PENDAHULUAN
Pada artikel ini dideskripsikan tentang filsafat ilmu dalam bidang pendidikan.
Deskripsi filsafat ilmu dalam bidang pendidikan berisi tentang pengertian dan
cabang-cabang filsafat, filsafat ilmu, filsafat ilmu pendidikan, hakekat ilmu
pendidikan, dan metode penelitian dalam ilmu pendidikan.
FILSAFAT ILMU
Filsafat
Sebelum sampai pada definisi filsafat ilmu maka terlebih dahulu dideskripsikan
pengertian filsafat. Filsafat adalah disiplin yang mempelajari objek-objek
kemanusiaan secara menyeluruh (komprehensif), merangkum, spekulatif rasional,
dan mendalam sampai ke akarnya (radiks), sehingga diperoleh inti hakiki dari objek
yang dipelajari. Masalah-masalah kemanusiaan utama dalam hidup ini meliputi 3
hubungan penting manusia dalam kehidupannya, yaitu:
Hubungan manusia dengan keberadaan Tuhan.
Hubungan manusia dengan keberadaan alam semesta.
Hubungan manusia dengan keberadaan manusia, baik secara individual
maupun kelompok.
Cabang-Cabang filsafat
Cabang-cabang filsafat yang utama adalah sebagai berikut :
Metafisika (ontologi). Metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari
hakekat realitas terdalam dari segala sesuatu, baik yang bersifat fisik maupun
yang bersifat non fisik.
Epistemologi adalah cabang filsafat yang melakukan penelaahan tentang
hakekat pengetahuan manusia. Secara khusus, dalam epistemologi dilakukan
kajian-kajian yang mendalam tentang hakekat terjadinya perbuatan
mengetahui, sumber pengetahuan, tingkat-tingkat pengetahuan, metode untuk
memperoleh pengetahuan, kesahihan pengetahuan, dan kebenaran
pengetahuan.
Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari hakekat nilai. Berdasar
pada pokok penekanannya, aksiologi dapat dibagi menjadi etika (filsafat
tentang baik buruk perilaku manusia) atau filsafat moral dan estetika atau
filsafat keindahan.
Filsafat Ilmu
2
Psillos & Curd (2008) menjelaskan bahwa filsafat ilmu adalah filsafat yang
berhubungan dengan masalah-masalah filosofis dan fundamental yang terdapat
dalam ilmu. Dalton dkk. (2007) menjelaskan bahwa filsafat ilmu mengacu pada
keyakinan seseorang tentang esensi pengetahuan ilmiah, esensi metode dalam
pencapaian pengetahuan ilmiah, dan hubungan antara ilmu dan perilaku manusia.
Lacey (1996) mengajukan definisi filsafat ilmu sebagai suatu studi filosofis yang
sangat luas dan mendalam tentang ilmu. Studi filosofis yang sangat luas dan
mendalam tentang ilmu itu pada dasarnya mencakup bahasan-bahasan seperti:
Hakekat ilmu.
Tujuan ilmu.
Metode ilmu.
Bagian-bagian ilmu.
Jangkauan ilmu.
Hubungan ilmu dengan masalah-masalah kehidupan yang lain (nilai, etika,
moral, kesejahteraan manusia).
3
ilmu khusus lebih menekankan pada telaah konsep-konsep filosofis pada ilmu-ilmu
tertentu dan ciri-ciri metode ilmiah yang digunakan oleh ilmu-ilmu khusus
(matematika, biologi, ekonomi, psikologi, fisika, dan ilmu pendidikan).
Dalam bidang ilmu pendidikan, dasar metafisika yang terkait dengan objek ilmu
pendidikan dapat ditemui dalam keberadaan aliran-aliran besar dalam ilmu
pendidikan. Aliran-aliran besar dalam ilmu pendidikan itu misalnya dapat ditemui
dalam aliran pendidikan behavioristik yang menganut paham monisme materialistik
dan aliran pendidikan transpersonal yang cenderung bersifat plural.
Dasar epistemologi ilmu atau dasar filsafat pengetahuan ilmu berarti bahwa suatu
ilmu harus memiliki kriteria dasar bagi penentuan suatu pengetahuan dapat disebut
sebagai pengetahuan ilmiah. Dalam bidang ilmu pendidikan, dasar epistemologi ilmu
terkait dengan objek kajian ilmu pendidikan, metode pemerolehan pengetahuan
dalam ilmu pendidikan, batas-batas pengetahuan ilmu pendidikan, dan validitas
pengetahuan ilmiah dalam ilmu pendidikan (kriteria kebenaran suatu pengetahuan
ilmiah).
