Anda di halaman 1dari 19

TUGAS RUTIN

Pertemuan 2

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Yusnadi, M.S


Melly Br Bangun, S.Kom., M.Kom
Nama : Fadilah Rambe
NIM : 1233151003

Soal :
1. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang definisi Filsafat beserta rujukannya?
2. Simpulkan definisi Filsafat menurut Saudara berdasarkan definisi yang dideskripsikan
di atas (no.1)!
3. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang definisi Filsafat Pendidikan beserta
rujukannya?
4. Simpulkan definisi Filsafat Pendidikan menurut Saudara berdasarkan definisi yang
dideskripsikan di atas (no.3)!
5. Deskripsikan hubungan antara Filsafat dan Filsafat Pendidikan?
Jawaban :
1. 3 Pendapat Ahli twntang Filsafat beserta rujukannya :
1. Plato salah seorang murid Socrates yang hidup antara 427 – 347 SM mengartikan filsafat
sebagai pengetahuan tentang segala yang ada, tidak ada batas antara filsafat dan ilmu
(Gazalba, 1992)
2. Aristoteles (382 – 322 SM) murid Plato, menurutnya, filsafat bersifat sebagai ilmu yang
umum sekali yaitu ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di
dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika
(Suharsaputra, 2004) Dia juga berpendapat bahwa filsafat itu menyelidiki sebab dan asas
segala benda (Gazalba, 1992).
3. Al Farabi (870 – 950 M) adalah seorang Filsuf Muslim yang mendefinisikan filsafat
sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud, bagaimana hakikatnya yang sebenarnya.
(Suharsaputra, 2004)
2. Menurut saya definisi filsafat berdasarkan definisi yang dideskripsikan dari pendapat ahli
adalah Filsafat merupakan segala ilmu pengetahuan dimana tuhan,alam dan manusia menjadi
pokok penyelidikan yang kebenarannya terkandung dalam ilmu-ilmu metafisika
,logika,retorika,etika,ekonomi,politik dan estetika.
3. 3 pendapat ahli tentang definisi Filsafat Pendidikan beserta rujukannya :
1. John Dewey memandang pendidikan sebagai proses pembentukan kemampuan dasar yang
fundamental, baik menyangkut daya pikir maupun daya perasaaan, menuju ke arah tabiat
manusia. Filsafat dalam hal ini dapat disebut sebagai teori umum pendidikan. Tugas filsafat
dan pendidikan adalah seiring yaitu sama-sama memajukan hidup manusia;
2. Thomson mengatakan bahwa filsafat berarti “melihat seluruh masalah tanpa ada batas atau
implikasinya”. Filsafat adalah suatu bentuk pemikiran yang konsekuen, tanpa kenal
kompromi tentang hal-hal yang harus diungkap secara menyeluruh dan bulat;
3. Van Cleve Morris menyatakan, pendidikan adalah studi filosofis, karena itu sebenarnya
bukan hanya alat sosial semata, tetapi juga menjadi agen yang melayani hati nurani
masyarakat dalam memperjuangkan hari esok yang lebih baik (M. Arifin, 2005:4).
4. Menjurut saya filsafat pendidikan adalah proses pembentukan kemampuan dasar yang
fundamental, baik menyangkut daya piker maupun daya perasaan, menuju kea rah tabiat manusia.
Filsafat juga melihat seluruh masalah tanpa ada batas atau implikasinya dan menjadi agen
melayani hati Nurani Masyarakat dalam memperjuangkan hari esok yang lebih baik.
5. Hubungan Antara Filsafat dengan Filsafat Pendidikan adalah Filsafat pendidikan memberikan
pandangan-pandangan filsafiahnya kepada teori pendidikan, khususnya pandangannya tentang
manusia, peserta didik, tujuan pendidikan, dan bagaimana seharusnya belajar. Teori pendidikan
sebagai sebuah disiplin ilmu yang otonom, sering menemui masalahmasalah yang membutuhkan
bantuan filsafat pendidikan. Kadang-kadang pandangan filsafat pendidikan dapat mengubah teori
pendidikan.
Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah salah satu pendekatan yang digunakan oleh para
ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori pendidikan.
Pandangan filsafat-termasuk aliran filsafat- akan mempengaruhi bangunan teori. Filsafat berfungsi
untuk memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan, memiliki relevansi
dengan dunia nyata. Teori yang dikembangkan itu setelah diarahkan oleh filsafat sesuai dengan
kehidupan saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Widyawati, Setia. 2013. Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Pendidikan. Jurnal
Seni Budaya. Volume 11 No. 1
Sholikhah, Mar’atus. 2020. Hubungan antara Filsafat dengan Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam.
Vol. 02 No. 02
TUGAS RUTIN
Pertemuan 3

