Penelitian ini bertujuan untuk memahami objek dan ruang lingkup dalam
filsafat pendidikan dan filsafat pendidikan Islam. Filsafat adalah kerangka
pemikiran yang mendalam dan metodis yang memberikan pandangan hidup
universal, tak terlepas dari masalah manusia. Filsafat pendidikan adalah ilmu
yang menerapkan prinsip-prinsip filsafat dalam pemikiran dan pemecahan
masalah pendidikan. Filsafat pendidikan Islam adalah studi tentang pandangan
filosofis dalam Islam tentang isu-isu pendidikan dan dampaknya pada
pertumbuhan individu Muslim dan umat Islam. Objek kajian dalam filsafat
terdiri dari objek materil (tujuan, metode, nilai) dan objek formal (ontologi,
epistemologi, metodologi, aksiologi). Ruang lingkup filsafat melibatkan
ontologi (sifat eksistensi), epistemologi (asal usul pengetahuan), dan aksiologi
(nilai dan etika). Filsafat pendidikan Islam mencakup tujuan pendidikan,
kurikulum berbasis Islam, peran pendidik dan peserta didik, metode
pengajaran, materi pendidikan, evaluasi, dan lingkungan pendidikan yang
mendukung pengembangan individu Muslim.
Abstract
This research aims to understand the object and scope of philosophy of
education and Islamic philosophy of education. Philosophy is a systematic and
methodical framework that provides a universal worldview and is inseparable
from the problems faced by humans. Philosophy of education is the study that
applies philosophical principles to the thinking and problem-solving in
education.
The objects of study in philosophy are divided into material objects (objectives,
methods, values) and formal objects (ontology, epistemology, methodology,
axiology). The scope of philosophy involves ontology (the nature of existence),
epistemology (the origin of knowledge), and axiology (values and ethics).
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Filsafat: Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, yaitu "philosophia," di mana
"philo" dalam arti sederhana berarti cinta. Dalam arti yang lebih luas, kata
tersebut mengandung makna keinginan yang mendalam atau berkobar-kobar,
dan kebijakan yang merupakan kebenaran sejati atau kebenaran yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, secara etimologis, filsafat dapat didefinisikan
sebagai hasrat yang mendalam terhadap pengetahuan yang sejati.
Pendidikan bermula dari filsafat. Pada awalnya, pendidikan dan filsafat sangat
terkait erat, karena filsafat tidak pernah dapat melepaskan diri dari peran
dalam membentuk manusia. Filsafat diciptakan oleh manusia untuk
memahami eksistensi manusia, mengembangkan manusia, dan meningkatkan
kualitas kehidupan manusia. Landasan pendidikan adalah aspirasi universal
kemanusiaan. Pendidikan memiliki tujuan untuk mempersiapkan individu agar
memiliki kepribadian yang seimbang, terpadu, terorganisir, harmonis, dinamis,
guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.
a. Masalah Tuhan, yang sama sekali di luar atau di atas jangkauan ilmu
pengetahuan biasa.
b. Masalah alam yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan
biasa.
c. Masalah manusia yang juga belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu
pengetahuan biasa, (Anwar : 2015).
Adapun yang menjadi Ruang lingkup pembahasan pada filsafat yaitu terdiri
atas tiga pembahasan yaitu Ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Ontologi
adalah cabang metafisika yang membahas tentang eksistensi dan ragam dari
suatu kenyataan. Beberapa tafsiran yang berkaitan dengan kenyataan
diantaranya menurut supernaturalisme dan naturalisme. Berdasarkan
pandangan supernaturalisme, terdapat wujud-wujud yang bersifat gaib dan
wujud ini bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan wujud
alam yang nyata. Adapun pandangan yang bertolak belakang dengan
supernaturalisme adalah naturalisme. Paham yang berdasarkan naturalisme
yaitu materialisme yang menganggap bahwa gejala-gejala alam tidak
disebabkan oleh pengaruh kekuatan gaib tetapi disebabkan oleh kekuatan
yang terdapat dalam diri sendiri yang dipelajari dan dapat diketahui.
Pembahasan epistimologi berkaitan dengan hakikat pengetahuan dan cara
bagai mana atau dengan sarana apa pengetahuan dapat diperoleh.
Pembahasan aksiologi bersangkutan dengan hakikat nilai, bagian filsafat yang
membahas tentang baik dan buruk, benar dan salah, serta cara dan tujuan.
