SKRIPSI
Oleh :
15310008
FAKULTAS TEKNIK
2019
i
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Jika kau mempunyai waktu untuk berdiam , lebih baik kau gunakan untuk maju .
Persembahan
Asslamualaikum Wr WB.
Skripsi ini adalah karya, hasil kerja yang akan saya persembahkan untuk:
Orang tua dan kedua adik saya yang sangat saya sayangi , Terima Kasih atas
doa yang selalu kalian selipkan untuk anak/kakakmu ini sehingga dapat
menyelesaikan kuliah.
Terima kasih untuk rekan seperjuangan Teknik Sipil 2015, terima kasih telah
berjuang bersama dalam susah payah yang kita alami selama kurang lebih 4
tahun ini.
Terima kasih untuk Bapak Aminullah (Pak amin) yang telah banyak membantu
saya selama menyusun laporan skripsi ini,serta berjuang bersama-sama untuk
menyelesaikan kuliah.
Terima kasih untuk Nadila yang selalu memberikan support dan doa agar selalu
semangat dalam mengerjakan laporan skripsi ini.
Demikian juga Terima kasih rekan di ikatan Mahasiswa Sipil (IMS) dan Kodema
FT UIBA telah bekerja sama semoga kita dipertemukan kembali dalam organisasi
yang lain.
Dan tidak lupa saya ucapkan banyak termiakasih kepada segenap jajaran
yayasan Universitas IBA Palembang, Terutama Dosen Prodi Teknik Sipil yang
dengan sabar dalam membimbing dan berbagi ilmu kepada kami, semoga ilmu
yang kami dapat bisa bermanfaat di masa depan. Terimakasih untuk semuanya
Wassalamualaikum Wr Wb.
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga laporan Skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Universitas IBA Palembang.
Dalam penyelesaian Skripsi ini, penulis memilih judul “TINJAUAN
GEOMETRIK RUAS JALAN PADA URIP SUMO HARJO ”.
Atas selesainya Skripsi ini , Penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak H. Sapta.,ST.,MT. Selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil Universitas IBA
Palembang.
2. Ibu Ir.Srikirana Meidiani,M.T. Selaku Ketua Prodi Program Studi Teknik Sipil
Universitas IBA Palembang.
3. Bapak Ir. H Pujiono.,T.,MT. Selaku Dosen Pembimbing I dalam menyusun
laporan Skripsi .
4. Ibu Hj Ramadhani.,ST.,MT. Selaku Dosen Pembimbing II dalam menyusun
laporan Skripsi .
5. Ibu Hj Sari Farlianti.,ST.,MT. Sekali Dosen Pembimbing Akademik.
6. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Teknik Universitas IBA Palembang.
7. Kepada Kedua Orang Tua saya tercinta yang telah memberikan
semangat,doa,serta dukungannya.
8. Rekan-Rekan Seangkatan yang selalu berjuang bersama.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................................v
ABSTRAK.....................................................................................................................vii
ABSTRACT..................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL........................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................xv
x
2.6 Jenis-jenis Tikungan…………………………………………………..15
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tipikal Potongan Melintang Normal dan Denah Untuk 2/2TB........11
Gambar 2.2 Tipikal Potongan Melintang Normal dan Denah Untuk 4/2TB........11
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.6 Tabel panjang leng min dan superelevasi yang di butuhkan..........................23
xiii
Tabel 4.9 Perbandingan Perhitungan Rmin dan Standar Rmin .....................................58
xiv
LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2) Tempat Penelitian
Tempat pengambilan data dilakukan di Jln. Urip Sumo Harjo yang
dilaksanakan selama 4 hari ( Sore pukul 16:00 - 18:00 WIB ).
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
a. Jalan utama, yakni jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi
antarkota-kota penting, sehingga perencanaannya harus dapat
melayani lalu lintas yang cepat dan berat
b. Jalan sekunder, yakni jalan raya yang melayani lalu lintas yang cukup
tinggi antara kota-kota penting dan kota-kota yang lebih kecil serta
sekitarnya
2. Kelas jalan menurut Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas dinyatakan
dalam satuan mobil penumpang yang besarnya menunjukkan jumlah Lalu Lintas
Harian Rata-rata (LHR) untuk kedua jurusan. Adapun klasifikasi jalan menurut
volume lalu lintas sebagai berikut:
a. Kelas I
Kelas jalan ini meliputi semua jalan utama dan dimaksudkan untuk dapat
melayani lalu lintas cepat dan berat. Jalan kelas I merupakan jalan raya
berjalur dengan konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik dalam
artian tingginyatingkat pelayanan terhadap lalu lintas.
b. Kelas II
- Kelas II A Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur atau lebih dengan
konstruksi permukaan jalan dari aspal beton (hot mix) atau setaraf,
dimana komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat tetapi tanpa
7
kendaraan tak bermotor. Untuk lalu lintas lambat, harus disediakan jalur
tersendiri.
