Penelitian Kualitatif
Dosen Pengampu:
Dra.Hj. Lusiana, M.Pd..
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji bagi allah swt yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya, sehingga
makalah yang berjudul “Penelitian Kualitatif” ini dapat tersusun sampai dengan
selesai. Makalah ini kami tulis guna memenuhi tugas Metodologi Penelitian,
selain itu makalah ini dibuat dengan tujuan menambah wawasan kepada teman-
teman termasuk pembaca atau pendengar.
Penulis
PAGE \* MERGEFORMAT ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
3.1 KESIMPULAN..................................................................................... 18
3.2 SARAN................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 20
PAGE \* MERGEFORMAT ii
BAB I
PENDAHULUAN
PAGE \* MERGEFORMAT ii
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penelitian kualitatif membedakan diri dari penelitian
kuantitatif?
2. Bagaimana pendekatan penelitian kualitatif dapat digunakan untuk
memahami fenomena yang kompleks dan tidak terukur?
3. Apa keuntungan dan tantangan utama dalam melakukan penelitian
kualitatif?
4. Bagaimana penelitian kualitatif dapat memberikan wawasan mendalam
dan pemahaman kontekstual terhadap objek penelitian?
1.3 Tujuan
1. Mempelajari esensi dari penelitian kualitatif dan perbedaanya dengan
penelitian kuantitatif.
2. Mengidentifikasi pendekatan dan metode yang digunakan dalam penelitian
kualitatif
3. Memahami cara pandang penelitian kualitatif pada permasalahan
4. Mengetahui ciri-ciri penelitian dan penggolongan penelitian kualitatif
PAGE \* MERGEFORMAT ii
BAB II
PEMBAHASAN
PAGE \* MERGEFORMAT ii
dibalik gejala (noumena). Dengan kata lain, menggambarkan secara rinci apa,
siapa, dimana, kapan, bagaimana, mengapa, dan sejenisnya tentang subjek yang
diteliti. Deskriptif eksplanatif merupakan penelitian kualitatif tidak saja bertujuan
memahami dan memaknai apa yang ada dibalik gejala, tetapi juga membangun
teori baru. (grounded theory) yang berupaya menemukan temuan baru dengan
teknik.
Coding dan komparatif atau katagorisasi yang dikembangkan dengan
penelusuran pertanyaan hipotik dengan kata lain, disamping menggambarkan
secara rinci apa, siapa, dimana, kapan, bagaimana, mengapa, dan sejenisnya
terhadap subjek yang diteliti. Selanjutnya, berupaya menggambarkan hal-hal baru
yang ditemukan dilapangan penelitian.
PAGE \* MERGEFORMAT ii
penelitian.Dalam pendekatan penelitian, asumsi-asumsi dasarnya merupakan
jabaran dari paradigma, sehingga disebut juga sebagai asumsi-asumsi
paradigmatik.
Paradigma sendiri adalah keyakinan dasar yang mencerminkan suatu
pandangan duniawi (worldview) peneliti tentang sifat-dasar “dunia nyata”, tempat
individu di dalamnya, dan rentang pertalian yang dimungkinkan dengan dunia
tersebut ataupun bagian-bagiannya.
Asumsi-asumsi paradigmatik itulah yang menuntun tindakan peneliti dalam
kerja penelitiannya. Untuk penelitian kualitatif, saya akan merujuk Y.S. Lincoln
dan E.G. Guba (1985) untuk menjelaskan ikhwal asumsi-asumsi tersebut.
Lincoln dan Guba: Lima Asumsi Dasar
Lincoln dan Guba (1985) merinci lima asumsi paradigmatik atau
asumsi dasar penelitian kualitatif. Berturut-turut adalah asumsi tentang
realitas sosial (ontologi), hubungan peneliti dan tineliti (epistemologi),
peran nilai (aksiologi), bahasa penelitian (retorika), dan proses penelitian
(metodologi).
1. Asumsi realitas sosial
Bagi peneliti kualitatif realitas sosial adalah wujud bentukan
(konstruksi) para subyek yang terlibat dalam penelitian yaitu tineliti
dan peneliti. Pendeknya, buah intersubyektivitas tineliti-peneliti.
