Anda di halaman 1dari 31

METODOLOGI PENELITIAN

“KONSEP DAN PRINSIP DALAM MELAKUKAN


PENELITIAN”

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Gede Budi Widiarta, S.Kep., M.Kep

DISUSUN OLEH :

Putu Anita Eka Putri

19089014005

Semester VII

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas
Makalah dengan judul “KONSEP DAN PRINSIP DALAM MELAKUKAN
PENELITIAN” ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kekurangan dalam
penyusunan Makalah ini, baik dari isi maupun penulisannya. Untuk itu diperlukan
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun senantiasa penulis
harapkan demi penyempurnaan Tugas Makalah ini di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya
atas semua bantuan dari segala pihak sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
Semoga Tugas Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang.

Singaraja,12 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
2.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan dan Penelitian............................................
2.2 Pendekatan Penelitian...........................................................................
2.3 Definisi Metodologi Penelitian.............................................................
2.4 Perkembangan Metodologi Ilmu dan Penelitian...................................
2.5 Mencari Kebenaran...............................................................................
2.6 Definisi Penelitian................................................................................
2.7 Klasifikasi Penelitian............................................................................
2.8 Karakteristik Penelitian........................................................................
2.9 Kegunaan Penelitian.............................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
3.1 Kesimpulan...........................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam
rangka pemecahan suatu permasalahan. Jadi penelitian merupakan bagian 
dari usaha pemecahan masalah. Penelitian merupakan hal yang penting
dalam mendukung pengembangan ilmu pengetahuan. Penelitian yang baik
adalah yang dapat mengembangkan khasanah keilmuan dalam rangka
memperoleh pengetahuan baru, fakta baru, atau teori baru. Penelitian
adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu
yang relative lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-
aturan yang berlaku.
Tanpa adanya penelitian maka pengetahuan akan terhenti, tidak
valid, dan akhirnya mengalami kemunduran. Dalam melalukan sebuah
penelitian tentunya seorang peneliti harus paham tentang Konsep dan
Prinsip dalam sebuah penelitian. Karena jika seorang peneliti tidak
mengerti tentang hal tersebut maka penelitian yang dihasilkan tidak akan
baik.
Maka dari itu, peneliti perlu memahami konsep metodologi
penelitian agar nantinya dapat menghasilkan pengetahuan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kemampuan ilmiah yang harus
dimiliki yaitu berfikir ilmiah sebagai upaya dalam memecahkan masalah.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah yang dapat diambil dari latar belakang
diatas, adalah “ Bagaimana Konsep dan Prinsip yang perlu dipahami
dalam Penelitian?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang diperoleh dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam pembuatan makalah ini adalah untuk
membantu mengetahui dan memahami Konsep dan Prinsip dalam
melakukan penelitian.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk dapat mengetahui hakikat ilmu pengetahuan dan penelitian.
1.3.2.2 Untuk dapat mengetahui pendekatan dalam penelitian.
1.3.2.3 Untuk dapat mengetahui definisi metodologi penelitian.
1.3.2.4 Untuk dapat mengetahui bagaimana perkembangan metodologi ilmu
dan penelitian.
1.3.2.4 Untuk dapat mengetahui bagaimana cara mencari kebenaran.
1.3.2.6 Untuk dapat mengetahui definisi penelitian.
1.3.2.7 Untuk dapat mengetahui klasifikasi penelitian.
1.3.2.8 Untuk dapat mengetahui bagaimana karakteristik penelitian.
1.3.2.9 Untuk dapat mengetahui apa kegunaan penelitian.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Instansi
Dapat menjadi acuan atau referensi bacaan tentang “Konsep dan Prinsip
Dalam Penelitian” bagi mahasiswa atau warga kampus lainnya.
1.4.2 Bagi Pembaca
Dapat mengetahui dan lebih memahami tentang “Konsep dan Prinsip
dalam Penelitian”, terutama bagi pembaca yang memasuki semester
akhir yang nantinya akan melakukan penelitian.
1.4.3 Bagi Penulis
Dapat lebih memahami dan mengetahui tentang “Konsep dan Prinsip
dalam Penelitian”
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan dan Penelitian