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Yusnadi, M.S


Melly Br Bangun, S.Kom., M.Kom
Nama : Fadilah Rambe
NIM : 1233151003

Soal:
1. Buatlah bagan (peta konsep) Filsafat Pendidikan sebagai suatu system!
2. Deskripsikan keterkaitan antara sub-sub system yang terdapat pada soal No.1
3. Rancanglah suatu Bagan sederhana menurut Saudara dengan alasan berdasarkan TeoriTeori
Pendidikan.
4. Jelaskan hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan?
5. Kemukakan unsur-unsur filsafat yang melekat pada Pendidikan?
6. Diskripsikan mengapa manusia perlu berfilsafat?
7. Sebutkan beberapa persoalan yag harus dijawab dalam filsafat.
Jawaban :
1. Bagan (peta konsep) Filsafat Pendidikan sebagai suatu system

FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

PENGERTIAN SISTEM
FILSAFAT PENDIDIKAN

TUJUAN DAN ALASAN FILSAFAT


PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

SUBSTANSI FILSAFAT
PENDIDIKAN

HUBUNGAN FILSAFAT
DENGAN FILSAFAT
PENDIDIKAN

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN


YANG DOMINAN DI DUNIA
2. Filsafat pendidikan merupakan hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai
keakar-akarnya mengenai pendidikan.Ilmu pendidikan yaitu menyelidiki, merenungi
tentang gejala-gejala perbuatan mendidik.Substansi Filsafat Pendidikan kedudukan dalam
jajaran ilmu pengetahuan adalah sebagai bagian dari fondasi- fondasipendidikan. Berarti
bahwa filsafat pendidikan perlu menengahkan tentang konsep-konsep dasar
pendidikan.Hubungan interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran
kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat
pendidikan.Untuk mengembangkan fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu
sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kehidupan bangsa mencakup seluruh bangsa;
warga Negara tua-muda, kaya-miskin, di kota–di desa, tanpa memandang latar belakang
dan cerdas dalam hidup dan kehidupan,kognitif,piskomotor, afektif, totalitas dan integratif.
Seperti dikatakan di buku ajar Filsafat Pendidikan Unimed,Filsafat pendidikan terwujud
dengan menarik garis linier, antara filsafat dan pendidikan. Dalam hal ini filsafat seolah-
olah dijabarkan secara langsung dalam pendidikan dengan maksud untuk menghasilkan
konsep pendidikan yang berasal dari satu cabang atau aliran filsafat, misalnya dengan
idealism. Bila konsep dasar tentang kenyataan yang pada hakikatnya, menurut idealism,
dimana mengutamakan perkembangan aspek aspek spritual dan kerohanian pada peserta
didik.

