Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH METODELOGI PENELITIAN

PENGANTAR PENELITIAN ILMIAH

Di Susun Oleh:
1. Marizka Fatrisia (2022143266)
2. Adinda Ramandani (2022143279)
3. Melita Triawanda (2022143244)
4. Adinda Rahma Suci (2022143259)
5. Alwida Destria (2022143256)
6. Kasmahani Annisa (2022143255)
7. Deska Putra (2022143271)

Dosen Pengampu: Dra. Lusiana, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN 2023 – 2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
mandiri untuk mata kuliah Metodelogi Penelitian SD, dengan judul “Pengantar
Penelitian Ilmiah” dengan baik. Tidak lupa sholawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang syafa’at nya kita nantikan di akhir
kelak.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan. Tak lupa
kami juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada dosen
pengampu Ibu Dra.Lusiana, M.Pd. yang sudah membimbing kami. dan juga
semua pihak yang tidak dapat saya tulis satu persatu.

Palembang, 01 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1 Definisi dan Fungsi Skripsi............................................................................3

2.2 Esensi Substansi penelitian............................................................................4

2.3 Teori pendekatan penelitian dan paradigma penelitian..................................6

BAB III..................................................................................................................21

PENUTUP..............................................................................................................21

3.1 Kesimpulan...................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian ilmiah memiliki peranan sangat penting dalam perkembangan ilmu


pengetahuan, teknologi, dan seni, untuk melahirkan berbagai ide/gagasan, konsep,
teori, dan karya intelektual di perguruan tinggi. Skripsi adalah karya tulis ilmiah
yang dibuat sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi yang ditempuh
oleh mahasiswa studi jenjang sarjana (S-1), (Asmawan 2016) mengemukakan
bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat kelulusan bagi mahasiswa dan untuk
mendapatkan gelar sarjana sesuai dengan bidang yang ditekuni.

Penelitian merupakan terjemah dari kata research yang berarti penelitian,


penyelidikan. Penelitian adalah pemeriksaan yang teliti, penyelidikan, kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara
sistematis dan objektif untuk memecahkan persoalan atau menguji suatu hipotesis
untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. Penelitian ilmiah adalah suatu
proses pencarian kebenaran ilmu yang harus melalui berbagai tahapan penelitian
dan tindakan yang sistematik, kritis, dan penuh disiplin. Proses yang demikianlah
yang membedakan penelitian ilmiah dengan cara-cara lain untuk menemukan
kebenaran.
Penelitian menggunakan langkah- langkah yang sistematis dan terkendali,
bersifat hati-hati dan logis, objektif dan empiris serta terarah pada sasaran yang
ingin dipecahkan. Penelitian yang akan dilaksanakan haruslah mampu menjawab
permasalahan yang ada, mengungkapkan secara tepat dan memprediksi secara
benar. Karena sifat masalah atau objek yang diteliti itu berbeda, maka perlu dipilih
tipe dan jenis penelitian yang sesuai dengan tujuan dan objek penelitian, baik
melalui penelitian kualitatif (qualitative research) maupun penelitian kuantitatif
(quantitative research), penelitian survei (survey research) maupun penelitian non

1
survey; baik penelitian putaka (library research) maupun penelitian lapangan
(field research) ataupun penelitian ex post facto_maupun penelitian eksperimen.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dan fungsi skripsi?


2. Apa substansi penelitian?
3. Apa teori pendekatan penelitian dan paradigma penelitian?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dan fungsi skripsi


2. Untuk mengetahui substansi penelitian
3. Untuk mengetahui teori pendekatan penelitian dan paradigma penelitian

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Fungsi Skripsi

(Munir et al., 2022) Skripsi adalah karya ilmiah yang dibuat oleh
mahasiswa/mahasiswi untuk bisa mendapatkan gelar sarjana (S1) (Sosial, dkk
2008). Skripsi pada dasarnya memuat tulisan berisi pendapat peneliti dengan
mengacu berdasarkan penemuan teori-teori yang telah diterbitkan sebelumnya.
Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis mahasiswa program S1 yang
membahas topik atau bidang tertentu berdasarkan hasil kajian pustaka yang ditulis
oleh para ahli, hasil penelitian lapangan, atau hasil pengembangan (eksperimen).
Dalam pengerjaan skripsi, mahasiswa dibimbing oleh minimal dua orang dosen
pembimbing yang ditunjuk oleh perguruan tinggi yang bersangkutan.
Pembimbingan ini dimaksudkan agar hasil skripsi mahasiswa berkualitas baik dari
segi isi maupun tekniknya penyampaiannya.
(Sugiyono, 2021) Skripsi dibagi dalam tiga metode penelitian, yaitu
metode kuantitatif kualitatif dan (R&D) Pengembangan Skripsi kuantitatif
menggunakan survei atau kuesioner yang disebar ke subjek penelitian sebagai
metode penelitiannya. Setelah data selesai dikumpulkan, perhitungan matematika
dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan. Umumnya, skripsi kuantitatif
menggunakan software untuk mengolah data hasil penelitian, contohnya SPSS.
Sedangkan metode kualitatif disusun dengan menggunakan metode wawancara
atau observasi secara mendalam ke subjek penelitian. Karena penelitian skripsi
kualitatif tidak menggunakan perhitungan matematika, biasanya, proses
pengumpulan datanya memerlukan waktu yang lama demi hasil analisa yang
akurat. Kemudian untuk metode penelitian Research and Development (R&D)
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan
menguji keefektifan produk tersebut.

