Anda di halaman 1dari 59

Filsafat

Ilmu
Pendidikan
Penulis : Dr. Redja Mudyahardjo
Dosen Pembimbing : Dr. Happy Indira Dewi, S.T.,
M.T
Kelompok
5
Nama Kelompok:

Rahma Cahyaningtyas (22080300007)*


Rayna Aziza (22080300008)
Nindyasasanti Maheswari (22080300016)
Mind Mapping
BAB
01
Pengertian Filsafat Ilmu Pendidikan

A. Filsafat Umum dan Khusus


B. Objek dan Status Filsafat Ilmu Pendidikan
Filsafat Ilmu Pendidikan
Istilah Filsafat Ilmu Pendidikan ditemukan dalam karangan B.
Othanel Smith, Philosophy of Educational dalam pembahasan
tentang Philosophical Investigation: Conclusions and Issues
yang terdapat dalam Encyclopedia of Educational Research (h:
962). Menurut Smith, dewasa ini studi filosofis tentang Ilmu
Pendidikan baru merupakan tingkat permulaan, yang diawali
dengan analisis kritis terhadap konsep-konsep psikologi
pendidikan. Secara lebih konsepsional, Filsafat Ilmu Pendidikan
dapat dibataskan sebagai analisis kritis komprehensif tentang
pendidikan sebagai salah satu bentuk teori pendidikan yang
dihasilkan melalui riset, baik kuantitatif maupun kualitatif .
A. Filsafat Umum dan Khusus
Filsafat Pendidikan bukanlah filsafat umum
atau filsafat murni, tetapi filsafat khusus
atau filsafat terapan.
Beda filsafat umum objeknya adalah
kenyataan keseluruhan segala sesuatu,
Filsafat Khusus mempunyai objek
kenyataan salah satu aspek kehidupan
manusia yang penting (misalnya: hukum,
sejarah, seni, ilmu)
Filsafat Umum Filsafat Khusus
Mempunyai objek:
Mempunyai objek:
1. Filsafat Pendidikan
1. Hakikat kenyataan sesuatu (metafisika)
2. Filsafat hokum
2. Hakikat mengetahui kenyataan (epistemologi)
3. Filsafat sejarah
3. Hakikat Menyusun kesimpilan pengetahuan
tentang kenyataan (logika) 4. Filsafat seni

4. Hakikat menilai kenyataan (aksiologi) 5. Filsafat moral

6. Filsafat olahraga
B. Objek dan Status Filsafat Ilmu Pendidikan
Sosok Pendidikan dalam kehidupan manusia
dibedakan dalam 2 macam, yaitu
(1) Praktek Pendidikan dan
(2) Ilmu Pendidikan sebagai salah satu bentuk
teori pendidikan
Filsafat Pendidikan dalam arti luas dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu

1. Filsafat Praktek Pendidikan, yaitu analisis kritis


komprehensif tentang bagaimana seharusnya
pendidikan diselenggarakan dan dilaksanakan dalam
kehidupan manusia

2. Filsafat Ilmu Pendidikan


Beda Ilmu dengan Filsafat Ilmu
Victor F. Lenzen dalam Philosophy (1962) merumuskan apa
yang dimaksud dengan ilmu dan filsafat ilmu. Lenzen
menyatakan, ilmu berarti suatu kegiatan kritis yang bertujuan
menemukan, dan juga merupakan pengetahuan sistematis yang
didasarkan pada kegiatan kritis tersebut. Masalah-masalah ilmu
mencakup:

1. Struktur ilmu, yang meliputi metode dan bentuk


pengetahuan ilmiah

2. Kegunaan ilmu bagi kepentingan praktis dan pengetahuan


tentang kenyataan (hlm. 94)
Objek Filsafat Ilmu Pendidikan

• Ontologi Ilmu Pendidikan, yang membahas tentang hakikat


substansi dan pola organisasi Ilmu Pendidikan

• Epistemologi Ilmu Pendidikan, yang membahas tentang hakikat


objek formal dan material Ilmu Pendidikan

• Metodologi Ilmu Pendidikan, yang membahas tentang hakikat


cara-cara kerja dalam menyusun Ilmu Pendidikan

• Aksiologi Ilmu Pendidikan, yang membahas tentang hakikat nilai


kegunaan teoretis dan praktis Ilmu Pendidikan
Mind Mapping
BAB
02
Pengertian Ilmu Pendidikan