Dasar aksiologi ilmu berarti bahwa ilmu harus dapat menetapkan kriteria yang
seharusnya ada tentang hubungan antara ilmu dan nilai-nilai kemanusiaan. Nilai-nilai
kemanusiaan itu mencakup nilai etika dan nilai keindahan. Dalam ilmu pendidikan,
4
dasar aksiologi terkait dengan penerapan prinsip etika dan estetika dalam penelitian
dan praktek ilmu pendidikan.
Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Pendidikan
Berdasar dasar-dasar metafisika, epistemologi, dan aksiologi ilmu maka secara
umum, ruang lingkup yang menjadi bidang kajian filsafat ilmu adalah sebagai
berikut:
Masalah-masalah metafisika atau eksistensi realitas yang berhubungan
dengan keberadaan suatu ilmu.
Masalah-masalah epistemologis atau metode pencapaian pengetahuan yang
berhubungan dengan ilmu.
Masalah-masalah etika atau moralitas yang berhubungan dengan aktivitas
pencapaian ilmu dan penerapan ilmu dalam kehidupan masyarakat.
Masalah-masalah estetika atau keindahan yang berhubungan dengan ilmu.
Selain tinjauan ruang lingkup yang bersifat umum berdasar cabang-cabang utama
yang menjadi dasar landasan ilmu, secara lebih teknis ruang lingkup yang menjadi
bidang kajian filsafat ilmu dapat dipilah berdasar topik-topik yang bersifat lebih
khusus. Dalam hal ini seperti telah termaktub dalam pendapat Lacey (1996) tentang
pengertian filsafat ilmu sebelumnya, maka ruang lingkup filsafat ilmu dapat dipilah
menurut topik-topik sebagai berikut:
Hakekat ilmu
Tujuan aktivitas keilmuan
Metode keilmuan
Bagian-bagian ilmu
Jangkauan ilmu
Hubungan ilmu dengan masalah-masalah kehidupan lain di luar ilmu.
Dalam konteks yang hampir sama dengan pendapat Lacey (1996), Earle (1992)
secara tersirat mengemukakan bidang-bidang kajian yang menjadi ruang lingkup
perenungan filsafat ilmu, yaitu:
Pengertian ilmu
Tujuan ilmu
Masalah metodologi dalam kegiatan keilmuan
Penggolongan ilmu
Pengembangan teori, model, dan paradigma keilmuan
Ilmu dan kesejahteraan manusia
Aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat ilmu.
Demikianlah beberapa pemikiran tentang ruang lingkup yang menjadi bidang kajian
filsafat ilmu. Apabila diperbandingkan ruang lingkup-ruang lingkup tersebut satu
dengan yang lain maka kemudian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada
5
dasarnya beberapa uraian tentang ruang lingkup itu bersifat saling melengkapi dan
memiliki inti yang kurang lebih sama.
Apabila ruang lingkup filsafat ilmu itu diterapkan dalam ilmu pendidikan maka
diperoleh rumusan ruang lingkup filsafat ilmu dalam ilmu pendidikan adalah sebagai
berikut:
Masalah-masalah metafisika atau eksistensi realitas yang berhubungan
dengan keberadaan ilmu pendidikan.
Masalah-masalah epistemologis atau metode pencapaian pengetahuan yang
berhubungan dengan ilmu pendidikan
Masalah-masalah etika atau moralitas yang berhubungan dengan aktivitas
pencapaian ilmu dan penerapan ilmu pendidikan dalam kehidupan
masyarakat.
Masalah-masalah estetika atau keindahan yang berhubungan dengan ilmu
pendidikan.
Selain itu, ruang lingkup filsafat ilmu yang diterapkan dalam ilmu pendidikan juga
dapat dirumuskan sebagai sebagai berikut:
Pengertian ilmu pendidikan
Tujuan ilmu pendidikan
Masalah metodologi dalam kegiatan keilmuan pendidikan
Penggolongan dalam ilmu pendidikan
Pengembangan teori, model, dan paradigma keilmuan dalam ilmu pendidikan
Hubungan ilmu pendidikan dan kesejahteraan manusia
Aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat ilmu pada ilmu pendidikan.
6
Pengetahuan ilmiah bersifat sistematis berarti aspek-aspek berbeda yang
menjadi bagian dari suatu pengetahuan memiliki potensi untuk terkait satu
dengan yang lain dalam konteks sebuah sistem. Aspek-aspek berbeda yang
terkandung dalam pengetahuan ilmiah tidak merupakan suatu keadaan yang
tidak beraturan, melainkan harus menuruti pola dan struktur tertentu.
Pengetahuan ilmiah bersifat kritis berarti bahwa pengetahuan itu terbuka bagi
studi lebih lanjut. Dalam konteks ini, suatu pengetahuan ilmiah, misalnya
suatu teori atau hukum umum, yang dikembangkan oleh seorang ilmuwan
tidak diterima begitu saja tanpa syarat namun ilmuwan lain diperbolehkan
untuk menguji atau bahkan melakukan perlawanan terhadap teori itu.
