Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN


MINI
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif

Dosen Pengampu: Juanda, M.Pd

Disusun Oleh

Qurrota A'yuni 20.03.0005

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA PEMATANGSIANTAR

TA. 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah saya ini
yang Alhamdulillah tepat pada waktunya, dengan makalah yang berjudul
“Penyusunan Proposal Penelitian Mini”. Saya ucapkan juga terimakasih kepada
Bspak Juanda, M.Pd selaku dosen pada mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif,
dan teman-teman yang telah ikut berpartisipasi.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berperean serta dalam menyusun
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua dan Allah SWT senantiasa meridhoi segala urusan kita. Amiin.

Pematangsiantar, 12 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah .................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Proposal ............................................................................. 3


B. Sistematika Pembuatan Proposal ........................................................ 4

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 25
B. Saran..................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyajian karya tulis ilmiah harus dilakukan secara logis. Karya tulis ilmiah
berarti karangan yang menyajikan argumen-argumen dengan menggunakan logika
berpikir secara benar. Apabila penyajian karangan ilmiah menggunakan logika
yang benar, maka argumen ilmu pengetahuan tersebut akan diterima pula oleh
akal atau logika orang yang berpikir ilmiah. Apabila karya tulis ilmiah
menyajikan argumen secara objektif, bukan argumen yang pribadi, maka akan
dipahami pula oleh pembaca sebagai sebuah kebenaran. Inilah yang dinamakan
kebenaran ilmiah, yaitu sebuah kebenaran yang dapat diterima oleh setiap orang
berdasarkan logika dan suatu penalaran (Kusmana, 2016: 3). Berdasarkan paparan
diatas, dapat dinyatakan bahwa karya tulis ilmiah itu berupa karya atau produk
dari komunikasi ilmiah secara tertulis. Seseorang yang berkomunikasi secara
tertulis tetapi tidak disusun secara ilmiah belum dapat dinyatakan sebagai
komunikasi ilmiah. Demikian pula, jika seseorang berkomunikasi secara tertulis
yang disusun dengan pola penulisan ilmiah tapi materi yang dikomunikasikan
tidak ilmiah, maka tidak termasuk karya tulis ilmiah. Dengan demikian, dapat
dinyatakan bahwa karya tulis ilmiah itu adalah karangan yang berisi gagasan
ilmiah yang disajikan secara ilmiah serta menggunakan bentuk dan bahasa ilmiah
(Kusmana, 2016: 3-4).

Artikel ilmiah untuk jurnal merupakan tulisan ilmiah yang didesain untuk
dimuat di jurnal ilmiah. Artikel ilmiah diharapkan berkontribusi dalam
pengembangan ilmu dan menjaga kebaruan ilmiah (Barnawi & Arifin, 2015:
142).Karya ilmiah khususnya artikel ilmiah untuk jurnal masing-masing memiliki
gaya selingkung yang berbeda. Hal ini menjadi ciri khas penerbit jurnal ilmiah.
Menurut Eneste (2017: 99) keseragaman pada satu penerbit ini merupakan ciri
khas penerbit bersangkutan. Ciri khas inilah yang disebut gaya penerbit atau gaya
selingkung, yang dalam bahasa Inggris disebut house style. Setiap penerbit
idealnya mempunyai gaya penerbit/gaya selingkung atau house style. Dengan
demikian, gaya itu akan terlihat pada semua produk satu penerbit. Gaya itulah

1
yang menjadi identitas penerbit. Gaya penerbit/gaya selingkung ini tentu berbeda
dari satu penerbit ke penerbit lain. Itu lumrah saja. Tiap penerbit pasti mempunyai
pertimbangan tertentu mengapa memilih gaya penerbit seperti itu dan mengapa
tidak yang lain. Umumnya format penulisan artikel berisi antara lain: judul,
abstrak, pendahuluan, studi literatur, metode penelitian, hasil, diskusi dan
kesimpulan, serta daftar pustaka. Namun ada beberapa penambahan tergantung
dari penyelenggara seminar atau pengelola jurnal. Umumnya mereka
menyediakan template sebagai acuan bagi penulis untuk menulis (Farid, 2017: 3).
Dala penulisan sebuah karya iliah tidak lepas dari kode dan juga ciri khas dari
masing masing jurnal ilmiah. Kode adalah istilah netral yang dapat mengacu
kepada bahasa, dialek, sosiolek, atau ragam bahasa (Saddhono, 2014: 85).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Proposal?


2. Apa saja sistematika pembuatan Proposal?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian Proposal


2. Untuk mengetahui sistematika pembuatan Proposal

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Proposal

Proposal adalah usulan rencana kegiatan kerja atau penelitian yang di buat
secara sistematis, terperinci, terencana, dan formal mengenai suatu kerjaan atau
penelitian yang akan dilakukan. Proposal juga masuk kedalam karya ilmiah yang
bersifat mutlak memberitahukan dan menerangkan semua rencana kegiatan yang
akan dilakukan.