A. Substansi & Struktur Ilmu Pendidikan


B. Status Ilmu Pendidikan
Teori-teori substansif adalah pernyatan-
pernyataan atau konsep-konsep yang saling
berhubungan, yang berkenan dengan aspek-
aspek khusus tentang satuan pendidikan atau
kegiatan pendidikan
teori substansif
tentang metode mengajar
Metode ceramah dari Metode Dialektik dari Scholastisisme sebagai
kaum Sophist Socrates sebuah metode mengajar

Metode Pengamatan Metode Pemecahan


Alami atau Langsung Langkah-langkah Formal Masalah dari Dewey
terhadap Dunia dari Mengajar dari Herbart
Comenius
Berdasarkan strukturnya, kurikulum sebagai program
belajar-mengajar, menurut Young dan Wynn dalam
America Education

Kurikulum Kurikulum
01 Mata Pelajaran
02 Terkorelasi atau Terfusi

Kurikulum
03 Bidang-bidang Studi Luas

Kurikulum
04 Inti 05 Kurikulum
Fungsional atau Pengalaman
Mind Mapping
BAB
03
Objek Formal Ilmu Pendidikan

A. Pengertian Maha Luas Tentang Pendidikan


B. Pengertian Sempit Tentang Pendidikan
C. Pengertian Luas Terbatas Tentang Pendidikan
Dimana tempat kedudukan Ilmu-Ilmu Pendidikan dalam
keseluruhan ilmu sangat bergantung pada peta klasifikasi
keseluruhan ilmu atau bagaimana keseluruhan ilmu
diklasifikasi. Seperti kita ketahui, klasifikasi ilmu atau
struktur ilmu sebagai satu keseluruhan tidaklah satu macam,
tetapi bermacam-macam. Oleh karena itu, status ilmu
pendidikan dalam keseluruhan ilmu tidaklah dapar dijawab
hanya dengan satu macam klasifikasi.
Mind Mapping
BAB
04
Objek Material Ilmu Pendidikan

A. Pendidikan Sebagai Sebuah Sistem


B. Pendidikan Seumur Hidup
Objek Formal Ilmu Pendidikan
● Pengertian maha luas tentang Ilmu Pendidikan

Dalam pengertian maha luas pendidikan sama dengan


hidup, selain itu tempat berlangsungnya pendidikan tidak
terbatas dalam satu jenis lingkungan hidup

● Pengertian sempit tentang Ilmu Pendidikan

Dalam pengertian sempit, pendidikan adalah sekolah atau


persekolahan
Objek Material Ilmu
Pendidkan
Objek material Ilmu Pendidikan ada 2
material:
• Pendidikan sebagai sebuah sistem
• Pendidikan seumur hidup
Mind Mapping Bab
5
BAB
05
Metodologi Ilmu Pada Umumnya Sebelum
Abad 19

A. Tonggak pertama : Aristoteles


B. Tonggak kedua : Francis bacon
Tonggak Pertama : Aristoteles

Aristoteles sebagai bapak ilmu memandang penyelidikan ilmiah


sebagai suatu gerak maju dari kegiatan-kegiatan observasi menuju
pada penyusunan prinsip-prinsip umum dan kembali pada observasi.
Aristoteles mempertahankan pandangan bahwa ilmuwan hendaknya
menarik kesimpulan secara induktif tentang prinsip-prinsip yang
bersifat menerangkan dan bersumber dari gejala-gejala yang
diterangkan, dan kemudian menarik kesimpulan secara deduktif
berupa pernyataan-pernyataan yang dijabarkan atau diturunkan dari
premis-premis atau dalil-dalil yang tercakup di dalamnya, prinsip
yang menerangkan gejala-gejala yang dihasilkan dari induktif
Metode Aristoteles ini juga biasa disebut Metode
Induksi – Deduksi. Tahap induksi terdiri atas
penjumlahan atau perhitungan sederhana (simple
enumeration) dan induksi intuitif (intuitive induction).
Deduksi terdiri atas empat macam silogisme kategoris
(A, E, I, dan O).
.
Tonggak Kedua : Francis Bacon

