompok : II (Dua)
Telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten/Koordinator Asisten dan
dinyatakan telah diterima.

Majene, November 2021

Koordinator Asisten Asisten

Naura Nazifah R Hidayat Winarty


Nim : H0317017 Nim : H0319336

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat beraktivitas sebagaimana
mestinya, termasuk dalam penyusunan laporan ini yang berjudul “Percobaan
Pembuatan Larutan”.
Laporan ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan ini.
Akhir kata semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan saya pada khususnya. Saya mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata saya
sampaikan terima kasih.

Majene, November 2021


Penulis

Dewi
Nim : H0321002

iii
DAFTAR ISI
SAMPUL ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................... 1
C. Waktu dan Tempat ........................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 2
BAB III METODE PRAKTIKUM ............................................................ 3
A. Alat dan Bahan ................................................................................. 3
B. Cara kerja ......................................................................................... 3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 4
A. Hasil Pengamatan .............................................................................. 4
B. Pembahasan .......................................................................................4
BAB V PENUTUP .......................................................................................6
A. Kesimpulan ........................................................................................6
B. Saran ..................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................7
LAMPIRAN .................................................................................................8
A. Laporan Sementara ............................................................................8
B. Dokumentasi Praktikum ...................................................................11

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium khususnya laboratorium
kimia, sangat sulit terlepas dari larutan. Larutan adalah salah satu bagian
terpenting dalam melakukan suatu kegiatan dalam penelitia.
Larutan sendiri pada dasarnya merupakan campuran homogen yang terdiri
dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut
(zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-
zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan
pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau
solvasi (Chang, 2003).
Dalam praktikum ini akan dilakukan percobaan tentang pembuatan larutan
dimana praktikan diharapkan dapat mengetahui serta memahami tentang
konsentrasi suatu larutan yang ada atau yang akan dibuat. Dalam hal ini akan
diketahui apakah larutan tersebut akan melakukan percobaan.
Dalam percobaan ini pula, kita dapat mengetahui cara-cara ataupun
prosedur ketika mencampurkan suatu larutan yang mana ukurannya telah
ditentukan terlebih dahulu. Percobaan ini akan membahas mengenai konsentrasi
larutan yang dapat dinyatakan dengan beberapa cara antara lain : molaritas,
molalitas, normalitas, persen berat dan volume, ppm dan lain sebagainya.
B. Tujuan
Untuk membuat larutan NaOH
C. Waktu dan Tempat
Hari Tanggal : Sabtu, 30 Oktober 2021
Waktu : “13.00-17.30” WITA
Tempat : Laboratorium Terpadu Universitas Sulawesi Barat

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Campuran zat-zat yang homogen disebut larutan yang memiliki komposisi
larutan merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan
mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan
komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen dalan
jumlah banyak. Campuran homogen yaitu suatu campuran yang terjadi antara dua
zat atau lebih dengan partikel-partikel penyusun yang sulit atau tidak dapat
dibedakan lagi. Campuran homogen juga disebut sebagai larutan. Ukuran partikel
dalam larutan memiliki diameter sangat kecil yaitu sekitar 0,000000001 m, dan
sulit atau tidak dapat dengan mikroskop (Achmad, 1996).
Campuran terbagi menjadi dua bagian, yaitu campuran homogen dan
campuran heterogen. Campuran Homogen adalah campuran unsure-unsur dan
atau senyawa yang mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda
susunan dari contoh, selain itu juga merupakan pengabungan zat tunggal atau
lebih yang semua partikel-nya menyebar merata sehingga membentuk satu fase.
Yang disebut satu fase adalah zat dan sifat komposisinya sama antara satu bagian
dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran dapat dikatakan campuran
homogen jika antara komponen-nya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak
terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultras. Selain itu, campuran
homogen mempunyai komposisi yang sama pada setiap bagiannya dan juga
memiliki sifat-sifat yang sama di seluruh cairan. Campuran heterogen adalah
campuran yang komponen-komponennya dapat memisahkan diri secara fisik
karena perbedaan sifatnya dan pengabungan yang tidak merata antara dua zat
tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan lainnya
tidak sama di berbagai bejana. Dan juga campuran dapat dikatakan heterogen jika
antara komponen yang masih terdapat bidang batas dan seringkali dapat
dibedakan tanpa menggunakan mikroskop, hanya dengan mata telanjang, serta
campuran memiliki dua fase, sehingga sifatnya tidak seragam (Sutresna,2008).
Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul terlarut mempunyai
kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dengan molekul-molekul
pelarut. Bila ada kesamaan dari sifat kelistrikan, misalnya momen dipole yang
tinggi, antara solute/solvent, maka gaya tarik yang terjadi adalah kuat. Bila tidak
ada kesamaan, maka gaya tarik solute/solvent lemah. Dengan menggunakan
alasan ini, suatu senyawa yang bersifat polar seperti air biasanya menggunakan
solvent yang baik untuk senyawa yang polar seperti alcohol tetapi merupakan
solvent yang jelek untuk senyawa yang non polar seperti gajolin. (Syukri, 1999).

