KIMIA DASAR
DISUSUN OLEH :
NAMA : LALU DERY IBRAHIM MAHENDRA
NIM : G1A021027
Laporan tetap praktikum kimia dasar ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk mengikuti UAS praktikum dan untuk memenuhi kelengkapan tugas pada
mata kuliah kimia dasar.
Mengetahui,
Co. Ass Acara II Co. Ass Acara III
RISMA APRILIANTI
G1C017050
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kita nikmat dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Laporan Tetap Praktikum Kimia Dasar ini sebagaimana mestinya.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Coord. dan Co. Asst Praktikum Kimia Dasar yang dengan sabar, tulus dan tidak
kenal lelah dalam membimbing dan mengajari kami demi lancarnya praktikum
yang kami laksanakan.
Kami menyadari akan ketidak sempurnanya laporan kami karena
keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, karena itu kami minta kerja sama dari
saudara/i untuk memberi masukan kepada kami demi kebaikan kita bersama.
Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi diri saya khususnya dan bagi
kita semua pada umumnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui perbedaan asam dan basa berdasarkan pH larutan.
b. Menentukan konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi.
2. Waktu Praktikum
Rabu, 29 September 2021
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Konsep pada pembelajaran kimia larutan merupakan suatu
abstraksi atau gagasan tentang suatu materi atau perubahan suatu materi
yang dimaksud. Pada pembelajaran konsep larutan asam basa, pendekatan
makroskopis dapat diterapkan dengan cara mengkonkretkan konsep asam
melalui penggunaan lakmus dengan cara pengukuran pH larutan. Pada
keadaan ini dijelaskan bahwa asam merupakan suatu senyawa yang
memiliki pH lebih kecil dari 7 sedangkan basa memiliki pH lebih besar
dari 7. Untuk membuktikan hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
pH meter lakmus universal.(Azhar, 2017).
Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam; khususnya yang berkaitan
dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika, dan
energetika zat. Ilmu kimia mempelajari bangun (struktur) materi dan
perubahan-perubahan yang dialami materi baik dalam proses-proses
alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Melalui kimia kita
mengenal susunan (komposisi) zat baik alamiah maupun buatan, dan
mengenal proses-proses penting dalam benda hidup, termasuk tubuh kita
2
sendiri. Hubungan antara mol dengan massa suatu unsure atau senyawa
dan jumlah partikel dinyatakan sebagai:
gram
n mol = ataugram = n mol × Mr
Mr
(Rahmawati, 2015).
Topik asam basa perlu diverifikasi dan salah satu cara
pembuktiannya adalah dengan menggunakan indicator assam basa.
Indicator asam basa yang umum adalah indicator sintetik. Indikator ini
mahal dan susah untuk didapatkan. Untuk mengatasi masalah tersbut
solusi yang diperlukan yaitu dengan menggunakan indicator asambasa dan
ekstrak pewarna alami (Nurhadi, 2017).
Dalam percobaan titrasi, suatu larutan yang konsentrasinya
diketahui secara pasti,disebut sebagai larutan standar (standar solution),
ditambahkan secara bertahap ke larutan lain yang konsentrasinya tidak
diketahui sampai reaksi kimia antara kedua larutan tersebut berlangsung
sempurna. Jika kita mengetahui volume larutan standar dan larutan tidak
diketahui yang digunakan dalam titrasi, maka kita dapat menghitung
konsentrasi larutan tidak diketahui itu (Maftuha, 2014).
3
2. Bahan-bahan praktikum
a. Asam klorida (HCl(aq))1 M
b. Aquades (H2O(l))
c. Kalium hidroksida (KOH(s))
d. Kalium hidroksida (KOH(aq)) 1 M
e. Indikator phenolftalain (C20H12O4(aq))
D. PROSEDUR PERCOBAAN
• Pembuatan Larutan dari Padatan
a) Ditimbang padatan KOH menggunakan timbangan analitik
sebanyak 1,4 gram; 0,7 gram; dan 0,35 gram.
b) Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL.
c) Dilarutkan dengan aquades secukupnya.
d) Dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL.
e) Ditambahkan aquades sampai tanda batas labu ukur.
f) Dikocok atau dihomogenkan.
• Pengenceran Larutan
a) Diambil larutan HCl sebesar 12,5 mL; 2,5 mL dan 1,25 mL.
b) Dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL.
c) Ditambahkan aquades sampai tanda batas labu ukur.
d) Dikocok atau dihomogenkan.
• Titrasi
a) Larutan basa
• Standarisasi buret dengan HCl 1 M.
• Pindahkan masing-masing larutan yang telah dibuatsebanyak 15
mL ke dalam Erlenmeyer 100 mL.
• Dimasukkan 2 tetes indikator Phenolftalein (PP).
• Masing-masing larutan kemudian dititrasi.
• Dicatat volume titrasi yang digunakan
b) Larutan asam
• Standarisasi buret dengan KOH 1 M.
4
• Pindahkan masing-masing larutan yang telah dibuat sebanyak 15
mL ke dalam Erlenmeyer 100 mL.
• Dimasukkan 2 tetes indikator Phenolftalein (PP).
• Masing-masing larutan kemudian dititrasi.
• Dicatat volume titrasi yang digunakan
E. HASIL PENGAMATAN
(Terlampir).
F. ANALISIS DATA
1. Persamaan Reaksi :
KOH(s) K+(s) + -OH(aq)
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
KOH(aq) + HCl(aq) KCl(aq) + H2O(aq)
2. Perhitungan
a. Penentuan konsentrasi larutan KOH
• Diketahui : M HCl =1M
V. larutan = 25 mL
V. titrasi = 2,8 mL
Ditanyakan: M larutan KOH…….?
Penyelesaian :
N1 . V1 = N2 . V2
(valensi . M) . V1 = (valensi . M) . V2
M1 . V1 = M2 . V2
1.5,3=M2.25
5,3=M2 .25
M2=0,212 M
5
Penyelesaian :
M1 . V1 = M2 . V2
1.2,8=M2.25
2,8=M2 .25
M2=0,112 M
6
Penyelesaian :
M1 . V1 = M2 . V2
1.2,5= M2 . 5,4
2,5=M2 . 5,4
M2=0,46M
Konsentrasi
No. Larutan yang diuji
Teoritis Percobaan
1. Larutan KOH 1,4 g 152 x 10-2 0,212 M
2. Larutan KOH 0,7 g 776 x 10-6 0,112 M
3. Larutan KOH 0,35 g 36 x 10-2 0,064 M
4. Larutan HCl 12,5 mL 2 0,83 M
5. Larutan HCl 2,5 mL 10 0,46 M
6. Larutan HCl 1,25 mL 20 0,52 M
3. Penentuan pH Larutan
a. Untuk larutan KOH 0,212 M
POH = -log [OH-]
= -log [212x10-3]
= 3 - log 212
= 3 - log 2,32
= 0,68
pH = pKw – pOH
= 14 – 0,68
7
= 13,32
b. Untuk larutan KOH 0,112 M
POH = -log [OH-]
= -log [112 x 10-3]
= 3 – log 112
= 3 – 2,04
= 0,96
pH = pKw – pOH
= 14 – 1,2
= 12,8
8
= 0,4
f. Untuk larutan HCl 0,52 M
pH= - log [H+]
= - log [52 x 10-2]
= 2 – log 52
= 2 – 1,71
= 0,29
g. Tabel perbandingan
pH
No. Larutan yang diuji
Teoritis Percobaan
1. Larutan KOH 1,4 g 14,1 13,32
2. Larutan KOH 0,7 g 10,8 13,04
3. Larutan KOH 0,35 g 13,5 12,8
4. Larutan HCl 12,5 mL 2 0,9
5. Larutan HCl 2,5 mL 1 0,4
6. Larutan HCl 1,25 mL 1,3 0.29
G. PEMBAHASAN
Larutan adalah campuran dua macam zat atau lebih membentuk
satu fase atau campuran homogen. Pada saat melakukan percobaan
pembuatan larutan, dalam pembuatan larutan ada sebagai zat terlarut dan
ada sebagai zat pelarut. Zat terlarut adalah zat yang yang sedang terlarut,
sedangkan zat pelarut adalah zat yang melarutkan. Suatu larutan memiliki
tingkat keasaman dan kebasaaan yang berbeda-beda tergantung dengan
derajat keasaaman (pH) yang dimiliki.
Derajat keasaaman (pH) memiliki skala 1-14.Semakin kecil
skala pH, maka semakin tinggi tingkat keasaamannya. dan semakin
besarskala pH, maka semakin tinggi tingkat kebasaaan suatu larutan. Pada
praktikum kali ini, menggunakan larutan dari larutan KOH dan HCl.