Perkembangn sifat kritis dalam dunia ilmiah sangat terbantu oleh kemauan
para ilmuwan untuk melakukan sosialisasi teori dalam suatu komunitas
ilmiah, sehingga suatu teori akan mendapat kesempatan untuk dikritisi dalam
publik yang lebih luas. Sosialisasi itu dapat melalui forum-forum ilmiah,
seperti penerbitan berkala atau jurnal ilmiah, buku ilmiah, seminar, dan
promosi hasil penelitian.
Pengetahuan ilmiah bersifat metodis berarti bahwa metode atau cara untuk
mengumpulkan dan menganalisis data secara intersubjektif harus tersedia.
Hasil karya seorang jenius yang tidak menggunakan metode mungkin saja
dapat dinilai sangat mengagumkan, namun hasil karya itu tidak dapat
diklasifikasikan sebagai pengetahuan ilmiah. Hasil karya itu tidak dapat
diklasifikasikan sebagai pengetahuan ilmiah karena orang lain secara
intersubjektif tidak mungkin untuk melakukan itu lagi dalam cara-cara yang
secara relatif kurang lebih serupa.
Pengetahuan ilmiah bersifat universal berarti bahwa hasil-hasil pengetahuan
ilmiah memiliki kemampuan untuk diterapkan secara umum pada konteks
dan situasi yang kurang lebih sama. Universalitas ini akan menjamin hasil-
hasil penelitian sebagai suatu kegiatan ilmiah memiliki kemampuan
generalisasi eksternal terhadap konteks dan situasi yang memiliki ciri-ciri
sama.
Berdasar uraian tentang hakekat ilmu maka itu berarti bahwa keberadaan ilmu
pendidikan sebagai sebuah ilmu pun dapat ditinjau berdasar syarat-syarat yang telah
dideskripsikan itu.
Pengertian Ilmu Pendidikan
Pengertian pendidikan yang dapat ditawarkan oleh penulis adalah sebagai berikut:
7
Pendidikan adalah ilmu tentang proses transformasi cara berpikir,
berperasaan, dan berperilaku dari generasi tua kepada generasi muda dalam
suatu komunitas.
8
penelitian. Contoh aliran pendidikan yang menggunakan metode interpretif
adalah psikologi humanistik atau bidang-bidang pendidikan yang
berhubungan dengan konteks budaya.
Penelitian kritis memberi kesempatan kepada peneliti, praktisi, dan partisipan
menjelaskan dan menantang sumber-sumber dominasi dan eksploitasi yang
ada dalam kehidupan sosial budaya tempat hidup seseorang. Penelitian kritis
merupakan penelitian yang bertujuan pemberdayaan terhadap individu-
individu atau kelompok-kelompok dalam masyarakat yang mengalami
penindasan (oppressed). Oleh karena itu, penelitian kritis memiliki sifat-sifat:
terbuka ideologi, kritik sosial, terbuka politik, dan orientasi emansipatori
(Connole dkk., 1993). Tujuan penelitian kritis adalah untuk melakukan
pemberdayaan (empowerment) berupa: pengembangan kesadaran kritis dan
pengembangan tindakan (action) pada individu-individu atau kelompok-
kelompok yang tertindas (perempuan, buruh, dan siswa). Contoh aliran
pendidikan yang menggunakan metode penelitian kritis adalah pendidikan
kritis.
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan terkait deskripsi filsafat ilmu dalam bidang pendidikan adalah
sebagai berikut:
Filsafat ilmu adalah sebagai cabang filsafat, khususnya epistemologi, yang
mempelajari tentang hakekat pengetahuan ilmu.
Filsafat ilmu pendidikan adalah filsafat, khususnya adalah cabang dari filsafat
pengetahuan (epistemologi), yang secara mendalam, spekulatif, dan
komprehensif mempelajari tentang hakekat ilmu pendidikan.
Masalah-masalah filsafat ilmu pendidikan adalah: pengertian ilmu
pendidikan, tujuan ilmu pendidikan, masalah metodologi dalam kegiatan
keilmuan pendidikan, penggolongan dalam ilmu pendidikan, pengembangan
teori, model, dan paradigma keilmuan dalam ilmu pendidikan, hubungan
ilmu pendidikan dan kesejahteraan manusia, dan aliran-aliran yang terdapat
dalam filsafat ilmu pada ilmu pendidikan
Hakekat ilmu pendidikan adalah ilmu tentang proses transformasi cara
berpikir, berperasaan, dan berperilaku dari generasi tua kepada generasi
muda dalam suatu komunitas.
Metode-metode penelitian pendidikan adalah positivistik, interpretif, dan
kritis.