Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

“Perumusan masalah dan Studi Pendahuluan”

Dosen Pengampu :
Kuat Prabowo, SKM. M.Kes
Tugiyo, SKM., M.Si.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 (1-DIVB)

1. Ichsan Ramadhani (P21335123038)


2. Muhammad Adityawan Chandra (P21335123047)
3. Mutiah Sari Pohan (P21335123050)
4. Rifki Ahmad Fachrezi (P21335123057)
5. Sarah Rizky Putri (P21335123067)
6. Shofa Putri Az Zahra (P21335123071)
7. Wijayanti Atikah (P21335123077)

PROGRAM STUDI SANITASI LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya serta
nikmat sehat yang telah diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
Metodologi Penelitian dengan judul pembahasan “Perumusan Masalah dan Studi Pendahuluan”
yang dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Metodologi Penelitian pada semester dua program studi Sarjana Terapan jurusan Kesehatan
Lingkungan. Makalah ini berisikan mengenai hasil analisis dari ruang lingkup Perumusan Masalag
dan Studi Pendahuluan yang diharapkan dapat menambah wawasan kepada seluruh pembaca dan
juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kuat Prabowo, SKM. M.Kes dan Bapak
Tugiyo, SKM., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian yang sudah
membimbing penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami kerjakan yang tak lupa juga
mendapatkan bantuan dari rekan-rekan anggota kelompok yang telah membantu melancarkan
serta berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Namun kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang telah kami tulis ini masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan, penulisan maupun materi. Oleh karena itu,
dengan segenap ketulusan kami membuka selebar-lebarnya bagi para pembaca dan segala pihak
dapat memberikan saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini untuk kedepannya.

Jakarta, 11 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
2.1 Masalah ............................................................................................................................ 2
2.1.1 Pengertian Masalah ................................................................................................... 2
2.2 Proses Mengidentifikasi Masalah..................................................................................... 3
2.2.1 Pengertian Identifikasi Msalah ................................................................................. 3
2.2.2 Beberapa Sumber Masalah Penelitian ...................................................................... 4
2.2.3 Tujuan pemilihan dan perumusan masalah adalah : ................................................. 5
2.3 Perumusan masalah .......................................................................................................... 5
2.3.1 Pengertian Perumusan Masalah ................................................................................ 5
2.3.2 Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian: .......................................................... 5
2.3.3 Langkah - langkah perumusan masalah : .................................................................. 6
2.3.4 Hal yang perlu di perhatikan ..................................................................................... 6
2.3.5 Rumusan masalah yang baik ..................................................................................... 7
2.4 Studi Pendahuluan ............................................................................................................ 7
2.4.1 Pengertian Studi Pendahuluan .................................................................................. 7
2.4.2 Manfaat Studi Pendahuluan ...................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian Ilmiah merupakan penelitian dengan tujuan menyelesaikan suatu masalah,
masalah dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan
harapan atau bisa juga diartikan sebagai suatu kendala yang harus di selesaikan.

Dalam penelitian ilmiah, masalah merupakan awal dimana suatu penelitian akan
difokuskan terhadap suatu objek masalah, sehingga penelitian dapat dikembangkan melalaui
masalah tersebut. Proses identifikasi masalah sangat penting dalam menunjukan urgensi suatu
masalah, sehingga rumusan masalah penelitian dapat disusun serta penelitian dapat dimulai. Studi
penelitian yang baik akan memberikan hasil yang diharapkan pula dalam menyelesaikan suatu
masalah penelitian. Oleh karena itu, Perumusan masalah dan Studi pendahuluan sangat penting
untuk dipelajari sebagai penuntun mahasiswa dalam menyusun permasalahan dan pendahuluan
suatu karya ilmiah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari masalah?
2. Proses mengidentifikasi masalah?
3. Rumusan masalah penelitian?
4. Studi pendahuluan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari masalah.
2. Untuk mengetahui proses mengidentifikasi masalah.
3. Untuk mengetahui rumusan masalah penelitian.
4. Untuk mengetahui studi dari pendahuluan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Masalah
Masalah (dalam bahasa Inggris: problem) diartikan sebagai pernyataan tentang suatu
keadaan yang tidak sesuai dengan harapan.Dapat juga diartikan sebagai kata yang digunakan untuk
menggambarkan suatu keadaan yang diakibatkan oleh hubungan antara dua atau lebih faktor yang
menyebabkan . ke situasi yang membingungkan.