2.1.1 Ilmu Pengetahuan
llmu pengetahuan adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun
secara sistematis dan runtut yang didapat melalui metode ilmiah.
Metode ilmiah atau sering disebut juga dengan metode penelitian
adalah prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan
pengetahuan. Langkah-langkah sistematis tersebut meliputi :
1) Mengidentifikasi dan Merumuskan masalah.
2) Menyusun kerangka Pemikiran.
3) Merumuskan Hipotesis.
4) Menguji hipotesis.
5) Menarik kesimpulan.
Jadi dapat dikatakan bahwa, metode ilmiah ini adalah cara untuk
memperoleh dan Menyusun pengetahuan. Perbedaan dari Pengetahuan
dengan Ilmu Pengetahuan terletak pada: “Pengetahuan” adalah bahan
ilmu, dan baru bisa menjawab tentang apa, sedangkan “Ilmu
Pengetahuan” menjawab tentang mengapa suatu kenyataan atau
kejadian”. Jadi, ilmu pengetahuan merupakan sekumpulan pengetahuan
dalam bidang tertentu yang disusun secara sistematis, menggunakan
metode keilmuan, yang dapat dipelajari dan diajarkan, dan memiliki
nilai guna tertentu.
Syarat dari ilmu pengetahuan itu sendiri adalah memiliki objek dan
metode ilmiah, atau memiliki dimensi/aspek sebagai berikut:
1) Aspek Ontologis, yaitu berkenaan dengan apa yang dipelajari ilmu
atau berkenaan dengan objek studi. Aspek ontologis berkenaan
dengan apa yang ingin diketahui, apa yang dipikirkan atau yang
menjadi masalah. Contoh : Aspek ontologis dalam ilmu ekonomi
adalah perilaku manusia yang dihadapkan pada persoalan sumber
daya manusia yang terbatas, dengan kebutuhan yang tidak terbatas.
2) Aspek Epistimologis, berkenaan dengan bagaimana ilmu
mempelajari objek studinya dengan menggunakan metode tertentu,
yaitu metode keilmuan atau metode ilmiah yang didukung oleh
sarana berfikir ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya merupakan
gabungan antara pola berpikir induktif (dari hal-hal yang khusus,
dianalisis menjadi hal-hal yang umum) dan pola berpikir deduktif .
(dari hal-hal yang umum kepda hal-hal yang khusus). Pola berpikir
induktif dan deduktif disebut juga proses “Logico-hypotetico-
verifikatif atau “deducto-hypotetico-verifikatif”, yang terdiri dari
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah,
2. Menyusun kerangka berfikir
3. Merumuskan hipotesis,
4. Menguji hipotesis, dan
5. Menarik kesimpulan.
3) Aspek aksiologis, berkenaan dengan aspek gunalaksana atau manfaat
ilmu. Nilai guna ilmu bisa dilihat secara positif dan normatif. Secara
positif nilai guna ilmu adalah untuk mendeskripsikan, menjelaskan
dan memprediksi berbagai fenomena yang sesuai dengan objek studi
yang dipelajari. Sedangkan secara normatif, nilai guna ilmu adalah
untuk mengendalikan berbagai fenomena kearah yang dinginkan.
Secara normatif aspek aksiologis ilmu erat kaitannya dengan
pertimbangan nilai, etika dan moral. Dalam penelitian, aspek
aksilogis digambarkan dalam saran-saran atau rekomendasi hasil
penelitian.
Secara garis besar, ilmu pengetahuan terbentuk melalui proses dan
tahapan sebagai berikut:
a) Ilmu mempelajari fenomena.
b) Fenomena-fenomena itu diabstraksikan menjadi konsep dan variabel.
c) Konsep dan variabel itu dipelajari hubungannya berbentuk proporsi
yang sifatnya berbentuk hipotesis-hipotesis.
d) Hipotesis diuji secara empirik menjadi fakta.
e) Jalinan fakta-fakta dalam kerangka penuh arti membentuk teori.
Teori-teori inilah yang merupakan ilmu. (Prof. Dr. Suryana, 2012)
Ilmu pengetahuan berkembang melalui suatu proses Scientific
Research, yang diawali dengan observasi, identifikasi masalah,
perumusan kerangka pemikiran, perumusan hipotesis, pengujian
hipotesis, pengumpulan data, analisis dan interprestasi data, dan
penarikan kesimpulan. Menurut Sekaran (2000:20) dalam (Prof. Dr.
Suryana, 2012), “Scientific research focus on the goal of problem
solving and pursues a step-by-step logical, organized, and regiorious
method to identify problems, gather data, analyze them, and draw valid
conclusions therefrom”
2.1.2 Penelitian
Penelitian adalah terjemahan dari kata inggris, research. Ada ahli
yang menterjemahkan research menjadi riset. Kata research berasal
dari kata re yang berarti “kembali” dan to search yang berarti
“mencari”. Dengan demikian, arti yang sebenarnya dari kata research
adalah “mencari kembali”.
Menurut kamus webster’s new international, research (penelitian)
adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan
prinsip-prinsip, suatu penyelidikan yang amat cermat untuk menetapkan
sesuatu.
Menurut ilmuan Hillway (1956) research (penelitian) tidak lain
dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan
yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh
pemecahan yang tepat terhadap masalah-masalah tersebut.
Withney (1960) menyatakan, disamping untuk memperoleh
kebenaran kerja menyelidiki harus pula dilakukan secara sungguh-
sungguh dalam waktu yang lama dengan demikian, penelitian
merupakan suatu metode untuk menemukan kebenaran, sehingga
penelitian juga merupakan metode berfikir secara kritis.
Withney mengutip beberapa definisi tentang penelitian :
a) Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara
sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan
terhadap masalah yang dapat dipecahkan (parson, 1946).
b) Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif
yang jelas untuk menemukan hubungan antara dalil atau hukum
(john, 1949).
c) Penelitian adalah transformasi yang terkendali atau terarah dari
situasi yang dikenal akan kenyataan-kenyataan yang ada
padanya dan hubungannya seperti mengubah unsur dari situasi
irizinal menjadi suatu keseluruhan yang ersatu padu. (dewey,
1936)
d) Penelitian merupakan metode untuk menemukan kebenaran dan
juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking).
Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap
masalah, memformasilisikan hipotesis.
Penelitian juga bertujuan untuk mengubah kesimpulan-kesimpulan
yang telah diterima atau mengubah dalil-dalil tersebut . Maka dari itu,
penelitian dapat diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan
pemberian arti yang terus menerus terhadap sesuatu. Penelitian juga
merupakan percobaan yang hati-hati dan kritis untuk menemukan
sesuatu yang baru.
Penelitian yang menggunakan metode ilmiah (scientific methods)
disebut penelitian ilmiah (scientific research). Selalu ditemukan dua
unsur yang penting, yaitu unsur observasi (pengamatan) dan unsur
penting (reasoning). Unsur pengamatan merupakan kerja pengetahuan
mengenai fakta-fakta tertentu yang diperoleh melalui kerja mata
(pengamatan) dengan menggunakan persepsi (sense of perception).
Nalar adalah suatu kekuatan dengan mana arti dari fakta-fakta dan
interelasi terhadap pengetahuan yang timbul, sebegitu jauh ditetapkan
sebagai pengetahuan terkini. (Aditya, 2019)
2.2 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian adalah rencana dan prosedur penelitian yang
terdiri dari langkah-langkah berdasarkan asumsi luas sebagai dasar untuk
menentukan metode dalam pengumpulan data, analisis atau interpretasi
data. Adapun hal-hal yang berhubungan dengan Pendekatan Penelitian
sebagai berikut : (Sunarto, 2011)
1) Pendekatan hanya berurusan dengan pengumpulan data dan
analisis data.
2) Pengumpulan data adalah aktivitas fisik, analisis data adalah
proses berfikir.
3) Fokus Penelitian pada data kuantitatif, cenderung menggunakan
analisis deduktif.
4) Fokus penelitian pada data kualitatif, cenderung menggunakan
data kualitatif.
2.2.1 Pendekatan Induktif
Penalaran induktif adalah cara berpikir yang berdasar pada kejadian
yang khusus untuk memastikan teori, hukum, konsep yang umum.
Pendekatan induktif diawali dengan mengutarakan teori yang memiliki
batasan eksklusif pada saat membuat pernyataan yang diakhiri dengan
pernyataan yang memiliki karakter umum. Pendekatan induktif
mementingkan pada aktivitas pemeriksaan terlebih dahulu yang
dilanjutkan dengan menarik kesimpulan berlandaskan pemeriksaan
tersebut. Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa pendekatan ini
sering dinamakan sebagai pendekatan yang berasal dari penarikan
kesimpulan dari yang khusus menuju umum. Penelitian induktif akan
dilakukan ketika sumber referensi tidak ditemukan pada sebuah topik,
seringkali dilaksanakannya penelitian induktif karena tidak ada teori
yang bisa diuji.
Adapun alur pikir induktif antara lain sebagai berikut : (Sunarto,
2011)
1) Penalaran yang bermula dari fakta-fakta tertentu ke kesimpulan
umum
2) Penalaran induktif adalah cara untuk memahami sesuatu dengan
membuat pengamatan khusus dan kemudian menarik kesimpulan
luas berdasarkan pengamatan tersebut.
3) Proposisi yang nilai kebenarannya ditentukan oleh observasi atau
fakta
2.2.2 Pendekatan Deduktif
Penalaran deduktif adalah cara berpikir yang
mengimplementasikan sesuatu yang umum dan selanjutnya dikaitkan
dengan aspek-aspek sesuatu yang khusus. Secara umum arti dari
deduksi itu sendiri adalah penarikan kesimpulan dari situasi yang
umum, memperoleh yang khusus dari hal yang umum.
Pendekatan atau metode deduktif merupakan sesuatu yang
memakai logika untuk membuat satu atau lebih kesimpulan
berlandaskan beberapa premis yang diberikan. Pada deduktif yang
rumit peneliti bisa membuat kesimpulan lebih dari satu. Pada metode
deduktif kebenaran sudah dipahami secara umum, selanjutnya
kebenaran tersebut akan mencapai pengetahuan baru mengenai isu atau
indikasi khusus.
Bila disimpulkan deduksi adalah aktivitas berpikir yang berdasar
pada hal umum (teori, konsep, prinsip, keyakinan) yang mengarah ke
khusus. Berlandaskan hal yang umum mengarah kepada kesimpulan
khusus yang merupakan elemen dari masalah atau kejadian. Saat
melaksanakan penelitian deduktif, peneliti harus selalu memulai dengan
teori (hasil penelitian induktif). Maksud dari penalaran secara deduktif
adalah menguji teori-teori. Bila tidak ada teori, maka peneliti belum
bisa melaksanakan penelitian deduktif.
Adapun alur pikir deduktif antara lain sebagai berikut :
1) Melibatkan kesimpulan dari prinsip-prinsip umum.
2) Penalaran dari proposisi yang benar secara independen berdasar
fakta atau pengalaman.
3) Alasan; mulai dari premis umum ke kesimpulan yang perlu dan
spesifik. (Sunarto, 2011)

