Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN
Masalah dan Topik Penelitian
Dosen pengampu : Robby Jundi Lestari,S.Pd

Di susun oleh :

FATHUR RAHMAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AGAMA

STAI MA’ARIF SAROLANGUN


TAHUN AKADEMIK 2023
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Puja , puji , syukur , puja ke dzat allah yang maha kuasa , puji ke dzat allah yang maha suci ,
serta syukur ke dzat allah yang maha ghofur , atas segala rahmat dan hidayah nya , sehingga kami
bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul : “Masalah dan Topik Penelitian” sebagai
tugas mata kuliah : Metodologi Penelitian

Pada kesempatan yang berbahagia ini , kami mengucapkan bnyak beribu terima kasih kepada
dosen pembimbing kami dan kepada rekan-rekan seperjuangan , yang telah mendukung kami ,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan pada tepat Pada waktu nya .

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan serta
keluputan , untuk itu kami sangat berharap kepada dosen maupun rekan-rekan semua agar
memberikan masukan ataupun saran , serta kritik untuk kami demi kebaikan makalah selanjut nya
dan bisa bermanfaat bagi kita semuanya .

Atas saran , masukan serta saran nya , kami penulis makalah terlebih dahulu menggucapkan
beribu banyak terima kasih .

‫الحمد هلل رب العالمين‬

Singkut , 01 Oktober

Fathur Rahman

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan masalah .............................................................................. 1

C. Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah dan Topik Penelitian .......................................... 3

B. Sumber Masalah Penelitian................................................................ 5

C. Jenis-jenis Masalah Penelitian ........................................................... 9

D. Cara Mendapatkan Masalah Penelitian .............................................. 14

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ....................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah penelitian merupakan suatu pondasi dalam melakukan suatu penelitian.Singkatnya, mas
alah penelitian adalah adanya gap atau kesenjangan antara harapan dengankenyataan, teori
dengan praktek, yang seharusnya dengan yang terjadi. Masalah penelitian bukan merupakan suatu
rumusan tujuan. Ketika ditanya apa masalah penelitianmu?Beberapa menjawab: ”Ingin
mengetahui…” dan itu adalah rumusan tujuan, bukan suatu masalah penelitian.Menentukan
masalah penelitian bukanlah suatu hal yang mudah.Oleh karena ituuntuk menentukan
masalah penelitian,perlu mengetahui dulu apa masalahnya.
Sebagian besar pemecahan masalah tergantung pada pengetahuan peneliti tentang masalah terseb
ut. Sebagian lain ditentukan oleh pengetahuan peneliti tentang sifat dan hakekat masalah tersebut.
Dengan kata lain, masalah adalah sebuah kalimat Tanya atau kalimat pertanyaan.Masalah
penelitian akan menentukan keberhasilan dari suatu penelitian. Ada
seorang pakar penelitian yang menyatakan bahwa ”Ketika seorang peneliti sudah berhasilmemfo
rmulasikan (baca: ”menemukan”) masalah penelitian, maka sebenarnya 50% penelitian tersebut s
udah berjalan”. Begitu juga sebaliknya, ketika masalah penelitian itu belum ditemukan, maka
penelitian itu selamanya tidak akan berjalan.

Oleh karena pentingnya masalah dalam suatu penelitian maka dalammakalah


ini penulis mencoba membahas tentang menentukan masalah penelitian yang didalamnya
menjelaskan tentang urgensi menentukan masalah penelitian, latar belakang masalah,identifikasi
masalah, perumusan masalah, dan pembatasan masalah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Masalah dan Topik Penelitian?