3
Penyusunan dan Penulisan skripsi berfungsi sebagai berikut:

1. Pendidikan dan pengajaran, yakni mendidik dan mengajar mahasiswa dalam


memadukan seluruh pengetahuan dan pengalaman yang telah diperolehnya
selama melaksanakan program akademik menjadi suatu karya ilmiah dalam
bidang keilmuan tertentu sesuai dengan bidang spesialisasi masing-masing
2. penelitian dan pengembangan, yakni upaya memecahkan suatu masalah secara
ilmiah dan objektif sehingga membuahkan bermacam-macam gagasan kreatif
untuk disumbangkan kepada dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. kurikuler, yakni merupakan salah satu tugas akademik yang wajib dikerjakan
oleh mahasiswa yang akan menempuh ujian kesarjanaan dalam bidang tertentu.
4. evaluasi, yaitu sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh ujian dan
sekaligus merupakan fokus dimana pertanyaan ujian akan disampaikan kepada
mahasiswa yang wajib mempertanggungjawabkannya di forum ujian terbuka.
hasil ujian skripsi menjadi salah satu bahan untuk menentukan kelulusan
mahasiswa yang bersangkutan.
5. administratif, yakni produk ilmiah yang dapat dikomunikasikan kepada umum
melalui media tertentu dan sekaligus menunjukkan bidang keahlian seorang
sarjana yang mungkin kelak berguna dalam kaitannya dengan penempatan
dalam bidang pekerjaan bagi seorang lulusan perguruan tinggi.

2.2 Esensi Substansi penelitian

Bahwa esensi substansi penelitian adalah langkah sistematis dalam upaya


memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan terkendali yang
mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang
dikumpulkan secara empiris Logika berpikir tampak dalam langkah-langkah
sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan
pengujian data sampai diperolehnya suatau kesimpulan

4
Esensi Subtansi Penelitian ialah inti dari sebuah studi yang mencakup
beberapa elemen penting.

1. Mencakup topik utama dari penelitian tersebut, mengidentifikasi subjek atau


masalah yang akan diselidiki.
2. Esensi subtansi mencakup pertanyaan penelitian yang merumuskan fokus dari
penyelidikan dan membimbing pencarian jawaban.
3. Tujuan penelitian menjelaskan hasil yang ingin dicapai melalui penelitian
tersebut, baik itu mengembangkan pemahaman baru, memecahkan masalah
tertentu, atau memberikan rekomendasi kebijakan.
4. Metedologi yang digunakan menjelaskan pendekatan dan teknik yang
diterapkan untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Ini mencakup detail
tentang rancangan penelitian, teknik pengumpulan data, analisis statistik atau
kualitatif, dan prosedur validasi.
5. Temuan utama adalah hasil utama dari penelitian yang menjawab pertanyaan
penelitian dan menggambarkan apa yang telah ditemukan dari analisis data. Ini
bisa berupa temuan empiris, pola, tren, atau hubungan yang baru diidentifikasi.
6. Implikasi dari penelitian tersebut menjelaskan dampaknya dalam konteks lebih
luas, baik bagi praktisi, peneliti lain, maupun kebijakan. Ini bisa mencakup
implikasi praktis, teoretis, atau kebijakan yang mengarah pada peningkatan
pemahaman, praktik, atau keputusan.

Jadi, esensi subtansi penelitian adalah inti dari apa yang sedang diteliti,
yang mencakup topik utama, pertanyaan penelitian, tujuan, metedologi, temuan
utama, dan implikasi penelitian tersebut terhadap pemahaman atau perbaikan
dalam bidang yang diteliti.

(Kattsoff, 2004) Makna Esensi Menurut Louis O. Kattsoff dalam buku


Pengantar Filsafat esensi ialah barang sesuatu. Kini kita membicarakan sejumlah
istilah yang berhubungan dengan sesuatu yang khusus. Dewasa ini salah satu di
antara masalah-masalah yang menggangu kita terletak pada kebingungan kita
mengenai esensi manusia. Orang senantiasa bertanya, “apakah manusia itu?”
‘Esensi’ dan ‘sifat terdalam’ sering digunakan dalam arti yang sama. Maka, esensi

5
sesuatu ialah hakikat. Apakah sesuatu itu bereksistensi atau tidak, dalam arti
tertentu, tidak ada sangkut-pautnya dengan pernyataan ‘apakah esensinya’.

