Anda di halaman 1dari 30

METODOLOGI PENELITIAN

“KONSEP DAN PRINSIP DALAM MELAKUKAN PENELITIAN”

Oleh

Putu Sinta Wahyuni (19089014041)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas Rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan
judul “ KONSEP DAN PRINSIP DALAM MELAKUKAN PENELITIAN ”. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kategori sempurna, oleh
karena itu penulis dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan tugas yang akan datang.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan
ucapan terima kasih yang sedalam–dalamnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penambahan materi ini, langsung maupun tidak langsung
dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Singaraja, 12 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ................................................................................................................ 3
BAB II ........................................................................................................................... 4
2.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Dan Penelitian .......................................................... 4
2.3 Penelitian Pendekatan Induktif ............................................................................ 7
2.3.1 Pendekatan Deduktif ........................................................................................ 9
2.4 Pengertian metodologi penelitian, berfikir dan bersikap ilmiah serta .............. 10
urgensi metodologi penelitian dalam perkembangan IPTEK .................................. 10
2.5 Perkembangan Metodologi Ilmu dan Penelitian .............................................. 11
2.6 Mencari Kebenaran ........................................................................................... 13
2.7 Definisi Penelitian ............................................................................................. 17
2.8 Klasifikasi Penelitian ......................................................................................... 19
2.8.8 Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Metode ................................................... 22
2.8.9 Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Intervensi terhadap Variabel ................. 22
2.9 Karakteristik Penelitian ..................................................................................... 22
2.10 Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 25
BAB III ....................................................................................................................... 26
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................. 26
3.2 SARAN ............................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 1

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian adalah suatu kegiatan pencarian, penyelidikan, dan


percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan
fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan
pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi. Tujuan penelitian
secara umum adalah untuk meningkatkan daya imajinasi mengenai masalah-
masalah pendidikan. Kemudian meningkatnya daya nalar untuk mencari
jawaban permasalahan itu melalui penelitian. Selain itu juga sebagai alat
belajar untuk mengintegrasikan bidang-bidang studi yang diperoleh selama
perkuliahan yang ada kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti
Sedangkan tujuan khusus adalah untuk membentuk kemampuan dan
keterampilan menggunakan rancangan-rancangan statistik penelitian yang
berpedoman dengan pemecahan masalah yang sedang diteliti.

Penelitian merupakan proses pemecahan suatu masalah dengan melakukan suatu


pendekatan dengan metode ilmiah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
secara sistematis. Hasil dari penelitian yang dilakukan nantinya adalah teori baru yang
berkaitan dengan masalah yang sedang dikaji atau kesimpulan dari dugaan-dugaan
yang telah dibuat sebelumnya.

1
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana konsep dan prinsip dalam melakukan penelitian?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Konsep Dan Prinsip Dalam Melakukan Penelitian

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.2 Untuk Mengetahui Hakikat Ilmu Pengetahuan Dan Penelitian

1.3.2.3 Untuk Mengetahui Penelitian Pendekatan ( Induktif – Deduktif)

1.3.2.4 Untuk Mengetahui Pengertian metodologi penelitian, berfikir

dan bersikap ilmiah serta urgensi metodologi penelitian dalam

perkembangan IPTEK

1.3.2.5 Untuk Mengetahui Perkembangan Metodologi Ilmu dan

Penelitian

1.3.2.6 Untuk Mengetahui Kebenaran

1.3.2.7 Untuk Mengetahui Definisi Penelitian

1.3.2.8 Untuk Mengetahui Klasifikasi Penelitian

1.3.2.9 Untuk Mengetahui Karakteristik Penelitian

1.3.2.10 Untuk Mengetahui Kegunaan Penelitian

2
1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan dan lebih mengembangkan pengetahuan


yang dimiliki mengenai Konsep Dan Prinsip Dalam Melakukan Penelitian

1.4.2 Bagi Pembaca

Semoga makalah ini bisa menjadi acuan atau panduan dalam melakukan
proses terhadap Konsep Dan Prinsip Dalam Melakukan Penelitian

1.4.3 Bagi instansi

Dapat menjadi acuan dalam pembelajaran Konsep Dan Prinsip Dalam


Melakukan Penelitian

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Dan Penelitian

2.1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan

Ilmu adalah adalah hal sistematis yang membangun dan mengatur


pengetahuan dalam bentuk penjelasan serta prediksi yang dapat diuji melalui
metode ilmiah tentang alam semesta (Mirriam Webster dictionary, 2018). Ilmu
terdiri dari dua hal, yaitu bagian utama dari pengetahuan, dan proses di mana
pengetahuan itu dihasilkan. Proses pengetahuan memberikan individu cara
berpikir dan mengetahui dunia. Proses ilmiah adalah cara membangun
pengetahuan dan membuat prediksi tentang dunia dengan cara sedemikian rupa
sehingga dapat diuji, misal pertanyaan “Apakah Bumi datar atau bulat?” bisa
diuji dan dipelajari melalui penelitian, terdapat bukti untuk dievaluasi dan
menentukan apakah itu mendukung bumi bulat atau datar. Tujuan ilmiah yang
berbeda biasanya menggunakan metode dan pendekatan yang berbeda untuk
menyelidiki dunia, tetapi proses pengujian adalah inti dari proses ilmiah untuk
semua ilmuwan (Carpi & Egger, 2011).

Pada proses menganalisis dan menginterpretasikan data, ilmuwan


menghasilkan hipotesis, teori, atau hukum yang membantu menjelaskan hasil
temuan dan menempatkannya dalam konteks pengetahuan ilmiah yang lebih
luas. Berbagai macam penjelasan ini diuji oleh para ilmuwan melalui
eksperimen tambahan, observasi, pemodelan, dan studi teoritis. Dengan
demikian, pengetahuan ilmiah dibangun di atas ide-ide sebelumnya dan terus
berkembang. Hal ini sengaja dibagi dengan orang lain melalui proses peer
review dan kemudian melalui publikasi dalam literatur ilmiah, di mana disana
didapatkan evaluasi dan integrasi oleh komunitas yang lebih besar. Salah satu
keunggulan dari pengetahuan ilmiah adalah bahwa hal itu dapat berubah,

4
karena data baru dikumpulkan dan interpretasi ulang dari data yang sudah ada.
Teori-teori utama, yang didukung oleh banyak bukti, jarang sekali diubah
sepenuhnya, tetapi data baru dan penjelasan teruji menambah nuansa dan detail
(Carpi & Egger, 2011).

