Di Susun Oleh:
1. Marizka Fatrisia (2022143266)
2. Adinda Ramandani (2022143279)
3. Melita Triawanda (2022143244)
4. Adinda Rahma Suci (2022143259)
5. Alwida Destria (2022143256)
6. Kasmahani Annisa (2022143255)
7. Deska Putra (2022143271)
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
mandiri untuk mata kuliah Metodelogi Penelitian SD, dengan judul “Pengantar
Penelitian Ilmiah” dengan baik. Tidak lupa sholawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang syafa’at nya kita nantikan di akhir
kelak.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan. Tak lupa
kami juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada dosen
pengampu Ibu Dra.Lusiana, M.Pd. yang sudah membimbing kami. dan juga
semua pihak yang tidak dapat saya tulis satu persatu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................21
PENUTUP..............................................................................................................21
3.1 Kesimpulan...................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
survey; baik penelitian putaka (library research) maupun penelitian lapangan
(field research) ataupun penelitian ex post facto_maupun penelitian eksperimen.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
(Munir et al., 2022) Skripsi adalah karya ilmiah yang dibuat oleh
mahasiswa/mahasiswi untuk bisa mendapatkan gelar sarjana (S1) (Sosial, dkk
2008). Skripsi pada dasarnya memuat tulisan berisi pendapat peneliti dengan
mengacu berdasarkan penemuan teori-teori yang telah diterbitkan sebelumnya.
Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis mahasiswa program S1 yang
membahas topik atau bidang tertentu berdasarkan hasil kajian pustaka yang ditulis
oleh para ahli, hasil penelitian lapangan, atau hasil pengembangan (eksperimen).
Dalam pengerjaan skripsi, mahasiswa dibimbing oleh minimal dua orang dosen
pembimbing yang ditunjuk oleh perguruan tinggi yang bersangkutan.
Pembimbingan ini dimaksudkan agar hasil skripsi mahasiswa berkualitas baik dari
segi isi maupun tekniknya penyampaiannya.
(Sugiyono, 2021) Skripsi dibagi dalam tiga metode penelitian, yaitu
metode kuantitatif kualitatif dan (R&D) Pengembangan Skripsi kuantitatif
menggunakan survei atau kuesioner yang disebar ke subjek penelitian sebagai
metode penelitiannya. Setelah data selesai dikumpulkan, perhitungan matematika
dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan. Umumnya, skripsi kuantitatif
menggunakan software untuk mengolah data hasil penelitian, contohnya SPSS.
Sedangkan metode kualitatif disusun dengan menggunakan metode wawancara
atau observasi secara mendalam ke subjek penelitian. Karena penelitian skripsi
kualitatif tidak menggunakan perhitungan matematika, biasanya, proses
pengumpulan datanya memerlukan waktu yang lama demi hasil analisa yang
akurat. Kemudian untuk metode penelitian Research and Development (R&D)
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan
menguji keefektifan produk tersebut.
3
Penyusunan dan Penulisan skripsi berfungsi sebagai berikut:
4
Esensi Subtansi Penelitian ialah inti dari sebuah studi yang mencakup
beberapa elemen penting.
Jadi, esensi subtansi penelitian adalah inti dari apa yang sedang diteliti,
yang mencakup topik utama, pertanyaan penelitian, tujuan, metedologi, temuan
utama, dan implikasi penelitian tersebut terhadap pemahaman atau perbaikan
dalam bidang yang diteliti.
5
sesuatu ialah hakikat. Apakah sesuatu itu bereksistensi atau tidak, dalam arti
tertentu, tidak ada sangkut-pautnya dengan pernyataan ‘apakah esensinya’.
A. Landasan Teori
Dalam sub bab Kajian teori memuat esinsi-esensi hasil penelitian literatur
yaitu teori-teori. Uraian teori yang disusun bisa dengan kata-kata penulis secara
bebas dengan tidak mengurangi makna teori tersebut atau dalam bentuk kutipan
dari tulisan orang lain. Teori-teori itu harus relevan dengan permasalahan
penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan landasan teoritis ini perlu ditegakkan
agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, bukan sekedar perbuatan coba-
coba. Adanya landasan teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data.
