Anda di halaman 1dari 27

TATA TERTIB PRAKTIKUM DAN TEORI RALAT

1. TATA TERTIB PRAKTIKUM FISIKA DASAR

A. Umum

1. Peserta praktikum (praktikan) Fisika Dasar I adalah mahasiswa yang terdaftar sebagai
praktikan Fisika Dasar I dan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai peserta.
2. Asisten Praktikum adalah mahasiswa yang mendapat tugas untuk mendampingi praktikan
dalam melaksanakan praktikum.
3. Koordinator Asisten adalah penanggung jawab kegiatan praktikum.
4. Dosen pendamping adalah dosen matakuliah fisika dasar I yang mendampingi kegiatan
praktikum.
5. Praktikum dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan. Praktikum di luar jadwal adalah
ilegal.
6. Tidak ada praktikum susulan.

B. Praktikan

1. Dalam melaksanakan praktikum, semua praktikan harus berpakaian rapi dan menggunakan
jas laboratorium. Tidak diperkenankan menggunakan sandal dan kaos oblong.
2. Praktikan tidak diperkenankan makan, minum dan merokok di ruang praktikum.
3. Praktikan tidak boleh keluar ruang praktikum tanpa seizin asisten dan koordinator asisten.
4. Tas disimpan di tempat yang telah disediakan. Semua barang berharga dapat disimpan
pada tempat yang aman. Kehilangan barang berharga menjadi tanggung jawab praktikan
yang bersangkutan.
5. Praktikan tidak boleh mengubah kelompok praktikum yang telah ditentukan.
6. Praktikan yang mengikuti praktikum, wajib datang sebelum praktikum dimulai dan tepat
waktu.
7. Sebelum praktikum dimulai, praktikan harus menyerahkan tugas pendahuluan dan laporan
pendahuluan kepada asisten. Bagi praktikan yang tidak menyerahkan tugas pendahuluan
dan laporan tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
8. Sebelum praktikum dimulai akan diadakan tes awal.
9. Sebelum praktikum dimulai praktikan harus mengambil alat pada tempat yang telah
ditentukan dan mengembalikan alat setelah selesai praktikum pada tempat semula.
Kerusakan alat menjadi tanggungjawab praktikan.
10. Pada saat praktikum, keaktifan praktikan akan dinilai oleh asisten.
11. Praktikan harus melengkapi lembar data yang diberikan. Setelah praktikum lembar data
tersebut harus ditandatangani oleh asisten. Lembar data yang telah ditandatangani oleh
asisten dilampirkan dalam laporan.
1
12. Setelah praktikum, praktikan harus membuat laporan sesuai dengan format yang telah
ditentukan dan dikumpulkan kepada asisten paling lambat satu minggu setelah praktikum
dilaksanakan sebelum pelaksanaan praktikum sebelumnya.
13. Setelah semua modul selesai akan diadakan ujian akhir praktikum. Jadwal ujian akan
ditentukan kemudiaan.
14. Segala informasi yang belum jelas dapat ditanyakan kepada koordiantor asisten.

Note : Sanksi dan ketentuan sesuai yang telahh disepakati

2. TEORI RALAT

I. Pengukuran

Pengukuran memberikan arti penting bagi manusia untuk menggambarkan berbagai


fenomena alam dalam bentuk kuantitatif atau angka. Lord Kelvin menyatakan : “Bila anda
dapat mengukur apa yang anda bicarakan serta menyatakannya dalam bentuk angka, maka anda
mengerti apa yang anda bicarakan. Tetapi bila anda tidak dapat mengukurnya dan tidak dapat
menyatakannya dalam bentuk angka, maka pengetahuan anda tidak memuaskan atau
mengecewakan”. Dalam pengukuran dibutuhkan instrumen sebagai suatu cara fisis untuk
menentukan suatu besaran (kuantitas) atau variabel. Instumen tersebut membantu kemampuan
manusia dan memungkinkan seseorang untuk menentukan nilai dari sesuatu yang tidak
diketahuinya.