2.1.2 Hakikat Penelitian

Secara universal, terdapat tiga jenis pengetahuan yang selama ini


mendasari kehidupan manusia yaitu :

(1) (2) (3)

Logika yang dapat membedakan antara benar dan salah ; Etika yang dapat
membedakan antara baik dan buruk ; serta Estetika yang membedakan antara
indah dan jelek.

Kepekaan indra yang dimiliki, merupakan modal dasar dalam memperoleh


pengetahuan pengetahuan tersebut. Salah satu wujud pengetahuan yang
dimiliki manusia adalah pengetahuan ilmiah yang lazim dikatakan sebagai
“ilmu”. Ilmu adalah bagian pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan
dapat dikatakam ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang didasari oleh dua teori
kebenaran yaitu koherensi dan korenspondensi. Koherensi menyatakan bahwa
sesuatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut konsisten dengan
pernyataan sebelumnya. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh pengetahuan
diperoleh melalui pendekatan logis atau berpikir secara rasional.
Korespondensi menyatakan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar jika
pernyataan tersebut didasarkan atas fakta atau realita. Koherensi dalam
pengetahuan diperoleh melalui pendekatan empirik atau bertolak dari fakta.
Dengan demikian, kebenaran ilmu harus dapat dideskripsikan secara rasional
dan dibuktikan secara empirik.

Koherensi dan korespondensi mendasari bagaimana ilmu diperoleh telah


melahirkan cara mendapatkan kebenaran ilmiah. Proses untuk mendapatkan

5
ilmu agar memiliki nilai kebenaran harus dilandasi oleh cara berpikir yang
rasional berdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta. Salah satu
cara untuk mendapatkan ilmu adalah melalui penelitian. Banyak definisi
tentang penelitian tergantung sudut pandang masing-masing.

Logika berpikir tampak dalam langkah-langkah sitematis mulai dari


pengumpulan, pengolahan, analisis penafsiran dan pengujian data sampai
diperolehnya suatu kesimpulan. Informasi dikatakan empiris jika sumber data
menggambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar pemikiran atau rekayasa
peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang didasari oleh
logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/realita.
Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh
proses berpikir ilmiah yag dituangkan dalam metode ilmiah. Metode ilmiah
adalah kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Penelitian yang
dilakukan menggunakan metode ilmiah mengandung dua unsur penting yakni
pengamatan (observation) dan penalaran (reasoning). Metode ilmiah didasari
oleh pemikiran bahwa apabila suatu pernyataan ingin diterima sebagai suatu
kebenaran maka pernyataan tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji
kebenarannya secara empirik (berdasar fakta).

Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, peneliti harus mengandung unsur


keilmuan dalam aktivitasnya. Penelitian yang dilaksanakan secara ilmiah
berarti kegiatan penelitian didasarkan pada karakteristik keilmuan yaitu :

1. Rasional : penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan


terjangkau oleh

penalaran manusia.

2. Empiris : menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain


dengan menggunakan panca indera manusia.

6
3. Sistematis : menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu yang
bersifat logis.

Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika tidak menggunakan penalaran logis,


tetapi menggunakan prinsip kebetulan, coba-coba, spekulasi. Cara-cara seperti
ini tidak tepat digunakan untuk pengembangan suatu profesi ataupun keilmuan
tertentu. Suatu penelitian dikatakan baik (dalam arti ilmiah) jika mengikuti
cara-cara yang telah ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya unsur
kesengajaan bukan secara kebetulan.

2.3 Penelitian Pendekatan Induktif

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut


pandang kita (guru) terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,
di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu (Wati, 2010:7).

Pendekatan pembelajaran dapat berarti aturan pembelajaran yang berusaha


meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa
dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Selain itu, pendekatan
pembelajaran adalah arah suatu kebijaksanaan yang ditempuh guru atau siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran dilihat dari bagaimana materi disajikan. Pengertian lain
dari pendekatan pembelajaran adalah jalan atau cara yang digunakan oleh guru atau
pembelajar untuk memungkinkan siswa belajar (Rahmawati, 2011: 74-75).

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran atau belajar adalah sebuah usaha sadar yang
dilakukan seseorang baik itu dilakuakan di dalam maupun di luar lembaga
pendidikan, untuk memperoleh suatu perubahan yang lebih baik yang mengarah pada
tujuan yang diinginkan dalam belajar. Sedangkan pendekatan pembelajaran adalah
sudut pandang atau cara yang digunakan oleh seorang guru dalam menyajikan suatu
materi pembelajaran kepada siswa (terjadinya kegiatan belajar) sehingga tujuan

7
belajar dapat tercapai. Penggunaan pendekatan belajar yang tepat dan sesuai dalam
proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang turut menentukan tingkat
keberhasilan siswa dalam belajar (tujuan belajar tercapai).

Marpaung (2003) diacu dalam Rochmad (2007:110-112) pembelajaran


dengan melibatkan pola pikir induktif efektif untuk mengajarkan suatu konsep
matematika, dan memberi peluang kepada siswa untuk memahami konsep atau
memperoleh generalisasi dengan cara yang lebih bermakna. Siswa memperoleh
pengalaman ketika melakukan pengamatan langsung secara cermat pada kasus-kasus
khusus yang diberikan guru, dalam mengkonstruk matematika ini siswa terlibat
dengan proses adaptasi dan organisasi, sehingga mempelajari konsep matematika
dengan cara seperti ini dipandang lebih bermakna dari sekedar menghafalkannya.