6
sebuah roti, jika dapat menggunakan pisau yang tepat, dan menggunakannya
secara tepat pula, maka hasilnya akan memuaskan.
Sebelum mendefinisikan teori, ada dua istilah yang perlu dijelaskan yaitu
konsep dan proposisi. Konsep menunjuk pada istilah dan definisi yang digunakan
untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu
yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Proposisi merupakan hubungan yang
logis antara dua konsep (Martono, 2011).
Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja
konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk
melakukan beberapa tindakan selanjutnya.
Mark membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud
ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara
lain:
7
3. Teori yang fungsional: di sini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan
pembentukan teori kembali mempengaruhi data (Sugiyono,2012)
Tiga hal yang perlu diperhatikan jika kita ingin mengenal lebih lanjut
tentang teori adalah:
1. Teori merupakan suatu proporsi yang terdiri dari konstrak yang sudah
didefinisikan secara luas sesuai dengan hubungan unsur-unsur dalam proporsi
tersebut secara jelas
2. Teori menjelaskan hubungan antar variabel sehingga pandangan yang
sistematik dari fenomena yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat
jelas
3. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variable yang
saling berhubungan.
8
penafsiran atas hasil penelitian yangtelah diolah. Argumentasi akan lebih kuat
apabila di dukung dengan teori yang ada.
2. Menghubungkan satu studi dengan studi lainnya
3. Teori membantu peneliti menemukan suatu kerangka konseptual untuk
menjelaskan hubungan antara hasil penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan.
4. Menyajikan kerangka Teori, memberikan penjelasan mengenai definisi atau
makna sebuahkonsep atau variabel. Definisi konsep bermanfaat untuk
membatasi studi yang dilakukan serta memberikan informasi bagi orang lain
yang tertarik dengan hasil penelitian kita, sehingga ia dapat melakukan studi
lanjutan.
5. Memungkinkan peneliti menginterpretasikan data yang lebih besar dari temuan
yang diperoleh dari suatu penelitian (Martono, 2011).
9
pandang ilmu sosial yang lebih bersifat holistik dalam memandang persoalan, dan
menjadi dasar metode penelitian kualitatif. Masing-masing metode tersebut
berbeda sangat tajam dalam memandang persoalan yang diangkat menjadi
masalah penelitian, mulai dari tujuan penelitian, desain penelitian, proses
penelitian, bentuk pertanyaan penelitian, metode perolehan data, mengukur
keabsahan data, analisis data hingga makna dan kegunaan teori. Berikut uraian
ringkasnya.
10
Dengan teori, peneliti akan memperoleh inspirasi untuk bisa memaknai
persoalan. Memang teori bukan satu-satunya alat atau bahan untuk melihat
persoalan yang diteliti. Pengalaman atau pengetahuan peneliti sebelumnya yang
diperoleh lewat pembacaan literatur, mengikuti diskusi ilmiah, seminar atau
konferensi, ceramah dan sebagainya bisa dipakai sebagai bahan tambahan untuk
memahami persoalan secara lebih mendalam. Teori dipakai sebagai informasi
pembanding atau tambahan untuk melihat gejala yang diteliti secara lebih utuh.
Karena tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami gejala atau
persoalan tidak dalam konteks mencari penyebab atau akibat dari sebuah
persoalan lewat variabel yang ada melainkan untuk memahami gejala secara
komprehensif, maka berbagai informasi mengenai persoalan yang diteliti wajib
diperoleh. Informasi dimaksud termasuk dari hasil-hasil penelitian sebelumnya
mengenai persoalan yang sama atau mirip.
B. Perumusan Hipotesis
1. Kriteria Hipotesis
2. Kegunaan Hipotesis
11
b) Pernyataan hubungan antara variable.
c) Dapat diuji.
d) Sejalan dengan pengetahuan.
e) Dideskripsikan secara sederhana dan seringkas mungkin.