Larutan KOH diperoleh dari melarutkan padatan KOH. Setelah melakukan
percobaan mengenai titrasi asam basa yang menggunakan indicator
Phenolftalein (PP) menghasilkan volume titrasi yang berbeda-beda. Pada
1,4 gram massa padatan KOH dihasilkan konsentrasi sebesar 152 x 10-2 M
dan volume titrasi sebanyak 2,8 mL. Pada 0,7 gram massa padatan KOH
9
dihasilkan konsentrasi sebesar 776 x 10-6 M dan volume titrasi sebanyak
2,8 mL.
Pada 0,35 gram massa padatan KOH dihasilkan konsentrasi
sebesar 36 x 10-2 M dan volume titrasi sebanyak 1,6 mL. Dalam proses
titrasi larutan dari padatan KOH, baik 1,4 gram,0,7 gram dan 0,35 gram
terjadi perubahan warna pada saat titrasi yaitu dari berwarna merah muda
menjadi bening. Pada percobaan kedua yaitu larutan HCl diperoleh dengan
menggunakan HCl yang diencerkan dengan aquades. Pada larutan HCl
12,5 mL dihasilkan konsentrasi sebesar 0,5 M dan volume titrasi sebanyak
1,5 mL. Pada larutanHCl 2,5 mL dihasilkan konsentrasi sebesar 0,1 M dan
volume titrasi sebanyak 5,4 mL. Pada larutan HCl 1,25 mL dihasilkan
konsentrasi sebesar 5 x 10-2 M dan volume titrasi sebanyak 2,4 mL. Dalam
proses titrasi larutan ini, baik 12,5 mL maupun 16,3 mL berhasil
menghasilkan warna merah muda yang menandakan titrasinya berhasil.
Namun pada 1,25 mL, Pada saat titrasi tidak ada terjadi perubahan warna.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa:
a. Asam merupakan senyawa kimia yang jika dilarutkan akan
menghasilkan pH lebih kecil dari 7. Sedangkan basa adalah senyawa
kimia yang memiliki pH diatas 7. Berdasarkan hasil percobaan yang
menjadi asam pada percobaan kali ini adalah HCl dan yang menjadi
basa adalah KOH.
b. Titrasi adalah prosedur untuk menentukan konsentrasi suatu larutan
berdasarkan reaksi asam basa dengan larutan yang sudah di akui
konsentrasinya. Namun pada percobaan ketiga pada larutan HCl yang
dititrasi, reaski dari HCl tidak menghasilkan apapun danwarnanya
tetap.
10
DAFTAR PUSTAKA
Nurhadi, M., Wirhanuddin, Erwin, Muflihah, Erika, F., & Widiyowati, I. I. (2017,
March). The development of learning media of acid-base indicator from
extract of natural colorant as an alternative media in learning chemistry.
In AIP Conference Proceedings (Vol. 1823, No. 1, p. 020017). AIP
Publishing LLC.
11
Lampiran
PENGEMBANGAN MODUL KIMIA DASAR BERBASIS MULTI LEVEL
REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS MAHASISWA
Atik Rahmawati Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Walisongo
Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana
gejala-gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan
sifat, transformasi, dinamika, dan energetika zat. Ilmu kimia mempelajari bangun
(struktur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami materi baik dalam
proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Melalui
kimia kita mengenal susunan (komposisi) zat baik alamiah maupun buatan, dan
mengenal proses-proses penting dalam benda hidup, termasuk tubuh kita sendiri.
Penjelasan konsep-konsep kimia pada umumnya berlandaskan struktur materi dan
ikatan kimia yang merupakan subyek yang tidak mudah untuk dipelajari. Konsep-
konsep abstrak tersebut sangat 6 penting dipelajari karena konsep-konsep kimia
selanjutnya akan sulit dipahami, jika konsep sebelumnya tidak dikuasai dengan
baik. Keabstrakan konsep-konsep kimia tersebut menjadikan kesulitan bagi siswa
dan juga guru di dalam membelajarkan kimia, sebagaimana hasil penelitian
Treagust and Chittleborough, 2001 dalam Chandrasagaran AL dkk., 2008.
Akibatnya siswa cenderung untuk membawa pandangan tersendiri tentang
fenomena ilmiah dan pengalaman yang telah mereka miliki. Konsepsi unik
tentang fenomena alam yang dimiliki siswa sering resisten terhadap pengajaran
karena konsepsi ini telah tertanam kuat dalam pikiran siswa, terutama konsepsi
yang diperoleh siswa dari pengalaman sehari-hari. Selain itu, sifat keabstrakan
konsep-konsep kimia juga sejalan dengan konsep-konsep yang melibatkan
perhitungan matematis. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kimia
memerlukan seperangkat keterampilan berpikir tingkat tinggi dan salah satunya
adalah kemampuan berpikir kritis.
Berdasarkan kajian Rahmawati pada buku ajar kimia yang selama ini menjadi
pegangan di sekolah-sekolah turut menyumbang terjadinya miskonsepsi pada
konsep mol adalah.Berdasarkan 2 buku yang di observasi, hubungan antara mol
dengan massa suatu unsur atau senyawa dan jumlah partikel dinyatakan sebagai: n
mol = a gram/Mr atau a gram = n x Mr
12
Lantanida Journal, Vol. 5 No. 1, 2017
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KONSEP KIMIA LARUTAN
DENGAN
MENERAPKAN MODEL PENGGAMBARAN MIKROSKOPIS
DI MAN KABUPATEN PIDIE
Azhar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh E_mail:
azhar_amsal@yahoo.co.id
Konsep dalam pembelajaran ilmu kimia terdiri dari konsep konkret serta konsep
yang bersifat abstrak, dan sebagian besar konsep dalam ilmu kimia merupakan
konsep yang bersifat abstrak. Pada pendekatan analogi, suatu konsep abstrak
dianalogikan dengan objek atau peristiwa dalam dunia nyata, seperti konsep
disosiasi asam lemah dalam air dapat dianalogikan dengan suasana dalam sebuah
pesta dansa, sebagian tamu berdansa berpasangpasangan (suami-istri) dan
sebagian tamu lainnya memilih duduk-duduk saja masing-masing. Hubungan
antara PH dan POH dapat dianalogikan dengan dua orang yang masing-masing
duduk dikedua ujung sebuah papan dengan titik tumpu di bagian tengah. Jadi
dengan menggunakan pendekatan analogi tersebut, maka individu akan lebih
mudah dalam memahami konsep kimia yang bersifat abstrak. Pada pendekatan
pembelajaran konsep kimia melalui representasi mikroskopis memberikan
kontribusi besar untuk mempermudah pemahaman konsep bagi peserta didik.
Deskripsi tentang zat dalam berbagai fasa yaitu padat, cair dan gas, konsep reaksi
kimia,
74 – Lantanida Journal, Vol. 5 No. 1, 2017 konsep zat basa, kerapatan, struktur
zat, stoikiometri dan konsep kimia larutan akan lebih mudah untuk dipahami jika
dipresentasikan melalui pendekatan mikroskopis. Konsep pada pembelajaran
kimia larutan merupakan suatu abstraksi atau gagasan tentang suatu materi atau
perubahan suatu materi dimaksud. Untuk memahami konsep kimia larutan perlu
diperhatikan bagaimana peserta didik dapat membentuk suatu konsep dalam
struktur kognitifnya. Berdasarkan latar belakang inilah maka perlu didesain suatu
model pembelajaran yang tepat sehingga memungkinkan dapat membantu peserta
didik dalam proses pembelajaran kimia larutan.
Pada pembelajaran konsep larutan asam basa, pendekatan makroskopis dapat
diterapkan dengan cara mengkonkretkan konsep asam melalui penggunaan
lakmus dengan cara pengukuran pH larutan. Pada keadaan ini dijelaskan bahwa
asam merupakan suatu senyawa yang memiliki pH lebih kecil dari 7 sedangkan
basa memiliki pH lebih besar dari 7. Untuk membuktikan hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan pH meter lakmus universal. Dalam metode ini pancaindra
turut menentukan keefektifan proses pemahaman, karena dengan keterlibatan
pancaindra menyebabkan pengertian konsep akan menjadi lebih mudah dipahami,
karena hanya memerlukan keterampilan klasifikasi9.
