A. Pengantar
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah hasil penelitian mahasiswa dibawah
bimbingan dosen untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat
kesarjanaan S-1 pada Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Bengkulu. Sebelum melakukan penelitian, mahasiswa wajib membuat usulan
penelitian yang kemudian harus diseminarkan. Usulan penelitian yang telah
disetujui kemudian dilaksanakan oleh mahasiswa dan hasilnya disusun menjadi
skripsi. Semua kegiatan itu ditunjang oleh kemahiran menulis secara ilmiah.
Untuk memperoleh keseragaman dalam penulisan, maka adanya Panduan
Penulisan Skripsi sangat diperlukan. Buku ini menyajikan garis-garis besar cara
penulisan usulan penelitian, dan skripsi. Di samping itu juga diberikan tata cara
penulisan dan beberapa contoh.
Isi panduan ini dibagi menjadi 3 Bab, yaitu:
1. Prinsip-prinsip Umum Karya Ilmiah
2. Proses Akademik dalam Penyusunan Skripsi
3. Sistematika Penulisan Skripsi dan Lampiran berupa Contoh
Dalam batas-batas tertentu, kebebasan tetap diberikan kepada setiap mahasiswa,
terutama yang memang merupakan kekhasan bagi kajian bidang ilmu.
1
kontribusi masing-masing sangat bervariasi. Tabel 1. berikut memberikan
gambaran kontribusi dosen dan mahasiswa dalam kegiatan tersebut.
C. Tim Penyusun/Editor
Penanggung Jawab : Koordinator Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun oleh : Drs.H.Indra Sakti,M.Pd
: Dra. Connie, M.Pd
Dikaji Ulang / Editor : Dr. Eko Swistoro Warimun, M.Pd
Drs.H.Indra Sakti,M.Pd
2
BAB I
PRINSIP-PRINSIP UMUM KARYA ILMIAH
1.1 Pendahuluan
Sebagai lembaga pendidikan Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNIB mempunyai
tugas utama untuk mendidik anak didiknya untuk menjadi insan yang mandiri,
kritis, kreatif dan berguna bagi masyarakat serta dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan melalui penelitian atau karya nyata yang dapat diandalkan, yang
tersusun secara logis dan sistematis serta teruji kebenarannya. Untuk mencapai
hal ini dan dalam upaya mengembangkan iklim penelitian yang baik terus
dikembangkan sikap-sikap ilmiah dalam kehidupan di lingkungan akademis
antar sivitas akademika, yaitu sikap dan penghargaan yang tinggi pada
otentisitas, orisinalitas dan penghargaan pada segala usaha, penelitian dan
pemikiran yang dilakukan sebelumnya.
Berkenaan dengan hal ini maka dengan adanya panduan ini diharapkan akan
terbentuk satu pembelajaran penerapan sikap ilmiah dan tatacara penulisan yang
baku dengan tetap memperhatikan aturan-aturan yang berlaku terutama dalam
penulisan karya ilmiah dalam rangka penyelesaian studi di Prodi Pendidikan
Fisika FKIP UNIB dan secara khusus panduan ini merupakan pedoman baku
pelaksanaan proses akademik yang harus dijalani dan acuan dalam melakukan
kegiatan penulisan karya ilmiah di Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNIB yang
harus diikuti oleh seluruh sivitas akademika.
3
g. Uraian yang teliti dan cermat, segala hal diperinci termasuk penulisan nama
orang, nama kota, nama jenis hewan, nama tumbuhan, bentuk rumus,
penggunaan dan sumber data, pembuatan tabel, perumusan teori hingga
modifikasinya, pengutipan, pengacuan, hingga ke penggunaan kata yang lazim.
h. Uraian yang tersusun secara sistematis, kronologis dengan pembahasan yang
sistematis dan logis,
i. Uraian yang padu dan menyatu, fokus dan hanya membicarakan apa yang
seharusnya sesuai dengan tujuan penulisan dan menghindari penyimpangan.
j. Tutur yang sopan dan beradab,
k. Tidak menggunakan kata yang kualitatif (misalnya agak menarik, mungkin,
mengagumkan, cantik, menggembirakan, dll).
l. Tidak menggunakan ungkapan yang menyatakan kemungkinan misalnya tak
dapat disangkal, dengan pasti, tak perlu dipertanyakan lagi.
m. Tidak menggunakan ungkapan berlebihan dan berupa slogan.
4
5
BAB II
PROSES AKADEMIK DALAM PENYUSUNAN SKRIPSI
6
Penyusunan skripsi akan berjalan baik bila terjalin kerja sama yang harmonis
antara pembimbing dan mahasiswa. Agar keharmonisan tersebut terlaksana maka
disusun tatacara seperti dibawah ini.
Prosedur
a. Prosedur Pendaftaran
1. Mahasiswa memprogramkan Skripsi dalam KRS (dalam prosedur registrasi
akademik)
2. Mahasiswa mengajukan skripsi dengan menunjukkan Syarat-syarat Pengajuan
Skripsi kepada Koordinator Prodi.
3. Koordinator Prodi memverifikasi langsung syarat-syarat pengajuan skripsi.
Apabila memenui syarat, Koordinator Prodi meminta mahasiswa untuk
mengisi Formulir Pengajuan Skripsi dan Buku Pendaftaran Skripsi.
4. Koordinator Prodi merekap pendaftaran skripsi dari Buku Pendaftaran Skripsi
dalam Daftar Pengajuan Skripsi.
b. Prosedur Penentuan Dosen Pembimbing
a. Koordinator Prodi memeriksa formulir aspirasi mahasiswa yang telah diisi
mahasiswa pada akhir semester lima tentang dosen pembimbing pilihannya.
b. Koordinator Prodi memeriksa daftar dosen pembimbing yang memenuhi
syarat untuk membimbing skripsi sesuai dengan Ketentuan.
c. Koordinator Prodi merekap daftar dosen pembimbing pilihan mahasiswa
tersebut untuk dibawa ke rapat Prodi untuk disyahkan sebagai dosen
pembimbing skripsi (DPS).
d. Penetapan Dosen Pembimbing Utama dan Pembimbing Pendamping dengan
memperhatikan; (a) Aspirasi mahasiswa; (b) bidang ilmu/spesialisasi dosen
dan (c) beban kinerja dosen (BKD).
e. Koordinator Prodi mengisi nama dosen pembimbing pada Buku Pendaftaran
Skripsi dan mengajukan kepada Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
f. Apabila setuju, Ketua Jurusan memberikan persetujuan DPS pada Buku
Pendaftaran Skripsi tersebut.
g. Koordinator Prodi meng-copy DPS 3 (tiga) eksemplar. Lembar asli diarsip
oleh Prodi, copy-1 ditempel di papan pengumuman, dan copy-2 dipakai
sebagai lampiran pada saat mengajukan surat tugas dosen pembimbing skripsi,
dan copy-3 dikirim bersama Surat Tugas
h. Koordinator Prodi mengajukan Surat Tugas dan atau SK Dosen Pembimbing
Skripsi kepada Dekan (paraf Ketua jurusan terlebih dahulu)
i. Koordinator Prodi mengirimkan Copy DPS kepada Dosen Pembimbing
beserta Surat Tugas/SK Pembimbingan
c. Mekanisme Bimbingan
a. Mahasiswa yang telah ditentukan dosen pembimbingnya berdasarkan DPS
paling lambat 2 (dua) minggu setelah tanggal pengumuman harus menemui
dosen pembimbing dengan membawa Draft Rancangan Proposal Penelitian.
b. Dosen Pembimbing (DPU dan DPP) dan Mahasiswa secara bersama-sama
membuat rencana proses pembuatan skripsi dan jadwalnya.
c. Jadwal pertemuan yang telah dibuat wajib dipenuhi baik oleh pembimbing
maupun mahasiswa. Apabila ada jadwal yang tidak terpenuhi, perlu dijelaskan
7
halangan yang telah terjadi dan kemudian pembimbing dan mahasiswa secara
bersama-sama mencari jadwal pengganti.
d. Mahasiswa telah melaksanakan bimbingan tatap muka dengan pembimbing
(PU dan PP) masing – masing minimal 5 (lima) kali sebelum seminar
proposal penelitian skripsi.
e. Dosen mengisi dan menandatangani Kartu Bimbingan Skripsi setiap proses
bimbingan sebagai bukti berjalannya proses bimbingan skripsi. Perkembangan
pembimbingan juga dicatat dalam Buku Konsultasi Akademik
f. Mahasiswa melaksanakan bimbingan dengan mekanisme sbb:
a. Mahasiswa berkonsultasi/bimbingan awal dengan DPU dan DPP tentang :
Memberi pertimbangan kelayakan waktu, biaya, dsb.
Mengarahkan pembuatan skripsi (bobot, memilih judul, topik, bahan)
Membantu mahasiswa dalam memilih alternatif-alternatif pendekatan
masalah penelitian.
Membantu memilih metodologi sesuai topik skripsi.
b. Mahasiswa melakukan cross chek dengan data base skripsi yang telah ada
di Prodi, agar tidak terjadi plagiasi.
c. Pengesahan Judul Penelitian oleh DPU, DPP dan Koordinator Program
Studi.
d. Mahasiswa melakukan bimbingan lebih dulu dengan DPU terutama alur
penelitian skripsi, yang meliputi:
sistematika penulisan skripsi
Masalah penelitian
Landasan teori
Tempat dan waktu penelitian
Metode Penelitian
e. Bimbingan lanjutan ke DPP untuk membantu kelengkapan proposal
penelitian secara keseluruhan.
f. Bimbingan lanjutan ke DPU untuk penilaian kelayakan proposal penelitian
secara keseluruhan.
g. Persetujuan seminar proposal penelitian oleh DPU dan DPP.
g. Mahasiswa mengajukan seminar proposal kepada Koordinator Prodi dengan
mendaftarkan diri dan mengisi buku pendaftaran seminar di Prodi.
2. Apabila dalam kurun waktu 6 (enam) bulan proposal skripsi tidak dapat
diselesaikan dengan alasan apapun maka mahasiswa dapat mengajukan
permohonan pengantian pembimbing (DPU dan DPP) kepada Koordinator
Prodi, dengan membuat surat permohonan pengantian.
3. Koordinator Prodi dapat segera mempertimbangkan pengajuan tersebut tanpa
membawa kerapat prodi.
9
3). Naskah Proposal yang telah disetujui Pembimbing, sebanyak 4
eksemplar
4). Fotocopi dari halaman buku literatur yang dikutip
e. Koordinator Program Studi mempersiapkan dokumen:
4) Undangan
5) Form penilaian
6) Berita Acara seminar
10
2) Pimpinan sidang ujian mengendalikan waktu ujian agar dapat berlangsung
dalam waktu 1 (satu) jam, terdiri atas presentasi oleh mahasiswa, tanya-
jawab mengenai materi skripsi dan materi lain yang relevan sebagai
indikator kompetensi sesuai dengan kisi-kisi yang ditetapkan Program
Studi, dan penetapan keputusan ujian.
3) Penguji memberikan penilaian dengan menggunakan form yang telah
disiapkan Prodi dan menetapkan keputusan hasil ujian.
4) Pada waktu pelaksanaan Ujian mahasiswa harus berpakaian sopan dan rapi
(pria berpakaian lengan panjang warna putih celana panjang hitam,
berdasi, berjaket almamater, mahasiswi berpakaian putih lengan panjang,
rok panjang hitam, dan jaket almamater.
5) Ujian dilaksanakan secara terbuka, dengan seijin Penguji, mahasiswa lain
dapat menyaksikan.
6) Pada waktu Ujian dilaksanakan diwajibkan semua unsur penguji hadir, jika
ada unsur penguji yang belum hadir maka pelaksanaan ujian ditunda
selama 15 menit hingga lengkap
7) Mahasiswa memiliki kesempatan untuk menempuh Ujian maksimal 3 kali.
Apabila pada Ujian yang ketiga kalinya mahasiswa tidak lulus, maka
mahasiswa tersebut diwajibkan menyusun Skripsi baru dengan komposisi
Pembimbing Baru.
8) Hasil ujian diumumkan langsung oleh Ketua Dewan Penguji sesudah
pelaksanaan ujian selesai, sedangkan Tanda Kelulusan akan diatur oleh
Koordinator Program Studi/Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
k. Penetapan keputusan ujian:
1) Setelah selesai menguji, setiap penguji mengisi dan memberikan form
penilaian hasil ujian kepada Koordinator Sidang Ujian
2) Tim penguji membuat kesepakatan hasil ujian secara terbuka tanpa
dihadiri oleh mahasiswa yang diuji.
3) Ketentuan penilaian:
m. Penyerahan Skripsi
1) Mahasiswa menunjukkan hasil skripsi yang telah diperbaiki sesuai
saran Dosen Penguji selambat-lambatnya 3 bulan setelah tanggal ujian
akhir pada Dosen Penguji.
11
2) Dosen Penguji memberikan paraf persetujuan penjilidan skripsi atau
menyarankan perbaikan yang masih diperlukan.
3) Mahasiswa melaksanakan penjilidan skripsi.
4) Dosen Pembimbing, Penguji dan Koordinator Prodi menandatangani
lembar pengesahan skripsi.
5) Mahasiswa menyiapkan persyaratan lain yang ditentukan Fakultas dan
menyerahkannya ke Fakultas bersama dengan skripsi yang sudah
ditandatangani Dosen Pembimbing dan Koordinator Jurusan untuk
memperoleh Surat Keterangan Lulus (SKL).
6) Petugas Fakultas membubuhkan stempel Fakultas pada lembar
pengesahan Skripsi dengan mencantumkan Tanggal Lulus Ujian Akhir
Sarjana sesuai dengan tanggal SKL.
7) Jika mahasiswa tidak menyerahkan skripsi yang telah diperbaiki
sampai 3 bulan sesudah tanggal ujian, Koordinator Jurusan
membatalkan hasil ujian dengan menandatangani Berita Acara
Pembatalan Hasil Ujian Akhir Sarjana serta menyampaikannya ke
mahasiswa yang bersangkutan dan Dosen Penguji serta Koordinator
Program Studi.
12
BAB III
SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
13
bab (bab baru) diletakkan di bagian tengah bawah naskah. Nomor halaman isi
berakhir sampai dengan Daftar Pustaka. Lampiran menggunakan nomor sendiri
sesuai dengan urutan lampiran yang tertulis dalam daftar lampiran.
4. Pemberian tanda bagian skripsi
Pemberian tanda bagian skripsi pada judul sub bab atau sub sub bab harus tetap
konsisten. Bila Bab dan sub bab menggunakan angka Arab harus tetap
digunakan sampai akhir naskah. Untuk kalimat yang menggunakan pembagian
dapat digunakan gabungan angka Arab, angka Romawi serta abjad.
Pembagian yang lazim digunakan adalah sebagai berikut :
I.
II.
A
1
2
a
b
1)
a)
(1)
(a)
B. PENATAAN SKRIPSI
Penulisan skripsi harus mengikuti bentuk tertentu. Bentuk skripsi tersebut dapat
beragam dan mempunyai beberapa perbedaan satu dengan yang lainnya, namun
pada dasarnya bentuk skripsi terdiri atas 3 bagian pokok yaitu :
1. Bagian Depan (Pembukaan)
2. Bagian Isi (Teks)
3. Bagian Akhir (Pelengkap)
1. Halaman sampul luar. Sampul luar menggunakan kertas karton tebal berwarna
putih (sesuai dengan warna FKIP), dicetak dengan warna hitam. Semua huruf
dicetak dengan huruf besar. Sampul luar memuat judul penelitian, logo
Universitas Bengkulu, nama dan nomor mahasiswa, nama institusi serta tahun
penelitian. Semua tulisan/logo dibuat dengan format rata tengah (center).
Urutan seperti berikut:
a. Logo. Cantumkan Logo Universitas Bengkulu yang resmi, dengan diameter 5,5
cm.
b. Judul. Judul penelitian ditulis dalam bahasa Indoensia, dibuat sesingkat-
singkatnya, jelas, dan menunjukkan masalah yang diteliti dengan tepat serta
tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam. Dianjurkan Judul,
maksimum terdiri dari 15 kata, ditulis dengan huruf kapital jenis Times New
Roman yang besarnya 14 inchi. Judul dianjurkan tidak terlalu panjang dan tidak
perlu selengkap mungkin, namun harus mencakup: (1) sifat atau jenis penelitian,
(2) menggambarkan hubungan antar variabel, (3) obyek/variabel yang diteliti,
(4) subjek penelitian, (5) lokasi penelitian, dan (6) adakalanya (tidak selalu)
dicantumkan juga waktu pelaksanaan penelitian tersebut. Judul penelitian
14
diletakkan pada halaman paling atas yang berada simetris, diketik dengan huruf
besar seluruhnya dengan jarak antar baris satu spasi, dan disusun secara
piramida terbalik (bila lebih dari satu baris), serta dicantumkan tanpa ada kata
yang disingkat, kecuali untuk singkatan yang baku seperti NPM., SMA dsb.
c. Nama dan Nomor Pokok Mahasiswa. Nama ditulis lengkap, tidak boleh
disingkat. Nomor pokok mahasiswa secara lengkap dituliskan dibawah nama.
d. Nama Institusi. Perlu diperhatikan bahwa urutan penulisan institusi sesuai
dengan hierarki: Program Studi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pendidikan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Universitas
Bengkulu, diketik dengan huruf besar.
e. Tahun. Tahun yang ditulis pada bagian ini adalah tahun ujian skripsi terakhir
dan ditempatkan di bawah nama institusi.
Format dan contoh halaman sampul luar skripsi dapat dilihat pada Lampiran.
2. Halaman Judul Secara umum, Halaman judul dicetak sama dengan halaman
sampul luar, tetapi pada kertas HVS-putih dan tambahan informasi sebagai
berikut: diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
3. Halaman Persetujuan. Halaman persetujuan merupakan persetujuan oleh
pembimbing, dan Penguji. Halaman persetujuan memuat tulisan ”Pernyataan
Persetujuan” diketik dengan huruf besar ditempatkan ditengah-tengah, diikuti
keterangan: Skripsi : Skripsi ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di
hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
4. Halaman Pengesahan. Halaman pengesahan harus ditandangani Ketua
Jurusan dan Dekan.
Format halaman persetujuan dan pengesahan tertera di dalam lampiran.
15
7. Halaman Motto dan / atau Persembahan (bila diperlukan). Bila penulis
beranggapan bahwa dalam membuat skripsi diperlukan suatu motivasi berupa
pandangan hidup yang berkaitan dengan penulisan serta rasa pengabdiannya,
maka dapat disusun motto dan atau persembahan pada halaman khusus. Motto
merupakan pandangan hidup yang digunakan oleh penulis dalam mendekati
permasalahan yang akan diteliti yang dicantumkan dalam kalimat pendek
berupa semboyan yang puitis. Motto dituliskan dibagian kiri atas dan
dianjurkan agar sumber motto tersebut dapat dicantumkan. Bila penulis ingin
mempersembahkan skripsi ini kepada seseorang, misalnya orang tua, dapat
mencentumkannya pada halaman khusus di bagian kanan bawah dan
digabungkan dengan halaman motto. Pada halaman ini tidak dibenarkan
menghiasinya dengan gambar.
8. Halaman Riwayat Hidup. Halaman riwayat hidup ini berisikan nama lengkap,
tempat dan tanggal lahir, nama kedua orangtuanya, riwayat pendidikan
formalnya sejak awal hingga memasuki Program Studi /Jurusan/ Fakultas/
Universitas, dan pekerjaan serta daftar karya ilmiah yang pernah ditulis.
Biasanya riwayat hidup ini tidak melebihi satu halaman.
9. Halaman Kata Pengantar. Kata Pengantar berisi uraian yang mengantar para
pembaca skripsi kepada permasalahan yang diteliti. Dalam Kata Pengantar
dapat dikemukan ucapan terima kasih mahasiswa kepada pihak yang telah
berjasa dan membantu dalam penyusunan skripsi, serta bisa ditambahkan
dengan ungkapan rasa keterbatasan sebagai manusia dalam menganalisis suatu
masalah. Halaman ini disarankan agar tidak melebihi satu halaman. Dibagian
bawah diketik nomor halaman dengan angka Rowawi kecil (i, ii, iii dan
seterusnya).
10. Halaman Daftar Isi. Halaman ini menunjukkan secara garis besar kerangka
skripsi, serta memberikan petunjuk seluruh isi yang terdapat dalam skripsi
tersebut.
11. Halaman Tabel (bila ada). Halaman ini memuat judul tabel yang digunakan
dalam penyusunan skripsi secara berurutan sesuai dengan urutan nomornya.
Nomor tabel pada daftar tabel ditulis dengan dengan dua angka Arab (1, 2, 3
dan seterusnya). Contoh: Tabel 1.4. artinya table nomor 4 pada Bab I.
Untuk memudahkan pembaca mencari table , pada nomor urut tabel pada daftar
tabel dicantumkan nomor halaman. Judul tabel pada daftar tabel dan pada
naskah ditulis dengan huruf besar pada tiap huruf awak kata.
12. Halaman Daftar Gambar (bila ada). Sama seperti halaman daftar tabel,
halaman daftar gambar memuat judul gambar (seperti grafik, bagan, diagram,
peta) yang digunakan dalam penyusunan skripsi secara berurutan sesuai dengan
urutan nomornya. Contoh Gambar 2.1. artinya gambar nomor 1 pada Bab 2.
13. Halaman Daftar Lampiran (bila ada). Sama seperti halaman daftar tabel dan
gambar, daftar lampiran disusun bila skripsi tersebut dilengkapi dengan
lampiran-lampiran yang merupakan kelengkapan dan penjelasan. Halaman ini
berisikan judul lampiran berurutan sesuai dengan urutan nomornya. Contoh:
Lampiran 2. Artinya lampiran nomor 2.
16
D. BAGIAN UTAMA
Bagian ini merupakan pokok dari suatu penulisan karya ilmiah yang dipaparkan
secara ilmiah. Pada umumnya karya ilmiah dapat berupa laporan penelitian dan
laporan kegiatan ilmiah untuk mengembangkan suatu model atau prototipe
mengenai suatu masalah tertentu. Apabila karya ilmiah berupa laporan
penelitian, maka harus dijelaskan mengenai mengapa penelitian itu
dilaksanakan, tujuan, tinjauan pustaka yang relevan dengan topik, pemikiran
dasar penelitian,bagaimana penelitian dilakukan, metodologi,hasil yang
diperoleh, pembahasan serta kesimpulan dan saran yang diajukan. Penyajian
disampaikan dengan lugas, sistematis ditulis menggunakan bahasa Indonesia
sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku, yaitu ”Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”, sedangkan ragam bahasa baku
mengikuti ”Kamus Umum Bahasa Indonesia”.
Secara umum, Komponen Bagian Utama memuat butir-butir berikut :
1. PENDAHULUAN
Langkah pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah.
Satu hal yang harus disadari ialah bahwa pada hakekatnya suatu masalah tidak
pernah berdiri sendiri dan terisolasi dari faktor-faktor lainnya. Selalu terdapat
hubungan yang merupakan latar belakang dari masalah tersebut. Dalam bab
Pendahuluan dikemukakan antara lain dengan singkat dan jelas (a) Latar
belakang masalah; (b) Alasan mengapa penelitian perlu dilakukan dan rumusan
masalah; (c) Masalah atau pertanyaan penelitian; (d) Tujuan penelitian yang
terdiri dari tujuan umum dan khusus yang bersifat dapat diukur; (e) Manfaat
yang diharapkan diperoleh setelah analisis dilakukan; (f) Ruang lingkup
bahasan yang mencakup area, substansi, pendekatan penelitian, subyek dan
tingkat pembahasan (makro/mikro). Secara umum, pendahuluan terdiri dari :
17
berdasarkan konsepsi keilmuan. Penelitian ilmiah tidak membedakan atau
menghubungkan dua variabel sekiranya diantara keduanya tidak terdapat
konsepsi yang mendukungnya. Aturan main dari penelitian ilmiah adalah
berpikir konsepsional. Jadi bila tidak menguasai konsepsi keilmuan dari
variabel-variabel yang akan diteliti jangan mengajukan permasalahan tersebut.
Konsepsi keilmuan ini akan menjadi dasar (premis) dalam menyusun kerangka
berpikir hipotesis. Jadi bagaimana seorang peneliti akan mampu menyusun
kerangka berpikir hipotesis bila tidak menguasai konsepsi yang merupakan
rujukan dasarnya, dan di pihak lain, bagaimana pula akan mampu melakukan
hal tersebut bila memang tidak terdapat konsepsi yang membedakan atau
menghubungkan variabel-variabel yang diteliti?
1) identifikasi masalah. Masalah perlu diuraikan secara jelas dengan identifikasi
masalah pokoknya dan seluruh masalah yang akan dibahas. Masalah yg
diungkapkan dan diidentifikasi tersebut berasal dari adanya kesenjangan antara
teori dan penerapannya dilapangan yang dapat timbul karena (a) hilangnya
informasi yang menimbulkan kesenjangan pada pengetahuan kita, (b)
terdapatnya hasil yg saling berlawanan, (c) terdapat fakta yg memerlukan
penjelasan lebih lanjut.
2) perumusan masalah. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam
perumusan masalah adalah: (a) masalah dirumuskan dalam kalimat tanya, (b)
dapat menggambarkan faktor maupun variabel yang akan diamati serta bentuk
hubungannya (c) Dapat dijawab berdasarkan hasil analisis data empirik (d)
Dicantumkan pada kalimat terakhir pada alinea terakhir uraian identifikasi
masalah.
18
e. Keterbatasan penelitian (Limitation of the study). Sering peneliti kurang
mampu dan ragu-ragu menentukan secara jelas batas penelitiannya. Oleh karena
itu, perlu diungkapkan keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitiannya,
dalam aspek metodologi, variabel yang tidak digunakan, faktor dan keadaan
yang tidak menjadi cakupan penelitian dan hasil yang akan diperoleh dari
penelitian tersebut. Keterbatasan penelitian tidak sama dengan batasan
penelitian. Dengan demikian, keterbatasan ini akan mempengaruhi juga ruang
lingkup penelitian.
19
direncanakan modelnya, mencakup antara lain aspek masalah yang diteliti,
pendekatan pemecahan masalah yang digunakan dan atau model kerangka
konsep yang digunakan, dan hasil yang diperoleh sebagaimana dipaparkan
dalam sumber bersangkutan. Tinjauan pustaka dimaksudkan untuk
menampilkan mengapa teori dan hasilpenelitian para pakar terdahulu
diterapkan oleh penulis dalam penelitiannya. Tinjauan Pustaka harus dapat
disampaikan tentang permasalahan dan cara penanggulangannya. Penulis harus
dapat mendeskripsikan secara rinci tentang teori yang akan digunakan dalam
penelitian ini.
Untuk tinjauan pustaka, yang terbaik adalah memilih bahan pustaka mutakhir
dan asli, sedapat mungkin sumber informasi berupa abstrak dihindari. Minimal
10 buku teks (bahan pustaka primer) dan 5 artikel dari jurnal ilmiah terkemuka
yang relevan dengan topik karya ilmiah dapat digunakan untuk mengulas yang
dapat memberi arahan kepada analisis seperti tersebut di atas. Penulis tidak
hanya menyampaikan kutipan-kutipan dari rujukan yang dibacanya, tetapi juga
mengulasnya. Pada umumnya kurun waktu masing- masing publikasi yang
digunakan tidak lebih dari 10 tahun terakhir.
Setelah menjelaskan pendekatan desain penelitian dengan kelebihan masing-
masing, tinjauan pustaka diakhiri dengan pendekatan desain penelitian dan
kerangka pemikiran yang akan digunakan disertai dengan alasannya. Kerangka
pemikiran ini dibuat untuk karya ilmiah yang berbasis penelitian.
20
2) Perumusan Kerangka Pemikiran. Kerangka pemikiran dimulai dengan uraian
yang menggambarkan konsep yang telah dipilih dan ditentukan oleh peneliti,
dan selanjutnya uraian tersebut sebaiknya diformulasikan dan dirumuskan
dalam bentuk model, yaitu: model skematik/bagan, model input-proses-output,
atau model simbolik/matematik. Dengan demikian, kerangka pemikiran perlu
memenuhi beberapa kriteria: (1) dimulai dengan uraian yang menggambarkan
konsep, variabel serta hubungan antara konsep, dan variabel tersebut, (2)
diakhiri dengan rumusan berbentuk model skematik/bagan, model input-proses-
output, atau model simbolik/ matematik.
Dengan demikian kita dapat membedakan dua kategori pokok yakni deskripsi
teoritis dari obyek yang diteliti dan argumentasi teoritis dari hipotesis yang
diajukan. Disamping itu kita mempunyai kategori yang ketiga yakni
pembahasan mengenai penelitian lain yang relevan.
Dengan demikian dalam kerangka konsep dijelaskan secara rinci pendekatan
pemecahan masalah dan atau model yang digunakan dalam karya ilmiah ini.
Dari analisis yang diperoleh dari tinjauan pustaka, maka minat penulis
kemudian dapat terbentuk. Penulis diminta untuk melakukan pengkerucutan
hasil dari induksi hingga sampai pada topik penelitian yang sesuai dengan minat
dan kelayakan untuk dilakukan. Tahapan ini disebut deduksi. Bagian ini terdiri
dari: (1) Visualisasi hubungan berbagai konsep dan atau model matematis
dengan penjelasannya. (2) Penjelasan secara rinci konsep dan atau variabel serta
definisi operasional setiap konsep/ variable. (3) Hubungan antara berbagai
konsep dan atau variabel dalam model pemecahan masalah yang dijelaskan
secara rinci. Dari kerangka konseptual dapat dijelaskan hubungan antar variabel
yang menyebabkan terjadinya fenomena topik penelitian, sehingga dapat
diperoleh independent variabel yang dapat berupa interventing variabel,
moderating variabel dan lain-lain.
21
menginterpretasikan data. Jadi dalam penelitian yang bersifat analisis, hipotesis
perlu dirumuskan, sedangkan dalam penelitian deskriptif, hipotesis tidak
diperlukan.
3) Tipe Hipotesis. Terdapat dua macam atau tipe hipotesis yaitu : hipotesis nol
(null hypothesis), dan hipotesis alterbatif (alternative hypothesis, researcher
hypothesis).
a) Hipotesis Nol = null hypothesis = hampa = tidak ada (Ho). Hipotesis nol
adalah suatu pernyataan yang tidak menunjukkan arah hubungan dan
menggambarkan kondisi antara variabel, seperti menggambarkan “ tidak
ada perbedaan antara variabel A dengan variabel B”, tidak ada hubungan
antara variabel X dengan variabel Y”, tidak ada pengaruh antara variabel
P dengan variabel Q”.
b) Hipotesis Alternatif atau hipotesis peneliti (Alternative Hipothesis (Ha).
Hipotesis alternatif atau hipotesis peneliti adalah suatu pernyataan yang
menunjukkan arah hubungan dan menggambarkan kondisi antara variabel,
seperti: terdapat pengaruh antara variabel P dengan variabel Q”, atau
dapat juga diungkapkan dengan “ semakin besar variabel P akan semakin
tinggi pula variabel Q”, “terdapat hubungan antara variabel X dengan
variabel Y”, “terdapat perbedaan antara variabel A dengan variabel B”.
Hubungan antara variabel tersebut dapat terjadi dalam berbagi bentuk,
berdasarkan: (a) arah hubungan seperti; hubungan tidak sama, lebih besar, atau
lebih kecil, (b) jumlah variabel seperti: hubungan bivariat (dua variabel) atau
multivariat (lebih dari dua variabel), (c) bentuk hubungan seperti: hubungan
linear atau tidak linear (kurva, parabola), (d) sifat hubungan seperti: simetris
atau asimetris.
Kiranya jelas bahwa dengan pembahasan seperti ini maka secara sistematik dan
analitis kita mampu mengemukakan kerangka berpikir yang merupakan dasar
rasionalitas dari penelitian ilmiah. Seperti diketahui berpikir ilmiah merupakan
gabungan antara berpikir secara rasional dan empiris. Tanpa dasar rasionalitas
yang meyakinkan maka penelitian ilmiah lebih merupakan pengumpulan data
dan bukan pengujian hipotesis. Pengumpulan data sukar untuk diterima sebagai
karya ilmiah yang bersifat akademik, apalagi bila hal ini dimaksudkan sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar. Untuk menghasilkan skripsi atau
karya tulis ilmiah yang baik maka peneliti harus lebih bersungguh-sungguh
dalam menyusun kerangka teoritis dan tidak semata-mata menekankan hasil
penelitiannya kepada kesimpulan analisis dari data empiris yang dikumpulkan.
Data empiris sama sekali tidak mempunyai arti kecuali diberi makna oleh
peneliti, dan kerangka teoritis inilah yang memberikan makna kepada data yang
dikumpulkan itu.
Skripsi yang baik bagaikan sebuah hasil arsitektur atau komposisi musik;
masing-masing terletak pada tempatnya secara keseluruhan membentuk
kesatuan yang utuh. Tidak ada gunanya kita mendeskripsikan aspek-aspek
teoritis yang tidak ada kaitannya dengan penelitian kita, atau lebih terinci lagi,
tidak ada kaitannya dengan argumentasi teoritis yang akan kita susun dalam
pengajuan hipotesis. Hal itu tidak bersifat produktif, tetapi bahkan sebaliknya,
bersifat kontra produktif yang merusak keutuhan arsitektur dan komposisi kita.
Begitu juga tidak banyak gunanya kita menguasai berbagai aspek deskriptif
22
teoritis dari suatu masalah bila hal itu tidak dikembangkan menjadi argumentasi
yang menjurus kepada pemecahan masalah.
23
e. Teknik Pengumpulan Data. Data dikumpulkan dengan instrumen yang
menggunakan berbagai teknik pengumpulan data. Data terdiri atas : (1) data
sekunder, dan (2) data primer, yang dikumpulkan dengan menggunakan
teknik : (a) Tes, yaitu instrumen (pertanyaan, latihan, alat) untuk mengukur
pengetahuan, keterampilan, kemampuan, intelegensia atau bakat yang dimiliki
oleh perorangan/kelompok, (b) Kuesioner, yaitu pertanyaan tertulis (tertutup,
terbuka, atau setengah terbuka) untuk mendapatkan informasi dari responden.
(c) Wawancara, yaitu pertanyaan lisan (dialog) yang dilakukan oleh
pewawancara untuk mendapatkan informasi dari responden. Wawancara ini
dapat dilakukan secara langsung atau melalui telpon, (d) Pengamatan
(Observasi), yaitu pengamatan langsung dengan menggunakan seluruh
pancaindera dengan cara merekam kejadin, menghitung, mengukur dan
mencatatnya. Sebelum digunakan, instrumen harus diuji lebih dahulu dengan:
Uji Validitas dan Uji reliabilitas.
Teknik wawancara banyak digunakan, berikut diberikan kelebihan teknik
wawancara (1) bersifat fleksibel, (2) tingkat jawab lebih tinggi, (3) rekasi
responden dapat diamati, (4) urutan dan susunan pertanyaan dapat dikontrol (4)
pewawancara dapat mencatat jawaban spontan, (5) pewawancara dapat
mengamati keadaan lingkungan. Sedangkan keterbatasannya adalah : (1) biaya
relatif mahal, (2) waktu relatif lebih lama, (3) terdapat praduga atau bias dari
pewawancara, (4) perlu pelatihan pewawancara, (4) responden kurang leluasa
menjawab, (5) kerahasiaan kurang terjamin, dan (6)jumlah sampel terbatas.
24
sentral (mean, median, modus) ukuran penyebaran (simpangan baku, varian,
range) dan ukuran bentuk (kurtosis).
Untuk pengujian hipotesis secara statistik maka beberapa teknik analisis statistik
mensyaratkan dipenuhinya beberapa asumsi tertentu, umpamanya saja asumsi
homogenitas dan normalitas untuk analisis yang bersifat komparatif, atau
asumsi linieritas untuk analisis yang bersifat hubungan. Untuk itu maka
dilakukan pengujian persyaratan analisis untuk menyimpulkan dari sampel
apakah populasi yang diteliti memenuhi asumsi bagi pemakaian teknik analisis
tertentu.
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pengujian hipotesis dengan
mempergunakan uji inferensial dengan metode statistik inferensial. Hasil
analisis data dari pengujian hipotesis ini kemudia ditafsirkan. Pada proses
penafsiran ini kita harus memberi makna terhadap terminologi statistika,
umpamanya menjelaskan hubungan yang bersifat statistik seperti regresi dan
korelasi dalam hubungan yang bersifat ilmiah seperti hubungan kausalita.
Demikian juga kita harus menafsirkan tingkat keumuman dari kesimpulan yang
menyangkut populasi.
Penafsiran terminalogi analisis juga harus diberikan umpamanya apa yang
dimaksudkan dengan koefisien korelasi tertentu yang besarnya kita ukur dalam
penelitian. Sekiranya kita mendapatkan bahwa x dan y berkorelasi dengan
koefisien sebesar r maka harus dijelaskan hubungan yang terdapat antara kedua
variabel tersebut.
Secara khusus, jenis penelitian skripsi bidang pendidikan fisika adalah metode
penelitian tindakan kelas, atau eksperimen. Berikut disajikan langkah-langkah
penelitian menurut jenis metode penelitian:
25
e. Implementasi. Bagian ini menguraikan tentang implementasi sistem secara
detail sesuai dengan rancangan dan berdasarkan komponen/tools/bahasa
pemrograman yang dipakai.
f. Pengolahan Data. Berdasarkan data yang diperoleh dan sistem yang dibangun
dilakukan pengolahan data. Prosedur evaluasi data juga harus disajikan
termasuk jika menggunakan teknik statistik.
g. Analisis hasil. Analisis hasil mencakup uraian tentang model dan cara
menganalisis hasil. Optimasi dan kalibrasi instrumen harus disajikan dalam
bagian ini untuk menjamin validitas dan reliabilitas data yang dihasilkan.
a. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan. Dengan demikian, PTK berfokus pada kelas atau pada proses
pembelajaran yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan
lain-lain) ataupun output (hasil belajar).
b. PTK harus tertuju atau mengkaji mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
Komponen dalam suatu kelas yang dapat dikaji melalui PTK adalah :
1) Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik
mengikuti proses pembelajaran di kelas / lapangan / laboratorium atau bengkel,
maupun ketika siswa mengerjakan tugas rumah di malam hari, atau ketika
mereka sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah.
2) Guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di kelas,
sedang membimbing siswa yang sedang berdarmawisata, atau ketika guru
sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
3) Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai
bahan yang ditugaskan kepada siswa.
4) Peralatan atau sarana pembelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang
mengajar dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran, yang dicermati
dapat guru, siswa, atau keduanya.
5) Hasil pembelajaran, merupakan produk yang harus ditingkatkan dan terkait
dengan proses pembelajaran, sarana pembelajaran, guru, atau siswa itu sendiri.
6) Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur
/direkayasa dalam bentuk tindakan. Misalnya yang dapat digolongkan kegiatan
pengelolaan adalah cara mengelompokkan siswa, pengaturan tempat duduk,
cara guru memberikan tugas, penataan peralatan pembelajaran, dan sebagainya.
26
c. Siklus Pelaksanaan PTK
27
1. Perencanaan
1) Merumuskan perangkat pembelajaran seperti satuan pelajaran (SP) dan
rencana pembelajaran (RP) untuk setiap siklus.
2) Merancang skenario pembelajaran yang berdasarkan rencana
pembelajaran misalnya dengan metode inkuiri.
3) Merancang lembar kerja siswa yang dimodifikasi dari LKS untuk
disesuaikan dengan metode yang digunakan.
4) Membuat lembar observasi guru aspek-aspek yang diamati.
5) Membuat alat evaluasi berupa tes tertulis dengan jumlah soal yang
bedasarkan kisi-kisi soal pada C1, C2, dan C3, dsb.
6) Membuat kelompok kerja/diskusi siswa menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari beberapa orang, misalnya 5 orang.
7) Menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan yang berdasarkan pada
skenario pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus dilaksanakan sesuai jam pelajaran, misalnya
2 x 40’. Permasalahan yang di bahas mengenai Cermin. Adapun kegiatan
yang dilakukan berpedoman pada skenario siklus, yaitu: (a)Melakukan
proses pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah metode
inkuiri, sesuai dengan skenario yang ada pada lampiran. (b) Mengadakan
tes siklus.
3. Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan oleh 2 orang pengamat, untuk mengisi
lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa.
4. Refleksi
Hasil yang didapat pada siklus di analisis dan dipelajari, dari hasil analisis
tersebut, dapat ditentukan tindakan yang tepat pada siklus berikutnya.
28
b. Pembahasan. Bagian Pembahasan atau analisis temuan merupakan bagian yang
membahas hasil penelitian secara menyeluruh. Dalam bagian ini dilakukan
perbandingan hasil penelitian dengan teori dan hasil penelitian terdahulu seperti
yang dituliskan dalam tinjauan pustaka (Bab II), kemudian membuat
pertimbangan teoritisnya.
Juga dikemukakan tentang kelemahan dan keterbatasan penelitian yang
dilakukan. Pada saat penulis mengumpulkan data, mengolah serta menyusun
dalam tabel, penulis telah mempunyai sejumlah gagasan yang dapat
dikembangkan dalam bagian ini. Pengembangan gagasan yang disebut argumen
yang harus dipertahankan kesahihannya menurut pengetahuan yang diperoleh
dari bidang yang diteliti. Pembahasan adalah tempat penulis menyampaikan
pendapat dan argument secara bebas, singkat dan logis. Dalam penelitian
kuantitatif hasil pengujian hipotesis akan memperlihatkan konsekuensi temuan
terhadap landasan teori yang dirujuk.
3. Glossary (bila ada). Glossary adalah suatu daftar definisi dari istilah atau
konsep yang digunakan dalam penelitian.
4. Indeks (bila ada). Karya tulis ilmiah yang tidak dipublikasikan dapat
mencantumkan indeks yang berisikan daftar penjelasan yang dibahas dalam
penelitian dan disusun secara berurutan menurut abjad dengn nomor
halamannya yang tertera pada teks.
F. RUJUKAN / ACUAN
a. Daftar lengkap dan rinci semua karya yang diacu secara langsung ataupun
tidak langsung dalam suatu karya ilmiah.
b. Setiap rujukan memuat informasi secara detil, agar pembaca dapat
menemukan dokumen yang diperlukannya
30
c. Informasi yang diperlukan adalah : nama penulis, judul buku atau jurnal,
nama kota terbit, penerbit dan tahun penerbitan, edisi, volume, nomor dan
halaman (jurnal)
d. Acuan harus mengikuti sistem tertentu yang dilakukan secara konsisten dan
tertib sesuai dengan tuntutan selingkung bidang.
1. Etika pengacuan / rujukan
Acuan merupakan bentuk penghargaan kepada penulis yang telah di”pinjam”
pendapatnya:
a. Untuk pembuktian bahwa karya ilmiah yang dihasilkan mengacu kepada
hasil-hasil temuan yang dibuat orang lain sebelumnya
b. Kemajuan ilmu adalah hasil dari temuan yang terkumpul secara
berkesinambungan dan menjadi acuan yang digunakan sebagai pengukur
tingkat perkembangan
c. Setiap penulis harus menggunakan kaidah keilmuan yang wajib merujuk
setiap kata, kalimat, istilah, pikiran, ide maupun temuan penulis
sebelumnya.
d. Apabila pengacuan tersebut diabaikan, maka penulis tersebut dianggap
telah “mencuri” karya orang lain atau dengan kata lain dianggap sebagai
plagiator.
2. Pengakuan terhadap hasil temuan orang / penulis lain
Setiap penulis karya ilmiah mengembangkan penelitian dan pengetahuannya
berdasarkan pemikiran dan hasil penelitian yang dilakukan berbagai ahli
sebelumnya. Sintesis dari pengetahuan sebelumnya itu harus diakuinya dalam
bentuk rujukan. Dengan demikian, penyebutan sumber dalam sebuah karya
ilmiah berfungsi sebagai penghargaan pada peneliti yang dikutip pendapatnya,
pengakuan dan permohonan izin penggunaan karya yang dikutip, dan
pelaksanaan etika masyarakat ilmiah dan akademik. (Universitas Indonesia,
2005).
3. Pengertian kutipan
a. Kutipan : Menyatakan secara resmi dalam teks, asal / sumber informasi /
darimana informasi yang kita kutip atau gunakan.
b. Kutipan adalah bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi,
rumusan atau hasil penelitian dari penulis lain atau miliknya sendiri yang
telah terdokumentasi untuk dibahas dan ditelaah sehubungan dengan materi
penulisannya.
c. Kutipan diletakkan dalam teks atau lampiran.
d. Pencantuman sumber kutipan dapat ditiadakan apabila:
1. Pengetahuan yang bersifat umum
2. Fakta yang dapat dengan mudah diperiksa atau diteliti kebenarannya
e. Tujuan :
1. Memperlihatkan materi yang digunakan penulis
2. Menguji interpretasi penulis terhadap bahan yang digunakan
3. Menunjukkan bagian / aspek topik tertentu yang dibahas
4. Mencegah pengakuan tulisan orang lain sebagai kepunyaan sendiri.
Pernyataan yang dikutip dapat berupa :
a. Gagasan penulis lain
b. Temuan penulis lain
31
c. Pernyataan penulis lain yang diterbitkan dalam buku, laporan penelitian,
majalah baik tercetak maupun melalui data elektronik / websites
d. Pernyataan dalam prosiding pertemuan ilmiah / kongres
e. Editorial, tinjauan pustaka, makalah, handouts
b. Peraturan, Undang-undang, SK
c. Peribahasa
d. Pernyataan sendiri yang telah diterbitkan sebelumnya
e. Tabel, grafik dan gambar
32
CARA PENULISAN KUTIPAN STANDART APA
Salah satu bagian penting dalam sebuah proses penelitian adalah studi literatur
(membaca dari berbagai sumber) sesuai dengan topik yang diteliti untuk
menghasilkan ide/analisis baru yang dipresentasikan dalam sebuah hasil penelitian.
Ide atau hasil penelitian orang lain itu harus dituliskan sebagai kutipan. Informasi
lengkap tentang sumber kutipan dituliskan dalam sebuah daftar yang disebut Daftar
Referensi atau Daftar Pustaka. Format penulisan kutipan harus sama dengan format
yang dipakai pada penulisan daftar referensi. Sebagai contoh, jika penulisan kutipan
menggunakan format American Psychological Association (APA), penulisan daftar
referensi juga harus menggunakan format APA.
JENIS KUTIPAN
1. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung adalah ide/konsep orang lain yang dikutip dengan
menggunakan kata-kata penulis/peneliti sendiri.
2. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah ide/konsep orang lain yang disalin sesuai dengan aslinya.
27
Nama penulis disebutkan dalam kalimat
According to Jones (1998), "Students often had dificulty using APA style, especially
when it was their first time" (p. 199).
Jones (1998) found "students often had difficulty using APA style" (p. 199); what
implications does this have for teachers?
28
Mengutip dari beberapa karya dari penulis yang berbeda dan tahun penerbitan
dalam 1 kalimat (kutipan diambil dari sumber yang berbeda).
Studies of precautionary saving in response to earnings risk include Cantor (1985),
Skinner (1988), Kimbal (1990a, 1990b) and Caballero (1991), among others...
atau
The hemispheric division of the human brain has been studied from many different
perspectives; however, not all researchers agree on the exact functions of each
hemisphere (Ellison, 1973; Jaynes, 1979; Mick, 1978).
29
Komunikasi melalui email
This information was verified a few days later (J. S. Phinney, personal
communication, June 5, 1999).
…dapat disimpulkan bahwa jurusan Teknik Mesin kurang diminati oleh siswa
perempuan (wawancara dengan Juliana Anggono, 5 Januari 1999).
30
Lampiran 11 : Contoh Penulisan Daftar Referensi
Daftar referensi adalah kumpulan sumber informasi yang digunakan dalam sebuah
penulisan, yang disusun secara alfabetis. Sumber informasi yang dicantumkan dalam
daftar itu adalah yang dikutip dalam uraian/teks dan yang mendukung atau dipakai
sebagai acuan. Informasi tentang sumber yang digunakan harus ditulis secara benar,
lengkap dan konsisten dengan menggunakan format/standar tertentu. Secara umum
format penulisan (citation style) dibedakan atas dua jenis berdasarkan golongan ilmu,
yaitu humanities style dan scientific style. APA merupakan contoh dari scientific style,
dan MLA merupakan contoh dari humanities style.
34
FORMAT APA
I. BUKU
Penulis tunggal
Baxter, C. (1997). Race equality in health care and education. Philadelphia: Balliere
Tindall.
Terjemahan
Kotler, Philip. (1997). Manajemen pemasaran : Analisis, perencanaan, implementasi
(Hendra Teguh & Ronny Antonius Rusli, Penerjemah.). Jakarta: Prenhallindo.
35
II. SERIAL
Artikel Jurnal
Clark, L.A., Kochanska, G., & Ready, R. (2000). Mothers’ personality and its
interaction with child temperament as predictors of parenting behavior. Journal of
Personality and Social Psychology, 79, 274-285.
Artikel Majalah
Greenberg, G. (2001, August 13). As good as dead: Is there really such a thing as
brain death? New Yorker, 36-41.
III. WAWANCARA
White, Donna. (1992, December 25). Personal interview.
Kaset Video/VCD
National Geographic Society (Producer). (1987). In the shadow of Vesuvius
. [Videotape]. Washington, DC: National Geographic Society.
Kaset Audio
McFerrin, Bobby (Vocalist). (1990). Medicine music [Audio Recording]. Hollywood,
CA: EMI-USA.
36
V. PUBLIKASI ELEKTRONIK
Karya lengkap
McNeese, M.N. (2001). Using technology in educational settings. October 13, 2001.
University of Southern Mississippi, Educational Leadership and Research.
http://www.dept.usm.edu/~eda/
Dokumen lembaga
NAACP (1999, February 25). NAACP calls for Presidential order to halt police
brutality crisis. June 3, 2001.
http://www.naacp.org/president/releases/police_brutality.htm
Email
Wilson, R.W. (1999, March 24). Pennsylvania reporting data. Child Maltreatment
Research. March 30, 1999. CHILD-MALTREATMENT-R-L@cornell.edu
CD-ROM
Ziegler, H. (1992). Aldehyde. The Software Toolworks multimedia encyclopedia (CD-
ROM version 1.5). Boston: Grolier. Januari 19, 1999. Software Toolworks.
37
LAMPIRAN
LAMP 1 : HALAMAN RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT HIDUP
Nama : ………………………………………………………
Tempatr/Tanggal Lahir : ......................................................................................
Alamat : ......................................................................................
Status Keluarga : .....................................................................................
Alamat Instansi : ......................................................................................
(bagi yang sudah bekerja)
Riwayat Pendidikan :
1. SD ................................................................, lulus tahun ................
2. SMP ............................................................., lulus tahun ................
3. SMA ............................................................, lulus tahun ................
Jurusan
...................................................
4. Perguruan Tinggi/Akademi ........................., lulus tahun ..................
Jurusan/Prodi
........................................
KDR
33
Contoh Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
KDR
Catatan :
KDR adalah inisial dari Kanz Dafi Raffles
Ucapan terima kasih ditulis dalam bentuk esei, maksimal 1 halaman, dan diketik 1½ spasi. Hanya
mencakup hal yang penting-penting saja terutama yang berkaitan dengan bimbingan akademik,
pengumpulan/ pengolahan data dan bantuan keuangan (bila ada). Pejabat/Orang yang tidak ada
kaitannya dengan kegiatan ilmiah tidak perlu disebut. Ucapan terima kasih yang bersifat pribadi dapat
disampaikan kepada keluarga terdekat umpamanya anak dan istri.
34
Contoh Pengetikan Daftar Isi
DAFTAR ISI
Abstrak……………………………………………………………… i
Kata Pengantar……………………………………………………… ii
Daftar Isi…………………………………………………………….. iii
Daftar Tabel…………………………………………………………… iv
Daftar Gambar………………………………………………………… v
Daftar Lampiran……………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN ......…………………………………...... 1
A. Latar Belakang Penelitian…………………………………......... 1
B. Identifikasi Masalah………………………………………….... 5
C. Pembatasan Masalah……………………………………….….. 7
D. Perumusan Masalah Penelitian……………………………....... 11
E. Tujuan Penelitian…………………………………………........ 12
F. Manfaat / Signifikansi Penelitian …………………………....... 12
G. Keterbatasan Penelitian…………………………………........... 13
BAB II KERANGKA TEORITIS………………………………… 15
A. Tinjauan Pustaka………………………………………………. 15
1. Hakikat variabel X …………………………………… 15
2. Hakikat variabel Y………………………………………... 34
B. Penelitian Relevan ……………………………………………. 35
C. Kerangka Pemikiran…………………………………………… 37
D. Hipotesis……………………………………………………….. 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………… 39
A. Rancangan / Metoda Penelitian……………………………….. 39
B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………… 41
C. Variabel dan Pengukurannya………………………………..... 42
D. Definisi Operasional Variabel……………………………........ 43
E. Prosedur Penarikan Sampel (Sampling)……………. ……...... 43
F. Teknik Pengumpulan Data …………………………….......... 44
G. Hasil Uji Coba/Kalibrasi Instrumen ..……………………….. .. 45
H. Teknik Analisis Data………………………………………...... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …….…………………… 49
A. Deskripsi Obyek Penelitian …….………………………........... 51
1. Gambaran Umum Obyek Penelitian………..…………......... 51
B. Karakteristik Responden………………………………………... 52
C. Deskripsi Data ………………………………………………… 53
1. Variabel X………………………………………………….. 53
2. Variabel Y………………………………………………….. 55
D. Uji Persyaratan Hipotesis …………………………………… 57
1. Uji Normalitas………………….........…………………………… 59
2. Uji Homogenitas…………..........……………………………….. 63
E. Uji Hipotesis ……………...…………………………………….. 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………. 65
A. Kesimpulan ……………………………………………………. 65
B. Saran dan Implikasi …………………………………………… 65
DAFTAR PUSTAKA …...........………………………………………… 66
LAMPIRAN …..........………………………………………………… 67
35
Contoh Pengetikan Daftar Tabel ( berlaku pula untuk pengetikan Daftar Gambar dan
Bagan)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.5 Hasil Tes Awal dan Tes Akhir untuk Kelompok Eksperimen ……………13
1.6 Rata-rata nilai UN Mata Pelajaran Fisika SMA di Bengkulu ……………. 25
2.3 dst
36
Contoh Halaman Kulit Luar Skripsi (sampul depan)
Oleh:
KANZ DAFI RAFFLES
NPM: A1E007025
SKRIPSI
OLEH:
38
Contoh Abstrak
ABSTRAK
Catatan :
Abstrak ditulis dalam bentuk esei. Ditulis dalam bahasa Indonesia dan dianjurkan juga dalam bahasa
Inggris, tidak lebih dari 200 kata. Diketik 1 spasi dengan panjang maksimal 1 halaman.
39
Contoh : SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
SURAT PERNYATAAN
menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi
saya yang berjudul :
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Bengkulu,.........................
Materei
Rp. 6000
(....................................)
nama lengkap
.
40
Contoh : CONTOH Halaman Persetujuan Pembimbing
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Bengkulu,................................................
41
CONTOH : Halaman Persetujuan Pembimbing
PERSETUJUAN PEMBIMBING
OLEH
telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan disidang ujian Skripsi Program Studi
Pendidikan Fisika FKIP UNIB.
42
CONTOH : Halaman Pengesahan
PENGESAHAN
OLEH
Skripsi ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNIB.
43
Contoh Halaman Pengesahan Skripsi
PENGESAHAN
OLEH
44