2.2.3 Perbedaan Pendekatan Deduktif dan Induktif


Pendekatan Induktif dan Deduktif tentunya memiliki kekhasan masing-
masing. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut :
1) Ada kekhasan masing-masing antara penelitian dengan pendekatan
deduktif dan induktif.
2) Penelitian deduktif memiliki kekhasan utama adalah adanya
perumusan hipotesis.
3) Kekhasan utama pada penelitian induktif adalah dirumuskannya
asumsi.
4) Pendekatan deduktif menguji validitas hipotesis/teori.
5) Pendekatan induktif berkontribusi pada lahirnya teori dan
generalisasi baru. (Sunarto, 2011)

2.3 Definisi Metodologi Penelitian


Metode berasal dari bahasa Yunani methodos, yang berarti cara
atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut
masalah cara kerja, yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang
menjadi sasaran ilmu. Sedangkan Logos berarti pengetahuan. Jadi
metodologi adalah pengetahuan tentang berbagai cara kerja.
Penelitian merupakan terjemahan dari kata research yang berarti
penelitian, penyelidikan. Penelitian adalah pemeriksaan yang teliti,
penyelidikan, kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian
data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan
persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-
prinsip umum .
Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang direncanakan untuk
memperoleh data guna untuk memberikan jawaban terhadap masalah-
masalah tertentu dan kemudian menemukan kesimpulan-kesimpulan yang
diinginkan.
Penelitian dirumuskan sebagai penerapan pendekatan ilmiah pada
pengkajian suatu masalah, sebagai cara untuk memperoleh informasi yang
berguna dan dapat dipertanggungjawabkan, yang bertujuan untuk
menemukan jawaban terhadap persoalan yang berarti, melalui penerapan
prosedur-prosedur ilmiah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian
adalah upaya menyelidiki dan menelusuri sesuatu masalah dengan
menggunakan cara kerja ilmiah secara cermat dan teliti untuk
mengumpulkan, mengolah, melakukan analisis data dan mengambil
kesimpulan secara sistematis dan objektif guna memecahkan suatu
masalah atau menguji hipotesis untuk memperoleh suatu pengetahuan
yang berguna bagi kehidupan manusia. (Dr.Drs.H.Rifa’i Abubakar, 2021)
2.3.1 Macam-Macam Metode Penelitian
Mengacu pada bentuk penelitian, tujuan, sifat masalah dan
pendekatannya terdapat 4 macam metode penelitian : (Prof. Dr. Suryana,
2012)
1) Metode Eksperimen (Mengujicobakan), adalah penelitian untuk
menguji apakah variabel-variabel eksperimen efektif atau tidak.
Untuk menguji efektif tidaknya harus digunakan variabel kontrol.
Penelitian eksperimen adalah untuk menguji hipotesis yang
dirumuskan secara ketat. Penelitian eksperimen biasanya dilakukan
untuk bidang yang bersifat eksak. Sedangkan untuk bidang sosaial
bisanya digunakan metode survey eksplanatori, metode deskriptif,
dan historis.
2) Metode Verifikasi (Pengujian), yaitu untuk menguji seberapa jauh
tujuan yang sudah digariskan itu tercapai, sesuai atau cocok dengan
harapan atau teori yang sudah baku. Tujuan daari penelitian
verifikasi adalah untuk menguji teori-teori yang sudah ada guna
menyususn teori baru dan menciptakan pengetahuan-pengetahuan
baru. Lebih mutakhirnya, metode verifikasi berkembang menjadi
grounded research, yaitu metode yang menyajikan suatu pendekatan
baru, dengan data sebagai sumber teori (teori berdasarkan data).
3) Metode Deskriptif (mendeskripsikan), yaitu metode yang digunakan
untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena.
Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisis data
dan menginterprestasikannya. Metode deskriptif dalam
pelaksanaannya dapat dilakukan melalui : teknik survey, studi kasus
(bedakan dengan suatu kasus), studi komparatif, studi tentang waktu
dan gerak, analisis tingkah laku, dan analisis dokumenter.
4) Metode Historis (merekonstruksi), yaitu suatu metode penelitian
yang meneliti sesuatu yang terjadi di masa lampau. Dalam
penerapannya, metode ini dapat dilakukan dengan suatu bentuk studi
yang bersifat komparatif-historis, yuridis, dan bibliografik.
Penelitian historis bertujuan untuk menemukan generalisasi dan
membuat rekontruksi masa lampau, dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti untuk
enegakkan fakta-fakta dan bukti-bukti guna memperoleh kesimpulan
yang kuat.