13
The Development of Learning Media of Acid-Base Indicator
from Extract of Natural Colorant as an Alternative Media in
Learning Chemistry
Mukhamad Nurhadi1), Wirhanuddin1,a), Erwin2), Muflihah1), Farah
Erika1), Iis Intan
Widiyowati
Learning process in chemistry is a main key to get the goals of its learning. It
caused by some aspects i.e.chemistry as a combination of facts, concepts,
postulates, and theories. Moreover, learning process in chemistry is a
process of scientific process. Further, chemistry gives an understanding of the
facts, the ability to identify and solves problems, trains the skills, and gives
scientific thinking that can be applied in the life.Because of the important of
learning process in chemistry, the learning process cannot be done by using
conventional method only. Trial and experiment is needed to prove the theory. In
fact, there are schools that do not have laboratory to do those activities. Some
schools have laboratory, but do not have enough tools, glassware and
chemicals. Based on the facts above, innovation and creativity are needed by a
chemistry teacher to increase thesuccess in learning process.Experiment gives
direct experiences to the student. These experience are the experiences that gotten
by student.Edgar said that the success in learning could reach 70% by direct
experience. It is the highest rank in the success ofstudents to accept knowledge in
learning process.Students can get the direct experience by using media in learning
process. It is things that can be used as tools todeliver messages in learning
process, so the messages are easily accepted, easily understood, and easily
applied.There are some principles of the usage of learning media i.e. [1] media is
used to facilitate student, [2] the mediamust be in accordance and is directed to get
the learning goals, [3] the media must be in accordance with the subject,
(4) the media should be in accordance with the interests, needs, and conditions of
the students, and [6] the mediashould be easily operated by the teacher [7]
The topic of acid-base needs verification and one of the ways of the verification is
by using acid-base indicator.The common acid-base indicator is indicator
synthetics. These indicators are expensive and are not easily found in
the border schools. Solutions are needed to solve the problem. One of the
solutions is by using acid-base indicatorfrom extract of natural colorants. East
Kalimantan has plants that can be used as sources of natural colorants such as
rosella. Extract of rosella as natural acid-base indicator and the color of the extract
was changed by change in pH[8]. To get natural colorant can be done by using
extraction process. This process is known as solid-liquid phase
extraction, a mass transfer from solid phase to liquid phase [6].The extraction
process to get the natural colorant as acid-base indicator can be done by
maceration technique. Asan example, extracted the natural colorant from red
cabbage by heating the cabbage in 100oC of distilled water for24 h. Its color was
14
TITRASI ASAM BASA
RABU, 15 OKTOBER 2014
ROYYA MAFTUHA
(11140162000047)
Dalam percobaan titrasi, suatu larutan yang konsentrasinya diketahui secara pasti,
disebut sebagai larutan standar (standar solution), ditambahkan secara bertahap
ke larutan lain yang konsentrasinya tidak diketahui sampai reaksi kimia antara
kedua larutan tersebut berlangsung sempurna. Jika kita mengetahui volume
larutan standar dan larutan tidak diketahui yang digunakan dalam titrasi, maka
kita dapat menghitung konsentrasi larutan tidak diketahui itu. Natriun Hidroksida
adalah salah satu basa yang umum digunakan di laboratorium. Namun demikian,
karena padatan natrium hidroksida sulit di peroleh dalam keadaan murni, larutan
natrium hidroksida harus distandarisasi terlebih dahulu sebelum digunakan dalam
kerja analitis yang memerlukan keakuratan. Kita dapat menstandarisasi larutan
natrium hidroksida dengan menitrasinya menggunakan larutan asam yang sudah
diketahui konsentrasinya secara tepat . Salah satu teknik yang penting dalam
kimia analitik ialah titrasi, yaitu penambahan secara cermat volume suatu larutan
yang mengandung zat A yang konsentrasinya diketahui, kepada zat B yang
konsentrasinya tidak diketahui, yang akan mengakibatkan reaksi antara keduanya
secara kuantitatif. Selesainya reaksi yaitu pada
titik akhir, ditandai dengan semacam perubahan sifat fisis, misalnya warna
campuran yang bereaksi. Titik akhir dapat di deteksi dalam campuran reaksi yang
tidak berwarna dengan menambahkan zat yang disebut indikator, yang mengubah
warna pada titik akhir. Pada titik akhir, jumlah zat kimia A yang telah di
tambahkan secara unik berkaitan dengan bahan kimia B yang tidak diketahui yang
semula ada, berdasarkan persamaan reaksi titrasi (Oxtoby, 2001:161). Dalam
kebanyakan reaksi asam-basa, tidak ada perubahan warna yang tajam pada titik
akhirnya. Dalam hal ini, perlu di tambahkan sedikit indikator, yaitu zat warna
yang berubah warna bila reaksi selesai. (Oxtoby, 2001: 162) Fenolftalein adalah
salah satu indikator asam – basa sintetik yang memiliki rentang pH antara 8,00 –
10,0. Pada larutan asam dan netral, fenolftalein tidak berwarna. Sedangkan bila
dimasukkan ke dalam larutan basa, warnanya akan berubah menjadi merah
(http://bisakimia.com).
15
16
17
18
ACARA III
PENGENALAN UNSUR
19
ACARA lll
PENGENALAN UNSUR
A. PELAKSANAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Mempelajari Unsur Karbon.
b. Mempelajari Unsur Periode 3.
c. Mempelajari Unsur Alkali Tanah.
d. Mempelajari Unsur Halogen.
2. Waktu Praktikum
Rabu, 22 September 2021
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi
zat lain yang lebih sederhana baik dengan cara fisika maupun dengan cara
kimia. Bagian terkecil dari unsur di sebut dengan Atom. Unsur terdiri dari
satu jenis atom, yang dapat bergabung atau tidak bergabung membentuk
molekul atau struktur yang lebih besar. Unsur di kelompokan menjadi tiga
(3) bagian, yaitu unsur logam, non logam, dan metalloid (Harwanto ,dkk.,
2019). Karbon atau zat arang merupakan unsur kimia yang mempunyai symbol
C dan nomor atom 6 pada tabel periodik. Karbon merupakan unsur non logam
dan bervalensi 4 (tetravalen) yang berarti bahwa terdapat empat elektron yang
dapat digunakan untuk membentuk ikatan kovalen (Wendri dkk, 2015).
Mengidentifikasi Kereaktifan Unsur Golongan VII A (Halogen)
yang Terdapat di Alam. Pada tahun 1887 S. Arrhenius mengajukan bahwa
apabila suatu elektrolit melarut, sebagian elektrolit ini terurai menjadi partikel
positif dan partikel negatif yang disebut ion. Teori ini berhasil menjelaskan
beberapa hal misalnya elektrolisis dan hantaran elektrolit. Menurut teori ini,
asam dalam larutan air menghasilkan ion hidrogen, dan basa dalam larutan air
20
menghasilkan ion hidroksida yang menetralkan asam sesuai dengan reaksi
H+ + OH- =>H2O (Tobing dkk, 2019).
Logam alkali adalah logam golongan utama yang unsur-unsurnya
terdapat pada golongan IA dalam tabel periodik unsur. Dalam bahasa Arab,
alkali berarti abu. Logam alkali terdiri dari atas enam buah unsur, yaitu litium
(Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium
(Fr). Logam alkali sangat reaktif, sehingga mudah bereaksi dengan halogen
dan oksigen, bahkan juga bereaksi dengan hidrogen dan air. Reaksi logam
alkali dengan air menghasilkan basa dan gas H2, serta dibebaskan kalor.
Logam alkali tanah sendiri terdiri atas enam unsur, yaitu berilium (Be),
magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), radium (Ra).
Logam golongan IIA disebut logam alkali tanah, karena sifat-sifatnya seperti
logam alkali. Unsur logam alkali tanah bersifat reaktif sehingga mudah
bereaksi dengan unsur atau zat lain membentuk senyawa. Beberapa reaksi
unsur logam alkali tanah yaitu reaksi antara unsur logam alkali tanah dengan
air, oksigen, nitrogen, halogen, dan hidrogen. Unsur logam alkali tanah
bereaksi dengan air membentuk senyawa hidroksida. Semua unsur logam
alkali tanah dapat bereaksi adengan air kecuali Berilium (Be) (Alponita ,dkk.,
2018).
21
k. Sarung tangan latex
l. Tabung reaksi
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Air kapur ((CaCOH)2(aq))
b. Aquades (H2O(l))
c. Gula pasir (C6H12O6(s))
d. Indikator universal
e. Larutan alumunium sulfat (Al2(SO4)3) 0,1 M
f. Larutan ammonium oksalat ((NH4)2C2O4) 0,1 M
g. Larutan asam sulfat (H2SO4) 1 M
h. Larutan barium nitrat (Ba(NO3)2) 0,1 M
i. Larutan iod (I2)
j. Larutan kanji (C6H10O5)
k. Larutan kalium kromat (K2CrO4) 0,1 M
l. Larutan kalsium nitrat (Ca(NO3)2) 0,1 M
m. Larutan natrium hidroksida (NaOH) 1 M
n. Pita magnesium (Mg)
o. Serbuk tembaga (II) oksida (CuO).
D. SKEMA KERJA
1. Unsur karbon
Tabung I Tabung II
Dimasukkan gula dan CuO kedalam Dimasukkan air kapur
tabung reaksi kedalam tabung reaksi.
22
Hasil
a. Aluminium
10 mL Al2(SO4)3 0,1 M
• Dimasukkan ke dalam tabung rekasi.
• Ditambahkan NaOH 1 M tetes demi tetes sampai
terbentuk endapan.