- Kelas III Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan penghubung dan
merupakan konstruksi jalan berjalur tunggal atau dua. Konstruksi
permukaan jalan yang paling tinggi adalah peleburan dengan aspal.
2 Perbukitan B 3 ~ 25
3 Pegunungan G > 25
2. Jalan provinsi Jalan provinsi dibagi menjadi empat bagian, diantaranya adalah
sebagai berikut :
d. Jalan dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta, kecuali jalan yang termasuk
jalan nasional.
9
c. Jalan sekunder lain, selain yang dimaksud sebagai jalan nasional dan
jalan provinsi.
5. Jalan desa Jaringan jalan sekunder di dalam desa, yang merupakan hasil
swadaya masyarakat, baik yang ada di desa maupun di kelurahan.
1. Penentuan trase jalan yang tidak terlalu banyak memotong kontur, sehingga
dapat menghemat biaya dalam pelaksanaan pekerjaan galian timbunan
nantinya.
10
2. Penyediaan material dan tenaga kerja yang tidak terlalu jauh dari lokasi
proyek sehingga dapat menekan biaya pemindahan material tersebut.
b. Syarat Teknis
Tujuan dari syarat teknis ini adalah untuk mendapatkan jalan yang
memberikan rasa keamanan (keselamatan) dan kenyamanan bagi pemakai
jalan tersebut, oleh karena itu perlu diperhatikan keadaan topografi
tersebut, sehingga dapat dicapai perencanaan yang baik sesuai dengan
keadaan daerah tersebut.
- 2 lajur 1 arah (2 / 1)
Lebar jalur jalan yang dilewati lalu lintas, tidak termasuk bahu jalan.
Lebar bahu disamping jalur lalu lintas direncanakan sebagai ruang untuk
kendaraan yang sekali-sekali berhenti, pejalan kaki dan kendaraan lambat.
11
c. Median (M)
Daerah yang memisahkan arah lalu lintas pada suatu segmen jalan, terletak
pada bagian tengah (direndahkan / Ditinggikan).
Tabel 2.4 Kecepatan rencana (VR) sesuai klasifikasi fungsi dan kelas jalan
2.5 Tikungan
Dalam merencanakan sebuah tikungan, haruslah memenuhi beberapa kriteria,
antara lain:
Vr2
𝑅𝑚𝑖𝑛 =
127(Emax . f)
Dimana:
Rmin = Jari-jari tikungan minimum (m)
VR = Kecepatan rencana (km/jam)
E mak = superelevasi maksimum (%)
f = Koefisien
- Kebebasan samping
Dimana:
PI = Point of intersection
Tc=Rc.tan. .ʙ............................................................................................
Ec=Tc.tan. .ʙ...........................................................................................
∆
Lc = . atau Lc = 0.01745.∆.R atau Lc = .∆ . Rc............
Dimana:
∆ = sudut tangen
Rc = jari-jari lingkaran
17
Full Circle adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian
suatu lingkaran saja. Tikungan full circle hanya digunakan untuk R (jari-
jari tikungan) yang besar agar tidak terjadi patahan, karena dengan R
kecil maka diperlukan superelevasi yang besar.
Ls = xVR ..................................................................................
Dimana:
T = Waktu tempuh (3 detik)
- 1. Lc ≥ 25 m
- 2. P = ≥ 0.25 m
- Dimana:
- PI : Point of Intersection
Xs = Ls 1 ..........................................................................................
Ys = .....................................................................................................
0= . ..................................................................................................
p= − 𝑅𝑐 (1 − 𝐶𝑜𝑠0)..........................................................................
(∆ Ө )
Lc = 𝑥 𝜋 𝑥 𝑅𝑐..................................................................................
∆ = ∆c + 2Өs ............................................................................................
Dimana:
∆ = sudut tangen
= jari-jari lingkaran
Dimana:
R : R - lebar jalan
21
Dan bila hasil perhitungan didapat B < lebar jalan bagian lurus, maka tikungan
tidak perlu ada pelebaran. Hal ini biasa terjadi pada tikungan dengan jari-jari besar
(R > 1200 m) dan sudut tangen (∆ < 100) .
s = ½ ∆ ..........................................................................................