2
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Timbangan analitik
b. Gelas kimia
c. Pengaduk
d. Pipet tetes
e. Aluminium foil
f. Botol semprot
2. Bahan
a. NaOH 1M
b. Aquades

B. Cara kerja
a. Menyalakan timbangan analitik.
b. Meletakkan aluminium foil di atas timbangan kemudian tekan tombol
netralkan.
c. Meletakkan NaOH diatas aluminium untuk ditimbang sampai 16 gram.
d. Memasukkan NaOH hasil penimbangan ke dalam gelas kimia dan
tambahkan aquades kedalamnya sebanyak 400 ml.
e. Mengaduk NaOH menggunkan pengaduk sampai NaOH larut dalam
aquades.
f. Mengambil 20 ml larutan tadi menggunakan pipet tetes dan campurkan
aquades sebanyak 200 ml ke dalam gelas kimia.
g. Membandingkan larutan pertama dan kedua.

3
BAB IV
HASIL DAN PEMBASAHAN
A. Hasil Pengamatan
a. Hasil pengamatan NaOH 16 gram dengan menambahkan aquades 400
ml menghasilkan suhu panas.
b. Hasil pengamaatan NaOH 20 ml dengan menambahkan 200 ml
aquades menghasilkan suhu dingin.
B. Pembahasan
Pembuatan Larutan NaOH, NaOH dapat terionisasi dengan sempurna di
dalam air, karena NaOH mempunyai kelarutan yang besar sehingga sangat
mudah terionisasi dalam air. Untuk dapat membuat suatu senyawa NaOH
dapat dilakukan dengan cara melarutkan zat terlarut yang berada dalam bentuk
padatan yang telah di lakukan dalam percobaan ini. Yaitu dengan melarutkan
NaOH sebanyak 16 gram ke dalam gelas kimia yang telah diisi dengan
aquades dan mengaduk larutan tersebut untuk mempercepat laju reaksi dan
mendapatkan suatu larutan homogen maka senyawa NaOH yang berupa
butiran akan bereaksi dengan air dan akan terurai menjadi suatu ion Na dab
ion Hidroksida sehingga dihasilkan konsentrasi larutan NaOH 0,2 M.
C. Pertanyaan dan Jawaban
1. Pertanyaan
a. Hitunglah massa NaOH yang harus ditimbang jika ingin membuat
400 ml NaOH 1M. diketahui Ar Na = 23, O = 16, H = 1
b. Hitung berapa molar NaOH yang dihasilkan dalam pengenceran
jika 200 ml NaOH 1M ditambahkan air sebanyak 100 ml.
2. Jawaban
a. Diketahui : V = NaOH = 400 ml = 0,4 l
[NaOH] = 1M = 1 mol/l
Ar Na = 23, O = 16, H = 1
Ditanyakan : Massa …?
Penyelesaian ;
Mr NaOH = Ar Na + Ar O + Ar H
= 23 + 16 + 1
= 40 g/mol
Massa NaOH = Molaritas x Mr NaOH x Volume Pelarut (ml)
1000
4
= 1M x 40 x 400 ml
1000
= 16 gram

b. Diketahui : V1 = 100 ml
V2 = 20 ml
NaOH = 1M
Ditanyakan : berapa molar NaOH …?
Penyelesaian :
M1 x V1 = M2 x V2
M2 = M1 x V2
V1
M2 = 1M x 20 ml
100 ml
= 0,2 M

