Pendahuluan :
Pada pengambilan data baik pada penelitian maupun dalam praktikum hasil yang
diperoleh seringkali tidak dapat diterima karena harus dipertanggung jawabkan
keakuratannya dan kebenarannya. Hal ini dikarenakan karena faktor kemampuan
manusianya dan ketelitian alat-alat yang dipergunakan mempunyai batas kemampuan
tertentu.
Data yang diperoleh dalam penelitian maupun percobaan baru dapat diterima
apabila harga besaran yang diukur dilengkapi dengan batas-batas penyimpangan dari hasil
tersebut, yang disebut dengan sesatan (ketidak pastian). Jika dari hasil yang diperoleh
diketahui mempunyai penyimpangan terlalu besar, maka pengambilan data harus diulangi
kembali dengan berbagai cara. Jika perlu dilakukan dengan mengulangi beberapa kali yang
lebih teliti atau mengganti alat percobaan dengan alat lain yang mempunyai batas ketelitian
lebih baik. Sehingga jelas sangat mutlak diperlukan teori sesatan (ketidak pastian ) guna
mendapatkan hasil percobaan yang akurat.
Error atau kesalahan pada pengukuran dapat dibagi atas dua golongan yakni :
2. Kesalahan Random/Acak
- Gerak Brown molekul udara
- Fluktuasi pada tegangan listrik
- Landasan yang bergetar
- Bising
- Radiasi Latar Belakang
Kesalahan acak tidak dapat dikontrol
Yang dapat kita perbuat dalam mengatasi kesalahan acak adalah :
- Menentukan nilai terbaik yang dapat menggantikan nilai benar
- Menentukan seberapa besar penyimpangan nilai terbaik terhadap nilai benar
- Melaporkan hasil pengukuran sebagai :
X = Xt ± ΔX
ΔX = ketidakpastian
X = (2,35 ± 0,05) cm
Sesuai aturan pertama
Sesuai aturan kedua
- Pengukuran berulang-ulang
Pengulangan yang berkali-kali pada pengukuran akan memberikan hasil yang
berbeda-beda, sehinga harga tersebut juga akan memberikan harga yang berbeda
dengan hasil yang sebenarnya. Kesalahan random terdiri atas :
Kesalahan penafsiran
Kebanyakan alat ukur memerlukan sesuatu penaksiran pada bagian skala
tertentu dan pada penaksiran ini dapat berubah dari waktu ke waktu yang
lain
Keadaan penyimpangan
Keadaan penyimpangan , misalnya kondisi suhu, tekanan udara atau
tegangan listrik yang selalu berubah-ubah
Gangguan
Misalnya adanya getaran mekanis atau pengaruh putaran motor dari alat
listrik
Definisi
Walaupun suatu proses pengukuran sudah sempurna , pengulangan
pengukuran yang sama selalu memberikan penyimpangan, besaran yang
diamati tidak didefinisikan secara tetap. Misalnya :
Panjang sebuah besar meja segi empat bukan suatu besaran yang terdefinisi
secara eksak. Hal ini disebabkan karena kalau kita teliti sisi meja
Tidaklah rata atau pun mungkin tidak tepat sejajar sehingga walupun kita
menggunakan alat ukur yang sangat baik untuk mengukur sisi meja tersebut
yang diperoleh selalu berubah-ubah tergantung dari penampang panjang
yang kita ukur
3. Kesalahan lain
Kesalahan lain yang tidak termasuk pada no. 1 dan 2 yang perlu diperhatikan adalah
Kekeliruan membaca alat/skala alat dan mengatur kondisi percobaan.
Kesalahan ini dapat diatasi dengan melakukan percobaan seteliti mungkin
Kesalahan perhitungan , misalnya kesalahan memasukan harga /angka-angka
perhitungan, atau salah memenggunakan rumus.
2. Pengukuran berulang-ulang