Ltot = 2 Ls ..............................................................................................
Ls= .............................................................................................
Sedangkan untuk nilai p, k, Ts, dan Es, dapat juga menggunakan rumus
(2.20) sampai (2.23).
2.7 Superelevasi
Superelevasi adalah suatu kemiringan melintang di tikungan yang berfungsi
mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima pada saat berjalan melalui tikungan
pada kecepatan rencana (V1), superelevasi dicapai secara bertahap dari
kemiringan melintang normal pada bagian jalan yang lurus sampai kemiringan
penuh (superelevasi) pada bagian lengkung.
e. Superelevasi tidak diperlukan jika radius (R) cukup besar, untuk itu
cukup lereng luar diputar sebesar lereng normal (LP), atau bahkan tetap
lereng normal (LN).
Untuk tabel e minimum yang di izinkan sebagai berikut :
Tabel 2.6 Tabel panjang lengkung min dan superelevasi yang dibutuhkan
2.8 Kelandaian
Kelandaian pada alinemen vertikal jalan dapat dibedakan atas:
2.8.1 Kelandaian maksimum
Kelandaian maksimum yang ditentukan untuk berbagai variasi
kecepatanrencana, dimaksudkan agar kendaraan dapat bergerak terus
tanpa kehilangan kecepatan. Kelandaian maksimum didasarkan pada
27
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Departemen PU,
Ditjen Bina Marga, 1997
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Departemen PU, Ditjen Bina
Marga, 1997.
2) Volume Jam Rencana (VJR) adalah prakiraan volume lalu lintas pada jam
sibuk tahun rencana lalu lintas, dinyatakan dalam SMP/jam, dihitung dengan
rumus: VJR = VLRH x F/K
di mana K (disebut faktor K), adalah faktor volume lalu lintas jam sibuk,dan
F (disebut faktor F), adalah faktor variasi tingkat lalu lintas perseperempat
jam dalam satu jam.
3) VJR digunakan untuk menghitung jumlah lajur jalan dan fasilitas lalu lintas
lainnya yang diperlukan.
4) Tabel 2.8 menyajikan faktor-K dan faktor-F yang sesuai dengan VLHR-nya.
Tabel 2.8 Penentuan faktor-K dan faktor-F berdasarkan Volume Lalu Lintas
Harian Rata-rata.
29
Mengecilkan lebar jalur lalu lintas dan berm/bahu jalan akan mengurangi
kapasitas jalan tersebut yang disebabkan waktu pelaksanaan gerakan menyiap
menjadi lebih besar dan jarak antara kendaraan juga membesarLebar lajur lalu
lintas merupakan bagian yang paling menentukan lebar melintang jalan secara
keseluruhan. Besarnya lebar lajur lalu lintas hanya dapat ditentukan dengan
pengarnatan langsung di lapangan karena :
a. Lintasan kendaraan yang satu tidak mungkin akan dapat diikuti oleh
lintasan kendaraan lain dengan tepat.
30
b.Lajur lalu lintas tak mungkin tepat sama dengan lebar kendaraan
maksimum. Untuk keamanan dan kenyamanan setiap pengemudi
membutuhkan ruang gerak antara kendaraan.
c. Lintasan kendaraan tak mungkin dibuat tetap sejajar sumbu lajur lalu
lintas, karena kendaraan selarna bergerak akan mengalarni gaya-gaya
samping seperti tidak ratanya permukaan, gaya sentrifugal di tikungan,
dan gaya angin akibat kendaraan lain yang menyiap.
Pada jalan lokal (kecepatan rendah) lebar jalan minimum 5,50 m (2 x 2,75
m) cukup memadai untuk jalan 2 lajur dengan 2 arah. Dengan pertimbangan biaya
yang tersedia, lebar 5 rn pun masih diperkenankan. Jalan arteri yang direncanakan
untuk kecepatan tinggi, mempunyai lebar lajur lalu lintas lebih besar dari 3,25 m,
sebaiknya 3,50 m.
2.11.1 Fungsi
Bahu jalan dibuat untuk memberikan sokongan samping terhadap
konstruksi perkerasan. Bahu jalan dapat juga terdapat ditepi dalam badan jalan
khususnya pada jalan yang menggunakan median. Disamping itu bahu jalan juga
berfungsi sebagai :
1. Bahu Lunak (soft shoulder) , yaitu bahu jalan yang tidak diperkeras dan
biasanya ditanami rumput dan. Digunakan pada jalan klas rendah.
