Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEKNIK PERUMUSAN MASALAH, TUJUAN DAN

HIPOTESISI PENELITIAN

Oleh:

DENI TAFULI

NITALIN CINDY SIAHAAN

PRISKALIA A.T. PUTRI

VERLY AGNES THO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2024

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur, kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
anugerah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah kami yang berjudul
“Teknik Perumusan Maslah, Tujuan dan Hipotesis Penelitian” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
kami yaitu tentang “Penelitian Pendidikan”

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar–besarnya


kepada dosen mata kuliah yang telah mempercayakan topik ini kepada kami. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak–pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terbatas dan jauh dari
sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan waktu yang kami
miliki. Sehingga segala bentuk kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan untuk penyempuraan makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi kami dan
pembaca pada umumnya.

Kupang, 8 Februari 2024

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
C. Tujuan............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2
A. Pengertian Masalah, Tujuan dan Hipotesis Penelitian ..................................................... 2
1. Masalah Penelitian...................................................................................................... 2
2. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 6
3. Hipotesis Penelitian .................................................................................................... 7

B. Teknik Merumuskan Masalah Penelitian ......................................................................... 8


C. Teknik Merumuskan Tujuan Penelitian ........................................................................... 9
D. Teknik Merumuskan Hipotesis Penelitian ..................................................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 12

Kesimpulan .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian dianggap penting dan dapat dilakukan jika terdapat permasalahan
penelitian. Masalah diartikan sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang terjadi sudah
menyimpang dari batas-batas toleransi yang diharapkan. Masalah penelitian juga dapat
diartikan sebagai suatu persoalan atau kesenjangan yang mungkin dapat menuntun
peneliti untuk mencari jawaban atau solusinya. Perumusan masalah merupakan salah
satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat
penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian
akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Saat menyusun suatu penelitian, mengidentifikasi masalah dan tujuan penelitian
adalah poin yang perlu diketahui. Hal ini penting agar penelitian yang dilakukan sesuai
dengan harapan. Dalam penelitian, tujuan penelitian diperlukan untuk menjawab
rumusan masalah. Singkatnya, tujuan penelitian bisa menggambarkan maksud dan hasil
yang akan dicapai lewat penelitian tersebut. Penting juga untuk diiingat bahwa dalam
penelitian peneliti perlu merumuskan hipotesis. Hipotesis memuat pernyataan singkat
yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban
sementara (dugaan) terhadap permasalahan yang diteliti. Suatu hipotesis selalu
dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungan antara dua variabel atau
lebih. Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam makalah ini teknik yang perlu dipelajari
dalam merumuskan masalah, tujuan dan hipotesis penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian masalah, tujuan dan hipotesis penelitian?
2. Bagaimana teknik dalam merumuskan masalah penelitian?
3. Bagaimana teknik dalam merumuskan tujuan penelitian?
4. Bagaimana teknik dalam merumuskan hipotesis penelitian?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian masalah, tujuan dan hipotesis penelitian
2. Untuk mengetahui teknik dalam merumuskan masalah penelitian
3. Untuk mengetahui teknik dalam merumuskan tujuan penelitian
4. Untuk mengetahui teknik dalam merumuskan hipotesis penelitian

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah, Tujuan Dan Hipotesis Penelitian


1. Masalah Penelitian

Masalah penelitian menurut para ahli yaitu:

a) Menurut John Dewey (1993) dan Kerlinger (1989) dalam Sukardi (2007),
permasalahan dapat diidentifikasi sebagai kesulitan yang dirasakan oleh orang
awam maupun para peneliti, serta sebagai sesuatu yang menghalangi
tercapainya tujuan. Permasalahan juga bisa diartikan sebagai target yang telah
ditetapkan oleh peneliti, namun tidak tercapai karena berbagai hal, dan hal
tersebut disebut sebagai masalah. Selain itu, permasalahan juga bisa diartikan
sebagai jarak antara harapan atau yang diharapkan dengan kenyataan yang ada.
b) Menurut Notoatmodjo (2002), masalah penelitian secara umum dapat diartikan
sebagai kesenjangan (gap) antara yang seharusnya terjadi dengan apa yang
sebenarnya terjadi, atau antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada,
serta antara harapan dan kenyataan.