5
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kami melakukan praktikum percobaan pembuatan larutan ini
kesimpulan yang didapat bahwa praktikan sudah mampu membuat larutan.
Dimana nantinya akan berguna untuk menyatakan komposisi larutan secara
kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah
zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan
volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat, mol) tertentu
dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu
fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan
persen massa dan persen volume.
Dan kami juga mampu membuat larutan dengan pengencaran berbagai
konsentrasi. Proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan
pekatnya disebut pengencaran. Larutan didefinisikan sebagai campuran
homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom
maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Solute adalah zat terlarut
sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut.
B. Saran
1. Praktikum
Dalam praktikum selanjutnya saya mengharapkan untuk dapat
menggunakan zat lain seperti CH 3COOH yang merupakan asam lemah
sehingga dapat menghasilkan data yang lebih beragam.
2. Asisten
Untuk mengerjakan laporan lengkap praktikan sangat
membutuhkan perhatian dari kakak asisten terkhusus praktikan yang
baru pertama kali berhadapan dengan leptop,dan semoga dapat
memahami bahwa tugas matakuliah yang lain juga ada sehingga
praktikan sulit membagi waktu.
3. Laboratorium
Agar dalam praktikum selanjutnya alat-alat yang digunakan
lebih lengkap dan cukup untuk semua kelompok sehingga praktikum
dapat berjalan dengan lancar.

6
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Sutresna, Nana. 2008. Kimia 2A. Grafindo Media Pratama: Bandung

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid I. ITB: Bandung.

7
DOKUMENTASI

Larutan

Larutan NaOH 400 Ml Larutan NaOH 100 ml

11
Timbangan analitik

NaOH

Aluminium foil

12
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
UNIT II
PERCOBAAN STOIKIOMETRI

DI SUSUN OLEH :

NAMA : DEWI
NIM : H0321002
KELOMPOK/KELAS : II/ PENDIDIKNA BIOLOGI A
ASISTEN : WINARTY / H0319336

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
MAJENE, 2021

i
LEMBAR PENGESAHA
Laporan lengkap praktikum Kimia Dasar unit II “Percobaan
Stoikiometri” yang disusun oleh :
Nama : Dewi
NIM : H0321002
Kelas : Pendidikan Biologi A
Kelompok : II (Dua)
Telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten/Koordinator Asisten dan
dinyatakan telah diterima.

Majene, November 2021

Koordinator Asisten Asisten

Naura Nazifah R Hidayat Winarty


Nim : H0317017 Nim : H0319336

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karna berkat
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan lengkap “Praktikum
Kimia Dasar”. Penulisan laporan ini adalah salah satu syarat ketuntasan
praktikum dalam mata kuliah Kimia dasar.
Dalam penulisan laporan praktikum ini saya merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Atas tersusunnya laporan ini, maka saya menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada Ibu Mesra Damayanti,S.Pd.,M.Pd selaku Dosen Kimia Dasar,
serta seluruh asisten praktikum, dan segenap pihak yang telah membantu hingga
laporan ini terselesaikan.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.

Majene, November 2021


Penulis

Dewi
Nim : H0321002

iii
DAFTAR ISI
SAMPUL ...................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................iii
DAFTAR ISI ................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Tujuan ................................................................................................1
C. Waktu dan Tempat .............................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................2
BAB III METODE PRAKTIKUM ............................................................3
A. Alat dan Bahan ..................................................................................3
B. Cara kerja ...........................................................................................3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................4
A. Hasil Pengamatan ..............................................................................4
B. Pembahasan .......................................................................................6
BAB V PENUTUP .......................................................................................8
A. Kesimpulan ........................................................................................8
B. Saran ..................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................9
LAMPIRAN ................................................................................................10
A. Laporan Sementara ...........................................................................11
B. Dokumentasi Praktikum ...................................................................12