3. Bagan sederhana dengan alasan teori-teori Pendidikan yaitu:

MACAM-MACAM TEORI PENDIDIKAN

TEORI BELAJAR TEORI-TEORI BELAJAR TEORI BELAJAR


KONSTRUKTIVISME BEHAVIORISME

TEORI BELAJAR KOGNITIVISME

a. Teori belajar kognitivisme merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu
dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak
b. Teori belajar konstruktivisme merupakan tindakan menciptakan sesuatu makna dari apa yang
dipelajari
c. Teori belajar behaviorisme merupakan perubahan perilaku yang dapat diamati,diukur,dan
dinilai secara konkret.
4. Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab ia menjadi
dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat pendidikan adalah aktivitas pemikiran
teratur yang menjadikan fisafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan,
menyelaraskan dan mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai.
Jadi terdapat kesatuan yang utuh antara filsafat, filsafat pendidikan dan pengalaman
manusia.Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan, yaitu:
a) Filsafat dalam arti filosofis merupakan suatu cara pendekatan yang dipakai dalam memecahkan
problematika pendidikan dan menyususn teori-teori pendidikan oleh para ahli.
b) Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat
tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan nyata.
c) Filsafat, dalam hal ini filsafat pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan
rah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan (Jalaluddin, 1997,23)
5. Adapun unsur-unsur filsafat yang melekat pada pendidikan :
a) Epistemologi
Istilah berikut ini muncul untuk pertama kalinya pada tahun 1854 yang dipelopori J.F.
Ferrier. Epistemologi diambil dari bahasa Yunani yaitu episteme yang berarti pengetahuan, dan
logos yang berarti teori. Ilmu ini merupakan filsafat yang membahas segala jenis masalah yang
berkaitan dengan filosofikal seputar teori pengetahuan. Bagian filsafat ini meneliti sifat-sifat dasar
dan asal-usul dalam memperoleh sebuah pengetahuan dengan cara yang benar. Melihat dari
pengertian epeistemologi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa unsur ini sangat berpengaruh
terhadap karakter pengetahuan. Terlebih lagi dalam memilah mana kebenaran yang harus ditolak,
dan mana yang harus diterima. Jika pengetahuan-pengetahuan tersebut dikumpulkan dengan benar,
kemudian diklarifikasi, dan disusun secara sistematis, maka dapat menjadi metode epistemologi.
b) Axiologi
Axiologi atau yang lebih dikenal dengan teori tentang nilai adalah suatu unsur filsafat yang
menelusuri tentang kegunaan pengetahuan. Aksiologi ada untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
seperti akan digunakan untuk apa ilmu pengetahuan itu, lalu seperti apa kaitan antara manfaat
pengetahuan tersebut dengan kaidah moral yang ada, dan bagaimana cara menentukan obkjek yang
dikaji menurut berbagai pilihan moral.
c) Ontologi
Ontologi menelusuri tentang sesuatu yang ada secara universal, dan menampilkannya
dalam pemikiran semesta universal. Unsur ini tidak terikat oleh perwujudan tertentu serta memiliki
upaya untuk mencari sebuah inti yang ada dalam kenyataan. Dengan kata lain objek dari ontologi
secara formal yaitu hakikat dari semua realitas.
6. Manusia perlu befilsafat karena:
Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yakni keheranan kesangsian, dan
kesadaran akan keterbatasan Ketiga hal inilah sebagai faktor pendorong bagi manusia
mempertanyakan memikirkan, dan menyelidiki segala sesuatu. keraguan atau kesangsian. Ketika
manusia heran, ia akan ragu-ragu dan mulai berpikir apakah ia sedang tidak ditipu oleh panca
inderanya yang sedang keheranan? Rasa heran dan meragukan ini mendorong manusia untuk
berpikir lebih mendalam, menyeluruh dan kritis untuk memperoleh kepastian dan kebenaran yang
hakiki. Berpikir secara mendalam, menyeluruh dan kritis seperti ini disebut dengan berfilsafat.
Bagi manusia, berfilsafat dapat juga bermula dari adanya suatu kesadaran akan
keterbatasan pada dirinya. Apabila seseorang merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat
terutama pada saat mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan
keterbatasannya itu manusia berfilsafat. Ia akan memikirkan bahwa di luar manusia yang terbatas,
pastilah ada sesuatu yang tidak terbatas yang dijadikan bahan kemajuan untuk menemukan
kebenaran yang hakiki.
7. Beberapa persoalan yag harus dijawab dalam filsafat yaitu:
a. Mengapa setiap manusia perlu berfilsafat?
b. Apa yang harus kita ketahui ataupun kita kerjakan di dunia semesta ini?
c. Atas dasar apa filsafat perlu dalam kehidupan sehari-hari?
d. Unsur-unsur apa saja yang mendukung filsafat dalam berbagai kehidupan manusia?"

