PROPOSAL SKRIPSI
DISUSUN OLEH:
MUFIDA BOBSAID (22080300012)
NINDYASASANTI MAHESWARI (22080300016)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada kami
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Proposal Skripsi tepat waktu.
Makalah Proposal Skripsi disusun guna memenuhi tugas Ibu Khaerunnisa, M.Pd. pada mata kuliah
Bahasa Indonesia di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Proposal Skripsi.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Khaerunnisa, M.Pd. selaku dosen
mata kuliah Bahasa Indonesia. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni kami. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
I
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………...XVIII
B. SARAN ………………………………………………………………………………..XIX
II
BAB 1
PENDAHULUAN
III
1. Menunjukkan keruntunan berpikir dan kecermatan dalam merumuskan masalah,
tujuan penelitian, kerangka pemikiran, metodologi penelitian, analitis dan
simpulan;
2. Menunjukkan kesahihan metode penelitian, kedalaman penalaran dan penguasaan
teori;
3. Tidak merupakan karya plagiasi;
4. Disusun menurut format penulisan skripsi yang telah ditentukan;
5. Ditulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar;
6. Memiliki sumbangan untuk perkembangan ilmu tertentu baik secara teoretis,
analitis maupun metodologis.
Sebagai karya ilmiah, isi dan teknik penulisan skripsi dapat saja bervariasi sesuai
paradigma dan perspektif yang dipilihnya. Meskipun demikian, tetap dipandang perlu
adanya suatu pedoman umum untuk penyusunannya.
Oleh sebab itu, kualitas skripsi tidak hanya ditentukan oleh substansi atau materi
tulisannya saja, akan tetapi juga ditentukan oleh sistimatika dan teknik penulisan yang
baik dan benar. Untuk itu agar proses penelitian dan penyusunan skripsi berjalan seuai
dengan kaidah penulisan karya ilmiah yang baik, maka disusunlah buku pedoman ini
sebagai suatu pedoman yang bersifat umum kepada para mahasiswa dalam penulisan
karya ilmiahnya.
IV
BAB II
PEMBAHASAN
V
2.4 Sistematika Proposal Skripsi dengan Pendekatan Kualititatif
Penilitian kualitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang memiliki tujuan utama
untuk memahami fenomena atau gejala social dengan menitikberatkan pada gambaran
lengkap fenomena yang dikaji. Ada beberapa pendekatan dalam penilitian kualitatif, antara
lain pendekatan naratif, fenomenologi, grounded theory, etnografi, studi kampus, studi
dokumen/teks, studi sejarah, dan sebagainya. Bilamana proposal penelitian skripsi
mahasiswanya menganut pendekatan kualitatif, maka sistematika proposalnya yang terdiri
atas dua bagian sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
VI
BAB III: METODE PENELITIAN
VII
3. Halaman persetujuan proposal penelitian skripsi
4. Daftar isi
BAB I : PENDAHULUAN
VIII
BAB V : PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Menurut Arikunto, dkk (2006), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama.
Menurut Supardi (2006), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mampu
menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme
pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi peserta didik.
Menurut Aqib (2011), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga
hasil belajar peserta didik meningkat. Menurut O’Brien dalam Mulyatiningsih (2011),
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan ketika sekelompok orang (peserta
didik) diidentifikasi permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan
untuk mengatasinya.
Menurut Kemmis dan McTaggart (1997) ada tiga macam PTK, yakni PTK yang
dilakukan secara individual, PTK yang dilakukan secara kolaboratif, dan PTK yang dilakukan
secara kelembagaan.
Dalam PTK yang dilakukan secara individual, guru/dosen sebagai peneliti sekaligus
sebagai praktisi.
IX
Sebagai peneliti, guru/dosen harus mampu bekerja pada jalur penelitiannya, yakni jalur
menuju perbaikan dengan langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan dalam
arti guru harus menjamin kesahihan sehingga mendukung objektivitas penelitian yang
dilakukan. Dalam PTK yang dilakukan secara individual harus didukung oleh critical
friend yang tepat. Critical friend saat membantu saat peneliti melakukan refleksi dan
sebagai observer saat peneliti melakukan praktik pembelajaran sebagai praktisi. Bila
tanpa critical friend ada yang mempertanyakan objektivitas penelitiannya.