2. Bagaimana Sumber Masalah Penelitian?


3. Bagaimana Jenis-jenis Masalah Penelitian?
4. Bagaimana Cara Mendapatkan Masalah Penelitian?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Masalah dan Topik Penelitian

2. Mengetahui Sumber Masalah Penelitian


3. Mengetahui Jenis-jenis Masalah Penelitian

4. Mengetahui Cara Mendapatkan Masalah Penelitian

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah dan Topik Penelitian


Setiap mengawali suatu penelitian, maka seorang peneliti harus mampu mengidentifikasi
sebuah Masalah Penelitian. Dalam hal ini kekritisan peneliti menjadi modal utama dalam
menemukan sebuah masalah penelitian yang akan diteliti. Sumber-sumber masalah penelitian
dapat dimulai dengan ditemukannya kesenjangan antara hal yang diinginkan dengan yang
didapatkan dilapangan/lingkungan, kesenjangan antara Das Sollen (seharusnya) dan Das Sein
(kenyataan), kesenjangan antara Harapan dan Kenyataan, kesenjangan antara Fakta dan Harapan
dan kesenjangan antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia. Dari hal-hal tersebut itulah
mendorong manusia mengajukan sebuah pertanyaan sederhana "apa itu, dimana itu, siapa itu,
kapon itu terjadi dan bagaimana itu, mengapa, dan sebagainya", sehingga manusia
mengidentifikasi masalah.

Selain itu sumber-sumber permasalahan penelitian dapat diketahui ketika terdapat


penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, terdapat penyimpangan antara rencana
dengan kenyataan, adanya pengaduan dan adanya kompetisi sehingga menimbulkan masalah
besar. Rasa ingin tahu yang mendalam membuat seseorang mengadakan penelitian, agar apa yang
dirasakan kurang benar bisa terjawab dan terpecahkan. Seperti diketahui bersama bahwa penelitian
adalah merupakan bagian dari pemecahan masalah.

Lalu apa sebenarnya Masalah Penelitian itu? Menurut Notoatmodjo (2002) Masalah Penelitian
secara umum dapat diartikan sebagi “Suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa
yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang
seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan”.

Selanjutnya Notoatmodjo (2002) juga menyebutkan bahwa pada hakikatnya Masalah Penelitian
Kesehatan adalah “Segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya, atau segala bentuk
rintangan dan hambatan atau kesulitan yang muncul”. Dengan demikian adanya masalah penelitian
oleh S Metodologi Penelitian: Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM, MPH. Page 3 karena adanya
"Rational Gap" antara yang diharapkan dan kenyataan. Meskipun masalah penelitian itu selalu ada

3
dan banyak, belum tentu mudah mengangkatnya sebagai masalah penelitian, diperlukan kepekaan
terhadap masalah penelitian.1

Topik dalam Penelitian


Pertama kali, pahami terlebih dahulu apa itu topik dalam penelitian. Hal ini penting karena
dalam sebuah proses penelitian, penentuan topik akan menjadi titik sentral sebelum masuk ke
tahapan-tahapan penelitian berikutnya.

Topik dalam penelitian adalah tema sentral yang akan menjadi titik sentral yang akan dibahas
penelitian tersebut. Topik ini bisa didapatkan dari berbagai sumber bacaan, pengamatan, ataupun
dari hasil penelitian orang lain. Topik berbeda dengan judul penelitian. Judul sendiri adalah bentuk
turunan dari topik yang sudah ditentukan. Sebuah topik dalam penelitian bisa saja ditinjau dari
berbagai sudut pandang. Variasi sudut pandang inilah yang kemudian akan mengrucut menjadi
judul yang konkrit.

Ada beberapa cara yang bisa digunakan sebagai rambu-rambu dalam merumuskan topik dalam
penelitian. Beberapa hal berikut bisa dijadikan panduan:

1. Identifikasi topik-topik yang menurut anda menarik dan anda tertarik di bidang itu.

Kendati ukuran menarik atau tidak itu sangat relatif, anda bisa mengambil patokan-patokan
standar, seperti jarang/belum pernah diteliti orang, sesuatu yang baru (isu baru), sesuatu yang
sedang sangat dibicarakan, atau sesuatu yang sedang menjadi kontroversi. Misalnya, anda ingin
mengambil tema tentang “tindaknkekerasan yanbg Mengatasnamakan Agama”. Ini bisa dikatakan
topik yang menarik, alasannya masalah ini sangat hangat, melibatkan banyak pihak, dan
memerlukan tinjauan-tinjauan praktis dan teoritis. Topik tersebut tentunya masih sangat luas,
disinilah nantinya judul penelitian yang akan memberikan batasan.