Karena itu, ia senantiasa bersifat subyektif dan majemuk, sesuai
subyektivitas dan kemajemukan partisipan penelitian.
2. Asumsi hubungan peneliti dan tineliti
Dalam penelitian kualitatif hubungan antara peneliti dan tineliti
menunjuk pada proses interaksi sosial. Di situ jarak antara peneliti dan
tineliti diupayakan sedekat mungkin. Sehingga antara keduanya
terjalin suatu hubungan sosial yang bersifat simetris, informal, dan
akrab.
3. Asumsi peran nilai
Hubungan interaktif atau intersubyektif antara tineliti dan
peneliti membawa implikasi sarat-nilai (value-laden) dan bias pada
PAGE \* MERGEFORMAT ii
penelitian kualitatif. Dengan bahasa yang bersifat personal, di dalam
laporannya peneliti kualitatif mengungkapkan nilai-nilai dan bias-
biasnya sendiri serta nilai-nilai yang terkandung dalam informasi yang
dikumpulkannya dari lapangan.
4. Asumsi bahasa penelitian
Ciri sarat-nilai dan bias pada penelitian kualitatif membawa
implikasi informalitas, kelenturan, dan personal dalam bahasa
penelitian. Menegaskan perbedaan dengan penelitian kuantitatif,
penelitian kualitatif mempunyai dan menggunakan kosa kata
tersendiri, misalnya “makna” (meaning), dan “pemahaman”
(understanding).
5. Asumsi proses penelitian
Sebagai implikasi dari asumsi-asumsi di atas, maka proses
penelitian kualitatif menjadi bersifat induktif dan terbuka. Proses
tersebut terpumpun pada pengungkapan keterkaitan simultan-mutual
antara beragam faktor dalam masyarakat. Orientasinya adalah
pengembangan pola dan teori untuk mendapatkan pemahaman yang
bersifat kontekstual atas suatu kejadian ataupun gejala sosial.
2.4 Logika Induktif
Logika induktif memfasilitasi banyak perkembangan yang menjanjikan dalam
upaya memahami kognisi manusia. Logika induktif adalah sistem penalaran yang
menghasilkan kesimpulan yang masuk akal atau kredibel. Bab ini memperkenalkan cara
penerapan logika induktif dalam psikologi empiris untuk memberikan model berbagai
kemampuan kognitif tingkat tinggi. Ini berfokus pada proses kognitif sentral. Ini pada
dasarnya adalah proses yang menjadi perhatian utama dalam logika filosofis.
Kesimpulan yang terlibat dalam proses ini dapat diungkapkan secara lisan dan
penggambaran yang jelas antara premis dan kesimpulan dapat dibuat. Intinya, logika
induktif melampaui sistem logika deduktif di mana kebenaran premis memerlukan
kebenaran kesimpulan. Bab ini menguraikan pandangan Bayesian dan subjektivis tentang
probabilitas induktif dalam kaitannya dengan proses psikologis. Ini menggambarkan
penerapan logika induktif Bayesian dalam lima bidang utama—yaitu bahasa, inferensi
induktif, penalaran, pengambilan keputusan, dan argumen. Ini juga memberikan
PAGE \* MERGEFORMAT ii
gambaran tantangan yang dihadapi ketika menghubungkan logika induktif dan psikologi
empiris.
1. Sintesis
Kesimpulan ditarik dengan mensintesakan kasus-kasus yang digunakan dala
m premis-premis.
2. General
Kesimpulan yang ditarik selalu meliputi jumlah kasus yang lebih banyak
3. Aposteriori
Kasus-kasus yang dijadikan landasan argumen merupakan hasil pengamatan
inderawi
4. Kesimpulan tidak mungkin mengandung nilai kepastian mutlak (ada aspek p
robabilitas)
Sebagai contoh:
Buktinya sangat kuat. Hampir semua logam bila dipanaskan akan memuai.
PAGE \* MERGEFORMAT ii
c. Apel di Toko C rasanya manis
d. Jadi, semua apel rasanya manis.