• Dicatat jumlah tetesan.
• Ditambahkan H2SO4 tetes demi tetes sampai endapan
menghilang.
• Dicatat jumlah tetesan
Hasil
b. Pita Magnesium
Mg
• Dijepit sepotong pita magnesium dan dimasukkan ujungnya
ke dalam nyala api sampai berpijar.
• Dimasukkan magnesium ke dalam cawan porselen.
• Ditambahkan 1 mL aquades.
• Diuji larutan menggunakan kertas lakmus merah.
• Diamati dan ditulis persamaan reaksinya.
Hasil
2. Unsur Alkali Tanah
a. Percobaan Pertama
Tabung I Tabung II
Dimasukkan 1 mL larutan Ca(NO3)2 Dimasukkan 1 mL
0,1 M ke dalam tabung reaksi Ba(NO3)2 0,1 M
kedalam tabung reaksi
23
• Dicatat jumlah tetesan.
Hasil
b. Percobaan Kedua
Tabung I Tabung II
Dimasukkan 1 mL larutan Dimasukkan 1 mL
Ca(NO3)2 0,1 M ke dalam Ba(NO3)2 0,1 M dalam
tabung reaksi tabung reaksi
Hasil
3. Unsur Halogen
• Ditambahkan beberapa tetes larutan kanji ke dalam larutan iod.
• Catat perubahan yang terjadi.
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
(Terlampir).
F. ANALISIS DATA
1.Unsur Karbon
a. Reaksi antara gula dengan tembaga (II) oksida:
C6H12O6(s) + 12CuO(s) → 12CuO(s) + 6CO2(g) + 6H2O(aq)
b. Reaksi antara karbondioksida denganl arutan air kapur:
CO2(g) + Ca(OH)2(aq) → CaCO3(s) + H2O(aq)
2. Unsur Periode 3
a. Aluminium
1) Reaksi antara aluminium sulfat dengan natrium hidroksida:
Al(SO4)3(aq) + 6NaOH(aq) → 2Al(OH)3(s) + 3NaSO4(aq)
24
2) Reaksi antara endapan 2Al(OH)3 dengan H2SO4(aq)
Al(OH)3(s) + 3H2SO4(aq) → Al2(SO4)(aq) + 6H2O(l)
b. Magnesium
Mg(s) + 1/2O2(g) → MgO(s)
3Mg(s) + N2(g) → Mg3N2(s)
Mg3N2(s) + 6H2O(l) → 3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g)
Mg(OH)2(s) →MgO(s) + H2O(aq)
3. Unsur Alkali Tanah
a. Kalsium Nitrat (Ca(NO3)2 (aq))
1) Dengan larutan ((NH4)2 C2O4(aq))
Ca(NO3)2(aq) + (NH4)2 C2O4(aq) →CaC2O4(s) + (NH4)3(NO3)2 (aq)
2) Dengan larutan (K2CrO4(aq))
Ca(NO3)2(aq) + K2CrO4→CaCrO4(aq) + K2(NO3)2(aq)
b. Barium Nitrat (Ba(NO3)2(aq))
1) Dengan larutan (NH4)2 C2O4(aq))
Ba(NO3)2(aq) + (NH4)2 C2O4(aq) →BaC2O4(s) + (NH4)3(NO3)2(aq)
2) Denganl larutan (K2CrO4(aq))
Ba(NO3)2(aq) + K2CrO4(aq) →BaCrO4(s) + K2(NO3)2(aq)
4. Unsur halogen
Reaksi antara larutan kanji dengan larutan iod
1) I2(aq) + I3- (aq) → I3- (aq)
2) (C2H10O5)(aq) + I3- (aq) → Kompleks ungu
G. PEMBAHASAN
Unsur merupakan suatu zat yang hanya mengandung satu jenis
atom. variasi yang luar biasa disekeliling kita tersusun dari substansi-
substansi yang juga bisa disebut dengan unsur. Singkatnya Unsur merupakan
bahan murni yang tidak dapat dipecah menjadi lebih sederhana lagi. Pada
praktikum acara ini adalah untuk mengetahui dan mengenal ketiga senyawa
yang berbeda.
Unsur karbon untuk larutan air kapur dan gula pasir beserta
serbuk CuO ketiga larutan ini di campurkan dan akan menghasilkan warna
25
coklat kehitaman dan menghasilkan perubahan warna pada larutan air kapur
menjadi kekuningan. Munculnya warna coklat kehitaman ini di sebabkan
Karena gula pasir dan serbuk CuO mengandung unsur karbon, dan pada air
kapur mengandung gas CO2. Berdasarkan teori yang ada, senyawa organik
merupakan senyawa yang mengandung unsur C, H, dan O, dimana apabila
senyawa organik di bakar, akan menghasilkan uap air (H2O) dan gas
karbondioksida (CO2).
Unsur periode 3 merupakan unsur-unsur pada baris atau periode
ketiga, untuk periode 3 Al2(SO4)3 0,1 M warna bening dan di campurkan
NaOH 1 M berwarna bening dan menghasilkan warna yang agak keruh dan
terbentuk endapan. Kemudian di tambahkan H2SO4 yang sifatnya asam,
warna larutan kemudian menjadi bening dan endapan menghilang serta
larutan menjadi netral, hal ini terjadi ketika asam bertemu basa, maka akan
menjadi netral. Pada percobaan selanjutnya yakni pita magnesium yang dibkr
lalu ditambahkan aquades sebanyak 1 mL, dan dilakukan percobaan dengan
memasukan lakmus merah pada hasil percobaan tersebut. Lakmus merah
kemudian berubah warna menjadi biru, ini merupakan tanda bahwa hasil
percobaan tersebut bersifat basa.
Untuk Alkali tanah, terdapat dua perlakuan , dimana untuk prlakuan
yang pertama kalsium nitrat Ca(NO3) ditambahkan (NH4)2C2O2 sehingga
terjadi perubahan warna dari bening menjadi putih susu dan terdapat endapan.
Perlakuan kedua larutan Ca(NO3)2 ditambahkan larutan K2CrO4 dan terjadi
perubahan warna dari bening menjadi kuning susu dan terdapat endapan.
Unsur halogen ditambahkan larutan kanji berwarna putih kedalam
larutan iod yang berwarna kecoklatan. Dari percobaan tersebu terjadi
perubahan warna menjadi ungu tua atau hitam yang menandakan tingginya
kandungan karbohidrat di dalam tepung kanji. Hal ini disebabkan kandungan
iod yang tinggi sehingga kanji berubah warna menjadi hitam yang meandakan
banyaknya karbohidrat.
26
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Untuk percobaan unsur karbon, pembakaran gula (C12H22O11) dan serbuk
CuO terjadi perubahan warna menjadi coklat kehitaman dan menghasilkan
asap CO2, asap itu kemudian di alirkan dari tabung satu ke tabung kedua
menggunakan pipa U. Dari hasil pemanasan tersebut air kapur berubah
warna menjadi kekuningan dan sedikit keruh. Munculnya warna coklat
kehitaman karena gula pasir dan serbuk CuO mengandung unsur karbon
dan pada air kapur mengandung gas CO2.
2. Untuk unsur priode 3 terdapat dua perlakuan, dimana untuk perlakuan
pertama, Al2(SO4)3 ditambahkan NaOH sehingga terbentuk endapan
berwarna putih di atas permukaan dimana NaOH bersifat basa. Perlakuan
kedua kemudian ditambahkan H2SO4 yang sifatnya asam sehingga
menjadi netral, karena ketika asam dan basa bertemu maka akan menjadi
netral. Kemudian perlakuan selanjutnya pada pipa magnesium yng dibakar
dan ditambahkan aquades. Berdasarkan hasil perubahan warna pada
lakmus merah, menandakan bahwa percobaan tersebut menghasilkan basa.
3. Untuk Alkali tanah terdapat dua perlakuan, dimana yang pertama larutan
Ca(NO3)2 ditambahkan (NH4)2C2O2 sehingga terjadi perubahan warna dari
bening menjadi putih susu dan terdapat endapan. Kedua, larutan Ca(NO3)2
kemudian di tambahkan K2CrO4 terjadi perubahan warna dari bening
menjadi kuning susu dan terdapat endapan.
4. Untuk larutan iod, ditambahkan larutan kanji dan terjadi perubahan warna
yang awalnya orange menjadi warna hitam pekat yang menandakan
tingginya karbohidrat pada larutan kanji.
27
DAFTAR PUSTAKA
Harwanto, D., Sompie, S. R., & Tulenan, V. (2019). Aplikasi Game Edukasi
Pengenalan Unsur Dan Senyawa Kimia. Jurnal Teknik Informatika, 14(1),
63-70.
