Dosen Pengampu:
1. Dr. Abdul Hadjranul Fatah, M.Si
2. Anggi Ristiyana Puspita Sari, S.Pd, M.Pd
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat dengan tepat waktu
menyelesaikan tugas berupa makalah yang berjudul Analisis Konsep Kimia Kelas X SMA
Materi Larutan Elektrolit – Nonelektrolit dan Stoikiometri.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Bapak Dr. Abdul Hadjranul
Fatah, M.Si, dan Ibu Anggi Ristiyana Puspita Sari, S.Pd, M.Pd pada mata kuliah Analisis
Materi Ajar Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Palangka Raya. Tidak hanya itu,
makalah ini juga memiliki tujuan untuk menambah wawasan mengenai analisis materi ajar
terutama pada mata pelajaran kimia SMA kelas X bagi para pembaca dan juga bagi kami
sebagai penulis.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Abdul Hadjranul Fatah, M.Si, dan
Ibu Anggi Ristiyana Puspita Sari, S.Pd, M.Pd selaku dosen yang telah memberikan tugas ini,
sehingga penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan pada topik ini.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung dan
membagi pengetahuannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa kata sempurna masih jauh dari makalah ini. Oleh
karena itu, penulis menantikan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar makalah ini
dapat menjadi lebih sempurna.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................
A. Analisis Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Kimia SMA Kelas X............................................
1. Keterkaitan KI, KD dengan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Tujuan
Pembelajaran.............................................................................................................................................
2. Analisis Label Konsep.........................................................................................................................
3. Peta Konsep dan Struktur Makro.......................................................................................................
4. Soal dan Indikator Soal......................................................................................................................
B. Analisis Materi Stoikiometri Kimia SMA Kelas X................................................................................
1. Keterkaitan KI, KD dengan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Tujuan
Pembelajaran...........................................................................................................................................
2. Analisis Label Konsep.......................................................................................................................
3. Peta Konsep dan Struktur Makro.......................................................................................................
4. Soal dan Indikator Soal......................................................................................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Larutan adalah campuran homogen. Zat yang lebih sedikit dalam larutan disebut zat
terlarut, sedangkan zat yang larut dalam jumlah yang lebih besar disebut zat pelarut.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan sebagai konsentrasi larutan.
Proses pencampuran zat terlarut dan pelarut untuk membentuk larutan disebut melarutkan.
Sistem homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang bagian-bagiannya tidak dapat
dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan sistem heterogen disebut campuran.
Biasanya, istilah larutan umumnya dianggap sebagai cairan yang mengandung zat terlarut,
seperti padatan atau gas.
Komponen larutan terdiri dari dua jenis, larut atau tidak larut, yang dapat diubah sesuai
dengan kuantitas. Zat pelarut utama adalah yang terdapat dalam jumlah besar, sedangkan
yang lebih kecil adalah zat terlarut. Larutan dibuat dengan mencampurkan dua atau lebih zat
murni yang molekul-molekulnya secara langsung berada dalam keadaan tercampur.
Dalam larutan atau sistem dispersi, zat terlarut dapat berupa padat, cair atau gas.
Meskipun zat terlarut adalah cairan, tidak ada kesulitan dalam membedakan bagian pelarut
dan zat terlarut, karena jumlah zat terlarut lebih sedikit daripada pelarut. Suatu zat disebut
larutan jika campuran zat terlarut dan pelarutnya homogen. Artinya tidak ada batas antar
komponen, sehingga tidak mungkin lagi membedakan antara zat terlarut dan zat terlarut.
Berbeda halnya dengan kopi, masih ada perbedaan di antara keduanya, meski air mancurnya
sudah menghitam. Hal yang sama berlaku untuk campuran pasir dan air.