Pendidikan secara kritis menilai berbagai tujuan dan aspirasi yang telah
diajukan oleh berbagai filsuf dalam berbagai konteks. Ini termasuk
pembangunan karakter, pengembangan individu yang seimbang, persiapan
untuk kehidupan dewasa, pembentukan warga negara yang baik, penggunaan
waktu senggang, pelatihan untuk kehidupan sosial dan sipil, serta
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Filsafat pendidikan mengkaji
dan menilai tujuan-tujuan ini dari sudut pandang yang berbeda sesuai dengan
waktu dan tempatnya.
c. Nilai Pendidikan
Nilai sering menjadi fokus utama dalam pemikiran filosofis karena mereka
bersifat lebih abstrak, menyeluruh, dan universal. Filsafat pendidikan tidak
hanya mengkritisi nilai-nilai ini secara kritis tetapi juga mengorganisasikannya
dalam suatu struktur hierarki. Nilai-nilai pendidikan ini berasal dari nilai-nilai
filosofis yang digunakan oleh berbagai filsuf, yang mencerminkan pandangan
mereka tentang tujuan hidup manusia dari berbagai sudut pandang. Oleh
karena itu, mengawasi pandangan dunia, prinsip, dan keyakinan adalah fungsi
yang spesifik dari filsafat, dan pentingnya pendekatan filosofis terhadap nilai-
nilai ini menjadi sangat relevan.
d. Teori Pengetahuan
Pendidikan terkait dengan pengetahuan. Pendidikan ditentukan oleh sumber,
batasan,
kriteria dan sarana pengetahuan. Diskusi tentang semua ini berada dalam
yurisdiksi epistemologi, salah satu cabang filsafat, oleh karena itu, area penting
berfungsinya filsafat pendidikan terkait dengan teori pengetahuan.
Filsafat pendidikan Islam adalah bagian dari ilmu filsafat yang memiliki
batasan tertentu untuk memastikan pembahasannya tetap fokus dan relevan.
Ruang lingkup filsafat pendidikan Islam mencakup berbagai aspek seperti
tujuan pendidikan, kurikulum, pendidik, peserta didik, metode, materi,
evaluasi, dan lingkungan pendidikan. Semua aspek ini didasarkan pada prinsip-
prinsip Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Hadis.
Meskipun begitu, ruang lingkup filsafat pendidikan Islam tidak terbatas pada
aspek-aspek teknis operasional pendidikan saja. Hal ini disebabkan
pemahaman bahwa pendidikan adalah sistem yang melibatkan berbagai aspek,
baik yang bersifat praktis maupun filosofis dan teoretis. Oleh karena itu,
pembahasan filsafat pendidikan Islam juga mencakup pemikiran-pemikiran
yang mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, logis, dan menyeluruh
mengenai isu-isu yang berkaitan dengan pendidikan Islam. ada prakteknya,
pemikiran-pemikiran tentang hal-hal tersebut senantiasa berpedoman kepada
nilai-nilai Islam, (Yunus : 2019).
Ruang lingkup Filsafat Pendidikan islam dapat dilihat dari berbagai dimensi.
Bukhari melihatnya dari 2 (dua) dimensi, yaitu: dimensi lingkungan pendidikan,
dan dimensi jenis permasalahan pendidikan. Sedangkan Soedomo
menambahkannya dengan dimensi waktu, dan dimensi ruang atau geografis.
Dilihat dari dimensi lingkungan pendidikan, maka wilayah kajiannya meliputi,
pendidikan dalam lingkungan keluarga, pendidikan dalam lingkungan sekolah,
dan pendidikan di luar sekolah. Dilihat dari dimensi jenis permasalahan
pendidikan, maka wilayah kajiannya meliputi: masalah landasan pendidikan,
masalah struktur lembaga pendidikan, dan masalah operasional pendidikan,
(Mappasiara : 2017).
SIMPULAN
Objek kajian filsafat terbagi menjadi dua bagian yaitu objek materil dan objek
formal. Objek kajian dalam filsafat pendidikan antara lain ontology,
epistimologi, meotodologi, dan aksiologi. Sedangkan objek kajian filsafat
pendidikan Islam terbagi menjadi dua yaitu objek makro dan objek mikro.
Ruang lingkup filsafat terbagi menjadi tiga yaitu, ontology, epistimologi, dan
aksiologi. Ruang lingkup filsafat pendidikan berkaitan dengan masalah
pendidikan seperti Tujuan dan Cita-cita Filsafat Pendidikan, Interpretasi
tentang Sifat Manusia, nilai pendidikan, teori pengetahuan dan Hubungan
pendidikan dan berbagai bidang kehidupan nasional dan berbagai komponen
sistem pendidikan. Ruang lingkup filsafat pendidikan Islam meliputi aspekaspek
tujuan pendidikan, kurikulum, pendidik, peserta didik, metode, materi,
evaluasi, dan lingkungan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Yunus, dkk. (2015), Filsafat Pendidikan Islam, Majalengka: Unit Penerbitan Universitas
Majalengka.