DAFTAR PUSTAKA

Purba, Edward. Yusnadi. Irwan, Mahfuzi. 2023. Filsafat Pendidikan. Medan. UNIMED PRESS.
https://www.google.com/amp/s/akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/08/mengapa-manusia-
berfilsafat/amp/
TUGAS RUTIN
Pertemuan 4

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Yusnadi, M.S


Melly Br Bangun, S.Kom., M.Kom
Nama : Fadilah Rambe
NIM : 1233151003

Soal:
1. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang Aliran Filsafat :\
- Idealisme
- Realisme
- Materialisme
2. Simpulkan masing-masing mennurut pendapat Saudara deskripsikan di atas (no.1)!

Jawaban :
1. -Idealisme
• Inti yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma
lebih berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan materi kehidupan manusia,
roh itu pada dasarnya dianggap suatu hakikat yang sebenarnya, sehingga benda atau
materi disebut dengan penjelmaan dari roh atau sukma. Aliran idealisme berusaha
menerangkan secara alami pikiran yang keadaannya secara metafisis yang baru
berupa gerakan-gerakan rohaniah dan dimensi gerakan tersebut untuk menemukan
hakikat yang mutlak dan murni pada kehidupan manusia, demikian juga hasil
adaptasi individu dengan individu lainnya oleh karena itu adanya hubungan rohani
yang akhirnya membentuk kebudayaan dan peradaban baru (Bakry, 1992: 56).
• menurut Kattsoff (1996) akan menjawab sebagai berikut: pertama, jika kita
meneliti: (1) hakekat terdalam pengalaman seseorang; (2) ketertiban dan susunan
alam semesta; dan (3) adanya nilai di alam semesta, maka kita akan sampai pada
pendirian penganut idealisme berdasarkan atas tuntutan akan keruntutan dan akal
kita.
• Aliran idealisme berusaha menerangkan secara alami pikiran yang keadaannya
secara metafisis yang baru berupa gerakan-gerakan rohaniah dan dimensi gerakan
tersebut untuk menemukan hakikat yang mutlak dan murni pada kehidupan
manusia, demikian juga hasil adaptasi individu dengan individu lainnya oleh karena
itu adanya hubungan rohani yang akhirnya membentuk kebudayaan dan peradaban
baru (Bakry, 1992 56).

- Realisme
• Realisme dalam berbagai bentuk menurut Kattsoff (1996:126) menarik garis
pemisah yang tajam antara yang mengetahui dan yang diketahui, dan pada
umumnya cenderung ke arah dualisme atau monisme materialistik. Seorang
pengikut materialisme mengatakan bahwa jiwa dan materi sepenuhnya sama. Jika
demikian halnya, sudah tentu dapat juga sama-sama dikatakan "jiwa adalah materi"
seperti halnya mengatakan "materi adalah jiwa".
- Materialisme
• Aliran materialisme adalah suatu menarik garis pemisah yang tajam antara yang
mengetahui dan yang diketahui, dan pada umumnya cenderung ke arah dualisme
atau monisme materialistik. Seorang pengikut materialisme mengatakan bahwa
jiwa dan materi sepenuhnya sama. (Poerwadarminta, 1984: 638).
• Pada fokusnya aliran materialisme sebagaimana ditegaskan Jalaluddin dan Idi
(2002:53) mengutamakan benda dan segala berawal dari benda demikian juga yang
nyata hanya dunia materi.
• Segala kenyataan yang ada itu berdasarkan zat atau unsur dan jiwa, roh, sukma
(idea: idealisme) oleh aliran materialisme dianggap pula sejenis materi, tetapi
mempunyai sifat yang berbeda dibandingkan dengan sifat materi karena jiwa, roh,
sukma itu mempunyai naluri untuk bergerak dengan sendiri, sedangkan mempunyai
gerakan yang terbatas sehingga tidak bebas dan kaku.
2. Menurut saya dari deskripsi diatas adalah:
- Aliran idealisme berusaha menerangkan secara alami pikiran yang keadaannya secara metafisis
yang baru berupa gerakan-gerakan rohaniah dan dimensi gerakan untuk menemukan hakikat yang
mutlak dan murni pada kehidupan manusia.
-Aliran Realisme menarik garis pemisah yang tajam antara yang mengetahui dan yang diketahui,
dan pada umumnya cenderung ke arah dualisme atau monisme materialistik. Seorang pengikut
materialisme mengatakan bahwa jiwa dan materi sepenuhnya sama.
-Aliran Materialisme menarik garis pemisah yang tajam antara yang mengetahui dan yang
diketahui, dan pada umumnya cenderung ke arah dualisme atau monisme materialistik. Seorang
pengikut materialisme mengatakan bahwa jiwa dan materi sepenuhnya sama. Mengutamakan
benda dan segala berawal dari benda demikian juga yang nyata hanya dunia materi.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Edward. Yusnadi. Irwan, Mahfuzi. 2023. Filsafat Pendidikan. Medan. UNIMED PRESS.
TUGAS RUTIN
Pertemuan 5