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari yang namanya hitungan,
bahkan dalam pelajaran kimia sekalipun. Perhitungan ini mencakup, berapa banyak bahan
reaktan yang dibutuhkan jika ingin memperoleh sejumlah produk tertentu. Atau sebaliknya,
jika ada lebih banyak reaktan yang tersedia, berapa hasil maksimum yang dapat diperoleh
yang melibatkan reaksi kimia dalam perhitungan. Kita dapat menyelesaikan masalah ini
dengan stoikiometri. Stoikiometri adalah rasio jumlah antara zat yang terlibat dalam reaksi
kimia. Sementara itu, reaksi stoikiometri adalah reaksi yang menggunakan semua reaktan dan
reaksi non-stoikiometri adalah reaksi yang salah satu reaktannya tidak bereaksi sama sekali
(tetap) dan reaktan lainnya terbawa.
Persamaan stoikiometri reaksi akan sangat diperlukan dalam pembuatan reaksi dan
perhitungan dalam kehidupan sehari-hari kimia sangat dibutuhkan di berbagai bidang
4
industri, seperti industri, makanan, tekstil dan industri farmasi. Dalam industri farmasi dan
farmasi, barang diproduksi dalam bentuk obat-obatan baik dalam bentuk padat maupun cair.
Pembuatan obat ini biasanya dilakukan melalui reaksi kimia dan melibatkan perhitungan
kimia. Selain itu, hubungan antara jumlah zat yang terlibat dalam reaksi kimia sangat penting
dalam perhitungan kimia.
Stoikiometri adalah ilmu kimia yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif
dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia didasarkan pada hukum hukum dasar dan
persamaan reaksi. Sederhananya stoikiometri merupakan pokok bahasan dalam ilmu kimia.
Reaktan itu sendiri adalah zat yang diperoleh sebagai hasil reaksi kimia (Chang, 2005).
Stoikiometri bergantung pada kenyataan bahwa unsur unsur berperilaku dengan cara
yang dapat diprediksi, dan materi yang tidak dapat diciptakan atau dihancurkan, karena itu
ketika unsur digabungkan menghasilkan reaksi kimia, sesuatu yang dikenal dan spesifik yang
akan terjadi dan hasil reaksi dapat diprediksi berdasarkan unsur unsur yang terlibat.
Stoikiometri dapat menemukan bagaimana unsur unsur dan komponen diencerkan dalam
larutan yang konsentrasinya diketahui, bereaksi dalam kondisi eksperimen (Syukri, 1999).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menganalisis materi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit?
1.1 Identifikasi keterkaitan KI, KD, IPK, dan tujuan pembelajaran.
1.2 Analisis label konsep.
1.3 Peta konsep dan struktur makro
1.4 Soal dan indikator soal
2. Bagaimana cara menganalisis materi stoikiometri?
2.1 Identifikasi keterkaitan KI, KD, IPK, dan tujuan pembelajaran.
2.2 Analisis label konsep.
2.3 Peta konsep dan struktur makro
2.4 Soal dan indikator soal
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan cara menganalisis materi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
2. Untuk menjelaskan cara menganalisis materi stoikiometri .
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah 4.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda elektrolit.
sesuai kaidah keilmuan.
7
2. Analisis Label Konsep
Atribut Kedudukan Konsep
No Label Konsep Definisi Konsep Contoh Non Contoh
Variabel Kritis Superordinat Ordinat Subordinat
1 Larutan Larutan adalah Volume larutan Campuran Larutan Larutan NaCl Kopi
campuran homogen Konsentrasi yang terdiri elektrolit Larutan gula Santan
dari dua zat/lebih. larutan dari pelarut Larutan non
dan zat terlarut elektrolit
2 Pelarut Pelarut adalah zat yang Volume Media untuk Larutan Zat terlarut Air (H2O) Garam
digunakan sebagai Konsentrasi melarutkan zat Alkohol Gula
media untuk Jenis pelarut lain
melarutkan zat lain.