Buktinya lemah. Tidak semua apel rasanya manis, karena ada juga apel ya
ng rasanya masam.
Dari contoh di atas antara Strong Inductive dan Weak Inductive, bisa diambil kesi
mpulan bahwa logika induktif bisa menjadi reliable ketika kebanyakan orang suda
h pernah mengalaminya sendiri atau menurut pendapat kebanyakan orang secara g
lobal.
PAGE \* MERGEFORMAT ii
menuntut diselidiki (diteliti) secara utuh dan mendalam, serta menyatu
pada latarnya. Karena itu, peneliti kualitatif yang akan melakukan
penelitian tidak harus mengkaji referensi yang banyak terlebih dahulu
sebagaimana yang dilakukan oleh peneliti kuantitatif. Misalnya, peneliti
kuantitatif harus mengkaji 80-90% referensi/teori terlebih dahulu, baru
kemudian bisa menetapkan hipotesis atau masalah yang akan
diuji/dijawab melalui penelitian. Sedangkan peneliti kualitatif cukup
mengkaji 20-30% referensi/teori sebagai wawasan, setelah itu sudah
bisa memulai penelitian. Tetapi sebaliknya, sebelum memulai, peneliti
kualitatif harus melakukan penjajakan awal untuk mengenali konteks
penelitian terlebih dahulu.
2. Masalah khusus dalam penelitian disebut fokus
Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang umumnya bertujuan
untuk menjawab masalah yang sifatnya generalisasi. Penelitian
kualitatif menghendaki ditetapkannya batas penelitian atas dasar fokus
yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Oleh karena itu,
"rumusan masalah" yang biasanya digunakan dalam penelitian
kuantitatif, dalam penelitian kualitatif diistilahkan dengan "fokus
penelitian". Artinya, masalah yang akan dijawab melalui penelitian
merupakan masalah yang khusus yang berada di tengah-tengah latar
yang dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan subjek yang diteliti.
Masalah khusus yang disebut fokus menggambarkan satuan-
satuan individu yang utuh dan tidak terpilah dalam variabel-variabel.
Penentuan fokus didahului dengan penjajakan setting atau latar
penelitian yang kemudian didapati fokus yang sifatnya unik. Keunikan
ini terutama difokuskan pada bagian khusus yang lebih dalam dari
satuan individu. Pembatasan fokus penelitian dimaksudkan untuk
menemukan lokasi dan latar penelitian.
3. Fokus yang akan diteliti lebih mengarah pada proses dari pada hasil
Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang lebih banyak meneliti
tentang hasil. Fokus yang diteliti dalam penelitian kualitatif lebih
PAGE \* MERGEFORMAT ii
banyak mencakup proses. Meneliti tentang proses memerlukan
pengamatan yang mendalam dan utuh (holistic). Hal ini disebabkan
oleh hubungan bagian- bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas
jika diamati dengan menekankan pada segi proses. Oleh karena itu,
umumnya dalam penelitian kualitatif akan menjawab rumusan masalah
"bagaimana" (how). Pertanyaan "bagaimana" ini menggambarkan suatu
proses sistem dengan prosedur atau langkah-langkah tertentu menuju
hasil.
4. Meneliti fokus yang sifatnya unik
Penentuan fokus didahului dengan penjajakan setting atau latar
penelitian yang kemudian mendapati fokus yang sifatnya unik, terutama
bagian yang lebih dalam dari satuan individu. Dalam penelitian
kualitatif digunakan asumsi bahwa setiap subjek memiliki keunikannya
sendiri. Oleh karena itu, hasil dari penelitian kualitatif tidak
dimaksudkan untuk digeneralisasikan pada subjek lain, tetapi hanya
berlaku pada subjek yang telah diamati yang sifatnya unik tersebut.
Keunikan itu dipilih untuk diteliti secara kualitatif karena memerlukan
penyelidikan yang mendalam dan tidak bisa disamakan dengan
penyelidikan pada sasaran yang lain.