Tonggak kedua dalam sejarah perkembangan metode riset


dicetuskan oleh Francis Bcaon (1561-1626) melalui
karangannya “Novum Organon” yang merupakan bagian dari
“Instauratio Magna”. Francis Bacon melalui Instauratio
Magna secara positif hendak mebangun kembali ilmu yang
baru, dan secara negatif menentang konsep-konsep tentang
ilmu dari Aristoteles atau Aristotelianisme.
Daya ingatan menciptakan sejarah. Daya
imajinasi menciptakan puisi. Sedangkan daya pikir
menghasilkan filsafat. Filsafat terdiri atas tiga
bagian, yaitu :
 Filsafat tentang tuhan atau teologi alam/rasional
 Filsafat tentang alam
 Filsafat tentang manusia
Mind Mapping Bab
6
BAB
06
Metodologi Ilmu Pada Umunya : Abad 19 dan
20

A. Tonggak ketiga : perkembangan abad 19


B. Tonggak keempat : perkembangan pada abad 20
Tonggak Ketiga : Perkembangan Abad
19
John Stuart Mill (1806-1873) berusaha merumuskan teknik-teknik
induktif untuk menilai hubungan antara kesimpulan dengan evidensi
atau hal-hal yang menjadi sumbernya. Filsafat ilmu Mill merupakan
contoh induktivisme, yaitu sebuah pandangan yang menekankan
pentingnya penalaran induktif bagi ilmu. John Stuart Mill adalah
seorang yang berpropaganda efektif dalam menyebarkan metode-
metode induktif yang dikemukakan oleh Duns Scotus, Ockham,
Hume, Herschel, dan sebagainya. Dia menekankan pada pentingnya
metode tersebut dalam penemuan hokum-hukum ilmiah. Ia
membahas empat metode induktif, yaitu Metode Persamaan, Metode
Perbedaan, Metode Variasi-variasi Konkomitan, dan Metode Residu.
Mill mengemukakan tiga tahap dalam menggunakan
Metode Deduktif, yaitu:

 Perumusan seperangkat hukum-hokum


 Deduksi atau penjabaran sebuah pernyataan tentang akibat
resultan dari sebuah gabungan khusus hukum-hukum tersebut
di atas
 Verifikasi
Tonggak Keempat : Perkembangan Pada
Abad 20
Percy Williams Brigdman (1882-1961) memperjuangkan sebuah
orientasi metodologis yang dikenal sebagai operasionalisme, yang
menekankan pada operasi-operasi yang dilakukan untuk memberikan
nilai pada konsep-konsep ilmiah. Operasionalisme adalah sebuah
pandangan tentang demarkasi konsep-konsep ilmiah, sebuah
pandangan yang sebagian bersumber pada tuntutan Newton bahwa
ilmu eksperimental hanya berhubungan dengan sifat-sifat yang
nilainya dapat diukur.
Mind Mapping Bab
7
BAB
07
Metodologi Ilmu Pendidikan : Riset Kualitatif

A. Dasar filosofis dan karakteristik


B. Bentuk-bentuk riset
Dasar filosofis dan karakteristik

Riset kualitatif merupakan sekumpulan metode-metode pemecahan


masalah yang terencana dan cermat dengan desain yang cukup
longgar, pengumpulan data lunak, dan tertuju pada penyusunan teori
yang disimpulkan melalui induktif langsung. Desain dalam riset
kualitatif tidak dirumuskan secara ketat terhadap variabel
penelitiannya, tetapi cukup dirumuskan secara garis besar dan dapat
berubah sesuai dengan kebutuhan peneliti. Oleh karena itu, desain
riset kualitatif bersifat berkembang, lentur, dan umum.
Ciri-ciri riset kualitatif menurut
Bogdan dan Biklen yaitu:
 Riset kualitatif menghendaki situasi-situasi alami
sebagaimana adanya, sebagai sumber langsung,
dan peneliti adalah alat penelitian utama