Wendri, N., Ratini, N. N., Sariasih, N. W., & Suyanto, H. (2015). Analisis Reaksi
Unsur Karbon Dengan Gas Nitrogen, Oksigen dan Hidrogen Dengan Libs. In
Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Denpasar Bali.
28
LAMPIRAN
Oleh:
Feni Alponita1, Muhaimin2, Wilda Syahri2
1
Alumni Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP Universitas
Jambi 2Staff Pengajar Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP
Universitas Jambi
Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Jambi
29
memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan-keunggulan itu antara lain adalah
bisa menjelaskan konsep abstrak yang tidak bisa dijelaskan melalui
penyampaian secara verbal. Laboratorium virtual bisa menjadi tempat
melakukan eksperimen yang tidak bisa dilakukan di dalam laboratorium
konvensional (Sumargo, 2014).
1. Macromedia Flash
Menurut Asyhar (2012) macromedia flash merupakan salah
satu program aplikasi yang digunakan untuk mendesain animasi yang banyak
digunakan saat ini. Adapun animasi- animasi objek grafis tersebut dapat
dikerjakan dengan macromedia flash. Macromedia flash juga mengenalkan
bagaimana membuat movie clip, animasi frame, animasi tween motion, serta
perintah action script-nya.
2. Praktikum
Menurut Djamarah dalam Pratiwi, dkk (2015) menyatakan bahwa
praktikum merupakan suatu pembelajaran dengan peserta didik melakukan
percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Praktikum
memiliki kelebihan tersendiri dengan metode pembelajaran yang lainnya, yaitu:
1) Peserta didik langsung memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam
melakukan praktikum; 2) Mempertinggi partisipasi peserta didik baik secara
individu maupun kelompok; 3) Peserta didik belajar berpikir melalui prinsip-
prinsip metode ilmiah atau belajar mempratekkan prosedur kerja berdasarkan
metode ilmiah.
3. Alkali dan Alkali Tanah
Logam alkali adalah logam golongan utama yang unsur-unsurnya terdapat
pada golongan IA dalam tabel periodik unsur. Dalam bahasa Arab, alkali berarti
abu. Logam alkali terdiri dari atas enam buah unsur, yaitu litium (Li), natrium
(Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr). Logam alkali
sangat reaktif, sehingga mudah bereaksi dengan halogen dan oksigen,bahkan
juga bereaksi dengan hidrogen dan air. Reaksi logam alkali dengan air
menghasilkan basa dan gas H2, serta dibebaskan kalor.
Logam alkali tanah sendiri terdiri atas enam unsur, yaitu berilium (Be),
magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), radium (Ra).
Logam golongan IIA disebut logam alkali tanah, karena sifat-sifatnya seperti
logam alkali. Unsur logam alkali tanah bersifat reaktif sehingga mudah
bereaksi dengan unsur atau zat lain membentuk senyawa. Beberapa reaksi
unsur logam alkali tanah yaitu reaksi antara unsur logam alkali tanah dengan
air, oksigen, nitrogen, halogen, dan hidrogen. Unsur logam alkali tanah
bereaksi dengan air membentuk senyawa hidroksida. Semua unsur logam
alkali tanah dapat bereaksi dengan air kecuali Berilium (Be).
30
Aplikasi Game Edukasi Pengenalan Unsur DAN Senyawa Kimia
Abstrak – Ilmu kimia merupakan suatu dari sekian banyak ilmu pengetahuan alam yang
mempunyai cabang-cabang ilmu pengetahuan yang sangat kompleks, hal utama yang mendasari
cabang-cabang ilmu kimia tersebut yaitu adanya unsur-unsur kimia yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari. Perlajaran ilmu kimia pertama kali dipelajari saat masuk Sekolah Menengah Atas
(SMA) kelas 10, pembelajaran saat ini yang masih terpaku dari buku dan materi-materi yang
diberikan guru kurang interaktif biasanya siswa sulit untuk memahami materi yang diberikan.
Berdasarkan hasil kuesioner tanya jawab pada
60 responden yang sudah berhasil menjawab dengan benar sebanyak 49% sedangan kan yang
menjawab salah sebanyak 51%. Berdasarkan hasil kuesioner maka dibuatlah aplikasi game
pembelajaran untuk memperkenalkan unsur dan senyawa kimia yang dijalankan pada platform
android. Metode perancangan yang digunakan adalah Multimedia Development Life Cycle (MDLC).
Setelah mendistribusikan aplikasi kepada pengguna telah terjadi peningkatan pengetahuan
mengenai unsur dan senyawa kimia.
Kata kunci — Game; Game Edukasi; Kimia; Multimedia Development Life Cycle; Senyawa; Unsur.
Abstract – Chemistry is one of the many natural sciences which have very complex branches of
science, the main thing that underlies the branches of chemistry is the presence of chemical elements
found in everyday life. Chemistry lessons were first studied when entering 10 th grade high school,
current learning that is still fixated on books and materials provided by less interactive teachers is
usually difficult for students to understand the material provided. Based on the results of the question
and answer questionnaire on 60 respondents who had succeeded in correctly answering as many as 49%
while those who answered incorrectly were 51%. Based on the results of the questionnaire, a learning
game application was created to introduce elements and chemical compounds that are run on the
android platform. The design method used is Multimedia Development Life Cycle (MDLC). After
distributing applications to users there has been an increase in knowledge about chemical elements and
compounds..
PENDAHULUAN
Ilmu kimia merupakan suatu dari sekian banyak cabang ilmu pengetahuan alam
yang mempunyai cabang-cabang ilmu pengetahuan yang sangat kompleks, di
antaranya kimia organik, kimia anorganik, kimia pangan, kimia medis, biokimia
dan lain-lain. Hal utama yang mendasari cabang- cabang ilmu kimia tersebut yaitu
adanya unsur-unsur kimia yang terdapat di kehidupan sehari-hari. Pengetahuan
yang mendalam tentang karakteristik dari unsur-unsur kimia tersebut menjadi
landasan utama yang mendasari dikuasainya cabang-cabang dari ilmu kimia
tersebut. Pelajaran tentang ilmu kimia ini pertama kali di pelajari saat masuk
Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 10 di awali dengan materi-materi dasar
kimia. Dengan cara pembelajaran saat ini yang masih terpaku dari buku dan materi-
materi yang di berikan guru kurang interaktif biasanya siswa/siswi sulit untuk
memahami materi yang di berikan.
Berdasarkan hasil kuesioner yang di lakukan di SMAN 9 Manado sebanyak 63%
31
siswa menjawab kurangnya efektifitas pembelajaran dengan metode pembelajaran
yang ada/biasa dan 37% menjawab sudah efektif. Dan dari hasil 55% suara
menggunakan metode pembelajaran game simulasi lebih efektif dari metode
pembelajaran yang sudah ada dan 45% menjawab tidak efektif. Juga di dapat hasil
86% membutuhkan media interaktif untuk mengenal unsur dan senyawa kimia dan
14% menjawab tidak dibutuhkannya media interaktif.
A. Unsur
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang
lebih sederhana baik dengan cara fisika maupun dengan cara kimia. Bagian terkecil
dari unsur di sebut dengan Atom. Unsur terdiri dari satu jenis atom, yang dapat
bergabung atau tidak bergabung membentuk molekul atau struktur yang lebih
besar. Unsur di kelompokan menjadi tiga
(3) bagian, yaitu unsur logam, non logam, dan metalloid.
1) Unsur logam
Unsur logam memiliki sifat berwarna putih mengkilap, mempunyai titik lebur
rendah, dapat mengantarkan arus listrik, dapat di tempa dan dapat mengantarkan
kalor atau panas. Pada umumnya logam merupakan zat padat, namun terdapat
suatu unsur logam yang berwujud cair yaitu air raksa. Beberapa contoh unsur
logam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
32
Kesulitan Memahami Konsep Kimia Unsur
Golongan VII A (Halogen) Pada Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas
Palangka Raya Tahun Akademik 2018/2019
Farida Meliana Lumban Tobing, Suandi Sidauruk, Ruli Meiliawati
Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Palangka Raya,
Indonesia
Pendahuluan
Kimia sering terkesan lebih sulit. Salah satu faktor penyebab
mempelajari kimia terkesan sulit adalah kimia memiliki perbendaharaan kata
yang khusus, dimana mempelajari kimia seperti mempelajari bahasa yang
baru serta beberapa konsepnya bersifat abstrak (Chang, 2005). Kesulitan yang
dihadapi oleh mahasiswa merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya
mutu pendidikan. Usaha perbaikan mutu pendidikan dilakukan oleh pihak
pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dan
memperkenalkan beberapa metode pembelajaran. Usaha perbaikan jarang
sekali bertumpu pada kesulitan yang dialami oleh mahasiswa. Masril & Asma
dalam Suwarto (2013:5) menyatakan untuk melengkapi usaha perbaikan yang
bertumpu pada kesulitan mahasiswa maka terlebih dahulu harus diketahui
kesulitan apa yang dialami oleh mahasiswa.