3. Tujuan Hipotesis
4. Menguji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian ada berbagai teknik penelitian yang sesuai
dengan tujuan awal penelitian. Dalam penelitian kuantitatif penelitian yang berupa
angka bisa diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas. Untuk
menguji hipotesis diperlukan:
5. Ciri Hipotesis
12
g) Hipotesis merupakan pernyataan hubungan atau perbandingan antara
variabel yang diteliti.
13
adanya beberapa penemuan besar yang terjadi secara kebetulan, yakni tanpa
menggunakan langkah-langkah sebagaimana yang dikehendaki dalam penelitian
ilmiah. Salah satu contoh penemuan ilmu pengetahuan yang terjadi secara
kebetulan adalah penemuan Kina sebagai obat penyakit malaria.
14
menggunakan cara dan materi yang berbeda-beda. Usaha coba-coba (trial and
error) dilaksanakan tanpa menggunakan metode yang bersifat sistematis. Dengan
demikian, usaha coba-coba kurang efisien dan kurang efektif dalam mencari
pengetahuan. Meskipun usaha coba-coba seringkali mendapatkan hasil berupa
pengetahuan tertentu, namun penemuan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai
penemuan ilmiah mengingat tidak ditempuh melalui prosedur ilmiah.
15
diamati oleh panca indera manusia. Kedua pola pikir, yakni pola pikir induktif dan
pola pikir deduktif memiliki kelebihan dan sekaligus kelemahannya masing-
masing. Salah satu kelemahan mendasar yang terdapat pada penganut aliran
rasionalisme adalah sulitnya mencari kata sepakat yang dapat dijadikan sebagai
landasan dalam kegiatan berpikir bersama secara universal (Nazir, 2005).
Fenomena tersebut terjadi karena, selain sebagai makhluk sosial, manusia juga
merupakan individu yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan
individu lainnya. Kenyataan tersebut sekaligus menegaskan akan adanya berbagai
macam konsepsi kebenaran yang ada dalam pemikiran manusia. Sementara itu,
penganut aliran empirisme juga gagal dalam menemukan kebenaran karena
gejala-gejala yang terdapat dalam fenomena alam tidak akan berarti apa-apa
sebelum diberi tafsiran dengan menggunakan akal pikiran (Soekadijo, 1993).
D. Paradigma Penelitan
16
(Siyoto & Sodik, 2015)Paradigma dalam bahasa Indonesia berarti kerangka
berpikir atau model dalam teori ilmu pengetahuan. Peneliti kuantitatif dalam
melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat sebab dan
akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variable independen dan
dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap variable dependen. Pola hubungan antara variabel
yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian.
Dengan demikian, paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir
yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui
penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah
hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Berdasarkan hal ini,
paradigma atau model penelitian kuantitatif yang paling sederhana terdiri atas satu
variabel independen dan independen. Hal ini dapat digambarkan seperti berikut.
a. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua, dan assosiatif ada satu yaitu:
a) Kualitas alat yang digunakan oleh lembaga tersebut telah mencapai 70%
baik
17
b) Kualitas barang yang dihasilkan oleh lembaga tersebut telah mencapai
99% dari yang diharapkan
2) Hipotesis assosiatif:
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas alat dengan
kualitas barang yang dihasilkan. Hal ini berarti bila kualitas alat ditingkatkan,
maka kualitas barang yang dihasilkan akan menjadi semakin tinggi (kata
signifikan hanya digunakan apabila hasil uji hipotesis akan digeneralisasikan ke
populasi di mana sampel tersebut diambil).
1) Untuk dua hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan ratio,
maka pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel.
2) Untuk hipotesis assosiatif, bila data ke dua variabel berbentuk interval atau
ratio, maka menggunakan teknik Statistik Korelasi Product Moment (lihat
pedoman umum memilih teknik statistik untuk pengujian hipotesis).