Proposal penelitian adalah gambaran secara rinci tentang proses yang akan
dilakukan oleh peneliti untuk dapat memecahkan permasalahan penelitian.
Proposal penelitian merupakan langkah awal sebelum menyusun laporan
penelitian. Menyusun rancangan penelitian atau sering disebut juga dengan
menyusun proposal penelitian merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari
suatu proses dan rangkaian kegiatan. Pada banyak lembaga pendidikan,
penyusunan proposal merupakan suatu keharusan untuk dilakukan sebelum
peneliti melaksanakan proses penelitiannya. Apalagi penelitian itu merupakan
penelitian yang dimaksudkan sebagai syarat penyelesaian studi penelitian
bersaing, yang akan melalui tahap penyeleksian sebelum penelitian itu dilakukan.

Dengan demikian, hanya proposal penelitian yang sesuai dengan kriterialah


yang dianggap baik. Biasanya proposal dianggap baik manakala proposal itu
mengandung komponen pokok tertentu diantaranya: gambaran masalah yang akan
diteliti dan pertanyaan penelitian yang terukur; mengandung tujuan penelitian
yang terarah dan jelas, menggambarkan variabel penelitian dan definisi
operasional variabel, menggambarkan kebermaknaan atau signifikasi masalah
penelitian baik secara teoritis maupun praktis, menggambarkan metode, desain
dan prosedur penelitian, menggambarkan populasi dan sampel (subjek) penelitian,
memuat instrumen penelitian, memuat rencana kerja dan jadwal penelitian.
Memperhatikan komponen-komponen pokok yang ter gambarkan, maka hampir
sebagian isi dari laporan penelitian sudah kita susun tinggal kita merumuskan
sebagian lagi. Dengan demikian manakala proposal penelitian sudah dirumuskan

3
dengan baik maka sebenarnya kita sudah menyusun sebagian isi laporan
penelitian (Wina Sanjaya, 2013: 281-282).

Setiap penelitian baik untuk skripsi, tesis, disertasi dan kegiatan penelitian
lainnya selalu didahului dengan membuat usulan penelitian atau proposal. Karena
keberhasilan suatu penelitian sering terlihat dari sempurna atau tidaknya suatu
usul penelitian yang disusun. Usul penelitian merupakan kerangka atau perincian
prosedur kerja yang akan dilakukan pada waktu meneliti. Jika dibandingkan
dengan pekerjaan arsitektur yang membangun rumah, terdapat bagian pekerjaan
membuat gambar/bestek sebagai petunjuk yang melukiskan/ menggambarkan
bagaimana kerangka atau susunan dari rumah yang dibuat itu. Sehingga gambar
tersebut dapat membayangkan bagaimana bentuknya jika rumah tersebut telah
selesai.

Demikian pula halnya dengan usul penelitian, dapat memberi gambaran dan
arah mana yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian tersebut serta
memberikan gambaran jika telah jadi atau selesai penelitian tersebut dilakukan.
Suatu usul penelitian yang baik, dapat mempermudah si peneliti melakukan
penelitiannya. Malahan orang lain dapat dibimbing untuk melakukannya, seperti
arsitektur dimana yang membuat gambar lain dan melakukan pembangunan lain
pula orangnya. Hal itu bisa terjadi karena gambar yang disusun cukup baik untuk
menuntun si pemborong melakukan pekerjaannya. Demikian pula hendaknya
setiap usulan penelitian yang dirancang oleh setiap peneliti dalam menyusun
karya ilmiah.

Dapat saya simpulkan bahwa proposal berarti acuan atau gambaran suatu
kerjaan, kegiatan dan penelitian. Yang mana penyusunan nya di buat terencana,
terperinci, sistematis, dan formal, mengenai suatu kerjaan, kegiatan, dan
penelitian yang akan dilakukan.

B. Sistematika Penulisan Proposal

Format penulisan proposal penelitian kualitatif meliputi: Judul penelitian,


Latar belakang masalah, Fokus penelitian, Rumusan masalah, Tujuan penelitian,
Manfaat penelitian, Jenis penelitian, Tempat dan waktu penelitian, Data dan

4
sumber penelitian, Teknik pengumpulan data, Teknik analisa data, Teknik
keabsahan data.