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Yusnadi, M.S


Melly Br Bangun, S.Kom., M.Kom
Nama : Fadilah Rambe
NIM : 1233151003

Soal :
1. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang Aliran Filsafat :
- Pragmatisme
- Eksistensialisme
- Progressivisme
2. Simpulkan masing-masing mennurut pendapat Saudara deskripsikan di atas
(no.1)!
3. Apa alasan yang melatarbelakangi munculnya/lahirnya aliran filsafat eksistensialisme?

Jawaban:
1.- Pragmatisme
• Filsafat ini dipandang sebagai filsafat Amerika asli, pada hal kenyataan yang
sebenarnya adalah berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat
bahwa sumber pengetahuan manusia adalah apa yang manusia alami. Tokoh yang
terkenal dalam filsafat ini adalah Charles Sandre Pierce (1839 - 1914), William James
(1842-1910) dan John Dewey (1859-1952).
• Menurut John Dewey (Sadulloh 2003) pendidikn perlu didasarkan pada tiga pokok
pemikiran, yakni
a. Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup
b. Pendidikan sebagai pertumbuhan
c. Pendidikan sebagai fungsi social

- Eksistensialisme
• Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu Eksistensi adalah cara
manusia ada di dunia (Sadulloh 2003) Cara berada manusia berbeda dengan cara beradanya
benda-benda materi.
• 1971 (Sadulloh 2003) mengemukakan bahwa eksistensialisme dengan pendidikan sangat
berhubungan erat, karena kedua-duanya sama-sama membahas masalah yang sama yakni
manusia, hubungan antar manusia, hidup, hakikat kepribadian, dan kebebasan.
- Progresivisme
• Progresivisme percaya akan kemampuan manusia sebagai subjek (peserta didik) yang
memiliki potensi alamiah, terutama kekuatan-kekuatan self regenerative untuk
menghadapi dan mengatasi problematika hidupnya (M. Noor Syam, 1988: 228).
• Filsafat progresivisme berpendapat bahwa pendidikan sebagai upaya yang sengaja
dilakukan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik Imam Barnadib,
2000: 197).
2. Menurut simpulan saya dari deskripsi no 1 adalah:
a. Aliran Pragmatisme adalah sumber pengetahuan manusia adalah apa yang manusia
alami.
b. Aliran Eksistensialisme adalah Cara berada manusia berbeda dengan cara
beradanya benda-benda materi.
c. Aliran Progressivisme adalah percaya akan kemampuan manusia sebagai subjek
(peserta didik) yang memiliki potensi alamiah, terutama kekuatan-kekuatan self
regenerative untuk menghadapi dan mengatasi problematika hidupnya.
3. munculnya eksistensialisme disebabkan adanya krisis pemikiran tentang manusia, baik itu
materialisme, idealisme maupun krisis situasi manusia yang tidak menentu akibat perang dunia, di
mana manusia seperti tidak mempunyai arti, maka eksistensialisme hadir untuk mendudukkan
kembali keberadaan manusia. Eksistensialisme adalah filsafat yang memandang segala gejala
dengan berpangkal kepada eksistensi. Secara umum eksistensi berarti keberadaan. Secara khusus
eksistensi adalah cara manusia berada di dalam di dunia. Cara manusia berada di dalam dunia
berbeda dengan cara berada benda-benda. Benda-benda tidak sadar akan keberadaannya. Berbeda
dengan manusia. Benda-benda menjadi lebih berarti karena manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Purba, Edward. Yusnadi. Irwan, Mahfuzi. 2023. Filsafat Pendidikan. Medan. UNIMED PRESS.
Munawar, I. (2023). Eksistensialisme Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam. Bahan Kuliah
pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu dan Pendidikan Islam, Program Studi
Doktor Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
Ruslan. 2018. Perspektif Aliran Filsafat Progresivisme Tentang Perkembangan Peserta Didik.
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan. Vol. 2 No. 2.
TUGAS RUTIN
Pertemuan 6