 Riset kualitatif adalah deskriptif, dalam arti yang


dikumpulkan lebih merupakan kata-kata atau gambar-
gambar daripada angka-angka

 Riset kualitatif lebih tertuju pada penelitian tentang


proses daripada hasil, sehingga peneliatannya
berkenaan dengan rangkaian kegiatan
 Riset kualitatif cenderung menghendaki analisis data secara induktif
dalam penyusunan teori, sehingga teori yang dihasilkan merupakan
“the grounded Theory”, yaitu teori yang diangkat dari bawah secara
induktif

 Riset kuaitatif terutama bertujuan mengenali makna


peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari secara alami
Bentuk-bentuk Riset
Metode-metode riset kaulitatif yang digunakan dalam mneyusun Ilmu
Pndidikan, antara lain mencakup :

 Metedo fenomenologi
 Metode komparatif
 Metode historis
 Metode interaksi simbolik
 Metode etnografis
 Etnometodologi
Mind Mapping Bab
8
BAB
08
Metodologi Ilmu Pendidikan : Riset
Kuantitatif

A. Dasar filosofis dan karakteristik


B. Bentuk-bentuk riset eksperimen
Dasar Filosofis dan Karakteristik
Riset kuantitatif merupakan metode pemecahan masalah yang
terencana dan cermat, dengan desain yang terstruktur ketat,
pengumpulan data secara sistematis terkontrol, dan tertuju pada
penyusunan teori yang disumpulkan secara imduktif dalam kerangka
pembuktian hipotesis secara empiris. Desain dalam riset kuantitatif
menentukan adanya penataan yang tegas tentang perangkat variabel
yang diselidiki dan karakteristik hubungannya.
Ciri-ciri riset kuantitatif sebagai berikut:

 Riset kuantitatif menghendaki adanya perekayasaan situasi


yang akan diteliti, dengan rencana memberikan suatu
perlakuan tertentu, untuk mengetahui akibat-akibatnya

 Riset kuantitatif adalah eksperimental atau percobaan


yang dilakukan secara terencana, sistematis, dan
terkontrol dengan ketat

 Riset kuantitaif lebih tertuju pada penelitian tentang hasil


daripada proses sehingga data yang dikumpulkan berupa data
tentang akibat-akibat yang disebabkan oleh adanya perlakuan
atau perubahan variabel yang disengaja
 Riset kuantitatif cenderung merupakan prosedur pengumpulan data
melalui observasi untuk pembuktian hipotesis yang dideduksi dari dalil
atau teori

 Riset kuantitatif terutama bertujuan menghasilkan


penemuan-penemuan, baik dalam bentuk teori baru atau
perbaikan teori lama
Bentuk-bentuk Riset Eksperimen

Riset kuantitatif dilaksanakan dengan menggunakan metode


eksperimental. Riset ekperimen merupakan penyelidikan yang
penelitinya mengontrol kondisi-kondisi perlakuan dan pengaruh dari
luar. Metode eksperimental berkenaan dengan gejala tentang sebab
dan akibat. Apabila ditinjau dari desainnya, metode eksperimental
dapat dibedakan dalam empat kelompok, yaitu desain-desain Pra
Eksperimental, desain-desain Eksperimental yang sesungguhnya,
desain-desain Eksperimental Rekaan, desain-desian Korelasional dan
Sebab Terbalik
Mind Mapping Bab
9
BAB
09
Aksiologi Ilmu Pendidikan: Nilai Kegunaan
Teoretis

A. Kegunaan Bagi Ilmu dan Teknologi


B. Kegunaan Bagi Filsafat
Kegunaan Bagi Ilmu dan
Teknologi
Rowntree dalam Educational Technology in Curriculum
Development, antara lain menyatakan bahwa oleh karena teknologi
pendidikan adalah seluas pendidikan itu sendiri, maka teknologi
pendidikan berkenaan dengan desain dan evaluasi kurikulum dan
pengalaman-pengalaman belajar, serta masalah-masalah pelaksanaan
dan perbaikannya. Pada dasarnya, teknologi pendidikan adalah suatu
pendekatan pemecahan masalah pendidikan secara rasional, suatu
cara berpikir skeptis dan sistematis tentang belajar dan mengajar.