1
Metodologi Penelitian: Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM, MPH.

4
2. Pastikan anda memiliki akses dan kemampuan untuk meneliti topik tersebut.

Alasan ini sebenarnya praktis, tetapi penting. Sering terjadi seorang peneliti memiliki topik-
topik yang menarik, bahkan sangat menarik, namun mengalami kesulitan ketika akan menelitinya. 2

B. Sumber masalah Penelitian

Masalah dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H. MacMillan dan Schumacher
(Hadjar, 1996: 40-42), masalah dapat bersumber dari observasi, dedukasi dari teori, ulasan
kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi praktis dan pengalaman pribadi. Masing-
masing dapat dijelaskan sebagai berikut:3

1) Observasi

Observasi merupakan sumber yang kaya masalah penelitian. Kebanyakan keputusan praktis
didasarkan atas praduga tanpa didukung oleh data empiris. Masalah penelitian dapat diangkat dari
hasil observasi terhadap hubungan tertentu yang belum mempunyai dasar penjelasan yang
memadai dan cara-cara rutin yang dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas otiritas atau
tradisi. Penyelidikan mungkin menghasilkan teori baru, rekomendasi pemecahan masalah praktis
dan mengidentifikasi variabel yang belum ada dalam bahasan litelatur.4

2) Dedukasi dari teori

Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsir-prinsip umum yang penerapannya
belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris. Penyelidikan terhadap masalah yang
diangkap dari teori berguna untuk mendapatkan penjelasan empiris praktik tentang teori.

3) Kepustakaan

2
https://www.researchgate.net/publication/347304223_Topik_Penelitian
3
Prof. Dr. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kualitatif, kuantitatif dan R dan D).
ALFABETA: Bandung
4
Prof. Dr. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kualitatif, kuantitatif dan R dan D).
ALFABETA: Bandung

5
Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan penelitian ulang
(replikasi) baik dengan atau tanpa variasi. Replikasi dapat meningkatkan validitas hasil penelitian
dan kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas. Laporan penelitian sering juga menyampaikan
rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang perlu diteliti lebih lanjut. Hal ini juga menjadi
sumber untuk menentukan masalah yang menentukan masalah yang perlu diangkat untuk diteliti.

4) Masalah sosial

Masalah sosial dapat pula menjadi sumber masalah penelitian. Misalnya: seringnya menjadi
perkelahian siswa antar sekolah dapat memunculkan pertanyaan tentang efektivitas pelaksanaan
pendidikan moral dan agama serta pembinaan sikap disiplin. Banyaknya pengangguran lulusan
perguruan tinggi menimbulkan pertanyaan tentang kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan
masyarakat.

5) Situasi praktis

Dalam pembuatan keputusan tertentu, sering mendesak untuk dilakukan penelitian evaluatif.
Hasil sangat diperlukan untuk dijadikan dasar pembuatan keputusan lebih lanjut.

6) Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat memunculkan masalah yang memerlukan jawaban empiris untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.(Purwanto, M.pd:109-111)

Menurut Suryabrata (1994:61-63), sumber-sumber masalah yang dapat diidentifikasi meliputi:

1) Bacaan terutama hasil penelitian

Rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dapat menjadi sumber identifikasi masalah. Tidak
pernah ada penelitian yang tuntas. Penelitian selalu menampilkan masalah yang lebih banyak dari
pada yang dijawabnya, karena dengan demikian ilmu pengetahuan selalu mengalami kemajuan. 5

2) Diskusi, seminar, pertemuan ilmiah

5
Prof. Dr. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kualitatif, kuantitatif dan R dan D).
ALFABETA: Bandung

6
Diskusi, seminar dan pertemuan ilmiah dapat menjadi sumber masalah penelitian karena para
peserta dapat melihat hal-hal yang dipersoalkan secara profesional sehingga muncul masalah.