Eggen (1979) diacu dalam Samosir (1997:80) mendefinisikan pendekatan


induktif sebagai suatu cara mengajar yang menggunakan data untuk mengajarkan
konsep atau prinsip kepada siswa. Definisi lain dikemukakan oleh Herman Hudoyo
(1987) dalam Samosir sebagai suatu cara mengajar yang dikembangkan berdasarkan
logika induktif, yaitu berjalan mulai dari yang konkrit menuju yang abstrak.

Menurut Purwanto (2002) diacu dalam Rahmawati (2011:75) pendekatan


induktif merupakan pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan
sejumlah keadaan khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu fakta, prinsip,
atau aturan. Pembelajaran diawali dengan memberikan contoh-contoh khusus
kemudian sampai kepada generalisasinya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan induktif adalah
pendekatan pengajaran yang berawal dengan menyajikan sejumlah keadaan khusus
kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu kesimpulan, prinsip atau aturan.
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan
berdasarkan pengamatan tersebut.

8
2.3.1 Pendekatan Deduktif

Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan “pemikiran yang berpangkal
dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat
khusus”. Pola pikir deduktif merupakan salah satu tujuan yang besifat formal dan
memberi tekanan pada penataan nalar (Rochmad, 2007:114).

Pendekatan deduktif adalah salah satu pendekatan berdasarkan aturan-aturan yang


disepakati. Deduktif adalah cara berfikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat
umum menarik kesimpulan yang bersifat khusus (Busrah, 2012:5).

Dari penjelasan beberapa pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa


pendekatan deduktif adalah cara berfikir dari hal yang bersifat umum yaitu pemberian
penjelasan tentang pembelajaran (rumus atau teorema) ke hal-hal yang bersifat
khusus yaitu berupa penerapan rumus atau teorema tersebut .

2.3.2 Pendekatan Induktif - Deduktif

Pendekatan pembelajaran induktif-deduktif adalah pendekatan pembelajaran


yang memadukan pendekatan pembelajaran induktif dengan pendekatan
pembelajaran deduktif. Pendekatan pembelajaran induktif-deduktif diawali dengan
contoh-contoh yang bertujuan supaya siswa mengidentifikasi, membedakan,
kemudian menginterpretasi, menggeneralisasi dan akhirnya mengambil kesimpulan.
Kemudian secara deduktif siswa dapat memberikan contoh dari generalisasi
(Sumaryati & Sumarmo, 2013:31).

Rochmad (2007:114) proses induktif-deduktif dapat digunakan untuk


mempelajari konsep matematika. Kegiatan dapat dimulai dengan beberapa contoh
atau fakta yang teramati, membuat daftar sifat-sifat yang muncul (sebagai gejala),
memperkirakan hasil baru yang diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara
deduktif. Dengan demikian, cara belajar induktif dan deduktif dapat digunakan dan
sama-sama berperan penting dalam pembelajaran matematika (Depdiknas, 2004).

9
Berdasarkan hal tersebut, maka jenis penalaran yang digunakan dalam pendekatan
induktif-deduktif yaitu berupa penalaran induktif dan penalaran deduktif.

2.4 Pengertian metodologi penelitian, berfikir dan bersikap ilmiah serta

urgensi metodologi penelitian dalam perkembangan IPTEK

Berdasarkan sudut pandang untuk melakukan penelitian, jenis-jenis desain


penelitian dikelompokkan sebagai berikut :
2.4.1 Menurut teknik pengambilan sampel

 Penelitian terhadap populasi


 Penelitian terhadap sampel
 Studi kasus

2.4.2 Menurut timbulnya variabel

2.4.2.1 Penelitian non eksperimental

i.Penelitian deskriptif

 Survei

 Studi kasus

 Penelitian kausal komparatif

a. Penelitian Retrospektif (Ex post facto)

b. Penelitian Prospektif (Cohort)

Penelitian korelasional ii. Penelitian historis iii.Penelitian filsafat


2.4.2.2 Penelitian eksperimental

i.Penelitian pra eksperimental

 Pasca tes satu kelompok

10
 Pra tes dan pasca tes satu kelompok ii. Penelitian
eksperimental semu (Quasi Experimental Study)
1. Pasca tes dengan kelompok yang tidak diacak

2. Pra tes dan pasca tes yang tidak diacak


iii.Penelitian eksperimental sungguhan
1. Pasca tes dengan kelompok yang diacak

2. Pra tes dan pasca tes dengan kelompok yang diacak

3. Desain Solomon

iv.Penelitian klinik (Clinical Trial)

v. Riset Operasi (Operations Research)

2.5 Perkembangan Metodologi Ilmu dan Penelitian

“Metodologi penelitian” berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang tepat
untuk melakukan sesuatu; dan “Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi,
metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara
saksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan “Penelitian” adalah suatu kegiatan
untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun
laporannya.
Tentang istilah “Penelitian” banyak para sarjana yang mengenukakan pendapatnya,

seperti :

 David H. Penny

Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah


yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
 J. Suprapto MA

11
Penelitian ialah penyelididkan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang
dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar,
hati-hati serta sistematis.
 Sutrisno Hadi MA

Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk


menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
 Mohammad Ali

Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui


penyelidikan atau melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul
sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali
sehingga diperoleh pemecahannya.
Dari batasan-batasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan

metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang


membicarakan/mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian
sampai
menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah.

Lebih luas lagi dapat dikatakan bahwa metodologi penelitian adalah ilmu
yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat
secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk
mencari, menyusun serta menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga
dapat dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran
sesuatu pengetahuan berdasarkan bimbingan Tuhan.