3 Zat terlarut Zat terlarut adalah Volume Zat yang Larutan Pelarut Garam Air (H2O)
komponen dari larutan Konsentrasi dilarutkan Gula Alkohol
yang memiliki jumlah Jenis zat dalam pelarut
lebih sedikit dalam terlarut
sistem larutan.
4 Daya hantar Daya hantar adalah Larutan Larutan Daya hantar listrik
ukuran seberapa kuat elektolit dan
suatu larutan dapat non elektrolit
menghantarkan listrik.
5 Larutan Larutan yang dapat Jumlah ion Dapat meng- Larutan Larutan non Larutan Larutan amonia Larutan urea
elektrolit menghantarkan arus Kerapatan ion hantarkan arus elektrolit elektrolit kuat Larutan HCl Larutan alkohol
listrik, dapat berupa listrik Larutan Larutan cuka Larutan glukosa
larutan garam, asam, elektrolit lemah
basa yang dapat bersifat
elektrolit kuat atau
elektrolit lemah.
6 Larutan Larutan yang dapat Jumlah ion Menghantar Larutan Larutan Larutan HCl Larutan amonia
elektrolit kuat menghantarkan arus Kerapatan ion arus listrik, elektrolit elektrolit lemah Air aki Larutan cuka
listrik dan derajat derajat Air laut Larutan H2S
ionisasinya sama ionisasi sama
dengan 1 dengan 1
7 Larutan Larutan yang dapat Jumlah ion Menghantar Larutan Larutan Larutan amonia Larutan HCl
elektolit lemah menghantarkan arus Kerapatan ion arus listrik, elektrolit elektrolit kuat Larutan cuka Air aki
listrik dan derajat derajat Larutan H2S Air laut
8
ionisasinya kurang dari ionisasi
1 kurang dari 1
8 Larutan non Larutan yang tidak Jumlah ion Derajat Larutan Larutan Larutan urea Larutan amonia
elektrolit dapat menghantarkan Kerapatan ion ionisasi = 0 elektrolit Larutan alkohol Larutan HCl
arus listrik dan derajat Larutan glukosa Larutan cuka
ionisasinya sama
dengan 0
9 Senyawa ion Senyawa ion adalah Gaya Senyawa dari Larutan Senyawa NaCl HCl
senyawa yang berikatan elektrostatik ikatan ionik elektrolit dan kovalen KCl HBr
secara ionik, yaitu Reaksi ionisasi non elektrolit BaCl2 CH4
adanya gaya
elektrostatik antara ion
positif dan ion negatif.
10 Senyawa Senyawa kovalen Jenis unsur Senyawa dari Larutan Senyawa ion Senyawa HCl NaCl
kovalen merupakan senyawa Pasangan ikatan kovalen elektrolit dan kovalen polar HBr KCl
kimia yang tersusun elektron non elektrolit Senyawa CH4 BaCl2
dari dua atau lebih kovalen non
unsur nonlogam dan polar
membentuk ikatan
kovalen.
11 Senyawa Senyawa kovalen polar Jenis unsur Ikatan Senyawa Senyawa HBr O2
kovalen polar terbentuk dari ikatan Pasangan kovalen, kovalen kovalen non HCl H2
kovalen polar yang elektron pasangan polar H 2O CH4
pasangan elektronnya Elektronegativ- elektron
dipakai bersama itas tertarik ke
memihak atau salah satu
mengutub ke salah satu gugus atom
atom/gugus atom.
12 Senyawa Senyawa kovalen non Jenis unsur Ikatan Senyawa Senyawa O2 HBr
kovalen non polar terbentuk ikatan Pasangan kovalen, kovalen kovalen polar H2 HCl
polar kovalen nonpolar yang elektron pasangan CH4 H2O
bila pasangan Elektronegativ- elektron
elektronnya dipakai itas tertarik ke dua
bersama tertarik ke dua arah sama
arah dengan besar
elektronegativitas yang
9
sama besar.