2.3 Teori pendekatan penelitian dan paradigma penelitian

A. Landasan Teori

Penelitian pada hakekatnya adalah suatu kegiatan ilmiah untuk


memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang
diperoleh dari penelitian terdiri dari fakta, konsep, generalisasi, dan teori yang
memungkinkan manusia dapat memahami fenomena memecahkan masalah yang
dihadapinya. Masalah penelitian dapat timbul karena adanya kesulitan yang
mengganggu kehidupan manusia atau semata-mata karena dorongan ingin tahu
sebagai sifat naluri manusia.

Sudah dipahami bersama bahwa penelitian merupakan proses mencari


pemecahan masalah melalui prosedur ilmiah. Tahap-tahap yang harus dilalui
menurut prosedur ilmiah bukan hanya dapat dilakukan dilaboratorium saja, tetapi
juga mencari kajian pustakanya atau teorinya. Kegiatan penelitian selalu bertitik
tolak dari pengetahuan dari pengetahuan yang sudah ada. Pada semua ilmu
pengetahuan, ilmuwan selalu memulai penelitiannya dengan cara menggali apa-
apa yang sudah ada (Arikunto,2010).

Dalam sub bab Kajian teori memuat esinsi-esensi hasil penelitian literatur
yaitu teori-teori. Uraian teori yang disusun bisa dengan kata-kata penulis secara
bebas dengan tidak mengurangi makna teori tersebut atau dalam bentuk kutipan
dari tulisan orang lain. Teori-teori itu harus relevan dengan permasalahan
penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan landasan teoritis ini perlu ditegakkan
agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, bukan sekedar perbuatan coba-
coba. Adanya landasan teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data.

Toeri merupakan analisis/ paradigma yang digunakan untuk mengupas


masalah yang terjadi dimeja penelitian, jadi teori ibaratnya pisau untuk membelah

6
sebuah roti, jika dapat menggunakan pisau yang tepat, dan menggunakannya
secara tepat pula, maka hasilnya akan memuaskan.

Sebelum mendefinisikan teori, ada dua istilah yang perlu dijelaskan yaitu
konsep dan proposisi. Konsep menunjuk pada istilah dan definisi yang digunakan
untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu
yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Proposisi merupakan hubungan yang
logis antara dua konsep (Martono, 2011).

(Sugiyono, 2021)Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan


seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang di susun secara sistematis.

Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak


yangmengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut
yangmembantu kita memahami sebuah fenomena. Teori merupakan salah
satukonsep dasar penelitian sosial. Secara khusus, teori adalah seperangkat
konsep/konstruk, defenisi dan proposisi yang berusaha menjelaskan hubungan
sistimatis suatu fenomena, dengan cara memerinci hubungan sebab-akibat yang
terjadi (Sardar, 1996).

Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja
konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk
melakukan beberapa tindakan selanjutnya.

Mark membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud
ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara
lain:

1. Teori yang deduktif: memberi keterangan yang di mulai darisuatu perkiraan


atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
2. Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam
bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum
behaviorist.

7
3. Teori yang fungsional: di sini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan
pembentukan teori kembali mempengaruhi data (Sugiyono,2012)

Tiga hal yang perlu diperhatikan jika kita ingin mengenal lebih lanjut
tentang teori adalah:

1. Teori merupakan suatu proporsi yang terdiri dari konstrak yang sudah
didefinisikan secara luas sesuai dengan hubungan unsur-unsur dalam proporsi
tersebut secara jelas
2. Teori menjelaskan hubungan antar variabel sehingga pandangan yang
sistematik dari fenomena yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat
jelas
3. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variable yang
saling berhubungan.

Kegunaan atau fungsi teori dalam penelitian pada umumnya saling


berkaitan tiga fungsi yaitu:

1. Untuk menjelaskan (explanation) yang digunakan memperjelasdan


mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variable yang akan diteliti.
2. Untuk meramalkan (prediction) yang digunakan memprediksi, memandu serta
menemukan fakta untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrument
penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang
bersifat prediktif.
3. Untuk pengendalian (control) yang digunakan mencandra dan membahas hasil
penelitian, sehingga selanjutnya untuk memberikan saran dalam pemecahan
masalah.

Menurut Nanag Martono, teori dalam penelitian mempunyai kegunaan


atau fungsinya sebagai berikut:

1. Memberikan pola dalam proses interpretasi data, Teori menyediakan berbagai


argumentasi yang dapat digunakan untukmenganalisis atau memberikan

8
penafsiran atas hasil penelitian yangtelah diolah. Argumentasi akan lebih kuat
apabila di dukung dengan teori yang ada.
2. Menghubungkan satu studi dengan studi lainnya
3. Teori membantu peneliti menemukan suatu kerangka konseptual untuk
menjelaskan hubungan antara hasil penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan.
4. Menyajikan kerangka Teori, memberikan penjelasan mengenai definisi atau
makna sebuahkonsep atau variabel. Definisi konsep bermanfaat untuk
membatasi studi yang dilakukan serta memberikan informasi bagi orang lain
yang tertarik dengan hasil penelitian kita, sehingga ia dapat melakukan studi
lanjutan.
5. Memungkinkan peneliti menginterpretasikan data yang lebih besar dari temuan
yang diperoleh dari suatu penelitian (Martono, 2011).