Berbeda dengan PTK yang dilakukan secara perorangan atau PTK yang dilakukan
secara kolaboratif/kelompok memiliki skop terbatas atau berfokus pada topik area yang
sempit, misalnya berfokus pada hubungan antara proses pembelajaran dan hasil yang
ingin dicapai. PTK yang dilakukan secara kelembagaan memiliki skop penelitian yang
lebih luas dan ditujukan untuk perbaikan lembaga.
Dengan demikian dalam satu penelitian dapat ditetapkan beberapa topik area. Dalam
PTK yang dilakukan secara kelembagaan pun melibatkan kolaborasi dapat dibangun
secara luas dengan melibatkan banyak pihak yang terkait.
Menurut Mulyatiningsih (2011), terdapat empat model penelitian tindakan kelas yang
masing-masing memiliki langkah penelitian yang berbeda-beda, yaitu:
X
Model Kurt Lewin
Menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model Penelitian Tindakan
yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena dialah yang pertama kali
memperkenalkan action research atau penelitian tindakan. Konsep model ini terdiri
dari empat komponen (siklus), yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi.
Model Riel
Model PTK ini membagi proses penelitian tindakan menjadi beberapa tahap, yaitu:
studi dan perencanaan, pengambilan tindakan, pengumpulan dan analisis kejadian,
refleksi. Untuk mengatasi masalah diperlukan studi dan perencanaan. Masalah
ditentukan berdasarkan pengalaman empiris yang ditemukan sehari-hari. Setelah
masalah teridentifikasi kemudian direncanakan tindakan yang sesuai untuk mengatasi
permasalahan dan mampu dilakukan oleh peneliti. Perangkat pendukung tindakan
(media, RPP) disiapkan pada tahap perencanaan. Tahap berikutnya pelaksanaan
tindakan, kemudian mengumpulkan data/informasi dan menganalisis. Hasil evaluasi
kemudian dianalisis, dievaluasi dan ditanggapi. Kegiatan dilakukan sampai masalah
bisa diatasi.
Model Kemmis dan Taggart
Menurut Kemiss dan Taggart (1988) prosedur penelitian terdiri dari empat tahap
kegiatan pada satu putaran (siklus), yaitu: perencanaantindakan dan observasirefleksi.
Model ini sering diacu oleh para peneliti. Kegiatan tindakan dan observasi
digabung dalam satu waktu. Hasil observasi direfleksi untuk menentukan kegiatan
berikutnya. Siklus dilakukan terus menerus sampai peneliti puas, masalah
terselesaikan dan hasil belajar maksimum.
Model DDAER
Desain lengkap PTK disingkat DDAER (diagnosis, design, action and observation).
Dalam penelitian ini hal yang pertama dilakukan bukan diagnosis masalah sebelum
tindakan diagnosis penelitian. Diagnosis masalah ditulis dalam latar belakang
masalah. Kemudian peneliti mengidentifikasi tindakan dan memilih salah satu
tindakan untuk menyelesaikan masalah.
XI
2.9 Ciri / Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Berbeda dengan penelitian yang umum dilakukan, penelitian tindakan kelas memiliki
ciri/ karakteristik tertentu, yang dapat perbandingkan sebagai berikut:
Penelitian tindakan kelas : Dilakukan oleh guru/ dosen, Kerepresentatifan sampel tidak
diperhatikan, Instrumen yang valid dan reliabel tidak diperhatikan, Tidak digunakan
analisis statistik yang rumit, Tidak selalu menggunakan hipotesis, Memperbaiki
praktik pembelajaran secara langsung, Hasil penelitian merupakan produk ilmu dan
terutama prosesnya.