13 Reaksi ionisasi Reaksi ionisasi adalah Jenis reaksi Penguraian zat Larutan Reaksi ionisasi HCl H+ + Cl- C12H24O12 tidak terionisasi
proses penguraian zat Jenis senyawa dalam air elektrolit sempurna CH3COOH H + CH3COO
+ -
1
x =
4
= 0,25 mol
Menghitung derajat disosiasi α
α SO Cl
2 2 =
10
0,25 mol
=
1 mol
1
=
4
15 Derajat Derajat disosiasi adalah Jumlah mol Perbandingan Reaksi disosiasi Derajat ionisasi Diketahui kesetimbangan Suatu senyawa X sebanyak 50
disosiasi perbandingan jumlah mol zat terurai disosiasi berikut. gram dilarutkan ke dalam air dan
mol dari zat yang dan zat mula- SO2CI(g)⇌SO2(g)+Cl2(g) 20 gram senyawa tersebut
terurai dengan zat mula Apabila saat setimbang, mol mengalami ionisasi. Derajat
mula-mula SO2Cl2 dan SO2 berbanding 3 : 1, ionisasi senyawa X adalah..
derajat disosiasi SO2Cl2 adalah. Jawab: 0,4.
Jawab : 1/4 Pembahasan:
Pembahasan: Untuk mencari derajat ionisasi,
SO2Cl2(g) ⇌ SO2(g) + Cl2(g) gunakan rumus
m 1 mol jumlah mol terionisasi
α=
R -x mol +x mol +x jumlah mol mula−mula
mol
20 gram
S 3x mol x mol x α= =0,4
mol 50 gram
Menghitung nilai x
Nso2cl2 setimbang = nso2cl2 –
nso2cl2
3x = 1 – x
3x + x = 1
4x = 1
1
x =
4
= 0,25 mol
Menghitung derajat disosiasi α
α SO Cl
2 2 =
11
x mol
=
1 mol
0,25 mol
=
1 mol
1
=
4
12
3. Peta Konsep dan Struktur Makro
PETA KONSEP
Larutan
Berdasarkan daya hantar
Larutan Larutan
elektrolit non-elektolit
Teori
Terdiri atas
Senyawa ion Senyawa
Arrhenius
kovalen
Kovalen polar
Larutan Larutan
elektrolit kuat elektrolit lemah
Kovalen
non polar
Derajat Ionisasi Derajat Ionisasi
α =1 α <1
Larutan C 12 H 22 O11
13
STRUKTUR MAKRO
Larutan
Larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik, dapat berupa larutan garam, asam, Contoh : Larutan
Larutan Elektrolit
basa yang dapat bersifat elektrolit kuat Amonia
14
4. Soal dan Indikator Soal
No. Indikator Pencapaian Kompetensi
Soal Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat-sifatnya
1 Indikator Soal Soal Level Kognitif
Disajikan soal deskripsi Dua larutan A dan B diuji dengan alat uji elektrolit. Lampu alat uji menyala ketika menguji C2
tentang dua larutan yang telah larutan A, sedangkan jika larutan B diuji, lampu tidak menyala, tetapi ada gelembung- MOTS
diuji dan menunjukkan sifat- gelembung gas pada elektrodenya. Kesimpulan dari hasil pengamatan tersebut adalah ....
sifat tertentu. Peserta didik A. Larutan A merupakan elektrolit kuat dan larutan B merupakan nonelektrolit
mengidentifikasi jenis larutan B. Larutan A merupakan nonelektrolit dan larutan B merupakan elektrolit kuat
berdasarkan sifat-sifat yang C. Jumlah ion pada larutan A lebih banyak daripada jumlah ion pada larutan B
telah disajikan. D. Jumlah ion pada larutan A lebih sedikit daripada jumlah ion pada larutan B
E. Jumlah ion dalam kedua larutan tidak dapat dibandingkan
18
B. Analisis Materi Stoikiometri Kimia SMA Kelas X
1. Keterkaitan KI, KD dengan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD)
1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi
sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menujukkan sikap bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam sikap sehari-hari.