Menurut Snelbecker ada tiga kegunaan teori dalam penelitian. Pertama,


sebagai pensistematiskan temuan-temuan penelitian. Kedua, sebagai pendorong
untuk menyusun hipotesis. Dan dengan hipotesis membimbing peneliti mencari
jawaban-jawaban serta membuat ramalan-ramalan atas dasar penemuan. Ketiga,
sebagai penyaji penjelasan dalam menjawab pertanyaan (Sardar, 1996). Jika
dijabarkan ada beberapa kegunaan teori dalam penelitian yaitu:

1. Sebagai penyusun generalisasi atas fakta-fakta


2. Menjadi kerangka orientasi untuk pengumpulan, pengolahan, dana analisa data
3. Pembuat prediksi terhadap fenomena baru yang akan terjadi
4. Pengawas lowongan dalam pengetahuan dengan cara deduksi
5. Sebagai rujukan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian
6. Sebagai kerangka penalaran logis

Sebagaimana diketahui menurut filsafat ilmu pengetahuan, dikenal ada dua


aliran pemikiran besar atau paradigma ilmu dalam memandang persoalan, yakni
paradigma positivistik yang bersumber atau dipengaruhi oleh cara pandang ilmu
alam yang bersandar pada hal-hal yang bersifat empirik, dan menjadi dasar
metode penelitian kuantitatif, dan paradigma interpretif yang berakar dari cara

9
pandang ilmu sosial yang lebih bersifat holistik dalam memandang persoalan, dan
menjadi dasar metode penelitian kualitatif. Masing-masing metode tersebut
berbeda sangat tajam dalam memandang persoalan yang diangkat menjadi
masalah penelitian, mulai dari tujuan penelitian, desain penelitian, proses
penelitian, bentuk pertanyaan penelitian, metode perolehan data, mengukur
keabsahan data, analisis data hingga makna dan kegunaan teori. Berikut uraian
ringkasnya.

Dalam metode penelitian kuantitatif, teori berguna sebagai dasar penelitian


untuk diuji. Oleh karena itu, sebelum mulai kegiatan pengumpulan data, peneliti
menjelaskan teori secara komprehensif. Uraian mengenai teori ini dipaparkan
dengan jelas dan rinci pada desain penelitian. Teori menjadi kerangka kerja
(framework) untuk keseluruhan proses penelitian, mulai bentuk dan rumusan
pertanyaan atau hipotesis hingga prosedur pengumpulan data. Peneliti menguji
atau memverifikasi teori dengan cara menjawab hipotesis atau pertanyaan
penelitian yang diperoleh dari teori. Hipotesis atau pertanyaan penelitian tersebut
mengandung variabel untuk ditentukan jawabannya. Karena itu, metode penelitian
kuantitatif berangkat dari teori.

Berdasar proses penelitian, dalam penelitian kuantitatif, teori memiliki


kegunaan untuk memperjelas persoalan, menyusun hipotesis, menyusun
instrumen dan pembahasan hasil analisis data. Penelitian dengan paradigma
kuantitatif sebetulnya ialah mencari data untuk dibandingkan dengan teori.

Sebaliknya, metode penelitian kualitatif berangkat dari lapangan dengan


melihat fenomena atau gejala yang terjadi untuk selanjutnya menghasilkan atau
mengembangkan teori. Jika dalam metode penelitian kuantitatif teori berwujud
dalam bentuk hipotesis atau definisi sebagaimana dipaparkan sebelumnya, maka
dalam metode penelitian kualitatif teori berbentuk pola (pattern) atau generalisasi
naturalistik (naturalistic generalization). Karena itu, pola dari suatu fenomena
bisa dianggap sebagai sebuah teori. Kalau begitu apa kegunaan teori dalam
metode penelitian kualitatif? Teori dipakai sebagai bahan pisau analisis untuk
memahami persoalan yang diteliti.

10
Dengan teori, peneliti akan memperoleh inspirasi untuk bisa memaknai
persoalan. Memang teori bukan satu-satunya alat atau bahan untuk melihat
persoalan yang diteliti. Pengalaman atau pengetahuan peneliti sebelumnya yang
diperoleh lewat pembacaan literatur, mengikuti diskusi ilmiah, seminar atau
konferensi, ceramah dan sebagainya bisa dipakai sebagai bahan tambahan untuk
memahami persoalan secara lebih mendalam. Teori dipakai sebagai informasi
pembanding atau tambahan untuk melihat gejala yang diteliti secara lebih utuh.
Karena tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami gejala atau
persoalan tidak dalam konteks mencari penyebab atau akibat dari sebuah
persoalan lewat variabel yang ada melainkan untuk memahami gejala secara
komprehensif, maka berbagai informasi mengenai persoalan yang diteliti wajib
diperoleh. Informasi dimaksud termasuk dari hasil-hasil penelitian sebelumnya
mengenai persoalan yang sama atau mirip.