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Yusnadi, M.S


Melly Br Bangun, S.Kom., M.Kom
Nama : Fadilah Rambe
NIM : 1233151003

Soal:
1. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang Aliran Filsafat :\
- Perenialisme
- Essensialisme
- Rekonstruksionisme
2. Simpulkan masing-masing mennurut pendapat Saudara deskripsikan di atas (no.1)!
3. Apa alasan yang melatarbelakangi munculnya/lahirnya aliran filsafat Rekonstruksionisme?

Jawaban :
1. – Perenialisme
• Aliran filsafat perenalisme merupakan respons sekaligus solusi terhadap progresivisme,
perenialisme bersifat konservatif, karena meyakini nilai-nilai, kebudayaan atau prinsip
umum pada zaman kuno dan abad pertengahan, merupakan dasar pendidikan yang kuat
dan kokoh (Habsari, 2013, hlm. 149).
• Nuryamin (2019, hlm. 59) menjelaskan perenialisme memberikan solusi alternatif, dalam
memfokuskan tujuan pendidikan terhadap penguatan spiritual peserta didik.
• Pandangan Plato dan Aristoteles menjadi peradaban Yunani Kuno dan ajaran Thomas
Aquina pada abad pertengahan (Sadulloh 2003) Ciri utama perenialisme memandang
bahwa keadaan sekarang adalah sebagai zaman yang mempunyai kebudayaan yang
terganggu oleh kekacauan kebingungan dan kesimpangsiuran.
- Esensialisme
• Esensialisme bukan merupakan suatu aliran filsafat tersendiri, yang mendirikan suatu
bangunan filsafat tersendiri, melainkan suatu gerakan dalam pendidikan yang
memprotes pendidikan progresivisme.
• Aliran Filsafat Esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan agar
manusia kembali kepada kebudayaan lama.
• Menurut Brameld bahwa esensialisme ialah aliran yang lahir dari perpaduan dua aliran
dalam filsafat yakni idealisme dan realisme.
-Rekonstruksionisme
• George Counts sebagai pelopor rekonstruksionisme dalam publikasinya Dare the school
build a new sosial order mengemukakan bahwa sekolah akan betul- betul berperan apabila
sekolah menjadi pusat bangunan masyarakat baru secara keseluruhan, dan kesukuan
(rasialisme).
• Rekonstruksionisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresifisme
dalam pendidikan. Tidak cukup kalau individu belajar hanya dari pengalaman-pengalaman
kemasyarakatan di sekolah.
2. Menurut saya dari simpulan deskripsi diatas adalah:
• a. Perenialisme adalah ciri utama cara perenialisme memandang bahwa keadaan sekarang
adalah sebagai zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kekacauan
kebingungan dan kesimpangsiuran.
• b. Esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan agar manusia kembali
kepada kebudayaan lama.
• c. Rekonstruksionisme adalah Tidak cukup kalau individu belajar hanya dari pengalaman-
pengalaman kemasyarakatan di sekolah.
3. Yang melatarbelakangi munculnya aliran filsafat rekonstruksionisme adalah:
1. Perubahan Sosial dan Kekuasaan: Rekonstruksionisme berakar dalam pemahaman bahwa
masyarakat modern mengalami perubahan dramatis dalam struktur sosial dan kekuasaan. Hal ini
mencakup pergeseran dari masyarakat agraris ke masyarakat industri, serta perubahan dalam
hubungan gender, ras, dan kelas.
2. Kritik terhadap Pengetahuan Objektif: Rekonstruksionisme meragukan gagasan bahwa
pengetahuan adalah objektif dan netral. Mereka berpendapat bahwa pengetahuan selalu terbentuk
oleh konteks sosial, budaya, dan sejarah tertentu, dan sering kali mencerminkan kepentingan
kekuasaan.
3. Teori-teori Kritis: Filsafat rekonstruksionisme memiliki akar dalam teori-teori kritis, seperti
teori kritis Frankfurt dan feminisme. Ini mendorong analisis kritis terhadap lembaga-lembaga
sosial, norma-norma budaya, dan struktur kekuasaan dalam masyarakat.
4. Fokus pada Bahasa dan Representasi: Rekonstruksionisme juga menyoroti peran bahasa dan
representasi dalam pembentukan pengetahuan dan realitas sosial. Mereka meneliti bagaimana
bahasa digunakan untuk membentuk pandangan dunia dan memengaruhi persepsi individu.
5. Pemahaman Subjektivitas: Aliran ini mengakui subjektivitas individu dalam menafsirkan dunia
dan menekankan bahwa berbagai perspektif subjektif harus dihargai dalam analisis sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Purba, Edward. Yusnadi. Irwan, Mahfuzi. 2023. Filsafat Pendidikan. Medan. UNIMED PRESS.
Qomariah, Nurul. 2017. Pendidikan Islam Dan Aliran Filsafat Pendidikan
Rekonstruksionisme.Jurnal Al Falah. Vol. XVII No. 32
Thaib, Muhammad Ichsan. 2015. Essensialisme dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam.
Jurnal Mudarrisuna. Volume 4, Nomor 2.
TUGAS RUTIN
Pertemuan 7

