Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Ada berbagai rumusan yang dikemukakan orang dalam upaya menjawab pertanyaan
dengan melihat pendidian dari salah satu aspek kehidupan tertentu atau kacamata disiplin
keilmuan tertentu. Misal pandangan sosiologi melihat pendidikan dari aspek sosial antara lain
mengatikan bahwa “Pendidikan adalah sebagai usaha menstranformasikan pengetahuan dari
generasi kegenerasi”(Ishak,2005:27). Pandangan lain diliat dari aspek budaya menyebutksn
bahwa pendidikan adalah sebagai usaha pemindahan pengetahuan dan nilai-nilai kepada
generasi berikutnya. Sedangkan pandangan psikologi melihat pendidikan dari aspek tingkah
laku individual, antara lainmengartikan pendidikan sebagai perkembangan kapasitas individu
secara optimal.
            Dari uraian diatas dapat menarik benang merahnya bahwa pendidikan itu adalah suatu
kebutuhan yang akan menjamin kelangsungan hidup bagi setiap manusia. Hal ini telah
terbukti dengan adanya proses dari pendidikan itu sendiri dimana pada masa sekarang ini,
seseorang yang berkependidikan akan memegang peranan penting dalam setiap aspek
kehidupan masyarakat.

B.     Rumusan Masalah


1. Apakah Filsafat Pendidikan Driyarkara ?
2. Apakah Implikasi Filsafat Pendidikan Driyarkara pada Manajemen Persekolahan ?
3. Apakah konsep belajar untuk siswa?
4. Apakah konsep dasar pembelajaran?
5. Apakah Pengajaran ( Mengajar, Melatih, Membingbing/Membina,Mendidik, ) ?

C.     Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan Filsafat Pendidikan Driyarkara !
2. Menjelaskan Implikasi Filsafat Pendidikan Driyarkara pada Manajemen Persekolahan !
3. Menjelaskan tentang apa saja konsep belajar untuk siswa. !
4. Menjelaskan konsep dasar pembelajaran. !

1
5. Menjelaskan Pengajaran ( Mengajar, Melatih, Membingbing/Membina,Mendidik, )

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Filsafat Pendidikan Driyarkara


1. Filsafat Pendidikan
a. Filsafat
Problema filsafat adalah problema kehidupan, yakni problema yang terjadi pada
seseorang pada suatu waktu. Filsafat dengan kerjasama dengan ilmu memainkan peran
yang sangat penting untuk membimbing kita pada keinginan-keinginan dan aspirasi
kita.
Filsafat dimiliki semua orang meskipun mungkin tidak disadarinya; berasal dari bahasa
Yunani : philos (cinta) dan Sophia (kebijaksanaan) berarti cinta pada kebijaksanaan.
Metoda dasar dalam penyelidikan filsafat adalah dialektika, yaitu perkembangan
pikiran dengan jalan mempertemukan ide-ide. Berpikir dialektik berarti berusaha untuk
mengembangkan suatu cara argumentasi di mana implikasi bermacam-macam posisi
dapat diketahui dan dihadapkan satu dengan lainnya.
Cabang-cabang tradisional filsafat menurut Titus et.al (1984:25) : logika
(pengkajian sistematis tentang peraturan-peraturan untuk menggunakan sebab-sebab
secara benar untuk membedakan argument yang baik dari argument yang tidak
baikz); metafisika (membicarakan watak-watak sesungguhnya/ultimate dari benda-
benda atau realitas yang berada di belakang pengalaman
langsung): epistemology (filsafat yang mempelajari sumber-sumber, watak dan
kebenaran /validitas kebenaran); dan etika (membicarakan moralitas : etika deskriptif,
etika normative dan metaetika).
Faidah-faidah filsafat: menjajagi kemungkinan adanya pemecahan terhadap
problema filsafat; ide-ide filsafat membentuk pengalaman-pengalaman kita;
memperluas bidang-bidang kesadaran kita agar dapat menjadi lebih hidup, lebih dapat
membedakan, lebih kritis dan lebih pandai.
b. Filsafat Pendidikan Drijarkara
1) Mengenal Drijarkara

3
Nicolaus Drijarkara dilahirkan di Purworejo, 13 Juni 1913 dan meninggal dunia
11 Pebruari 1967, adalah seorang Pater yang pada tahun 1952 memperoleh gelar
Doktor dalam bidang ilmu filsafat di Roma dengan cum laude. Disertasinya mengenai
ahli filsafat Perancis Nicolas Malebranche (1638-1715). Tahun 1963-1964 menjadi
guru besar tamu si St.Louis University, Amerika Serikat . Kedudukan terakhir sebagai
guru besar filsafat Fakultas Psikologi Universitas Indonesia; Rektor IKIP Sanata
Dharma, Yogyakarta; gurubesar Universitas Hasanuddin, Makasar dan anggota MPRS
RI. Ahli filsafat Indonesia terkenal, cendikiawan yang bersahaja hidup dan sikap
pergaulannya. Pejuang hak-hak asasi manusia, gigih mendalami member arti dan
menyearluaskan Pancasila. Di masa permulaan aksi-aksi demonstrasi para pelajar dan
mahasiswa, dia membela kegiatan mereka sebagai suatu hak asasi manusia dan
berlandaskan UUD 1945 sebagai suatu penjelmaan kritik masyarakat terhadap
penguasa. Pengetahuannya tentang sastra suluk klasik Jawa luas dengan pengertiannya
yang mendalam. Seorang pemikir zaman baru bangsa Indonesia (Ensiklopedi Umum
1973:352).
2) Filsafat Pendidikan Driyarkara
Menurut Drijarkara pendidikan harus dimulai dari niat untuk membuat manusia
muda menjadi manusia (pemanusiaan manusia). Niat itu harus didasari rasa cinta.
Cinta pada manusia muda ditujukan agar manusia muda tersebut menjadi setara
sehingga terjadi pertemuan antara dua pribadi yang sama derajatnya.
Upaya pendidikan adalah “homonisasi dan humanisasi”. Homonisasi berarti
membuat manusia menjadi manusia minimalis, artinya suatu ukuran relative yang
menyebabkan manusia berperilaku sebagai manusia. Humanisasi membuat manusia
berkembang melebihi taraf manusia minimalis, membuat manusia lebih meningkat
derajatnya (memanusiakan manusia). Humanisasi membuat manusia berbudaya,
mengembangkan teknologi, menciptakan seni dan berperadaban.
Proses homonisasi dan humanisasi dimulai dari dua manusia lawan jenis yang
berinteraksi komplementer (co-principe) dalam keluarga. Ketika keluarga itu memiliki
seorang anak, terjadi proses untuk mengembangkan anak menjadi manusia yang setara,
dengan mengajak anak tersebut berpartisipasi dalam keluarga. Ketika anak menjadi
individu yang bisa berposisi dalam kapasitas saling menghormati dengan orang tuanya,

4
mandiri dalam membuat keputusan, menentukan hidupnya sendiri, maka itu akibat
adalah dari upaya mendidik.

 Ontologis : pendidikan adalah homonisasi dan humanisasi


 Epistemologis : idealisme (kesetaraan); humanisme (self determination); etika
(persemaan derajat); estetika (seni, budaya); realisme, pragmatism (teknologi,
peradaban); metodologi (pengembangan dan partisipasi, dialogis); fenomenologis
(proses pendidikan informal dalam keluarga)
 Axiologis : anak berkembang, partisipasi, saling menghormati, mandiri dalam
membuat keputusan, menentukan hidupnya sendiri
 Metafisika : niat mendidik harus didasari rasa cinta

B. Implikasi Filsafat Pendidikan Driyarkara pada Manajemen Persekolahan


1. Filosofis
Rasyidin (2002) mengutip pandangan Al Syaibani, Butler, Henderson dan Dewey
mengatakan bahwa suatu falsafah pendidikan, agar bisa diterapkan ke dalam praktek
pendidikan nasional haruslah berisi perangkat masalah normative yang memerlukan
jawaban teori sisntesis-preskriptif umumnya tentang :
a. Apa dan bagaimana konsep pendidikan ? (What education is, and shouldbe ?)
b. Apa sebab anak manusia harus dididik ? (Who shall be the educand, to be
educated?)
c.  Kemana seharusnya arah dan tujuan pendidikan (Why aims, goals and objectives?)
d. Bagaimana sebaiknya kegiatan dan isi pendidikan (the educative process),
termasuk kurikulum, dilakukan, dipelihara, dikembangkan ?
e. Apa dan bagaimana saya sebaiknya mendidik dan mengajar agar di satu sisi, pihak
terdidik beroleh inspirasi dari studi dan sekolahnya, di sisi lain saya tidak
mengemban amanah khusus tugas pendidikan bagi anak/rombongan ini ?(God
speed, what and how should I do, to educate whom, teach what and when ?)
2. Teoretis
Filsafat pendidikan dipandang sebagai suatu proses berpikir dan sebagai hasil
berpikir. Karenanya filsafat pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu proses

5
berpikir reflektif sistematis dan kritis kontemplatif untuk menghasilkan system pikiran
atau system teori tentang hakikat pendidikan secara komprehensif (Syarifudin &
Kurniasih, 2008:37).
Dua konotasi teori : (1) teori sebagai dugaan atau penjelasan yang ditawarkan yang
berstatus konjektural (menduga) yang seringkali disamakan dengan hipotesis yaitu
gagasan atau opini yang belum teruji. (2) teori sebagai seperangkat prinsip atau aturan
bertindak digunakan untuk menjelaskan berdasarkan fakta yang diketahui atau
fenomena (Shrode & Voich, 1974).
Membangun teori melibatkan sintesis dari prinsip-prinsip atau proposisi yang saling
berhubungan ke dalam kerangka deduktif. Elemen teori : axioma (elemen teori
yangself evident dan universal) dan theorema ( dideduksi dari axioma karena
validitasnya).
Robert Dubin mengatakan proses membangun teori merupakan kombinasi deskripsi
( jawaban atas pertanyaan berbagai fenomena) dan riset ( uji terhadap prediksi).
Sebagai hasil hasil berpikir, filsafat pendidikan adalah sekelompok teori atau system
pikiran tentang hakikat pendidikan. Filsafat pendidikan berupa system system teori
atau system pikiran mengenai hakikat pendidikan sudah tergelar dalam kebudayaan,
yang bisa kita telusuri pada “Republic” (Plato), “Introduction to Philosophy of
Education” (Stella van Petten Henderson), “Emile” (J.J. Rousseau) dan “Democracy
and Education” (John Dewey).
3. Praktis
Pemikiran filosofis dan teoretis Drijarkara tersebut apabila diterapkan dalam
praktek pendidikan memerlukan upaya-upaya sebagai berikut:

a. Konsep pendidikan adalah homonisasi dan humanisasi, artinya di samping


menjadikan manusia sebagai manusia juga harus meningkatkan kemanusiaan
tersebut ke tingkat peradaban tinggi melalui kebudayaan.
b. Manusia harus dididik dalam mencapai kesetaraan dengan orang lain sehingga
terjadi pertemuan antara dua pribadi yang sama derajatnya.
c. Tujuan pendidikan menjadikan manusia yang memiliki kesetaraan, partisipatif,
saling menghormati, mandiri dan menentukan diri sendiri (self determination).

6
d. Kegiatan pendidikan terutama adalah oleh orangtua dalam keluarga (informal),
jika dilakukan dalam pendidikan formal (sekolah) maka kurikulum yang
diperlukan adalah : pengembangan religiositas, etika, estetika, psikomotorik
(seni, ketrampilan), demokrasi.
e. Pendidik menjadikan pendidikan sebagai proses ibadah dengan niat yang tulus
dan cinta pada anak didik, menghormati peserta didik dalam kesetaraan
kemanusiaan.
4. Manajeman pendidikan
Pendidikan di persekolahan hendaknya menjalankan Management by System
(MBS) yang berhubungan dengan lima dimensi filsafat system : identifikasi nilai yang
cocok, membuat keputusan yang optimal, mengusahakan fleksibilitas organisasi,
mengembangkan sikap integrative dan memelihara kelangsungan hidup system. MBS
merupakan sintesis dari berbagai jenis manajemen (Shrode & Voich, 1974) , yaitu :

a. Management by Objectives (MBO) yang menekankan dimensi nilai tujuan di


mana para manajer bekerjasama membuat tujuan dan melakukan evaluasi akan
hasil yang dicapai.
b. Management by Techniques (MBT) yang menekankan dimensi keputusan yang
optimal dengan pendekatan ilmiah untuk memecahkan masalah manajerial.
c. Management by Structure (MBSt) yang menekankan fleksibilitas organisasi
dengan aplikasi diferensiasi multidimensi, spesialisasi tugas, koordinasi dan
integrasi serta fleksibilitas pelaksanan tugas.
d. Management by People (MBP) yang menekankan sikap integrative dengan
pendekatan pertumbuhan personal, kolaborasi dan perubahan. Pengembangan
individu, kelompok dan organisasi melalui Pengembangan Organisasi.
e. Management by Information (MBI) menekankan kelangsungan hidup
organisasi melalui disain dan penggunaan system komprehensif system
informasi dan komunikasi serta pemanfaatan SIM (system informasi
manajemen).

7
Berkaitan dengan konsep pendidikan Drijarkara yang sarat nilai baik pada proses
maupun tujuannya kiranya perlu ditekankan di sini mengenai membangun sikap
integrative dalam lembaga persekolahan sebagai berikut :
a. Menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :
1) Tujuan-tujuan individu, kelompok dan organisasi bersifat interdependen.
2) Pekerjaan dilaksanakan melalui proses-proses kelompok.
3) Manusia matang secara psikologis
b. Hubungan antara tujuan dan motivasi melibatkan interaksi antara tujuan
organisasi dan nilai kemanusian dan lingkungan serta kebutuhan individu.
c. Peran dinamika kelompok : kepaduan dan komunikasi adalah atribut
fundamental, pembuatan keputusan kelompok memainkan peran penting
resolusi konflik dan perbaikan kinerja.
d. Hubungan antara pemimpin dan partisipan memperhatikan bawaan manusia,
penggunaan pengaruh, kekuasaan dan kewenangan; bawaan kepemimpinan;
dan karakteristik sikap integrative.

C. PROSES BELAJAR DAN PROSES PEMBELAJARAN


1. Pengertian Pembelajaran
             Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan
aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks
mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara pengajar itu sendiri
dengan si belajar. 
4 Kategori kondisi motivasional yang harus diperhatikan guru agar proses
pembelajaran yang dilakukannya menarik, bermakna, dan memberi tantangan pada
siswa. Keempat kondisi tersebut adalah :
a. Attention (perhatian)
Perhatian siswa didoring rasa ingin tahu. Oleh karena itu, rasa ingin tahu
ini perlu mendapat rangsangan dan dorongan sehingga siswa selalu berminat dan
memberikan perhatian terhadap pelajaran yang diberikan. Untuk menunjang hal
tersebut, guru perlu memberikan inovasi dan variasi-variasi dalam memberikan
pelajaran.

8
b. Relevance (relevansi)
            Relevansi menunjukkan adanya hubungan antara materi pelajaran dengan
kebutuhan kondisi siswa. Motivasi siswa akan terpelihara apabila siswa
menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat
dan sesuai dengan nilai yang dipegang.
c. Confidence (kepercayaan diri)
Merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat
berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Konsep self efficacy berhubungan
dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan
suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan.Slef efficacy tinggi akan semakin
mendorong dan memotivitasi siswa untuk belajar tekun dalam mencapai prestasi
belajar maksimal.Agar kepercayaan diri siswa meningkat guru perlu
memperbanyak pengalaman berhasil siswa misalnya dengan menyusun aktivitas
pembelajaran ke dalam sehingga mudah dipahami,menyusun kegiatan
pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil,meningkatkan harapan
untuk berhasil dengan menyatakan persyaratan untuk berhasil ,dan memberikan
umpan balik yang konstuktif selama proses pembelajaran.
d. Satisfaction (kepuasan)
Keberhasilan dalam mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasan,dan
siswa akan semakin termotivasi untuk mencapai tujuan dipengaruhi oleh
konsekwensi yang diterima,baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri
siswa.Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi siswa,guru dapat memberi
penguatan (reinforcement)berupa pujian,pemberian kesempatan dan sebagainya.

2. Metode Pembelajaran
a. Metode Latihan
Metode ini merupakan metode penyampaian pembelajaran melalu kebiasan-
kebiasaan. Dalam metode pembelajaran ini pengajar memberikan latihan-latihan
kepada peserta didik untuk mengetahui proses  tujuan, fungsi , manfaat dan
kegunaan sesuatu. Metode latihan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola
yang otomatis pada peserta didik

9
b. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab merupakan cara penyajian materi pelajaran melalui
bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik. Metode ini dikembangkan
ketrampilan mengamati, menginterpretasi, mengklarifikasikan dan membuat
kesimpulan tentang pelajaran yang sedang diajarkan. Metode ini bertujuan untuk
memotivasi anak untuk mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran.
c. Metode Karyawisata
Metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek
guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan
mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh
pendidik.
d. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif
untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti:
Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses
mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana
seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau
seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya
bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.

1) Kelebihan Metode Demonstrasi :


a) Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan
b) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa.
2) Kelemahan metode Demonstrasi :
a) Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan
b) Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c) Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang
menguasai apa yang didemonstrasikan.

10
e. Metode Sosiodrama
Metode ini menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan
proses kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode ini adalah suatu cara
penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik.
Metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik
atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia
lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka.
f. Metode bermain peran
Metode bermain peran adalah metode yang mengajarkan pembelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anak didik dengan cara
memerankan suatu tokoh. Dalam metode ini dapat mengembangkan penghayatan,
tanggung jawab, dan terampil dalam memaknai materi yang dipelajari.
g. Metode Diskusi
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah
metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah
(problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group
discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa
pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan
suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan
siswa, serta untuk membuat suatu keputusan ( Killen, 1998 ). Karena itu, diskusi
bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar
pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama - sama.
Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan
ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif
pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik atau
kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang
dibicarakan dalam diskusi.
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam
kegiatan belajar mengajar.

11
1) Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide - ide.
2) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.
3) Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara
verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai
pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya :
1) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa
yang memiliki keterampilan berbicara.
2) Kadang - kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan
menjadi kabur.
3) Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai
dengan yang direncanakan.
4) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang
tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa
tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
h. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
Metode pemberian tugas dan resitasi adalah metode penyajian bahan dimana
guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini
diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit.
Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan
memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan
karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping,
mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan.
Metode Demonstrasi. Menurut Muhibbin (2000) Metode demonstrasi adalah
metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000) Metode demonstrasi adalah

12
metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu
benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
i. Metode Eksperimen
Metode eksperimen menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:95) adalah cara
penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri
sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen,
siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu.
Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang
dialaminya itu.
j. Metode Proyek
Metode proyek adalah metode pembelajaran berupa penyajian kepada siswa
materi pelajaran yang berpusat dari suatu masalah. Yang selanjutnya dibahas dari
berbagai sisi yang relevan,sehingga diperoleh pemecahan secara menyeluruh dan
bermakna.

3. Peran Guru dalam Aktivitas Pembelajaran


Peran guru dalam aktifitas pembelajaran sangat kompleks. Guru tidak sekedar
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, akan tetapi guru juga dituntut
untuk memainkan berbagai peran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi anak
didiknya secara optimal. Djamarah(2000) merumuskan peran guru dalam pembelajaran
sebagai berikut:

a. Korektor.
Sebagai korektor guru berperan menilai dan mengoreksi semua hasil
belajar,sikap,tingkah laku,dan perbuatan siswa baik di sekolah maupun di luar
sekolah sehingga pada akhirnya siswa dapat mengetahui.
b. Inspirator.
Sebagai inspirator guru harus dapat memberikan inspirasi atau ilham kepada
siswa mengenai cara belajar yang baik.

13
c. Informator.
Sebagai informator guru harus dapat memberikan informasi yang baik dan
efektif mengenai materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum
serta informasi mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Organisator.
Sebagai organisator guru berperan untuk mengelola berbagai kegiatan
akademik baik intrakulikuler maupun ekstrakulikuler sehingga tercapai
efektifitas dan efisiensi belajar anak didik. Diantara berbagai kegiatan
pengelolaan pembelajaran yang terpenting adalah menciptakan kondisi situasi
sebaik-baiknya sehingga memungkinkan para siswa belajar secara berdaya
guna dan berhasil guna.
e. Motivator.
Sebagai motivator guru dituntut untuk dapat mendorong anak didiknya agar
senantiasa memiliki motivasi tinggi dan aktif belajar.
f. Inisiator. Sebagai guru hendaknya dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan
dalam pendidikan dan pengajaran. Proses pembelajaran hendaknya selalu
diperbaiki sehingga dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
g. Fasilitator.
Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang
memungkinkan anak didik dapat belajar secara optimal. Fasilitas yang
disediakan tidak hanya fasilitas fisik seperti ruang kelas yang memadai atau
media belajar yang lengkap, akan tetapi juga fasilitas psikis seperti
kenyamanan batin dalam belajar, interaksi guru dengan anak didik yang
harmonis maupun adanya dukungan penuh guru sehingga anak didik senanitasa
memiliki motivasi tinggi dalam belajar.
h. Pembimbing.
Sebagai pembimbing guru hendaknya dapat memberikan bimbingan kepada
anak didiknya dalam menghadapi tantangan maupun kesulitan belajar.
Akhirnya, diharapkan melalui bimbingan ini anak didik dapat mencapai
kemandirian dalam mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

14
i. Demonsrator.
Sebagai demonstrator guru dituntut untuk dapat memperagakan apa yang
diajarkan secara didaktis sehingga anak didik dapat memahami materi yang
dijelaskan guru secara optimal.
j. Pengelola kelas.
Sebagai pengelola kelas guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik
karena kelas adalah tempat berhimpun guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Dengan pengelolaan kelas yang baik diharapkan siswa dapat
memiliki motivasi tinggi dalam belajar dan pada akhirnya dapat mencapai hasil
belajar optimal.
k. Mediator.
Sebagai mediator hendaknya guru dapat berperan sebagai penyedia media dan
penengah dalam proses pembelajaran anak didik. Melalui guru, siswa dapat
memperoleh materi pembelajaran dan umpan balik dari hasil belajarnya.
l. Supervisor.
Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu,memperbaiki, dan
menilai secara kritis proses pembelajaran yang dilakukan sehingga pada
akhirnya proses pembelajaran dapat optimal.
m. Evaluator.
Sebagai evaluator guru dituntut untuk mampu menilai produk(hasil)
pembelajaran serta proses (jalannya) pembelajaran. Dari proses ini diharapkan
diperoleh umpan balik dari hasil pembelajaran untuk optimalisasi hasil
pembelajaran.

D. PENGAJARAN (MENGAJAR, PELATIHAN (MELATIH),PEMBIMBINGAN


PEMBINAAN(MEMBINGBING/MEMBINA).
1. Mengajar
Jika ditinjau dari segi isi, maka mengajar berupa bahan ajar dalam bentuk ilmu
pengetahuan. Prosesnya dilakukan dengan memberikan contoh kepada siswa atau
mempraktikkan keterampilan tertentu atau menerapkan konsep yang diberikan
kepada siswa agar menjadi kecakapan yang dapat digunakan dalam kehidupan

15
sehari-hari. Strategi dan metode yang dapat digunakan untuk mengajar misalnya
ekspositori dan inkuiri
2. Membina
Adalah usaha kegiatan mengarahkan para peserta didik dalam melaksanakan suatu
kegiatan pendidikan baik secara teori maupun praktek agar kegiatan berjalan
sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
3. Membimbing
Jika ditinjau dari segi isi, maka membimbing berkaitan dengan norma dan tata
tertib. Dilihat dari segi prosesnya, maka mendidik dapat dilakukan dengan
menyampaikan atau mentransfer bahan ajar yang berupa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni dengan menggunakan strategi dan metode mengajar yang
sesuai dengan perbedaan individual masing-masing siswa. Lalu kalau dilihat dari
strategi dan metode yang digunakan, maka membimbing lebih berupa pemberian
motivasi dan pembinaan.
4. Mendidik
Dari segi isi, mendidik sangat berkaitan dengan moral dan kepribadian. Jika
ditinjau dari segi proses, maka mendidik berkaitan dengan memberikan motivasi
untuk belajar dan mengikuti ketentuan atau tata tertib yang telah menjadi
kesepakatan bersama. Kemudian bila ditilik dari segi strategi dan metode yang
digunakan, mendidik lebih menggunakan keteladan dan pembiasaan.
5. Melatih
Melatih bila ditinjau dari segi isi adalah berupa keterampilan atau kecakapan
hidup (life skills). Bila ditinjau dari prosesnya, maka melatih dilakukan dengan
menjadi contoh (role model) dan teladan dalam hal moral dan kepribadian.
Sedangkan bila ditinjau dari strategi dan metode yang dapat digunakan, yaitu
melalui praktik kerja, simulasi, dan magang.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu proses mentransfer ilmu yang pada umumnya
dilakukan melalui tiga cara yaitu: lisan, tulisan, dan perbuatan. Pada dasarnya
pendidikan erat hubungannta dengan ilmu karena objek utama dari pendidikan adalah
ilmu. Pada dasarnya, pendidikan dan ilmu pendidikan saling berkaitan erat namun
yang mebedakan hanya komponen yang ada didalamnya.
B. Saran
Pada umumnya pendidikan di Indonesia ini masih kurang pemahaman tentang
arti dari hakikat pendidikan. Karena tenaga ahli dalam pendidikan masih kurang dan
keinginan untuk memperoleh pendidikan masih minim. Pemerintah diharapakan
memeratakan pendidikan di negeri ini, karena tanpa adanya pendidikan tidak akan
menghasilkan masyarakat yang beradap dan berkarakter. Terlebih lagi pada saat ini
sistem pendidikan di Indonesia belum siap untuk menghasilkan kurikulum yang tetap
dan bisa digunakan secara terus menerus. Bisa di ambil contoh seperti kurukulum 2013
yang kebijakannya sering kali membuat pro dan kontra di masyarakat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Drijarkara. (1981). Percikan Filsafat. Jakarta : PT Pembangunan


Mudyahardjo, Redja.(2002). Filsafat Ilmu Pendidikan suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Phenix, P.H. (1964). The Realm of Meaning, a Philosophy of Curriculum for General
Education. New York : McGraw-Hill Book Company
Rasyidin, Waini. (2002). Upaya Mendidik: Mata Rantai yang Terputus dalam Dunia
Pendidikan Kita. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Shrode, William A and Voich Jr. (1974) Organization Basic System Concept. Petaling Jaya,
Malaysia : Irwin Book Company
Siagian, Sondang P. (2003). Filsafat Administrasi (edisi revisi). Jakarta : Penerbit Bumi
Aksara
Silalahi, Ulber. (1999). Studi Tentang Ilmu Administrasi Konsep Teori dan Dimensi. Jakarta :
Sinar Baru Algesindo
Sumaatmadja, Nursid. (2002). Pendidikan Pemanusiaan Manusia Manusiawi. Bandung:
Alfabeta
Syaripudin, Tatang dan Kurniasih. (2008).Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Percikan
Ilmu
Titus, Harold, et. All. (1979). Living Issues in Philosophy. New York : American

18
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Padangaisimpuan, Oktober 2022

Penyusun

19
i
DAPTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................

ii
20
MAKALAH
HAKIKAT PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu
NINA NURBAIDAH, M.Pd

DISUSUN
Oleh :
Kelompok 9
Nama :
1.ANNISA FITRI HARAHAP
2 . FEBRI YOLANDA BATUBARA
3.MURNI SALMIAH HARAHAP
4.PUTRI ANITA WAHYUNI RANGKUTI
5. UMMU MUTIAH NASUTION

Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN DAN BAHASA


INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
T.A 2022

21

Anda mungkin juga menyukai