Dalam format penulisannya, laporan penelitian kualitatif dibagi menjadi tiga


bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Berikut ini
merupakan format penulisan laporan penelitian kualitatif, yaitu:

1. Bagian awal, berisi halaman sampul, halaman judul, lembar


persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman persembahan,
motto, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar.
2. Bagian Inti, dalam bagian ini terdapat beberapa bab yaitu:
a. Bab I Pendahuluan, yaitu berisi latar belakang masalah, fokus
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
sistematika pembahasan
b. Bab II Telaah hasil penelitian terdahulu atau kajian teori, yaitu
berisi telaah hasil penelitian terdahulu dan kajian teori
c. Bab III Metode Penelitian, yaitu berisi pendekatan dan jenis
penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber
data, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan
keabsahan temuan, tahapan-tahapan penelitian

Berdasarkan format penulisan di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan
a. Latar belakang masalah, dalam latar belakang masalah ini perlu
dikemukakan gambaran keadaan yang sedang terjadi selanjutnya
dikaitkan dengan peraturan/kebijakan, perencanaan, tujuan, teori,
pengalaman, sehingga terlihat adanya kesenjangan yang
merupakan masalah. Masalah ini perlu dikemukakan dalam bentuk
data. Setelah masalah yang dikemukakan belum dapat diatasi, dan
mungkin ada potensi yang belum dapat didayagunakan, maka perlu
dilakukan penelitian. Jadi dalam latar belakang masalah ini intinya
berisi jawaban atas pertanyaan, mengapa perlu dilakukan
penelitian.

5
b. Fokus penelitian, pada penelitian kualitatif, penentuan fokus
berdasarkan hasil studi pendahuluan, pengalaman, referensi, dan
disarankan oleh pembimbing atau orang yang dipandang ahli.
Fokus dalam penelitian ini juga masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti di lapangan.
c. Rumusan masalah, merupakan panduan awal bagi peneliti untuk
penjelajahan pada objek yang diteliti. Namun bila rumusan
masalah ini tidak sesuai dengan kondisi objek penelitian, maka
peneliti perlu mengganti rumusan masalah penelitiannya.
d. Tujuan penelitian, dalam proposal dan laporan, tujuan penelitian
terkait dengan rumusan masalah, yaitu untuk mengetahui segala
sesuatu setelah rumusan masalah itu terjawab melalui
pengumpulan data.
e. Manfaat penelitian, setiap penelitian diharapkan mempunyai
manfaat. Manfaat tersebut bisa bersifat teoritis, dan praktis. Untuk
penelitian kualitatif, manfaat penelitian lebih bersifat teoritis, yaitu
untuk pengembangan ilmu, namun juga tidak menolak manfaat
praktisnya untuk memecahkan masalah. Bila peneliti kualitatif
dapat menemukan teori, maka akan berguna untuk menjelaskan,
memprediksikan, dan mengendalikan.
2. Kajian teori, dalam penelitian kualitatif berfungsi untuk memperkuat
peneliti sebagai human instrumen, sehingga mampu membuat
pertanyaan, analisis data dan membuat fokus penelitian dan
kesimpulan (Sugiono,2013: 287-289).
3. Metode penelitian
a. Pendekatan dan jenis penelitian, pada bagian ini peneliti perlu
menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif dan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa
pendekatan ini digunakan.
b. Kehadiran peneliti, dalam bagian ini peneliti perlu menjelaskan
bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul
data

6
c. Lokasi penelitian, dalam bagian ini diisi dengan identifikasi
karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi. Dalam pemilihan
lokasi harus didasarkan pada pertimbangan kemenarikan,
keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih.
d. Sumber data, pada bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data
dan teknik penjaringan data dengan keterangan yang memadai.
e. Prosedur pengumpulan data, bagian ini menguraikan teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif.
Teknik analisis data, pada bagian ini peneliti menguraikan proses
analisis data yang telah diperoleh dengan melalui
pengorganisasian, pemecahan, dan sintesis data.
f. Pengecekan keabsahan data, dalam bagian ini berisi usaha-usaha
peneliti untuk memperoleh keabsahan temuannya.
g. Tahap-tahap penelitian, pada bagian ini berisi uraian proses
pelaksanaan mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan
desain, penelitian sebenarnya sampai pada penelitian laporan.
h. Temuan hasil penelitian, yaitu berisi tentang uraian dana dan
temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur
yang digunakan.
i. Pembahasan, bagian ini memuat gagasan-gagasan peneliti terkait
dengan pola-pola, kategori-kategori, posisi temuan yang
sebelumnya, serta penjelasan dari temuan yang diungkap dari
lapangan.
j. Penutup, pada bagian ini memuat pokok atau kesimpulan,
implikasi dan tindak lanjut penelitian, serta saran-saran yang
diajukan (Imam Gunawan, 2015: 277-280)

Jadi dapat di simpulkan bahwa sistematika penulisan proposal yang lebih


mudah untuk dipahami adalah sebagai berikut:

1. BAB I
a. Latar Belakang Masalah
b. Fokus Penelitian
c. Rumusan Masalah

7
d. Tujuan Penelitian
e. Manfaat Penelitian
2. BAB II
a. Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian
b. Hasil Penelitian yang Relevan
3. BAB III
a. Jenis Penelitian
b. Tempat dan Waktu Penelitian
c. Data dan Sumber Data
d. Teknik dan Pengumpulan Data
e. Analisis Data
f. Pemeriksaan Keabsahan Data

8
Contoh Proposal mini Kualitatif

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI RA AL-QUR’AN IQRO’


PEMATANG SIANTAR

(PENELITIAN DESKRIPTIF KUALITATIF DI RA AL-QUR’AN IQRO’


PEMATANG SIANTAR)

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : QURROTA A’YUNI

NPM : 20.03.0005

Dosen

Juanda M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA PEMATANG SIANTAR

2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang
dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian
yang telah dilaksanakan di RA Al-Qur’an Iqro’pematang Siantar.

“PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI RAUDHATUL


ATHFAL (Observasi di Ra Al-Qur’an Iqro’). Penelitian ini mengkaji dan
mendeskripsikan pemanfaatan media pembelajaran di RA. Sebagaimana dituntut
bahwa guru harus memiliki sumber daya untuk mengolah dan menggunakan
media pembelajaran dalam proses pembelajaran sehingga proses belajar dapat
efektif dan efisien sehingga mutu proses pendidikan itu dapat meningkat.

9
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan meluangkan waktu demi kelancaran kegiatan penelitian ini, antara
lain :

1. Bapak Juanda M.Pd selaku dosen pembimbing


2. Ibu Syamsiani S.Pd AUD, selaku Kepala RA Al-Qur’an Iqro’
Pematang
3. Keluarga Besar RA Al-Qur’an Iqro’ Pematang
4. Teman-teman PIAUD angkatan tahun 2023 yang selalu setia
membantu saya dalam pelaksanaan sampai pada penyusunan laporan
penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Akhir kata saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses tidak tahu menjadi tahu. Yang berarti
adanya proses pembelajaran baik menggunakan media audio, visual, audio visual,
dan multimedia yang dapat memberitahu seseorang anak tentang apa yang tidak
anak tahu menjadi tahu.

Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pendidikannya, dan majunya


pendidikan ditentukan oleh manusianya. Oleh karena itu, pendidikan butuh
pembelajaran yang efektif dan efisien. Pembelajaran di Indonesia sudah bukan
berpusat pada guru, tetapi siswa diminta untuk menemukan sendiri materi
pembelajaran, sedangkan guru hanya memberikan garis besarnya. Di sini guru
harus pintar dan kreatif dalam menemukan media pembelajaran untuk membantu
pemahaman siswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini saya memfokuskan
bagaimana “Pemanfaatan Media Pembelajaran di RA Al-Qur’an Iqro’ Pematang
Siantar”.

10
Menurut KBBI, media dapat diartikan sebagai perantara, penghubung, alat
(sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan
spanduk, yang terletak di antara dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya).

Sedangkan menurut Gerlach dan Ely (1971:7) media pembelajaran adalah


segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu
sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif
dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Adapun media pembelajaran menurut (Surayya, 2012) yaitu alat yang mampu
membantu proses belajar mengajar serta berfungsi untuk memperjelas makna
pesan atau informasi yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan.

Sebagaimana yang kita tahu, secara garis besar jenis-jenis media


pembelajaran ada 4 jenis yaitu; I) Media Audio, II) Media Visual, III) Media
Audio-visual dan IV) Media Multimedia. Pemanfaatan Media Pembelajaran
tentunya mengembangkan pola pikir guru dan siswa. Guru kreatif dalam
pemanfaatannya, dan tentunya guru tidak perlu terlalu banyak menghabiskan
waktu untuk menjelas. Dan siswa, lebih cepat mengerti tentang materi yang diajar.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang


mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media
seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai
fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu tiap-tiap pendidik
perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai
alasan,diantaranya: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar bagi
guru sebagai pendidik, kesulitan untuk mencari model dan jenis media yang tepat,
ketiadaan biaya yang sebagian dikeluhkan, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak
perlu terjadi jika setiap pendidik telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan
mengenai media pembelajaran.

Jadi, dapat saya simpulkan bahwa media pembelajaran baik audio, visual,
audio visual, dan multimedia adalah suatu alat bantu proses belajar mengajar,

11
yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau keterampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar pada peserta didik yang mudah dipahami dan menyenangkan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio?


2. Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media visual?
3. Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-
visual?
4. Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media multimedia?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio


2. Untuk Mengetahui Pemanfaatan media pembelajaran jenis media visual
3. Untuk Mengetahui Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-
visual
4. Untuk Mengetahui Pemanfaatan media pembelajaran jenis media
multimedia

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk Guru

Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsi cara kerja guru dalam


memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Manfaat
penelitian ini untuk guru adalah agar guru mampu memanfaatkan media
pembelajaran sesuai dengan fungsi media tersebut, agar terciptanya pembelajaran
yang efektif dan efisien. Dengan penelitian ini juga besar harapan saya agar guru
tidak banyak membuang waktu yang lama untuk berceramah.