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli
pergaulan dunia. lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksna sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan keputusan.
3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, 3.11 Menerapkan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora menyelesaikan perhitungan kimia.
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah 4.11 Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa
19
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
sesuai kaidah keilmuan.
20
2. Analisis Label Konsep
Atribut Kedudukan Konsep
No Label Konsep Definisi Konsep Contoh Non Contoh
Variabel Kritis Superordinat Ordinat Subordinat
1 Stoikiometri Ilmu yang Mol Hubungan Kadar zat Mol Massa dari 2 mol CaCO3 adalah Perbandingan massa hidrogen dan
mempelajari dan Massa molar kuantitatif Pereaksi Massa molar 200 gram. Karena oksigen dalam H2O adalah 8:1
menghitung Volume molar reaktan dan pembatas Volume molar Mr = Ar Ca + Ar C + 3 (Ar O)
hubungan kuantitatif Massa atom produk Massa atom = 40 + 12 + 3 (16) = 40 + 12 + 48
dari reaktan dan relatif (Ar) relatif (Ar) = 100 gram/mol
produk dalam reaksi Massa molekul Massa molekul Massa = n × Mr massa = 2 × Mr
kimia. relatif (Mr) relatif (Mr) CaCO3
massa = 2 mol × 100 gram/mol
massa = 200 gram
2 Kadar zat Kadar zat dalam Persen massa Banyaknya Stoikiometri Persen massa Kadar zat oksigen pada urea Perbandingan massa karbon dan
campuran merupakan Persen volume komponen dalam Pereaksi Persen volume adalah sekitar 26,7% oksigen pada urea adalah 2:1
banyaknya Persen unsur campuran pembatas Persen unsur
komponen zat dalam senyawa dalam senyawa
tersebut dalam
campuran.
3 Pereaksi Pereaksi pembatas Mol zat Pereaksi habis Stoikiometri Mol CH4 (g) + 2O2 (g) CO2 (g) + 2Al (s) + 3H2SO4 (aq) Al2SO4
pembatas menunjukkan Massa zat bereaksi terlebih Kadar zat Massa molar H2O (g) (aq) + 3H2 (g)
pereaksi yang habis dahulu Jika 8 gram gas metana dibakar Volume gas hidrogen yang
bereaksi lebih dahulu dengan 40 gram oksigen maka dihasilkan jika digunakan 0,5 mol
pereaksi pembatasnya adalah gas aluminium sebanyak 0,75 mol.
metana
5 Hitungan Hitungan kimia Jumlah zat Perhitungan Stoikiometri 2Al (s) + 3H2SO4 (aq) Al2SO4 CH4 (g) + 2O2 (g) CO2 (g) +
kimia sederhana adalah yang jumlah zat yang Kadar zat (aq) + 3H2 (g) H2O (g)
sederhana menghitung jumlah diperlukan diperlukan atau Pereaksi Volume gas hidrogen yang Jika 8 gram gas metana dibakar
suatu zat yang Jumlah zat dihasilkan dalam pembatas dihasilkan jika digunakan 0,5 mol dengan 40 gram oksigen maka
diperlukan atau yang dihasilkan suatu reaksi aluminium sebanyak 0,75 mol. pereaksi pembatasnya adalah gas
dihasilkan dalam Persamaan metana
suatu reaksi dimana reaksi
jumlah salah satu zat Jenis zat yang
dalam reaksi tersebut terlibat dalam
21
sudah diketahui. reaksi
6 Mol Mol merupakan Jenis zat Satuan dalam Stoikiometri Massa molar Molaritas 2 mol H2O mempunyai massa 32 Massa molekul relatif CO2 adalah
satuan jumlah zat Massa zat jumlah zat dalam Pereaksi Volume molar Molalitas gram 44 gr/mol
atau jumlah partikel perhitungan pembatas
dalam perhitungan kimia
kimia.
7 Massa molar Massa molar Jumlah zat Ukuran Stoikiometri Mol Massa atom Massa molar senyawa H2O adalah Volume 1 mol gas O2 dalam
menunjukkan ukuran banyaknya zat Pereaksi Volume molar relatif (Ar) 18 gr/mol keadaan STP adalah 22,4 L
banyaknya zat dalam 1 mol pembatas Massa molekul
sebanyak 1 mol atau relatif (Mr)
mengandung 6,02 x
1023 partikel
8 Volume molar Volume molar Jumlah mol gas Ukuran Stoikiometri Massa molar Volume 1 mol gas O2 dalam Massa molar senyawa H2O adalah
menunjukkan Volume gas banyaknya gas Mol keadaan STP adalah 22,4 L 18 gr/mol
banyaknya gas dalam dalam dakan
setiap molnya yang setiap mol
diukur pada keadaan
standar
9 Massa atom Massa atom relatif Massa atom Massa rata-rata 1 Massa molar Massa molekul massa rata−rata1Hitunglah
atom Cl Mr dari Aluminium
relatif (Ar) (Ar) adalah atom relatif (Mr) Ar Cl= Sulfat. (Diketahui : Ar Al=27,
1
perbandingan massa × massa atomS=32,
C−12 O=16 ).
12
rata-rata satu atom Jawab :
unsur tersebut 0,355 sma Mr Al2(SO4)3 = 2 x Ar Al + 3 x Ar
¿
terhadap 1/12 massa 1 S + 12 x Ar O
× 12 sma
satu atom isotop 12 = 2 x 27 + 3 x 32 + 12 x 16
karbon-12 (12C) = 54 + 96 + 192
0,355
¿ =0,355 = 342
1
10 Massa Massa molekul Massa atom Penjumlahan Massa molar Massa atom Hitunglah Mr dari Aluminium massa rata−rata 1 atom Cl
molekul relatif relatif (Mr) Massa molekul semua Ar atom relatif (Ar) Sulfat. (Diketahui : Ar Al=27,
Ar Cl=
1
(Mr) merupakan yang terdapat S=32, O=16 ). × massa atom C−12
12
penjumlahan Ar pada
22
atom-atom molekul/senyawa. Jawab : 0,355 sma
penyusunnya. Mr Al2(SO4)3 = 2 x Ar Al + 3 x Ar ¿
1
S + 12 x Ar O × 12 sma
12
= 2 x 27 + 3 x 32 + 12 x 16
= 54 + 96 + 192 0,355
¿ =0,355
= 342 1
11 Molaritas Molaritas adalah Jumlah mol Mol zat terlarut Mol Molalitas Jumlah zat terlarut pada Larutan Massa NaOH pada reaksi tersebut
konsentrasi jumlah Volume dalam satu liter NaOH adalah 0,2 mol/liter adalah 2 gram.
zat terlarut per satuan zat pelarut
volume. Molaritas (mol/liter)
menunjukan berapa
banyak mol zat
terlarut dalam satu
liter zat pelarut
(mol/liter).
12 Rumus Rumus empiris me- Jumlah unsur Perbandingan Penentuan Rumus molekul CH2O C2H4O2
empiris nunjukkan penyusun mol dari atom- rumus kimia CH CH
perbanding-an mol senyawa atom penyusun CH2 CH2
(paling sederhana) Perbanding-an senyawa CH3 CH3
dari atom-atom mol
penyusun senyawa.
13 Rumus Rumus molekul Jumlah indeks Menunjukkan Penentuan Rumus empiris C2H4O2 CH2O
molekul menunjukkan Jumlah atom lambang molekul rumus kimia CH CH
lambang molekul, Jenis molekul CH2 CH2
terdiri lambang atom CH3 CH3
dan angka indeks
yang menyatakan
jumlah atom-atom
dalam tiap molekul.