33
Mengidentifikasi Kereaktifan Unsur Golongan VII A (Halogen) yang
Terdapat di Alam. Pada tahun 1887 S. Arrhenius mengajukan bahwa apabila
suatu elektrolit melarut, sebagian elektrolit ini terurai menjadi partikel positif
dan partikel negatif yang disebut ion. Teori ini berhasil menjelaskan beberapa
hal misalnya elektrolisis dan hantaran elektrolit. Menurut teori ini, asam
dalam larutan air menghasilkan ion hidrogen, dan basa dalam larutan air
menghasilkan ion hidroksida yang menetralkan asam sesuai dengan reaksi,
H+ + OH - → H2O
Menurut Bronsted-Lowry asam adalah zat yang dapat memberikan
proton (donor proton).
Asam Basa + H+
Menurut Lewis asam adalah setiap spesi yang mengandung atom yang
dapat menerima pasangan elektron atau akseptor (Achmad, 2001: 97-102).
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar (45%) mahasiswa
mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi sifat kereaktifan unsur golongan
VII A (halogen) yang terdapat di alam. Pola kesulitan mahasiswa terhadap
konsep mengidentifikasi sifat kereaktifan unsur golongan VII A (halogen)
yang terdapat di alam sebanyak 4 pola, dengan pola yang dominan yaitu
penulisan asam pada soal mengidentifikasi bahwa halogen bersifat asam.
Mengidentifikasi Sifat Keperiodikan Unsur Golongan VII A
(Halogen) yang Terdapat di Alam. Halogen memiliki sifat tertentu dan
berubah dengan teratur dari satu unsur ke unsur yang berikutnya. Kenaikan
titik didih dengan bertambahnya nomor atom, dijelaskan dengan fakta bahwa
molekul-molekul yang lebih besar, mempunyai gaya tarik menarik Van Der
Walls yang lebih besar daripada yang dimiliki molekul-molekul yang lebih
kecil (Kenan, 1984:228).
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar (52%) siswa mengalami
kesulitan dalam mengidentifikasi sifat keperiodikan unsur golongan VII A
(halogen) yang terdapat di alam. Pola kesulitan mahasiswa terhadap konsep
mengidentifikasi sifat keperiodikan unsur golongan VII A (halogen) yang
terdapat di alam sebanyak 5 pola, dengan pola yang dominan yaitu penulisan
titik didih pada soal mengidentifikasi bahwa halogen memiliki titik didih yang
paling tinggi dari semua golongan.
Mengidentifikasi Sifat Kelarutan Unsur Golongan VII A (Halogen)
yang Terdapat di Alam. Beberapa sifat fisika dari halogen yaitu kenaikan titik
didih dan titik lelehnya yang disebabkan dengan bertambahnya nomor atom
(Kenan, 1984:228). Kelarutan dalam air berkurang dari flourin ke iodin.
Halogen lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar. (Michael Purba, 2004).
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar (36%) mahasiswa
mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi sifat kelarutan unsur golongan
VII A (halogen) yang terdapat di alam. Pola kesulitan mahasiswa terhadap
konsep mengidentifikasi sifat kelarutan unsur golongan VII A (halogen) yang
terdapat di alam sebanyak 7 pola, dengan pola yang dominan yaitu penulisan
nomor atom pada soal mengidentifikasi kelarutan halogen dalam air pada satu
golongan semakin kecil karena bertambahnya jari-jari atom.
Halogen lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar, cara menentukan
kepolaran senyawa yaitu berdasarkan elektron valensi. Elektron valensi
diperoleh dari konfigurasi elektron berdasarkan nomor atom.
34
ANALISIS REAKSI UNSUR KARBON DENGAN GAS
NITROGEN, OKSIGEN DAN HIDROGEN DENGAN LIBS
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme reaksi unsur karbon dengan gas
nitrogen, oksigen dan hidrogen di udara. Sampel yang digunakan lempengan karbon grafit.
Variabel yang digunakan untuk mengkarakterisasi unsur karbon C, molekul CN, CH dan CO
adalah waktu tunggu deteksi (delay time detection) dari 0 μs sampai 4,5 μs dengan
menggunakan metode laser-induced breakdown spectroscopy (LIBS) dengan energi laser 80
mJ, 100 mJ dan 120 mJ. Data menunjukkan bahwa pendeteksian unsur karbon C sebaiknya
dilakukan sebelum 1 μs sedangkan molekul CN, CH dan CO yang merupakan hasil rekombinasi
antara unsur C dengan gas N, O dan H dilingkungan sebaiknya pendeteksian dilakukan
diantara 1,5 μs sampai dengan 3 μs. Data juga menunjukan bahwa energi laser yang cocok
untuk karakteristik unsur karbon beserta molekulnya adalah 100 mJ.
35
36
37
38
ACARA V
IDENTIFIKASI MAKRONUTRIEN DAN GUGUS FUNGSI
SENYAWA ORGANIK
39
ACARA V
IDENTIFIKASI MAKRONUTRIEN DAN GUGUS FUNGSI
SENYAWA ORGANIK
A. PELAKSANAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Menentukan reaksi identifikasi ikatan rangkap senyawa karbon alifatik.
b. Menentukan sifat-sifat karbohidrat secara kualitatif.
3. Waktu Praktikum
Jumat, 24 September 2021
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Makronutrien merupakan suatu zat yang diperlukan oleh tubuh
dalam jumlah yang besar untuk memberikan tenaga secara langsung
bagi tubuh. Beberapa yang termasuk kedalam makronutrien adalah kalori,
preotein, lemak, dan karbohidrat (Umah, 2017). Asam lemak disusun oleh
rangkaian karbon dan merupakan unit pembangun yang sifatnya khas untuk
setiap lemak. Ikatan antara karbon yang satu dengan yang lainnya pada asam
lemak dapat berupa ikatan jenuh dan dapat pula berupa ikatan tidak jenuh.
Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang atom karbonnya memiliki ikatan
jenuh (ikatan tunggal) dan asam lemak tak jenuh yaitu asam lemak yang atom
karbonnya memiliki ikatan rangkap (Maulinda,dkk., 2018).
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh
manusia yang berfungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia.
Karbohidrat secara garis besar dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana
terdiri atas monosakarida, disakarida dan oligosakarida. Karbohidrat
kompleks terdiri atas polisakarida dan polisakarida non pati (serat) (Siregar,
2014). Dilakukan Uji Karbohidrat pada kurma ajwa dimana sampel
40
diencerkan dengan metanol, diambil 2 ml ditambahkan 2 tetes reagen molisch
hingga terjadi perubahan warna menjadi merah bata. Kemudian
ditambahkan H2SO4 dan diamati terbentuknya cincin ungu ( Abdillah,dkk.,
2017).
41
D. SKEMA KERJA
1. Identifikasi ikatan rangkap pada senyawa karbon alifatik.
Tabung I Tabung II
• + 2 mL minyak goreng. • + 4 mL klorofom.
• + 2 mL klorofom. • + Beberapa tetes KMnO4
• + Beberapa tetes KMnO4. (sesuai dengan jumlah tetes
• Diamati perubahan yang di Tabung I).
terjadi! • Diamati perubahan yang
terjadi!
Hasil Hasil
2. Uji Karbohidrat
Tes Molisch
Tabung I Tabung II Tabung III
• + 2 mL glukosa. • + 2 mL sukrosa. • + 2 mL amilum.
• + 2 tetes molish. • + 2 tetes molish. • + 2 tetes molish.
• + 2 mL H₂SO₄. • + 2 mL H₂SO₄. • + 2 mL H₂SO₄.
• Diamati • Diamati • Diamati
perubahan yang perubahan yang perubahan yang
terjadi! terjadi! terjadi!
E. HASIL PENGAMATAN
(Terlampir).
F. ANALISIS DATA
f. Identiikasi ikatan rangkap pada senyawa karbon alifatik.
a. Identiikasi menggunakan larutan KMnO4
Tabung I
42
Tabung 2
g. Uji Karbohidrat
3. Tes Molisch
G. PEMBAHASAN
Praktikum acara 5 identifikasi makronutrien dan gugus fungsi
senyawa organik ini bertujuan untuk menentukan reaksi identifikasi ikatan
rangkap senyawa karbon alifatik dan menentukan sifat-sifat senyawa
karbohidrat secara kualitatif. Hidrokarbon alifatik adalah kelompok senyawa
yang berantai lurus, berantai cabang, dan rantai melingkar. Senyawa alifatik
dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu senyawa alifatik jenuh dan
senyawa alifatik tak jenuh. Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa
alifatik yang rantai C-nya hanya bersifat ikatan-ikatan tunggal, dan yang
termasuk di dalamnya adalah senyawa alkana. Sedangkan senyawa
alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C-nya terdapat
ikatan rangkap dua (alkena) atau rangkat tiga (alkuna). Karbohidrat adalah
segolongan besar senyawa kimia yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan
oksigen. Karbohidrat memiliki manfaat utama sebagai sumber energi agar
tubuh mampu menjalankan berbagai fungsinya, dan melakukan berbagai
aktivitas setiap hari.