Penelitian biasa : Dilakukan oleh orang luar, Sampel harus representative, Instrumen
harus valid dan reliable, Menuntut penggunaan analisis statistik, Mempersyaratkan
hipotesis, Mengembangkan teori, Tidak memperbaiki praktik pembelajaran secara
langsung, Hasil penelitian merupakan produk ilmu
Secara lebih detail, karakteristik penelitian tindakan kelas ini meliputi karakteristik sebagai
berikut:
XII
Desain penelitian bersifat luwes
Desain PTK dapat dikembangkan selama penelitian berlangsung. Modifikasi desain
penelitian dan program tindakan biasanya dilakukan beberapa kali sampai masalah
dapat dipecahkan atau perubahan yang diharapkan sudah tercapai.
Peneliti berfungsi ganda
Peneliti berfungsi ganda, yakni : (a) praktisi (sebagai guru yang melaksanakan
tugasnya sehari-hari di kelas); (b) peneliti (melaksanakan PTK berdasarkan teori-teori
untuk melakukan perubahan atau pemecahan masalah guna perbaikan dan peningkatan
pengajaran pendidikan); dan (c) pengembang (menerapkan, mengembangkan dan
menyebarluaskan hasil PTK).
Secara makro tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah melakukan perubahan ke arah
perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran di kelas, sehingga memberikan kontribusi
yang besar bagi peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Sedangkan secara khusus,
penelitian tindakan kelas ditujukan untuk:
XIII
Menumbuhkan budaya meneliti di kalangan pengajar
Pelibatan praktisi secara penuh dalam PTK secara langsung berdampak positif berupa
penumbuhan budaya meneliti di kalangan pengajar (guru dan dosen). Para praktisi
dapat mengambil manfaat penyelenggaraan PTK yang dilakukan sehingga mampu
menghasilkan berbagai metode dan pendekatan yang berdampak positif bagi inovasi
pendidikan, pengembangan profesional dan kredibilitas pengajar.
Borg & Gall (1983:775) mengembangkan 10 tahapan dalam mengembangkan model, yaitu:
Research and information collecting, termasuk dalam langkah ini antara lain studi
literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, pengukuran kebutuhan,
penelitian dalam skala kecil, dan persiapan untuk merumuskan kerangka kerja
penelitian;
XIV
Planning, termasuk dalam langkah ini menyusun rencana penelitian yang meliputi
merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan,
menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, desain atau langkah-
langkah penelitian dan jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara
terbatas;
Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari
produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan
komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan
evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung. Contoh pengembangan bahan
pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi;
Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam skala terbatas,
dengan melibatkan 1 sampai dengan 3 sekolah, dengan jumlah 6-12 subyek. Pada
langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara,
observasi atau angket;
Main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang
dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan
lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam ujicoba terbatas,
sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diuji coba lebih luas.
Main field testing, biasanya disebut ujicoba utama yang melibatkan khalayak lebih
luas, yaitu 5 sampai 15 sekolah, dengan jumlah subyek 30 sampai dengan 100 orang.
Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif, terutama dilakukan terhadap kinerja
sebelum dan sesudah penerapan ujicoba
Operational product revision, yaitu melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap
hasil ujicoba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain
model operasional yang siap divalidasi;
Operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional yang
telah dihasilkan. Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40
samapi dengan 200 subyek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan
observasi dan analisis hasilnya.
XV
Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang
dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final);
Dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan produk/model
yang dikembangkan kepada khalayak/masyarakat luas, terutama dalam kancah
pendidikan.
Yang Ying Ming dkk. (2005:167-168) menyatakan bahwa model adalah suatu deskripsi
naratif untuk menggambarkan prosedur atau langkah-langkah dalam mencapai satu tujuan
khusus, dan langkah-langkah tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur keberhasilan atau
kegagalan dalam mencapai tujuan. Sementara Law dan Kelton (1991:5) dan Sudarman
(1998:22) mengemukakan bahwa model adalah representasi suatu sistem yang dipandang
dapat mewakili sistem yang sesungguhnya.
Definisi yang telah dikemukakan di atas dapat dimaknai jika suatu model merupakan
suatu desain yang menggambarkan bekerjanya suatu sistem dalam bentuk bagan yang
menghubungkan bagan atau tahapan melalui langkah-langkah spesifik dan dapat
dipergunakan mengukur keberhasilan untuk tujuan mengembangkan keputusan secara valid.