Keunikan itu biasanya menggambarkan fenomena yang sifatnya
ekstrim, baik ekstrim positif maupun ekstrim negatif. Misalnya meneliti
kehidupan orang yang disebut "sosialita" di kota-kota besar yang serba
berkecukupan. Atau sebaliknya, meneliti kehidupan "anak alam" yang
tinggal di daerah terpecil dan hanya bisa makan tanaman yang ada di
hutan. Untuk menggambarkan kedua contoh fokus yang berbeda atau
berlawawan secara ekstrim ini hanya bisa dengan penelitian kualitatif,
karena sifatnya yang unik dan tidak bisa digeneralisasikan dengan fokus
yang lain. Keunikan fokus bisa dilihat dari beberapa sisi, antara lain (1)
substansi konstruk yang terkait dengan urgensi keilmuan, (2) lokasi dan
latar penelitian, dan (3) ide atau gagasan yang akan dilakukan.
5. Menggunakan latar penelitian yang alamiah
PAGE \* MERGEFORMAT ii
Penelitian kualitatif dilakukan pada latar yang alamiah (natural
setting) dan melihat setting atau respon sebagai gejala yang saling
mengkait secara utuh dan menyeluruh (holistic). Oleh karena itu,
penelitian kualitatif juga dapat disebut penelitian naturalistik. Hal ini
dilakukan karena hakikat alamiah menghendaki adanya kenyataan-
kenyataan apa adanya sebagai keutuhan yang tidak bisa dipahami jika
dipisahkan dari konteksnya. Subjek yang diteliti berlangsung
sebagaimana biasa terjadi dalam konteksnya masing-masing. Peneliti
tidak melakukan kontrol, tidak membawanya ke suatu laboratorium,
tidak melakukan manipulasi, bahkan tidak mengubah sedikitpun apa
yang biasa dilakukan oleh subjek dan lingkungan yang diteliti.
Untuk memastikan bahwa penelitian dilakukan secara alamiah,
umumnya penelitian kualitatif didahului dengan mendeskripsikan latar
dan lokasi penelitian, serta bagaimana kehidupan subjek yang akan
diteliti. Gambaran tentang latar, lokasi, dan kehidupan subjek yang
diteliti cukup untuk memberikan sinyal bagaimana penelitian harus
dilakukan dengan kehadiran langsung peneliti di latar penelitian yang
berperan sebagai instrumen kunci. Kehadiran peneliti dalam waktu
yang relatif lama di lokasi penelitian juga untuk menunjukkan
bagaimana ia menyelami secara menyeluruh apa yang terjadi pada
subjek yang diteliti.
6. Manusia (peneliti) sebagai alat atau instrumen kunci dalam
pengumpulan data
Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang instrumen pengumpul
datanya dapat digantikan dalam bentuk alat atau perangkat, misalnya tes
atau angket yang sudah disusun diuji validitas dan reabilitas
sebelumnya, sehingga tidak menuntut kehadiran peneliti ketika
mengumpulkan data. Dalam penelitian kualitatif, manusialah yang
bertindak sebagai instrumen kunci atau alat pengumpul data utama.
Yang bertindak sebagai instrumen kunci ini umumnya peneliti sendiri.
PAGE \* MERGEFORMAT ii
Peneliti sebagai alat atau instrumen kunci dalam penelitian, sehingga
kehadirannya pada latar penelitian mutlak diperlukan.
Mengapa instrumen kuncinya manusia? Hal ini karena hanya
manusia dengan sifat-sifat yang melekat pada dirinyalah yang langsung
dapat memahami hal-hal yang mungkin tersembunyi (hidden) di balik
kenyataan yang ditampilkan oleh subjek yang diteliti. Sebagai contoh
meneliti mengapa orang itu menangis. Untuk menafsirkan apakah
tangisan itu pertanda bahagia atau susah, maka hanya manusia (peneliti)
yang bisa langsung memaknai. Begitu juga karena penelitian kualitatif
menekankan sifat alamiah, maka hanya manusia yang dapat
menafsirkan dan menyesuaikan apakah kehadirannya mengganggu
ataukah tidak terhadap subjek yang diteliti. Jika ternyata mengganggu,
maka secara cepat peneliti dapat mengatasinya. Ini berbeda dengan
penelitian kuantitatif, di mana latar subjek yang diteliti dikondisi
sebagaimana yang dikehendaki oleh peneliti, sehingga pada saatnya
penelitian, kehadiran peneliti bisa diwakilkan oleh kehadiran perangkat
yang sudah disiapkan sebelumnya.