Berdasarkan hasil praktikum, kita dapat mengidentifikasi ikatan
rangkap pada senyawa karbon alifatik dimana pada tabung 1 yang berisi
minyak kelapa pada awalnya berwarna kuning dan warna kloroform adalah
43
bening. Kemudian KMnO4 yang memiki ungu kemerahan. Setelah
dimasukan 3 tetes KMnO4 terjadi perubahan warna yang awalnya minyak
kelapa ditambah kloroform berwarna kuning pucat (tidak menyatu), berubah
warna menjadi kuning kecoklatan, ini menunjukan bahwa didalam tabung 1
terdapat ikatan rangkap positif pada yang berasal dari minyak kelapa. setelah
itu dilakukan juga percobaan pada tabung 2 dimana warna awal kloroform
adalam bening setelah dimasukan 3 tetes KMnO4 warna kloroform berubah
menjadi warna ungu mengikuti warna dari KMnO4 . Ini menunjukn bahwa
pada tabung 2 tidak terdapat ikatan rangkap senyawa karbon alifatik.
Kemudian pada percobaan tes Molisch, pada tabung 1 yang berisi
glukosa memliki warna awal bening lalu ditambahkan dengan pereaksi
Molisch menghasilkan warna putih keruh. Setelah itu ditambahkan juga
H2 SO4 kedalam tabung 1 dan menghasilkan warna bening keunguandan
terbentuk cincin. Hal yang sama juga dilakukan percobaan pada tabung reaksi
2 dimana warna awal dari sukrosa adalah bening dan ditambahkan pereaksi
Molisch yang warna awalnya juga bening. Setelah itu ditambahkan lagi
H2 SO4 kedalam tabung 2 menghasilakn warna ungu tua. Setelah itu dilakukan
lagi percobaan pada tabung reaksi 3 yang dimana warna awal amilum adalah
bening, kemudian ditambahkan pereaksi Molisch berubah menjadi keruh dan
ditambahkan juga H2 SO4 kedalam tabung 3 ini dan menghasilkan warna ungu
muda. Hal ini menandakan bahwa pada ketiga tabung terdapat karbohidrat
namun dengan kadar yang berbeda.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Ketika minyak kelapa yang dicampurkan dengan kloroform pada tabung
1 yang awalnya berwarna kuning pucat ditambahkan dengan KMnO4
warnanya berubah menjadi kuning kecoklatan. Lalu ketika kloroform
yang warnanya bening ditambahkan dengan KMnO4 pada tabung
warnanya berubah menjadi warna ungu mengikuti warna KMnO4 . Hal ini
menujukan bahwa percobaan pada tabung 1 terbukti memiliki ikatan
44
rangkap yang berasal dari minyak kelapa. Kemudian pada tabung 2 tidak
terdapat ikatan rangkap.
2. Ketika glukosa ditambahkan pereaksi Molisch dan ditambahkann lagi
dengan H2 SO4 menghasilkan warna bening keunguan dan terbentuk
cincin. Ketika sukrosa yang telah ditambahkan pereaksi Molisch dan
kemudian ditambahkan lagi dengan H2 SO4 menghasilkan warna ungu
tua, dan ketika amilum yang telah dicampurkan dengan pereaksi Molisch
dan ditambahkan dengan H2 SO4 menghasilkan warna ungu muda. Hal ini
menandakan bahwa terdapat karbohidrat pada setiap pecoban dan
semakin pekat warna ungu yang dihasilkan, maka semakin banyak
kandungan karbohidrat yang terkandung didalamnya.
45
DAFTAR PUSTAKA
Maulinda, L., Nasrul, Z. A., & Nurbaity, N. (2018). Hidrolisis Asam Lemak Dari
Buah Sawit Sisa Sortiran. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 6(2), 1-15.
46
LAMPIRAN
KARBOHIDRAT
Nurhamida Sari Siregar*
Abstrak : Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang
berfungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat secara garis
besar dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida, disakarida dan
oligosakarida. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida dan polisakarida non pati
(serat). Pencernaan karbohidrat dimulai dari mulut, kemudian terhenti sebentar di
lambung dan dilanjutkan ke usus halus kemudian di serap oleh dinding usus, masuk ke
cairan limpa, kemudian ke pembuluh darah kapiler dan dialirkan melalui vena portae ke
hati dan sebagian pati yang tidak dicerna masuk ke usus besar. Sisa karbohidrat yang
masih ada, dibuang menjadi tinja. Fungsi lain karbohidrat bagi tubuh yaitu pemberi rasa
manis pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak dan membantu
mengeluarkan feces. Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-
umbian, kacang-kacang kering dan gula. Penyakit- penyakit yang berhubungan dengan
karbohidrat yaitu penyakit kurang kalori protein, obesitas dan diabetes mellitus.
PENDAHULUAN
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia
yang befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat sebagai
zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur
molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia
dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O).
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi menjadi dua golongan
yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana
terdiri atas monosakarida yang merupakan molekul dasar dari karbohidrat,
disakarida yang terbentuk dari dua monosa yang dapat saling terikat, dan
oligosakarida yaitu gula rantai pendek yang dibentuk olh galaktosa, glukosa dan
fruktosa. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida yang terdiri atas lebih dari
dua ikatan monosakarida dan serat yang dinamakan juga polisakarida nonpati.
Karbohidrat selain berfungsi untuk menghasilkan energi, juga mempunyai
fungsi yang lain bagi tubuh. Fungsi lain karbohidrat yaitu pemberi rasa manis pada
makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, membantu pengeluaran
feses.
47
Analisis Permintaan Konsumsi Nutrisi di Pulau
Sumatera Pada Tahun 2007-2015
Abstract
This study analyzes the demand for the consumption of nutrients in Sumatra
from the year 2007-2015 as seen from the consumption of calories and protein.
Elasticity of calories and protein is calculated from the average calorie and
protein consumption per capita. Calculations are divided into two of the years
2007-2010 and 2011-2015. Elasticity of calories and protein consumption on the
island of Sumatra in the period of 2007-2010 year average calorie consumption
demand is elastic and the protein in the range of inelastic demand, while in the
period of 2011-2015 calories and protein demand is inelastic, where the calorific
value and protein is less than one. Where in the period of 2011-2015 calories and
protein demand started responsive to price changes.
Abstrak
Penelitian ini menganalisis permintaan konsumsi nutrisi di pulau Sumatera dari
tahun 2007-2015 yang dilihat dari konsumsi kalori dan protein. Elastisitas kalori
dan protein dihitung dari rata-rata konsumsi kalori dan protein per kapita.
Perhitungan dibagi menjadi dua dari tahun 2007-2010 dan 2011-2015. Elastisitas
konsumsi kalori dan protein di pulau Sumatera pada rentang waktu dari tahun
2007-2010 rata-rata konsumsi kalori permintaannya elastic dan protein pada
rentang tahun tersebut permintaannya inelastic, sedangkan pada rentang waktu
tahun 2011-2015 kalori dan protein permintaannya inelastic, dimana nilai kalori
dan protein kurang dari satu. Dimana pada rentang waktu tahun 2011-2015
permintaan kalori dan protein mulai responsif terhadap perubahan harga.
tingkat negara maupun dalam lingkup lebih kecil yaitu tingkat provinsi.
Informasi yang paling mengagumkan adalah penelusuran sejarah yang
dilakukan oleh Prof. Robert Fogel, yang menyatakan bahwa peningkatan
ketersediaan jumlah kalori untuk bekerja, selama
48
200 tahun yang lalu mempunyai kontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan per
kapita seperti terjadi di Perancis dan Inggris. Melalui peningkatan produktivitas
tenaga kerja dan pemberian kalori yang cukup, Fogel memperkirakan bahwa
perbaikan gizi memberikan kontribusi sebanyak 30% terhadap pertumbuhan
pendapatan per kapita di Inggris (Arum Atmawikarta).
Kondisi Konsumsi Nutrisi di Pulau Sumatera
Nutrisi ada dua bagian,yaitu mikronutrien dan makronutrien. Mikronutrien
adalah zat yang penting dalam kesehatan tubuh, namun tubuh hanya memerlukan
dalam jumlah yang sedikit. Yang termasuk dalam mikronutrien yaitu vitamin dan
mineral. Sedang makronutrien adalah zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
yang besar untuk memberikan tenaga secara langsung bagi tubuh. Yang termasuk
makronutrien adalah kalori, preotein, lemak, dan karbohidrat. Begitu banyak
makronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh,
Di negara maju pemerataan nutrisi sudah berhasil, namun berbeda dengan negara
berkembang, seperti Indonesia. Pemerataan pemerolehan nutrisi secara tidak langsung
berkaitan denagn pemerataan penghasilan yang masih jauh dari kata merata.
