Anda di halaman 1dari 5

NAMA: Irhaz Salim

NIM: 2523191

Judul: Filsafat Pendidikan manusia, filsafat dan pendidikan


Penulis: prof. Dr. H. Jalaluddin
Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M.Ed.
Penerbit: PT Raja Grafindo Persada

Filsafat berasal dari bahasa Yunani Kuno: Philos dan Sophia. Philos berarti cinta dan
sophia berarti kebajikan, kebaikan atau kebenaran, atau bisa juga diartikan cinta atau
hikmah (Arifin, 1993: 1).

Berangkat dari pengertian sedehana tersebut, maka filosof adalah orang yang
mencintai hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya,
dan menciptakan sikap positif terhadapnya.

A. Kedudukan Filsafat dalam Pendidikan

Menurut al-Syaibany (1979: 36), filsafat pendidikan adalah aktifitas pikiran yang
teratur, yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan
memadukan proses pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat dijelaskan nilai-
nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk pengalaman kemanusiaan
merupakan faktor yang integral.

Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang
pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dan
menitik beratkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi
dasar dari filsafat umum dalam upaya dalam memecahkan persoalan-persoalan
pendidikan secara praktis.
Menurut John Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan
dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya
perasaan (emosional), menuju tabiat manusia.
Untuk mendapatkan pengertian filsafat pendidikan yang lebih sempurna (jelas), ada
baiknya kita melihat beberapa konsep mengenai pengertian pendidikan itu sendiri.
Pendidikan adalah bimbingan secara sadar dari pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya manusia yang memiliki
kepribadian yang utama dan ideal.

Dalam hubungan antara filsafat (umum) dan filsafat pendidikan, filsafat pendidikan
memiliki beberapa batasan.
Pertama, filsafat pendidikan merupakan pelaksana pendangan filsafat dan kaidah
filsafat dalam bidang pengalaman kemanusiaan yang disebut pendidikan. Maka,
filsafat pendidikan berusaha untuk menjelaskan dan menerangkan supaya pengalaman
bermanusia ini sesuati dengan kehidupan baru.
Kedua, mempelajari filsafat pendidikan karena adanya kepercayaan bahwa kajian itu
sangat penting dalam mengembangkan pandangan terhadap proses pendidikan dalam
upaya memperbaiki keadaan pendidikan.
Ketiga, filsafat pendidikan memiliki prinsip-prinsip, kepercayaan, konsep, andaian
yang terpadu satu sama lainnya. Hal itu diungkap agar menjadi dasar atas pernyataan,
politik, rancangan, program, kurikulum, dan kaidah pengajaran, yang tentunya
diharapkan dapat menemukan solusi atas persoalan pendidikan.

B. Objek Ilmu Filsafat


Secara makro, apa yang menjadi objek filsafat, yaitu permasalahan kehidupan
manusia, alam semesta dan alam sekitarnya, juga merupakan objek pemikiran filsafat
pendidikan. Namun secara mikro, ruang lingkup filsafat pendidikan meliputi:
1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (the Nature of Education).
2. Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan (The
Nature of Man).
3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama, dan
kebudayaan.
4. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan
5. Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi), filsafat pendidikan, dan
politik pendidikan (sistem pendidikan).
6. Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan
pendidikan (Tim Dosen IKIP Malang: 65).

Dengan demikian, dari uraian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang menjadi
ruang lingkup filsafat pendidikan itu ialah semua aspek yang berhubungan dengan
upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan itu sendiri, yang
berhubungan dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan yang baik dan bagaimana
tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-citakan.

7. Cabang-cabang ilmu filsafat


Ruang lingkup filsafat itu meliputi tiga bidang utama yaitu Ontologi, Epistemologi,
dan Aksiologi.

Ontologi berarti ilmu hakikat yang menyelidiki alam nyata dan bagaimana keadaan
sebenarnya, apakah hakikat dibalik alam nyatanya ini. Ontologi menyelidiki hakikat
dari segala sesuatu dari alam yang nyata yang sangat terbatas bagi panca indra kita.

Epistemologi adalah pengetahuan yang berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan


seperti apakah pengetahuan, cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan
dan jenis-jenis pengetahuan.

Aksiologi merupakan nilai-nilai yang merupakan pernyataan apakah yang baik atau
yang bagus itu atau bisa diartikan suatu pendidikan yang menguji dan
mengintegrasikan semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia.

Berdasarkan kepada struktur pengetahuan filsafat, ada tiga bidang;


1. Filsafat sistematis
2. Filsafat khusu
3. Filsafat keilmuan
Berikut ini beberapa pembagian filsafat menurut beberapa para ahli;
1. Alcuinus
a) Bagian fisika yang menyelidiki apakah sebab-sebabnya sesuatu itu ada.
b) Bagian etika yang menentukan tata hidup.
c) Bagian logika yang mencari dasar-dasar untuk mengerti.
2. Al-kindi
a) Ilmu fisika
b) Ilmu matematika
c) Ilmu ketuhanan
3. Al-farabi
a) Filsafat teori
b) Filsafat praktik
4. Prof. DR.M.J. Langeveld
a) Lingkungan masalah-masalah keadaanb) Lingkungan masalah-masalah
pengetahuan
c) Lingkungan masalah-masalah nilai
5. Prof. Alburey Castell
a) Masalah teologin
b) Masalah metafisika
c) Masalah epistemologi
d) Masalah etika
e) Masalah politik
f) Masalah sejarah
6. H.De Vos
a) Logika
b) Metafisika
c) Ajaran tentang ilmu pengetahuan
d) Filsafat alam
e) Filsafat kebudayaan
f) Filsafat sejarah
g) Etika
h) Estetika
i) Antropolgi
7. Plato
a) Dialektika
b) Fisika
c) Etika
8. Aristoteles
a) Logika
b) Filsafat teoretis
c) Filsafat praktis
d) Filsafat etika

Anda mungkin juga menyukai