Suatu masalah biasanya dianggap sebagai situasi yang perlu diselesaikan.Suatu masalah
biasanya dipahami ketika seseorang menyadari bahwa situasi yang dihadapinya tidak sesuai
dengan aturan. situasi yang diinginkan.Masalah adalah ketika kenyataan atau kenyataan yang
direalisasikan, fakta, tidak sesuai dengan harapan.

Dalam beberapa literatur ilmiah, suatu masalah sering kali diartikan sebagai suatu masalah
yang memerlukan alternatif jawaban, artinya masih ada lagi yang bisa dilakukan. . dari satu
jawaban terhadap suatu masalah atau solusi masalah. Kemudian, respons yang paling tepat dan
paling tidak berisiko dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Jawaban alternatif biasanya dapat
ditemukan jika seseorang sudah memiliki banyak informasi terkait masalah tersebut.

2.1.1 Pengertian Masalah


Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata
lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik.
pengertian masalah menurut beberapa ahli dan kamus Bahasa Indonesia:

1. Munurut kamus BBI, Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.


2. Menurut Sugiyono, masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara
aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana.
3. Menurut James Stoner, Masalah suatu situasi menghambat organisasi untuk
mencapai satu atau lebih tujuan.

2
4. Menurut Prajudi Atmosudirjo, Masalah adalah sesuatu yang menyimpang dari apa
yang diharapkan, direncanakan, ditentukan untuk dicapai sehingga merupakan
rintangan menuju tercapainya tujuan.
5. Menurut Roger Kaufman, Masalah adalah suatu kesenjangan yang perlu ditutup
antara hasil yang dicapai pada saat ini dan hasil yang diharapkan.
6. Menurut B.Hudojo, masalah merupakan dimana pertanyaan kepada seseorang yang
mana orang itu tidak akan mempunyai hukum yang dapat digunakan dengan segera
untuk dapat menemukan jawatan dari pertanyaan tersebut.
7. Menurut F. Istijanto, masalah merupakan dimana bagian terpenting dalam suatu
proses riset, karena masalah dapat juga menghadirkan petunjuk berupa jenis
informasi yang dimana nantinya akan sangat kita butuhkan.
8. Menurut Suryabrata, masalah merupakan kesenjangan antara harapan (das
sollen)dengan kenyataan (das sein), antara kebutuhan dengan yang tersedia.antara
yang seharusnya (what should be) dengan yang ada (what it is). Penelitian
dimaksudkan untuk menutup kesenjangan (what can be).
9. Menurut John Dewey dan Kerlinger, secara terpisah memberikan penjelasan
mengenai masalah berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun
seorang peneliti. Kesulitan ini menghalangi tercapai sebuah tujuan baik itu tujuan
individu maupun sebuah kelompok. Masalah dalam penelitian diekspresikan dalam
bentuk kalimat tanya bukan kalimat pernyataan. Masalah dalam ini selanjutnya
dijawab melalui penelitian.

Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah penelitian adalah sesuatu hal atau kejadian
yang dijadikan sebuah penelitian dengan mempertimbangkan beberapa hal dalam menentukan
suatu masalah dalam penelitian sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan.

2.2 Proses Mengidentifikasi Masalah


2.2.1 Pengertian Identifikasi Msalah
Identifikasi permasalahan penelitian salah satu langkah yang paling penting dalam
penulisan skripisi, tesis atau diserrtasi adalah pemilihan masalah. Penelitian dan perumusan
masalah merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam pelaksanaan penelitian dibidang
apa saja. Permasalahan penelitianmerupakan permasalahan yang memungkinkan dilakukannya

3
investigasi secara empiric. Signifikansi masalah merupakan rasional dari sesuatu yang dikaji.
Signifikansi masalah menjelaskan kepada pembaca mengapa kajian itu penting, dan menunjukkan
kepada pembaca alasan peniliti memilih masalah tersebut. Karena riset membutuhkan
pengetahuan, keahlian, perencanaan waktu, dan biaya, maka masalah yang dikaji harus benar-
benar penting. Masalah yang menjadi fokus harus dinyatakan secara formal untuk menunjukan
perlunya dilakukan penyelidikan secara empiris, sehingga masalah penelitian dapat saja
dinyatakan dalam bentuk pernyataan, pertanyaan, atau mungkin berupa hipotesis.