3) Pernyataan pemegang otoritas (dalam pemerintahan dan ilmu pengetahuan).

Pernyataan pemegang otoritas dapat menjadi sumber masalah, baik otoritas pemerintahan
maupun ilmu pengetahuan. Contoh pernyataan pemegang otoritas pemerintahan adalah pernyataan
menteri pendidikan mengenai daya serap siswa SMU. Contoh pernyataan otoritas ilmu
pengetahuan adalah pernyataan ahli pendidikan mengenai penjurusan di SMU.

4) Pengamatan sepintas

Pengamatan sepintas dapat menjadi sumber masalah. Misalnya, ahli kesehatan menemukan
masalah ketika menyaksikan dari mana penduduk mendapatkan air minum.

5) Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi sebagai sumber masalah penelitian berkaitan dengan sejarah


perkembangan dan kehidupan dengan sejatah perkembangan dan kehidupan pribadi atau
profesional. (Purwanto, M. Pd: 111-112 )

Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-
benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dan pelaksanaan, antara rencana dengan
pelaksanaan. Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari
apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang
direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.

a) Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan.

Di dunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak diharapkan oleh
orang-orang tertentu, karena akan dapat menimbulkan masalah. Orang yang biasanya menjadi
pemimpin pada bidang pemerintahan harus berubah ke bidang pendidikan. Hal ini pada awalnya
tentu akan muncul masalah. Orang atau kelompok yang biasanya mengelola pendidikan dengan
sistem sentralisasi lalu berubah menjadi desentralisasi, atau dengan Manajemen Berbasis Sekolah

7
(MBS) maka akan muncul masalah. Orang biasanya menulis menggunakan mesin ketik manual
harus ganti dengan komputer, maka akan muncul masalah. Apakah masalahnya sehingga perlu ada
perubahan. Apakah masalahnya dengan sistem sentralisasi, sehingga perlu berubah menjadi sistem
desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, apakah masalahnya sehingga kebijakan
pendidikan selalu berubah, ganti menteri ganti kebijakan? Apakah masalahnya setelah terjadi
perubahan?

b) Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan.

Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari rencana
tersebut, maka tentu ada masalah. Mungkin masih ingat bahwa pada era orde baru direncanakan
pada tahun 2000 Bangsa Indonesia akan tinggal lantas tetapi ternyata tidak, sehingga muncul
masalah. Dengan adanya reformasi diharapkan harga-harga akan turun, ternyata tidak, sehingga
timbul masalah. Direncanakan dengan adanya penataran pengawasan melekat, maka akan menjadi
penurunan dalam jumlah KKN, tetapi ternyata tidak sehingga timbul masalah. Dengan kebijakan
MBS, kualitas pendidikan akan meningkat, tetapi ternyata belum terlihat. Apakah masalahnya
sehingga apa yang telah direncanakan tidak menghasilkan kenyataan. Jadi untuk menemukan
masalah dapat diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan
dengan kenyataan. 6

c) Adanya pengaduan.

Dalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata setelah ada
pihak tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan yang diberikan, maka timbul masalah
dalam organisasi itu. Pikiran pembaca yang dimuat dalam koran atau majalah yang mengadukan
kualitas produk atau pelayanan suatu lembaga pendidikan, dapat dipandang sebagai masalah,
karena diadukan lewat media sehingga banyak orang yang menjadi tahu akan kualitas produk dan
kualitas pelayanan yang diberikan. Dengan demikian orang tidak akan membeli lagi atau tidak
menggunakan jasa lembaga itu lagi. Demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap

6
Prof. Dr. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kualitatif, kuantitatif dan R dan D).
ALFABETA: Bandung

8
suatu sekolah atau perguruan tinggi juga dapat menimbulkan masalah. Dengan demikian masalah
penelitian dapat digali dengan cara menganalisis isi pendaduan.

d) Ada kompetisi.

Adanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar, bila tidak dapat
memanfaatkan untuk kerja sama. Perusahan Pos dan Giro merasa mempunyai masalah setelah ada
biro jasa lain yang menerima titipan surat, titipan barang, ada hand phone yang dapat digunakan
untuk SMS, internet, e-mail. Perusahan Kereta Api memandang angkutan umum jalan raya dengan
Bus sebagai pesaing, sehingga menimbulkan masalah. Tetapi mungkin PT. Telkom kurang
mempunyai masalah karena tidak ada perusahaan lain yang memberikan jasa yang sama lewat
telepon kabel, tetapi menjadi masalah setelah ada saingan telepon genggam (hand phone). Dalam
pendidikan, lembaga-lembaga pendidikan yang selama ini unggul di dalam negeri, akan timbul
masalah setelah ada perguruan tinggi asing boleh beroperasi di Indonesia.

Dalam proposal penelitian, setiap masalah harus ditunjukkan dengan data. Misalnya penelitian
tentang SDM, maka masalah SDM, harus ditunjukkan dengan data. Masalah SDM misalnya,
jumlah SDM yang terbata, jenjang pendidikan yang rendah, kompetensi dan produktivitas yang
masih rendah. Data masalah dapat diperoleh dari hasil pengamatan pendahuluan terhadap hasil
penelitian orang lain, atau dari dokumentasi. Data yang diberikan harus up to date, lengkap dan
akurat. Jumlah data masalah yang dikemukakan tergantung pada jumlah variabel penelitian yang
ditetapkan untuk diteliti. Kalau penelitian berkenaan dengan 5 variabel, maka data masalah yang
dikemukakan minimal 5. Tanpa menunjukkan data, maka masalah yang dikemukakan dalam
penelitian tidak akan dipercaya. 7

C. JENIS-JENIS MASALAH
Menurut jenisnya, masalah dapat dibedakan menjadi tiga. Pertama, masalah deskriptif.
Masalah deskriptif adalah masalah yang mendeskripsikan satu variabel pada satu kelompok tanpa
menghubungkan dengan variabel yang lain ayau membandingkan dengan kelompok
lain. Kedua, masalah korelasi. Masalah korelasi adalah masalah yang memuat hubungan antara

7
Prof. Dr. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kualitatif, kuantitatif dan R dan D).
ALFABETA: Bandung

9
satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel yang lain. Ketiga, masalah perbandingan.
Masalah perbandingan adalah masalah yang memuat perbandingan satu atau lebih kelompok
dalam satu variabel. (Purwanto, M. Pd: 109).

Berdasarkan tingkat eksplarasinya, masalah penelitian bisa diklasifikasikan kedalam tiga jenis
bentuk masalah penelitian yaitu deskriptif, komparasi dan asosiasi (Sugiyono, 1994: 36-39,
Arikunto (1993: 28-31).8

a. Permasalahan deskriptif

Permasalahan deskriptif merupakan suatu permasalahan yang berkenaan dengan variabel


mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam
penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari
hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya
dinamakan penelitian deskriptif.

Contoh permasalahan deskriptif:

1) Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional?

2) Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri Berbadan Hukum?

3) Seberapa tinggi efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia?

4) Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pelayanan pemerintah


daerah di bidang pendidikan?

5) Seberapa tinggi tingkat produktifitas dan keuntungan finansial Unit Produksi pada Sekolah-
sekolah kejuruan?

6) Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di
Indonesia?

Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan dengan satu
variabel atau lebih secara mandiri( bandingkan dengan masalah komparatif dan asosiatif).

8
Purwanto, M. Pd . 2010. Metodologi penelitian kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Pustaka pelajar:
yogyakarta

10
Penelitian yang bermaksud mengetahui kinerja Departemen Pendidikan Nasional, sikap
masyarakat terhadap perguruan tinggi berbadan hukum, efektivitas kebijakan MBS,
tingkat produktivitas dan keuntungan finansial Unit Produksi pada Sekolah-sekolah Kejuruan;
minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia adalah contoh
penelitian deskriptif.

Permasalahan Komparatif

Permasalahan Komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan


keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu
yang berbeda. Contoh perumusan masalahnya adalah sebagai berikut.

1) Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta? (variabel
penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah negeri dan swasta)

2) Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa? (satu variabel dua
sampel)

3) Adakah perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar antara murid yang berasal dari keluarga
Guru, Pegawai Swasta dan Pedagang? (dua variabel tiga sampel)

4) Adakah perbedaan kompetensi profesional guru dan kepala sekolah antara SD, SMP, dan
SLTA. (satu variabel untuk dua kelompok, pada tiga sampel)

5) Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari Sekolah Menengah
Kejuruan dan Sekolah Menengah Atas.

6) Adakah perbedaan produktivitas karya ilmiah antara Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta
(satu variabel dua sampel)

Permasalahan Asosiatif

11
Permasalahan Asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris,
hubungan kausal, dan interaktif/resiprocal/timbal balik.

1) Hubungan simetris

Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan
munculnya bersama. Jadi bukan hubunngan kausal maupun interaktif., contoh perumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:

Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murid
sekolah? (variabel pertama adalah penjualan es dan ke dua adalah kejahatan) Hal ini berarti yang
menyebabkan kejahatan bukan karena es yang terjual. Mungkin logikanya adalah sebagai berikut.
Pada saat es banyak terjual itu pada musim liburan sekolah, pada saat murid-murid banyak yang
piknik ke tempat wisata. Karena banyak murid yang piknik maka di situ banyak kejahatan.

Adakah hubungan antara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah anak?

Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin sekolah?

Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid sekolah?

e. Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan jumlah penduduk yang
sekolah ?

Contoh judul penelitiannya adalah sebagai berikut.

Hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murid sekolah.

Hubungan antara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah anak.

Hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin sekolah.

Hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan jumlah penduduk yang sekolah. 9

9
Purwanto, M. Pd . 2010. Metodologi penelitian kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Pustaka pelajar:
yogyakarta

12
2) Hubungan kausal

Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel
independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh:

a) Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi-prestasi belajar anak? (pendidikan
orang tua variabel independen dan prestasi belajar variabel dependen).

b) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan memperoleh
pekerjaan? (kepemimpinan variabel independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan variabel
dependen).

c) Seberapa besar pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi penbelajaran di SMA?

d) Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas
SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah? (kurikulum, media, dan kualitas guru sebagai variabel
independen dan kualitas SDM sebagai variabel dependen).

Contoh judul penelitiannya:

a) Pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi-prestasi belajar anak di SD Kabupaten


Alengkapura.

b) Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kecepatan lulusan memperoleh pekerjaan


pada SMK di Provinsi Indrakila.

c) Pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang
dihasilkan dari suatu sekolah.

3) Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik

Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana
variabel independen dan dependen, contoh:

1) Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anak SD di kecamatan A. Di sini dapat
dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi.

13
2) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyababkan kaya,
demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi. (Prof. Dr.
Sugiyono: 55-60).10

D. Cara Mendapatkan Masalah

Menemukan Masalah melalui Pendekatan Formal

Penemuan masalah secara formal dapat diperoleh melalui rekomendasi penelitia, analogi,
renovasi, dialektikal, morfologi, dekomposisi dan agregasi.

1. Rekomendasi penelitian

Masalah dapat diperoleh dari rekomendasi hasil penelitian orang lain. Pada bagian akhir sebuah
publikasi jurnal, seorang peneliti biasanya mencantumkan kesimpulan, saran, serta
keterbatasan. dari bagian inilah kita dapati menemukan masalah dengan menganalisis adanya
kemungkinan untuk melanjutkan penelitian tersebut sebagai upaya untuk mengkaji hal-hal yang
belum terungkap, mengulang penelitian tersebut untuk memperkaya teori, dan hal-hal lain yang
mungkin ditemukan dari analisis hasil penelitian orang lain.

2. Analogi

Analogi merupakan penemuan masalah dengan cara mengadaptasi masalah dari suatu
pengetahuan dan menerapkannya ke bidang pengetahuan baru dari sisi peneliti, dengan adanya
persyaratan bahwa kedua bidang tersebut harus memiliki kesesuaian dalam hal-hal yang penting.