Metodologi penelitian terdiri dari kata metodologi yang berarti ilmu


tentang jalan yang ditempuh untuk memperoleh pemahaman tentang sasaran
yang telah ditetapkan sebelumnya. Sejalan dengan makna penelitian tersebut di
atas, penelitian juga dapat diartikan sebagai usaha/kegiatan yang
mempersyaratkan keseksamaan atau kecermatan dalam memahami kenyataan

12
sejauh mungkin sebagaimana sasaran itu adanya. Jadi, metodologi penelitian
adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai pemahaman. Jalan
tersebut harus ditetapkan secara bertanggung jawab ilmiah dan data yang dicari
untuk membangun/ memperoleh pemahaman harus melalui syarat ketelitian,
artinya harus dipercaya kebenarannya.

2.6 Mencari Kebenaran

Pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) berawal dari kekaguman


manusia akan alam yang dihadapinya, baik alam besar (macro cosmos) maupun alam
kecil (micro cosmos). Kekaguman tersebut kemudian menyebabkan timbulnya rasa
ingin tahu (curiousity). Rasa ingin tahu manusia akan terpuaskan bila dirinya
mendapatkan penjelasan menge nai apa yang dipertanyakan. Untuk itu manusia
menempuh berbagai upaya agar memperoleh pengetahuan yang benar (kebenaran),
yang secara garis besar dibedakan menjadi dua: secara tradisional (pendekatan non
ilmiah) dan secara modern (pendekatan ilmiah).

2.6.1 Pendekatan Non ilmiah

Upaya untuk memperoleh pengetahuan atau memahami fenomena-fenomena tertentu


ada yang dilakukan secara tradisional atau non ilmiah. Upaya ini muncul di
masyarakat secara alami seiring dengan munculnya berbagai fenomena atau masalah
yang membutuhkan penjelasan. Ada beberapa pendekatan non-ilmiah yang banyak
dipakai untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran melalui proses, akal sehat,
prasangka, intuisi, penemuan kebetulan, coba-coba (tral and error), pendapat otoritas,
pikiran kritis , serta pengalaman (Suryabrata, 2008).

Kegiatan manusia dalam usaha mencari ilmu pengetahuan dan mencari kebenaran,
terutama sebelum diketemukannya metode ilmiah, dilakukan dengan berbagai cara, di
antaranya adalah penemuan ilmu pengetahuan secara kebetulan, penemuan ilmu
pengetahuan dengan menggunakan akal sehat (common sense), penemuan ilmu

13
pengetahuan dengan menggunakan intuisi, penemuan ilmu pengetahuan melalui
wahyu, penemuan kebenaran melalui usaha coba- coba (trial and error), dan lain
sebagainya. Dalam sejarah kehidupan manusia, tercatat adanya beberapa penemuan
besar yang terjadi secara kebetulan, yakni tanpa menggunakan langkah- langkah
sebagaimana yang dikehendaki dalam penelitian ilmiah. Salah satu contoh penemuan
ilmu pengetahuan yang ter jadi secara kebetulan adalah penemuan Kina sebagai obat
penyakit malaria. Menurut cerita, terdapat seorang penderita penyakit malaria yang
secara kebetulan menemukan parit yang berisi air pahit yang disebabkan oleh kulit-
kulit pohon Kina yang ditumbangkan oleh angin. Karena rasa haus, penderita
penyakit malaria tersebut meminum air pahit yang terdapat di dalam parit tersebut.
Rupanya telah menjadi keberuntungannya karena air pahit tersebut telah mengandung
kinine dan kinolin (jenis alkaloid) yang merupakan obat penawar bagi penyakit
malaria.

Akal sehat (common sense) merupakan konsep atau pandangan umum yang
digunakan oleh manusia secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pada satu sisi
akal sehat memang merupakan suatu kebenaran, namun pada sisi yang lain akal sehat
dapat menyesatkan manusia dalam mengambil suatu keputusan. Seperti pandangan
akal sehat yang mengatakan bahwa air akan selalu mengalir menuju tempat yang
lebih rendah. Pandangan tersebut ternyata tidak tepat karena dalam peristiwa
kapilaritas air yang menggenang dapat diserap oleh kain, spon, kertas isap, dan
benda-benda sejenisnya. Wahyu merupakan suatu pengetahuan yang datang secara
langsung dari Tuhan, sama sekali bukan merupakan usaha aktif manusia melalui
kegiatan penalaran. Oleh karena itu pengetahuan diperoleh melalui wahyu merupakan
suatu kebenaran yang bersifat mutlak. Namun demikian, tidak semua manusia
mampu memperoleh wahyu dari Tuhan, hanya manusia-manusia yang dekat dengan
Tuhan serta bersih jiwa dan hatinya saja yang berkemungkinan untuk mendapatkan
wahyu. Intuisi juga dapat digunakan sebagai cara untuk menemukan pengetahuan.
Intuisi merupakan kemampuan untuk memahami sesuatu melalui bisikan hati.

14
Usaha non-ilmiah lainnya yang dapat ditempuh dalam upaya mencari pengetahuan
adalah usaha coba-coba yang dikenal dengan istilah (trial and error), yakni
serangkaian percobaan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan menggunakan
cara dan materi yang berbeda-beda. Usaha coba-coba (trial and error) dilaksanakan
tanpa menggunakan metode yang bersifat sistematis. Dengan demikian, usaha coba-
coba kurang efisien dan kurang efektif dalam mencari pengetahuan. Meskipun usaha
coba-coba seringkali mendapatkan hasil berupa pengetahuan tertentu, namun
penemuan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai penemuan ilmiah mengingat tidak
ditempuh melalui prosedur ilmiah.

2.6.2 Pendekatan Ilmiah (modern)

Dengan pendekatan ilmiah manusia berusaha memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu

kebenaran yang dapat dipertanggung jawaban secara rasional dan empiris. Kebenaran
semacam ini dapat diperoleh dengan metoda ilmiah (Margono, 2007). Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa pendekatan ilmiah merupakan suatu usaha untuk
mencari ilmu pengetahuan dengan menggunakan cara-cara berpikir ilmiah yang
didukung dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat sistematis. Setidaknya
terdapat tiga pola pikir yang dikembangkan dalam pendekatan ilmiah, yakni pola
pikir induktif, pola pikir deduktif, dan pola pikir yang merupakan gabungan deduktif-
induktif.