Masalah penelitian pada mulanya di identifikasi melalui topik yang masih umum.
Setelah melakukan penelaahan kepustakaan yang berkenaan dengan topik tersebut kemudian
peneliti lebih memfokuskan topik tersebut sehingga menjadi masalah penelitian yang lebih
spesifik.Masalah penelitian adalah seperangkat kondisi yang membutuhkan diskusi, informasi
solusi atau pengambilan keputusan, serta kemungkinan investigasi empiris, dalam bentuk
pengumpulan dan analisis data. Pada dasarnya permasalahan penelitian di identifikasi dari topik
yang bersifat umum. Setelah dilakukan pengkajian awal, topik yang bersifat umum tersebut
difokuskan menjadi masalah penelitian yang spesifik Masalah biasanya kita peroleh dari teori,
seperti: teori belajar – mengajar, intelegensi,evaluasi, dll. Masalah penelitian juga dapat kita
peroleh dari lapangan atau pengalaman sendiri. Misalnya pengajaran dengan modul, penerapan
CBSA, pengajaran matematika dengan computer, keterampilan berhitung siswa sekolah dasar,
kemampuan guru, pembinaan anak-anak berbakat, dan sebagainya. Masalah peneliti dapat juga
kita peroleh dari studi literatur, misalnya menyambung atau melanjutkan hasil penelitian orang
lain.

2.2.2 Beberapa Sumber Masalah Penelitian


1. Fenomena Pendidikan di ruang-ruang kuliah, di sekolah, dan di masyarakat.
2. Perubahan teknologi dan pengembangan kurikulum, selamanya membawa berbagai
problem baru dan kesempatan baru bagi suatu kerja penelitian.
3. Pengalaman-pengalaman akademis itu sendiri.
4. Berkonsultasi dengan dosen-dosen pengajar, dosen-dosen penasihat ataueorang
guru besar.

4
2.2.3 Tujuan pemilihan dan perumusan masalah adalah :
1. Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademis seseorang.
2. Memuaskan perhatian serta keingin tahuan seseorang akan hal yang baru.
3. Meletakan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya
ataupun dasar untuk penelitian selanjutnya.
4. Memenuhi keinginan sosial.
5. Menyediakan sesuatu yang bemanfaat.

2.3 Perumusan masalah


2.3.1 Pengertian Perumusan Masalah
Merupakan hal utama yang ditentukan pada saat pertama kali akan dilakukan riset.
Menyebutkan bahwa rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat
pernyataan-peryataan apa saja yang ingin kita cari jawabannya. Dapat dinyatakan bahwa
perumusan masalah merupakan pernyataan spesifikmengenai ruang lingkup masalah yang akan
diteliti. Rumusan masalah diperoleh dari iden-tifikasi masalah yang sudah diajukan. Jika
identifikasi masalah masih sangat luas cakupannya, maka rumusan masalah merupa-kan masalah
spesifik yang sudah dibatasi untuk diteliti lebih lanjut oleh peneliti. Dalam rumusan masalah yang
dibuat, sudah tergambar dengan jelas desain penelitian yang akan dilakukan, apakah menggunakan
desain kualitatif, kuantitatif (korelasional, komparasi, dan deskriptif), dan seterusnya.

2.3.2 Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian:


1. Rumusan masalah Deskriptif : rumusan masalah yang berkenaan dengan per-
tanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel
atau lebih (variabel yang berdiri sendiri).
2. Rumusan Masalah Komparatif: rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel
yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
3. Rumusan Masalah Asosiatif: suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat
menannyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
a. Hubungan Simetris : suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersama.

5
b. Hubungan Kausal : hubungan yang bersifat sebab akibat. Variabel inde-
pendent (variabel yang mem-pengaruhi) dan variabel dependent (variabel
yang di pengaruhi).
4. Hubungan interaktif/reciprocal/timbal balik: hubungan yang saling mem-
pengaruhi.

2.3.3 Langkah - langkah perumusan masalah :


1. Langkah 1 : Tentukan fokus penelitian.
2. Langkah 2 : Cari berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitan dengan focus
tersebut yang dalam hal ini dinamakan subfokus.
3. Langkah 3 : Dari antara faktor – faktor yang terkait adakan pengkajian mana yang
sangat menarik untuk ditelaah, kemudian tetapkan mana yang dipilih.
4. Langkah 4 : kaitkan secara logis faktor – faktor subfokus yang dipilih dengan focus
penelitian.