2.4 Perkembangan Metodologi Ilmu dan Penelitian


Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975)
berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu
untuk memperoleh sesuatu interelasi. Metode ilmiah merupakan suatu cara
sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis,
teratur dan terkontrol. Menurut A. Nashrudin, S.IP, M,Si
(dossuwanda.wordpress.com) supaya suatu metode yang digunakan dalam
penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai
kriteria sebagai berikut:
 Berdasarkan fakta
 Bebas dari prasangka
 Menggunakan prinsip-prinsip analisa
 Menggunakan hipotesa
 Menggunakan ukuran objektif
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya penyelidikan secara
sistematis, logis dan ilmiah untuk memecahkan masalah. Manusia
sepanjang hidupnya tidak lepas dari berbagai permasalahan hidup.
Masalah-masalah tersebut dapat dikelompokkan dalam berbagai bidang
kehidupan antara lain keagamaan, politik, pendidikan, ekonomi, kesehatan,
dan lain-lain. Terkadang bidang pengetahuan yang satu dapat
mempengaruhi bidang pengetahuan lainnya. Sebagai contoh kehidupan
politik dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Komitmen dan keputusan politik tertentu dapat menentukan naik dan
turunnya harga kebutuhan pokok masyarakat. Bagi masyarakat kalangan
ekonomi menengah ke bawah akan berdampak dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-harinya. Bila kebutuhan sehari harinya terganggu maka
kebutuhan lainnya terganggu, termasuk pemenuhan konsumsi makanan
sehat dan bergizi yang pada akhirnya dapat menimbulkan masalah
Kesehatan (Darmalaksana, 2020). Era globalisasi dan mobilisasi penduduk
dari luar kota, luar jawa, bahkan luar negeri atau sebaliknya akan
mempermudah akses transfernya berbagai penyakit dan perilaku serta
ditambah dengan cuaca sebagai dampak global warming dan kemajuan
teknologi yang menyebabkan perubahan gaya hidup sehari-hari menambah
daftar meningkatnya permasalahan kesehatan. Belum tuntas masalah
penyakit menular, saat ini bertambah dengan meluasnya penyakit tidak
menular, sehingga menambah beban masyarat itu sendiri dan pemerintah.
1. Tujuan penelitian kesehatan merupakan acuan dalam melaksanakan
penelitian kesehatan. Hal ini berkaitan dengan jenis penelitian yang
akan dilakukan serta batasan dalam penelitian kesehatan. Berdasarkan
jenis penelitiannya, penelitian yang dilakukan terbagi ke dalam dua
kelompok yaitu kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian kuantitatif lebih menekankan pada hasil berupa angka dengan
analisis menggunakan uji statistik. Sementara penelitian kualitatif
merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan
yang tidak diperoleh dengan prosedur statistik dan dapat
menjawab/menggali tentang alasan atau pertanyaan mengapa.
Berdasarkan batasan penelitian kesehatan maka secara umum ruang
lingkup penelitian kesehatan meliputi preventif dan promotif serta
kuratif dan rehabilitatif. Langkah preventif dan promotif di bidang
rekam medis misalnya dengan melakukan langkah pencegahan dan
sosialisasi tentang potensi fraud dalam penggunaan kartu identitas
berobat, kartu asuransi dan lain-lain kepada masyarakat ataupun
petugas bagian pendaftaran. Sedangkan pada kuratif dan rehabilitatif,
misalnya penelitian dalam bentuk menganalisis perancangan desain
formulir dokumen rekam medis yang diperlukan di bagian rawat jalan,
rawat inap ataupun di unit lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dan
kekhususannya sehingga penggunaan formulir benar-benar efisien dan
efektif. Mengidentifikasi dan menganalisis kelengkapan dokumen
rekam medis pada kasus/penyakit tertentu baik dengan menggunakan
metode Huffman maupun metode Hatta. Upaya evaluasi melalui
penelitian di bidang rekam medis diharapkan dapat menjaga dan
meningkatkan mutu layanan kesehatan secara keseluruhan. Dengan
mengevaluasi dokumen rekam medis sebagai tupoksi seorang praktisi
rekam medis sekaligus dapat mengevaluasi kinerja tenaga kesehatan
lainnya seperti dokter, perawat, tenaga kefarmasian, atau tenaga analis
laboratorium, karena merekalah yang mengisi dokumen rekam medis
sebagai bukti dalam pelayanannya. Tujuan penelitian di bidang rekam
medis antara lain:
a. Menemukan atau membuktikan fakta lama ataupun baru di bidang
rekam medis dan informasi Kesehatan.
b. Menganalisis atau melakukan uji hubungan atau interaksi antara
fakta-fakta yang ditemukan di bidangrekam medis dan informasi
kesehatan Menjelaskan fakta-fakta yang ditemukan dibandingkan
dengan teori dan hasil penelitian sebelumnya yang sejenis di
bidangrekam medis dan informasi Kesehatan.
c. Mengembangkan alat, teori atau konsep dan memberikan pemecahan
masalahatau alternatif solusi terkait dengan kebijakan dibidangrekam
medis dan informasi kesehatan serta peningkatan mutu pelayanan
kesehatan dari mulai pasien masuk hingga pulang termasuk proses
pembiayaan/ klaim BPJS.
2. Secara umum manfaat penelitian di bidang kesehatan antara lain
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mendeskripsikan status
kesehatan individu, kelompok dan masyarakat. Di bidang rekam
medis antara lain dapat digunakan untuk mendeskripsikan pasien
dengan diagnosis tertentu dari mulai pencatatan tanda dan gejala
hingga penentuan kodefikasi yang tepat, mendeskripsikan mutu
pelayanan kesehatan mengacu pada standar pelayanan minimal di
pelayanan kesehatan, mendeskripsikan angka morbiditas dan
mortalitas, mendeskripsikan kebutuhan sumber daya manusia, dan
lain-lain.
2. Hasil penelitian dapat menggambarkan potensi kemampuan sumber
daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya
dalam mendukung pengembangan kesehatan. Di bidang rekam
medis, hasil penelitian dapat menggambarkan penyelenggaraan
rekam medis dan ketersediaan data yang lengkap dan akurat dalam
rangka menunjang, menjaga dan meningkatkan mutu pelayananan
kesehatan
3. Hasil penelitian dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan
memberikan alternatif solusi terkait dengan penyebab masalah
kesehatan atau kendala lainnya yang terjadi dalam sistem
pelayanan kesehatan. Di bidang rekam medis, hasil penelitian dapat
memberikan data secara keseluruhan baik data pasien maupun
gambaran kinerja tenaga kesehatan yang terlibat di pelayanan
kesehatan, sehingga dapat memberikan informasi penyebab atau
kendala dan alternatif solusinya.
4. Hasil penelitian dapat digunakan untuk melakukan tindak lanjut
berupa pengambilan keputusan atau kebijakan pengembangan
kesehatan. Di bidang rekam medis, hasil penelitian sangat erat
kaitannya dengan penyediaan data sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan kebijakan di tingkat top manajemen.
5. Hasil penelitian dapat menggambarkan secara kuantitas dan
kualitas keadaan suatu pelayanan kesehatan dari segi pembiayaan,
sarana prasarana dan ketenagaan. Di bidang rekam medis, hasil
penelitian tentang analisis beban kerja dan ketenagaan (SDM),
ketersediaan formulir dokumen rekam medis, ketersediaan data dan
penentuan kodefikasi dalam proses pembiayaan atau klaim.
2.5 Mencari Kebenaran
Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan. Artinya, setiap
pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang mengetahui sesuatu objek,
dilihat dari jenis pengetahuan yang dibangun. Hal ini karena manusia selalu