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Yusnadi, M.S


Melly Br Bangun, S.Kom., M.Kom
Nama : Fadilah Rambe
NIM : 1233151003

Soal :
1. Diskripsikan Pandangan Filsafat Pancasila tentang :
- manusia,
- masyarakat
- Pendidikan dan
- Nilai
2. Simpulkan masing-masing mennurut pendapat Saudara deskripsikan di atas (no.1)!
3. Deskripsikan Pancasila sebagai dasar filosofis bangsa Indonesia?

Jawaban:
1. – Manusia
Manusia memiliki pribadi yang monopluralis, yakni jasmani-rohani, individu-sosial,
berdiri sendiri-makhluk Tuhan yang religius. Pribadi manusia itu harus dipelihara dan
dikembangkan dengan baik secara bersama- sama dalam kesatuan yang seimbang, harmonis, dan
dinamis melalui pendidikan Pendidikan dalam praksis dan praktek pelaksanaannya harus
memperhatikan kodrati manusia yang monopluralis, setiap aktivitas pendidikan dimaksudkan
untuk memelihara dan mengembangkan kemanusiaan manusia mulia. Manusia mulia terwujud
melalui tingkah dan lakunya dalam hidup dan kehidupannya yang dilandasi cinta kasih sesama
ciptaan Tuhan. Kedudukan manusia di hadapan Tuhan adalah sama dan sama-sama memiliki
harkat dan martabat sebagai manusia mulia. Karenanya manusia harus saling bahu membahu untuk
membangun masyarakat bangsa dan negara tanpa membedakan latar belakang suku, ras, status
sosial ekonomi, daerah, dan agama. manusia Pancasila adalah manusia yang bebas dan
bertanggung jawab terhadap perkembangan dirinya sebagai individu dan perkembangan
masyarakat (sosial) Indonesia Manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dianugerahi kemampuan
atau potensi untuk bertumbuh dan berkembang sepanjang hayat.
-Masyarakat
Aktualisasi nilai filsafat Pancasila dalam membangun diformulasikan dalam konsep
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya Hal ini mengindikasikan bahwa manusia Indonesia
mulai dari sabang sampai merauke yang tinggal di kota, di pedalaman, mendiami pulau-pulau
besar dan kecil adalah satu yang diikat oleh nilai-nilai Pancasila Berarti satu secara mutlak dan
tidak dapat terbagi, rakyat Indonesia adalah keseluruhan jumlah semua orang, warga dalam
lingkungan negara Indonesia Hakikat rakyat adalah pilar negara dan yang berdaulat Perbedaan
yang ada dalam masyarakat adalah sebagai asset untuk membangun kebinekaan dan kesatuan
langkah dan perbuatan menuju masyarakat adil, makmur dan berdaulat Adil ialah dipenuhinya
sebagai wajib segala sesuatu yang merupakan hak dalam hubungan hidup kemanusiaan yang
mencakup hubungan antara negara dengan warga Negara, hubungan warga negara dengan negara,
dan hubungan antar sesama warga negara (Surajiyo, 2008, 159).
- Pendidikan
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional NO 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan menyediakan
kesempatan bagi peserta didik untuk aktif mengembangkan dirinya sendiri, yang aktif adalah
peserta didik, sedangkan pendidik menyediakan kesempatan atau kondisi optimal bagi terjadinya
belajar dan proses pembelajaran. Pendidik berperan sebagai fasilitator, organisator, dan motivator,
memfasilitasi pembelajaran, mengarahkan atau menuntun, dan mendorong peserta didik dalam
