Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN DAN FILSAFAT

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu dalam


Mata Kuliah Filsafat Pendidikan
Dosen Pengampuh : Drs.H.Sudirman,M.Pd,Ph.D

Disusun Oleh :

M. PAISAL
1747241035
27 C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEOLAH DASAR


FAULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
A. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat pendidikan menururt Al-Syaibany (19?9:30) adalah :
"Pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan. Filsafat itu
mencerminkan satu segi darisegi pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan kepada
pelaksanaan prinsip prinsip dan kepercayaan-kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah
umum dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan secara praktis".
Filsafat pendidikan bersandarkan pada filsafat formal atau filsafat umum. Dalam arti
bahwa masalah-masalah pendidikan merupakan kasakter filsafat. Masalah-masalah pendidikan
akan berkaitan dengan masalah-masalah filsafat umum, seperti :
1. Hakikat kehidupan yang baik, karena pendidikan akan berusaha untuk mencapainya
2. Hakikat manusia, karena manusia merupakan makhluk yang menerima pendidikan
3. Hakikat masyarakat, karena pendidikan pada dasamya merupakan suatu proses sosial
4. Hakikat realitas akhir, karena semua pengetahuan akan berusaha untuk tercapainya
Selanjutnya Al Syaibany (1979) berpandangan bahwa filsafat pendidikan, seperti halnya
filsafat umum, berusaha mencari yang hak dan hakikat serta masalah yang berkaitan dengan
proses pendidikan. Filsafat pendidikan berusaha untuk mendalami konsep-konsep pendidikan
dan memahami sebab-sebab yang hakiki dari masalah pendidikan. Filsafat pendidikan berusaha
juga membahas tentang segala mungkin mengarahkan proses pendidikan.
Pada bagian lain Al Syaibany (1979) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tugas
yang diharapkan dilakukan oleh seorang filsof pendidikan, diantaranya :
1. Merancangkan dengan bijak dan arif untuk menjadikan proses dan usaha-usaha
pendidikan pada suatu bangsa
2. Menyiapkan generasi muda dan warga negara umumnya agar beriman kepada Tuhan
dengan segala aspeknya
3. Menunjukkan peranannya dalam mengubah masyarakat dan mengubah cara-cara hidup
mereka ke arah yang lebih baik
4. Mendidik akhlak, perasaan seri dan keindahan pada masyarakat, dan menumbuhkan pada
diri mereka sikap menghormati kebenaran, dan cara-cara mencapai kebenaran tersebut.
Filosof menyeluruh tentang wujud dan segala aspek yang berkaitan dengan ketuhan,
kemanusiaan, pengetahuan kealaman dan pengetahuan sosial. Filsof pendidikan harus
pula mampu memahami nilai-nilai kemanusiaan yang terpancar pada nilai-nilai kebaikan,
keindahan dan kebenaran.
Menurut Kneller (1971), filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat dalam lapagnan
pendidikan. Seperti halnya filsafat, filsafat pendidikan daapt dikatakan spekulatif, preskriptif dan
analitik.
Filsafat pendidikan dikatakan spekulatif karena berusaha membangun teori-teori hakikat
manusia, hakikat masyarakat, hakikat dunia, yang sangat bermanfaat dalam menafsirkan data-
data sebagai hasil hasil penelitian sains yang berbeda.
Filsafat pendidikan dikatakan preskriptif apabila filsafat pendidikan menentukan tujuan-
tujuan yang harus diikuti dan dicapainya, dan menentukan cara-cara yang tepat dan benar untuk
digunakan dalam mencapai tujuan tersebut. Karena secara tersurat menentukan tujuan
pendidikan yang akan dicapai.
Filsafat pendidikan dikatakan analitik, apabila filsafat pendidikan menjelaskan
pertanyaan-pertanyaan spekulatif dan preskriptif. Misalnya menguji rasinalitas yang berkaitan
dengan ide-ide atau gagasan-gagasan pendidikan dan menguji bagaimana konsistensinya dengan
gagasan lain.
B. Asumsi Filsafat Pendidikan
Keberadaan asumsi sebagai bagian dari filsafat ilmu merupakan hal yang sangat penting
karena asumsi berfungsi sebagai bagian yang mendasar yang harus ada. Asumsi memiliki posisi
di berbagai bidang disiplin keilmuwan bahkan keberadaan asumsi pun ada dalam hukum alam
sekalipun karena segala yang terjadi di alam ini bukanlah suatu kebetulan semata akan tetapi
terdapat pola-pola tertentu yang terus terulang. Sedangkan dalam ontologi suatu ilmu
pengetahuan menentukan asumsi pokok (the standard presumption) dari keberadaan suatu objek
penelitian dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian oleh si peneliti itu sendiri, karena asumsi
akan dapat memberi arah dan landasan bagi kegiatan penelaahan.
Dalam mendapatkan pengetahuan seorang ilmuwan harus dapat melakukan berbagai
macam asumsi mengenai objek-objek empiris. Asumsi ini akan menjadi penunjuk arah baginya
dalam kegiatan penelaahan. Semakin banyak asumsi akan semakin sempit ruang gerak
penelitiannya.
Jika si peneliti mendapatkan asumsi yang benar maka asumsi tersebut akan menjembatani
tujuan penelitiannya sampai kepada penarikan kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis. Bahkan
asumsi tersebut berguna sebagai jembatan untuk melompat dari suatu bagian jalur penalaran
yang sedikit atau hampa fakta dan data sekalipun.
C. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Hasan Langgulung di dalam bukunya asas-asas pendidikan Islam mengutip dari John
Dewey menjelaskan, bahwa filsafat merupakan teori umum, sebagai landasan dari semua
pemikiran umum mengenai pendidikan. Dalam kaitanya dengan ini Hasan Langgulung
berpendapat bahwa filsafat pendidikan adalah penerapan metode dan pandangan filsafat dalam
bidang pengalaman manusia yang kemudiaan disebut dengan pendidikan.
Selain itu Jalaluddin dan Said di dalam bukunya “Filsafat Pendidikan Islam” mengutip
dari Prof. DR. Oemar Muhammad At-Toumy Asy-Syaibani secara rinci menjelaskan, bahwa
filsafat pendidikan merupakan usaha mencari konsep-konsep di antara gejala yang bermacam-
macam, yang meliputi;
1. Proses pendidikan sebagai rancangan terpadu dan menyeluruh.
2. Menjelaskan berbagai makna yang mendasar tentang semua istilah pendidikan.
3. Pokok-pokok yang menjadi dasar dari konsep pendidikan dalam kaitannya dengan
bidang.
Dari beberapa Uraian di atas dapat kita tarik suatu kesimpulan, bahwa hubungan antara
filsafat dan filsafat pendidikan itu sangat erat sekali dan tak bisa dipisahkan, karena filsafat
memberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, pengembangan, dan
meningkatkan kemajuan dan landasan yang kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Uyoh Sadulloh. Pengantar Filsafat Pendidikan. Alfabeta CV. Bandung. 2008

HA Yunus. Filsafat Pendidikan CV. Citra Sarana Grafika. Bandung. 1999

Radja Mudya Hardjo. Filsafat Ilmu Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2004

Anda mungkin juga menyukai