Pola pikir deduktif sering dipergunakan oleh penganut aliran rasionalisme. Aliran
rasionalisme mengatakan bahwa ide tentang kebenaran tersebut sesungguhnya sudah
ada. Akal pikiran manusia dapat mengetahui ide tentang pengetahuan dan tentang
kebenaran tanpa harus melihat dunia nyata. Sedangkan pola pikir induktif
dikembangkan oleh penganut aliran empirisme. Aliran empirisme beranggapan
bahwa kebenaran dan ilmu pengetahuan hanya dapat diperoleh melalui pengalaman.
Dalam hubungan ini, Nan Lin (1997) memunculkan istilah pendekatan objektif.
Pendekatan objektif merupakan pendekatanilmiah yang diterapkan dalam bentuk

15
penelitian yang sistematik, terkontrol, empiris, dan kritis terhadap hipotesis mengenai
hubungan yang diasumsikan di antara fenomena alam. diperoleh melalui pengalaman.
Dalam hubungan ini, Nan Lin (1997) memunculkan istilah pendekatan objektif.
Pendekatan objektif merupakan pendekatanilmiah yang diterapkan dalam bentuk
penelitian yang sistematik, terkontrol, empiris, dan kritis terhadap hipotesis mengenai
hubungan yang diasumsikan di antara fenomena alam.

Pendekatan objektif dilaksanakan dengan anggapan bahwa objek-objek, perilaku-


perilaku, dan peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam dunia nyata dapat diamati oleh
panca indera manusia. Kedua pola pikir, yakni pola pikir induktif dan pola pikir
deduktif memiliki kelebihan dan sekaligus kelemahannya masing-masing. Salah satu
kelemahan mendasar yang terdapat pada penganut aliran rasionalisme adalah sulitnya
mencari kata sepakat yang dapat dijadikan sebagai landasan dalam kegiatan berpikir
bersama secara universal (Nazir, 2005). Fenomena tersebut terjadi karena, selain
sebagai makhluk sosial, manusia juga merupakan individu yang memiliki keunikan
tersendiri dibandingkan dengan individu lainnya. Kenyataan tersebut sekaligus
menegaskan akan adanya berbagai macam konsepsi kebenaran yang ada dalam
pemikiran manusia. Sementara itu, penganut aliran empirisme juga gagal dalam
menemukan kebenaran karena gejala-gejala yang terdapat dalam fenomena alam
tidak akan berarti apa-apa sebelum diberi tafsiran dengan menggunakan akal pikiran
(Soekadijo, 1993).

Untuk mengatasi segala beberapa kelemahan di atas diperlukan pengembangan pola


pikir yang merupakan gabungan dari pola pikir deduktif dan pola pikir induktif yang
kemudian melahirkan aliran convergency. Aliran convergency berpandangan bahwa
kebenaran akan dapat ditemukan melalui usaha berpikir yang ditindaklanjuti dengan
usaha pencarian buktibukti dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, aliran
rasionalisme memberikan kerangka dalam berpikir logis, sedangkan aliran empirisme
memberikan kerangka untuk membuktikan atau memastikan adanya suatu kebenaran.
Pola pikir yang dikembangkan oleh aliran convergency di atas telah mendorong

16
adanya metode ilmiah. Dalam metode ilmiah, kebenaran dapat diperoleh melalui
kegiatan penelitian yang dilakukan secara terencana, sistematis, dan terkontrol
berdasarkan data- data empiris. Kebenaran yang diperoleh melalui pendekatan ilmiah
biasanya bersifat konsisten karena sesuai dengan sifatnya yang obyektif. Metode
ilmiah yang sangat diperlukan bagi proses penelitian merupakan suatu penemuan
yang brillian dalam sejarah pemikiran manusia.

2.7 Definisi Penelitian

Penelitian adalah suatu kegiatan pencarian, penyelidikan, dan


percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan
fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan
pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi. Tujuan penelitian
secara umum adalah untuk meningkatkan daya imajinasi mengenai masalah-
masalah pendidikan. Kemudian meningkatnya daya nalar untuk mencari
jawaban permasalahan itu melalui penelitian. Selain itu juga sebagai alat
belajar untuk mengintegrasikan bidang-bidang studi yang diperoleh selama
perkuliahan yang ada kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti
Sedangkan tujuan khusus adalah untuk membentuk kemampuan dan
keterampilan menggunakan rancangan-rancangan statistik penelitian yang
berpedoman dengan pemecahan masalah yang sedang diteliti.

Penelitian merupakan proses pemecahan suatu masalah dengan melakukan


suatu pendekatan dengan metode ilmiah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
secara sistematis. Hasil dari penelitian yang dilakukan nantinya adalah teori baru yang
berkaitan dengan masalah yang sedang dikaji atau kesimpulan dari dugaan-dugaan
yang telah dibuat sebelumnya. penelitian diartikan sebagai kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis serta penyajian data secara sistematis dan obyektif, untuk
memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Definisi penelitian menurut para ahli
Berikut beberapa definisi penelitian menurut para ahli: Suhardjono, dkk Mengutip dari