14 Persen massa Persen massa Massa zat Jumlah zat telarut Kadar zat Persen volume Sebanyak 25 gram gula Anik membuat sirop buah dengan
menyatakan Zat terlarut dalam 100 gram Persen unsur (C₁₂H₂₂O₁₁) dilarutkan dalam ukuran sirup 10 ml yang di
23
banyaknya zat larutan dalam senyawa 100 gram air (H₂O), maka campur air sebanyak 250 ml,
terlarut dalam 100 htunglah kadar gula maka hitunglah persentase sirup
gram larutan (C₁₂H₂₂O₁₁) dalam larutan! dalam larutan!
14 Persen volume Persen volume Volume zat Jumlah zat Kadar zat Persen massa Anik membuat sirop buah dengan Sebanyak 25 gram gula
menyatakan besarnya Zat terlarut terlarut dalam Persen unsur ukuran sirup 10 ml yang di (C₁₂H₂₂O₁₁) dilarutkan dalam
volume zat terlarut 100 mL larutan dalam senyawa campur air sebanyak 250 ml, 100 gram air (H₂O), maka
yang terdapat dalam maka hitunglah persentase sirup htunglah kadar gula
100 mL larutan dalam larutan! (C₁₂H₂₂O₁₁) dalam larutan!
15 Persen unsur Persen unsur dalam Jenis unsur Persentase kadar Kadar zat Persen massa Kadar N dalam urea adalah 47% Jumlah atom N dalam urea
dalam senyawa merupakan Massa unsur tiap unsur dala Persen volume adalah 2
senyawa persentase massa satu senyawa
unsur yang
terkandung dalam
suatu senyawa.
16 Rumus kimia Hidrat adalah zat Jumlah Zat padat yang Kadar zat Rumus kimia Na2CO3.10H2O MgSO4
hidrat padat yang mengikat molekul air mengikat molekul anhidrat
beberapa molekul air
24
sebagai bagian dari Macam-macam air
strukturnya. zat padat
17 Rumus kimia Anhidrat adalah Jenis molekul Tidak mengikat Kadar zat Rumus kimia MgSO4 Na2CO3.10H2O
anhidrat senyawa yang tidak molekul air hidrat
mengandung molekul
air.
18 Keadaan STP Pada keadaan standar Volume gas Keadaan ketika Keadaan non Pada suhu 0C dan tekanan 1 atm, Pada suhu 25C dan tekanan 1
(STP), yaitu suhu suhu = 0°C dan STP volume 1 mol gas adalah 22,4 atm, volume 1 mol gas adalah
0°C dan tekanan 1 tekanan = 1 atm L/mol. 24,4 L/mol.
atm
19 Keadaan non Pada keadaan non Volume gas Keadaan ketika Keadaan STP Pada suhu 25C dan tekanan 1 Pada suhu 0C dan tekanan 1 atm,
STP standar (non STP), Suhu suhu 0°C dan atm, volume 1 mol gas adalah volume 1 mol gas adalah 22,4
yaitu bukan pada tekanan tekanan 1 atm 24,4 L/mol. L/mol.
suhu 0°C dan
tekanan 1 atm
25
3. Peta Konsep dan Struktur Makro
STOIKIOMETRI
Berdasarkan
% Massa
Massa Molar Penentuan
Rumus Kimia Zat pereaksi
% Volume yang habis
Bergantung pada bereaksi lebih
Berdasarkan dahulu
Massa Rumus Persen Unsur
Atom Relatif Empiris dalam Senyawa
Mol
Tetapan Keadaan
Avogadro Menentukan reaksi pembatas
STP
26
Keadaan
Non STP
Mendasari perhitungan
STRUKTUR MAKRO STOIKIOMETRI
Stoikiometri
Konsep mol
Massa satu mol zat dalam satuan gram Massa molar senyawa H2O adalah
Massa molar (g). 18 gr/mol
Penentuan Menentukan rumus senyawa Glukosa berdasarkan rumus empiris
Rumus Kimia CH2O dan molekul C6H12O6
menggunkan rumus empiris dan rumus
molekul
Kadar zat
Menyatakan banyaknya zat terlarut dalam Kadar gula (C₁₂H₂₂O₁₁)
% Massa 100 gram larutan dalam larutan adalah 20%
Persen volume menyatakan besarnya
% Volume kadar sirup dalam larutan
volume zat terlarut yang terdapat dalam 100
mL larutan adalah 0,04%
27
4. Soal dan Indikator Soal
No. Indikator Pencapaian Kompetensi
Soal Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volume zat.