Konsumsi nutrisi seseorang berkaitan dengan pengahsilan yang dia terima, terlebih
lagi bagi anak-anak, nutrisi yang mereka konsumsi berkaitan langsung denagn
pengahasilan yang diterima orang tuanya. Kesenjangan sosial di Indonesia masih
sangat tinggi. Si Kaya mendapat nutrisi yang jelas lebih tinggi daripada si Miskin.
Dengan demikian, pemerataan nutrisi dimulai dari pemerataan ekonomi terlebih
dahulu.
Nutrisi berbanding lurus dengan ekonomi. Semakin tinggi kondisi ekonomi
seseorang, maka konsumsi nutrisi juga akan terpenuhi dengan baik. Sedang semakin
rendah kondisi ekonomi seseorang, maka konsumsi nutrisi kurang terpenuhi dengan
baik atau bisa sampai konsumsi nutrisinya kurang dari jumlah minimal konsumsi
nutrisi setiap harinya.
49
Jurnal Teknologi Kimia Unimal 6 : 2 (November 2017) 1-
15
Jurnal
Jurnal Teknologi Kimia
Teknologi
Unimal
Kimia
http:// ojs.unimal.ac.id/ index.php/ jtk Unimal
Abstrak
Asam lemak merupakan unit pembangun yang sifatnya khas untuk setiap lemak, disebut
juga asam alkanoat atau asam karboksilat. Penelitian ini menggunakan bahan baku
buah sawit sisa sortiran untuk menghasilkan asam lemak. Buah sawit sisa sortiran
adalah buah sawit yang sudah melewati waktu panen TBS (Tandan Buah Segar) dengan
kadar asam lemaknya yang tinggi. Bila buah sawit sisa sortiran ini diolah dengan TBS
akan menurunkan kualitas CPO (Crude Palm Oil) yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan
dengan cara mengaktifkan enzim lipase yang terdapat pada buah kelapa sawit yang
akan menghidrolisa trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Buah sawit dipisahkan
dari inti buah kemudian diblender dengan volume etanol 40%, 45%, 50%, 55% dan 60%
(dari berat sampel). Kemudian dilanjutkan dengan penyimpanan 1, 2, dan 3 hari pada
suhu 30 C, 35 C, 40 C, 45 C, dan 50 C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar
asam lemak terbaik yaitu 48,7% didapatkan pada suhu 30 C, penambahan etanol 60%
dan lama penyimpanan
3 hari, dengan densitas 0,907 gr/ml, bilangan peroksida 13,5 meq/kg dan kadar air
0,07%.
Kata kunci : Buah sawit sisa sortiran, asam lemak, enzim lipase
1. Pendahuluan
Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis yang tergolong dalam family palmae
dan berasal dari Afrika Barat. Meskipun demikian, dapat tumbuh di luar daerah
asalnya, termasuk di Indonesia. Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai
50
ekonomis yang cukup tinggi karena salah satu tanaman penghasil minyak nabati.
Sampai saat ini Indonesia merupakan salah satu produsen minyak sawit dunia.
Sebagai bahan oleopangan, minyak kelapa sawit umumnya digunakan untuk minyak
goreng, margarin, vanaspati dan pengganti lemak cokelat (cocoa butter), sedangkan
sebagai bahan nonpangan (oleokimia) dapat berupa asam lemak, gliserin, sabun,
deterjen, pelumas, plastisizer, kosmetik dan alternatif bahan bakar diesel. Kelapa
sawit mengandung lebih kurang 67% daging buah
Salah satu produk oleokimia yang dapat diperoleh dari minyak sawit adalah
asam lemak. Asam lemak disusun oleh rangkaian karbon dan merupakan unit
pembangun yang sifatnya khas untuk setiap lemak. Ikatan antara karbon yang satu
dengan yang lainnya pada asam lemak dapat berupa ikatan jenuh dan dapat pula
berupa ikatan tidak jenuh/rangkap. Asam lemak disebut juga asam alkanoat atau asam
karboksilat. Secara umum rumus molekulnya adalah CnH2nO2 dan rumus umumnya
adalah R-COOH dan rumus bangunnya adalah mempunyai gugus fungsi R-C-OH.
Klasifikasi asam lemak terdiri dari 2 bagian: yaitu asam lemak jenuh (saturated) dan
asam lemak tak jenuh (unsaturated). Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang atom
karbonnya memiliki ikatan jenuh (ikatan tunggal) dan asam lemak tak jenuh yaitu
asam lemak yang atom karbonnya memiliki ikatan rangkap. Komposisi asam lemak
dapat dilihat pada Tabel 1.
Bagi Indonesia kebutuhan akan asam lemak ini akan semakin meningkat pada
tahun-tahun mendatang, karena asam lemak ini banyak dipakai pada berbagai industri
seperti industri ban, kosmetik, plastik, cat, farmasi, deterjen dan sabun. Oleh karena
itu, perlu dilakukan suatu langkah dalam pemenuhan asam lemak di Indonesia.
Selama ini penyebab utama kurangnya minat para pengusaha untuk memproduksi
asam lemak bebas adalah karena proses pembuatannya yang dinilai tidak ekonomis,
dan juga karena minyak sawit pada saat ini sudah memiliki pangsa pasar yang baik
sebagai bahan minyak makan (Gerindi,1993).
51
BIOTROPIC The Journal of
Tropical Biology
Vol 1. No 1. Februari 2017
IDENTIFICATION OF ACTIVE SUBSTANCE IN AJWA DATE (Phoenix dactylvera L.) FRUIT FLESH
METHANOL EXTRACT
mallahsleiv@gmail.com
ABSTRAK
Kurma (Phoenix dactylifera L.) merupakan buah yang banyak tumbuh di negara-negara
Arab, terutama kota Madinah. Kurma memiliki lebih dari dua puluh jenis dan yang
banyak beredar di Indonesia antara lain kurma ajwa, saudi arabia, tunisia, mesir madu,
agal madinah, madinah, dan lulu. Identifikasi senyawa dan kandungan dari kurma
jenis ajwa sendiri masih belum pernah dilakukan. Oleh karena itu tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa aktif
yang terkandung dalam buah kurma ajwa. Daging buah kurma ajwa diekstraksi
menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol. Ekstrak daging buah kurma
diidentifikasi dengan melakukan uji fitokimia, analisis GC-MS, spektroskopi inframerah
(FTIR) dan spektroskopi UV-Vis. Berdasarkan hasil uji fitokimia diketahui bahwa
terdapat kandungan triterpenoid, flavonoid dan karbohidrat. Hasil analisis FTIR
membuktikan bahwa adanya stretching dan bending gugus fungsi molekul seperti
gugus -OH, -CH alifatik stretching, alkil, -C=C alifatik stretching / aromatik, aldehid,
alkohol, eter, dan -CH aromatik. Pada analisis UV-Vis terdapat serapan di panjang
gelombang 286 nm yang membuktikan bahwa flavonoid yang terkandung dalam
ekstrak metanol daging buah kurma ajwa termasuk pada golongan flavanon.
ABSTRACT
Date fruit (Phoenix dactylifera L.) grows in Arab countries, especially in Medina. Dates have
more than twenty kinds which available in Indonesia such as ajwa, saudi arabia, tunisia,
egypt honey, agal medina, medina, and lulu. The identification of compounds and contents of
52
ajwa dates have not ever been done yet. Therefore, the purpose of this research was to
identified active compound on ajwa date fruits. In this study a date ajwa extraction used
maceration method with methanol. Date extracts identified by phytochemical test, GC-MS
analysis, infrared spectroscopy (FTIR) and spectroscopy UV-
adanya triterpenoid.
1. Uji Alkaloid
Diambil sedikit sampel, ditambahkan HCl 2M 10 ml, dipanaskan
sambil diaduk kemudian didinginkan dan disaring, filtrat ditambahkan
HCl
5 ml dan reagen wagner (Yodium-Kalium iodida)
2. Uji Saponin
Sebanyak 0,5 gram ekstrak ditambah 5 ml air suling lalu dikocok dan
diamati terbentuknya buih stabil.
3. Uji Flavonoid
Sampel ditambah beberapa tetes FeCl3, hasil positif menunjukkan
warna ungu, biru, hitam, hijau maupun merah.
4. Uji Karbohidrat
Sampel diencerkan dengan metanol, diambil 2 ml ditambahkan 2
tetes reagen molisch hingga terjadi perubahan warna menjadi merah bata.
Kemudian ditambahkan H2SO4 dan diamati terbentuknya cincin ungu.
5. Uji Protein
Sampel diencerkan dengan metanol, diambil 2 ml
53
54
55
56