17
buku Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif (2021) karya Abd. Mukhid,
dituliskan pengertian penelitian menurut Suhardjono, ialah upaya pencarian informasi
untuk memecahkan suatu masalah dengan metode ilmiah. Kerlinger Menurut
Kerlinger, penelitian merupakan proses penemuan informasi secara sistematis dan
terkontrol yang didasarkan pada hipotesis dan teori. McMillan dan Schumacher
Menurut McMillan dan Schumacher, penelitian adalah proses penemuan dan analisis
data secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Dapatkan informasi,
inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Soerjono Soekanto Menurut
Soerjono Soekanto, penelitian adalah kegiatan ilmiah yang berpusat pada analisis,
dilakukan dengan sitematis dan konsisten, bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran.
Baca juga: Penelitian Sosial: Definisi dan Ciri-Ciri Ciri-ciri penelitian Dilansir dari
situs iEduNote, penelitian memiliki empat ciri dasar, yakni: Bersifat sistematis dan
logis Artinya penelitian dilaksanakan melalui prosedur atau langkah-langkah yang
berurutan. Selain itu penelitian juga harus dibuat secara logis dan tidak memanipulasi
hal apa pun di dalamnya. Bersifat ilmiah Artinya hasil penelitian harus bisa
dipertanggungjawabkan serta bisa dibuktikan kebenarannya. Maka penelitian harus
menyajikan berbagai data atau temuan fakta. Efisien dan bermanfaat Artinya penelitian
harus disusun seefisien mungkin dan bisa dipahami oleh banyak kalangan. Selain itu,
penelitian juga harus memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Analitis Artinya penelitian harus dilakukan, dibuktikan serta dijelaskan melalui proses
metode ilmiah. Hubungan sebab akibat antar variabel juga harus diuraikan dengan jelas
dalam penelitian. Sikap peneliti Menurut Sandu Siyoto dan Ali Sodik dalam buku
Dasar Metodologi Penelitian (2015), seorang peneliti harus memiliki tiga sikap. Apa
sajakah itu? Obyektif Peneliti harus bersikap obyektif. Artinya peneliti harus bisa
membedakan mana fakta atau temuan data serta opini atau pendapatnya. Dalam analisis
hasil penelitian, peneliti harus menguraikan dengan jelas temuan fakta tanpa
menggunakan pendapat pribadi. Kompeten Peneliti harus bersikap kompeten. Artinya
peneliti memiliki keterampilan untuk melakukan penelitian dengan metode ilmiah serta
teknik tertentu. Faktual Peneliti harus bersikap faktual. Artinya peneliti harus

18
mengumpulkan, menjelaskan dan menganalisis temuan datanya berdasarkan fakta yang
diperoleh, tanpa menggunakan anggapan atau harapan yang bersifat abstrak. Jenis
penelitian Dalam buku Metodologi Penelitian Kesehatan dan Pendidikan (2018) karya
Syamsunie Carsel, ada enam jenis penelitian, yaitu: Penelitian dasar atau penelitian
murni Penelitian dasar merupakan penelitian yang dilakukan secara mendalam
terhadap suatu fenomena. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengembangkan teori.
Penelitian terapan atau penelitian operasional Penelitian terapan merupakan penelitian
yang dilakukan untuk mendapat informasi dan menggunakannya sebagai langkah
pemecahan masalah. Biasanya penelitian ini digunakan untuk kepentingan masyarakat.
Penelitian tindakan Penelitian tindakan merupakan penelitian yang dilakukan untuk
mencari informasi dan memperbaiki situasi. Biasanya penelitian ini diterapkan pada
obyek yang membutuhkan pemecahan masalah. Baca juga: Jenis-Jenis Penelitian
Sosial Penelitian evaluasi Penelitian evaluasi merupakan penelitian yang dilakukan
dengan mengumpulkan, merencanakan dan menyediakan informasi yang diperlukan
untuk membuat alternatif keputusan. Penelitian pengembangan Penelitian
pengembangan merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan sebuah
produk yang biasanya berkaitan dengan pendidikan ataupun pengajaran. Penelitian
historis Penelitian historis merupakan penelitian yang dilakukan untuk
mengungkapkan informasi di masa lalu atau yang berhubungan dengan sejarah.
Tujuannya untuk penggambaran ulang kejadian atau peristiwa bersejarah di masa
lampau. Syarat penelitian Penelitian memiliki tiga syarat penting, yakni: Sistematis
Penelitian dilaksanakan dan disusun dengan menggunakan pola, mulai dari yang paling
sederhana hingga yang paling kompleks. Terencana Penelitian dilaksanakan dengan
pertimbangan dan rencana yang matang. Hal ini termasuk penggunaan metode
penelitian yang sudah diperhitungkan sebelumnya. Menerapkan konsep ilmiah
Penelitian dilaksanakan dari awal hingga akhir dengan menerapkan konsep ilmiah
sesuai dengan bidang ilmu pengetahuannya.

2.8 Klasifikasi Penelitian

19
Penelitian dapat diklasifikasikan menjadi bermacam-macam. Klasifikasi penelitian
tersebut dapat dilakukan berdasarkan beberapa tinjauan yaitu: bidang ilmu,
pendekatan, tempat pelaksanaan, pemakaian, tujuan umum, taraf, metoda, dan ada
tidaknya intervensi terhadap variabel.

2.8.1 Klasifikasi Penelitian berdasarkan Bidang Ilmu

Ada bermacam-macam bidang ilmu dan jika penelitian dilakukan untuk bidang
ilmu tertentu maka ragam penelitian yang dilakukan disebut sesuai dengan bidang
ilmu tersebut. Dengan demikian ditinjau berdasarkan bidang-bidang ilmu yang ada
penelitian dapat dibedakan menjadi:
 penelitian pendidikan,

 penelitian kedokteran,

 penelitian keperawatan,

 penelitian kebidanan,

 penelitian ekonomi,

 penelitian pertanian,

 penelitian biologi,

 penelitian sejarah, dst.