Berdasarkan proses penelitian, kegunaan teori dalam penelitian kualitatif


ialah untuk memperkuat peneliti sebagai human instrument, sehingga peneliti
memiliki skill untuk menggali data penelitian secara lengkap, mendalam serta
mampu melakukan konstruksi temuannya ke dalam tema dan hipotesis. Karena
itu, dalam penelitian kualitatif, peneliti mencari teori untuk menjelaskan data
penelitian yang diperoleh.

B. Perumusan Hipotesis

(Sahir, 2021) Hipotesis merupakan prediksi awal sebuah hipotesis awal


penelitian awal yang bisa berupa hubungan variabel bebas dengan variabel terikat.

1. Kriteria Hipotesis

a) Berbentuk pernyataan hubungan antara dua variabel atau lebih.


b) Dasar yang jelas untuk menguji hubungan variabel.

2. Kegunaan Hipotesis

a) Memiliki kekuatan penjelas.

11
b) Pernyataan hubungan antara variable.
c) Dapat diuji.
d) Sejalan dengan pengetahuan.
e) Dideskripsikan secara sederhana dan seringkas mungkin.

3. Tujuan Hipotesis

a) Memberikan gambaran tentang fenomena objek penelitian.


b) Pernyataan yang bisa diuji langsung.
c) Petunjuk sebuah penelitian.
d) Sebagai konsep penelitian dalam membentuk kesimpulan.
e) Diuji dan terbukti untuk diterima atau ditolak dalam sebuah penelitian.

4. Menguji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian ada berbagai teknik penelitian yang sesuai
dengan tujuan awal penelitian. Dalam penelitian kuantitatif penelitian yang berupa
angka bisa diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas. Untuk
menguji hipotesis diperlukan:

a) Data dan fakta yang dikumpulkan di lapangan.


b) Pengetahuan yang luas tentang kerangka teori, penguasaan penggunaan teori
secara logis, statistik dan teknik-teknik pengujian.

5. Ciri Hipotesis

a) Hipotesis merupakan jawaban sementara yangdibentuk dari sebuah teori.


b) Hipotesis terdiri darai variabel yang akan diteliti.
c) Hipotesis dekriptif mengandung pernyataan gambaran fenomena.
d) Hipotesis bukan berdasarkan persepsi yang subjektivitas.
e) Hipotesis diuji dengan metode yang sesuai dengan tujuan yang sudah
ditetapkan.
f) Hipotesis harus spesifik antara hubungan variabel yang bisa positif atau
negative sesuai dengan teori.

12
g) Hipotesis merupakan pernyataan hubungan atau perbandingan antara
variabel yang diteliti.

C. Teori Pendekatan Penelitian

(Hardani et al., 2020)Pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) berawal


dari kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya, baik alam besar (macro
cosmos) maupun alam kecil (micro cosmos). Kekaguman tersebut kemudian
menyebabkan timbulnya rasa ingin tahu (curiousity). Rasa ingin tahu manusia
akan terpuaskan bila dirinya mendapatkan penjelasan mengenai apa yang
dipertanyakan. Untuk itu manusia menempuh berbagai upaya agar memperoleh
pengetahuan yang benar (kebenaran), yang secara garis besar dibedakan menjadi
dua: secara tradisional (pendekatan non ilmiah) dan secara modern (pendekatan
ilmiah).

1. Pendekatan Non ilmiah

Upaya untuk memperoleh pengetahuan atau memahami fenomena-


fenomena tertentu ada yang dilakukan secara tradisional atau non ilmiah. Upaya
ini muncul di masyarakat secara alami seiring dengan munculnya berbagai
fenomena atau masalah yang membutuhkan penjelasan. Ada beberapa pendekatan
non-ilmiah yang banyak dipakai untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran
melalui proses, akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan, coba-coba
(tral and error), pendapat otoritas, pikiran kritis, serta pengalaman (Suryabrata,
2008).

Kegiatan manusia dalam usaha mencari ilmu pengetahuan dan mencari


kebenaran, terutama sebelum diketemukannya metode ilmiah, dilakukan dengan
berbagai cara, di antaranya adalah penemuan ilmu pengetahuan secara kebetulan,
penemuan ilmu pengetahuan dengan menggunakan akal sehat (common sense),
penemuan ilmu pengetahuan dengan menggunakan intuisi, penemuan ilmu
pengetahuan melalui wahyu, penemuan kebenaran melalui usaha coba-coba (trial
and error), dan lain sebagainya. Dalam sejarah kehidupan manusia, tercatat

13
adanya beberapa penemuan besar yang terjadi secara kebetulan, yakni tanpa
menggunakan langkah-langkah sebagaimana yang dikehendaki dalam penelitian
ilmiah. Salah satu contoh penemuan ilmu pengetahuan yang terjadi secara
kebetulan adalah penemuan Kina sebagai obat penyakit malaria.