1. Kesalahan Sistem

Kesalahan sistem bersumber pada alat pengukur/alat praktikum, sehingga seringkali


dinamakan kesalahan konstan. Kesalahan sistem dapat terjadi karena:

1. Kesalahan kalibrasi. Cara memberi nilai skala pada saat pembuatan alat tidak tepat,
sehingga setiap kali alat digunakan ada suatu ketidakpastian pada hasil
pengukurannya. Kesalahan ini dapat diketahui dengan cara membandingkan alat
yang salah tersebut dengan alat baku.
2. Kesalahan titik nol. Artinya jarum penunjuk skala tidak tepat berada di titik nol alat
ukur.
3. Kelelahan komponen alat ukur. Kesalahan ini misalnya terjadi pada pegas. Pegas
yang sering dipakai lama-kelamaan akan melembek sehingga dapat mempengaruhi
gerak jarum penunjuk skala.
4. Kondisi lingkungan kerja. Lingkungan kerja seperti suhu, tekanan, kelembaban dan
perubahan tegangan listrik berpengaruh terhadap ketepatan pengukuran.
2. Kesalahan Pengamat
1. Kesalahan paralak. Kesalahan ini timbul apabila saat membaca skala posisi
pengamat tidak tegak lurus dengan jarum penunjuk skala.
2
2. Kesalahan penafsiran. Kesalahan ini terjadi karena salah tafsir terhadap bagian skala
alat ukur. Pada peralatan yang rumit operasinya, pengamat harus memahami cara
penggunaan alat dengan baik sebelum melakukan percobaan sehingga tidak terjadi
kesalahan pengukuran.
3. Kesalahan Acak
Kesalahan acak terjadi disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekitarnya, seperti :
1. Gerakan molekul-molekul udara yang dapat mempengaruhi Galvanometer
2. Perubahan-perubahan kecil pada tegangan listrik
3. Landasan peralatan yang bergetar atau tidak stabil
4. Noise (ganguan yang sering timbul pada peralatan elektronika)

II. Ketidakpastian Pada Pengukuran

Ketidakpastian Pada Pengukuran Berulang

Untuk memperoleh nilai pengukuran yang mendekati nilai sebenarnya, pengukuran


haruslah dilakukan berulang-ulang. Misalkan pengukuran dilakukan sebanyak n kali, diperoleh
hasil x1, x2, x3, ..... xn. Untuk mendapatkan nilai terbaik dari pengukuran dilakukan dengan cara
merata-ratakan hasil pengukuran tersebut, yaitu :

Tabel 1. Perhitungan Ralat

No Data (x) ¿ ¿¿

1 x1

2 x2

3 x3

4 x4

...

xn

❑ ❑ ❑
∑ xn

∑ ¿¿



¿¿ ¿


∑ xn
x= ❑

∆x
Ralat mutlak : ∆ x= √ ❑ ralat nisbi ∆ l= × 100 %
x

3
Keseksamaan K=100 %−∆ l data hasil pengukuran = x ± ∆ x

III. Cara Menggambar Grafik


Grafik dapat diartikan sebagai bagan atau gambar yang menunjukkan hubungan dua
besaran. Bentuk kurva grafik tersebut tergantung pada hubungan antara kedua besaran
tersebut. Besaran-besaran yang hanya dapat diubah-ubah disebut variabel bebas, dan besaran-
besaran yang hanya tergantung pada variabel bebas sisebut variabel terikat.
Sebuah grafik yang baik hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Setiap grafik memiliki judul atau keterangan yang dicantumkan dibawah grafik
2. Sumbu-sumbu grafik harus dilengkapi dengan skala dan satuan
3. Agar lebih jelas kurvanya pilihlah kertas grafik yang sesuai
4. Titik pengamatan atau data ditandai dengan lambang : * , dan lain-lain
5. Kurva dihasilkan tidaklah harus melalui setiap titik, melainkan mengikuti pola tertentu
linier atau eksponensial, yaitu berdasarkan hubungan variabel-variabel dari besaran-besaran
yang diukur
Berikut ini bentuk-bentuk grafik berdasarkan data pengamatam atau yang terukur

Gambar 1. Beberapa bentuk kurva linier yang salah dan benar

4
LAPORAN SEMENTARA

Tabel Hasil Pengamatan :

Bengkulu, / 20

Mengetahui Asisten,

.....................................................

NPM :

5
PERCOBAAN I
PENGUKURAN LINIER
1. Tujuan
a. Menentukan panjang, ketebalan, dan diameterbenda dengan jangka sorong (caliper gauge)
b. Menentukan ketebalan kawatm balok, benda persegi (plate) dengan mikrometer
c. Menentukan jari-jari kelengkungan lensa cembng dan cekung dengan spherometer
d. Menentukan massa jenis benda ( )

2. Alat dan Bahan

No Nama Alat/Bahan Jumlah

1 Gelas ukur 20 mm 1

2 Benda-benda berbentuk balok (besi, kayu,tembaga) 1 set

3 Jangka sorong (capiler gauge) 1

4 Mikrometer sekrup 1

5 Benda berbentuk silinder (besi, tembaga) 1

6 Kawat dengan berbagai ukuran 1

7 Alumunium foil 1

8 Lensa berbagai ukuran 1 lembar

9 Neraca ohaus 1 set

10 Air Secukupnya

11 Gelas ukur 1

3. Teori Dasar

6
Jika seorang ingin mengukur panjang suatu daerah maka berarti dia mengukur jarak antara
dua titik yang membatasi daerah tersebut. Untuk mengetahui nilainya seseorang tersebut harus
membandingkannya dengan alat ukur panjang yang dilengkapi satuan panjang dan kemudian
melakukan penaksiran.
Satuan panjang internasional yang telah ditetapkan adalah sama dengan 1.650.763.73 kalu
panjang gelombang cahaya merah jingga dari spektrum emisi gas kripton. Luas dan volume benda
dapat diturunkan dari ukuran panjang diatas.
A. Jangka Sorong (caliper gauge)
Alat ini mempunyai dua skala yaitu skala utama dengan ketelitian 1 mm dan skala nonius
dengan ketelitian (0,05 mm). Alat ini dapat digunakan untuk mengukur bagian luar/dalam dan
kedalaman tabung.
Benda yang diukur diletakkan pada rahang bawah atau atas (lihat gambar 1). Jika kedua
rahang dikatubkan kedua skala menjadi tiitk nol.

Gambar 1. Jangka sorong

B. Mikrometer Sekrup
Alat ini mempunyai dua skala utama (scole barrel) dan skala nonius ( micrometer collor)
dengan ketelitian masing-masing sebesar 0,5 mm dan 0,01 mm. Gambar dibawah ini
merupakan gambar mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya.

Gambar 2. Mikrometer sekrup

4. Tugas Pendahuluan
7
1. Jelaskan mengapa setiap melakukan pengukuran berulang diharuskan untuk menentukan
kesalahan pengukuran (teori ralat)
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a. Kerapatan/massa jenis benda (density)
b. Berat spesifik (spesific gravity)

5. Langkah Percobaan
A. Pengukuran dengan jangka sorong dan mikrometer sekrup
1. Periksalah ketetapan titik nol dari jangka sorong. Letakkan benda pada rahang bawah alat.
Jika mengukur bagian luar benda (tabung), letakkan benda (balok atau silinder atau benda
pipih) pada rahang bawah dan letakkan benda pada rahan atas untuk mengukur bagian
dalam benda.
2. Baca hasil pengukuran pada skala utama dan nonius. Lakukan pengukuran di 3 tempat
yang berbeda pada benda yang sama dan isi tabel 1.1.
3. Letakkan benda (kawat , balok) pada rahang mikrometer sekrup. Putar pelan-pelan sekrup
sehingga berbunyi “klik”.
4. Baca hasil pengukuran pada kedua skala yang tersedia pada alat. Lakukan pengukuran di 3
3 tempat yang berbeda pada benda yang sama dan isi tabel 1.1.

B. Penggunaan teori ralat


1. Hitung penyimpangan untuk setiap hasil pengukuran dengan menentukan ralat mutlak

, ralat nisbi dan keseksamaan (K).

2. Hasil pengukuran harus ditunjukkan dengan ketentuan di atas.

Tabel 1.1 hasil pengukuran berbagai beda

No Alat ukur Hasil pengukuran

Balok (mm) Silinder (mm) Benda pipih (mm) Kawat (mm)

Jangka sorong

Rata-rata

Mikrometer sekrup
8
1

Rata-rata

PERCOBAAN II
GAYA PADA BIDANG MIRING
1. Tujuan
Menyelidiki sifat gaya-gaya mekanis pada bidang miring

2. Alat dan Bahan

No Nama Alat/Bahan Jumlah

1 Dasar statif 1

2 Kaki statif 2

3 Batang statif panjang 1

4 Batang statif pendek 1

5 Balok penahan 1

6 Pengait beban 1

7 Balok bertingkat 1
9
8 Jepit penahan 1

9 Katrol besar 2

10 Steker perangkai 1

11 Beban (50 gram) 2

12 Bidang miring 1

13 Dinamometer 1,5 N 1

3. Persiapan percobaan
1. Rakit peralatan sesuai Gambar 2.1
2. Pasang balok penahan pada batang statif panjang (tegak)
3. Gabungkan 2 buah katrol besar dan pasangkan pengait beban di antara kedua katrol tersebut
serta pasangkan pula sebuah steker perangkai pada salah satu katrol (lihat Gambar 2.2)
4. Rakit bidang miring pada balok penahan dengan menggunakan jepit penahan
5. Untuk mengatur kemiringan bidang dapat digunakan balok bertingkat (bila diperlukan)

Gambar 2.1 Gambar 2.2

4. Langkah-Langkah Percobaan
1. Tentukan berat gabungan katrol (w = mg) dengan menggunakan dinamometer
2. Pasan dinamometer pada pengait beban dan balok penahan melalui jepit penahan bidang
miring dan letakkan katrol pada bidang miring tersebut
3. Atur ketinggian (h) balok penahan sesuai tabel
4. Pada setiap ketinggian (h) tertentu bacalah gaya (F R) pada dinamometer dan isikan pada tabel
dibawah
5. Pasang beban pada steker dikiri dan dikanan katrol gabungan
6. Ulangi langkah 2-5 dan isikan hasil pengamatan ke dalam tabel
Ket : percepatan gravitasi = 9,8 m/s2
10
Panjang bidang miring (l) = 50 cm

5. Hasil Pengamatan
Isikan hasil pengamatan FR, nilai perbandingan FR dengan w dan harga sinus sudut kemiringan
bidang (h/l) pada tabel.

a.Tanpa tambahan beban b.Dengan tambahan beban

Gaya berat W = Gaya berat W =

Tinggi (h) Gaya (FR) FR/W Gaya (FR) FR/W Sin α = h/l

6. Tugas Percobaan
a. Bagaimana hubungan FR/W dengan sinus α ?
b. Bagaimana kesimpulan anda ?

PERCOBAAN III
KESETIMBANGAN
1. Tujuan
Mengidentifikasi syarat-syarat keseimbangan partikel

2. Alat dan Bahan


11
No Nama Alat/Bahan Jumlah

1 Katrol 2

2 Statif 1 set

3 Beban bervariasi 3

4 Benang Secukupnya

5 Busur derajat 1

6 Kertas grafik 1 lembar

7 Kertas karton 1 lembar

3. Skema Alat dan Bahan

4. Prosedur Kerja
1. Mengukur massa beban m1, m2, dan m3
2. menyusun sistem benda seperti skema di atas sedemikian sehingga terjadi kesetimbangan
(sistem dalam keadaan diam)
3. menempelkan kertas grafik pada karton
4. Memasang kertas grafik dibelakang tali dan menggambarkan garis yang dilewati tali
5. Mengulangi prosedur diatas sampai 3 kali pengukuran, dan mengisikan hasil pengamatan ke
dalam Tabel 3.1
6. Melukis garis kerja sistem gaya sebagaimana skema berikut :

12
7. Memasukkan data-data yang diperoleh kedalam Tabel 3.2

5. Hasil Pengamatan

Tabel 3.1 hasil pengamatan

No Besarnya sudut α Besarnya sudut β

Rata-rata

Tabel 3.2 tabulasi data

No Jenis gaya Komponen gaya pada arah Komponen gaya pada arah
sumbu x sumbu y

1 T1 T1x = T1y =

2 T2 T2x = T2y =

3 T3 T3x = T3 y = W3 =

Resultan gaya

13
PERCOBAAN IV
AYUNAN SEDERHANA
1. Tujuan
Mencari pengaruh massa (m), panjang tali (l), dengan simpangan (A) terhadap periode (T) ayunan
suatu bandul sederhana

2. Alat dan Bahan


No Nama Alat/Bahan Jumlah

1 Dasar statif 1

2 Kaki statif 1

3 Batang statif panjang 1

4 Batang statif pendek 1

5 Balok penahan 2

6 Beban 50 garam 1

7 Benang 1

8 Jepit penahan 1

9 Stopwatch 1

3. Persiapan Percobaan
1. Rakit statif sesuai Gambar 4.1 dan tempatkan di tepi meja
2. Pasang balok penahan pada ujung atas batang statif dan pasangkan steker poros pada balok
penahan
3. Ikat beban dengan tali dan buatlah 10 tanda (pakai ball-point) pada tali dengan jarak masing-
masing 10 cm
4. Ikatlah tanda ke 10 pada steker poros seperti Gambar 4.1 (panjang tali 100 cm dari ujung yang
terkait pada beban)
5. Siapkan stopwatch ditangan

14
Gambar 4.1

4. Langkah-Langkah Percobaan
1. Simpangkan beban sejauh ± 3 cm (simpangan 1, lihat Gambar 4.2)
2. Lepaskan beban bersamaan dengan menekan tombol stopwatch. Hitung 10 ayunan dan tepat
pada hitungan ke 10 matikan stopwatch. Catat waktu 10 ayunan (t) tersebut pada Tabel 4.1.
Dari sini dapat diperoleh periode (waktu untuk 1 ayunan = 1/10 t)
3. Ulangi langkah 1 dan 2 dengan penyimpangan ± 5 cm (simpangan 2)
4. Ulangi langkah 1 sampai 3 dengan penambahan 1 beban
5. Ulangi langkah 1 sampai 3 dengan panjang tali (l) yang berbeda-beda sesuai dengan Tabel 4.1

Gambar 4.2

5. Hasil Pengamatan

Penyimpangan I II I II I II I II I II I II

Massa beban (g) 50 50 100 100 50 50 100 100 50 50 100 100

Panjang tali (m) 1 1 1 1 0,8 0,8 0,8 0,8 0,6 0,6 0,6 0,6

15
Waktu 10 ayunan t (s)

Petiode T (s)

Gravitasi (m/s2)

6. Tugas Percobaan
1. Berdasarkan tabel, sebutkan faktor yang mempengaruhi besarnya periode bandul!
2. Bagaimana pengaruh massa beban terhadap periode bandu ?
3. Bagaimana pengaruh panjang tali terhadap periode bandul ?
4. Sebutkan sumber-sumber kesalahan percobaan yang dapat mempengaruhi besarnya
pengukuran periode!
5. Kesimpulan apakah yang kalian peroleh ?

PERCOBAAN V
TEGANGAN PERMUKAAN ZAT CAIR
1. Tujuan
Menentukan koefisien tegangan permukaan zat cair

2. Teori Dasar
Pada Gambar 5.1 yang di tunjukkan zat cair naik setinggi h dengan jari-jari r. Ujung
tabung yang terbuka mengaklami tekanan atmosfir . zat cair di tahan olh komponen tgangan
permukaaan arah vertikal yang besarnya F cos θ c .

Gambar 5.1

Jika permukaan kontak yang besarnya 2 πr , gaya teganagn permukaan menjadi 2 πrcos θ c .
karena zat cair berda dalam kesetimbanagan statis maka :

16
2 πrcos θ c =ρ ( π r 2 ) hg

ρrgh
γ=
2 πrcos θ c

Dimana :

kg
ρ=massa jenis zat cair
m3

N
γ=koefisientegangan permukaan zat cair ( )
m

r = jari jari tabung pipa kapiler ( m)

m
g= percepatan gravitasi bumi 9,8
s2

θc =sudut kontak ¿

3. Langkah-Langkah Percobaan
1. Ukur diameter tabung pipa kapiler yang di gunaakan dengan jangka sorong
2. Celupkan tegak lurus tabung pipa kapiler ke dalam zat cair yang telah di sediakan dalm
tabung beker . tunggu beberapa menit sehingga zat cair dalam pipa kapiler
3. Ukur tinggi (h) zat cair yang naik dalam pipa dan gunakan lup untuk melihat tegangan zat cair
4. Lakukan percobaan beberapa kali dengan terlebih dhulu mengeluarkan zat cair yang tersisa
dalam pipa kapiler.
5. Dengn jenis zat cair yang sama lakukan percobaan dengan pipa kapiler yang berbeda
diameternya.
6. Lakukan langkah 1-5 untuk zat cair yang berbeda
7. Tentukan massa jenis setiap zat cair yang di gunakan ¿ . untuk memperoleh massa jenis zat
cair yang di gunakan timbang lah massa jenis zat cair dan tentukan volume zat cair yang di
gunakan. Catat semua data pada tabel 5.1

4. Data Pengamatan

No Massa jenis ρ h (mm) r (mm) γ¿

¿)

17
5. Tugas Percobaan
1. Hitung rata-rata tegangan permukaanuntuk setiap jenis zat cair dengn mencantumka nilai
kesalahan relatif nya
2. Jelaskan sebab kenaikan zat cair didalam tabung pipa kapiler dan mengapa kenaikan tersebut
tidak sama untuk setiap zat cair
3. Sebuah pipa kapiler mempunyai jari-jari 0,5 mm.pipa sebagian di masukkan dalam air
a. Berapa kenakan air dalam pipa jika sudut kontaknya dianggap 0°
b. Hitung susdut kontak untuk air jika naik setinggo 1 cm
4. Jelaskan secara teoritis dengan rinci bagaimana proses kenaikan air dalam pipa kapiler !

PERCOBAAN VI
VISKOSITAS
1. Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini di harapkan mahasiswa dapat :
1. Memahami hubungan antar gaya yang di alami oleh benda yang bergerak dalam fluida dengan
kekentalan fluida tersebut.
2. Menentukan koefisien-koefisien kekentalan zat cair dengan menggukan hukum stokes.

2. Alat dan Bahan


No Nama Alat/Bahan Jumlah

1 Satu set percobaan viskositas 1 set

2 Mistar 1

3 Mikrometer sekrup 1

4 Termometer 1

5 Neraca ohaus 1
18
6 Fluida (gliserin dan minyak Secukupnya
goreng)

7 Karet gelang 3

3. Teori Dasar
Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan tertentu dalam fluida kental maka benda
tersebut akan di hambat dengan gaya gesek fluida pada benda tersebut. Manurut stokes gaya
hambat yang dialami oleh benda berbentuk bola yang bergerak taerhadap fluda ketal adalah :
F=6 πηrv

Dimana :

F=gaya gesek fluida

η=koefisien kekentalan fluida

r = jari− jari bola

v=kecepatan relative bolaterhadap fluida

Bola yang jatuh dalam fluida kental mengalamo 3 gaya yaitu gaya berat (W) gaya gesekan
(F) dan gaya archimedes F S karena setelah beberapa saat resultaan ketiga gaya itu sama dengan 0
berdasarkan hukum 1 newton bola akan bergerak lurus beraturan dengn kecepatan sebesar :

2 r 2 g( ρ−ρ0 )
υ=

Dimana :
g= percepata gravitasi bumi

ρ=massa jenis bola

ρ0=massa jenisfluida

4. Prosedur Percobaan
1. Ukur diameter masing-masing bola
2. Timbang masing-masing bola dengan neraca
3. Catat suhu fluida sebelum dan setelah percobaan
4. Psanglah karet gelang setara dengan fluida
5. Ukur jarak jatuh bola d (10 cm dari karet gelang pertama)

19
6. Jatuhkn bola (bola besar) kedalam tabung gelas dan ukur lah waktu temp t dari karet gelang
pertama hingga karet gelang berikutnya
7. Masukkan saringan (penangkaap bola) tunggu hingga fluida tenang
8. Catat semua data Tabel 6.1
9. Ulangi langkah 6 untuk bola yang lain (bola kecil)
10. Ulangi langkah 6 sampai 8 untuk jarak yang berbeda (10 cm, 15 cm, dan 20 cm)

5. Hasil Pengamatan

Tabel 6.1

Zat cair :
Diameter bola :

No Jarak karet gelang d (cm) Waktu yang dibutuhkan t (s)

Zat cair :
Diamter bola :

No Jarak karet gelang d (cm) Waktu yag dibutuhkan t (s)

Zat cair :
Diameter bola :

20
No Jarak karet gelang d (cm) Waktu yag dibutuhkan t (s)

Zat cair :
Diamter bola :

No Jarak karet gelang d (cm) Waktu yag dibutuhkan t (s)

6. Tugas Percobaan
1. Buat grafik t terhadap d dari percobaan
2. Hitunglah nilai koefisien kekntlan fluida ( viskositas)
3. Hitunglah ketidakpastian dari hasil perhitungan koefisien kekntalan fluida!

21
PERCOBAAN VII
KALORIMETER
1. Tujuan
Menentukan kapasitas kalor kalorimeter dan kalor lebur es

2. Alat dan Bahan


No Nama Alat/Bahan Jumlah

1 Tabung kalorimeter lengkap dengan pengaduk 1

2 Termometer 1

3 Gelas ukur 1

4 Neraca 1

5 Stopwatch 1

6 Es dan kertas Secukupnya

3. Teori Dasar
Kalorimeter adalah pengukuran panas secara kuantitatif yang masuk selama proses
kimia. Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor dari reaksi yang dikeluarkan. Kalorimeter
dapat digunakan untuk menghitung energi dalam makanan, dalam atmosfer dan mengukur jumlah
energi yang meningkat dalam suhu kalorimeter.
Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang
lepas atau masuk dari luar kedalam kalorimeter, dan hukum yang berlaku pada proses ini adalah
hukum azas black yaitu:
Qlepas=Qterima
Q = m.c.∆T
Keterangan:
Q = jumlah kalor (joule)
M = massa zat (gram)
C = kalor jenis (kal/groc)
∆T = perubahan suhu
Pada peristiwa es (padat) menerima kalor sehingga berubah menjadi air (cair). Peristiwa ini
disebut mencair. Peristiwa ini dinamakan mencair (melebur). Ketika suatu zat yang berwujud
padat ingin diubah menjadi cair, zat tersebut harus dipanaskan sampai titik leburnya.
Banyak kalor (Q) yang diperlukan untuk melebur m kg zat:
Q=m×L

22
Keterangan:
Q = banyak kalor yang diperlukan untuk melebur zat, satuannya joule (J)
m = massa zat yang melebur, satuannya kilogram (kg)
L = kalor lebur zat, satuannya joule/kg (J/kg)

4. Langkah Percobaan
Prosedur A
1. Isilah kalorimeter dengan m1 gram air, catatlah temperatur dalam kalorimeter (T1)
2. Kemudian tambahkanlah m2 gram air panas kedalam kalorimeter yang temperaturnya diukur
dalam gelas ukur (T2) dimana T2 > T1
3. Setelah tercapai keseimbangan catatlah temperatur akhir campuran tersebut (Ta) pada Tabel
7.1

Prosedur B

1. Isilah kalorimeter dengan m1 gram air, catatlah temperatur dalam kalorimeter (tair)
2. Kemudian tambahkanlah m2 gram es kedalam kalorimeter yang berisi air panas tersebut.
Setelah seimbang, catatlah temperatur akhir campuran tersebut (Ta) pada Tabel 7.2

Prosedur C

1. Timbanglah kalorimeter kosong atau tabung dalamnya saja (m0)


2. Isilah kalorimeter dengan air sampai setengahnya, kemudian timbanglah (m1)
3. Masukkanlah kalorimeter kedalam selubung luarnya dan amatilah temperatur air mula-mula
dalam kalorimeter dengan termometer (T0)
4. Ambil batu es (usahakan tidak ada air yang melekat pada batu es) dan masukkan ke dalam
kalorimeter dengan hati-hati
5. Amati turunnya temperatur, sambil mengaduk air, lakukan pengamatan tiap 30 detik (t 1), 60
detik (t2), 90 detik (t3), dan seterusnya sehingga temperatur mencapai harga minimum. Jangan
lupa mengaduknya setiap saat
6. Timbang lagi kalorimeter setelah es mencai (m2)
7. Catat seluruh data pada Tabel 7.3
8. Ulangi prosedur C sebanyak 3 kali pengulangan

5. Data Pengamatan
Tabel 7.1

m1 (g) m2 (g) T1 (0C) T2 (0C) T3 (0C)


23
Tabel 7.2

Mair (g) Mes (g) Tair (0C) Ta (0C)

Tabel 7.3
m0 =
m1 =
m2 =
T mula-mula =
No Waktu t (s) Penurunan Temperatur ∆ T (℃)

6. Tugas Percobaan
1. Hitunglah kapasitas kalor kalorimeter (Prosedur A)
2. Hitunglah kalor lebur es (prosedur B)
3. Gambar grafik antara temperatur dengan waktu (prosedur C)

24
PERCOBAAN VIII
HUKUM HOOKE
1. Tujuan
Mencari hubungan antara gaya dan pertambahan panjang

2. Alat dan Bahan

No Nama Alat/Bahan Jumlah

1 Dasar statif 1

2 Batang statif panjang 1

3 Batang statif pendek 1

4 Balok penahan 1

5 Beban 50 gram 6

6 Jepit penahan 2

7 Pegas spiral 1

8 Penggaris 1

3. Pesiapan Percobaan
1. Rakit statif sesuai Gambar 8.1
2. Pasang balok penahan pada batang statif
3. Pasang jepit penahan pada balok penahan dan digantungkan pegas spiral

25
Gambar 8.1

4. Langkah-Langkah Percobaan
1.Gantungkan 1 beban (w) = 0,5 N pada pegas sebagai gaya awal F0
2.Ukur panjang awal (l0) pegas dan catat hasilnya pada Tabel 8.1
3.Tambahkan satu beban dan ukur kembali panjang pegas (l) . catat hasil pengamatan ke dalam
tabel.
4.Ulangi langkah 1-3 dengan setiap kali menambah 1 beban untuk melengkapi tabel di bawah
.
5. Hasil Pengamatan
l0 = ............m
F0= .............m

No W (N) ∆F = (w – F0) N l (m) ∆l = (l – l0) m

1 0,5

2 1,0

3 1,5

4 2,0

5 2,5

6 3,0

26
6. Tugas Percobaan
1. Gambarkan grafik pertambahan panjang pegas terhadap pertambahan gaya
∆F

∆l

2. Dari grafik diatas tentukan tetapan pegas


3. Sebutkan sumber-sumber kesalahan percobaan

27

Anda mungkin juga menyukai