3. Renovasi

Renovasi merupakan sebuah metode menemukan masalah penelitian yakni dengan cara
mengganti, mengurangi atau menambahkan suatu unsur baru untuk meningkatkan kebenaran suatu
teori.

10
Purwanto, M. Pd . 2010. Metodologi penelitian kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Pustaka pelajar:
yogyakarta

14
4.Dialektikal

Dialektikal adalah bantahan terhadap suatu teori tertentu. Ekstrapolasi: Cara penemuan
masalah dengan ekstrapolasi adalah dengan membuat trend suatu teori atau trend permasalahan
yang dihadapi.

5.Morfologi

Morfologi merupakan pengujian kemungkinan-kemungkinan kombinasi yang terkandung


dalam sebuah permasalahan yang kompleks.

6.Dekomposis

Dekomposisi merupakan cara penjabaran suatu permasalahan ke dalam komponen-


komponennya.

7.Agregas

Agregasi adalah kebalikan dari dekomposisi. Peneliti dapat mengambil hasil-hasil penelitian
atau teori dari beberapa bidang atau beberapa penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk
suatu permasalahan yang lebih rumit dan kompleks.

Menemukan Masalah melalui Pendekatan Non Formal

Penemuan masalah juga dapat diperoleh dengan pendekatan non-formal. Beberapa pendekatan
yang umum dipergunakan adalah : konjektur, fenomenologi, konsensus dan pengalaman.

1.Konjektur

Konjektur adalah permasalahan yang ditemukan dengan naluriah (fakta apresiasi individu
terhadap lingkungannya), dan tanpa dasar-dasar yang jelas. Pendekatan ini biasa dilakukan oleh
orang yang memiliki intuisi dan kepekaan terhadap fenomena penelitian. Bila kemudian dasar-
dasar atau latar belakang permasalahan dapat dijelaskan, maka penelitian dapat diteruskan secara
alamiah.

2.Fenomenologi

15
Menemukan permasalahan-permasalahan baru yang berhubungan dengan fenomena-fenomena
yang dapat diamati. Pendekatan ini paling umum dilakukan oleh peneliti pemula seperti mahasiswa
yang sedang menempuh skripsi.

3.Konsensus

Penemuan permasalahan dari hasil kesepakatan-kesepakatan, misalnya kesepakatan para ahli


dalam suatu bidang yang sama.

4.Pengalaman

Pengalaman juga merupakan sumber permasalahan yang dapat dijadikan kajian penelitian,
baik pengalaman yang gagal maupun pengalaman yang sukses di masa lalu.

16
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Masalah merupakan celah kosong yang menjadi wilayah ketidaktahuan manusia. Penelitian
dilakukan untuk mengisi kekosongan dan mengubah wilayah ketidaktahuan menjadi pengetahuan.
Perumusan masalah merupakan kegiatan yang sangat menentukan dalam penelitian, sebab masalah
yang dirumuskan akan mengarahkan semua kegiatan penelitian. Perumusan masalah ditentukan
dengan menempuh prosedur yang berurutan mulai dari mendeskripsikan latar belakang masalah,
mengidentifikasi masalah, membatasi masalah dan merumuskan masalah. Masalah yang
dirumuskan harus memenuhi empat syarat yaitu menyatakan hubungan variabel, dirumuskan
menggunakan kalimat tanya, memungkinkan pengumpulan data dan tidak menyatakan posisi
moral atau etik. Judul penelitian ditentukan setelah peneliti merumuskan masalahnya. Judul dapat
ditentukan lebih dulu apabila peneliti sudah merumuskan dalam pikirannya tentang masalah
penelitian.

17
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, M. Pd . 2010. Metodologi penelitian kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Pustaka pelajar:
yogyakarta

Prof. Dr. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kualitatif, kuantitatif dan R dan D).
ALFABETA: Bandung

Metodologi Penelitian: Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM, MPH.

https://www.researchgate.net/publication/347304223_Topik_Penelitian

18

Anda mungkin juga menyukai