2. Untuk Siswa

Manfaat bagi siswa penelitian ini agar siswa mampu memahami tiap
materi yang diajar dan lebih memahami lagi ketika dijelaskan dengan bantuan

12
media pembelajaran. Selai itu manfaat lain agar siswa termotivasi dengan media
yang ada.

3. Untuk Mahasiswa atau peneliti

Sebagai calon guru, peneliti bisa mengklasifikasi dan membedakan


pemanfaatan media pembelajaran sesuai dengan jenis media tersebut. Peneliti
lebih banyak lagi mengetahui dan menambah wawasan tentang kehidupan seorang
guru ketika dihadapkan dengan paradigma-paradigma pendidikan yang baru. Agar
ketika menjadi seorang guru, bisa memanfaatkan media pembelajaran dalam
proses pembelajaran.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Sub Fokus Penelitian

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Gagne (1970) media pembelajaran adalah berbagai komponen


pada lingkungan belajar yang membantu pembelajar untuk belajar. Selain itu,
Briggs (1997) mendefinisikan media sebagai sarana fisik yang digunakan untuk
mengirim pesan kepada peserta didik sehingga mampu merangsang mereka untuk
belajar.

Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk


melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa
perangkat keras (hardware) seperti komputer, televisi, proyektor dan perangkat
lunak (software) yang digunakan pada perangkat keras itu.

2. Pemanfaatan Media Pembelajaran dalam proses pembelajaran

Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sangat-


sangat membantu siswa dalam memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran
yang diberikan. Peserta didik akan memperoleh pengalaman beragam selama
proses pembelajaran yang sangat berguna bagi peserta didik dalam menghadapi

13
berbagai tugas dan tanggung jawab berbagai macam, baik dalam pendidikan, di
keluarga dan di masyarakat.

Pemanfaatan media pembelajaran, menyajikan sesuatu yang sulit diadakan


di ruangan kelas, dikunjungi atau dilihat, baik karena ukurannya yang terlalu
besar seperti sistem tata surya, terlalu kecil seperti virus. Seperti yang telah
dijelaskan di bagian latar belakang, bahwa secara garis besar media pembelajaran
terdiri dari 4 jenis yaitu :

a. Media Audio

Media audio merupakan media yang digunakan dalam proses


pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik.
Pengalaman belajar yang akan didapatkan adalah dengan mengandalkan
indera kemampuan pendengaran. Oleh karena itu, media audio hanya
mampu memanipulasi kemampuan suara semata (Munadi,2008).

Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio di RA Al-


Qur’an Iqro’ Pematang Siantar tergambar ketika guru menjelaskan materi
tentang makhluk hidup. Secara detailnya, siswa mampu membedakan
bunyi suara masing-masing hewan. Guru mempengaruhi nalar siswa untuk
membedakan suara hewan dengan memutar cd dan diperdengarkan suara
hewan kepada anak. Anak dapat diperdengarkan cara pelafalan tentang
warna dalam bahasa Inggris. Dengan itu, pemanfaatan media jenis audio
sangat-sangat efektif dan efisien dalam proses pembelajaran.

b. Media jenis visual

Media visual merupakan jenis media yang digunakan hanya


mengandalkan Indera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan
media ini pengalaman belajar yang dialami peserta didik sangat tergantung
pada kemampuan penglihatannya.

Pemanfaatan media visual di RA Al-Qur’an Iqro’ Pematang


Siantar, sudah efektif dilakukan oleh guru. Guru yang sikap
profesionalisme dan kompetensi dalam pembelajaran, sebab gurulah yang
menjadi kunci yang amat menentukan proses, arah dan aktivitas

14
pembelajaran itu. Pemanfaatan media visual di RA Al-Qur’an Iqro’
Pematang Siantar, dapat dilihat di pembelajaran IPA ketika guru
menghadirkan gambar metamorfosis kupu-kupu. Dengan pertimbangan
ketika guru menghadirkan kupu-kupu nyata, sangat membutuhkan waktu
yang lama untuk menunggu metamorfosis kupu-kupu yang sesungguhnya.

c. Media Audio-visual

Media audio-visual merupakan jenis media yang digunakan dalam


kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan
sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Di RA Al-Qur’an Iqro’
Pematang Siantar, guru dapat dengan efektif dan efisien memanfaatkan
media ini. Guru menampilkan video (suara dan gambar gerak).
Pemanfaatan media ini, sebagian besar sangat konkret ketika ditampilkan.

d. Media Multimedia

Media multimedia adalah media yang melibatkan beberapa jenis


media dan perlatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indera penglihatan
dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak dan audio
serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan
informasi (Meyer 2009). Menampilkan materi yang diajarkan melalui
proyektor atau infocus yang pastinya melalui program perangkat lunak
komputer yaitu ms. Power Point. Sehingga, guru tidak terlalu banyak
mencatat materi di papan tulis, dan dapat menghilangkan kebiasaan siswa
yang terlalu banyak menulis panjang lebar di buku catatan mereka.