3. Menentukan harga rata-rata (nilai terbaik) dan sesatannya
Misalnya kita melakukan N kali pengukuran , didapat hasil sebagai berikut :
X1, X2, X3,......................................Xn
Untuk mendapatkan nilai terbaik (benar) dari pengukuran tersebut dengan merata-
rata kan hasil pengukuran tersebut yaitu :
𝑋1 +𝑋2 +𝑋3 + ……………….𝑋𝑛 ∑ 𝑋𝑖
𝑋= = … … … … .. (1)
𝑁 𝑁
penyimpangan/deviasi
𝑋𝑁 −𝑋 (∆𝑋1 )+(∆𝑋2 )+ (∆𝑋3 )…+(∆𝑋𝑁 )
(∆𝑿𝑵 ) =)=| |= .................... (2)
𝑁 𝑁
Dengan (∆𝑋1 ) =|X1 - 𝑋|; (∆𝑋2 ) =|X2 - 𝑋|; (∆𝑋3)=|X3 - 𝑋| dan (∆𝑋𝑁 )=|XN - 𝑋|
δ𝑋 = ∆𝑋 =
harga σx beracu pada pengukuran pada pengukuran tak terhingga yang tidak mungkin
dilakukan, sehingga untuk N tak terhingga dapat menggunakan pendekatan teori sampling
dengan mengganti σx dengan SN = simpangan baku contoh (sample standard deviation)
σN memberikan gambaran tentang simpangan simpangan X terhadap Xo
𝛴(𝑋𝑖 −𝑋𝑁 )2
SN = √ yang dapat diubah menjadi :
(𝑁−1)
̅̅̅̅
∑ 𝑋 2𝑖 −𝑁𝑋 2
SN = √ 𝑁
𝑁−1
𝑆𝑁 ∑ 𝑋𝑖2 −𝑁(𝑋)2
ΔX = =√
√𝑁 𝑁(𝑁−1)
Contoh :
X = 10,0; 10,2; 10,0; 10,0; 9,8; 10,1; 9,8; 10,3; 9,8; 10,0 (cm)
Maka nilai terbaik X serta sesatannya (X ±ΔX) dapat dicari sebagai berikut :
i Xi 𝑋𝑖2
1 10,0 100,00
2 10,2 104,04
3 10,0 100,00
4 10,0 100,00
5 9,8 96,04
6 10,1 102,01
7 9,8 96,04
8 10,3 106,09
9 9,8 96,04
10 10,0 100,00
∑ 𝑋𝑖 = 100 ∑ 𝑋𝑖2 = 1000,26
∑ 𝑋𝑖 100,00
𝑋𝑁 = = = 10,00
𝑁 10
2
(𝑋𝑁 ) = (10,00)2 = 100,00
𝜕𝑔 𝜕𝑔
Δg = | 𝜕𝐼 | 𝑡=𝑡
𝐼=𝐼𝑡 |ΔI| + | | 𝐼=𝐼 |Δt|
𝑡 𝜕𝑡 𝑡=𝑡 𝑡 𝑡
𝜕𝑔 4𝜋 2
= 2
𝜕𝐼 𝑡
𝜕𝑔 4𝜋 2 4𝜋 2
| 𝑡=𝑡
𝐼=𝐼𝑡 = = = 4𝜋 2 = 39,4784176
𝜕𝐼 𝑡 𝐼2 1,002
𝜕𝑔 8𝜋 2 𝐼
= 3
𝜕𝑡 𝑡
𝜕𝑔 8𝜋 2 .25
| 𝜕𝑡 | 𝑡=𝑡
𝐼=𝐼𝑡 = = 200 π2 = 1973,92088
𝑡 13
Δg = (39,4784176).0,05 + (1973,92088).0.01
= 21,71312968
Contoh 2
Hasil pengukuran :
I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ti (s) 1,68 1,69 1,68 1,67 1,67 1,68 1,70 1,67 1,68 1,67
(±0,05s)
Li (cm) 68,70 68,90 68,80 68,90 68,70 68,90 68,80 68,90 68,80 68,70
(±0,05cm)
Pengolahan data :
N0 Ii ti 𝐼𝑖2 𝑡𝑖2
1 68,70 1,68 4719,69 2,8224
2 68,90 1,69 4747,21 2,8561
3 68,80 1,68 4733,44 2,8224
4 68,90 1,67 4747,21 2,7889
5 68,70 1,67 4719,69 2,7889
6 68,90 1,70 4747,21 2,8224
7 68,80 1,70 4733,44 2,89
8 68,90 1,67 4747,21 2,7889
9 68,80 1,68 4733,44 2,8224
10 68,70 1,67 4719,69 2,7889
ΣIi= 688,1 Σ ti =16,79 2 2
Σ𝐼𝑖 = 47348,23 Σ𝑡𝑖 = 28,1913
𝐼𝑖 = 68,81 𝑡𝑖 =1,679
4𝜋 2 𝐼 4𝜋 2 68,81
𝑔= = = 963,6290907
𝑡2 1,6792
𝜕𝑔 𝜕𝑔
Δg = √( 𝜕𝐼 )2𝐼=𝐼 𝑆(𝐼)
2
+ ( 𝜕𝑡 )2𝑡=𝑡 . 𝑆(𝑡)
2
𝜕𝑔 4𝐼 2
= 2
𝜕𝐼 𝑇
𝜕𝑔 2 8𝜋 2
( )𝐼=𝐼 = = 14,00420129
𝜕𝐼 1,6792
𝜕𝑔 8𝜋 2 𝐼
=−
𝜕𝑡 𝑇3
𝜕𝑔 8𝜋 2 68,81
( 𝜕𝑡 ) = - = −1147,245667
1,6793
𝜕𝑔 𝜕𝑔
Δg = √( 𝜕𝐼 )2𝐼=𝐼 𝑆(𝐼)
2
+ ( 𝜕𝑡 )2𝑡=𝑡 . 𝑆(𝑡)
2
= - 1147,245667
Contoh 3
a. Berapakah ketelitian alat itu bila dipakai pada pengukuran skala penuh
b. Dan pada setengah skala
Penyelesaian :
a. ΔI = ½ skala terkecil = ½ x 0,1 A = 0,05 A
∆𝐼 0,05
Ketelitian : | 𝐼 | = | | 𝑥100% = 1 %
5
b. ΔI = ½ skala terkecil = ½ x 0,1 A
I = 2,5 A
∆𝐼 0,05
Ketelitian : | 𝐼 | = | 2,5 | 𝑥100% = 2 %
Contoh 1:
tahanan sepotong kawat ditentukan menurut hukum Ohm, hasilnya V = (1,0 ±0,05) Volt dan I = (5,0
± 0,05) mA = (5,0 ± 0,05).10-3A . Berapakah (R ±ΔR)
Jawab :
𝑉 1,0 𝑉𝑜𝑙𝑡
R= = = 200 𝑂ℎ𝑚
𝐼 5𝑥10−3 𝐴𝑚𝑝
∆𝑅 ∆𝑉 𝛥𝐼
|𝑅|= | 𝑉 | + |− 𝐼 |
∆𝑅 0,05 0,05
|200| = | 1,0 | + |− 5
|