aktifitas belajarnya agar berlangsung efektif dan efisien.
-Nilai
Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana
yang sudah dinyatakan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila sebagai dasar
negara, pandangan hidup bangsa, dan sumber nilai bagi bangsa Indonesia. Menurut Kaelan, 2000,
(dalam Surajiyo, 2008, 161) menjelaskan bahwa Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-
silanya harus merupakan sumber nilai, kerangka berpikir serta asas moralitas bagi pembangunan
ilmu pengetaahuan dan teknologi. Oleh karena itu, sila-sila dalam Pancasila menunjukkan sistem
etika dalam pembangunan iptek. Dapat disimpulkan bahwa Pancasila adalah sumber nilai bagi
pembangunan bangsa Indonesia Pancasila menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri
sebagai bangsa, sebagai landasan, arah, dan etos, serta sebagai moral pembangunan nasional.
2. Saya dapat menyimpulkan dari Deskripsi diatas bahwa Manusia memiliki pribadi yang
monopluralis, yakni jasmani-rohani, individu-sosial, berdiri sendiri-makhluk Tuhan yang religius.
Pribadi manusia itu harus dipelihara dan dikembangkan dengan baik secara bersama- sama dalam
kesatuan yang seimbang, harmonis, dan dinamis melalui pendidikan Pendidikan dalam praksis dan
praktek pelaksanaannya harus memperhatikan kodrati manusia yang monopluralis, setiap aktivitas
pendidikan dimaksudkan untuk memelihara dan mengembangkan kemanusiaan manusia mulia.
Pendidik berperan sebagai fasilitator, organisator, dan motivator, memfasilitasi pembelajaran,
mengarahkan atau menuntun, dan mendorong peserta didik dalam aktifitas belajarnya agar
berlangsung efektif dan efisien. Pancasila adalah sumber nilai bagi pembangunan bangsa
Indonesia Pancasila menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai bangsa, sebagai
landasan, arah, dan etos, serta sebagai moral pembangunan nasional.
3. Pancasila adalah dasar filosofis bangsa Indonesia yang terdiri dari lima prinsip utama. Ini
mencerminkan nilai-nilai dan ideologi yang menjadi landasan bagi negara Indonesia. Kelima
prinsip Pancasila adalah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Mengakui keberadaan Tuhan yang satu, meskipun Indonesia
memiliki beragam keyakinan agama.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Mendorong perlakuan yang adil dan beradab terhadap
semua warga negara dan manusia pada umumnya.
3. Persatuan Indonesia: Memperjuangkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, mengatasi
segala perpecahan dan perbedaan.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan:
Menekankan prinsip demokrasi dan keterlibatan rakyat dalam pengambilan keputusan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Mendorong distribusi kekayaan yang lebih
merata dan memastikan kesejahteraan sosial bagi seluruh warga negara.
Pancasila dianggap sebagai pedoman moral dan filosofis yang mendasari konstitusi Indonesia dan
menjadi landasan bagi pembangunan sosial, politik, dan ekonomi negara ini.

DAFTAR PUSTAKA

Purba, Edward. Yusnadi. Irwan, Mahfuzi. 2023. Filsafat Pendidikan. Medan. UNIMED PRESS.

Anda mungkin juga menyukai