Masalah dalam penelitian diartikan sebagai suatu situasi di mana suatu fakta
yang terjadi sudah menyimpang dari batas-batas toleransi yang diharapkan. Masalah
penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu persoalan atau kesenjangan yang
mungkin dapat menuntun peneliti untuk mencari jawaban atau solusinya. Adanya
kesenjangan tersebut menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, yaitu mengapa
kesenjangan terjadi, dan dari pertanyaan inilah permasalahan penelitian dapat
dikembangkan. Pertanyaan selanjutnya ialah, apakah setiap kesenjangan dapat
dikembangkan menjadi permasalahan penelitian? Jawabannya ternyata tidak
semuanya. Ada kondisi-kondisi lain yang perlu dipenuhi. Dari uraian di atas dapat
dirangkum adanya suatu kondisi problematik tertentu, yang menandakan suatu
penelitian dapat dikembangkan, yaitu:

1. Adanya kesenjangan dari yang seharusnya (teori maupun fakta empirik temuan
penelitian terdahulu) dengan kenyataan sekarang yang dihadapi.

2
2. Dari kesenjangan tersebut dapat dikembangkan pertanyaan, mengapa
kesenjangan itu terjadi.
3. Pertanyaan tersebut memungkinkan untuk dijawab, dan jawabannya lebih dari
satu kemungkinan sebelum menetapkan berbagai identifikasi masalah,
kesenjangan, atau problematik yang akan dibahas, penting untuk diuraikan
terlebih dahulu sebagai latar belakang masalah.

Secara lebih operasional, permasalahan penelitian adalah suatu rumusan


kalimat interogatif mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih yang belum
terjawab dengan teori atau penelitian yang ada. Berdasarkan pengertian tersebut
diketahui bahwa rumusan permasalahan penelitian harus berupa kalimat yang
"mempertanyakan kesenjangan" yang ditemukan atau yang ingin dibuktikan peneliti,
baik dalam kalimat tanya maupun dalam kalimat positif. Namun, walaupun rumusan
kalimat interogatif bukan suatu keharusan, disarankan kepada peneliti untuk
menggunakan kalimat tanya. Saran ini didasarkan atas pertimbangan bahwa dengan
kalimat tanya akan lebih mudah diperoleh sifat-sifat tajam dan spesifik tentang inti
masalah yang dipersoalkan, sebagai sifat yang amat penting dalam perumusan
masalah penelitian.

Masalah penelitian merupakan masalah atau isu yang menuntun pada


keharusan dilaksanakannya penelitian tersebut. Masalah ini bisa muncul dari berbagai
sumber. Ia bisa bersumber dari pengalaman yang pernah dirasakan peneliti dalam
kehidupan pribadi atau tempat kerjanya. Ia juga bisa berasal dari perdebatan ekstensif
dalam literatur-literatur. Ia juga bisa muncul dari perdebatan kebijakan di
pemerintahan atau antara para eksekutif kenamaan. Intinya, sumber-sumber masalah
penelitian bisa sangat beragam. Berbagai sumber, dari mana permasalahan penelitian
dapat digali, diidentifikasi, dan dikembangkan, antara lain dari:

1. Pengalaman Pribadi: Setiap orang dapat mengidentifikasi secara unik masalah


dari pengalaman pribadinya dalam keseharian, juga pengalaman akademik
selama belajar, dan mengerjakan tugas atau laporan.
2. Lanjutan atau Perluasan Penelitian: Peneliti dapat mengambil permasalahan
penelitian dari hasil penelitian sebelumnya, yang biasanya tercantum pada
saran untuk mengembangkan atau melanjutkan penelitian tersebut.

3
3. Sumber Kepustakaan: Buku Teks, Jurnal, Laporan Penelitian: Membaca buku
teks, jurnal, maupun laporan penelitian, selain dapat memperkaya khasanah
pengetahuan, juga dapat dijadikan sebagai sumber bahan identifikasi masalah
yang memberi rekomendasi untuk melakukan penelitian lanjutan.
4. Forum Pertemuan Ilmiah dan Diskusi: Hasil pertemuan ilmiah dan diskusi
dengan orang yang lebih berpengalaman atau para pakar di bidangnya dapat
membuka wawasan dan pandangan lain untuk memperoleh identifikasi
masalah yang direncanakan sebagai bahan untuk menyusun skripsi atau tesis.
5. Observasi atau pengalaman langsung dalam praktek: Hasil observasi dan
pengalaman langsung juga merupakan sumber yang masalah yang potensial
dijadikan dalam merencanakan suatu penelitian.
6. Perubahan Paradigma dalam pendidikan: Paradigma pendidikan yang selalu
berubah dan berkembang dari masa ke masa dalam berbagai hal seperti
kurikulum, media, dan metode pembelajaran dapat dijadikan sumber berbagai
identifikasi masalah untuk penelitian.
7. Fenomena Pendidikan dalam kelas, luar kelas, dan di Masyarakat: Fenomena
pendidikan yang terjadi baik dalam kelas, luar kelas, maupun dalam
masyarakat dapat mendorong peneliti untuk menjadikannya sebagai sumber
masalah yang dapat diangkat dalam suatu penelitian.
8. Deduksi dari teori: Terdapatnya deduksi dari teori yang sudah ada atau
merupakan cabang studi yang sedang dikembangkan.
2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian menurut para ahli yaitu:

1. Menurut Sugiyono (2017:290), "Tujuan penelitian adalah untuk menemukan,


mengembangkan, dan membuktikan pengetahuan."
2. Beckingham (1974) menyatakan bahwa tujuan penelitian adalah ungkapan
"mengapa" penelitian dilakukan. Tujuan dari suatu penelitian bisa untuk
mengidentifikasi atau menggambarkan suatu konsep, menjelaskan atau
memprediksi suatu situasi, atau memberikan solusi untuk situasi tertentu yang
menunjukkan jenis studi yang akan dilakukan.
3. Locke, Spirduso, dan Silverman (2013) seperti yang dikutip dalam Creswell
(2016) mengungkapkan bahwa tujuan penelitian adalah untuk menunjukkan

4
serangkaian pertanyaan tentang "mengapa Anda ingin melakukan riset dan apa
yang ingin Anda dapatkan".

Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan mengenai apa yang ingin dicapai
dari penelitian yang dilakukan. Tujuan penelitian yang diharapkan, sesuai dengan sifat
dan karakteristik penelitian, yaitu:

a. Tujuan harus ada hubungannya dengan rumusan masalah atau secara eksplisit
diarahkan untuk menjawab perumusan masalah.
b. Tujuan penelitian dinyatakan dengan kalimat deklaratif.
c. Tujuan penelitian dikemukakan sebagai sesuatu yang ingin dicapai melalui proses
penelitian.
d. Tujuan penelitian harus jelas dan tegas.

Berdasarkan sifat dan karakteristik permasalahan penelitian, tujuan


dilakukannya suatu penelitian (Sutrisno Hadi, 2001) akan dapat menjawab perannya
yaitu untuk:

a. Menemukan pengetahuan.
b. Mengembangkan pengetahuan.
c. Menguji kebenaran suatu pengetahuan.

Dari pengertian diatas dapat kami simpulkan bahwa, tujuan penelitian


merupakan pernyataan yang menggambarkan apa yang ingin dicapai melalui
penelitian. Tujuan tersebut harus memiliki hubungan dengan rumusan masalah,
dinyatakan secara deklaratif, dan jelas serta tegas. Berdasarkan sifat dan karakteristik
permasalahan penelitian, tujuan penelitian dapat berperan dalam menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Dengan demikian,
tujuan penelitian merupakan panduan penting yang memandu proses penelitian dan
membantu dalam mencapai hasil yang diinginkan.

3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari Bahasa Yunani: hypo = sebelum; thesis = pernyataan.


Proses menyusun landasan teori juga merupakan langkah penting untuk membangun
suatu hipotesis. Landasan teori yang dipilih haruslah sesuai dengan ruang lingkup
permasalahan. Landasan teoritis ini akan menjadi suatu asumsi dasar peneliti dan

5
sangat berguna pada saat menentukan suatu hipotesis penelitian. Peneliti harus selalu
bersikap terbuka terhadap fakta dan kesimpulan terdahulu, baik yang memperkuat
maupun yang bertentangan dengan prediksinya. Jadi, dalam hal ini, telaah teoritik dan
temuan penelitian yang relevan berfungsi menjelaskan permasalahan dan menegakkan
prediksi akan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Berikut adalah
pengertian hipotesis penelitian menurut para ahli:

1. Sugiyono: Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah


penelitian yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis disebut sementara
karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori.
2. Margono: Hipotesis berasal dari kata "hipo" yang berarti kurang dari, dan "thesis"
yang berarti pendapat. Jadi, hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang
sifatnya sementara. Hipotesis merupakan kemungkinan jawaban dari
permasalahan yang diajukan.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang


kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang
kita cari atau ingin kita pelajari. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan
fenomena-fenomena yang kompleks. Hipotesis Penelitian:

a. Merupakan suatu pernyataan sementara atau dugaan jawaban yang paling


memungkinkan walaupun harus dibuktikan dengan penelitian.
b. Hipotesis merupakan anggapan sementara tentang suatu fenomena tertentu yang
akan diselidiki.
c. Kegunaannya untuk membantu peneliti agar proses penelitiannya lebih terarah
dan mencapai hasil penelitiannya.
d. Tidak semua penelitian menggunakan hipotesis, khususnya yang menggunakan
desain deskriptif, desain eksploratori, dan penelitian kualitatif.
e. Dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan.
f. Sudah mengarah (bagaimana bentuk perbedaan atau hubungan yang
dipermasalahkan).
g. Banyaknya sesuai dengan kerangka berpikir dan rumusan masalah, tanpa kata
'diduga'.
B. Teknik Perumusan Masalah Penelitian

6
Mengutip Hatch (1982), Latief (2014:27-28) menyarankan cara membuat
rumusan masalah sebagai berikut:
a) Mengindentifikasi masalah yang akan diteliti.
b) Mempersempit topik yang akan diteliti.
c) Mengkaji rujukan yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti.
d) Menyatakan rumusan masalah dalam kalimat pertanyaan.

Dalam merumuskan masalah harus memenuhi Kriteria sebagai berikut:


1. Rumusan masalah harus jelas, padat dan dapat dipahami oleh orang lain
2. Rumusan masalah harus mengandung unsur data yang mendukung pemecahan
masalah penelitian
3. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara
(Hipotesis)
4. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian
5. Suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat
kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun
pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubung- kan
dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan. manusia
6. Bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan
teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan memberikan
sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun
sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
7. Dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga
pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat
diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
C. Teknik Perumusan Tujuan Penelitian

Perumusan tujuan penelitian melibatkan serangkaian tahap yang penting untuk


memastikan tujuan penelitian yang jelas dan terfokus. Tahap-tahap yang dapat diikuti
dalam perumusan tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1) Identifikasi Masalah atau Pertanyaan Penelitian.

Dalam melakukan identifikasi masalah atau pertanyaan. penelitian,


penting untuk memperhatikan beberapa hal seperti relevansi masalah dengan

7
topik penelitian, kejelasan, dan keunikan masalah, serta keterkaitan masalah
dengan tujuan. penelitian yang ingin dicapai

2) Batasi dan Fokuskan Tujuan Penelitian.

Dalam perumusan tujuan penelitian, Langkah kedua adalah membatasi


dan memfokuskan tujuan penelitian agar tetap terkelola dengan baik. Hindari
tujuan yang terlalu umum atau terlalu luas, sehingga penelitian dapat
memberikan hasil yang lebih mendalam dan terarah.

3) Gunakan Pendekatan SMART (Spesifik. Terukur, Dapat dicapai. Relevan.


Terikat Waktu).

Tujuan penelitian yang jelas haruslah Spesifik, Terukur, Dapat dicapai.


Relevan, Terikat Waktu (SMART). Dengan menggunakan pendekatan ini,
tujuan penelitian akan lebih terdefinisi dengan baik dan memungkinkan evaluasi
yang lebih objektif terhadap hasil penelitian. Pastikan tujuan penelitian relevan
dengan masalah atau pertanyaan penelitian yang diidentifikasi. Tujuan
penelitian haruslah memiliki Batasan waktu yang jelas, sehingga membantu
dalam merencanakan dan mengatur jadwal penelitian dengan baik. Setelah
merumuskan tujuan penelitian, lakukan revisi dan perbaikan jika diperlukan.

D. Teknik Perumusan Hipotesis Penelitian

Dalam merumuskan hipotesis, peneliti harus memperhatikan beberapa hal agar


hipotesis yang dihasilkan dapat menjadi dasar yang kuat dalam melakukan penelitian,
yaitu:

a. Pertama, peneliti perlu melakukan pengamatan dan studi literatur terkait dengan
fenomena atau masalah yang akan diteliti. Dengan mengamati dan mempelajari
penelitian-penelitian terdahulu, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang topik yang akan diteliti. Pengamatan dan studi literatur ini juga
akan membantu peneliti untuk mengidentifikasi gap dalam pengetahuan yang ada
sehingga dapat merumuskan hipotesis yang relevan
b. Selanjutnya, peneliti perlu menyusun kerangka teoritis sebagai landasan dalam
merumuskan hipotesis. Kerangka teoritis ini berfungsi sebagai panduan dalam
memahami hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti. Dalam menyusun