Keabsahan suatu model dapat dipertanggungjawabkan karena model disusun melalui
pengkajian teoritis dan prosedur ilmiah.
Dalam kategori model konseptual, model memberikan gambaran desain alur pikir dan
arah pikiran tersebut sebagai aturan dalam praktek. Hal ini merujuk pada pendapat Kauffman
(2009,67-73) sebagai berikut:
“Conceptual model means the way we think about things, not the actual practices
themselves. In subsequent paragraphs when I refer to a structure or system I mean the
conceptual model that guided our thinking and provides rules for practice”
XVI
Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan di atas maka dapat dikatakan bahwa suatu
model memiliki karakteristik: (1) merupakan deskriptif naratif; (2) memiliki prosedur atau
langkahlangkah; (3) memiliki tujuan khusus; (4) digunakan untuk mengukur keberhasilan; dan
(5) merupakan representasi suatu sistem.
Metode penelitian dan pengembangan telah banyak digunakan pada bidang-bidang ilmu
alam dan teknik. Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat elektronik, kendaraan
bermotor, pesawat terbang, senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bangunan gedung
bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang modern diproduk dan dikembangkan melalui
penelitian dan pengembangan. Namun demikian metode penelitian bisa juga digunakan dalam
bidang ilmu-ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, manajemen dan pendidikan.
Berikut diberikan beberapa contoh judul penelitian pendidikan yang menggunakan R & D.
Judul harus mencerminkan produk yang akan dihasilkan:
Pengembangan Bahan Ajar Sains Bilingual Berbasis Web dengan Portal Elearning
Moodle untuk Siswa SMP SBI.
Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis Web pada Mata Pelajaran Fisika Sekolah
Menengah Pertama.
Pengembangan Pembelajaran Biologi Berbasis Internet di SMA.
Pengembangan Bahan Fasilitasi Pemberdayaan Kelompok Kerja Guru SD pada Mata
Pelajaran Matematika Berbasis Open-Ended.
Pengembangan Model Manajemen Pelatihan Program Pendidikan Kecakapan Hidup
Berbasis Kewirausahaan Potensi Keunggulan Lokal dalam Rangka Rintisan Desa
Vokasi.
XVII
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proposal penelitian skripsi merupakan suatu rancangan penelitian yang akan dilakukan
sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa. Dalam penulisan proposal skripsi terdapat
tiga pendekatan yaitu pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif dan pendekatan gabungan
kualitatif dan kuantitatif. Akan tetapi pada bagian ini akan dijelaskan penulisan proposal
skripsi dengan jenis penelitian kualitatif dan kuantitatif.
penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Menurut Kemmis dan McTaggart (1997) ada tiga macam PTK, yakni PTK yang dilakukan
secara individual, PTK yang dilakukan secara kolaboratif, dan PTK yang dilakukan secara
kelembagaan. Menurut Mulyatiningsih (2011), terdapat empat model penelitian tindakan
kelas yang masing-masing memiliki langkah penelitian yang berbeda-beda. Penelitian
tindakan kelas dilakukan oleh guru/ dosen, Kerepresentatifan sampel tidak diperhatikan,
Instrumen yang valid dan reliabel tidak diperhatikan, Tidak digunakan analisis statistik yang
rumit, Tidak selalu menggunakan hipotesis, Memperbaiki praktik pembelajaran secara
langsung, Hasil penelitian merupakan produk ilmu dan terutama prosesnya. Secara makro
tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah melakukan perubahan ke arah perbaikan dan
peningkatan kualitas pembelajaran di kelas, sehingga memberikan kontribusi yang besar bagi
peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
Sugiyono (2009:407) berpendapat bahwa, metode penelitian dan pengembangan adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian
yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan metode survey atau kualitatif) dan untuk menguji
keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan
penelitian untuk menguji keektifan produk tersebut (digunakan metode eksperimen). Borg &
Gall (1983:775) mengembangkan 10 tahapan dalam mengembangkan model
XVIII
B. Saran
Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan dari
banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki makalah tersebut. Oleh sebab itu penulis
harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
XIX
DAFTAR PUSTAKA
XX