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stoikiometri merupakan ilmu yang menghitung hubungan kuantitatif
dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (Alfian, 2009:1). Hal tersebut
juga diperjelas oleh Winarni, dkk (2013:44) yang menyatakan bahwa
materi stoikiometri merupakan kajian tentang hubungan-hubungan
kuantitatif dalam reaksi kimia. Pemaknaan lebih luas menjelaskan bahwa
stoikiometri mempelajari aspek kuantitatif rumus dan reaksi kimia, hal
tersebut diperoleh melalui pengukuran massa, volume, jumlah dan
sebagainya yang terkait dengan atom, ion atau rumus kimia serta saling
keterkaitannya dalam suatu mekanisme reaksi kimia (Ernawati,2015: 18).
Pada stoikiometri persamaan reaksi akan sangat dibutuhkan dalam
pembuatan reaksi dan perhitungannya dalam kehidupan sehari-hari ilmu
kimia sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang industry seperti ystem y,
tekstil makanan, dan industry farmasi. Dalam industry farmasi dn obt-
obatan dihasilkan barang yang berupa obat, baik dalam bentuk padat
maupun cair. Pembuatan obat-obatan tersebut biasanya dilakukan dengan
reaksi kimia dan melibatkan perhitungan kimia yang rumit. Selain itu
hubungan kuantitatif zat-zat dalam reaksi kimia juga sangat berpengaruh
dalam perhitungan kimia.
Oleh karena itu praktikum kali ini diperlukan untuk memahami
lebih dalam mengenai prinsip dan cara kerja dari stoikiometri dalam hal
ini untuk mengetahui hasi reaksi dari ystem NaOH-HCl dan ystem
NaOH-H2SO4 beserta jumlahnya dan perubahan temperature ystem
tersebut, serta untuk mengetahui konsep dari reaksi stoikiometri dan reaksi
non stoikiometri.

B. Tujuan
Dapat mempelajari titik stoikiometri sistem melalui pengamatan
terhadap satu reaksi.
C. Waktu dan Tempat
Hari Tanggal : Sabtu, 30 Oktober 2021
Waktu : “13.00-17.30” WITA
Tempat : Laboratorium Terpadu Universitas Sulawesi Barat

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Stoikiometri adalah ilmu kimia yang mempelajari dan menghitung
hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia didasarkan pada
hukum-hukum dasar dan persamaan reaksi. Sederhananya stoikiometri merupakan
pokok bahasan dalam ilmu kimia. Reaktan itu sendiri adalah zat yang diperoleh
sebagai hasil reaksi kimia (Chang, 2005).
Stoikiometri bergantung pada kenyataan bahwa unsur-unsur berperilaku
dengan cara yang dapat diprediksi, dan materi yang tidak dapat diciptakan atau
dihancurkan, karena itu ketika unsur digabungkan menghasilkan reaksi kimia,
sesuatu yang dikenal dan spesifik yang akan terjadi dan hasil reaksi dapat
diprediksi berdasarkan unsur-unsur dan komponen diencerkan dalam larutan yang
konsentrasinya diketahui, bereaksi dalam kondisi eksperimen (Syukri, 1999).
Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom yang
bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan dikelilingi oleh elektron yang
bermuatan negative. Ione adalah sebuah atom atau sekelompok atom yang
mempunyai muatan. Terbagi menjadi kation dan anion. Kation adalah ion yang
mempunyai muatan positif dikit. Anion adalah ion yang mempunyai muatan
negative. Sedangkan molekul adalah suatu kumpulan atau mie terdiri dari
sedikitnya dua atom dalam susunan tertentu yang terikat bersama oleh ikatan
kimia. Molekul terbagi menjadi molekul diatomic dan molekul poliatomik.
Poliatomik adalah suatu molekul yang memiliki atom-atom yang berbeda jenis
misalnya seperti molekul H2SO4 dan lain sebagainya (Syukri, 1999).

2
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas kimia
b. Gelas ukur
c. Batang pengaduk
d. Pipet tetes
e. Staif dan kllem
f. Termometer
g. Botol semprot
2. Bahan
a. NaOH 1M
b. HCl 1M
c. H2SO4 1M
d. Aquades
B. Cara Kerja
a. Memasukkan NaOH 1M kedalam gelas ukur sebanyak 20 ml.
b. Memasukkan HCl 1M kedalam gelas ukur sebanyak 10 ml.
c. Memasukkan NaOH sebanyak 20 ml kedalam gelas kimia, lihat dan
catat suhunya (sebagai T mula-mula).
d. Memasukkan HCl sebanyak 10 ml ke dalam gelas kimia yang berisi
NaOH 1M sambil di aduk, kemudian catat perubahan suhu yang
terjadi.
e. Mengulangi percobaan di atas untuk larutan NaOH 1M dengan H2SO4
1M.