Teknologi sebagai program-program pendidikan berisi teknik-teknik


kerja yang sistematis untuk mengelola sekolah dan kelas
Teknologi mengajar, seperti dikemukakan
oleh S. S. Chauhan dalam Innovation in
Teaching Learning Process, mencakup:

 Proses mengajar-  Pengajaran dengan


 Pengajaran mandiri
belajar bantuan komputer (CAI
atau Computer Assisted
 Model-model  Pengajaran terprogram Instruction)
mengajar dan mesin mengajar
 Pengajaran yang irama
 Sistem pengajaran yang belajarnya diatur sendiri
 Rancangan-rancangan berorientasi pada diri oleh pelajar (LCI atau
pengajaran pribadi (PSI atau Learner-Controlled
Personalized System of Instruction)
Instruction)
Kegunaan Bagi Filsafat

Konsep-konsep ilmiah pendidikan sangat berkaitan erat atau bahkan


dapat dikatakan terpusat pada konsep tentang manusia. Oleh karena
itu, konsep-konsep ilmiah pendidikan secara potensial turut
mendorong berkembangnya pemikiran tentang hakikat manusia. Hal
ini mengandung arti turut mendorong berkembangnya filsafat tentang
manusia atau antropologi filsafat, yang membahas tentang hakikat
manusia idaman atau manusia ideal. Sehubungan dengan ini, lahirlah
konsep-konsep tentang hakikat manusia sebagai: animal rasionale,
animal sociale, animal symbolicum, homo sapiens, homo
economicus, homo homini lupus, homo ludens, dan sebagainya.
Mind Mapping Bab
10
BAB
10
Aksiologi Ilmu Pendidikan: Nilai Kegunaan
Praktis

A. Kegunaan Bagi Praktek Pendidikan


B. Kegunaan Bagi Seni Pendidikan
Konsep-konsep yang dihasilkan Ilmu
Pendidikan, secara langsung atau tidak Kegunaan Bagi
langsung dapat berguna bagi upaya
peningkatan kelancaran dan keberhasilan Praktek Pendidikan
praktek pendidikan, baik dalam bentuk
kegiatan pendidikan maupun pengelolaan
pendidikan.
Hasil penelitian Arora Kamla menyatakan bahwa karakteristik
profesional yang sangat mempengaruhi efektivitas guru mengajar
adalah berkenaan dengan kemampuan-kemampuan:

● Menerangkan dengan jelas topik-topik yang menjadi bahan


ajaran

● Menyajikan dengan jelas tentang mata pelajaran

● Mengorganisasikan secara sistematis tentang mata pelajaran

● Berekspresi

● Membangkitkan minat dan dorongan siswa untuk belajar

● Menyusun rencana dan persiapan mengajar


Terbentuknya kerangka acuan dasar bekerja profesional kependidikan atau “filsafat praktek
pendidikan pribadi” membawa makin berkembangnya “pengenalan diri” seorang tenaga
kependidikan profesional. Baik pengenalan diri, maupun kepercayaan diri mempunyai kaitan
yang erat dengan kecerdasan emosional (emotional intelligent), yang mempunyai lima mantra
kemampuan, yang terdiri atas:

1. Mengetahui emosi-emosi dirinya sendiri (knowing one’s emotions)

2. Mengatur emosi-emosi yang bergejolak (managing emotions)

3. Memotivasi dirinya (motivating oneself)

4. Turut merasakan emosi-emosi orang lain atau empati (recognizing emotions in others)

5. Menangani hubungan-hubungan dengan orang lain (handling relationships)


Kegunaan Bagi Seni Pendidikan
Sebuah kegiatan pendidikan dikatakan sebuah seni pendidikan,
apabila kegiatan tersebut tidak saja mencapai hasil yang
diharapkan, tetapi proses pelaksanaannya dapat memberi
keasyikan dan kesenangan, baik bagi peserta didik maupun
pendidiknya. Dalam kegiatan pendidikan sebagai seni,
berlangsungnya suatu proses hubungan sosial, melibatkan emosi
yang cukup mendalam dan nilai-nilai kemanusian.
Pengembangan seni pendidikan akan efektif apabila melaui
pelatihan-pelatihan yang intensif. Tanpa latihan semacam ini
sulit dicapai bentuk-bentuk yang bertahap seni.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai