Anda di halaman 1dari 52

PANDUAN PENULISAN

PROPOSAL PENELITIAN DAN SKRIPSI

Revisi Kedua (II) Tahun 2017


Tanggal 13 November 2017
Disusun Oleh Drs. Indra Sakti, M.Pd
Dra. Connie, M.Pd
Dikaji ulang oleh Dr. Eko Swistoro M.Pd
Drs. Indra Sakti, M.Pd
Dikendalikan oleh Koordinator Program Studi Pendidikan Fisika
Disetujui oleh Rapat Kerja Dosen Prodi Pendidikan Fisika

A. Pengantar
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah hasil penelitian mahasiswa dibawah
bimbingan dosen untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat
kesarjanaan S-1 pada Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Bengkulu. Sebelum melakukan penelitian, mahasiswa wajib membuat usulan
penelitian yang kemudian harus diseminarkan. Usulan penelitian yang telah
disetujui kemudian dilaksanakan oleh mahasiswa dan hasilnya disusun menjadi
skripsi. Semua kegiatan itu ditunjang oleh kemahiran menulis secara ilmiah.
Untuk memperoleh keseragaman dalam penulisan, maka adanya Panduan
Penulisan Skripsi sangat diperlukan. Buku ini menyajikan garis-garis besar cara
penulisan usulan penelitian, dan skripsi. Di samping itu juga diberikan tata cara
penulisan dan beberapa contoh.
Isi panduan ini dibagi menjadi 3 Bab, yaitu:
1. Prinsip-prinsip Umum Karya Ilmiah
2. Proses Akademik dalam Penyusunan Skripsi
3. Sistematika Penulisan Skripsi dan Lampiran berupa Contoh
Dalam batas-batas tertentu, kebebasan tetap diberikan kepada setiap mahasiswa,
terutama yang memang merupakan kekhasan bagi kajian bidang ilmu.

B. Pengertian dan Tujuan


Salah satu kegiatan pendidikan mahasiswa di perguruan tinggi adalah
melakukan penelitian. Hasil penelitian ini disusun dalam suatu karya ilmiah
untuk dipertanggungjawabkan pada akhir program pendidikannya. Karya ilmiah
ini disebut skripsi. Dengan demikian skripsi merupakan karya ilmiah yang
disusun berdasarkan hasil penelitian di perpustakaan, di lapangan atau di
laboratorium.
Penelitian ini merupakan suatu kegiatan ilmiah yang diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan dengan menggunakan berbagai informasi dan
metodologi dalam bidang ilmu yang melingkupinya. Dalam kegiatan tersebut
mahasiswa dituntut mengerahkan kemahiran berpikir, bersikap dan bertindak
dalam usaha menggali dan mengembangkan pengetahuan yang baru untuk
disumbangkan dalam bidang keahliannya. Selain itu dituntut untuk menerapkan
kaidah dan etika ilmiah yang berlaku di lingkungan masyarakat ilmiah.
Dalam kaitan itu, peran Dosen dan Mahasiswa dalam Tugas Akhir/skripsi dapat
ditunjukkan melalui distribusi kontribusinya. Berdasarkan pengalaman,

1
kontribusi masing-masing sangat bervariasi. Tabel 1. berikut memberikan
gambaran kontribusi dosen dan mahasiswa dalam kegiatan tersebut.

Tabel 1. Gambaran kontribusi Dosen dan Mahasiswa Dalam Pembuatan Skripsi


Kegiatan Tugas Akhir Skripsi Kontribusi
Dosen Mahasiswa
Penentuan Topik dan Tema 20 - 100 % 0 - 80 %
Perencanaan Penelitian 20 - 80 % 20 - 80 %
Pelaksanaan Penelitian 0 - 30 % 70 - 100%
Penyusunan Laporan 10 - 20 % 80 - 90 %
Presentasi 10 - 20 % 80 - 90 %

Tujuan dari Tugas Akhir Skripsi adalah :


1. Memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan kemampuan
dalam mengindentifikasi, memformulasi, dan menyelesaikan masalah
pendidikan fisika,
2. Sebagai ujian akhir untuk memperoleh kualifikasi Sarjana S-1,
3. Membantu research and development di Prodi Pendidikan Fisika dan
institusi mitra.

Kegiatan Skripsi hendaknya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh


mahasiswa untuk melengkapi pengetahuan dan kemampuannya agar menjadi
Sarjana Pendidikan yang:
1. Mampu menerapkan pengetahuan pendidikan fisika,
2. Mampu merancang dan melakukan eksperimen dan juga menganalisis dan
menginterpretasikan data,
3. Mampu merancang sistem, komponen atau proses sesuai tuntutan yang
dikehendaki,
4. Mampu mengidentifikasi, memformulasi dan menyelesaikan masalah
pendidikan fisika.

C. Tim Penyusun/Editor
Penanggung Jawab : Koordinator Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun oleh : Drs.H.Indra Sakti,M.Pd
: Dra. Connie, M.Pd
Dikaji Ulang / Editor : Dr. Eko Swistoro Warimun, M.Pd
Drs.H.Indra Sakti,M.Pd

Bengkulu, 13 November 2017


Koordinator Program Studi

Andik Purwanto, S.Pd., M.Si


NIP. 198011022005011002

2
BAB I
PRINSIP-PRINSIP UMUM KARYA ILMIAH

1.1 Pendahuluan
Sebagai lembaga pendidikan Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNIB mempunyai
tugas utama untuk mendidik anak didiknya untuk menjadi insan yang mandiri,
kritis, kreatif dan berguna bagi masyarakat serta dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan melalui penelitian atau karya nyata yang dapat diandalkan, yang
tersusun secara logis dan sistematis serta teruji kebenarannya. Untuk mencapai
hal ini dan dalam upaya mengembangkan iklim penelitian yang baik terus
dikembangkan sikap-sikap ilmiah dalam kehidupan di lingkungan akademis
antar sivitas akademika, yaitu sikap dan penghargaan yang tinggi pada
otentisitas, orisinalitas dan penghargaan pada segala usaha, penelitian dan
pemikiran yang dilakukan sebelumnya.
Berkenaan dengan hal ini maka dengan adanya panduan ini diharapkan akan
terbentuk satu pembelajaran penerapan sikap ilmiah dan tatacara penulisan yang
baku dengan tetap memperhatikan aturan-aturan yang berlaku terutama dalam
penulisan karya ilmiah dalam rangka penyelesaian studi di Prodi Pendidikan
Fisika FKIP UNIB dan secara khusus panduan ini merupakan pedoman baku
pelaksanaan proses akademik yang harus dijalani dan acuan dalam melakukan
kegiatan penulisan karya ilmiah di Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNIB yang
harus diikuti oleh seluruh sivitas akademika.

1.2 Pengertian Skripsi


Skripsi adalah karya tulis yang dihasilkan oleh mahasiswa melalui metode
ilmiah sebagai syarat untuk menyelesaikan studi program Sarjana. Skripsi ini
disusun berdasarkan hasil penelitian yang biasanya dilakukan setelah
persyaratan akademik lainnya (seperti satuan kredit semester / sks) telah
dipenuhi. Tujuan penyusunan skripsi adalah untuk; (1) tersedianya ukuran untuk
menilai kemampuan mahasiswa menempuh program pendidikannya/bidang
studinya, (2) terbantunya mahasiswa menggunakan ilmu dan pengetahuan
menjadi suatu sistem yang terpadu.

1.3 Bahasa dalam Karya Ilmiah/Skripsi


Karya Ilmiah/Skripsi harus ditulis dengan cermat, sistematik, argumentatif, dan
faktual. Sifat dan ciri karya ilmiah/skripsi yang menuntut kecermatan,
objektivitas, dan sistematika tidak hanya tampak dalam segi substansi, tetapi
juga harus tercermin dalam pengungkapan dan penyampaiannya. Dalam sebuah
skripsi hendaklah disampaikan dengan :
a. Pilihan kata yang tepat, tunggal makna, dan jelas,
b. Kalimat yang lugas dan jelas gagasannya,
c. Alinea dengan kalimat yang koheren, saling berkaitan untuk menyampaikan
satu pemikiran yang utuh,
d. Pemikiran dan pengertian yang utuh dan padu berdasarkan alinea-alinea yang
bertahap, berkesinambungan, dan berkaitan,
e. Uraian yang ringkas, padat, tidak berulang (dapat disampaikan dalam bentuk
tabel atau gambar)
f. Uraian yang lengkap yang tidak menimbulkan pertanyaan

3
g. Uraian yang teliti dan cermat, segala hal diperinci termasuk penulisan nama
orang, nama kota, nama jenis hewan, nama tumbuhan, bentuk rumus,
penggunaan dan sumber data, pembuatan tabel, perumusan teori hingga
modifikasinya, pengutipan, pengacuan, hingga ke penggunaan kata yang lazim.
h. Uraian yang tersusun secara sistematis, kronologis dengan pembahasan yang
sistematis dan logis,
i. Uraian yang padu dan menyatu, fokus dan hanya membicarakan apa yang
seharusnya sesuai dengan tujuan penulisan dan menghindari penyimpangan.
j. Tutur yang sopan dan beradab,
k. Tidak menggunakan kata yang kualitatif (misalnya agak menarik, mungkin,
mengagumkan, cantik, menggembirakan, dll).
l. Tidak menggunakan ungkapan yang menyatakan kemungkinan misalnya tak
dapat disangkal, dengan pasti, tak perlu dipertanyakan lagi.
m. Tidak menggunakan ungkapan berlebihan dan berupa slogan.

1.4 Tahapan pemikiran pembuatan Skripsi


Dalam membuat skripsi diperlukan dasar pemikiran yang kuat sehingga skripsi
yang dihasilkan menjadi karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk menghasilkan skripsi yang baik diperlukan tahap/langkah pemikiran
sebagai berikut:
a. Pada tahap awal harus dapat dikemukakan ide pembuatan suatu karya ilmiah /
skripsi dimana penulis harus mampu menjelaskan dari ide tersebut, magnitude
masalah, urgency/ kesegeraan, cara-cara mengatasi, dan komitmen pada
perubahan.
b. Dari ide tersebut dibuat suatu tinjauan pustaka yang menceritakan tentang
variabel dan permasalahan penelitian. Penulis diminta untuk dapat
mendeskripsikan batasan teori/apa yang dilakukan sekitar masalah tersebut.
c. Landasan teori dari topik penelitian dengan cara mensintesa berbagai
kepustakaan sebagai wacana dalam mengembangkan kerangka teori. Dalam
proses ini harus pula dilakukan review dari penelitian-penelitian sebelumnya
yang berkisar pada variabel tersebut sehingga terbentuk kerangka konsep.
d. Setelah proses diatas dapat dibuat suatu hipotesa, dimana topik penelitian yang
dipilih harus dapat divisualisasikan dan diartikulasikan dengan variabel-variabel
yang terkait sehingga dapat diamati dan diukur.
e. Variabel-variabel yang dikembangkan dalam kerangka konsep akan diteliti,
dikumpulkan datanya, dianalisis dan dijadikan bahan tulisan.
f. Setelah itu dibuat definisi operasional yang mencakup definisi semua variabel
yang meliputi metode/cara pengukuran, alat ukur dan hasil ukur yang dilakukan.
Pendekatan penelitian yang dapat dilakukan adalah secara kualitatif atau secara
kuantitatif ataupun gabungan keduanya.
g. Pengembangan metodologi penelitian mengacu pada metode yang akan
digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis datanya.
h. Proses verifikasi terhadap hasil dan analisis data penelitian dilakukan dengan
merujuk pada teori dan keilmuan yang relevan.
i. Seluruh proses dan hasil yang terjadi dalam penelitian perlu disimpulkan dan
dibuat saran yang konstruktif terhadap topik penelitian.

4
5
BAB II
PROSES AKADEMIK DALAM PENYUSUNAN SKRIPSI

Setiap mahasiswa dalam menyelesaikan pendidikannya di Program Studi


Pendidikan Fisika FKIP UNIB harus menjalani beberapa tahap akademik. Tahapan
untuk setiap jenjang mempunyai aturan masing-masing. Salah satu tahap yang harus
dijalani dalam proses penyelesaian pendidikan adalah penyusunan skripsi. Dalam
penyusunan ini mahasiswa akan dibimbing oleh dua orang pembimbing. Dalam
penyusunan skripsi, mahasiswa akan melewati serangkaian ketentuan dan proses
akademik, sesuai dengan Peraturan Rektor Nomor 37 Tahun 2016, dibawah ini.
1. Bobot skripsi. Bobot skripsi dihitung berdasarkan nilai kredit semester setara
dengan 6 sks, yaitu bekerja 4 bulan selama 3 - 4 jam/hari, baik di lapangan
maupun di perpustakaan dan dilaksanakan pada satu semester.
2. Pembimbing. Dosen Pembimbing skripsi adalah Dosen Tetap Program Studi
Pendidikan Fisika.
a. Tugas-tugas pembimbing skripsi adalah sebagai berikut:
1) Memberi pertimbangan feasibility (kelayakan) menyangkut waktu dan
dana penelitian.
2) Mengarahkan pembuatan skripsi (bobot, memilih judul, topik, bahan).
3) Membantu peserta dalam memilih alternatif-alternatif pendekatan
masalah.
4) Membantu memilih metodologi sesuai bahan skripsi.
5) Memberi pentunjuk dalam pencarian bahan pustaka/pengumpulan data.
6) Membimbing dan mengawasai secara kontinyu proses pelaksanaan
skripsi.
7) Memberikan tugas dan bimbingan yang sesuai dan mencatat penugasan
tersebut dalam Buku Bimbingan Skripsi.
8) Bila perlu dapat minta bantuan tenaga ahli sebagai nara sumber.
b. Persyaratan dosen pembimbing ditetapkan sebagai berikut:
1) Pembimbing skripsi sebanyak dua orang terdiri atas Pembimbing Utama
(PU) dan Pembimbing Pendamping (PP).
2) PU serendah-rendahnya berkualifikasi S2 dan berjabatan fungsional
Asisten Ahli.
3) PP serendah-rendahnya berkualifikasi S2 dan berjabatan fungsional
Asisten Ahli.
4) Pembimbing skripsi memiliki keahlian yang relevan dengan masalah/topik
skripsi yang ditulis oleh mahasiswa yang dibimbingnya.
c. Pergantian Pembimbing. Penggantian pembimbing skripsi dapat dilakukan
bila telah mendapat rekomendasi Ketua Program Studi dan memenuhi salah satu
kriteria di bawah ini:
1) Topik skripsi tidak sesuai dengan keahlian pembimbing
2) Pembimbing berhalangan membimbing secara tetap, misalnya karena
sedang menempuh pendidikan atau tugas di luar fakultas selama 3 (tiga)
bulan berturut- turut.
3) Masalah yang ada diantara mahasiswa dan pembimbing telah
dikonsultasikan sebelumnya dengan ketua Jurusan dan/atau Dekan.

6
Penyusunan skripsi akan berjalan baik bila terjalin kerja sama yang harmonis
antara pembimbing dan mahasiswa. Agar keharmonisan tersebut terlaksana maka
disusun tatacara seperti dibawah ini.

Prosedur
a. Prosedur Pendaftaran
1. Mahasiswa memprogramkan Skripsi dalam KRS (dalam prosedur registrasi
akademik)
2. Mahasiswa mengajukan skripsi dengan menunjukkan Syarat-syarat Pengajuan
Skripsi kepada Koordinator Prodi.
3. Koordinator Prodi memverifikasi langsung syarat-syarat pengajuan skripsi.
Apabila memenui syarat, Koordinator Prodi meminta mahasiswa untuk
mengisi Formulir Pengajuan Skripsi dan Buku Pendaftaran Skripsi.
4. Koordinator Prodi merekap pendaftaran skripsi dari Buku Pendaftaran Skripsi
dalam Daftar Pengajuan Skripsi.
b. Prosedur Penentuan Dosen Pembimbing
a. Koordinator Prodi memeriksa formulir aspirasi mahasiswa yang telah diisi
mahasiswa pada akhir semester lima tentang dosen pembimbing pilihannya.
b. Koordinator Prodi memeriksa daftar dosen pembimbing yang memenuhi
syarat untuk membimbing skripsi sesuai dengan Ketentuan.
c. Koordinator Prodi merekap daftar dosen pembimbing pilihan mahasiswa
tersebut untuk dibawa ke rapat Prodi untuk disyahkan sebagai dosen
pembimbing skripsi (DPS).
d. Penetapan Dosen Pembimbing Utama dan Pembimbing Pendamping dengan
memperhatikan; (a) Aspirasi mahasiswa; (b) bidang ilmu/spesialisasi dosen
dan (c) beban kinerja dosen (BKD).
e. Koordinator Prodi mengisi nama dosen pembimbing pada Buku Pendaftaran
Skripsi dan mengajukan kepada Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
f. Apabila setuju, Ketua Jurusan memberikan persetujuan DPS pada Buku
Pendaftaran Skripsi tersebut.
g. Koordinator Prodi meng-copy DPS 3 (tiga) eksemplar. Lembar asli diarsip
oleh Prodi, copy-1 ditempel di papan pengumuman, dan copy-2 dipakai
sebagai lampiran pada saat mengajukan surat tugas dosen pembimbing skripsi,
dan copy-3 dikirim bersama Surat Tugas
h. Koordinator Prodi mengajukan Surat Tugas dan atau SK Dosen Pembimbing
Skripsi kepada Dekan (paraf Ketua jurusan terlebih dahulu)
i. Koordinator Prodi mengirimkan Copy DPS kepada Dosen Pembimbing
beserta Surat Tugas/SK Pembimbingan

c. Mekanisme Bimbingan
a. Mahasiswa yang telah ditentukan dosen pembimbingnya berdasarkan DPS
paling lambat 2 (dua) minggu setelah tanggal pengumuman harus menemui
dosen pembimbing dengan membawa Draft Rancangan Proposal Penelitian.
b. Dosen Pembimbing (DPU dan DPP) dan Mahasiswa secara bersama-sama
membuat rencana proses pembuatan skripsi dan jadwalnya.
c. Jadwal pertemuan yang telah dibuat wajib dipenuhi baik oleh pembimbing
maupun mahasiswa. Apabila ada jadwal yang tidak terpenuhi, perlu dijelaskan

7
halangan yang telah terjadi dan kemudian pembimbing dan mahasiswa secara
bersama-sama mencari jadwal pengganti.
d. Mahasiswa telah melaksanakan bimbingan tatap muka dengan pembimbing
(PU dan PP) masing – masing minimal 5 (lima) kali sebelum seminar
proposal penelitian skripsi.
e. Dosen mengisi dan menandatangani Kartu Bimbingan Skripsi setiap proses
bimbingan sebagai bukti berjalannya proses bimbingan skripsi. Perkembangan
pembimbingan juga dicatat dalam Buku Konsultasi Akademik
f. Mahasiswa melaksanakan bimbingan dengan mekanisme sbb:
a. Mahasiswa berkonsultasi/bimbingan awal dengan DPU dan DPP tentang :
 Memberi pertimbangan kelayakan waktu, biaya, dsb.
 Mengarahkan pembuatan skripsi (bobot, memilih judul, topik, bahan)
 Membantu mahasiswa dalam memilih alternatif-alternatif pendekatan
masalah penelitian.
 Membantu memilih metodologi sesuai topik skripsi.
b. Mahasiswa melakukan cross chek dengan data base skripsi yang telah ada
di Prodi, agar tidak terjadi plagiasi.
c. Pengesahan Judul Penelitian oleh DPU, DPP dan Koordinator Program
Studi.
d. Mahasiswa melakukan bimbingan lebih dulu dengan DPU terutama alur
penelitian skripsi, yang meliputi:
 sistematika penulisan skripsi
 Masalah penelitian
 Landasan teori
 Tempat dan waktu penelitian
 Metode Penelitian
e. Bimbingan lanjutan ke DPP untuk membantu kelengkapan proposal
penelitian secara keseluruhan.
f. Bimbingan lanjutan ke DPU untuk penilaian kelayakan proposal penelitian
secara keseluruhan.
g. Persetujuan seminar proposal penelitian oleh DPU dan DPP.
g. Mahasiswa mengajukan seminar proposal kepada Koordinator Prodi dengan
mendaftarkan diri dan mengisi buku pendaftaran seminar di Prodi.
2. Apabila dalam kurun waktu 6 (enam) bulan proposal skripsi tidak dapat
diselesaikan dengan alasan apapun maka mahasiswa dapat mengajukan
permohonan pengantian pembimbing (DPU dan DPP) kepada Koordinator
Prodi, dengan membuat surat permohonan pengantian.
3. Koordinator Prodi dapat segera mempertimbangkan pengajuan tersebut tanpa
membawa kerapat prodi.

a. Persyaratan dan Tata Cara Seminar Proposal Penelitian Skripsi


a. Pelaksanaan seminar diatur oleh Koordinator Program Studi, dalam hal waktu
diatur sbb:
1) Seminar Proposal dilaksanakan pada hari Jumat setiap bulan dengan
maksimal 3 orang mahasiswa
2) Apabila hari yang dimaksud pada butir (a) bertepatan dengan hari Libur
Nasional maka dapat dilakukan pengantiaan pada hari lain setelah
mendapat persetujuan DPU dan DPP dan Dosen Penguji.
8
b. Mahasiswa mendaftar ke Prodi selambat-lambatnya 3 hari sebelum Seminar
dengan melengkapi persyaratan dokumen yang ditentukan:
1) Formulir pendaftaran Seminar
2) Surat kesediaan menguji dari DPU dan DPP dan Dosen Penguji.
3) Naskah Proposal yang telah disetujui Pembimbing, sebanyak 4 eksemplar
4) Fotocopi dari halaman buku literatur yang dikutip
c. Koordinator Program Studi mempersiapkan dokumen:
1) Undangan
2) Form penilaian
3) Berita Acara seminar
d. Proposal yang sudah diseminarkan dilakukan revisi dan mendapat persetujuan
dari DPU, DPP, dan Koordinator Prodi untuk memperoleh surat ijin penelitian.
e. Mengajukan Permohonan Ijin/Pengantar Ijin Penelitian kepada Dekan/WD 1
FKIP.
f. Batas waktu pelaksanaan penelitian dan penyusunan Skripsi adalah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

b. Persyaratan dan Tata Cara Ujian Komprehensif:


a. Telah melakukan seminar proposal penelitian skripsi dan dinyatakan lulus.
b. Seluruh mata kuliah yang diambil sudah lulus dengan IPK ≥2.50.
c. Melunasi SPP semester berjalan.
d. Mendapat persetujuan ujian komprehensif dari koordinator prodi.
e. Pelaksanaan ujian komprehensif dilakukan secara tertulis dan klasikal serta
diselengarakan oleh prodi setiap hari jumat.
f. Materi Ujian Komprehensif Program Studi Pendidikan Fisika adalah meliputi
bidang:
a. Fisika Dasar
b. Fisika Lanjutan
c. Pembelajaran Fisika
d. Metodologi Penelitian
4. Batas kelulusan ujian komprehensif ≥70
5. Apabila mahasiswa tidak mencapai batas kelulusan maka dilakukan ujian
ulang sampai lulus.

f. Persyaratan dan Tata Cara Seminar Hasil:


a. Telah melakukan proses pembimbingan sebanyak minimal 5 kali setiap DPU
dan DPP
b. Memperoleh persetujuan Seminar Hasil dari Dosen Pembimbing.
c. Mengajukan permohonan seminar hasil / daftar ke prodi
d. Pelaksanaan seminar hasil diatur oleh Koordinator Program Studi, dalam hal
waktu diatur sbb:
1) Seminar Hasil dilaksanakan pada hari Jumat dengan maksimal 3 orang
mahasiswa
2) Seminar Hasil dilaksanakan selama 1 (satu) jam.
3) Mahasiswa mendaftar ke Prodi selambat-lambatnya 3 hari sebelum
Seminar Hasil dengan melengkapi persyaratan dokumen yang ditentukan:
1). Formulir pendaftaran Seminar Hasil
2). Surat kesediaan menguji dari DPU dan DPP dan Dosen Penguji.

9
3). Naskah Proposal yang telah disetujui Pembimbing, sebanyak 4
eksemplar
4). Fotocopi dari halaman buku literatur yang dikutip
e. Koordinator Program Studi mempersiapkan dokumen:
4) Undangan
5) Form penilaian
6) Berita Acara seminar

7) Persyaratan dan Tata Cara Ujian Skripsi


a. Mahasiswa yang berhak mengikuti ujian skripsi adalah mahasiswa yang telah
dinyatakan layak oleh pembimbing skripsi untuk mengikuti ujian skripsi serta
memenuhi Syarat-Syarat Ujian Skripsi.
b. Pelaksanaan ujian skripsi diatur oleh Koordinator Program Studi, dalam hal
waktu diatur sbb:
1) Ujian Skripsi dilaksanakan pada hari Jumat setiap bulan dengan
maksimal 3 orang mahasiswa
2) Apabila hari yang dimaksud pada butir (a) bertepatan dengan hari
Libur Nasional maka dapat dilakukan pengantiaan pada hari lain
setelah mendapat persetujuan DPU dan DPP dan Dosen Penguji.
c. Ujian skripsi tidak dapat dilaksanakan apabila dosen pembimbing Utama tidak
hadir.
d. Mahasiswa mendaftarkan diri di prodi dengan mengisi Buku Pendaftaran
Ujian Skripsi.
e. Mahasiswa yang telah memenuhi syarat, mengajukan ujian skripsi kepada
Koordinator Prodi selambat-lambatnya 5 hari sebelum pelaksanaan ujian
yang direncanakan dengan melengkapi persyaratan sbb:
1) Formulir pendaftaran ujian
2) Surat kesediaan menguji dari DPU dan DPP
3) Naskah Skripsi yang telah disetujui Pembimbing, sebanyak 4 eksemplar
4) Fotocopi dari buku literatur yang dikutip.
5) Transkrip Sementara dari Ka.Subbag Pendidikan FKIP
6) Pas photo, ukuran 3 X 4 sebanyak 2 Lembar
f. Koordinator Program Studi merekap pendaftar ujian skripsi. Pengelolaan ini
dalam rangka mengatur jadwal ujian berdasarkan pendaftar ujian yang masuk.
g. Koordinator Program Studi mengatur Dosen Penguji Skripsi sesuai dengan
Ketentuan Dosen Penguji Skripsi (Lihat Ketentuan Dosen Pembimbing
Skripsi) dan membuat undangan ujian skripsi dengan ditandatangani oleh
Ketua Jurusan / Koordinator Prodi.
h. Koordinator Program Studi mengumumkan Jadwal dan Penguji Ujian Skripsi
di papan pengumuman dan mengirim undangan beserta naskah skripsi kepada
dosen penguji paling lambat 3 hari sebelum ujian berlangsung.
i. Koordinator Program Studi dan Karyawan Prodi/Jurusan Pendidikan MIPA
mempersiapkan dokumen: (a) Form penilaian, dan (b) Berita Acara Ujian (c)
ruang ujian, dan (d) perlengkapan ujian.
j. Pelaksanaan Ujian skripsi diatur dalam Ketentuan dan Tata Cara Ujian Skripsi
sbb:
1) Dosen Pembimbing Utama (DPU) memimpin sidang ujian.

10
2) Pimpinan sidang ujian mengendalikan waktu ujian agar dapat berlangsung
dalam waktu 1 (satu) jam, terdiri atas presentasi oleh mahasiswa, tanya-
jawab mengenai materi skripsi dan materi lain yang relevan sebagai
indikator kompetensi sesuai dengan kisi-kisi yang ditetapkan Program
Studi, dan penetapan keputusan ujian.
3) Penguji memberikan penilaian dengan menggunakan form yang telah
disiapkan Prodi dan menetapkan keputusan hasil ujian.
4) Pada waktu pelaksanaan Ujian mahasiswa harus berpakaian sopan dan rapi
(pria berpakaian lengan panjang warna putih celana panjang hitam,
berdasi, berjaket almamater, mahasiswi berpakaian putih lengan panjang,
rok panjang hitam, dan jaket almamater.
5) Ujian dilaksanakan secara terbuka, dengan seijin Penguji, mahasiswa lain
dapat menyaksikan.
6) Pada waktu Ujian dilaksanakan diwajibkan semua unsur penguji hadir, jika
ada unsur penguji yang belum hadir maka pelaksanaan ujian ditunda
selama 15 menit hingga lengkap
7) Mahasiswa memiliki kesempatan untuk menempuh Ujian maksimal 3 kali.
Apabila pada Ujian yang ketiga kalinya mahasiswa tidak lulus, maka
mahasiswa tersebut diwajibkan menyusun Skripsi baru dengan komposisi
Pembimbing Baru.
8) Hasil ujian diumumkan langsung oleh Ketua Dewan Penguji sesudah
pelaksanaan ujian selesai, sedangkan Tanda Kelulusan akan diatur oleh
Koordinator Program Studi/Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
k. Penetapan keputusan ujian:
1) Setelah selesai menguji, setiap penguji mengisi dan memberikan form
penilaian hasil ujian kepada Koordinator Sidang Ujian
2) Tim penguji membuat kesepakatan hasil ujian secara terbuka tanpa
dihadiri oleh mahasiswa yang diuji.
3) Ketentuan penilaian:

≥ 80 = Lulus dengan Huruf Mutu A


70 – 79 = Lulus dengan Huruf Mutu B
56 – 69 = Lulus dengan Huruf Mutu C
< 56 = Tidak Lulus

4) Nilai akhir hanya didasarkan pada nilai anggota dewan penguji.


5) Pimpinan sidang ujian menyampaikan keputusan hasil ujian kepada
mahasiswa setelah dicapai kesepakatan.

l. Penyerahan Berita Acara Ujian Skripsi


Koordinator Penguji menyerahkan Berita Acara Ujian Skripsi kepada
Koordinator Prodi setelah ujian selesai.

m. Penyerahan Skripsi
1) Mahasiswa menunjukkan hasil skripsi yang telah diperbaiki sesuai
saran Dosen Penguji selambat-lambatnya 3 bulan setelah tanggal ujian
akhir pada Dosen Penguji.
11
2) Dosen Penguji memberikan paraf persetujuan penjilidan skripsi atau
menyarankan perbaikan yang masih diperlukan.
3) Mahasiswa melaksanakan penjilidan skripsi.
4) Dosen Pembimbing, Penguji dan Koordinator Prodi menandatangani
lembar pengesahan skripsi.
5) Mahasiswa menyiapkan persyaratan lain yang ditentukan Fakultas dan
menyerahkannya ke Fakultas bersama dengan skripsi yang sudah
ditandatangani Dosen Pembimbing dan Koordinator Jurusan untuk
memperoleh Surat Keterangan Lulus (SKL).
6) Petugas Fakultas membubuhkan stempel Fakultas pada lembar
pengesahan Skripsi dengan mencantumkan Tanggal Lulus Ujian Akhir
Sarjana sesuai dengan tanggal SKL.
7) Jika mahasiswa tidak menyerahkan skripsi yang telah diperbaiki
sampai 3 bulan sesudah tanggal ujian, Koordinator Jurusan
membatalkan hasil ujian dengan menandatangani Berita Acara
Pembatalan Hasil Ujian Akhir Sarjana serta menyampaikannya ke
mahasiswa yang bersangkutan dan Dosen Penguji serta Koordinator
Program Studi.

12
BAB III
SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

A. FORMAT DAN PENATAAN


1. Kertas
Naskah diketik pada kertas HVS 80 gram berwarna putih tanpa garis, ukuran
A4 dan diketik 1 muka (tidak bolak balik).
2. Pengetikan.
Naskah diketik menggunakan komputer dengan program pengolah kata, seperti
Microsoft Word, dengan pilihan huruf ”Times New Roman”, font :
a. Naskah : 12”
b. Judul bab : 14”
c. Judul skripsi : 16”. Judul skripsi dan bab diketik dengan huruf besar dan tebal
(bold). Judul subbab dan sub-subbab tetap diketik dengan font 12. Semua judul
diketik dengan huruf tebal.
d. Jarak Baris : 2 spasi dan 1 spasi untuk kutipan langsung panjang (melebihi 3
baris ketikan) dan abstrak, dan satu setengah spasi untuk riwayat hidup.
e. Ruangan Ketikan : ruang ketikan adalah 14 x 1 cm, atau terdiri dari kurang lebih
56 huruf Pica dan 52 spasi( 52 baris ketikan 1 spasi, atau 26 baris ketikan 2
spasi).
f. Batas Tepi: tepi kiri 4 cm, tepi kanan 3 cm dan tepi atas 3 cm, serta tepi bawah 3
cm.
g. Bilangan dan Satuan. Bilangan diketik dengan angka apabila bilangan tersebut
kurang dari 10, namun bila bilangan tersebut berada pada awal kalimat harus
dieja, seperti : lima orang responden. Jika bilangan tersebut 10 atau lebih maka
ditulis dengan angka Arab. Satuan diungkapkan dengan singkatan resmi seperti
m, g, kg dan sebagainya. Simbol kimia, matematika, statistika penulisan
dilakukan sesuai dengan kelaziman dalam bidang yang bersangkutan.
h. Judul Bab. Judul Bab harus ditulis dengan huruf besar dan berada simetris
ditengah, tanpa tanda baca titik. Untuk subbab ditulis di tepi kiri dengan huruf
tebal, dan setiap kata awal dari suku kata dimulai dengan huruf besar, kecuali
untuk kata penghubung dan kata depan serta tanpa diakhiri dengan tanda baca
titik.
i. Daftar Isi. Tulisan daftar isi diketik dengan huruf besar (DAFTAR ISI) dan
terletak tepat di tengah, tanpa menggunakan tanda baca titik.
j. Judul Tabel ditulis di sebelah atas tabel, sedangkan untuk judul diagram, atau
gambar ditulis disebelah bawah.
k. Cara menulis singkatan mengikuti aturan bahwa penulisan pertama kali suatu
nama harus ditulis lengkap dan kemudian diikuti dengan singkatan resminya
dalam kurung. Kemudian untuk penulisan berikutnya singkatan resmi yang ada
dalam kurung digunakan tanpa menuliskan kepanjangannya.
3. Penomoran
Bagian depan atau disebut juga bagian pendahuluan (prelimanary pages) yang
terdiri dari: kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran dan riwayat hidup penulis menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iv
dst.nya). Khusus lembar sampul, abstrak dan halaman persetujuan tidak
menggunakan nomor halaman. Nomor halaman untuk bagian isi menggunakan
angka Arab dan diletakkan di bagian kanan atas, kecuali halaman dengan judul

13
bab (bab baru) diletakkan di bagian tengah bawah naskah. Nomor halaman isi
berakhir sampai dengan Daftar Pustaka. Lampiran menggunakan nomor sendiri
sesuai dengan urutan lampiran yang tertulis dalam daftar lampiran.
4. Pemberian tanda bagian skripsi
Pemberian tanda bagian skripsi pada judul sub bab atau sub sub bab harus tetap
konsisten. Bila Bab dan sub bab menggunakan angka Arab harus tetap
digunakan sampai akhir naskah. Untuk kalimat yang menggunakan pembagian
dapat digunakan gabungan angka Arab, angka Romawi serta abjad.
Pembagian yang lazim digunakan adalah sebagai berikut :
I.
II.
A
1
2
a
b
1)
a)
(1)
(a)
B. PENATAAN SKRIPSI
Penulisan skripsi harus mengikuti bentuk tertentu. Bentuk skripsi tersebut dapat
beragam dan mempunyai beberapa perbedaan satu dengan yang lainnya, namun
pada dasarnya bentuk skripsi terdiri atas 3 bagian pokok yaitu :
1. Bagian Depan (Pembukaan)
2. Bagian Isi (Teks)
3. Bagian Akhir (Pelengkap)

C. BAGIAN DEPAN (PEMBUKAAN)


Bagian awal mencakup sampul luar, halaman persetujuan, dan daftar isi.

1. Halaman sampul luar. Sampul luar menggunakan kertas karton tebal berwarna
putih (sesuai dengan warna FKIP), dicetak dengan warna hitam. Semua huruf
dicetak dengan huruf besar. Sampul luar memuat judul penelitian, logo
Universitas Bengkulu, nama dan nomor mahasiswa, nama institusi serta tahun
penelitian. Semua tulisan/logo dibuat dengan format rata tengah (center).
Urutan seperti berikut:
a. Logo. Cantumkan Logo Universitas Bengkulu yang resmi, dengan diameter 5,5
cm.
b. Judul. Judul penelitian ditulis dalam bahasa Indoensia, dibuat sesingkat-
singkatnya, jelas, dan menunjukkan masalah yang diteliti dengan tepat serta
tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam. Dianjurkan Judul,
maksimum terdiri dari 15 kata, ditulis dengan huruf kapital jenis Times New
Roman yang besarnya 14 inchi. Judul dianjurkan tidak terlalu panjang dan tidak
perlu selengkap mungkin, namun harus mencakup: (1) sifat atau jenis penelitian,
(2) menggambarkan hubungan antar variabel, (3) obyek/variabel yang diteliti,
(4) subjek penelitian, (5) lokasi penelitian, dan (6) adakalanya (tidak selalu)
dicantumkan juga waktu pelaksanaan penelitian tersebut. Judul penelitian

14
diletakkan pada halaman paling atas yang berada simetris, diketik dengan huruf
besar seluruhnya dengan jarak antar baris satu spasi, dan disusun secara
piramida terbalik (bila lebih dari satu baris), serta dicantumkan tanpa ada kata
yang disingkat, kecuali untuk singkatan yang baku seperti NPM., SMA dsb.
c. Nama dan Nomor Pokok Mahasiswa. Nama ditulis lengkap, tidak boleh
disingkat. Nomor pokok mahasiswa secara lengkap dituliskan dibawah nama.
d. Nama Institusi. Perlu diperhatikan bahwa urutan penulisan institusi sesuai
dengan hierarki: Program Studi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pendidikan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Universitas
Bengkulu, diketik dengan huruf besar.
e. Tahun. Tahun yang ditulis pada bagian ini adalah tahun ujian skripsi terakhir
dan ditempatkan di bawah nama institusi.
Format dan contoh halaman sampul luar skripsi dapat dilihat pada Lampiran.

2. Halaman Judul Secara umum, Halaman judul dicetak sama dengan halaman
sampul luar, tetapi pada kertas HVS-putih dan tambahan informasi sebagai
berikut: diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
3. Halaman Persetujuan. Halaman persetujuan merupakan persetujuan oleh
pembimbing, dan Penguji. Halaman persetujuan memuat tulisan ”Pernyataan
Persetujuan” diketik dengan huruf besar ditempatkan ditengah-tengah, diikuti
keterangan: Skripsi : Skripsi ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di
hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
4. Halaman Pengesahan. Halaman pengesahan harus ditandangani Ketua
Jurusan dan Dekan.
Format halaman persetujuan dan pengesahan tertera di dalam lampiran.

5. Halaman Abstrak. Pada umumnya skripsi membutuhkan abstrak yang


merupakan uraian ringkas (inti sari) dari skripsi tersebut. Untuk skripsi
dianjurkan agar pada kalimat pertama, dimulai dengan nama lengkap penulis,
judul tulisan, Program Studi, Fakultas dan Universitas. Kalimat kedua dan
berikutnya merupakan: (a) ulasan singkat tentang masalah dan materi yang
diteliti, (b) metode penelitian yang digunakan, (c) hasil-hasil yang
diperolehnya, dan (e) kesimpulan dan saran yang diajukan.
Disarankan agar penulisan abstrak ini diungkapkan secara padat berupa
intisarinya saja dan panjang tulisannya tidak lebih dari 200 kata dalam 1
halaman (tanpa menghitung kata sambung), ditempatkan setelah halaman judul
dan ditulis dengan jarak satu spasi. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia
dengan menggunakan kalimat aktif, sedangkan jika ditulis dengan bahasa
Inggris lebih tepat untuk menggunakan kalimat pasif.

6. Halaman Pernyataan tentang Keaslian Karya Tulis. Skripsi merupakan


karya ilmiah resmi akademis, wajib melampirkan SURAT PERNYATAAN
yang berisi pernyataan bebas plagiat (jiplakan), dan dalam penulisan karya
ilmiah tersebut dilengkapi dengan meterai Rp. 6.000,- Format surat pernyataan
seperti tertera pada lampiran.

15
7. Halaman Motto dan / atau Persembahan (bila diperlukan). Bila penulis
beranggapan bahwa dalam membuat skripsi diperlukan suatu motivasi berupa
pandangan hidup yang berkaitan dengan penulisan serta rasa pengabdiannya,
maka dapat disusun motto dan atau persembahan pada halaman khusus. Motto
merupakan pandangan hidup yang digunakan oleh penulis dalam mendekati
permasalahan yang akan diteliti yang dicantumkan dalam kalimat pendek
berupa semboyan yang puitis. Motto dituliskan dibagian kiri atas dan
dianjurkan agar sumber motto tersebut dapat dicantumkan. Bila penulis ingin
mempersembahkan skripsi ini kepada seseorang, misalnya orang tua, dapat
mencentumkannya pada halaman khusus di bagian kanan bawah dan
digabungkan dengan halaman motto. Pada halaman ini tidak dibenarkan
menghiasinya dengan gambar.

8. Halaman Riwayat Hidup. Halaman riwayat hidup ini berisikan nama lengkap,
tempat dan tanggal lahir, nama kedua orangtuanya, riwayat pendidikan
formalnya sejak awal hingga memasuki Program Studi /Jurusan/ Fakultas/
Universitas, dan pekerjaan serta daftar karya ilmiah yang pernah ditulis.
Biasanya riwayat hidup ini tidak melebihi satu halaman.

9. Halaman Kata Pengantar. Kata Pengantar berisi uraian yang mengantar para
pembaca skripsi kepada permasalahan yang diteliti. Dalam Kata Pengantar
dapat dikemukan ucapan terima kasih mahasiswa kepada pihak yang telah
berjasa dan membantu dalam penyusunan skripsi, serta bisa ditambahkan
dengan ungkapan rasa keterbatasan sebagai manusia dalam menganalisis suatu
masalah. Halaman ini disarankan agar tidak melebihi satu halaman. Dibagian
bawah diketik nomor halaman dengan angka Rowawi kecil (i, ii, iii dan
seterusnya).

10. Halaman Daftar Isi. Halaman ini menunjukkan secara garis besar kerangka
skripsi, serta memberikan petunjuk seluruh isi yang terdapat dalam skripsi
tersebut.

11. Halaman Tabel (bila ada). Halaman ini memuat judul tabel yang digunakan
dalam penyusunan skripsi secara berurutan sesuai dengan urutan nomornya.
Nomor tabel pada daftar tabel ditulis dengan dengan dua angka Arab (1, 2, 3
dan seterusnya). Contoh: Tabel 1.4. artinya table nomor 4 pada Bab I.
Untuk memudahkan pembaca mencari table , pada nomor urut tabel pada daftar
tabel dicantumkan nomor halaman. Judul tabel pada daftar tabel dan pada
naskah ditulis dengan huruf besar pada tiap huruf awak kata.
12. Halaman Daftar Gambar (bila ada). Sama seperti halaman daftar tabel,
halaman daftar gambar memuat judul gambar (seperti grafik, bagan, diagram,
peta) yang digunakan dalam penyusunan skripsi secara berurutan sesuai dengan
urutan nomornya. Contoh Gambar 2.1. artinya gambar nomor 1 pada Bab 2.
13. Halaman Daftar Lampiran (bila ada). Sama seperti halaman daftar tabel dan
gambar, daftar lampiran disusun bila skripsi tersebut dilengkapi dengan
lampiran-lampiran yang merupakan kelengkapan dan penjelasan. Halaman ini
berisikan judul lampiran berurutan sesuai dengan urutan nomornya. Contoh:
Lampiran 2. Artinya lampiran nomor 2.

16
D. BAGIAN UTAMA
Bagian ini merupakan pokok dari suatu penulisan karya ilmiah yang dipaparkan
secara ilmiah. Pada umumnya karya ilmiah dapat berupa laporan penelitian dan
laporan kegiatan ilmiah untuk mengembangkan suatu model atau prototipe
mengenai suatu masalah tertentu. Apabila karya ilmiah berupa laporan
penelitian, maka harus dijelaskan mengenai mengapa penelitian itu
dilaksanakan, tujuan, tinjauan pustaka yang relevan dengan topik, pemikiran
dasar penelitian,bagaimana penelitian dilakukan, metodologi,hasil yang
diperoleh, pembahasan serta kesimpulan dan saran yang diajukan. Penyajian
disampaikan dengan lugas, sistematis ditulis menggunakan bahasa Indonesia
sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku, yaitu ”Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”, sedangkan ragam bahasa baku
mengikuti ”Kamus Umum Bahasa Indonesia”.
Secara umum, Komponen Bagian Utama memuat butir-butir berikut :

1. PENDAHULUAN
Langkah pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah.
Satu hal yang harus disadari ialah bahwa pada hakekatnya suatu masalah tidak
pernah berdiri sendiri dan terisolasi dari faktor-faktor lainnya. Selalu terdapat
hubungan yang merupakan latar belakang dari masalah tersebut. Dalam bab
Pendahuluan dikemukakan antara lain dengan singkat dan jelas (a) Latar
belakang masalah; (b) Alasan mengapa penelitian perlu dilakukan dan rumusan
masalah; (c) Masalah atau pertanyaan penelitian; (d) Tujuan penelitian yang
terdiri dari tujuan umum dan khusus yang bersifat dapat diukur; (e) Manfaat
yang diharapkan diperoleh setelah analisis dilakukan; (f) Ruang lingkup
bahasan yang mencakup area, substansi, pendekatan penelitian, subyek dan
tingkat pembahasan (makro/mikro). Secara umum, pendahuluan terdiri dari :

a. Latar Belakang. Pada sub-bab ini diungkapkan latar belakang timbulnya


masalah penelitian yang akan dibahas serta menguraikan hal yang sangat
berkaitan dengan masalah tersebut. Latar belakang ini menjelaskan situasi
permasalahan yang ada atau issue yang perlu diteliti, dan perlu juga
menjelaskan hal yang mendorong timbulnya masalah, sehingga dapat
diungkapkan kondisi dan situasi internal dan eksternal, hal yang berkaitan
langsung maupun tidak langsung, serta keadaan yang mempercepat timbulnya
masalah penelitian. Jadi pembahasan latar belakang masalah merupakan hal
yang penting untuk diteliti ditinjau dari segi profesi peneliti, pengembangan
ilmu, dan kepentingan pembangunan. Uraian latar belakang dimulai dari hal
yang bersifat umum hingga pengungkapan yang lebih spesifik secara beurutan
atau kronologis.
b. Masalah Penelitian. Pemilihan masalah penelitian merupakan langkah yang
paling menentukan untuk kegiatan selanjutnya. Masalah Penelitian (reseach
problem) berbeda dengan masalah umum (general problems). Masalah umum
adalah masalah yang dapat dijawab dan dipecahkan tanpa melalui penelitian
seperti rapat atau dengan peraturan maupun deregulasi, sedangkan masalah
penelitian adalah masalah yang dipecahkan hanya melalui penelitian.
Tujuan pengajuan ilmiah adalah untuk membedakan atau menghubungkan dua
variabel yang didasarkan kepada kriteria pembeda atau penghubung yang

17
berdasarkan konsepsi keilmuan. Penelitian ilmiah tidak membedakan atau
menghubungkan dua variabel sekiranya diantara keduanya tidak terdapat
konsepsi yang mendukungnya. Aturan main dari penelitian ilmiah adalah
berpikir konsepsional. Jadi bila tidak menguasai konsepsi keilmuan dari
variabel-variabel yang akan diteliti jangan mengajukan permasalahan tersebut.
Konsepsi keilmuan ini akan menjadi dasar (premis) dalam menyusun kerangka
berpikir hipotesis. Jadi bagaimana seorang peneliti akan mampu menyusun
kerangka berpikir hipotesis bila tidak menguasai konsepsi yang merupakan
rujukan dasarnya, dan di pihak lain, bagaimana pula akan mampu melakukan
hal tersebut bila memang tidak terdapat konsepsi yang membedakan atau
menghubungkan variabel-variabel yang diteliti?
1) identifikasi masalah. Masalah perlu diuraikan secara jelas dengan identifikasi
masalah pokoknya dan seluruh masalah yang akan dibahas. Masalah yg
diungkapkan dan diidentifikasi tersebut berasal dari adanya kesenjangan antara
teori dan penerapannya dilapangan yang dapat timbul karena (a) hilangnya
informasi yang menimbulkan kesenjangan pada pengetahuan kita, (b)
terdapatnya hasil yg saling berlawanan, (c) terdapat fakta yg memerlukan
penjelasan lebih lanjut.
2) perumusan masalah. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam
perumusan masalah adalah: (a) masalah dirumuskan dalam kalimat tanya, (b)
dapat menggambarkan faktor maupun variabel yang akan diamati serta bentuk
hubungannya (c) Dapat dijawab berdasarkan hasil analisis data empirik (d)
Dicantumkan pada kalimat terakhir pada alinea terakhir uraian identifikasi
masalah.

c. Tujuan Penelitian. Tujuan Penelitian mengungkapkan secara jelas dan spesifik


apa yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Oleh karena itu
tujuan penelitian harus konsisten dengan rumusan masalah. Dalam perumusan
tujuan ini, bukanlah tujuan penulis dalam melakukan penulisannya, melainkan
tujuan penelitian itu sendiri. Tujuan tersebut merupakan pernyataan yang
mengungkapkan hal yang akan diperoleh pada akhir penelitian, sehingga dapat
dikatakan bahwa tujuan adalah jawaban yang diharapkan oleh peneliti. Pada
umumnya, tujuan penelitian dicantumkan secara berurutan yang masing-masing
pernyataannya hanya terdiri atas beberapa kalimat saja yang dinyatakan secara
spesifik dan kriteria yang jelas sesuai dengan prioritasnya.
Dalam perumusan tujuan harus memenuhi kriteria : (1) dirumuskan dalam
kalimat pernyataan yang diperoleh dari setiap rumusan yang ada dan sub-
masalah penelitian, (2) dapat diukur ketercapaiannya oleh kesimpulan yg
dirumuskan berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan.
d. Manfaat Penelitian (Significance of the study). Manfaat atau signifikansi
penelitian menguraikan pentingnya serta kemungkinan kontribusi dari hasil
penelitian. Peneliti harus dapat menentukan perkiraan hasil penelitian, terutama
bagaimana cara penelitian dapat memberikan kontribusi terhadap teori atau
pengetahuan dari fenomena umum atau spesisfik. Dengan demikian, perlu
diungkapkan penerapan dari pengetahuan yang spesifik dan pentingnya
penerapan tersebut, serta bagaimana hasil penelitian dapat memberikan
masukan dan membantu dalam pengambilan keputusan, perumusan
kebijaksanaan dan atau pemecahan masalah praktis.

18
e. Keterbatasan penelitian (Limitation of the study). Sering peneliti kurang
mampu dan ragu-ragu menentukan secara jelas batas penelitiannya. Oleh karena
itu, perlu diungkapkan keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitiannya,
dalam aspek metodologi, variabel yang tidak digunakan, faktor dan keadaan
yang tidak menjadi cakupan penelitian dan hasil yang akan diperoleh dari
penelitian tersebut. Keterbatasan penelitian tidak sama dengan batasan
penelitian. Dengan demikian, keterbatasan ini akan mempengaruhi juga ruang
lingkup penelitian.

2. Kerangka Teoritis (theoretical framework) . Setelah masalah berhasil


dirumuskan dengan baik maka langkah kedua dalam metode ilmiah adalah
penyusunan kerangka teoritis dan pengajuan hipotesis. Kerangka Teoritis
disebut juga Landasan Teori. Kerangka teoritis merupakan strategi dan
pendekatan untuk memecahkan masalah. Kerangka teoritis ini dimulai dengan
meninjau dan mengembangkan masalah penelitian yang telah dirumuskan
dengan teori, konsep pernyataan maupun hasil penelitian yang berkaitan.
Kerangka Teoritis dalam pengajuan hipotesis harus didasarkan kepada
argumentasi (kerangka berpikir) yang disusun oleh peneliti sendiri dengan
merujuk kepada konsepsi-konsepsi keilmuan yang relevan. Tidak
diperkenankan untuk mengambil hasil penelitian orang lain sebagai dasar
pengajuan hipotesis. Hasil penelitian orang lain berfungsi sebagai pembanding
bagi hipotesis yang diajukan atau hasil penelitian. Bila hasil penelitian orang
lain sesuai dengan hipotesis yang diajukan maka hal ini berarti bahwa hipotesis
kita ditunjang oleh penemuan orang lain. Bila tidak, maka hal ini tidak
mengurangi mutu keilmuan dari hipotesis yang kita ajukan, asalkan kita bisa
memberikan alasan mengapa hal itu bisa terjadi.
Dengan demikian penulis berupaya untuk memadukan, mengintegrasikan dan
mensintesiskan seluruh materi yang ada dan berkaitan dengan topik masalah.
Kemudian dilanjutkan dengan pemilihan dan penentuan kerangka pemikiran
yang akan digunakan sebagai hasil identifikasi yang sistematis dan analisis yang
kritis berdasarkan hasil studi kepustakaan. Kerangkan teoritis ini, terdiri atas: (a)
tinjauan pustaka, (b) kerangka pemikiran, dan (c) hipotesis (bila diperlukan).

a. Tinjauan Pustaka (Review of related Literature). Tinjauan pustaka merupakan


upaya penulis untuk meninjau, mengembangkan dan mengaitkan masalah yang
telah dirumuskannya dengan teori, konsep atau hasil penelitian yang telah ada
sebelumnya. Dengan demikian peneliti mereview semua literature yang terkait
dengan masalah penelitian. Literature itu dapat/bisa dikutip dari teori, konsep,
hasil-hasil penelitian (journal)
Tujuan melakukan tinjauan pustaka adalah : (1) mengembangkan uraian yg
terdapat pada masalah penelitian, (2) mengungkapkan dasar teoritis dan empiris
terhadap masalah; (3) memberikan dasar dan pemahaman untuk pengembangan
suatu kerangka pemikiran; (4) memberikan dasar untuk merumuskan hipotesis’
(5) membantu pembahasan dan penguraian lebih lanjut terhadap masalah
(sebagai landasan teoritik dalam analisis temuan); (6) membantu interpretasi
hasil pengolahan data dan perumusan implikasinya.
Dalam Tinjauan Pustaka yang merupakan Bab II, dibahas berbagai publikasi
(penelitian yang relevan) yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, atau

19
direncanakan modelnya, mencakup antara lain aspek masalah yang diteliti,
pendekatan pemecahan masalah yang digunakan dan atau model kerangka
konsep yang digunakan, dan hasil yang diperoleh sebagaimana dipaparkan
dalam sumber bersangkutan. Tinjauan pustaka dimaksudkan untuk
menampilkan mengapa teori dan hasilpenelitian para pakar terdahulu
diterapkan oleh penulis dalam penelitiannya. Tinjauan Pustaka harus dapat
disampaikan tentang permasalahan dan cara penanggulangannya. Penulis harus
dapat mendeskripsikan secara rinci tentang teori yang akan digunakan dalam
penelitian ini.
Untuk tinjauan pustaka, yang terbaik adalah memilih bahan pustaka mutakhir
dan asli, sedapat mungkin sumber informasi berupa abstrak dihindari. Minimal
10 buku teks (bahan pustaka primer) dan 5 artikel dari jurnal ilmiah terkemuka
yang relevan dengan topik karya ilmiah dapat digunakan untuk mengulas yang
dapat memberi arahan kepada analisis seperti tersebut di atas. Penulis tidak
hanya menyampaikan kutipan-kutipan dari rujukan yang dibacanya, tetapi juga
mengulasnya. Pada umumnya kurun waktu masing- masing publikasi yang
digunakan tidak lebih dari 10 tahun terakhir.
Setelah menjelaskan pendekatan desain penelitian dengan kelebihan masing-
masing, tinjauan pustaka diakhiri dengan pendekatan desain penelitian dan
kerangka pemikiran yang akan digunakan disertai dengan alasannya. Kerangka
pemikiran ini dibuat untuk karya ilmiah yang berbasis penelitian.

b. Kerangka pemikiran (Conceptual Framework). Kerangka pemikiran adalah


suatu kerangka konsepsi dari peneliti yang menyajikan hubungan antara
variabel yang diperkirakan akan terjadi, dan diperoleh dari hasil dan penjabaran
tinjauan pustaka. Pada tinjauan pustaka diungkapkan materi yang berkaitan
dengan masalah penelitian. Berdasarkan uraian kepustakaan tersebut, maka
peneliti memilih dan menggunakan teori atau konsep yang paling sesuai dan
berkaitan untuk digunakan dalam pemecahan masalah penelitian. Dengan
demikian, kerangka pemikiran adalah bagian yang mengungkapkan strategi dan
pendekatan penulis untuk memecahkan masalah.

1) Tujuan kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran sebaiknya dipisahkan dari


uraian tinjauan pustaka, namun tetap ada dalam bab yang sama, karena
kerangka pemikiran ini merupakan hasil identifikasi yang sistemastis dan
analisis yang kritis dari peneliti sendiri berdasarkan hasil studi kepustakaannya
dan pengamatan awal dari peneliti terhadap masalah. Namun, untuk laporan
penelitian (selain skripsi), kerangka pemikiran dapat digabungkan dengan
uraian tinjauan pustaka.
Tujuan kerangka pemikiran adalah: (a) Memberikan arah strategi dan
pendekatan penulis untuk memecahkan masalah. Dengan adanya kerangka
pemikiran maka penulis lebih mudah untuk merencanakan dan menyusun
langkah berikutnya, dan pembaca dapat mengetahui logika pemikiran yang
digunakan oleh penulis dalam memecahkan masalah. (b) Menggambarkan
secara menyeluruh konsep yang digunakan dalam penelitian dan sekaligus dapat
menyajikan hubungan antara variabel atau faktor yang digunakan oleh penulis.
(c) Menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan
dapat mengambil manfaat dari pengalaman mereka.

20
2) Perumusan Kerangka Pemikiran. Kerangka pemikiran dimulai dengan uraian
yang menggambarkan konsep yang telah dipilih dan ditentukan oleh peneliti,
dan selanjutnya uraian tersebut sebaiknya diformulasikan dan dirumuskan
dalam bentuk model, yaitu: model skematik/bagan, model input-proses-output,
atau model simbolik/matematik. Dengan demikian, kerangka pemikiran perlu
memenuhi beberapa kriteria: (1) dimulai dengan uraian yang menggambarkan
konsep, variabel serta hubungan antara konsep, dan variabel tersebut, (2)
diakhiri dengan rumusan berbentuk model skematik/bagan, model input-proses-
output, atau model simbolik/ matematik.
Dengan demikian kita dapat membedakan dua kategori pokok yakni deskripsi
teoritis dari obyek yang diteliti dan argumentasi teoritis dari hipotesis yang
diajukan. Disamping itu kita mempunyai kategori yang ketiga yakni
pembahasan mengenai penelitian lain yang relevan.
Dengan demikian dalam kerangka konsep dijelaskan secara rinci pendekatan
pemecahan masalah dan atau model yang digunakan dalam karya ilmiah ini.
Dari analisis yang diperoleh dari tinjauan pustaka, maka minat penulis
kemudian dapat terbentuk. Penulis diminta untuk melakukan pengkerucutan
hasil dari induksi hingga sampai pada topik penelitian yang sesuai dengan minat
dan kelayakan untuk dilakukan. Tahapan ini disebut deduksi. Bagian ini terdiri
dari: (1) Visualisasi hubungan berbagai konsep dan atau model matematis
dengan penjelasannya. (2) Penjelasan secara rinci konsep dan atau variabel serta
definisi operasional setiap konsep/ variable. (3) Hubungan antara berbagai
konsep dan atau variabel dalam model pemecahan masalah yang dijelaskan
secara rinci. Dari kerangka konseptual dapat dijelaskan hubungan antar variabel
yang menyebabkan terjadinya fenomena topik penelitian, sehingga dapat
diperoleh independent variabel yang dapat berupa interventing variabel,
moderating variabel dan lain-lain.

c. Hipotesis (bila diperlukan). Penggunaan hipotesis sangat tergantung dari


formulasi masalah penelitian dan kerangka pemikirannya. Ada penelitian yang
memerlukan dan bahkan mengharuskan hipotesis, tetapi ada juga yang tidak
memerlukannya. Hipotesis adalah “suatu penjelasan tentatif/jawaban sementara
terhadap gejala, kejadian, atau perilaku tertentu yang telah terjadi atau yang
akan terjadi”. Hipotesis menggambarkan harapan penulis mengenai hubungan
yang terjadi atau pikiran penulis mengenai hasil penelitian yang akan
diperolehnya, berdasarkan teori, konsep yang ada atau hasil penelitian orang
lain. Untuk itu, hipotesis dapat merupakan suatu jawaban atau kesimpulan
sementara dari peneliti, namun masih bersifat tentatif dan kebenarannya masih
harus diuji terlebih dahulu secara empiris.
1) Karakteristik Hipotesis. Hipotesis mempunyai karakteristik: (1) jawaban
tentatif yang konsisten dengan penelitian sebelumnya. (2) menggambarkan
keadaan atau hubungan yang diharapkan secara jelas dan tepat antara variabel
dalam bentuk opersional dan dapat diukur, (3) memberi petunjuk bagaimana
variabel yang dicantumkan dalam hipotesis dapat diamati dan diuji secara
empirik.
2) Fungsi Hipotesis. Hipotesis mempunyai fungsi: (1) memperkenalkan cara
berfikir penulis pada awal penulisannya, (2) menunjukkan langkah dan prosedur
berikutnya dari penelitian, (3) membantu dalam menganalisis dan

21
menginterpretasikan data. Jadi dalam penelitian yang bersifat analisis, hipotesis
perlu dirumuskan, sedangkan dalam penelitian deskriptif, hipotesis tidak
diperlukan.
3) Tipe Hipotesis. Terdapat dua macam atau tipe hipotesis yaitu : hipotesis nol
(null hypothesis), dan hipotesis alterbatif (alternative hypothesis, researcher
hypothesis).
a) Hipotesis Nol = null hypothesis = hampa = tidak ada (Ho). Hipotesis nol
adalah suatu pernyataan yang tidak menunjukkan arah hubungan dan
menggambarkan kondisi antara variabel, seperti menggambarkan “ tidak
ada perbedaan antara variabel A dengan variabel B”, tidak ada hubungan
antara variabel X dengan variabel Y”, tidak ada pengaruh antara variabel
P dengan variabel Q”.
b) Hipotesis Alternatif atau hipotesis peneliti (Alternative Hipothesis (Ha).
Hipotesis alternatif atau hipotesis peneliti adalah suatu pernyataan yang
menunjukkan arah hubungan dan menggambarkan kondisi antara variabel,
seperti: terdapat pengaruh antara variabel P dengan variabel Q”, atau
dapat juga diungkapkan dengan “ semakin besar variabel P akan semakin
tinggi pula variabel Q”, “terdapat hubungan antara variabel X dengan
variabel Y”, “terdapat perbedaan antara variabel A dengan variabel B”.
Hubungan antara variabel tersebut dapat terjadi dalam berbagi bentuk,
berdasarkan: (a) arah hubungan seperti; hubungan tidak sama, lebih besar, atau
lebih kecil, (b) jumlah variabel seperti: hubungan bivariat (dua variabel) atau
multivariat (lebih dari dua variabel), (c) bentuk hubungan seperti: hubungan
linear atau tidak linear (kurva, parabola), (d) sifat hubungan seperti: simetris
atau asimetris.
Kiranya jelas bahwa dengan pembahasan seperti ini maka secara sistematik dan
analitis kita mampu mengemukakan kerangka berpikir yang merupakan dasar
rasionalitas dari penelitian ilmiah. Seperti diketahui berpikir ilmiah merupakan
gabungan antara berpikir secara rasional dan empiris. Tanpa dasar rasionalitas
yang meyakinkan maka penelitian ilmiah lebih merupakan pengumpulan data
dan bukan pengujian hipotesis. Pengumpulan data sukar untuk diterima sebagai
karya ilmiah yang bersifat akademik, apalagi bila hal ini dimaksudkan sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar. Untuk menghasilkan skripsi atau
karya tulis ilmiah yang baik maka peneliti harus lebih bersungguh-sungguh
dalam menyusun kerangka teoritis dan tidak semata-mata menekankan hasil
penelitiannya kepada kesimpulan analisis dari data empiris yang dikumpulkan.
Data empiris sama sekali tidak mempunyai arti kecuali diberi makna oleh
peneliti, dan kerangka teoritis inilah yang memberikan makna kepada data yang
dikumpulkan itu.
Skripsi yang baik bagaikan sebuah hasil arsitektur atau komposisi musik;
masing-masing terletak pada tempatnya secara keseluruhan membentuk
kesatuan yang utuh. Tidak ada gunanya kita mendeskripsikan aspek-aspek
teoritis yang tidak ada kaitannya dengan penelitian kita, atau lebih terinci lagi,
tidak ada kaitannya dengan argumentasi teoritis yang akan kita susun dalam
pengajuan hipotesis. Hal itu tidak bersifat produktif, tetapi bahkan sebaliknya,
bersifat kontra produktif yang merusak keutuhan arsitektur dan komposisi kita.
Begitu juga tidak banyak gunanya kita menguasai berbagai aspek deskriptif

22
teoritis dari suatu masalah bila hal itu tidak dikembangkan menjadi argumentasi
yang menjurus kepada pemecahan masalah.

3. Metode Penelitian. Secara umum, disajikan langkah-langkah rancangan /


metode penelitian yakni:
a. Jenis Penelitian. Bagian ini dengan menjelaskan jenis/metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian.
b. Variabel Penelitian. Berdasarkan rumusan kerangka pemikiran, perlu
ditentukan dan dijelaskan variabel penelitian seperti variabel bebas
(independent variable), bila ada variabel antaranya (Intervening Variable),
dan variabel tidak bebas (Dependent variable).
Setelah itu, ditentukan apa dan bagaimana pengukuran variabel tersebut.
Penentuan pengukuran ini sangat penting, guna memudahkan penyusunan
instrumen berikutnya.
c. Definisi Istilah (bila diperlukan). Memberi definisi istilah adalah penting
dalam penelitian supaya peneliti dan pembaca tidak akan mengaitkan pikirannya
dengan hal-hal lain. Tipe-tipe definisi :
1) Definisi Konsepsi, juga biasa disebut sebagai definisi konstitutif, adalah
suatu definisi yang diperoleh dari kamus. Adalah definisi akademik atau
mengandung pengertian yang universal untuk suatu kata atau kelompok
kata. Definisi ini biasanya bersifat abstrak dan formal.
2) Definisi operasional, juga bisa disebut sebagai definisi fungsional.
Kerlinger memberikan dua bentuk definisi operasional yaitu : definisi
operasional yang dapat diukur menyatakan suatu konsep yang dapat diukur
dalam penyelidikan. Sedangkan definisi operasional eksperimental peneliti
menguraikan secara rinci variabel-variabel yang dimanipulasi.

d. Prosedur Penarikan Sampel (Teknik Sampling). Untuk melaksanakan


penarikan sampel, perlu dilakukan beberapa pentahapannya:
1) Perlu ditentukan populasi dari penelitian yang akan dilakukan. Populasi
harus ditentukan dan didefinisikan dengan baik sehingga dapat merangkum
seluruh elemen yang berkaitan dengan penelitian. Populasi adalah
sekumpulan elemen yang akan menjadi obyek penelitian, dan merupakan
semua hal yang akan diamati. Populasi perlu dirumuskan secara jelas dan
sepesifik, seperti elemen, unit sampling, tempat dan waktunya.
2) Penentuan sampel. Penentuan sampel ini merupakan langkah yang sangat
kritis, karena bila tidak tepat mewakili populasi yang telah ditentukan,
maka tidak mungkin dilakukan generalisasi terhadap hasil penelitian.
3) Pemilihan teknik sampling. Pilih salah satu dari teknik sampling yang
ada. Teknik sampling merupakan suatu cara yang akan digunakan untuk
memilih unit analisis penelitian. Terdapat beberapa macam teknik
sampling, yang masing-masing mempunyai kelebihannya. Teknik tersebut
dapat berupa teknik sampling probabilita (probability sampling) atau sering
disebutteknik acak (random), dan teknik sampling tidak probabilita
(nonprobablity sampling).
4) Penentuan besar sampel yang dipilih. Perlu ditentukan lebih dahulu
besarnya sampel yang diperlukan. Penentuan besar sampel dapat dilakukan
dengan cara: (1) menggunakan tabel, dan (2) menggunakan rumus.

23
e. Teknik Pengumpulan Data. Data dikumpulkan dengan instrumen yang
menggunakan berbagai teknik pengumpulan data. Data terdiri atas : (1) data
sekunder, dan (2) data primer, yang dikumpulkan dengan menggunakan
teknik : (a) Tes, yaitu instrumen (pertanyaan, latihan, alat) untuk mengukur
pengetahuan, keterampilan, kemampuan, intelegensia atau bakat yang dimiliki
oleh perorangan/kelompok, (b) Kuesioner, yaitu pertanyaan tertulis (tertutup,
terbuka, atau setengah terbuka) untuk mendapatkan informasi dari responden.
(c) Wawancara, yaitu pertanyaan lisan (dialog) yang dilakukan oleh
pewawancara untuk mendapatkan informasi dari responden. Wawancara ini
dapat dilakukan secara langsung atau melalui telpon, (d) Pengamatan
(Observasi), yaitu pengamatan langsung dengan menggunakan seluruh
pancaindera dengan cara merekam kejadin, menghitung, mengukur dan
mencatatnya. Sebelum digunakan, instrumen harus diuji lebih dahulu dengan:
Uji Validitas dan Uji reliabilitas.
Teknik wawancara banyak digunakan, berikut diberikan kelebihan teknik
wawancara (1) bersifat fleksibel, (2) tingkat jawab lebih tinggi, (3) rekasi
responden dapat diamati, (4) urutan dan susunan pertanyaan dapat dikontrol (4)
pewawancara dapat mencatat jawaban spontan, (5) pewawancara dapat
mengamati keadaan lingkungan. Sedangkan keterbatasannya adalah : (1) biaya
relatif mahal, (2) waktu relatif lebih lama, (3) terdapat praduga atau bias dari
pewawancara, (4) perlu pelatihan pewawancara, (4) responden kurang leluasa
menjawab, (5) kerahasiaan kurang terjamin, dan (6)jumlah sampel terbatas.

f. Teknik Analisis Data


1. Persiapan Analisis Data. Sebelum data dianalisis, perlu dilakukan persiapan
gua memudahkan analisis data lebih lanjut, yaitu :
1) Editing (pemeriksaan data) adalah kegiatan memeriksa, seleksi dan memilih
data yang tepat dengan cara mendeteksi dan membuang data yang tidak
diperlukan dan menyempurnakannya bila diperlukan. Tujuan editing adalah
agar data tersebut : (1) akurat, (2) konsisten, (3) seragam kesatuan datanya (4)
lengkap (5) mudah dibuat coding dan tabulasi. Kegiatan editing tersebut adalah
(1) memeriksa kelengkapan jawaban (2) memeriksa kejelasan tulisan (3)
memeriksa kejelasan makna jawaban (4) memeriksa relevansi jawaban.
2) Coding (pemberian kode) adalah usaha mengklasifikasikan jawaban responden
menurut macamnya, dengan memberikan angka atau simbol tertentu kepada
jawaban sehingga respondennya dapat dikelompokkan kedalam jumlah kelas
atau kategori yang terbatas.
3) Penyederhanaan data adalah mengumpulkan (rekapitulasi) atau tabulasi data
yang telah diseleksi dan diberi kode kedalam suatu format yang sederhana untuk
memudahkan dalam memasukkan data pada saat pengolahan data.
2. Pelaksanaan Analisis Data. Analisis data dilakukan adalah untuk dapat
menjawab masalah penelitian dan membuktikan atau menguji hipotesis.
Langkah pertama dalam mengemukakan hasil penelitian atau analisis data
adalah melaporkan hasil pengukuran setiap variabel yang diteliti secara
deskriptif. Analisis deskriptif adalah suatu analisis yang menggunakan statistika
deskriptif yaitu uji tabel atau grafik seperti menggunakan ukuran tendensi

24
sentral (mean, median, modus) ukuran penyebaran (simpangan baku, varian,
range) dan ukuran bentuk (kurtosis).
Untuk pengujian hipotesis secara statistik maka beberapa teknik analisis statistik
mensyaratkan dipenuhinya beberapa asumsi tertentu, umpamanya saja asumsi
homogenitas dan normalitas untuk analisis yang bersifat komparatif, atau
asumsi linieritas untuk analisis yang bersifat hubungan. Untuk itu maka
dilakukan pengujian persyaratan analisis untuk menyimpulkan dari sampel
apakah populasi yang diteliti memenuhi asumsi bagi pemakaian teknik analisis
tertentu.
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pengujian hipotesis dengan
mempergunakan uji inferensial dengan metode statistik inferensial. Hasil
analisis data dari pengujian hipotesis ini kemudia ditafsirkan. Pada proses
penafsiran ini kita harus memberi makna terhadap terminologi statistika,
umpamanya menjelaskan hubungan yang bersifat statistik seperti regresi dan
korelasi dalam hubungan yang bersifat ilmiah seperti hubungan kausalita.
Demikian juga kita harus menafsirkan tingkat keumuman dari kesimpulan yang
menyangkut populasi.
Penafsiran terminalogi analisis juga harus diberikan umpamanya apa yang
dimaksudkan dengan koefisien korelasi tertentu yang besarnya kita ukur dalam
penelitian. Sekiranya kita mendapatkan bahwa x dan y berkorelasi dengan
koefisien sebesar r maka harus dijelaskan hubungan yang terdapat antara kedua
variabel tersebut.
Secara khusus, jenis penelitian skripsi bidang pendidikan fisika adalah metode
penelitian tindakan kelas, atau eksperimen. Berikut disajikan langkah-langkah
penelitian menurut jenis metode penelitian:

1. Untuk Skripsi yang berdasarkan penelitian EKSPERIMEN dalam bab


METODE PENELITIAN, dijelaskan beberapa hal pokok, yaitu:
a. Bahan. Semua bahan yang digunakan harus dikelompokkan sesuai fungsinya
dengan mencantumkan kualitas bahan seperti kualitas analitik (analytical grade)
atau kualitas teknis (technical grade). Untuk penelitian lapangan, lokasi dan
cara pengambilan sampel harus dijelaskan.
b. Peralatan. Semua peralatan yang digunakan untuk menjalankan penelitian
harus disebutkan dan diuraikan dengan jelas dan apabila perlu (terutama
peralatan yang dirancang khusus) dapat disertai dengan bagan dan keterangan
secukupnya. Untuk instrumentasi analisis, merk dan tipe peralatan harus
dicantumkan, sedangkan kondisi pengoperasian disajikan pada bagian lain yang
sesuai.
c. Prosedur dan Pengumpulan Data. Pada bagian ini, variabel yang akan
dipelajari dan data yang akan dikumpulkan diuraikan dengan jelas, termasuk
sifat, satuan dan kisarannya. Untuk pengujian dan pengolahan data diperlukan
perancangan dan pembangunan sistem.
d. Analisis dan Rancangan Sistem. Pada bagian ini diuraikan analisis sistem
yang akan dibuat dan kebutuhan sistem yang meliputi kebutuhan fungsional,
kebutuhan non fungsional sistem. Rancangan sistem meliputi rancangan
arsitektur sistem, rancangan proses, rancangan prosedural, rancangan data, dan
rancangan user interface.

25
e. Implementasi. Bagian ini menguraikan tentang implementasi sistem secara
detail sesuai dengan rancangan dan berdasarkan komponen/tools/bahasa
pemrograman yang dipakai.
f. Pengolahan Data. Berdasarkan data yang diperoleh dan sistem yang dibangun
dilakukan pengolahan data. Prosedur evaluasi data juga harus disajikan
termasuk jika menggunakan teknik statistik.
g. Analisis hasil. Analisis hasil mencakup uraian tentang model dan cara
menganalisis hasil. Optimasi dan kalibrasi instrumen harus disajikan dalam
bagian ini untuk menjamin validitas dan reliabilitas data yang dihasilkan.

2. Untuk Skripsi yang berdasarkan penelitian tindakan kelas (Classroom Action


research) dalam METODE PENELITIAN ini, dijelaskan beberapa hal pokok,
yaitu:

a. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan. Dengan demikian, PTK berfokus pada kelas atau pada proses
pembelajaran yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan
lain-lain) ataupun output (hasil belajar).
b. PTK harus tertuju atau mengkaji mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
Komponen dalam suatu kelas yang dapat dikaji melalui PTK adalah :
1) Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik
mengikuti proses pembelajaran di kelas / lapangan / laboratorium atau bengkel,
maupun ketika siswa mengerjakan tugas rumah di malam hari, atau ketika
mereka sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah.
2) Guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di kelas,
sedang membimbing siswa yang sedang berdarmawisata, atau ketika guru
sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
3) Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai
bahan yang ditugaskan kepada siswa.
4) Peralatan atau sarana pembelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang
mengajar dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran, yang dicermati
dapat guru, siswa, atau keduanya.
5) Hasil pembelajaran, merupakan produk yang harus ditingkatkan dan terkait
dengan proses pembelajaran, sarana pembelajaran, guru, atau siswa itu sendiri.
6) Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur
/direkayasa dalam bentuk tindakan. Misalnya yang dapat digolongkan kegiatan
pengelolaan adalah cara mengelompokkan siswa, pengaturan tempat duduk,
cara guru memberikan tugas, penataan peralatan pembelajaran, dan sebagainya.

26
c. Siklus Pelaksanaan PTK

Gambar 1. Langkah-langkah PTK Model John Elliot


d. Luaran Penelitian. Luaran umum yang diharapkan dihasilkan dari PTK adalah
sebuah peningkatan atau perbaikan (improvement and theraphy), antara lain:
1) Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah;
2) Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas;
3) Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu
belajar, dan sumber belajar lainnya;
4) Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang
digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa;
5) Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah-masalah pendidikan anak di
sekolah;
6) Peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas penerapan KBK dan kompetensi
siswa di sekolah.

e. Untuk Skripsi yang berdasarkan penelitian tindakan kelas (Classroom Action


research) dalam bab METODE PENELITIAN, dijelaskan beberapa hal pokok,
yaitu:
8) Refleksi Awal.
Tujuannya adalah untuk mengevaluasi masalah-masalah yang terkait
dengan kegiatan belajar-mengajar (KBM) yang terjadi di dalam kelas.
Karena selama ini KBM Fisika kurang mendapat respon atau tanggapan
dari siswa dan hanya sebagian kecil saja mampu menyerap materi
pelajaran dengan baik. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan guru
bidang studi.
9) Persiapan tindakan
Dari refleksi awal tersebut, dapat ditentukan tindakan-tindakan yang akan
dilakukan sebagai berikut : membuat silabus untuk pokok bahasan cahaya,
membuat rencana pembelajaran untuk pokok bahasan cahaya, membuat
skenario pembelajaran untuk setiap siklus, membuat lembar observasi
untuk siswa, membuat lembar kerja untuk siswa, dan membuat alat
evaluasi (tes) untuk setiap siklus.
10) Pelaksanaan Tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan untuk melaksanakan tindakan pada
siklus I adalah : Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) Perencanaan
(planning), (2) Pelaksanaan tindakan (acting), (3) Observasi
(observation), (4) refleksi (reflection).

27
1. Perencanaan
1) Merumuskan perangkat pembelajaran seperti satuan pelajaran (SP) dan
rencana pembelajaran (RP) untuk setiap siklus.
2) Merancang skenario pembelajaran yang berdasarkan rencana
pembelajaran misalnya dengan metode inkuiri.
3) Merancang lembar kerja siswa yang dimodifikasi dari LKS untuk
disesuaikan dengan metode yang digunakan.
4) Membuat lembar observasi guru aspek-aspek yang diamati.
5) Membuat alat evaluasi berupa tes tertulis dengan jumlah soal yang
bedasarkan kisi-kisi soal pada C1, C2, dan C3, dsb.
6) Membuat kelompok kerja/diskusi siswa menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari beberapa orang, misalnya 5 orang.
7) Menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan yang berdasarkan pada
skenario pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus dilaksanakan sesuai jam pelajaran, misalnya
2 x 40’. Permasalahan yang di bahas mengenai Cermin. Adapun kegiatan
yang dilakukan berpedoman pada skenario siklus, yaitu: (a)Melakukan
proses pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah metode
inkuiri, sesuai dengan skenario yang ada pada lampiran. (b) Mengadakan
tes siklus.
3. Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan oleh 2 orang pengamat, untuk mengisi
lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa.
4. Refleksi
Hasil yang didapat pada siklus di analisis dan dipelajari, dari hasil analisis
tersebut, dapat ditentukan tindakan yang tepat pada siklus berikutnya.

4. Hasil dan Pembahasan


a. Hasil. Dalam urutan skripsi, bagian ini merupakan Bab IV, yang menyajikan
hasil penelitian secara obyektif. Bab ini dapat diawali dengan menjelaskan
gambaran umum mengenai tempat penelitian yang diuraikan secara ringkas
namun lengkap. Disini penulis menjelaskan esensi kegiatan yang relevan
dengan skripsinya.
Analisis data kuantitatif dilakukan secara bertahap dari distribusi frekuensi,
kemudian analisis bivariat dan terakhir, bila diperlukan, analisis multivariat.
Pada tahap ini, analisis data (pengolahan data) dilakukan dengan membaca dan
menerjemahkan hasil penelitian secara obyektif dan belum menampilkan
pendapat penulis.
Untuk analisis data kualitatif dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK), analisis
dilakukan dengan menyajikan hasil penemuan lapangan (observasi) secara
sistimatis, topik demi topik. Pembuktian bahwa hasil lapangan tersebut
diperoleh baik dari wawancara maupun observasi perlu ditekankan.
Diskripsikan hasil dan intepretasi data. Dukung hasil analisa dengan kutipan
dari jawaban informan yang diambil dari transkrip. Dalam penulisan perlu
disebutkan sumber informasi dan triangulasi informasi yang diperoleh dari
beberapa sumber informasi. Untuk pembuatan model (hasil kegiatan lapangan),
pada bab Hasil ini dipaparkan bagaimana model tersebut dioperasikan.

28
b. Pembahasan. Bagian Pembahasan atau analisis temuan merupakan bagian yang
membahas hasil penelitian secara menyeluruh. Dalam bagian ini dilakukan
perbandingan hasil penelitian dengan teori dan hasil penelitian terdahulu seperti
yang dituliskan dalam tinjauan pustaka (Bab II), kemudian membuat
pertimbangan teoritisnya.
Juga dikemukakan tentang kelemahan dan keterbatasan penelitian yang
dilakukan. Pada saat penulis mengumpulkan data, mengolah serta menyusun
dalam tabel, penulis telah mempunyai sejumlah gagasan yang dapat
dikembangkan dalam bagian ini. Pengembangan gagasan yang disebut argumen
yang harus dipertahankan kesahihannya menurut pengetahuan yang diperoleh
dari bidang yang diteliti. Pembahasan adalah tempat penulis menyampaikan
pendapat dan argument secara bebas, singkat dan logis. Dalam penelitian
kuantitatif hasil pengujian hipotesis akan memperlihatkan konsekuensi temuan
terhadap landasan teori yang dirujuk.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran.


Bab ini merupakan bab terakhir dari suatu skripsi yang berisi kesimpulan karya
ilmiah atau hasil penelitian yang disampaikan secara sistimatis dan cermat
terkait dengan upaya menjawab hipótesis dan atau tujuan penulisan/penelitian.
a. Kesimpulan. Dalam menarik kesimpulan, penulis harus dapat mengemukakan
kesimpulan secara luas berdasarkan kesimpulan dari hasil dan teori yang ada.
Kemukakan pula hasil kesimpulan yang merupakan jawaban dari pertanyaan
penelitian, penemuan-penemuan penting, implikasi dari penemuan tersebut dan
rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut.
Kesimpulan mengemukakan secara singkat hasil penting yang diperoleh dan
menginterpretasikannya sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Dengan
demikian tergambarkan secara jelas hubungannya dengan pembahasan
terdahulu. Kesimpulan merupakan hasil generalisasi dan jawaban yang
diperoleh berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data/informasi.
Kesimpulan dapat berasal dari hasil analisis data untuk pengujian hipotesis dan
analisis data untuk menarik kesimpulan. Biasanya kesimpulan dinyatakan secara
garis besar, yang lebih rinci dari kesimpulan tersebut berada pada bab hasil dan
pembahasan.
Dengan demikian, kesimpulan merupakan jawaban yang diperoleh untuk
memecahkan masalah penelitian, dan dapat mengukur sejauhmana tujuan
penelitian dapat tercapai. Untuk itu, kesimpulan dapat berfungsi sebagai : (1)
jawaban terhadap masalah penelitian, (2) pengukur tujuan penelitian, (3) hasil
pengujian (pembuktian) hipotesis.
Ada dua alternatif cara penulisan kesimpulan, yaitu: 1) Dengan cara butir demi
butir, atau 2) Dengan cara uraian padat
b. Saran/Implikasi Penelitian. Saran yang dikemukakan harus berasal dari hal-
hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian maupun model/prototipe yang
dihasilkan. Saran-saran tersebut dapat berupa bentuk kebijakan serta upaya
praktis pemecahan masalah yang dihadapi, dan bahan atau aspek yang dapat
diteliti lebih lanjut. Saran harus dibuat seoperasional mungkin untuk dapat
dimanfaatkan dan digunakan oleh pihak penerima saran tersebut. Saran harus
pula menjawab manfaat yang diungkapkan dalam bab pendahuluan suatu karya
ilmiah.
29
Saran merupakan sumbangan pemikiran peneliti berupa implikasi atau
rekomendasi yang diambil dari hasil analisis dan pembahasan serta hasil
kesimpulan. Saran dapat berisikan juga sumbangan pemikiran untuk
mengembangkan penulisan lebih lanjut. Implikasi dan rekomendasi dapat
ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan kepada
peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya..

E. BAGIAN AKHIR (PELENGKAP)


Bagian akhir meliputi:
1. Daftar Pustaka. Sebuah laporan penelitian dilengkapi dengan daftar pustaka
yang merupakan sumber referensi bagi seluruh kegiatan penelitian. Daftar
Pustaka memuat semua referensi dan karya ilmiah lain yang digunakan oleh
penulis sebagai acuan. Acuan tersebut dapat digunakan secara langsung sebagai
kutipan (kalimat atau makna tertentu yang dikutip dari referensi atau karya
ilmiah lain) atau yang tidak langsung digunakan berupa bahan bacaan sebagai
pembanding saja. Dengan demikian, daftar pustaka dapat berfungsi untuk : (1)
membantu pembaca mengamati ruang lingkup studi, (2) membantu pembaca
mengamati sumber informasi, (3) membantu pembaca dalam memilihi referensi
dan materi dasar untuk studinya.
Penulisan daftar pustaka merujuk pada sistem APA (American Physcology
Association) dimulai dari nama penulis, yang disusun secara abjad.

2. Lampiran. Lampiran merupakan bahan yang mendukung penulisan, namun


tidak perlu dicantumkan pada bagian isi. Lampiran tersebut tidak dapat
dimasukkan dalam teks karena: (1) merupakan data dasar, (2) menjelaskan data
yang telah ada pada teks, dan mempunyai kaitan dengan data lain secara
menyeluruh (misal hasil tabulasi data), (3) berisikan kutipan panjang, (4)
menyajikan hasil print komputer, (5) memuat tabel, (6) berisikan dokumen
pendukung, seperti peraturan, ketentuan, gambar yang lebih lengkap, (7)
berisikan instrumen penelitian. Bila jumlah lampiran banyak, disarankan agar
dapat diklasifikasikan menurut kebutuhannya misalnya (a) Data Dasar, (b)
Tabulasi, (c) Kutipan Panjang, (d) Hasil Print Komputer, (e) Tabel Panjang, (f)
Dokumen Pendukung, dan (g) Instrumen.

3. Glossary (bila ada). Glossary adalah suatu daftar definisi dari istilah atau
konsep yang digunakan dalam penelitian.

4. Indeks (bila ada). Karya tulis ilmiah yang tidak dipublikasikan dapat
mencantumkan indeks yang berisikan daftar penjelasan yang dibahas dalam
penelitian dan disusun secara berurutan menurut abjad dengn nomor
halamannya yang tertera pada teks.

F. RUJUKAN / ACUAN

a. Daftar lengkap dan rinci semua karya yang diacu secara langsung ataupun
tidak langsung dalam suatu karya ilmiah.
b. Setiap rujukan memuat informasi secara detil, agar pembaca dapat
menemukan dokumen yang diperlukannya

30
c. Informasi yang diperlukan adalah : nama penulis, judul buku atau jurnal,
nama kota terbit, penerbit dan tahun penerbitan, edisi, volume, nomor dan
halaman (jurnal)
d. Acuan harus mengikuti sistem tertentu yang dilakukan secara konsisten dan
tertib sesuai dengan tuntutan selingkung bidang.
1. Etika pengacuan / rujukan
Acuan merupakan bentuk penghargaan kepada penulis yang telah di”pinjam”
pendapatnya:
a. Untuk pembuktian bahwa karya ilmiah yang dihasilkan mengacu kepada
hasil-hasil temuan yang dibuat orang lain sebelumnya
b. Kemajuan ilmu adalah hasil dari temuan yang terkumpul secara
berkesinambungan dan menjadi acuan yang digunakan sebagai pengukur
tingkat perkembangan
c. Setiap penulis harus menggunakan kaidah keilmuan yang wajib merujuk
setiap kata, kalimat, istilah, pikiran, ide maupun temuan penulis
sebelumnya.
d. Apabila pengacuan tersebut diabaikan, maka penulis tersebut dianggap
telah “mencuri” karya orang lain atau dengan kata lain dianggap sebagai
plagiator.
2. Pengakuan terhadap hasil temuan orang / penulis lain
Setiap penulis karya ilmiah mengembangkan penelitian dan pengetahuannya
berdasarkan pemikiran dan hasil penelitian yang dilakukan berbagai ahli
sebelumnya. Sintesis dari pengetahuan sebelumnya itu harus diakuinya dalam
bentuk rujukan. Dengan demikian, penyebutan sumber dalam sebuah karya
ilmiah berfungsi sebagai penghargaan pada peneliti yang dikutip pendapatnya,
pengakuan dan permohonan izin penggunaan karya yang dikutip, dan
pelaksanaan etika masyarakat ilmiah dan akademik. (Universitas Indonesia,
2005).
3. Pengertian kutipan
a. Kutipan : Menyatakan secara resmi dalam teks, asal / sumber informasi /
darimana informasi yang kita kutip atau gunakan.
b. Kutipan adalah bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi,
rumusan atau hasil penelitian dari penulis lain atau miliknya sendiri yang
telah terdokumentasi untuk dibahas dan ditelaah sehubungan dengan materi
penulisannya.
c. Kutipan diletakkan dalam teks atau lampiran.
d. Pencantuman sumber kutipan dapat ditiadakan apabila:
1. Pengetahuan yang bersifat umum
2. Fakta yang dapat dengan mudah diperiksa atau diteliti kebenarannya
e. Tujuan :
1. Memperlihatkan materi yang digunakan penulis
2. Menguji interpretasi penulis terhadap bahan yang digunakan
3. Menunjukkan bagian / aspek topik tertentu yang dibahas
4. Mencegah pengakuan tulisan orang lain sebagai kepunyaan sendiri.
Pernyataan yang dikutip dapat berupa :
a. Gagasan penulis lain
b. Temuan penulis lain

31
c. Pernyataan penulis lain yang diterbitkan dalam buku, laporan penelitian,
majalah baik tercetak maupun melalui data elektronik / websites
d. Pernyataan dalam prosiding pertemuan ilmiah / kongres
e. Editorial, tinjauan pustaka, makalah, handouts
b. Peraturan, Undang-undang, SK
c. Peribahasa
d. Pernyataan sendiri yang telah diterbitkan sebelumnya
e. Tabel, grafik dan gambar

32
CARA PENULISAN KUTIPAN STANDART APA

(American Psychological Association)

Salah satu bagian penting dalam sebuah proses penelitian adalah studi literatur
(membaca dari berbagai sumber) sesuai dengan topik yang diteliti untuk
menghasilkan ide/analisis baru yang dipresentasikan dalam sebuah hasil penelitian.
Ide atau hasil penelitian orang lain itu harus dituliskan sebagai kutipan. Informasi
lengkap tentang sumber kutipan dituliskan dalam sebuah daftar yang disebut Daftar
Referensi atau Daftar Pustaka. Format penulisan kutipan harus sama dengan format
yang dipakai pada penulisan daftar referensi. Sebagai contoh, jika penulisan kutipan
menggunakan format American Psychological Association (APA), penulisan daftar
referensi juga harus menggunakan format APA.

JENIS KUTIPAN
1. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung adalah ide/konsep orang lain yang dikutip dengan
menggunakan kata-kata penulis/peneliti sendiri.

2. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah ide/konsep orang lain yang disalin sesuai dengan aslinya.

I. Penulisan Kutipan dengan Format American Psychological Association (APA)


1. Penulisan Kutipan Tidak Langsung
Pada format APA, kutipan tidak langsung dituliskan dalam kalimat/teks dengan
mencantumkan nama pengarang dan tahun penerbitan, tanpa menuliskan halaman
karya yang dikutip.

Nama penulis disebutkan dalam kalimat


Jones (1998) compared student performance ...
In 1998, Jones compared student performance ...

Nama penulis tidak disebutkan dalam kalimat


In a recent study of student performance (Jones, 1998), ...

2. Penulisan Kutipan Langsung


Kutipan langsung pada format APA ditulis dengan menyebutkan nama pengarang,
tahun terbit, dan halaman kalimat/teks yang dikutip. Kutipan langsung dibedakan atas
dua jenis, yaitu kutipan langsung pendek dan kutipan langsung panjang.

Kutipan langsung pendek


Kutipan langsung pendek adalah kalimat yang dikutip kurang atau sama dengan 40
kata. Kutipan langsung pendek dituliskan dalam teks dengan memberi tanda petik di
awal dan di akhir kutipan.

Nama penulis tidak disebutkan dalam kalimat


She stated, "Students often had difficulty using APA style," (Jones, 1998, p. 199), but
she did not offer an explanation as to why.

27
Nama penulis disebutkan dalam kalimat
According to Jones (1998), "Students often had dificulty using APA style, especially
when it was their first time" (p. 199).

Jones (1998) found "students often had difficulty using APA style" (p. 199); what
implications does this have for teachers?

Kutipan langsung panjang


Kutipan langsung panjang adalah kalimat yang dikutip lebih dari 40 kata. Kutipan
langsung panjang ditulis dalam paragraf tersendiri, dengan jarak 5 ketuk/spasi dari
margin kiri, dan tetap dalam jarak 1,5 spasi (seperti teks).

Nama penulis tidak disebutkan dalam kalimat


She stated: Students often had difficulty using APA style,especially when it was their
first time citing sources. This difficulty could be attributed to the fact that many
students failed to purchase a style manual or to ask their teacher for help. (Jones,
1993, p. 199).

Nama penulis disebutkan dalam kalimat


Jones's 1993 study found the following: Students often had difficulty using APA
style, especially when it was their first time citing sources. This difficulty could be
attributed to the fact that many students failed to purchase a style manual or to ask
their teacher for help (p. 199).

CONTOH PENULISAN KUTIPAN


Karya dengan 2 sampai 6 penulis
Nama keluarga/nama belakang penulis disebutkan semua.
Richards, Jones and Moore (1998) maintain that college students who actively
participate in extracurricular activities achieve greater academic excellence because
they learn how to manage their time more effectively.
atau
The authors maintain that college students who actively participate in extracurricular
activities achieve greater academic excellence because they learn how to manage their
time more effectively (Richards, Jones, & Moore, 1998).

Karya lebih dari 6 penulis


Jika karya yang dikutip ditulis lebih dari 6 pengarang, yang ditulis hanya nama
keluarga/belakang penulis pertama, dengan memberi inisial et al.
Massachusetts state and municipal governments have initiated several programs to
improve public safety, including community policing and after school activities
(Smith et a1., 1997).

Lebih dari 1 karya dengan penulis yang sama.


Semua tahun penerbitan publikasi harus disebutkan semua.
Smith (1972) in his study of the effects of alcohol on the ability to drive, Smith (1991)
showed that the reaction times of participating drivers were adversely affected by as
little as a twelve ounces can of beer.

28
Mengutip dari beberapa karya dari penulis yang berbeda dan tahun penerbitan
dalam 1 kalimat (kutipan diambil dari sumber yang berbeda).
Studies of precautionary saving in response to earnings risk include Cantor (1985),
Skinner (1988), Kimbal (1990a, 1990b) and Caballero (1991), among others...
atau
The hemispheric division of the human brain has been studied from many different
perspectives; however, not all researchers agree on the exact functions of each
hemisphere (Ellison, 1973; Jaynes, 1979; Mick, 1978).

Karya dengan nama belakang penulis sama


Jika mengutip dari karya dengan nama belakang penulis yang sama dengan kutipan
sebelumnya, nama depan penulis perlu dicantumkan pada kutipan berikutnya.
At least 66,665 lions were killed between 1907 and 1978 in Canada and the United
States (Kevin Hansen, 1980).

Jika dalam 1 kutipan


D. M. Smith (1994) and P. W. Smith (1995) both reached the same conclusion about
parenting styles and child development.

Mengutip rumus, hasil penelitian/exact quotation


Harus mencatumkan nomor halaman.
In his study on the effects of alcohol on drivers, Smith (1991, p. 104) stated that
"participants who drank twelve ounces of beer with a 3.5% alcohol content reacted,
on average, 1.2 seconds more slowly to an emergency braking situation than they did
when they had not ingested alcohol."

Mengutip dari kutipan


Jika mengutip dari sumber yang mengutip, nama penulis asli dicantumkan pada
kalimat, dan nama penulis yang mengutip dicantumkan pada akhir kalimat kutipan.
Behavior is affected by situation. As Wallace (1972) postulated in Individual and
Group Behavior, a person who acts a certain way independently may act in an entirely
different manner while the member of a group (Barkin, 1992, p. 478).

Tidak ada nama penulis


Jika tidak ada nama penulis, tuliskan 1 atau 2 kata pertama dari judul buku/halaman
web. Jika mengutip dari buku atau website, judul ditulis dalam cetak miring. Jika
mengutip dari artikel jurnal/majalah/surat kabar, judul ditulis dalam huruf tegak
dengan memberi tanda petik di awal dan akhir kutipan.
Massachusetts state and municipal governments have initiated several programs to
improve public safety, including community policing and after school activities
(Innovations, 1997).

Artikel tanpa nama penulis dan tahun penerbitan


In another study of students and research decisions, it was discovered that students
succeeded with tutoring (“Tutoring and APA,” n.d.).
Catatan: n.d. = no date

Lembaga sebagai penulis


The standard performance measures were used in evaluating the system. (United
States Department of Transportation, Federal Aviation Administration, 1997)

29
Komunikasi melalui email
This information was verified a few days later (J. S. Phinney, personal
communication, June 5, 1999).
…dapat disimpulkan bahwa jurusan Teknik Mesin kurang diminati oleh siswa
perempuan (wawancara dengan Juliana Anggono, 5 Januari 1999).

Mengutip dari Website


Pada dasarnya mengutip dari website atau sumber elektronik sama dengan mengutip
dari sumber tercetak. Jika mengutip dari website atau media elektronik, yang perlu
dicantumkan adalah nama penulis, tahun penerbitan, nomor halaman (untuk kutipan
langsung) atau jika tidak ada nomor halaman, sebutkan nomor bab (chapter), nomor
gambar, tabel atau paragraf. Alamat website (URL) dan informasi lain dituliskan
pada Daftar Referensi.
(Cheek & Buss, 1981, p. 332)
(Shimamura, 1989, chap. 3)

30
Lampiran 11 : Contoh Penulisan Daftar Referensi

Daftar referensi adalah kumpulan sumber informasi yang digunakan dalam sebuah
penulisan, yang disusun secara alfabetis. Sumber informasi yang dicantumkan dalam
daftar itu adalah yang dikutip dalam uraian/teks dan yang mendukung atau dipakai
sebagai acuan. Informasi tentang sumber yang digunakan harus ditulis secara benar,
lengkap dan konsisten dengan menggunakan format/standar tertentu. Secara umum
format penulisan (citation style) dibedakan atas dua jenis berdasarkan golongan ilmu,
yaitu humanities style dan scientific style. APA merupakan contoh dari scientific style,
dan MLA merupakan contoh dari humanities style.

Ketentuan umum penulisan daftar referensi


a. Sumber yang dikutip dalam uraian/teks harus ditulis lengkap dalam „Daftar
Referensi“. Sebaliknya, sumber yang terdaftar dalam Daftar Referensi harus
ditulis dalam teks sebagai kutipan.
b. Nama penulis ditulis nama keluarga/nama belakang terlebih dahulu, kecuali nama
Cina, Jepang, Korea, karena nama keluarga sudah di awal.
Contoh :
Nama : Kwik Kian Gie. Penulisan : Kwik Kian Gie.
Nama : Heribertus Andi Mattalata. Penulisan : Mattalata, Heribertus Andi.
Nama : Joyce Elliot-Spencer. Penulisan : Elliot-Spencer, Joyce.
Nama : Anthony T. Boyle, PhD. Penulisan : Boyle, Anthony T.
Nama : Sir Philip Sidney. Penulisan : Sidney, Philip.
Nama : Arthur George Rust Jr. Penulisan : Rust, Arthur George, Jr.
Nama : John D. Rockfeller IV. Penulisan : Rockfeller, John. D., IV

c. Gelar kebangsawanan, akademik, dan keagamaan tidak perlu ditulis.


d. Jika tidak ada nama penulis, judul karya dituliskan sebagai tema utama.
e. Pada format APA, huruf pertama dari judul karya atau judul tambahan ditulis
dengan huruf kapital. Pada format MLA huruf kapital digunakan pada setiap awal
kata dari judul karya (kecuali kata sandang).
f. Baris kedua setiap sumber ditulis dengan jarak 5 ketuk/spasi dari margin kiri baris
pertama dengan jarak antar baris 1,5 spasi.
g. Daftar diurutkan berdasarkan abjad nama keluarga/nama belakang dengan jarak
1,5 spasi.

34
FORMAT APA
I. BUKU
Penulis tunggal
Baxter, C. (1997). Race equality in health care and education. Philadelphia: Balliere
Tindall.

Penulis dua atau tiga


Cone, J.D., & Foster, S.L. (1993). Dissertations and theses from start to finish:
Psychology and related fields. Washington, DC: American Psychological
Association.

Tidak ada nama penulis


Merriam-Webster’s collegiate dictionary (10th ed.). (1993). Springfield, MA:
Merriam-Webster.

Bukan edisi pertama


Mitchell, T.R., & Larson, J.R. (1987). People in organizations: An introduction to
organizational behavior (3rd ed.). New York: McGraw-Hill.

Penulis berupa tim atau lembaga


American Psychiatric Association. (1994). Diagnostic and statistical manual of
mental disorders (4th ed.). Washington, DC: Author.

Buku berseri/multi volume (editor sebagai penulis)


Koch, S. (Ed.). (1959-1963). Psychology: A study of science (Vols. 1-6). New York:
McGraw-Hill.

Terjemahan
Kotler, Philip. (1997). Manajemen pemasaran : Analisis, perencanaan, implementasi
(Hendra Teguh & Ronny Antonius Rusli, Penerjemah.). Jakarta: Prenhallindo.

Artikel atau bab dalam buku yang diedit


Eiser, S., Redpath, A., & Rogers, N. (1987). Outcomes of early parenting: Knowns
and unknowns. In A. P. Kern & L. S. Maze (Ed.). Logical thinking in children (pp.
58-87). New York: Springer.

Artikel/istilah dalam buku referensi


Schneider, I. (1989). Bandicoots. In Grzimek’s encyclopedia of mammals (vol.1, pp.
300 304). New York: McGraw-Hill.

Makalah seminar, konferensi, dan sejenisnya.


Crespo, C.J. (1998, March). Update on national data on asthma. Paper presented at
the meeting of the National Asthma Education and Prevention Program, Leesburg,
VA.

35
II. SERIAL
Artikel Jurnal
Clark, L.A., Kochanska, G., & Ready, R. (2000). Mothers’ personality and its
interaction with child temperament as predictors of parenting behavior. Journal of
Personality and Social Psychology, 79, 274-285.

Artikel Majalah
Greenberg, G. (2001, August 13). As good as dead: Is there really such a thing as
brain death? New Yorker, 36-41.

Artikel surat kabar


Crossette, Barbara. (1990, January 23). India lodges first charges in arms Scandal.
New York Times, A4.

Artikel surat kabar, tanpa penulis


Understanding early years as a prerequisite to development. (1986, May 4). The Wall
Street Journal, p. 8.

Resensi buku dalam jurnal


Grabill, C. M., & Kaslow, N. J. (1999). Anounce of prevention: Improving children's
mental health for the 21st century [Review of the book Handbook of prevention
and treatment with children and adolescents]. Journal of Clinical Child
Psychology, 28, 115 116.

Resensi film dalam jurnal


Lane, A. (2000, December 11). Come fly with me [Review of the motion picture
Crouching tiger, hidden dragon]. The New Yorker, 129-131

III. WAWANCARA
White, Donna. (1992, December 25). Personal interview.

IV. KARYA LAIN DAN KARYA NONCETAK


Acara Televisi
Crystal, L. (Executive Producer). (1993, October 11). The MacNeil/Lehrer news hour.
[Television broadcast]. New York and Washington, DC: Public Broadcasting
Service.

Kaset Video/VCD
National Geographic Society (Producer). (1987). In the shadow of Vesuvius
. [Videotape]. Washington, DC: National Geographic Society.

Kaset Audio
McFerrin, Bobby (Vocalist). (1990). Medicine music [Audio Recording]. Hollywood,
CA: EMI-USA.

Perangkat lunak komputer


Arend, Dominic N. (1993). Choices (Version 4.0) [Computer software]. Champaign,
IL: U.S. Army Corps of Engineers Research Laboratory. (CERL Report No.CH7-
22510)

36
V. PUBLIKASI ELEKTRONIK
Karya lengkap
McNeese, M.N. (2001). Using technology in educational settings. October 13, 2001.
University of Southern Mississippi, Educational Leadership and Research.
http://www.dept.usm.edu/~eda/

Artikel dari pangkalan data online


Senior, B. (1997, September). Team roles and team performance: Is there really a
link? Journal of Occupational and Organizational Psychology, 70, 241-258. June
6, 2001. ABI/INFORM Global (Proquest) database.

Artikel jurnal di website


Lodewijkx, H. F. M. (2001, May 23). Individual- group continuity in cooperation and
competition undervarying communication conditions. Current Issues in Social
Psychology, 6 (12), 166-182. September 14, 2001. http://www.uiowa.edu/~grpproc/
crisp/crisp.6.12.htm

Dokumen lembaga
NAACP (1999, February 25). NAACP calls for Presidential order to halt police
brutality crisis. June 3, 2001.
http://www.naacp.org/president/releases/police_brutality.htm

Dokumen lembaga, tanpa nomor halaman, tanpa informasi tahun penerbitan


Greater Hattiesburg Civic Awareness Group, Task Force on Sheltered Programs.
(n.d.). Fund-raising efforts. November 10, 2001. http://www.hattiesburgcag.org

Penulis dan informasi waktu penerbitan tidak diketahui


GVU's 8th WWW user survey. (n.d.). September 13, 2001.
http://www.gvu.gatech.edu/user_surveys/survey-1997-10/

Email
Wilson, R.W. (1999, March 24). Pennsylvania reporting data. Child Maltreatment
Research. March 30, 1999. CHILD-MALTREATMENT-R-L@cornell.edu

CD-ROM
Ziegler, H. (1992). Aldehyde. The Software Toolworks multimedia encyclopedia (CD-
ROM version 1.5). Boston: Grolier. Januari 19, 1999. Software Toolworks.

Nickell, Stephen J. (August 1996). Competition and corporate performance. The


Journal of Political Economy, 104(4), 724-747. December 15, 2003. Proquest
Database (CD-ROM).

37
LAMPIRAN
LAMP 1 : HALAMAN RIWAYAT HIDUP

RIWAYAT HIDUP
Nama : ………………………………………………………
Tempatr/Tanggal Lahir : ......................................................................................
Alamat : ......................................................................................
Status Keluarga : .....................................................................................
Alamat Instansi : ......................................................................................
(bagi yang sudah bekerja)
Riwayat Pendidikan :
1. SD ................................................................, lulus tahun ................
2. SMP ............................................................., lulus tahun ................
3. SMA ............................................................, lulus tahun ................
Jurusan
...................................................
4. Perguruan Tinggi/Akademi ........................., lulus tahun ..................
Jurusan/Prodi
........................................

Riwayat Pekerjaan/Pengalaman Organisasi :


1. ..................................................
2. ..................................................
dst

Bengkulu, Maret 2017


Wassalam,

KDR

33
Contoh Kata Pengantar
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, kehadirat Allah SWT, atas taufik dan hidayahNya


maka skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Metode Inkuiri Berbasis Laboratorium
Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa di SMA Negeri 15 Kota Bengkulu” dapat
diselesaikan.
Pada penulisan ini Penulis menerima arahan, bimbingan, petunjuk dan bantuan
dari banyak pihak. Utama sekali Bapak Plato yang telah memberi arahan pelurusan
kerangka berpikir dan metodologi penelitian, Ibu Bintang memberi bimbingan teoritis
dan dorongan semangat, Bapak Ibnu Sina dalam bimbingan teoritis. Kepala SMA
Negeri 15 dan Guru Fisika SMA Negeri 15 Bengkulu atas bantuan dan kerjasamanya
dalam penelitian ini, serta teman-teman kelompok studi Fis-06, yang memberi
sumbangan pikiran dan sarannya serta kerjasama yang sangat kondusif selama ini.
Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya.
Akhirnya penulis senantiasa mengharapkan bantuan dan kritik dari semua
pihak dalam perbaikan tulisan ini dimasa mendatang.
Bengkulu, Maret 2011
Wassalam,

KDR
Catatan :
KDR adalah inisial dari Kanz Dafi Raffles
Ucapan terima kasih ditulis dalam bentuk esei, maksimal 1 halaman, dan diketik 1½ spasi. Hanya
mencakup hal yang penting-penting saja terutama yang berkaitan dengan bimbingan akademik,
pengumpulan/ pengolahan data dan bantuan keuangan (bila ada). Pejabat/Orang yang tidak ada
kaitannya dengan kegiatan ilmiah tidak perlu disebut. Ucapan terima kasih yang bersifat pribadi dapat
disampaikan kepada keluarga terdekat umpamanya anak dan istri.

34
Contoh Pengetikan Daftar Isi
DAFTAR ISI
Abstrak……………………………………………………………… i
Kata Pengantar……………………………………………………… ii
Daftar Isi…………………………………………………………….. iii
Daftar Tabel…………………………………………………………… iv
Daftar Gambar………………………………………………………… v
Daftar Lampiran……………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN ......…………………………………...... 1
A. Latar Belakang Penelitian…………………………………......... 1
B. Identifikasi Masalah………………………………………….... 5
C. Pembatasan Masalah……………………………………….….. 7
D. Perumusan Masalah Penelitian……………………………....... 11
E. Tujuan Penelitian…………………………………………........ 12
F. Manfaat / Signifikansi Penelitian …………………………....... 12
G. Keterbatasan Penelitian…………………………………........... 13
BAB II KERANGKA TEORITIS………………………………… 15
A. Tinjauan Pustaka………………………………………………. 15
1. Hakikat variabel X …………………………………… 15
2. Hakikat variabel Y………………………………………... 34
B. Penelitian Relevan ……………………………………………. 35
C. Kerangka Pemikiran…………………………………………… 37
D. Hipotesis……………………………………………………….. 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………… 39
A. Rancangan / Metoda Penelitian……………………………….. 39
B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………… 41
C. Variabel dan Pengukurannya………………………………..... 42
D. Definisi Operasional Variabel……………………………........ 43
E. Prosedur Penarikan Sampel (Sampling)……………. ……...... 43
F. Teknik Pengumpulan Data …………………………….......... 44
G. Hasil Uji Coba/Kalibrasi Instrumen ..……………………….. .. 45
H. Teknik Analisis Data………………………………………...... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …….…………………… 49
A. Deskripsi Obyek Penelitian …….………………………........... 51
1. Gambaran Umum Obyek Penelitian………..…………......... 51
B. Karakteristik Responden………………………………………... 52
C. Deskripsi Data ………………………………………………… 53
1. Variabel X………………………………………………….. 53
2. Variabel Y………………………………………………….. 55
D. Uji Persyaratan Hipotesis …………………………………… 57
1. Uji Normalitas………………….........…………………………… 59
2. Uji Homogenitas…………..........……………………………….. 63
E. Uji Hipotesis ……………...…………………………………….. 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………. 65
A. Kesimpulan ……………………………………………………. 65
B. Saran dan Implikasi …………………………………………… 65
DAFTAR PUSTAKA …...........………………………………………… 66
LAMPIRAN …..........………………………………………………… 67

35
Contoh Pengetikan Daftar Tabel ( berlaku pula untuk pengetikan Daftar Gambar dan
Bagan)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.5 Hasil Tes Awal dan Tes Akhir untuk Kelompok Eksperimen ……………13
1.6 Rata-rata nilai UN Mata Pelajaran Fisika SMA di Bengkulu ……………. 25

2.3 dst

36
Contoh Halaman Kulit Luar Skripsi (sampul depan)

PENGARUH METODE INKUIRI BERBASIS


LABORATORIUM TERHADAP PEMAHAMAN
KONSEP FISIKA SISWA DI SMA NEGERI 15 KOTA
BENGKULU

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk


memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:
KANZ DAFI RAFFLES
NPM: A1E007025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
37
Contoh Halaman Judul 1 (COVER LUAR)

PENGARUH METODE INKUIRI BERBASIS


LABORATORIUM TERHADAP PEMAHAMAN
KONSEP FISIKA SISWA DI SMA NEGERI 15 KOTA
BENGKULU

SKRIPSI

OLEH:

KANZ DAFI RAFFLES


NIM : AIE007025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017

38
Contoh Abstrak

Pengaruh Metode Inkuiri Berbasis Laboratorium Terhadap Pemahaman Konsep


Fisika Siswa di SMA Negeri 15 Kota Bengkulu

Kans Dafi Raffles, Pembimbing 1, dan Pembimbing 2


Prodi Pendidikan Fisika FKIP-UNIB
Email:...............................

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Metode Inkuiri Berbasis


Laboratorium Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa di SMA Negeri 15 Kota
Bengkulu. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 15 Kota Bengkulu, Metode
penelitian adalah eksperimen kuasi dengan dua kelas sampel yakni 1 kelas
eksperimen dan 1 kelas kontrol. Pengukuran mempergunakan pretest dan posttest.
Teknik analisis yang dipergunakan adalah ANAVA dan dan dilanjutkan dengan uji-t
pada taraf signifikansi = 0,05. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada Pengaruh
Metode Inkuiri Berbasis Laboratorium Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa di
SMA Negeri 15 Kota Bengkulu, yakni ...............................

Kata Kunci: (3 s.d 5 kata, cetak miring)

Catatan :
Abstrak ditulis dalam bentuk esei. Ditulis dalam bahasa Indonesia dan dianjurkan juga dalam bahasa
Inggris, tidak lebih dari 200 kata. Diketik 1 spasi dengan panjang maksimal 1 halaman.

39
Contoh : SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :


Nama : …………………………………………………………………
NPM : .........................................................................................
Program Studi : .........................................................................................
Angkatan : .........................................................................................
Jenjang : Sarjana

menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi
saya yang berjudul :
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bengkulu,.........................
Materei
Rp. 6000

(....................................)
nama lengkap
.

40
Contoh : CONTOH Halaman Persetujuan Pembimbing

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

PENGARUH METODE INKUIRI BERBASIS LABORATORIUM TERHADAP


PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI SMA NEGERI 15 KOTA
BENGKULU

Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi


Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Bengkulu.

Bengkulu,................................................

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(nama dan gelar) (nama dan gelar)


NIP NIP

41
CONTOH : Halaman Persetujuan Pembimbing

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul :

PENGARUH METODE INKUIRI BERBASIS LABORATORIUM TERHADAP


PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI SMA NEGERI 15 KOTA
BENGKULU

OLEH

KANZ DAFI RAFFLES


NIM : AIE007025

telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan disidang ujian Skripsi Program Studi
Pendidikan Fisika FKIP UNIB.

Pembimbing Utama Pembimbing pendamping

(nama dan gelar) (nama dan gelar)


NIP NIP

42
CONTOH : Halaman Pengesahan

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

PENGARUH METODE INKUIRI BERBASIS LABORATORIUM TERHADAP


PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI SMA NEGERI 15 KOTA
BENGKULU

OLEH

KANZ DAFI RAFFLES


NIM : AIE007025

Skripsi ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNIB.

Anggota / Penguji I Ketua /Penguji II

(nama dan gelar) (nama dan gelar)


NIP NIP

Anggota / Penguji III Anggota / Penguji IV

(nama dan gelar) (nama dan gelar)


NIP NIP

43
Contoh Halaman Pengesahan Skripsi

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

PENGARUH METODE INKUIRI BERBASIS LABORATORIUM


TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI SMA NEGERI 15
KOTA BENGKULU

OLEH

KANZ DAFI RAFFLES


NIM : AIE007025

Disetujui dan disahkan oleh:

Ketua Program Studi Ketua Jurusan

Drs. H.Indra Sakti, M.Pd Diah Aryulina, MA., P.hD


NIP.195912131984031001 NIP.
196207181987022001
Dekan

Prof. Safnil, MA., P.hD


NIP. 196101211986011002

44

Anda mungkin juga menyukai