2.8.2 Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Pendekatan yang Dipakai

Berdasarkan pendekatan yang dipakai, penelitian dapat dibedakan menjadi


penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Masing-masing pendekatan tersebut
memiliki paradigma, asumsi, karakteristik sendiri-sendiri. Kedua pendekatan
penelitian tersebut dapat dilakukan dengan cara simultan dan saling mengisi sesuai
dengan kebutuhan, sehingga dapat diwujudkan proses penelitian yang komprehensif

20
2.8.3 Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tempat Pelaksanaannya

Penelitian dapat dilakukan di berbagai tempat, yaitu di perpustakaan,


lapangan, laboratorium atau gabungan dari tempat-tempat tersebut. Atas dasar
tinjauan tersebut penelitian dibedakan menjadi : a. penelitian perpustakaan (library
research), b.penelitian laboratorium (laboratory research), dan c. penelitian lapangan
(field research)

2.8.4 Klasifikasi Penelitian Ditinjau berdasarkan Pemakaiannya

Hasil penelitian dapat dipakai untuk mengembangkan dan memverifikasi teori


serta memecahkan masalah. Atas dasar tinjauan ini penelitian dapat dibedakan
menjadi Penelitian penelitian murni (pure research atau basic research)Penelitian
murni atau penelitian dasar merupakan penelitian yang dilakukan dengan maksud
hasil penelitian tersebut dipakai untuk mengembangkan dan memverifikasi teoriteori
ilmiah.

2.8.5 Penelitian terapan (applied research)

Penelitian terapan adalah ragam penelitian dimana hasilnya diterapkan


berkenaan dengan upaya pemecahan masalah .

2.8.6 Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tujuan Umumnya

Berdasarkan tujuan umumnya, penelitian dibedakan menjadi: penelitian


eksploratif, penelitian pengembangan, dan penelitian verifikatif

2.8.7 Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tarafnya

Penelitian ditinjau berdasarkan tarafnya dibedakan menjadi dua, yaitu


penelitian deskriptif dan penelitian analitik. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian pada taraf mendiskripsikan variable yang diteliti tanpa dilakukan analisis
dalam keterkaitannya dengan variable lainnya. Sedangkan jika penelitian dilakukan
bukan sekadar mendiskripsikan variable penelitian tetapi dilakukan analisis dalam
hubungannya dengan variable-variabel lainnya disebut penelitian analitik.

21
2.8.8 Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Metode

Berdasarkan metode yang dipakai, penelitian dibedakan menjadi penelitian


longitudinal dan penelitian cross-sectional. Penelitian longitudinal (longitudinal
research) adalah penelitian yang dilakukan dengan metode longitudinal (longituninal
method), yaitu metode penelitian yang membutuhkan waktu yang lama, berbulan-
bulan bahkan bertahun, secara berkesinambungan.

Sedangkan penelitian cross-sectional (cross-sectional research) merupakan penelitian


yang dilakukan dengan metode cross-sectional (cross-sectional method), yaitu metode
penelitian yang dilakukan dengan mengambil waktu tertentu yang relative pendek
dan tempat tertentu.

2.8.9 Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Intervensi terhadap Variabel

Penelitian dapat dilakukan di mana peneliti melakukan intervensi atau


perlakuan terhadap variable tertentu. Jika tindakan tersebut dilakukan maka penelitian
semacam itu tergolong penelitian eksperimen. Sebaliknya jika tidak dilakukan
intervensi terhadap variabel maka penelitian tersebut tergolong penelitian Non
eksperimen.

2.9 Karakteristik Penelitian

2.9.1 Masalah Penelitian Bersifat Konkret yang Dialami oleh Subjek Pelaksanaan
penelitian tindakan pada umumnya diawali oleh adanya temuan masalah konkret pada
diri subjek yakni satu maslah yang benar-benar dialami oleh subjek penelitian.
Masalah tersebut dapat terwujud dalam sikap, pandangan, kebiasaan, kebutuhan
maupun prestasi yang dialami oleh diri subjek penelitian. Masalah tersebut harus
dibuktikan dengan data hasil temuan peneliti dalam prapenelitiannya. Misalnya
rendahnya motivasi belajar mahasiswa karena rendahnya tuntutan tugas pada

22
perkuliahan, tingginya tingkat agresivitas siswa, tingginya kecemasan diri siswa
dalam menghadapi ujian. Data prapenelitian tersebut perlu disajikan dalam bentuk
tabel yang diuraikan pada bagian latar belakang masalah penelitian.

2.9.2 Bertujuan untuk Memperbaiki Suatu Kondisi Berkaitan temuan masalah


penelitian, dalam penelitian tindakan tidak terhenti hanya untuk mengetahui atau
mendeskripsikan suatu hal atau fenomena tertentu. Bahkan, penelitian tindakan bukan
pula hanya untuk menguji suatu hipotesis belaka. Tujuan penelitian tindakan selalu
menekankan pada adanya perbaikan suatu kondisi, baik memperbaiki sikap,
pandangan, kebiasaan, maupun prestasi yang dialami oleh diri subjek penelitian.
Bahkan, dalam penelitian tindakan dapat bertujuan untuk menemukan maupun
mengembangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan subjek penelitian. Dalam
penelitian tindakan (kecuali penelitian eksperimen), tujuan penelitian tersebut harus
tercapai sesuai dengan indikator yang sudah dirumuskan oleh si peneliti.

2.9.3 Subjek yang Diteliti Memiliki Ciri Tertentu Dalam penelitian tindakan selalu
menggunakan subjek penelitian yang dipilih dengan ciri-ciri tertentu. Dalam istilah
sampel, biasanya subjek dipilih secara purposive yakni dipilih berdasar adanya ciri
dan tujuan tertentu. Pemilihan subjek secara pusposive berlandaskan bahwa individu
dalam suatu populasi tidak memiliki kesempatan yang sama dipilih sebagai subjek
penelitian, tetapi dipilih berdasar ciri-ciri dan tujuan tertentu yang sudah dirumuskan
(ditentukan) oleh peneliti.

2.9.4 Berbeda dengan jenis penelitian inferensial, dalam penelitian tindakan selalu
menggunakan data yang bersifat kekinian yang harus dikumpulkan setelah subjek
dikenai suatu treatment atau perlakuan tertentu. Sebaliknya, dalam penelitian
inferensial, data penelitian pada umumnya bersifat ex post facto yakni data yang
berkembang dan akumulasi dari kondisi masa lalu diri subjek yang dikumpulkan pada

23
saat kini, tanpa ada treatment. Data tersebut dapat dikumpulkan melalui observasi
maupun melalui pengisian suatu instrumen misalnya berupa skala sikap.