2.3.4 Hal yang perlu di perhatikan


1. Apakah kegunaan memecahkan masalah lain,
2. Apakah hasil penelitian masalah itu merupakan hal baru sehingga akan memberi
sumbangan kepada perkembangan ilmu pengetahuan,
3. Apakah saya memiliki pengetahuan dasar dan keterampilan cukup untuk
memecahkan masalah itu,
4. Apakah dapat diperoleh data-data (misalnya dari kepustakaan) mengenai pokok
masalah itu,
5. Apakah tersedia fasilitas, peralatan, bahan, keuangan dan waktu untuk pemecahan
masalah itu,
6. Apakah masalah itu cukup terbatas, tidak terlalu luas dan umum sifatnya, sebab
pembatasan akan memudahkan dan menyederhanakan penelitian,
7. Apakah masalah itu betul-betul menarik dan menimbulkan motivasi yang kuat, agar
supaya saya tidak lekas menyerah dan berputus asa apabila mengalami kesulitan
dalam penelitian.

6
2.3.5 Rumusan masalah yang baik
Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:

1. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah
tersebut.
2. Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
3. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
4. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
5. Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
6. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi,
dan kepercayaan agama

2.4 Studi Pendahuluan


2.4.1 Pengertian Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan studi yang dilakukan untuk mempertajam arah studi
utama. Studi pendahuluan dilakukan karena kelayakan penelitian berkenaan dengan prosedur
penelitian dan hal lainnya yang masih belum jelas. Studi pendahuluan bisa saja mengubah arah
penelitian yang telah disusun di dalam proposal. Dengan demikian, studi pendahuluan bisa saja
menghasilkan perubahan prosedur penelitian, meningkatkan pengukuran, meningkatkan
kepercayaan asumsi, dan desain yang lebih mantap dari studi utama. Studi pendahuluan tak jarang
merupakan miniatur dari studi utama. Tak jarang studi pendahuluan pun menguji sejumlah
instrumen yang akan digunakan dalam studi utama.

Pada langkah awal yakni menentukan masalah penelitian, peneliti sudah


disarankan untuk mengadakan penjajagan mengenai kemungkinan terus atau terhentinya pikiran
peneliti untuk mengadakan penelitian tersebut. Mungkin saja peneliti sudah begitu menggebu-
gebu berkeinginan untuk melaksanakan penelitiannya karena dirasakan bahwa permasalahannya
cukup menarik, penting, dan actual, misalnya saja tentang kenakalan remaja terutama yang
berhubungan dengan penyalahgunaan narkotika. Namun ketika peneliti sudah siap dengan
proposal yang mantap, peneliti baru mengetahui bahwa di daerah tersebut tidak terdapat anak
remaja. Ternyata tanah di daerah tersebut tidak subur, sehingga dengan singkat dapat dikatakan
bahwa di daerah itu para remaja tidak dapat mencari nafkah untuk kehidupannya dengan

7
memanfaatkan lahan yang ada. Itulah sebabnya para remaja sesudah melulusakn pendidikan
dasarnya lalu pergi mengadu nasib ke kota besar.

Dalam contoh tersebut peneliti sebetulnya telah terkecoh denagn menganggap


bahwa rentangan umur penduduk cukup lengkap tetapi keadaan senyatanya tidak demikian. Untuk
menghindari kekecewaan (dan mungkin pemborosan) yang akan terjadi, sebelum peneliti mantap
denagn proposalnya. Lebih baik terlebih dahulu mengadakan penelitian (studi) pendahuluan
tenatng daerah itu.

Penelitian pendahuluan dilakukan oleh peneliti terutama untuk menjajaki dapat


tidaknya suatu penelitian dilaksanakan di daerah itu. Dengan alasan itulah maka penelitian
pendahuluan ini sering disebut dengan Fasibility study kemungkinan dilaksanakan. Dengan studi
ini peneliti ingin mengetahui apakah rencana penelitiannya memang masih ada kemungkinan
untuk dilaksanakan. Jika memang dari hasil penelitian pendahuluan tersebut tampak bahwa
rencana penelitiannya lebih baik dihentikan daripada dilanjutkan, maka peneliti harus rela
menggagalkan rencananya itu dan segera mengganti dengan mencari kemungkinan permasalahan
dan judul baru.

Walaupun sudah diperoleh suatu masalah untuk diteliti, sebelum mengadakan


penelitian sesungguhnya, peneliti mengadakan suatu studi pendahuluan, yaitu menjajagi
kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti. Prof. Dr. Winarno Surachmad menyebutnya
sebagai studi eksploratori. Studi pendahuluan juga dimaksudkan untuk mencari informasi yang
diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi lebih jelas kedudukannya.

Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan utama untuk menghimpun berbagai


informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Hal ini perlu dilakukan, mengingat
informasi yang relevan dapat menunjang keberhasilan penelitian, terutama karena hasil studi
pendahuluan ini dapat menjadi acuan, baik dalam rangka pengenalan dan perumusan hipotesis.
Berkaitan dengan perumusan hipotesis, melalui studi pendahuluan ini dapat dihimpun berbagai
informasi teoritis dan fakta, baik yang bersifat umum maupun fakta ilmiah.

Dari beberapa uraian di atas, jelaslah bahwa studi pendahuluan dalam pelaksanaan
penelitian itu sangat penting dilakukan sebelum peneliti mengadakan penelitian yang
sesungguhnya. Studi pendahuluan dapat membantu peneliti dalam meluruskan niat penelitiannya,

8
mempertajam arah penelitiannya dan juga dapat mencari jalan lain yang belum dilalui orang lain
yang telah meneliti hal itu. Studi pendahuluan juga penting dilakukan untuk menjajaki
kemungkinan diteruskan atau dihentikannya penelitian tersebut.

Di dalam mengadakan studi pendahuluan mungkin ditemukan bahwa orang lain


sudah berhasil memecahkan masalah yang ia ajukan sehingga tidak ada gunanya ia bersusah payah
menyelidiki. Mungkin juga ia mengetahui hal-hal yang relevan dengan masalahnya sehingga
memperkuat keinginannya untuk meneliti karena justru orang lain juga masih
mempermasalahkannya. Apabila ada orang lain yang menyelidiki masalah yang hampir sama atau
belum terjawab persoalannya, calon peneliti dapat mengetahui metode apa yang digunakan, hasil-
hasil apa yang telah dicapai, bagian mana dari penelitian itu yang belum terselesaikan, faktor-
faktor apa yang mendukung, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hambatan penelitiannya.

Dengan telah mengadakan studi pendahuluan, maka boleh jadi dapat dihemat
banyak tenaga dan biaya, di samping bagi calon peneliti tersebut menjadi lebih terbuka matanya,
menjadi lebih jelas permasalahnnya.

Selanjutnya oleh Dr. Winarno dikatakan bahwa setelah studi eksploratoris ini
peneliti menjadi jelas terhadap masalah yang dihadapi dari aspek historis, hubungannya dengan
ilmu yang lebih luas, situasi dewasa ini, dan kemungkinan-kemungkinan yang akan datang dan
lain sebagainya.

Dalam melakukan suatu hal tentunya kita juga mempertimbangkan seberapa


manfaat yang akan kita dapat setelah melakukan itu. Begitu juga dengan penggunaan studi
pendahuluan dalam kegiatan penelitian.

2.4.2 Manfaat Studi Pendahuluan


1. Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti.
2. Tahu dimana/kepada siapa informasi dapat diperoleh.
3. Tahu bagaimana cara memperoleh data atau informasi.
4. Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data.
5. Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan serta memanfaatkan hasil.

9
Selain manfaat-manfaat tersebut di atas, dengan melakukan studi pendahuluan
peneliti menjadi yakin bahwa penelitiannya itu perlu dilakukan dan dapat dilaksanakan. Beberapa
Manfat dari Studi Pendahuluan juga disebutkan untuk:

1. Mengetahui bahwa suatu permasalahan sudah pernah diteliti dan sudah dipecahkan,
sehingga dapat menghindari adanya penelitian yang berulang-ulang namun
sebenarnya sama.
2. Dapat memperkuat keinginan untuk meneliti suatu permasalahan karena adanya
penelitian-penelitian lain yang relevan.
3. Menghemat tenaga dan biaya dengan cara menjadikan penelitian terdahulu sebagai
sumber dokumen penelitian.
4. Mengetahui apakah penelitian tersebut mampu untuk dilaksanakan oleh peneliti
ataukah justru akan menyulitkan.