3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Stoikiometri NaOH-HCl

NaOH (mL) 25 20 15 10 5
HCl (mL) 5 10 15 20 25
TM (C) - 30 32 33 -
TA (C) - 39 40 39 -
ΔT (C) - 9 8 6 -

2. Stoikiometri NaOH-H2SO4

NaOH (mL) 25 20 15 10 5
HCl (mL) 5 10 15 20 25
TM (C) - 31 32 32 -
TA (C) - 36 34 33 -
ΔT (C) - 5 2 1 -

Keterangan :
TM : suhu mula-mula
TA : suhu akhir
ΔT : perubahan suhu

a. Perhitungan ΔT untuk NaOH-HCl


1) NaOH 20 ml – HCl 10 ml
ΔT = TAC - TMC
= 39C - 30C
= 9C
2) NaOH 15 ml – HCl 15 ml
ΔT = TAC - TMC
= 40C - 32C

3) NaOH 10 ml – HCl 20 ml
ΔT = TAC - TMC
= 39C - 33C
= 6C

4
b. Perhitungan ΔT untuk NaOH-H2SO4
1) NaOH 20 ml – H2SO4 15 ml
ΔT = TAC - TMC
= 36C - 31C
= 5C
2) NaOH 15 ml – H2SO4
ΔT = TAC - TMC
= 34C - 32C
= 2C
3) NaOH 10 ml – H2SO4
ΔT = TAC - TMC
= 33C - 32C
= 1C

stoikiometri NaOH-HCl
10
9
8
7
6 perubahan suhu
Axis Title 5
4
3
2
1
0
5 10 15 20 25

Stoikiometri NaOH-H2SO4
6
5
4 Perubahan Suhu
Axis Title 3
2
1
0
5 10 15 20 25

5
B. Pembahasan
Stoikiometri pada praktikum kali ini adalah suatu perhitungan kimia yang
menyangkut tentang hubungan kuantitatif antara zat yang terlibat dalam
reaksi yang dilakukan titik dalam reaksi stoikiometri sendiri reaksi yang
berada di dalam reaksi kimia tersebut harus habis bereaksi dalam reaksi kimia
tersebut sehingga tidak ada mol sisa dalam reaksi tersebut atau tidak adanya
pereaksi pembatas.
pada percobaan pertama yaitu percobaan dengan sistem NaOH HCl
pertama dimasukkan larutan NaOH ke dalam gelas kimia volume berurutan
yaitu 20 Ml, 15 Ml, 10 Ml. Setelah dimasukkan langsung diukur suhunya
masing-masing. untuk volume suhu yang diukur menggunakan termometer
mendapat hasil berturut-turut yaitu 30°C, 32°C,dan 33°C. setelah itu di
tuangkan larutan HCl dengan volume yang berurutan juga tetapi mulai dari 10
Ml, 15 Ml, 20 Ml lalu diaduk merata, kemudian diukur masing-masing
suhunya dan mendapatkan hasil berturut-turut yaitu 39°C, 40°C, dan 39°C.
Pada percobaan yang kedua yaitu percobaan dengan sistem NaOH
H2SO4 pertama dimasukkan larutan ke dalam gelas kimia volume berurutan
yaitu dimulai dari 20 Ml, 15 Ml, dan 10 Ml. Setelah dimasukkan, langsung
diukur suhunya masing-masing. untuk volume masing-masing, suhu yang
diukur menggunakan termometer mendapat hasil berturut-turut yaitu 31°C,
32°C dan 32°C. setelah itu dituangkan larutan H2SO4 dengan volume yang
berurutan juga tetapi mulai dari 10 Ml, 15 Ml, dan 20 Ml,lalu diaduk merata..
Kemudian diukur masing-masing sukunya dan mendapatkan hasil berturut-
turut yaitu 36°C, 34°C, dan 33°C.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi stoikiometri diantaranya adalah:


1. Konsentrasi zat yang akan dicampurkan. konsentrasi zat mempengaruhi
Perhitungan jumlah mol pada saat mula-mula bereaksi, hingga mol sisa
setelah terjadinya reaksi. selain itu juga, besar kecilnya konsentrasi juga
mempengaruhi suhu campuran yang dihasilkan.
2. Volume zat yang akan dicampurkan. sama halnya dengan konsentrasi,
volume zat juga akan mempengaruhi Perhitungan jumlah mol dari sebelum
hingga setelah terjadinya reaksi.

