Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nor Janjimah

Kelas : MAN Kudus


NIM : 232610001062
Makul : Filsafat Pendidikan
Dosen : Dr. H. Sa’dullah Assa’idi, M.a

SINOPSIS ILMU PENDIDIKAN FILSAFAT

PENDAHULUAN
Pada artikel ini dideskripsikan tentang filsafat ilmu dalam bidang pendidikan. Deskripsi filsafat
ilmu dalam bidang pendidikan berisi tentang pengertian dan cabang-cabang filsafat, filsafat ilmu,
filsafat ilmu pendidikan, hakekat ilmu pendidikan, dan metode penelitian dalam ilmu pendidikan.

FILSAFAT ILMU
Filsafat
Sebelum sampai pada definisi filsafat ilmu maka terlebih dahulu dideskripsikan pengertian
filsafat. Filsafat adalah disiplin yang mempelajari objek-objek kemanusiaan secara menyeluruh
(komprehensif), merangkum, spekulatif rasional, dan mendalam sampai ke akarnya (radiks),
sehingga diperoleh inti hakiki dari objek yang dipelajari. Masalah-masalah kemanusiaan utama
dalam hidup ini meliputi 3 hubungan penting manusia dalam kehidupannya, yaitu:
 Hubungan manusia dengan keberadaan Tuhan.
 Hubungan manusia dengan keberadaan alam semesta.
 Hubungan manusia dengan keberadaan manusia, baik secara individual maupun
kelompok.

Cabang-Cabang filsafat
Cabang-cabang filsafat yang utama adalah sebagai berikut :
 Metafisika (ontologi). Metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari hakekat
realitas terdalam dari segala sesuatu, baik yang bersifat fisik maupun yang bersifat non
fisik.
 Epistemologi adalah cabang filsafat yang melakukan penelaahan tentang hakekat
pengetahuan manusia. Secara khusus, dalam epistemologi dilakukan kajian-kajian yang
mendalam tentang hakekat terjadinya perbuatan mengetahui, sumber pengetahuan,
tingkat-tingkat pengetahuan, metode untuk memperoleh pengetahuan, kesahihan
pengetahuan, dan kebenaran pengetahuan.
 Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari hakekat nilai. Berdasar pada pokok
penekanannya, aksiologi dapat dibagi menjadi etika (filsafat tentang baik buruk perilaku
manusia) atau filsafat moral dan estetika atau filsafat keindahan.
Selain cabang-cabang utama filsafat di atas, terdapat cabang-cabang filsafat lain yang bersifat
khusus. Cabang filsafat khusus itu antara lain adalah: filsafat manusia, filsafat ketuhanan, filsafat
agama, filsafat sosial dan politik, dan filsafat pendidikan.

Filsafat Ilmu
Psillos & Curd (2008) menjelaskan bahwa filsafat ilmu adalah filsafat yang berhubungan dengan
masalah-masalah filosofis dan fundamental yang terdapat dalam ilmu. Dalton dkk. (2007)
menjelaskan bahwa filsafat ilmu mengacu pada keyakinan seseorang tentang esensi pengetahuan
ilmiah, esensi metode dalam pencapaian pengetahuan ilmiah, dan hubungan antara ilmu dan
perilaku manusia.
Lacey (1996) mengajukan definisi filsafat ilmu sebagai suatu studi filosofis yang sangat luas dan
mendalam tentang ilmu. Studi filosofis yang sangat luas dan mendalam tentang ilmu itu pada
dasarnya mencakup bahasan-bahasan seperti:
 Hakekat ilmu.
 Tujuan ilmu.
 Metode ilmu.
 Bagian-bagian ilmu.
 Jangkauan ilmu.
 Hubungan ilmu dengan masalah-masalah kehidupan yang lain (nilai, etika, moral,
kesejahteraan manusia).