B.Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang pemanfaatan media dalam proses pembelajaran telah


banyak dilakukan oleh Kuswinarti pada tahun 2023. Hasil penelitian yang ditulis
oleh Kuswinarti membahas tentang bagaimana penggunaan media itu dapat
dimanfaatkan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian tersebut menitikberatkan pada pemanfaatan multimedia dalam


pembelajaran Sosiologi di kelas. Pembelajaran berbasis multimedia merupakan

15
rangkaian dari beberapa jenis media yang menjadi satu paket setting media yang
digunakan dalam pembelajaran. Berarti dalam pembelajaran dapat digunakan
berbagai media sesuai dengan sarana prasarana yang memadai di sekolah tersebut.

Dalam penelitian tersebut peneliti mencoba untuk menghubungkan


pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa.. Dalam penelitian ini mencoba
untuk mengungkapkan berbagai macam media yang dapat digunakan sebagai
media pembelajaran yang tepat disekolah.

Sejauh mana kesamaan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-
peneliti yang lain bahwa, pemanfaatan media pembelajaran memiliki manfaat
yang besar terhadap perkembangan siswa dan terhadap kreativitas guru. Media
pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang langsung kepada siswa,
dengan demikian siswa akan merasakan dan melihat secara langsung keterkaitan
antara teori dan praktik atau memahami aplikasi ilmunya di lapangan
(Midun,2009).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Observasi adalah mendeskripsikan, mencari tahu, dan menjelaskan suatu


objek. Metode observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
untuk mengamati dan meninjau secara cermat dan langsung di lokasi penelitian
untuk mengetahui kondisi yang terjadi kemudian digunakan untuk membuktikan
kebenaran dari desain penelitian yang sedang dilakukan.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi salah
satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui atau menyelidiki tingkah laku
non verbal yakni dengan menggunakan teknik observasi. Menurut Sugiyono
(2018:229) observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri
yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi juga tidak
terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Melalui kegiatan
observasi peneliti dapat belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
Observasi dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di

16
lapangan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya para pedagang mikro di
Kecamatan Menteng untuk menerapkan pencatatan menerapkan metode Laba
Kotor sampai pembuatan laporan keuangan bulanan.

Menurut Yusuf (2013:384) kunci keberhasilan dari observasi sebagai


teknik dalam pengumpulan data sangat banyak ditentukan oleh peneliti itu sendiri,
karena peneliti melihat dan mendengarkan objek penelitian dan kemudian peneliti
menyimpulkan dari apa yang diamati. Peneliti yang memberi makna tentang apa
yang diamatinya dalam realitas dan dalam konteks yang alami, ialah yang
bertanya dan juga yang melihat bagaimana hubungan antara satu aspek dengan
aspek yang lain pada objek yang ditelitinya.

Peneliti menggunakan metode ini karena peneliti ingin mempelajari


pemanfaatan media pembelajaran di RA Al-Qur’an Iqro’ Pematang Siantar,
dengan alasan banyak guru yang kurang mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaran dalam proses pembelajaran. Di sisi lain, peneliti melihat banyak
siswa yang menganggap media-media ini hanyalah sebuah permainan, maka
sebagian besar siswa tidak memahami bagaimana dampak bagi perkembangan
pemahaman siswa jika guru menjelaskan materi dengan media pembelajaran.

Jadi dapat saya simpulkan bahwa metode observasi adalah metode yang
dapat mendeskripsikan, mencari tahu, dan menjelaskan suatu data-data tentang
suatu objek pada penelitian yang akan dilakukan.

B. Tempat dan Waktu

1. Tempat

Penelitian ini akan dilakukan di RA Al-Qur’an Iqro’ tepat nya di jalan


K.H. Ahmad Dahlan no. 47, dekat rumah Dinas Wakil Walikota, Kec. Siantar
Barat, Kab / Kota. Pematang Siantar, Provinsi Sumatera Utara.

2. Waktu

Waktu yang dimaksud disini adalah data susunan kegiatan yang akan kita
lakukannya serta memerlukan beberapa waktu untuk selesai melakukan kegiatan
tersebut. data tersebut bisa dibuat dalam bentuk tabel ataupun narasi.