7. Rancangan penelitian bersifat sementara
Berbeda dengan penelitian kuantitatif bahwa apa yang akan
diteliti sudah dirumuskan secara jelas berdasarkan a priori, sehingga
rancangan penelitiannya juga harus sudah tersusun "baku" sesuai
dengan keinginan peneliti sebelum penelitian berlangsung. Dalam
penelitian kualitatif, rancangan penelitian dapat terus berubah dan
berkembang sesuai dengan kondisi lapangan. Oleh karena itu,
rancangan yang disusun sifatnya sementara dan sewaktu-waktu atau
pada saat penelitian berlangsung rancangan dapat berubah. Hal ini
disebabkan oleh kemungkinan adanya kenyataan-kenyataan ganda di
lapangan dan adanya perubahan- perubahan dalam interaksi antara
peneliti dengan subjek yang diteliti. Di samping itu, juga dimungkinkan
karena adanya bermacam-macam sistem nilai di lapangan yang tidak
dapat diramalkan sebelumnya.
PAGE \* MERGEFORMAT ii
8. Tidak mengajukan hipotesis sebelumnya
Umumnya, penelitian (kuantitatif) terfokus pada sebuah masalah
yang dibuat berdasarkan sebuah hipotesis. Setiap hipotesis dibuat
dengan mengacu pada teori yang dijadikan kerangka berpikir. Pada
penelitian kualitatif tidaklah demikian. Penelitian kualitatif tidak
mengajukan hipotesis sebelumnya dan tidak dimaksudkan untuk
menguji hipotesis. Hipotesis kerja secara tentatif dapat muncul selama
penelitian berlangsung, atau hipotesis akan ditemukan sebagai hasil dari
penelitian. Hipotesis kerja yang ditemukan ketika penelitian sudah
berlangsung, digunakan peneliti untuk menjawab pertanyaan
"mengapa" yang mengacu pada fakta-fakta (sosial) yang diajukan, dan
jawabannya adalah kebenaran sementara. Karena itu, dalam
pelaksanaanya strategi penelitian dapat di rubah sesuai dengan hipotesis
tentatif yang ditemukan di lapangan. Sedangkanhipotesis yang
ditemukan setelah penelitian disebut sebagai grounded theory.
9. Tidak menggunakan konsep sampel
Dalam penelitian kualitatif, tidak ada konsep sampel karena tidak
dimaksudkan untuk menarik generalisasi. Sampel lebih dimaknai
sebagai upaya memilih subjek yang paling tepat untuk diteliti. Jika
peneliti tidak bisa dihindarkan dengan penggunaan istilah sampel, maka
sampel yang dimaksud adalah sampel bertujuan atau sengaja dipilih
(purposive sampling). Sampel bertujuan digunakan untuk menandai
bahwa subjek yang diteliti telah dipilih sebagai setting atau latar
penelitian. Pemilihan latar lebih didasarkan atas keunikan kasus yang
memiliki ciri-ciri khusus. Bisa jadi sebuah kasus mempunyai ciri-ciri
yang sama dengan kasus lainnya walaupun berbeda tempat dan
waktunya. Hasil penelitian sebuah kasus tidak bisa untuk menarik
kesimpulan umum (generalisasi) pada populasi yang lebih luas, tetapi
hanya bisa digunakan atau dimanfaatkan (transfibilitas) untuk
menyelesaikan kasus lain yang memiliki kesamaan.
PAGE \* MERGEFORMAT ii
2.6 Penggolongan Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang digunakan
untuk memahami fenomena sosial dengan cara mendalam, melalui pengumpulan
dan analisis data berupa kata-kata, gambar, atau objek. Penggolongan penelitian
kualitatif mengacu pada proses mengelompokkan atau mengkategorikan data
kualitatif tersebut menjadi pola-pola atau tema-tema tertentu.
a. Jenis – Jenis Penelitian Kualitatif
Metode kualitatif memiliki beberapa macam, seperti etnografi,
studi kasus, studi dokumen, observasi atau observasi alami, serta
fenomenologi. Pastikan jenis penelitian yang kamu pilih sudah sesuai
dengan jenis permasalahan.