1 Indikator Soal Soal Level Kognitif
Disajikan soal berupa Jumlah mol dari 5,3 x 1025 molekul karbon dioksida adalah .... C3
persamaan jumlah partikel 88 mol MOTS
dari suatu senyawa. Peserta 80 mol
didik mengkonversikan 78 mol
persamaan tersebut ke 70 mol
jumlah mol. 68 mol
30
E. (1), (2), (3), dan (4)
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa label konsep yang
dianalisis sejumlah 34 label konsep. Dengan masing-masing pada materi larutan elektrolit non-
elektrolit terdapat 15 label konsep dan materi stoikiometri sebanyak 19 label konsep.
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, dapat berupa larutan
garam,asam,basa yang dapat bersifat elektrolit kuat atau elektrolit lemah.
Larutan Non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, termasuk
senyawa kovalen non polar.
Stoikiometri merupakan metode pengukuran komposisi dan jumlah zat dalam satuan tertentu.
Adapun zat-zat yang mempengaruhi stoikiometri iyalah konsep mol, kasar zat dan pereaksi
pembatas
B. Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan mengenai analisis
materi ajar pada mata pelajaran kimia SMA kelas X bagi para pembaca dan juga bagi kami sebagai
penulis. Penulis berharap dengan adanya materi Elektrolit, Non Elektrolit, dan Stoikiometri pada
mata pelajaran kimia SMA kelas X, dapat memaksimalkan pendidikan sehingga berjalan dengan
lebih baik lagi.
33
DAFTAR PUSTAKA
Anipah, A., Fatah, A. H., & Syarpin, S. (2020). Analisis Materi Sistem Periodik Unsur Pada Buku Teks
Kimia SMA/MA Kelas X. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 11(1), 164-179.
Gusmilasari, G., Fatah, A. H., & Anggraeni, M. E. (2020). Analisis Materi Ajar Kimia SMA/MA Kelas XI
Pada Konsep Termokimia. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 11(1), 117-131.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2018). Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1692.
Pratiwi, S. A., Fatah, A. H., & Syarpin, S. (2020). Analisis Materi Struktur Atom Pada Buku Teks Kimia
Kelas X SMA/MA. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 11(1), 132-138.
Rusianti, S., & Fatah, A. H. (2019). Analisis Kesesuaian Konsep Ikatan Kimia Pada Buku Kimia Kelas X
SMA/MA Terhadap Silabus Kurikulum 2013 Dan Penyusunan Makro Wacana. Jurnal Ilmiah
Kanderang Tingang, 10(2), 184-200.
Sakti, S., Fatah, A. H., & Anggraeni, M. E. (2020). Analisis Materi Ajar Konsep Laju Reaksi Pada Buku
Teks Kimia SMA/MA. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 11(1), 78-91.
Soedjono. (2016). Mandiri: Kimia untuk SMA/MA kelas X Semester 1. Jakarta: Erlangga.
Wulandari, Erna. T., Margono, Narum. Y., Qurniawati, Annik. (2018). Kimia Peminatan Matematika dan
Ilmu-Ilmu Alam SMA/MA Kelas X Semester 2. Jawa Tengah: PT. Intan Pariwara.
34