Menurut cerita, terdapat seorang penderita penyakit malaria yang secara


kebetulan menemukan parit yang berisi air pahit yang disebabkan oleh kulit-kulit
pohon Kina yang ditumbangkan oleh angin. Karena rasa haus, penderita penyakit
malaria tersebut meminum air pahit yang terdapat di dalam parit tersebut.
Rupanya telah menjadi keberuntungannya karena air pahit tersebut telah
mengandung kinine dan kinolin (jenis alkaloid) yang merupakan obat penawar
bagi penyakit malaria.

Akal sehat (common sense) merupakan konsep atau pandangan umum


yang digunakan oleh manusia secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pada
satu sisi akal sehat memang merupakan suatu kebenaran, namun pada sisi yang
lain akal sehat dapat menyesatkan manusia dalam mengambil suatu keputusan.
Seperti pandangan akal sehat yang mengatakan bahwa air akan selalu mengalir
menuju tempat yang lebih rendah. Pandangan tersebut ternyata tidak tepat karena
dalam peristiwa kapilaritas air yang menggenang dapat diserap oleh kain, spon,
kertas isap, dan benda-benda sejenisnya. Wahyu merupakan suatu pengetahuan
yang datang secara langsung dari Tuhan, sama sekali bukan merupakan usaha
aktif manusia melalui kegiatan penalaran. Oleh karena itu pengetahuan diperoleh
melalui wahyu merupakan suatu kebenaran yang bersifat mutlak. Namun
demikian, tidak semua manusia mampu memperoleh wahyu dari Tuhan, hanya
manusia-manusia yang dekat dengan Tuhan serta bersih jiwa dan hatinya saja
yang berkemungkinan untuk mendapatkan wahyu. Intuisi juga dapat digunakan
sebagai cara untuk menemukan pengetahuan. Intuisi merupakan kemampuan
untuk memahami sesuatu melalui bisikan hati.

Usaha non-ilmiah lainnya yang dapat ditempuh dalam upaya mencari


pengetahuan adalah usaha coba-coba yang dikenal dengan istilah (trial and error),
yakni serangkaian percobaan yang dilakukan secara berulang- ulang dengan

14
menggunakan cara dan materi yang berbeda-beda. Usaha coba-coba (trial and
error) dilaksanakan tanpa menggunakan metode yang bersifat sistematis. Dengan
demikian, usaha coba-coba kurang efisien dan kurang efektif dalam mencari
pengetahuan. Meskipun usaha coba-coba seringkali mendapatkan hasil berupa
pengetahuan tertentu, namun penemuan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai
penemuan ilmiah mengingat tidak ditempuh melalui prosedur ilmiah.

2. Pendekatan Ilmiah (modern)

Dengan pendekatan ilmiah manusia berusaha memperoleh kebenaran


ilmiah, yaitu kebenaran yang dapat dipertanggung jawaban secara rasional dan
empiris. Kebenaran semacam ini dapat diperoleh dengan metoda ilmiah
(Margono, 2007). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pendekatan ilmiah
merupakan suatu usaha untuk mencari ilmu pengetahuan dengan menggunakan
cara-cara berpikir ilmiah yang didukung dengan langkah-langkah tertentu yang
bersifat sistematis. Setidaknya terdapat tiga pola pikir yang dikembangkan dalam
pendekatan ilmiah, yakni pola pikir induktif, pola pikir deduktif, dan pola pikir
yang merupakan gabungan deduktif-induktif.

Pola pikir deduktif sering dipergunakan oleh penganut aliran rasionalisme.


Aliran rasionalisme mengatakan bahwa ide tentang kebenaran tersebut
sesungguhnya sudah ada. Akal pikiran manusia dapat mengetahui ide tentang
pengetahuan dan tentang kebenaran tanpa harus melihat dunia nyata. Sedangkan
pola pikir induktif dikembangkan oleh penganut aliran empirisme. Aliran
empirisme beranggapan bahwa kebenaran dan ilmu pengetahuan hanya dapat
diperoleh melalui pengalaman. Dalam hubungan ini, Nan Lin (1997)
memunculkan istilah pendekatan objektif. Pendekatan objektif merupakan
pendekatanilmiah yang diterapkan dalam bentuk penelitian yang sistematik,
terkontrol, empiris, dan kritis terhadap hipotesis mengenai hubungan yang
diasumsikan di antara fenomena alam.

Pendekatan objektif dilaksanakan dengan anggapan bahwa objek- objek,


perilaku-perilaku, dan peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam dunia nyata dapat

15
diamati oleh panca indera manusia. Kedua pola pikir, yakni pola pikir induktif dan
pola pikir deduktif memiliki kelebihan dan sekaligus kelemahannya masing-
masing. Salah satu kelemahan mendasar yang terdapat pada penganut aliran
rasionalisme adalah sulitnya mencari kata sepakat yang dapat dijadikan sebagai
landasan dalam kegiatan berpikir bersama secara universal (Nazir, 2005).
Fenomena tersebut terjadi karena, selain sebagai makhluk sosial, manusia juga
merupakan individu yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan
individu lainnya. Kenyataan tersebut sekaligus menegaskan akan adanya berbagai
macam konsepsi kebenaran yang ada dalam pemikiran manusia. Sementara itu,
penganut aliran empirisme juga gagal dalam menemukan kebenaran karena
gejala-gejala yang terdapat dalam fenomena alam tidak akan berarti apa-apa
sebelum diberi tafsiran dengan menggunakan akal pikiran (Soekadijo, 1993).