Secara umum penelitian dibagi atas dua jenis, yaitu penelitian dasar (basic
research) dan penelitian terapan (applied research). Penelitian dasar merupakan
penyelidikan terhadap sesuatu objek karena keingintahuan, kepedulian peneliti
dan penerapan terhadap penemuan tidak menjadi prioritas utama. Sedangkan
penelitian terapan atau penelitian praktikal merupakan penyelidikan yang
18
sistematis, terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan praktis dan
hasilnya dapat dimanfaatkan untuk tujuan tertentu. Metode penelitian sebagai alat
untuk mencari jawaban terhadap pemecahan permasalah menggunakan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Kedua pendekatan tersebut menggunakan
paradigma yang berbeda. Imran Manan (1993:1) menjelaskan paradigma
positivistic menggunakan metodologi kuantitatif dan paradigma naturalistic
menggunakan metodologi kualitatif. Paradigma positivistik berkembang di
Perancis dan Jerman pada Abad 19 seperti tercermin dari karya John Stuart Mill
berjudul “A System of Logic” terbit tahun 1843. Stuart Mill mengemukakan
asumsi dasar sebagai berikut:
(1) ilmu sosial dan ilmu alamiah mempunyai tujuan yang identik, yaitu
menemukan hukum-hukum umum yang berguna untuk penjelasan gejala
alam untuk meramalkan peristiwa–peristiwa,
(2) ilmu sosial dan ilmu alamiah memiliki metodologi yang identik,
(3) ilmu-ilmu sosial lebih komplek dari ilmu alamiah,
(4) konsep-konsep dapat didefinisikan dari referensi langsung kategori-kategori
empiris yaitu objekobjek yang kongkrit,
(5) uniformitas alam dalam hal waktu dan ruang,
(6) hukum-hukum alam secara alamiah atau secara induktif diperoleh dari data,
(7) sampel yang besar mengurangi keanehan (ideosincrasy) dan akan
menggungkapkan sebab-sebab yang umum (hukum alam).Penerapan asumsi
positivisme telah mendorong perkembangan ilmu alamiah, namun
penerapannya di bidang ilmu sosial menimbulkan kritikan. Imran Manan
(1993:3) menjelaskan salah satu kritik mendasar yang dikemukakan Lincoln
dan Guba berhubungan erat dengan asumsi dasar positivistik yang sukar
dipergunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial. Kelima asumsi dasar itu adalah:
(1) asumsi ontologis yang menganggap hanya ada satu realitas nyata yang dapat
dipecah-pecah menjadi bagianbagian yang dapat dikaji secara independent;
keseluruhan merupakan penjumlahan bagian-bagian,
(2) asumsi epistimologis tentang kemungkinan pemisahan antara pengamat
dengan yang diamati,
19
(3) asumsi tentang independensi temporal dan kontekstual dari pengamatan,
sehingga apa yang benar pada satu waktu dan tempat, dengan keadaan yang
cocok, akan juga sama di waktu dan tempat yang lain,
(4) asumsi kausalitas yang bersifat linier, tak ada akibat tanpa sebab dan tak ada
sebab tanpa akibat,
(5) asumsi aksiologis menyangkut bebas nilai, yaitu metodologi yang ilmiah akan
(8) menjamin bahwa hasil suatu penelitian seyogianya bebas dari pengaruh
sistem nilai (Lincol and Guba, 1985:28).
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Esensi subtansi penelitian merupakan inti dari apa yang sedang diteliti,
yang mencakup topik utama, pertanyaan penelitian, tujuan, metedologi, temuan
utama, dan implikasi penelitian tersebut terhadap pemahaman atau perbaikan
dalam bidang yang diteliti. Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep
abstrak yangmengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut
yangmembantu kita memahami sebuah fenomena. Teori merupakan salah
satukonsep dasar penelitian sosial. Secara khusus
21
DAFTAR PUSTAKA
Hardani, Andriani, H., Ustiawaty, J., & dkk. (2020). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
(Abadi Husnu, Ed.). CV. Pustaka Ilmu.
Munir, A., Nasrulloh, A., & Nugroho, S. (2022). Definisi, Struktur dan Penulisan Pada
Penelitian Karya Ilmiah di Bidang Ilmu ke Olahragaan. Journal Active of Sport
Volume, vol 2(1), 5.
Siyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodelogi Penelitian (Ayup, Ed.; Cetakan 1,
Juni 2015). Literasi Media Publishing.
Sugiyono. (2021). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D (Cetakan Ke-3,
2021). Alfabeta.
22