Dalam konteks yang bersifat melengkapi, Rudner (1966) mengemukakan bahwa filsafat ilmu
adalah bagian dari epistemologi yang memiliki fokus pada kajian tentang karakteristik
pengetahuan ilmiah. Selanjutnya, Rudner (1966) juga menyatakan bahwa filsafat ilmu pun
memiliki bagian-bagian yang berkembang tersendiri berdasar pada objek-objek spesifiknya.
Bagian-bagian itu antara lain adalah filsafat ilmu-ilmu sosial, filsafat ilmu-ilmu alam, filsafat
ilmu pendidikan, dan filsafat ilmu fisika.
Menurut French & Saatsi (2011) sejarah filsafat ilmu sebagai disiplin yang bersifat mandiri
(memiliki jurnal, komunitas ilmiah, dan pertemuan ilmiah) termasuk masih muda dengan usia
sekitar 80 tahun. Namun demikian, sebenarnya keberadaan filsafat ilmu telah ada sejak
berkembangnya ilmu itu sendiri pada masa Aristoteles yang dapat dianggap sebagai ilmuwan
pertama. Filsafat ilmu melakukan penelaahan terhadap isu-isu metode ilmiah, hakekat teori
ilmiah dan bagaimana hubungan teori dengan realitas, dan tujuan-tujuan ilmu.
Berdasar berbagai definisi tentang filsafat ilmu yang telah diuraikan kemudian dapat
disimpulkan pengertian singkat filsafat ilmu:
 Filsafat ilmu adalah sebagai cabang filsafat, khususnya epistemologi, yang mempelajari
tentang hakekat pengetahuan ilmu (Hanurawan, 2012).
Keterangan: banyak filsuf memberi penekanan filsafat ilmu sebagai bagian dari filsafat
pengetahuan (epistemologi) karena filsafat ilmu banyak melakukan kajian tentang salah satu
jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan keilmuan atau pengetahuan ilmiah.
Dalam filsafat ilmu terdapat pembagian filsafat ilmu menjadi filsafat ilmu umum dan filsafat
ilmu khusus (Psillos & Curd, 2008). Filsafat ilmu umum adalah filsafat ilmu untuk semua ilmu,
sedangkan filsafat ilmu secara individual adalah filsafat ilmu tentang ilmu-ilmu tersendiri, seperti
filsafat ilmu psikologi, filsafat ilmu-ilmu sosial, dan tentu saja filsafat ilmu pendidikan.
Filsafat ilmu umum lebih menekankan konsep-konsep filosofis ilmu dan ciri-ciri umum metode
ilmiah yang digunakan oleh semua ilmu. Ini berarti dalam filsafat ilmu umum yang menjadi
objek telaah adalah semua ilmu. Sedangkan dalam filsafat ilmu khusus lebih menekankan pada
telaah konsep-konsep filosofis pada ilmu-ilmu tertentu dan ciri-ciri metode ilmiah yang
digunakan oleh ilmu-ilmu khusus (matematika, biologi, ekonomi, psikologi, fisika, dan ilmu
pendidikan).

FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN


Pengertian
Berpijak pada beberapa definisi tentang filsafat ilmu itu maka kemudian dapat dibuat aplikasi
pengertian filsafat ilmu dalam bidang pendidikan, yang dapat disebut dengan istilah filsafat ilmu
pendidikan. Filsafat ilmu pendidikan adalah filsafat, khususnya adalah cabang dari filsafat
pengetahuan (epistemologi), yang secara mendalam, spekulatif, dan komprehensif mempelajari
tentang hakekat ilmu pendidikan.
Apabila dilihat secara lebih mendalam, yaitu karena filsafat ilmu pendidikan termasuk cabang
dari filsafat maka dapat dikemukakan bahwa dasar-dasar berpikir dalam melakukan perenungan
filsafat ilmu pendidikan harus mengacu pada dasar-dasar filsafat yang utama, yaitu dasar
metafisika (ontologi), dasar epistemologi, dan dasar aksiologi,
Dasar metafisika ilmu berarti bahwa suatu ilmu pendidikan harus memiliki dasar eksistensi untuk
dapat menetapkan realitas dirinya dalam dunia pengetahuan ilmiah secara khusus dan dunia
pengetahuan pada umumnya. Keberadaan ilmu pendidikan biasanya dihubungkan dengan
pandangan metafisika dan objek utama yang menjadi kajian ilmu. Pandangan metafisika itu
misalnya terkait dengan pertanyaan-pertanyaan:
 Apakah hakekat keberadaan ilmu itu bersifat monis (satu) di seluruh dunia atau bersifat
plural?
 Selanjutnya, apabila bersifat monis timbul pertanyaan lanjutan: Apakah hakekat
keberadaan ilmu bersifat material atau spiritual?
 Selanjutnya, apabila bersifat plural timbul pertanyaan lanjutan: Bagaimana hubungan
hakekat keberadaan ilmu yang bersifat material, kejiwaan, dan spiritual?

Dalam bidang ilmu pendidikan, dasar metafisika yang terkait dengan objek ilmu pendidikan
dapat ditemui dalam keberadaan aliran-aliran besar dalam ilmu pendidikan. Aliran-aliran besar
dalam ilmu pendidikan itu misalnya dapat ditemui dalam aliran pendidikan behavioristik yang
menganut paham monisme materialistik dan aliran pendidikan transpersonal yang cenderung
bersifat plural.
Dasar epistemologi ilmu atau dasar filsafat pengetahuan ilmu berarti bahwa suatu ilmu harus
memiliki kriteria dasar bagi penentuan suatu pengetahuan dapat disebut sebagai pengetahuan
ilmiah. Dalam bidang ilmu pendidikan, dasar epistemologi ilmu terkait dengan objek kajian ilmu
pendidikan, metode pemerolehan pengetahuan dalam ilmu pendidikan, batas-batas pengetahuan
ilmu pendidikan, dan validitas pengetahuan ilmiah dalam ilmu pendidikan (kriteria kebenaran
suatu pengetahuan ilmiah).
Dasar aksiologi ilmu berarti bahwa ilmu harus dapat menetapkan kriteria yang seharusnya ada
tentang hubungan antara ilmu dan nilai-nilai kemanusiaan. Nilai-nilai kemanusiaan itu mencakup
nilai etika dan nilai keindahan. Dalam ilmu pendidikan, dasar aksiologi terkait dengan penerapan
prinsip etika dan estetika dalam penelitian dan praktek ilmu pendidikan.
Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Pendidikan
Berdasar dasar-dasar metafisika, epistemologi, dan aksiologi ilmu maka secara umum, ruang
lingkup yang menjadi bidang kajian filsafat ilmu adalah sebagai berikut:
 Masalah-masalah metafisika atau eksistensi realitas yang berhubungan dengan
keberadaan suatu ilmu.
 Masalah-masalah epistemologis atau metode pencapaian pengetahuan yang berhubungan
dengan ilmu.
 Masalah-masalah etika atau moralitas yang berhubungan dengan aktivitas pencapaian
ilmu dan penerapan ilmu dalam kehidupan masyarakat.
 Masalah-masalah estetika atau keindahan yang berhubungan dengan ilmu.

Selain tinjauan ruang lingkup yang bersifat umum berdasar cabang-cabang utama yang menjadi
dasar landasan ilmu, secara lebih teknis ruang lingkup yang menjadi bidang kajian filsafat ilmu
dapat dipilah berdasar topik-topik yang bersifat lebih khusus. Dalam hal ini seperti telah
termaktub dalam pendapat Lacey (1996) tentang pengertian filsafat ilmu sebelumnya, maka
ruang lingkup filsafat ilmu dapat dipilah menurut topik-topik sebagai berikut:
 Hakekat ilmu
 Tujuan aktivitas keilmuan
 Metode keilmuan
 Bagian-bagian ilmu
 Jangkauan ilmu
 Hubungan ilmu dengan masalah-masalah kehidupan lain di luar ilmu.

Dalam konteks yang hampir sama dengan pendapat Lacey (1996), Earle (1992) secara tersirat
mengemukakan bidang-bidang kajian yang menjadi ruang lingkup perenungan filsafat ilmu,
yaitu:
 Pengertian ilmu
 Tujuan ilmu
 Masalah metodologi dalam kegiatan keilmuan
 Penggolongan ilmu
 Pengembangan teori, model, dan paradigma keilmuan
 Ilmu dan kesejahteraan manusia
 Aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat ilmu.
Demikianlah beberapa pemikiran tentang ruang lingkup yang menjadi bidang kajian filsafat
ilmu. Apabila diperbandingkan ruang lingkup-ruang lingkup tersebut satu dengan yang lain maka
kemudian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya beberapa uraian tentang ruang
lingkup itu bersifat saling melengkapi dan memiliki inti yang kurang lebih sama.
Apabila ruang lingkup filsafat ilmu itu diterapkan dalam ilmu pendidikan maka diperoleh
rumusan ruang lingkup filsafat ilmu dalam ilmu pendidikan adalah sebagai berikut:
 Masalah-masalah metafisika atau eksistensi realitas yang berhubungan dengan
keberadaan ilmu pendidikan.
 Masalah-masalah epistemologis atau metode pencapaian pengetahuan yang berhubungan
dengan ilmu pendidikan
 Masalah-masalah etika atau moralitas yang berhubungan dengan aktivitas pencapaian
ilmu dan penerapan ilmu pendidikan dalam kehidupan masyarakat.
 Masalah-masalah estetika atau keindahan yang berhubungan dengan ilmu pendidikan.

Selain itu, ruang lingkup filsafat ilmu yang diterapkan dalam ilmu pendidikan juga dapat
dirumuskan sebagai sebagai berikut:
 Pengertian ilmu pendidikan
 Tujuan ilmu pendidikan
 Masalah metodologi dalam kegiatan keilmuan pendidikan
 Penggolongan dalam ilmu pendidikan
 Pengembangan teori, model, dan paradigma keilmuan dalam ilmu pendidikan
 Hubungan ilmu pendidikan dan kesejahteraan manusia
 Aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat ilmu pada ilmu pendidikan.

HAKEKAT ILMU PENDIDIKAN


Pengertian Ilmu
Sebelum sampai pada pengertian ilmu pendidikan maka perlu dideskripsikan terlebih dahulu
pengertian ilmu. Marczyk dkk. (2005) mengemukakan definisi ilmu sebagai suatu pendekatan
metodologis dan sistematik untuk memperoleh pengetahuan baru. Sprinthall dkk. (1991)
mendefinisikan ilmu sebagai suatu pengetahuan yang teorganisir dan sekumpulan teknik
sistematik untuk memperoleh pengetahuan ilmiah. Definisi ini memberikan penegasan bahwa
ilmu merupakan pengetahuan yang bersifat sistematik dan tidak dapat dipisahkan dari metode
ilmiah sebagai teknik untuk memperoleh pengetahuan ilmiah.
Syarat-Syarat Ilmu
Giorgi (1995) menjelaskan bahwa tidak semua ragam pengetahuan dapat diklasifikasikan sebagai
pengetahuan ilmiah. Suatu jenis pengetahuan dapat memiliki status sebagai pengetahuan ilmiah
karena memenuhi empat syarat. Empat syarat itu adalah bahwa pengetahuan itu harus bersifat
sistematis, metodis, kritis, dan universal.
 Pengetahuan ilmiah bersifat sistematis berarti aspek-aspek berbeda yang menjadi bagian
dari suatu pengetahuan memiliki potensi untuk terkait satu dengan yang lain dalam
konteks sebuah sistem. Aspek-aspek berbeda yang terkandung dalam pengetahuan ilmiah
tidak merupakan suatu keadaan yang tidak beraturan, melainkan harus menuruti pola dan
struktur tertentu.
 Pengetahuan ilmiah bersifat kritis berarti bahwa pengetahuan itu terbuka bagi studi lebih
lanjut. Dalam konteks ini, suatu pengetahuan ilmiah, misalnya suatu teori atau hukum
umum, yang dikembangkan oleh seorang ilmuwan tidak diterima begitu saja tanpa syarat
namun ilmuwan lain diperbolehkan untuk menguji atau bahkan melakukan perlawanan
terhadap teori itu. Perkembangn sifat kritis dalam dunia ilmiah sangat terbantu oleh
kemauan para ilmuwan untuk melakukan sosialisasi teori dalam suatu komunitas ilmiah,
sehingga suatu teori akan mendapat kesempatan untuk dikritisi dalam publik yang lebih
luas. Sosialisasi itu dapat melalui forum-forum ilmiah, seperti penerbitan berkala atau
jurnal ilmiah, buku ilmiah, seminar, dan promosi hasil penelitian.
 Pengetahuan ilmiah bersifat metodis berarti bahwa metode atau cara untuk
mengumpulkan dan menganalisis data secara intersubjektif harus tersedia. Hasil karya
seorang jenius yang tidak menggunakan metode mungkin saja dapat dinilai sangat
mengagumkan, namun hasil karya itu tidak dapat diklasifikasikan sebagai pengetahuan
ilmiah. Hasil karya itu tidak dapat diklasifikasikan sebagai pengetahuan ilmiah karena
orang lain secara intersubjektif tidak mungkin untuk melakukan itu lagi dalam cara-cara
yang secara relatif kurang lebih serupa.
 Pengetahuan ilmiah bersifat universal berarti bahwa hasil-hasil pengetahuan ilmiah
memiliki kemampuan untuk diterapkan secara umum pada konteks dan situasi yang
kurang lebih sama. Universalitas ini akan menjamin hasil-hasil penelitian sebagai suatu
kegiatan ilmiah memiliki kemampuan generalisasi eksternal terhadap konteks dan situasi
yang memiliki ciri-ciri sama.
Berdasar uraian tentang hakekat ilmu maka itu berarti bahwa keberadaan ilmu pendidikan
sebagai sebuah ilmu pun dapat ditinjau berdasar syarat-syarat yang telah dideskripsikan itu.
Pengertian Ilmu Pendidikan
Pengertian pendidikan yang dapat ditawarkan oleh penulis adalah sebagai berikut:
 Pendidikan adalah ilmu tentang proses transformasi cara berpikir, berperasaan, dan
berperilaku dari generasi tua kepada generasi muda dalam suatu komunitas.

Objek Kajian Ilmu Pendidikan


Ilmu adalah studi yang bersifat sistematis dan intersubjektif tentang suatu fenomena yang
memiliki tata aturan tersendiri. Objek-objek utama yang menjadi bidang kajian ilmu pendidikan
antara lain adalah:
 Belajar, pengajaran, dan pelatihan,
 Metode belajar, pengajaran, dan pelatihan.
 Perilaku guru dan siswa.
 Media pengajaran dan belajar

Tujuan Ilmu Pendidikan


 Mendeskripsikan aktivitas mental dan perilaku manusia.
 Memahami aktivitas pendidikan.
 Meramal aktivitas pendidikan.
 Mengendalikan aktivitas pendidikan.
 Memecahkan masalah-masalah pendidikan.

Metode dalam Ilmu Pendidikan


Dalam upaya untuk mencapai tujuan-tujuan ilmu pendidikan itu, ilmu pendidikan sebagai salah
satu bidang ilmiah memiliki metode penelitian yang disesuaikan dengan objek-objek kajian
pendidikan. Metode-metode penelitian pendidikan itu antara lain adalah:
 Positivistik (kuantitatif). Tujuan penelitian adalah untuk menetapkan objektivitas
berdasar pada bukti-bukti empiris dan hukum-hukum yang dapat digeneralisasi tanpa
memperhatikan atau tanpa dipengaruhi oleh konteks tempat penelitian dilakukan.
Objektivitas hasil penelitian sangat ditentukan oleh peminimalan kesalahan dalam proses
pengukuran. Tujuan penelitian adalah deskripsi, penjelasan, kontrol, dan prediksi. Contoh
aliran pendidikan yang menggunakan metode positivistik adalah pendidikan
behavioristik.
 Interpretif (kualitatif). Tujuan penelitian adalah pemahaman terhadap bahasa dan perilaku
yang bersifat sehari-hari atau bersifat alamiah yang berujung pada temuan-temuan makna
dan keyakinan yang ada dalam diri partisipan. Hubungan antara ilmu, metode penelitian,
dan proses penelitian dengan nilai adalah lekat nilai atau bermuatan nilai (value-laden).
Dalam hal ini pengetahuan ilmiah sebagai hasil dari penelitian metode penelitian
interpretif termuat di dalamnya nilai-nilai personal dan sosial budaya partisipan
penelitian. Contoh aliran pendidikan yang menggunakan metode interpretif adalah
psikologi humanistik atau bidang-bidang pendidikan yang berhubungan dengan konteks
budaya.
 Penelitian kritis memberi kesempatan kepada peneliti, praktisi, dan partisipan
menjelaskan dan menantang sumber-sumber dominasi dan eksploitasi yang ada dalam
kehidupan sosial budaya tempat hidup seseorang. Penelitian kritis merupakan penelitian
yang bertujuan pemberdayaan terhadap individu-individu atau kelompok-kelompok
dalam masyarakat yang mengalami penindasan (oppressed). Oleh karena itu, penelitian
kritis memiliki sifat-sifat: terbuka ideologi, kritik sosial, terbuka politik, dan orientasi
emansipatori (Connole dkk., 1993). Tujuan penelitian kritis adalah untuk melakukan
pemberdayaan (empowerment) berupa: pengembangan kesadaran kritis dan
pengembangan tindakan (action) pada individu-individu atau kelompok-kelompok yang
tertindas (perempuan, buruh, dan siswa). Contoh aliran pendidikan yang menggunakan
metode penelitian kritis adalah pendidikan kritis.
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan terkait deskripsi filsafat ilmu dalam bidang pendidikan adalah sebagai
berikut:
 Filsafat ilmu adalah sebagai cabang filsafat, khususnya epistemologi, yang mempelajari
tentang hakekat pengetahuan ilmu.
 Filsafat ilmu pendidikan adalah filsafat, khususnya adalah cabang dari filsafat
pengetahuan (epistemologi), yang secara mendalam, spekulatif, dan komprehensif
mempelajari tentang hakekat ilmu pendidikan.
 Masalah-masalah filsafat ilmu pendidikan adalah: pengertian ilmu pendidikan, tujuan
ilmu pendidikan, masalah metodologi dalam kegiatan keilmuan pendidikan,
penggolongan dalam ilmu pendidikan, pengembangan teori, model, dan paradigma
keilmuan dalam ilmu pendidikan, hubungan ilmu pendidikan dan kesejahteraan manusia,
dan aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat ilmu pada ilmu pendidikan
 Hakekat ilmu pendidikan adalah ilmu tentang proses transformasi cara berpikir,
berperasaan, dan berperilaku dari generasi tua kepada generasi muda dalam suatu
komunitas.
 Metode-metode penelitian pendidikan adalah positivistik, interpretif, dan kritis.

DAFTAR RUJUKAN
Connole, H.C. 1993. Issues and Methods in Research. Dalam H.C. Connole, B. Smith, & R.
Wiseman (Eds.) Research Methodology 1: Issues and Methods in Research. Geelong: Deakin
University.
Dalton, J.H. Elias, M.J., & Wandersman, A. 2007. Community Psychology: Linking Individuals
and Communities. Belmont CA: Thomson.
Earle, J.E.1992. Introduction to Philosophy. New York: McGraw-Hills Incorporation,
French, S. & Saatsi, J. 2011. Introduction. S. French & J. Saatsi (Eds.) The Continuum
Companion to the Philosophy of Science (pp. 1 – 14). London: Continuum.
Giorgi, A. 1995. Phenomenological Psychology. A.J. Smith, R. Harre & L. Van Langenhove
(Eds.) Rethinking Psychology. London: Sage Publications.
Hanurawan, F. 2012 Filsafat Ilmu Psikologi. Malang: Fakultas P. Psikologi: Universitas Negeri
Malang.
Lacey, A.R. 1996. Dictionary of Philosophy. London: Routledge.
Marczyk, G., DeMatteo, D., & Festinger, D. 2005. Essential of Research Design and
Methodology. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Psillos, S. & Curd, M. 2008. Introduction. S. Psillos & M. Curd (Eds.) The Routledge
Companion to Philosophy of Science (xix – xxvii). London: Routledge.
Rudner, R.S. 1966. Philosophy of Social Science (Foundations of Philosophy). Ann Arbor, MI:
Prentice Hall.
Sprintall, R.C., Schmutte, G.T., & Sirois, L. 1991. Understanding Educational
Research. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Anda mungkin juga menyukai