Untuk mengatasi segala beberapa kelemahan di atas diperlukan


pengembangan pola pikir yang merupakan gabungan dari pola pikir deduktif dan
pola pikir induktif yang kemudian melahirkan aliran convergency. Aliran
convergency berpandangan bahwa kebenaran akan dapat ditemukan melalui usaha
berpikir yang ditindaklanjuti dengan usaha pencarian bukti-bukti dalam kehidupan
nyata. Dengan demikian, aliran rasionalisme memberikan kerangka dalam
berpikir logis, sedangkan aliran empirisme memberikan kerangka untuk
membuktikan atau memastikan adanya suatu kebenaran. Pola pikir yang
dikembangkan oleh aliran convergency di atas telah mendorong adanya metode
ilmiah. Dalam metode ilmiah, kebenaran dapat diperoleh melalui kegiatan
penelitian yang dilakukan secara terencana, sistematis, dan terkontrol berdasarkan
data-data empiris. Kebenaran yang diperoleh melalui pendekatan ilmiah biasanya
bersifat konsisten karena sesuai dengan sifatnya yang obyektif. Metode ilmiah
yang sangat diperlukan bagi proses penelitian merupakan suatu penemuan yang
brillian dalam sejarah pemikiran manusia.

D. Paradigma Penelitan

16
(Siyoto & Sodik, 2015)Paradigma dalam bahasa Indonesia berarti kerangka
berpikir atau model dalam teori ilmu pengetahuan. Peneliti kuantitatif dalam
melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat sebab dan
akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variable independen dan
dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap variable dependen. Pola hubungan antara variabel
yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian.
Dengan demikian, paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir
yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui
penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah
hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Berdasarkan hal ini,
paradigma atau model penelitian kuantitatif yang paling sederhana terdiri atas satu
variabel independen dan independen. Hal ini dapat digambarkan seperti berikut.

Berdasarkan paradigma tersebut, maka kita dapat menentukan:

a. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua, dan assosiatif ada satu yaitu:

1) Rumusan masalah deskriptif (dua).


2) Bagaimana X? (Kualitas alat).
3) Bagaimana Y? (Kualitas barang yang dihasilkan).
4) Rumusan masalah assosiatif/hubungan (satu)
5) Bagaimanakah hubungan atau pengaruh kualitas alat
6) Dengan kualitas barang yang dihasilkan.
7) Teori yang digunakan ada dua, yaitu teori tentang alat-alat kerja
dan tentang kualitas barang.
8) Hipotesis yang dirumuskan ada dua macam hipotesis deskriptif
dan hipotesis assosiatif (hipotesis deskriptif sering tidak dirumuskan).

1) Dua hipotesis deskriptif:

a) Kualitas alat yang digunakan oleh lembaga tersebut telah mencapai 70%
baik

17
b) Kualitas barang yang dihasilkan oleh lembaga tersebut telah mencapai
99% dari yang diharapkan

2) Hipotesis assosiatif:

Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas alat dengan
kualitas barang yang dihasilkan. Hal ini berarti bila kualitas alat ditingkatkan,
maka kualitas barang yang dihasilkan akan menjadi semakin tinggi (kata
signifikan hanya digunakan apabila hasil uji hipotesis akan digeneralisasikan ke
populasi di mana sampel tersebut diambil).

E. Teknik Analisis Data

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut, maka dapat dengan


mudah ditentukan teknik statistik yang digunakan untuk analisis data dan menguji
hipotesis.

1) Untuk dua hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan ratio,
maka pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel.
2) Untuk hipotesis assosiatif, bila data ke dua variabel berbentuk interval atau
ratio, maka menggunakan teknik Statistik Korelasi Product Moment (lihat
pedoman umum memilih teknik statistik untuk pengujian hipotesis).

Bentuk paradigma yang lainbiasanya lebih kompleks. Misalnya paradigma


ganda yang memuat lebih dari satu varibel X (X1 dan X2) dan satu variabel Y.
Untuk mencari hubungan X1dengan Y dan X2 dengan Y, menggunakan teknik
korelasi sederhana. Sedangkan untuk mencari hubungan X1 dengan X2 secara
bersama-sama terhadap Y menggunakan korelsi ganda.