17
N Kegiatan Maret April Mei Juni Juli
O
1 Mengajukan surat permohonan X
untuk melakukan peneliatian
2 Melakukan penelitian X X

C. Data dan Sumber Penelitian

1. Primer
a. Metode Interview (Wawancara)

Peneliti memilih metode wawancara dalam penelitian ini untuk


mengetahui sebagaimana pemanfaatan media pembelajaran di RA Al-
Qur’an Iqro’ Pematang Siantar. Sesuai dengan subjek penelitian bahwa
wawancara dilakukan kepada 2 subjek yaitu guru dan siswa. Untuk
memperoleh data yang real, peneliti melakukan wawancara dengan
spontan atau tidak terpimpin namun masih memperhatikan fokus
penelitian yang diteliti. Peneliti melontarkan beberapa pertanyaan kepada
guru dan siswa, tentang bagaimana pemanfaatan media pembelajaran?
Apakah media yang ada mendukung? Dan pertanyaan-pertanyaan yang
lain.

Metode ini bermanfaat bagi peneliti karena bisa menggali


informasi tentang topik penelitian secara mendalam, bahkan bisa
mengungkap hal-hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh peneliti itu
sendiri. Karena sesuai dengan jenis wawancara bahwa metode wawancara
dibagi menjadi 2 jenis dilihat dari pertanyaannya yaitu, wawancara
terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Oleh karena itu, dalam hal ini
peneliti mengambil metode wawancara yang terstruktur dimana peneliti
telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari
responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis.
(Hariwijaya 2007: 65).

18
b. Metode Observasi

Metode yang kedua adalah metode observasi atau pengamatan


secara langsung kepada objek penelitian. Peneliti menggunakan metode ini
untuk merekam secara langsung terkait pemanfaatan media pembelajaran
di RA Al-Qur’an Iqro’ Pematang Siantar. Sesuai dengan rencana
penelitian ini yang secara sistematik dilaksanakan maka, sangat tepat
peneliti menggunakan metode ini.

Setidaknya, berdasarkan keterlibatan peneliti dalam interaksi


dengan objek penelitiannya, terdapat dua jenis observasi (Hariwijaya
2007: 74). Yaitu, observasi partisipan dan observasi non partisipan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis observasi partisipan yaitu
peneliti melakukan penelitian dengan cara terlibat langsung dalam
interaksi dengan objek penelitiannya. Dengan kata lain, peneliti ikut
berpartisipasi sebagai anggota kelompok yang diteliti.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode penelitian terakhir yang


saya gunakan. Dengan metode ini, saya bisa mengkaji media-media
pembelajaran yang mendukung dalam proses pembelajaran di RA Al-
Qur’an Iqro’ Pematang Siantar. Melalui metode ini saya memperoleh
sesuatu yang akurat berupa, dokumen, buku-buku pelajaran, surat kabar,
dan dokumen-dokumen yang lainnya. Dengan digunakannya metode ini,
saya memperoleh gambar hasil potret bagaimana pemanfaatan media
pembelajaran di RA Al-Qur’an Iqro’ Pematang Siantar. Media ini
membantu saya memperoleh data yang akurat, tentang bagaimana
pemanfaatan media audio, visual, auidio-visual dan multimedia dalam
proses pembelajaran.

Manfaat metode ini, saya bisa memperoleh hasil dokumentasi


dengan data yang memperkuat apa yang telah diwawancara dan diamati.
Jadi di sini, tak ada dugaan mengada-ada data ketika disertai dengan
wujud nyata penelitian saya.

19
2. Sekunder

Di RA Al-qur’an Iqro’ terdapat 1 ruang kantor guru, 4 ruang kelas, 2 kelas


B, 1 kelas A, dan 1 kelas Playgroup, terdapat masjid, tempat bermain, kamar
mandi, dan halaman yang cukup luas untuk tempat bermain dan belajar anak.

RA Al-qur’an Iqro’ memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi: Terwujudnya generasi islam mampu mengenal diri sendiri dan


lingkungannya serta memiliki pengetahuan dasar umum dan Agama.

Misi: Mengenalkan kepada anak,dirinya dan lingkungannya, Mengenalkan


pengetahuan dasar baca tulis al-qur’an dan ilmu agama, Melaksanakan
pembelajaran, aktif, kreatif, efektif, inovatif, Mengenalkan pengetahuan dasar
bahasa kognitif diri dan motorik anak.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan observasi yaitu mencari


tahu dan mengumpulkan data-data yang akurat lalu di jabarkan dalam bentuk
narasi. wawancara, wawancara disini yaitu membuat pertanyaan berdasarkan
masalah yang ada dan di tanyakan kepada guru, orang tua, dan anak, lalu disusun.
Dokumentasi, dokumentasi sangat diperlukan dalam sebuah pengumpulan data
yang mana pada teknik ini merupakan kebenaran bahwasanya penelitian tersebut
benar dilakukan. dan triagulasi yang berarti memakai banyak sumber.