berusaha untuk menemukan kebenaran. Rasa ingin tahu manusia
terpuaskan jika ia memperoleh pengetahuan mengenai hal yang
dipertanyakannya dan pengetahuan yang diinginkannya adalah
pengetahuan yang benar. Adapun upaya-upaya manusia untuk memperoleh
kebenaran ialah sebagai berikut:
a. Pendekatan Non-Ilmiah
Ada beberapa Pendekatan Non-Ilmiah yang banyak digunakan, yaitu:
a) Akal Sehat (Common Sense)
Akal sehat dan ilmu adalah dua hal yang berbeda sekalipun dalam
batas tertentu keduanya mengandung persamaan. Menurut Conant
yang dikutip Kerlinger (1986, h.4) akal sehat adalah serangkaian
KONSEP (Concepts) dan BAGAN KONSEPTUAL (Conceptual
Schemes) yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi
kemanusiaan.
b) Prasangka
Pencapaian pengetahuan secara akal sehat diwarnai oleh
kepentingan orang yang melakukannya. Hal yang demikian itu pula
yang menyebabkan akal sehat mudah beralih menjadi Prasangka.
Dengan akal sehat orang cenderung mempersempit pengamatannya
karena diwarnai oleh pengamatannya itu, dan cenderung
mengkambinghitamkan orang lain atau menyokong suatu pendapat.
c) Pendekatan Intuitif
Dengan Intuisi orang memberikan penilaian tanpa didahului suatu
renungan. Pencapaian pengetahuan demikian itu sukar dipercaya.
Disini tidak terdapat langkah-langkah yang sistematik dan
terkendali.
d) Penemuan Kebetulan dan Coba-Coba
Penemuan secara kebetulan diperoleh tanpa rencana, tidak pasti,
serta tidak melalui langkah-langkah yang sistematis dan terkendali
(terkontrol). Penemuan coba-coba (Trial and Error) diperoleh
tanpa kepastian akan diperolehnya sesuatu kondisi tertentu atau
pemecahan suatu masalah.
e) Pendapat Otoritas Ilmiah dan Pikiran Kritis
Otoritas ilmiah adalah orang-orang yang biasanva telah menempuh
pendidikan formal tertinggi atau yang mempunvai pengalaman
kerja ilmiah dalam sesuatu bidang yang cukup banyak. Pendapat-
pendapat mereka sering diterima orang tanpa diuji.
b. Pendekatan Ilmiah
Pengetahuan yang diperolch dengan pendekatan ilmiah diperoleh
melalui penelitian ilmiah dan dibangun diatas teori tertentu. Teori
itu berkembang melalui penelitian ilmiah, yaitu penelitian yang
sistematik dan terkontrol berdasar atas data empiris. Teori itu dapat
diuji dalam hal keajegan dan kemantapan internalnya. Artinya, jika
penelitian ulang dilakukan orang lain menurut Langkah-langkah
yang serupa pada kondisi yang sama akan diperoleh hasil yang ajeg
(consistent), yaitu hasil yang sama atau hampir sama dengan hasil
terdahulu. Langkah-langkah penelitian yang teratur dan terkontrol
itu telah terpolakan dan sampai batas tertentu, diakui oleh umum.
Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi
hampir setiap orang, karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh
keyakinan pribadi, bias dan perasaan. Cara penyimpulannya bukan
subjektif, melainkan objektif. Dengan pendekatan ilmiah itu orang
berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan
benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang
menghendaki untuk mengujinya.
2.6 Definisi Penelitian
Menurut (Dr. Sandu Siyoto, SKM., 2015) Penelitian adalah suatu
penyelidikan terorganisasi atau penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam
mencari fakta untuk menentukan sesuatu. Kata Penelitian adalah
terjemahan dari kata research yang berasal dari bahasa inggris. Kata
Research terdiri dari dua kata yaitu re yang berarti kembali dan to search
yang berarti mencari.jadi dapat disimpulkan bawha pengertian research
(penelitian) adalah mencari kembali suatu pengetahuan.
Adapun Pengertian Penelitian Menurut Para Ahli :
1. Menurut Clifford Woody : Pengertian penelitian adalah suatu metode
untuk menemukan sebuah pemikiran kritis. Penelitian meliputi
pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan
hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan, dan sekurang-
kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua
kesimpulan yang diambil untuk menentukan apakah kesimpulan
tersebut cocok dengan hipotesis
2. Menurut Donald Ary : Pengertian penelitian adalah penerapan
pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah untuk memperoleh
informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Menurut Hillway : pengertian penelitian adalah suatu metode studi
yang bersifat hatihati dan mendalam dari segala bentuk fakta yang
dapat dipercaya atas masalah tertentu guna membuat pemecahan
masalah tersebut.
4. Menurut Winarno Surachmand : Pengertian penelitian adalah kegiatan
ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru yang bersumber dari primer-
primer, dengan tekanan tujuan pada penemuan prinsip-prinsip umu,
serta mengadakan ramalan generalisasi di luar sampel yang diselidiki.
(Purnia & Alawiyah, 2020)
2.6.1 Ciri-Ciri Penelitian Ilmiah
Dengan mengutip Ulber Silalahi, bahwa penelitian ilmiah mempunyai
ciri-ciri :
1. Mempunyai (purposiveness). Setiap penelitian ilmiah mempunyai
tujuan, baik untuk menemukan jawaban suatu masalah yang berguna
untuk pengembangan ilmu maupun untuk pembuatan keputusan.
Contohnya, memusatkan pada peningkatan komitmen pegawai
kepada organisasi, akan membantu organisasi dalam berbagai cara.
2. Sistematis (systematic) yang berarti, bahwa penelitian ilmiah
tersusun berdasarkan cara tertentu, sehingga peneliti dapat
mempunyai keyakinan atas hasil penelitiannya. Penelitian ilmiah
mempunyai struktur yang merupakan kerangka petunjuk mengenai
tahapan kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti.
3. Empiris (empirical), yang berarti bahwa pendapat atau keyakinan
subjektif harus diperiksa dengan menghadapkannya pada realitas
objektif atau melakukan telaah dan uji empiris. Masalah-masalah
yang diteliti adalah masalah yang bersifat empiris.
4. Objektivitas (objectivity). Seluruh proses penelitian, khususnya
kesimpulan yang ditarik melalui interpretasi dari hasil analisis data,
harus objektif, yaitu harus berdasarkan pada fakta yang dihasilkan
dari data dan tidak pada subjektif pribadi atau nilainilai emosional.
5. Kritis (critic). Hasil penelitian terbuka untuk dikritisi, diperiksa, atau
diuji terhadap realitas yang objektif melalui penelitian dan
pengujian. Oleh karena itu, kritis berarti juga ada tolok ukur atau
kriteria yang digunakan untuk menentukan sesuatu yang dapat
diterima secara eksplisit atau implisit. Misalnya, tolok ukur dalam
menetapkan hipotesis, menentukan subjek dan besarnya sampel,
memilih metode pengumpulan data dan analisis data.
6. Generalisabilitas, adalah derajat sejauh mana temuan-temuan
spesifik dapat diterapkan ke satu kelompok yang lebih besar.
Biasanya, hasil observasi diubah ke dalam informasi yang berarti
dan kemudian dijabarkan generalisasi untuk melukiskan gejala yang
dipelajari.
7. Replikabilitas, yaitu replikasi atau pengulangan penelitian oleh
peneliti lainnya untuk mengukuhkan penemuan-penemuan atau
memeriksa kebenarannya, baik untuk latar yang sama ataupun untuk
latar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan karena penelitian ilmiah
memiliki suatu struktur. Untuk dapat diulangi, data yang diperoleh
dalam satu eksperimen harus reliabel, yaitu hasil yang sama harus
ditemukan jika studi diulangi. Jika observasi tidak dapat diulangi,
deskripsi dan penjelasan peneliti menjadi tidak reliabel dan
karenanya tidak berguna.(Dr.Drs.H.Rifa’i Abubakar, 2021)