Sebagai pedoman perlu tidaknya atau dapat tidaknya penelitian dilaksanakan,


peneliti harus ingat empat hal. Diantaranya:

1. Minat, perhatian, penguasaan pemecahan masalah merupakan modal utama dalam


meneliti. Sebagai contoh, mula-mula calaon peneliti berminat meneliti masalah
anak berkelainan bicara. Sesudah mengadakan studi pendahuluan diketahui bahwa
sulit mengumpulakan data karean anak itu sendiri sukar diajak bicara, orang tuanya
tidak bersifat terbuka. Maka itu, sebelum melanjutkan niatnya, sebaiknya calon
peneliti ini mempertimbangkan sekali lagi, apakah ia memang masih berminat
terhadap permasalahan anak berkelainan bicara tersebut atau tidak.
2. Banyak factor yang menyebabkan seorang peneliti tidak dapat melaksanakan
rencananya. Factor tersebut antara lain: kemampuan, waktu, tenaga dan dana.
Misalnya saja seorang mahasiswa yang akan menyusun skripsi bermaksud meneliti
pengelolaan perusahaan-perusahaan rokok kretek. Dari studi pendahuluan
diketahui bahwa untuk dapat bertemu pimpinan sebuah perusahaan dibutuhkan
waktu yang tidak sedikit, karena setiap ia datang pimpinan perusahaan tersebut
sedang sibuk sehingga selalu saja tidak bisa ditemui. Dengan pengalaman studi
pendahuluan mahasiswa tau bahwa judul skripsi dan permasalahaan penelitian
harus diganti karena mahasiswa tersebut terikat pada masa studi yang terbatas. Jika

10
dilaksanakan penelitiannya harus mundur, maka dikhawatirkan waktu batas
meneliti segera habis. Disamping itu, dana untuk berkali-kali datang ke lokasi akan
cukup banyak.

Penelitian yang akan dilakukan harus tersedia faktor pendukung. Sebagai hasil
tambahan peneliti harus sudah merumuskan judul penelitian, sudah disediakan dana, sudah
mengurus izin, dan berhasil. Yang menjadi permasalahan penelitian adalah bagaimana sikap
remaja di suatu desa K terhadap Progam kejar paket A. Dari studi pendahuluan diketahui bahwa
di desa K tidak cukup terdapat remaja karena sebagian besar anak usia SD atau yang tidak tamat
sekolah pergi ke kota untuk mencari pekerjaan disebabkan karena keadaan social ekonomi
penduduk rendah. Mereka meninggalkan tempat tinggal dalam jangka waktu yang cukup lama.
Dengan demikian, maka penelitian ini tidak dapat diteruskan.

Hasil penelitian harus bermanfaat. Misalnya peneliti ingin mengetahui perbedaan


efektifitas pengajaran modul dibandingkan dengan pengajaran klasifikasi. Dari studi pendahuluan
yakni membaca buku-buku di perpustakaan, diketahui bahwa sudah ada beberapa laporan
penelitian yang menjelaskan bagaimana efektifitas pengajaran modul dibandingkan dengan
pengajaran system lain. Dengan demikian, calon peneliti sudah memperoleh jawaban atas
pertanyaan walaupun belum melaksanakan penelitiannya. Dalam keadaan seperti ini mau tidak
mau calon peneliti tersebut harus mengurungkan niatnya.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan. Dalam suatu
penelitian ilmiah, perumusan masalah merupakan hal utama yang ditentukan pada saat pertama
kali akan dilakaukan riset penelitian, sedangakan studi pendahuluan merupakan studi yang
dilakukan untuk mempertajam arah studi utama suatu penelitian ilmiah. Dengan proses yang tepat
dalam mengidentifikasi masalah, akan memudahkan peneliti merumuskan suatu masalah
penelitian, sehingga peneliti dapat merancang studi pendahuluan penelitian yang tepat mengenai
objek permasalahan penelitian.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, A.2015. Definisi Masalah dan Jenis-jenis dalam


Penelitian.https://www.eurekapendidikan.com/2015/09/definisi-masalah-dan-jenis-jenis-
dalam penelitian.html. Diunduh pada 20 Maret 2020, pukul 20.27 WIB
Kuswanto, I. A. P. terhadap Kinerja Karyawan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Majalengka.” Dibawah bimbingan Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M. Si.
Nasution, Ahmad Risqi Syahputra. 2021. Identifikasi Permasalahan Penelitian. ALACRITY :
Journal Of Education, Volume 1.
Ridha, N. (2017). Proses penelitian, masalah, variabel dan paradigma penelitian. Hikmah, 14(1),
62-70.
Wikipedia. (2023,februari 16). Masalah. Retrieved from https://id.m.wikipedia.org/wiki/Masalah

13

Anda mungkin juga menyukai