2.9.5 Hasil Penelitian Tindakan Bukan untuk Digeneralisasi Hasil penelitian tindakan
tidak dapat digeneralisasi artinya bahwa hasil penelitian tersebut bukan untuk
menggambarkan (terjadi) pada diri semua individu dalam suatu populasi. Hasil
penelitian tindakan hanya berlaku pada diri subjek penelitian yang sudah dipilih
karena subjek penelitian tidak dipilih secara random sampling tetapi penelitian
tindakan hanya berlangsung pada subjek yang dipilih secara purposive. Treatment
(tindakan) hanya dikenakan pada individu-individu yang dipilih sebagai subjek
penelitian saja. Oleh karena itu, hasil penelitian tindakan tidak dapat digunakan untuk
digeneralisasi bagi individu yang lain tetapi hanya berlaku pada subjek yang diteliti
saja.

2.9.6 Ada Rancangan Tindakan yang Harus Diimplementasikan Setiap penelitian


selalu disertai suatu rancangan yakni berupa tahap-tahap dalam melakukan penelitian;
begitu 11 pula dalam penelitian tindakan. Rancangan dalam penelitian tindakan
berupa tahap-tahap atau prosedur untuk melakukan tindakan penelitian. Sebelum
melakukan tindakan, dalam penelitian tindakan selalu disusun terlebih dahulu
rancangan tindakan. Rancangan tindakan yang disusun terkait dengan pengatasan
masalah atau perbaikan suatu kondisi subjek yang berlandaskan teori yang relevan
dengan variabel yang digunakan. Setelah rancangan tindakan disusun lengkap,
selanjutnya peneliti melakukan treatment (tindakan) sesuai rancangan penelitiannya.

2.9.7 Penelitian Tindakan Dilaksanakan secara Terkendali. Terkendali dalam kegiatan


penelitian diartikan bahwa dalam batas-batas tertentu peneliti harus dapat
menentukan fenomena-fenomena yang akan diamatinya, dan memisahkannya dari
fenomena lain yang mengganggu (tidak perlu). Pemahaman pengendalian dalam

24
kegiatan penelitian terutama terkait dalam hal a) data (data utama apa saja yang perlu
dikumpulkan), dan pengendalian terhadap b) subjek, yakni siapa saja yang menjadi
sumber utama informasi, atau yang menjadi responden atau subjek yang diteliti.

2.10 Kegunaan Penelitian

2.10.1 Kegunaan secara Teoritis

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan


dan keilmuan dalam kajian studi ilmu Ekonomi islam. Khususnya pada
bidang zakat pada Lembaga Amil Zakat dan tentunya untuk menambah
kajian filantropi islam.
 Untuk mencoba menafsirkan implementasi konsep zakat profesi dalam
perspektik Tarjih. 10 10

2.10.2 Kegunaan secara Praktis

 Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang berarti


khususnya bagi lembaga pengelola dan pengumpul zakat.
 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk para praktisi
perbankan syari’ah Dosen dan akademisi pada studi perbankan syari’ah dan
lembaga pengembang zakat

25
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Penelitian adalah suatu kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan


secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau
prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan
menaikkan tingkat ilmu serta teknologi. Tujuan penelitian secara umum adalah untuk
meningkatkan daya imajinasi mengenai masalah-masalah pendidikan. Kemudian
meningkatnya daya nalar untuk mencari jawaban permasalahan itu melalui penelitian.
Selain itu juga sebagai alat belajar untuk mengintegrasikan bidang-bidang studi yang
diperoleh selama perkuliahan yang ada kaitannya dengan masalah yang sedang
diteliti Sedangkan tujuan khusus adalah untuk membentuk kemampuan dan
keterampilan menggunakan rancangan-rancangan statistik penelitian yang
berpedoman dengan pemecahan masalah yang sedang diteliti.

3.2 SARAN

3.2.1 Bagi Penulis

Dari terselesainya tugas makalah yang berjudul “KONSEP DAN PRINSIP DALAM
MELAKUKAN PENELITIAN” bisa menjadi pembelajaran untuk pembuatan tugas
selanjutnya.

3.2.2 Bagi Pembaca bisa menjadi bahan acuan dalam mempelajari Konsep Dan
Prinsip Dalam Melakukan Penelitian dan agar bisa menjadi perawat yang kompeten .

3.2.3 Bagi Instansi

Agar bisa menjadi STIKes yang mampumenghasilkan tenaga keperawatan


professional dalam pengabdian masyarakat.

26
DAFTAR PUSTAKA

Ii, B. A. B., & Penelitian, A. T. (2016). Tujuan Dan Kegunaan Penelitian. 9–11.

Gunawan, I. (2013). KONSEP PENELITIAN ILMIAH Imam Gunawan. Retrieved


from http://fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/1.2_Penelitian-Ilmiah.pdf

Ansori. (2015). Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents. Paper


Knowledge . Toward a Media History of Documents, 3(April), 49–58.

adhi, K. (2020). KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN. Bab I, 1–16.

Penelitian, H. M. (2011). H A K E K A T K E B E N A R A N , I L M U D A N
Pendahuluan Pengertian Kebenaran Kebenaran dan Pengetahuan. 1–9.

Achmadi, A. & N. (2011). Teori Metodologi Penelitian. Teori Metodologi Penelitian,


1–21.

Goyena, R., & Fallis, A. . (2019). Bab Ii Landasan Teori Pendekatan Induktif,
Deduktif, Induktif-Deduktif, Dan Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi. Journal
of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN Mata. (2019). KONSEP DASAR


DAN HAKIKAT PENELITIAN Mata. News.Ge, (1), https://news.ge/anakliis-
porti-aris-qveynis-momava.

Pendidikan, penelitian dan. (2020). penelitian dan pendidikan. Penyusunan Karya


Tulis Ilmiah, 1–9.

Nurhaliza, F. A. (2020). “ Konsep Penelitian Dan Prinsip Penelitian .” 1–10.

Anda mungkin juga menyukai