Secara umum penelitian dibagi atas dua jenis, yaitu penelitian dasar (basic
research) dan penelitian terapan (applied research). Penelitian dasar merupakan
penyelidikan terhadap sesuatu objek karena keingintahuan, kepedulian peneliti
dan penerapan terhadap penemuan tidak menjadi prioritas utama. Sedangkan
penelitian terapan atau penelitian praktikal merupakan penyelidikan yang

18
sistematis, terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan praktis dan
hasilnya dapat dimanfaatkan untuk tujuan tertentu. Metode penelitian sebagai alat
untuk mencari jawaban terhadap pemecahan permasalah menggunakan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Kedua pendekatan tersebut menggunakan
paradigma yang berbeda. Imran Manan (1993:1) menjelaskan paradigma
positivistic menggunakan metodologi kuantitatif dan paradigma naturalistic
menggunakan metodologi kualitatif. Paradigma positivistik berkembang di
Perancis dan Jerman pada Abad 19 seperti tercermin dari karya John Stuart Mill
berjudul “A System of Logic” terbit tahun 1843. Stuart Mill mengemukakan
asumsi dasar sebagai berikut:

(1) ilmu sosial dan ilmu alamiah mempunyai tujuan yang identik, yaitu
menemukan hukum-hukum umum yang berguna untuk penjelasan gejala
alam untuk meramalkan peristiwa–peristiwa,
(2) ilmu sosial dan ilmu alamiah memiliki metodologi yang identik,
(3) ilmu-ilmu sosial lebih komplek dari ilmu alamiah,
(4) konsep-konsep dapat didefinisikan dari referensi langsung kategori-kategori
empiris yaitu objekobjek yang kongkrit,
(5) uniformitas alam dalam hal waktu dan ruang,
(6) hukum-hukum alam secara alamiah atau secara induktif diperoleh dari data,
(7) sampel yang besar mengurangi keanehan (ideosincrasy) dan akan
menggungkapkan sebab-sebab yang umum (hukum alam).Penerapan asumsi
positivisme telah mendorong perkembangan ilmu alamiah, namun
penerapannya di bidang ilmu sosial menimbulkan kritikan. Imran Manan
(1993:3) menjelaskan salah satu kritik mendasar yang dikemukakan Lincoln
dan Guba berhubungan erat dengan asumsi dasar positivistik yang sukar
dipergunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial. Kelima asumsi dasar itu adalah:
(1) asumsi ontologis yang menganggap hanya ada satu realitas nyata yang dapat
dipecah-pecah menjadi bagianbagian yang dapat dikaji secara independent;
keseluruhan merupakan penjumlahan bagian-bagian,
(2) asumsi epistimologis tentang kemungkinan pemisahan antara pengamat
dengan yang diamati,

19
(3) asumsi tentang independensi temporal dan kontekstual dari pengamatan,
sehingga apa yang benar pada satu waktu dan tempat, dengan keadaan yang
cocok, akan juga sama di waktu dan tempat yang lain,
(4) asumsi kausalitas yang bersifat linier, tak ada akibat tanpa sebab dan tak ada
sebab tanpa akibat,
(5) asumsi aksiologis menyangkut bebas nilai, yaitu metodologi yang ilmiah akan
(8) menjamin bahwa hasil suatu penelitian seyogianya bebas dari pengaruh
sistem nilai (Lincol and Guba, 1985:28).

20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis mahasiswa program S1 yang


membahas topik atau bidang tertentu berdasarkan hasil kajian pustaka yang ditulis
oleh para ahli, hasil penelitian lapangan, atau hasil pengembangan (eksperimen).
Skripsi dibagi dalam tiga metode penelitian, yaitu metode kuantitatif kualitatif dan
(R&D) Pengembangan Skripsi kuantitatif menggunakan survei atau kuesioner
yang disebar ke subjek penelitian sebagai metode penelitiannya. Setelah data
selesai dikumpulkan, perhitungan matematika dilakukan untuk mendapatkan
kesimpulan

Esensi subtansi penelitian merupakan inti dari apa yang sedang diteliti,
yang mencakup topik utama, pertanyaan penelitian, tujuan, metedologi, temuan
utama, dan implikasi penelitian tersebut terhadap pemahaman atau perbaikan
dalam bidang yang diteliti. Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep
abstrak yangmengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut
yangmembantu kita memahami sebuah fenomena. Teori merupakan salah
satukonsep dasar penelitian sosial. Secara khusus

21
DAFTAR PUSTAKA

Hardani, Andriani, H., Ustiawaty, J., & dkk. (2020). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
(Abadi Husnu, Ed.). CV. Pustaka Ilmu.

Kattsoff, L. O. (2004). Pengantar Filsafat. Tri Wacana Yogya.

Munir, A., Nasrulloh, A., & Nugroho, S. (2022). Definisi, Struktur dan Penulisan Pada
Penelitian Karya Ilmiah di Bidang Ilmu ke Olahragaan. Journal Active of Sport
Volume, vol 2(1), 5.

Sahir, S. H. (2021). Metodelogi Penelitian (Koryati Try, Ed.). KBM Indonesia.

Siyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodelogi Penelitian (Ayup, Ed.; Cetakan 1,
Juni 2015). Literasi Media Publishing.

Sugiyono. (2021). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D (Cetakan Ke-3,
2021). Alfabeta.

22

Anda mungkin juga menyukai