E. Teknik Analisa Data

Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk


proses analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisis penelitian kualitatif
terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Marshall dan Rossman
dalam Kabalmay, 2002), diantaranya:

1. Pengumpulan Data

Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara


mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape
recoeder dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan

20
mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara
verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti
benar data atau hasil yang telah di dapatkan.

2. Reduksi Data (Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan pola


jawaban)

Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data,


perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa
yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti
menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam
melakukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca
transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang
relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan
singkat, kemudian dikelompokkan atau dikategorikan berdasarkan kerangka
analisis yang telah dibuat.

Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti.
Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal
diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokkan tersebut oleh
peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting
serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap pengalaman,
permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.

3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data

Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data
tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini
kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan
teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokkan apakah ada
kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian
ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat
asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan faktor-faktor yang
ada.

21
4. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,
peneliti masuk ke dalam tahap penjelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang
telah didapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatu alternatif
penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian
kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil analisis,
ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak
terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui
referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian
pembahasan, kesimpulan dan saran.

5. Menulis Hasil Penelitian

Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu


hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang
dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakai adalah
presentasi data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian
berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek dan significant
other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek dan significant
other, dibaca berulang kali sehingga penulis mengerti benar permasalahannya,
kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan
pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan,
dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.

F. Teknik Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Yin (2003)


mengajukan empat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu
penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah Sebagai berikut:

1. Keabsahan Konstruk / kredibilitas (Construct validity)

Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang


berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga
dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya
adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

22
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
Sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Patton (Sulistiany,1999) ada 4
macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu:

a. Triangulasi data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil


wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari
satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

b. Triangulasi Pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil


pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus
bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan
masukan terhadap hasil pengumpulan data.

c. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan


bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini,
berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan
menguji terkumpulnya data tersebut.

d. Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti


metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi
pada saat wawancara dilakukan.

2. Keabsahan Internal (Internal validity)

Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh


kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat.
Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya
akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut. Walaupun telah dilakukan uji

23
keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang
berbeda.

3. Keabsahan Eksternal / transferbilitas (Eksternal validity)

Keabsahan eksternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat


digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memiliki
sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitian kualitatif tetapi dapat dikatakan
memiliki keabsahan eksternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut
memiliki konteks yang sama.

4. Keajegan (Reabilitas)

Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian


berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang
sama, sekali lagi.

Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan peneliti


selanjutnya memperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan sekali lagi
dengan subjek yang sama. Hal ini menujukan bahwa konsep keajegan penelitian
kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan
data dan pengolahan data.

DAFTAR PUSTAKA

Asyhar, 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung


Persada Press

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang.


YA3

Miles, Matthew B dan huberman, A Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif.


Jakarta. Universitas Indonesia Press

Rohidi, 1992. Analisis Data Kualitatif. UI. Press, Jakarta

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proposal berarti acuan atau gambaran suatu kerjaan, kegiatan dan


penelitian. Yang mana penyusunan nya di buat terencana, terperinci, sistematis,
dan formal, mengenai suatu kerjaan, kegiatan, dan penelitian yang akan
dilakukan.

Sistematika penulisan proposal yang lebih mudah untuk dipahami adalah


sebagai berikut:

1. BAB I
a. Latar Belakang Masalah
b. Fokus Penelitian
c. Rumusan Masalah
d. Tujuan Penelitian
e. Manfaat Penelitian
2. BAB II
a. Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian
b. Hasil Penelitian yang Relevan
3. BAB III
a. Jenis Penelitian
b. Tempat dan Waktu Penelitian Data dan Sumber Data
c. Teknik dan Pengumpulan Data
d. Analisis Data
e. Pemeriksaan Keabsahan Data

B. Saran

Dengan dipaparkannya makalah mengenai penyusunan proposal penelitian


mini diatas, diharapkan dapat menjadi referensi dan acuan bagi para pembaca dan
penulis dalam pembelajaran metode penelitian kualitatif.

25
DAFTAR PUSTAKA

Barnawi & Arifin, M. (2015). Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.

Farid, M. (2017). Menulis Artikel Ilmiah: Proses Menemukan Ide Hingga


Publikasi. Makalah disajikan dalam Seminar Penulisan Artikel Ilmiah di
NPUST Campus, Makassar, 28 Oktober 2017.

Kusmana, S. (2016). Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Saddhono, K. (2014). Pengantar Sosiolingistik Teori dan Konsep Dasar.


Surakarta: UNS Press.

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta,


2013.

Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta:


Kencana Pranada Media Group, 2013.

26

Anda mungkin juga menyukai