2.7 Klasifikasi Penelitian


Untuk mengetahui jenis-jenis (klasifikasi) penelitian dapat dikelompokkan
menurut:
1. Menurut Tujuan
a. Penelitian murni. Penelitian murni menurut Jujun S. Suriasumantri
adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan
baru yang belum pernah diketahui. Oleh karena itu, penelitian murni
bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan
kegunaan yang bersifat praktis. Pada umumnya penelitian murni
dilakukan dilaboratorium yang lebih terkontrol secara ketat.
b. Penelitian terapan. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan,
menguji dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan
dalam memecahkan suatu masalah praktis. Menurut Jujun S.
Suriasumantri bahwa penelitian terapan bertujuan untuk
mempergunakan pengetahuan ilmiah yang telah diketahui untuk
memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.
c. Penelitian Eksploratif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui sebab-sebab terjadinya sesuatu, misalnya kematian
penduduk yang misterius.
d. Penelitian Developmental, yaitu penelitian terhadap hasil uji coba
suatu produk kemudian diteliti untuk dikembangkan agar lebih baik.
e. Penelitian Verifikatif, yaitu penelitian untuk mengecek kebenaran
hasil penelitian terdahulu.
2. Jenis Penelitian Menurut Pendekatan
Jenis penelitian dilihat dari aspek pendekatan,adalah:
a. Penelitian Expost Fakto. Kerlinger dalam Donal Ary, mengatakan
bahwa penelitian Expost Fakto adalah penyelidikan empiris yang
sistematis dimana ilmuan tidak mengendalikan variabel bebas
langsung karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi atau karena
variabel tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi.
Kesimpulan tentang hubungan di antara variabel itu dilakukan tanpa
intervensi langsung, berdasarkan perbedaan yang mengiringi variabel
bebas dan variabel terikat.
b. Penelitian Eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang
berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang
lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Pada umumnya
penelitian ini dilakukan di laboratorium.
c. Penelitian Naturalistik. Penelitian naturalistik sering disebut penelitian
dengan metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah
penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alami.
Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen kunci. Pengumpulan
data dilakukan dengan triangulasi untuk memantapkan perolehan data
yang bersifat deskriptif dan analisis data dilakukan secara induktif.
Hasil penelitian menekankan pada makna bukan generalisasi.
d. Policy Research. Ann Majchrzak (1984) mendefinisikan policy
research sebagai penelitian yang dilakukan terhadap sesuatu atau
melakukan analisis terhadap masalah-masalah sosial yang timbul,
sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat
keputusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan
masalah.
e. Action Research (penelitian tindakan). Davis Kline (1980)
mengemukakan penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan
pendekatan dan program baru untuk memecahkan masalah yang timbul
dalam situasi yang aktual. Penelitian difokuskan pada masalah lokal
yang terjadi dalam kondisi lokal, sehingga hasil yang diperoleh tidak
untuk pengembangan ilmu.
f. Penelitian Survei. Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan
pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah
data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian-kejadian relatif distribusi dan hubungan-hubungan
antar variabel, sosiologis maupun psikologi.
g. Penelitian Evaluasi. Penelitian evaluasi adalah suatu penelitian yang
berfungsi untuk mengevaluasi kejadian, kegiatan dan produk dengan
standar dan program yang telah ditetapkan. Dengan demikian
penelitian evaluasi merupakan proses pembuatan keputusan. Ada dua
jenis penelitian evaluasi, yaitu penelitian evaluasi formatif yang
menekankan pada proses dan penelitian evaluasi sumatif yang
menekankan pada produk.
h. Penelitian sejarah. Penelitian sejarah adalah analisis yang logis
terhadap peristiwa-peristiwa yang telah berlangsung pada masa lalu.
Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksikan kejadian-kejadian
masa lalu secara sistematis dan objektif melalui pengumpulan, evaluasi
dan sintesa data yang diperoleh, sehingga dapat ditetapkan fakta-fakta
untuk membuat suatu kesimpulan yang bersifat masih hipotesis.
3. Jenis Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi
a. Penelitian Asosiatif, yaitu penelitian yang mencari hubungan antara
satu variabel dengan variabel yang lain. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini minimal harus terdapat dua variabel yang akan
dihubungkan.
b. Penelitian Deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap variabel
mandiri tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan
variabel yang lain, jadi variabel yang diteliti bersifat mandiri. Tujuan
penelitian ini menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu,
keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan
frekuensi atau penyebaran suatu gejala.
c. Penelitian Komparatif, yaitu penelitian yang bersifat membandingkan
dua objek, misalnya membandingkan tingkat efektivitas metode
ceramah dengan metode diskusi dalam pembelajaran.
4. Jenis Penelitian Menurut Data
Jenis penelitian dilihat dari jenis data yang akan diperoleh dibagi
ke dalam dua jenis: Pertama, Penelitian Kuantitatif, yaitu penelitian yang
mengumpulkan data berupa angka atau data kualitatif yang diangkakan,
misalnya terdapat dalam skala pengukuran. Kedua, Penelitian Kualitatif,
yaitu penelitian yang data-datanya berupa kata-kata, kalimat, artinya
datanya tidak berbentuk angka. (Dr.Drs.H.Rifa’i Abubakar, 2021)

2.8 Karakteristik Penelitian


Penelitian (ilmiah) mempunyai delapan karakteristik utama yaitu : 
ada tujuan, ada keseriusan, dapat   diuji, dapat   direplikasikan,
mengandung presisi dan keyakinan, obyektif, berlaku umum dan efisien.
(Dharminto, 2007)
1. Ada Tujuan
Penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas. Suatu penelitian dimaks
udkanuntuk dapat membantu pemecahan   masalah. Walaupun
penelitian tidak memberikan jawaban langsung terhadap permasalahan
akan tetapi hasilnya harus mempunyai kontribusi dalam usaha
pemecahan masalah. Hasil penelitian harus memberikan penjelasan
akan fenomena yang menjadi pertanyaan penelitian dan harus dapat
melandasi keputusan serta tindakan pemecahan permasalahan. Oleh
karena itu
penelitian memiliki tujuan yang lebih luas daripada sekedar melihat hub
ungan yang terjadi di antara variabel atau gejala yang diteliti. Penelitian
pun mempunyai tujuan yang lebih dalam daripada sekedar
memperlihatkan perbedaan yang ada di antara kelompok- kelompok
subyek yang terlibat sebagai sampel.
2. Ada Keseriusan
Keseriusan dalam penelitian berarti ada kehati-hatian, ketelitian, dan
ada kepastian. Untuk itu diperlukan adanya dasar teori yang baik dan
rancangan penelitian yang mantap sehingga keseriusan penelitian
meningkat pula. Oleh karena itu penelitian harus didasarkan pada
jumlah sampel yang cukup yang dipilih dengan metode yang benar dan
daftar pertanyaan harus disusun secara tepat.
3. Dapat diuji
Suatu penelitian sebaiknya menampilkan hipotesis yang dapat diuji
dengan menggunakan metode statistik tertentu. Pengujian ini
didasarkan atas pengalaman- pengalaman Lembaga lain dan juga atas
dasar hasil penelitian sebelumnya. Dari hasil uji hipotesis itu dapat
ditemukan apakah hipotesis itu ditolak atau tidak ditolak.
4. Dapat direplikasikan
Hasil suatu penelitian tercermin dari hasil uji hipotesis. Hasil uji
hipotesis yang merupakan penemuan penelitian itu harus berkali-kali
didukung dengan kejadian yang sama apabila penelitian itu dilakukan
berulang-ulang dalam kondisi yang sama. Kalau hal itu
terjadi (penemuan yang sama dalam kondisi berulang kali terjadi),
maka kita mempunyai keyakinan bahwa penelitian kita itu bersifat
ilmiah. Dengan kata lain hipotesis kita itu tidak ditolak bukan karena
kebetulan. 
5. Presisi dan Keyakinan
Presisi menunjukkan seberapa dekat penemuan itu terhadap realita
(atas dasar sampel yang digunakan). Dengan kata lain presisi
mencerminkan derajat kepastian dari penemuan terhadap gejala yang
dipelajari. Selanjutnya keyakinan (confidence) menunjukkan
kemungkinan dari kebenaran estimasi yang dilakukan. Hal
estimasi tidak hanya perlu tepat tetapi juga dikatakan bahwa 95% dari
seluruh kesempatan yang ada akan ditemukan bahwa hasil
penelitian benar dan 5 % menyatakan bahwa penemuan tidak benar. Pa
da umumnya penemuan itu diterima dan biasanya dinyatakan sebagai
derajat kepastian (significance level) sebesar 5 %. Semakin tepat dan
meyakinkan sasaran penelitian kita akan semakin ilmiah penyelidikan
yang dilakukan semakin berguna pula hasil penelitian itu
6. Obyektivitas
Kesimpulan yang diambil oleh suatu penelitian harus bersifat obyektif,
artinya harus didasarkan pada fakta yang diperoleh dari data actual dan
bukan atas dasar penilaian subyektif dan emosional. Kalau kesimpulan
hanya didasarkan atas apa yang dipercaya oleh penelitian itu sendiri
tidak diperlukan lagi tetapi hal ini tidak dapat dibenarkan.
7. Berlaku Umum
Hasil penelitian yang berlaku umum menunjuk pada cakupan dari ada
tidaknya hasil penelitian itu diterapkan dalam berbagai keadaan.
Semakin luas cakupan penerapan yang dapat ditimbulkan oleh hasil
penelitian itu akan semakin berguna penelitian tersebut bagi mereka
yang menggunakannya. Jadi semakin berlaku umum hasil suatu
penelitian akan semakin berguna penelitian tersebut. Sesungguhnya
tidak banyak hasil penelitian yang dapat diberlakukan secara umum
untuk keadaan dan organisasi yang berbeda beda ataupun di tempat
yang berbeda. Hal ini memerlukan syarat ketelitian dalam rencana
pengambilan sampel maupun metode penelitiannya.
8. Efisien
Kesederhanaan dalam menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan
aplikasi pemecahan masalahnya seringkali lebih disukai daripada
kerangka penelitian yang kompleks yang menunjukkan sejumlah
variable yang sulit untuk dikelola. Jadi efisiensi dapat dicapai bila kita
dapat membangun kerangka penelitian yang melibatkan sedikit variable
namun dapat menjelaskan suatu kejadian daripada dengan banyak
variable tetapi hanya sedikit menjelaskan variasi dari variable atau
gejala yang ingin dijelaskan
2.9 Kegunaan Penelitian
Manfaat penelitian adalah kontribusi penelitianmu terhadap bidang
keilmuan yang dipelajari, dapat juga memberikan manfaat untuk budaya
atau masyarakat tertentu. Sesuatu yang dihasilkan dalam sebuah penelitian
diharapkan dapat membawa dampak positif bagi pembacanya terhadap
permasalahan yang diangkat. Dalam penelitian, manfaat dibagi menjadi 2
yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis :
1. Manfaat teoritis, berlatar belakang dari tujuan penelitian varifikatif
untuk memverifikasi teori yang sudah ada. Apakah nantinya akan
memperkuat atau menggugurkan teori tersebut. Manfaat teoritis muncul
karena peneliti tidak puas atau ragu terhadap suatu teori tertentu.
2. Manfaat praktis, manfaat ini bisa berguna untuk memecahkan masalah
secara praktikal atau sebagai alternatif solusi untuk suatu permasalahan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa llmu
pengetahuan adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dan runtut yang didapat melalui metode ilmiah. Metode ilmiah
atau sering disebut juga dengan metode penelitian adalah prosedur atau
langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan. Langkah-
langkah sistematis tersebut meliputi :
1) Mengidentifikasi dan Merumuskan masalah.
2) Menyusun kerangka Pemikiran.
3) Merumuskan Hipotesis.
4) Menguji hipotesis.
5) Menarik kesimpulan.
Metodologi penelitian adalah upaya menyelidiki dan menelusuri
sesuatu masalah dengan menggunakan cara kerja ilmiah secara cermat dan
teliti untuk mengumpulkan, mengolah, melakukan analisis data dan
mengambil kesimpulan secara sistematis dan objektif guna memecahkan
suatu masalah atau menguji hipotesis untuk memperoleh suatu
pengetahuan yang berguna bagi kehidupan manusia.
Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang direncanakan untuk
memperoleh data guna untuk memberikan jawaban terhadap masalah-
masalah tertentu dan kemudian menemukan kesimpulan-kesimpulan yang
diinginkan. Adapun ciri-ciri penelitian ilmiah adalah mempunyai tujuan,
sistemis, empiris, objektif, kritis, general dan reliabel.
3.2 Saran
Berkaitan dengan manfaat yang dijelaskan di atas maka kami dapat
menyimpulkan saran yaitu sebagai berikut :
3.2.1 Untuk Penulis
Saya selaku penulis perlu adanya penambahan wawasan atau
pengetahuan terkait dengan Konsep dan Prinsip Dalam Penelitian.
Selain itu perlu adanya penelitian lebih lanjut agar nantinya makalah ini
dapat berguna
3.2.2 Untuk Instansi
Berkaitan dengan penulisan makalah ini penulis sangat membutuhkan
atau sangat perlu untuk adanya penelitian lebih lanjut mengenai
penulisan makalah ini agar bisa lebih baik lagi. Dan tentunya dapat
memahami bagaimana Konsep dan Prinsip Dalam Penelitian, dan dapat
menjadi acuan bagi mahasiswa perawat khususnya sehingga tercipta
tugas akhir penelitian yang baik.
3.2.3 Untuk Pembaca/Masyarakat
Dengan ini kami menyarankan kepada pembaca khususnya mahasiswa
perawat agar dapat menerapkan bagaimana Konsep dan Prinsip Dalam
Penelitian dan kami menyarankan kepada pembaca agar dapat
memahami kembali betapa pentingnya mengetahui cara untuk
melakukan penelitian agar dapat mendapatkan hasil yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, D. (2019). Konsep-konsep dasar penelitian. Jurnal Konsep Dasar Ilmiah
PDF, d, 2–5.
Dharminto. (2007). Metode Penelitian dan Penelitian Sampel. British Journal of
Educational Studies, 55(4), 468–469.
http://eprints.undip.ac.id/5613/1/METODE_PENELITIAN_-_dharminto.pdf
Dr.Drs.H.Rifa’i Abubakar, M. . (2021). Pengantar Metodologi Penelitian.
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42716/1/PENGANTAR
METODOLOGI PENELITIAN.pdf
Prof. Dr. Suryana, Ms. (2012). Metodologi Penelitian : Metodologi Penelitian
Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Universitas Pendidikan
Indonesia, 1–243. https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Purnia, D. S., & Alawiyah, T. (2020). Buku-Ajar-Metlid-Dini.pdf. In Metode
Penelitian.
Sunarto, B. (2011). Pendekatan dalam Penelitian Sosial. Metode Penelitian
Komunikasi, 0–10.
Mengakses link : https://www.jopglass.com/penelitian-induktif-deduktif/ pada
tanggal 12 September pukul 21.30 WITA

Anda mungkin juga menyukai