6
Prinsip percobaan pada stoikiometri ini adalah pada saat terjadi reaksi
stoikiometri, maka suhu dari campuran tersebut akan mencapai titik maksimum
karena pengaruh volume terhadap suhu campuran yaitu jika perbandingan
antara volume asam dan basa adalah sama, maka reaksi tersebut akan mencapai
titik maksimum, sedangkan reaksi kimia ini akan mencapai titik minimum
apabila ketika terdapat Perbandingan volume dari salah satu larutan yang lebih
banyak dibandingkan dengan larutan yang lain. prinsip percobaan dari
percobaan adalah berdasarkan metode variasi kontinu yaitu adalah sederet
pengamatan dengan jumlah tiap reaksinya diubah-ubah tetapi jumlah totalnya
tetap.
Adapun alat-alat yang digunakan dan memiliki fungsi yaitu gelas kimia
yang berfungsi untuk mengukur volume larutan atau bahan yang tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi titik gelas kimia juga digunakan
sebagai wadah untuk menyimpan serta membuat larutan titik gelas ukur 25 Ml
digunakan sebagai alat ukur volume cairan atau suatu larutan. termometer
berfungsi untuk mengukur suhu atau temperatur maupun perubahan suhu suatu
larutan. fungsi dari pipet tetes adalah untuk membantu memindahkan cairan
dari suatu wadah wadah lainnya dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes
demi setetes. kertas label berfungsi untuk memberi nama larutan agar mudah
dan menghindari pertukaran larutan saat larutan akan dituangkan di dalam
gelas kimia.
Fungsi perlakuan pada praktikum kali ini adalah pengukuran suhu gunakan
termometer adalah untuk mengetahui suhu masing-masing larutan maupun
suhu dari campuran hasil kedua larutan tersebut. kemudian fungsi diukur suhu
larutan dengan volume yang berbeda-beda adalah untuk mengukur suhu
tersebut dan juga melihat Apakah volume larutan berpengaruh terhadap suhu
larutan tersebut fungsi pengukuran suhu campuran ini juga berfungsi untuk
menentukan titik maksimum dan titik minimum suatu larutan.
Faktor kesalahan yaitu pada saat termometer akan dimasukkan ke dalam
gelas ukur untuk mengukur suhu termometer tempat menempel di dinding kaca
gelas ukur sehingga hasil tidak akurat. hal ini terjadi karena kurangnya berhati-
hati praktikan untuk mengukur suhu dengan benar.

7
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah saya lakukan
dilaboratorium,maka saya dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pembuatan larutan adalah suatu kegiatan pencampuran zat terlarut dengan
zat pelarut.
2. Pengenceran dilakukan untuk membuat larutan standar
3. Molaritas adalah kepekaan suatu larutan
4. Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat
5. Pengenceran Larutan menggunakan aquades
6. Pembuatan larutan harus dilakukan pencampuran bahan-bahan dan
menggunakan aquadest.

B. Saran
1. Praktikum
Dalam praktikum selanjutnya saya mengharapkan untuk dapat
menggunakan zat lain seperti CH 3COOH yang merupakan asam lemah
sehingga dapat menghasilkan data yang lebih beragam.
2. Asisten
Untuk mengerjakan laporan lengkap praktikan sangat
membutuhkan perhatian dari kakak asisten terkhusus praktikan yang
baru pertama kali berhadapan dengan leptop,dan semoga dapat
memahami bahwa tugas matakuliah yang lain juga ada sehingga
praktikan sulit membagi waktu.
3. Laboratorium
Agar dalam praktikum selanjutnya alat-alat yang digunakan
lebih lengkap dan cukup untuk semua kelompok sehingga praktikum
dapat berjalan dengan lancar.

8
DAFTAR PUSTAKA
Manalu, Herbert.dkk. (2021). Stoikiometri : Terintegrasi Media Easy Sketch.
Yayasan Kita Menulis.
Sulakhudin. (2019). Kimia Dasar : Konsep dan Aplikasinya dalam Ilmu Tanah.
Yogyakarta : DEEPUBLISH.
Sulastri. (2017). Buku Ajar – Dasar Kimia I. Syiah Kuala University press.

Damayanti. (2021). Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Majene Universitas Negeri


Sulawesi Barat.

9
DOKUMENTASI
Larutan

Larutan NaOH 400 Ml Larutan NaOH 100 ml

12

Anda mungkin juga menyukai