8
kerangka teoritis, peneliti harus mampu mengintegrasikan teori-teori yang relevan
dengan fenomena atau masalah yang sedang diteliti. Dengan demikian, hipotesis
yang dihasilkan akan memiliki dasar teoritis yang kuat.
c. Setelah melakukan pengamatan dan menyusun kerangka teoritis, peneliti dapat
mulai merumuskan hipotesis. Dalam. merumuskan hipotesis, peneliti perlu
memperhatikan. beberapa prinsip penting. Pertama, hipotesis haruslah bersifat
spesifik dan terukur. Hal ini berarti bahwa hipotesis haruslah. jelas mengenai
variabel-variabel apa yang akan diteliti serta bagaimana variabel-variabel tersebut
akan diukur. Dengan merumuskan hipotesis secara spesifik dan terukur, peneliti
dapat memperoleh data yang relevan dan dapat dipercaya..
d. Selain itu, hipotesis juga haruslah bersifat dikotomis atau bersifat perbandingan
antara dua variabel. Hipotesis sebaiknya tidak bersifat generalisasi umum karena
hal ini akan sulit untuk diuji secara empiris. Dengan merumuskan hipotesis secara
dikotomis atau perbandingan, peneliti dapat lebih fokus dalam menguji hubungan
antara dua variabel tertentu.
e. Selanjutnya, hipotesis juga haruslah berdasarkan pada pemahaman teoritis yang
jelas. Hal ini berarti bahwa hipotesis haruslah konsisten dengan kerangka teoritis
yang telah disusun sebelumnya. Dengan memastikan bahwa hipotesis didasarkan
pada pemahaman teoritis yang jelas, peneliti dapat menjaga keberlanjutan logika
dan kesesuaian antara hipotesis dengan tujuan penelitian.
f. Terakhir, hipotesis juga haruslah dapat diuji secara empiris. Hal ini berarti bahwa
hipotesis haruslah dapat diuji menggunakan metode ilmiah dan teknik analisis data
yang tepat. Peneliti perlu memastikan bahwa data yang diperoleh dapat mendukung
atau menolak hipotesis yang dirumuskan.

Dalam kesimpulannya, dalam merumuskan hipotesis, peneliti perlu melakukan


pengamatan dan studi literatur terkait dengan fenomena atau masalah yang akan diteliti
serta menyusun kerangka teoritis sebagai landasan dalam merumuskan hipotesis. Selain
itu, peneliti juga harus memperhatikan prinsip-prinsip penting dalam. merumuskan
hipotesis seperti spesifik dan terukur, dikotomis atau perbandingan, berdasarkan pada
pemahaman teoritis yang jelas, serta dapat diuji secara empiris. Dengan mengikuti
prinsip-prinsip ini, peneliti dapat merumuskan hipotesis yang kuat sebagai dasar dalam
melakukan penelitian.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap
penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian.
Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan
tidak akan membuahkan hasil apa-apa. Dalam penelitian, tujuan penelitian diperlukan
untuk menjawab rumusan masalah. Singkatnya, tujuan penelitian bisa menggambarkan
maksud dan hasil yang akan dicapai lewat penelitian tersebut. Penting juga untuk diiingat
bahwa dalam penelitian peneliti perlu merumuskan hipotesis. Hipotesis memuat
pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan
merupakan jawaban sementara (dugaan) terhadap permasalahan yang diteliti. Kita perlu
untuk memepelajari tentang teknik dalam merumuskan masalah, tujuan dan hipotesis
agar memudahkan kita dalam melakukan penelitian.

10
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, dan Zamzan,Fakhry (2018) Aplikasi Meteodologi Penelitian,Yogyakarta,
CV.Budi Utama
Mahdiyah,(2016) Studi Mandiri dan Seminar Proposal Penelitian,Tanggerang
Selatan,Univertitas Terbuka
Riswanto,Ari dkk (2023) METODOLOGI PENELITIAN ILMIAH:Panduan Praktis
Untuk Penelitian Berkualitas, Jambi,PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
Setiawati,Rike (2024) Metodologi Penenlitian Bisnis; Strategi dan Teknik Penelitian
Terkini, Kotawaringin Timur, PT. Asadel Liamsindo Teknologi

11

Anda mungkin juga menyukai