1. Etnografi
Etnografi merupakan studi mendalam tentang perilaku yang
terjadi secara alami dalam suatu budaya atau kelompok sosial
tertentu. Jenis penelitian ini bisa di gunakan untuk permasalahan
yang ada sangkut pautnya dengan sistem kepercayaan, bahasa,
maupun nilai-nilai budaya.
2. Studi Kasus
Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang
individu, organisasi, bisnis, atau lembaga tertentu. Bertujuan untuk
menggambarkan kondisi, mencari penyebab, serta memungkinkan
peneliti menemukan solusi atas permasalahan yang ada. Studi kasus
banyak digunakan dalam penelitian psikologi terutama yang
berhubungan dengan otak manusia.
3. Studi Dokumen
Studi dokumen merupakan jenis penelitian yang didasarkan
pada dokumen tertulis untuk dijelaskan dan diinterpretasikan.
Dokumen tersebut bisa berupa buku teks, surat kabar, majalah, surat-
surat, film, catatan harian, naskah, artikel, dan sejenisnya. Studi
dokumen bisa kamu gunakan saat meneliti masalah-masalah yang
PAGE \* MERGEFORMAT ii
berhubungan dengan bidang pendidikan, seperti kurikulum sekolah
atau prestasi siswa di setiap semester.
4. Observasi Alami
Observasi alami merupakan jenis penelitian kualitatif dengan
melakukan observasi menyeluruh pada objek tertentu tanpa
sedikitpun memodifikasi. Observasi alami bertujuan untuk
mengamati dan memahami perilaku manusia dalam situasi yang
berbeda. Sebagai peneliti, bisa menggunakan kamera tersembunyi
atau alat lain yang tidak diketahui oleh mereka, sehingga perilaku
yang terekam tidak dibuat-buat atau direkayasa.
5. Fenomenologi
Fenomenologi adalah pendekatan penelitian yang tidak
menggunakan hipotesis atau dugaan sementara dalam proses
analisisnya, meskipun fenomenologi bisa pula menghasilkan sebuah
hipotesis untuk diuji lebih lanjut. Selain itu, fenomenologi tidak
diawali dan tidak memiliki tujuan untuk menguji teori melalui suatu
hipotesis.Dalam penelitian fenomenologi, peneliti bermaksud
menggali makna dari setiap peristiwa atau pengalaman hidup yang
dialami oleh narasumber.
b. Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian Kualitatif
1. Wawancara Mendalam
Wawancara atau wawancara adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan tanya jawab antara peneliti dengan
narasumber. Maka dari itu, kreatifitas peneliti sangat diperlukan
karena hasil wawancara bergantung pada kemampuan mereka untuk
mencari jawaban, mencatat dan menafsirkan setiap jawaban.
2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan melalui observasi dan
pencatatan terhadap objek yang diteliti. Artinya peneliti harus hidup
di kalangan masyarakat, mempelajari bahasanya, melihat dengan
mata kepala sendiri apa yang terjadi, mendengarkan apa yang
PAGE \* MERGEFORMAT ii
dikatakan oleh warga sekitar, memikirkan sampai merasakan situasi
di sekitar.
3. Forum Diskusi Kelompok
FGD adalah proses pengumpulan data melalui diskusi
kelompok. Jika menggunakan teknik FGD, kamu bisa
mengumpulkan informasi secara cepat dari peserta yang memiliki
latar belakang berbeda-beda. Terkadang jawaban antar peserta bisa
sangat menarik, bertolak belakang, atau tidak terduga.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumentasi ini merupakan salah satu
teknik pengumpulan data yang paling mudah, karena peneliti hanya
mengamati benda mati yang datanya tetap dan tidak berubah.
1. Pengumpulan data
Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat
dilakukan dengan berbagai cara dengan terjun langsung ke lapangan.
Hal ini dapat dilakukan melalui observasi atau observasi, kuesioner,
wawancara mendalam dengan subjek survei, survei dokumenter, dan
diskusi kelompok terfokus.
2. Reduksi data dan klasifikasi data
Langkah ini menyaring data mentah. Peneliti memilih data yang
paling relevan untuk digunakan untuk mendukung penelitian
mereka. Data kualitatif dapat diperoleh dari wawancara dan
observasi. Oleh karena itu, pengurutan diperlukan untuk
PAGE \* MERGEFORMAT ii
memudahkan klasifikasi data. Oleh karena itu, data yang disaring
dikategorikan sesuai kebutuhan. Misalnya, dalam survei, data
dikategorikan berdasarkan informan atau kategori lokasi survei.
3. Tampilan data
Setelah mereduksi dan mengklasifikasikan data, pindah ke
tampilan data. Dalam fase proses ini, peneliti merancang baris dan
kolom matrik data kualitatif dan menentukan jenis dan format data
yang akan dimasukkan ke dalam bidang metrik. Misalnya, data
ditampilkan dalam deskripsi, bagan, diagram alur, diagram, dan
sebagainya. Data diatur agar mudah dibaca.
4. Menarik kesimpulan
Setelah melalui tiga proses, langkah terakhir adalah menarik
kesimpulan. Isi kesimpulan harus mencakup semua informasi
relevan yang ditemukan dalam penelitian. Selain itu, bahasa yang
digunakan untuk menjelaskan kesimpulan harus tidak berbelit-belit
dan mudah dipahami.
PAGE \* MERGEFORMAT ii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berpangkal dari pola fikir
induktif, yang didasarkan atas pengamatan obyektif partisipatif teradap suatu
gejala (fenomena) sosial.Dampak dan gejala sosial yang dimaksud meliputi
keadaan masa lalu, masa kini, dan bahkan yang akan datang. Berkaitan dengan
objek-objek ilmu sosial, ekonomi, budaya, hukum, sejarah, humaniora, dan ilmu-
ilmu sosial lainnya.
3.2 Saran
Penelitian kualitatif memperluas cakrawala pengetahuan kita dengan
memberikan wawasan yang dalam tentang berbagai aspek kehidupan manusia.
Dengan menekankan pada kedalaman pemahaman dan interpretasi yang kaya,
PAGE \* MERGEFORMAT ii
pendekatan ini menawarkan kontribusi yang berharga bagi perkembangan ilmu
pengetahuan yang lebih holistik dan berkelanjutan
PAGE \* MERGEFORMAT ii
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.um-surabaya.ac.id/Pro/article/view/14920/5426
http://tugassekolahmandiri.blogspot.com/2016/06/makalah-bimbingan-konseling-
di-sd.html
http://methaafricahyuni.blogspot.com/2017/03/makalah-bidang-bidang-
bimbingan-dan.html
Rukhmana, T., Darwis, D., IP, S., Alatas, A. R., SE, M., Tarigan, W. J., ... & S
ST, M. M. (2022). Metode Penelitian Kualitatif. CV Rey Media
Grafika.
Harahap, Nursapia. "Penelitian kualitatif." (2020).
https://www-sciencedirect-com.translate.goog/topics/mathematics/inductive-
logic?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
https://habib00ugm.wordpress.com/2011/01/22/logika-deduktif-dan-induktif/
prof.Dr.Nurul ulfatih,M.Pd. METODE PENELITIAN KUALITATIF DIBIDANG
PENDIDIKAN:TEORI DAN APLIKASINYA,2022. Diakses pada
Maret 21, 2024
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu
Sosial: Perspektif Konvensional dan Kontemporer . Jakarta: Salemba
Humanika.Diakses pada Maret 21,2024
https://www.gramedia.com/literasi/penelitian-kualitatif/#google_vignette
https://www.kompasiana.com/mtf3lix5tr/54f359e0745513a32b6c7168/penelitian-
kualitatif-002-inilah-asumsi-asumsi-dasarnya
PAGE \* MERGEFORMAT ii