2. Bahu diperkeras (hard shoulder) , yaitu bahu jalan yang diperkeras dan
digunakan pada jalan klas menengah dan tinggi.
Untuk bahu lunak disarankan agar 0,5 m dari tepi perkerasan dibuat sebagai bahu
diperkeras untuk menyokong konstruksi perkerasan.
b. Keadaan medan
c. Fungsi jalan
Selain hal tersebut diata dalam perencanaan alinyemen vertikal akan ditemui
kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian negatif (turunan), sehingga terdapat
33
suatu kombinasi yang berupa lengkung cembung dan lengkung cekung serta akan
ditemui pula kelandaian = 0, yang bearti datar.
Gambar rencana suatu profil memanjang jalan dibaca dari kiri ke kanan, sehingga
landai jalan diberi tanda positif untuk pendakian dari kiri ke kanan, dan landai
negatif untuk penurunan dari kiri ke kanan.
A. Landai minimum
Untuk tanah timbunan yang tidak menggunakan kerb, maka lereng
melintang jalan dianggap sudah cukup untuk dapat mengalirkan air diatas
badan jalan yang selanjutnya dibuang ke lereng jalan. Untuk jalan-jalan
diatas tanah timbunan dengan medan datar dan menggunakan kerb,
kelandaian yang dianjurkan adalah sebesar 0,15%, yang dapat membantu
mengalirkan air dari atas badan jalan dan membuangnya ke saluran tepi atau
saluran pembuangan. Sedangkan untuk jalan-jalan di daerah galian atau
jalan yang memakai kerb, kelandaian jalan minimum yang dianjurkan
adalah 0,30 – 0,50 %. Lereng melintang jalan hanya cukup untuk
mengalirkan air hujan yang jatuh diatas badan jalan, sedangkan landai jalan
dibutuhkan untuk membuat kemiringan dasar saluran samping, untuk
membuang air permukaan sepanjang jalan.
B. Landai maksimum
Kelandaian maksimum dimaksudkan untuk menjaga agar kendaraan dapat
bergerak terus tanpa kehilangan kecepatan yang bearti. Kelandaian
meksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh dan
mampu bergerak, dengan penurunan kecepatan tidak lebih dari separuh
kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi rendah.
1. Masukkan data masukan herikut pada kotak yang sesuai dalam Formulir
UR-2:
- Faktor-k (rasio antara arus jam rencana dan LHRT; nilai normal k = 0,09)
B: Data yang tersedia adalah arus lalu-lintas per jenis per arah
1. Masukkan nilai arus lalu-lintas jam rencana (QDH) dalam kend/jam untuk
masing-masing tipe kendaraan dan arah ke dalam Kolom 2, 4 dan 6; Baris
3, 4 dan 5. Jika arus yang diberikan adalah dua arah (1+2) masukkan nilai
arus pada Baris 5, dan masukkan pemisahan arah yang diberikan (%)
pada Kolom 8, Baris 3 dan 4. Kemudian hitung arus masing-masing tipe
kendaraan pada masing-masing arah dengan mengalikan nilai arus pada
35
METODELOGI PENELITIAN
Gambar 3.1 Peta Udara Jalan Urip Sumo Harjo (Sumber: Google Maps).
Pada Jalan Urip Sumo Harjo tedapat 2 perumahan, pada sisi kiri jalan adalah
perumahan Sekojo Indah Residence dan pada sisi kanan jalan perumahan Sekojo
Harmony Residence, jalan Urip Sumo Harjo juga berdekatan dengan markas TNI
(Anjendam II Sriwijaya) dan SPBU Pertamina . Ruas jalan yang di beri tanda
37
38
merah adalah ruas jalan Urip Sumo Harjo. Terlihat pada peta lokasi penelitian Jl.
Urip Sumo Harjo pada gambar 3.2 :
Lokasi penelitian
Gambar 3.2 Peta Lokasi Penelitian Jl. Urip Sumo Harjo (Sumber: Google maps)
a. Meteran
d. HT.
e. Cat semptrot.
f. Buku , pena .
39
h. Rambu ukur.
Total Station (TS) merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal
dan sudut vertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori, sehingga
data pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian di-download
dan diolah sesuai kebutuhan. Sebelum pengukuran semua alat yang akan
dibutuhkan untuk pengukuran harus siap dan lengkap . dibawah ini adalah urutan
tata cara pengukuran dilapangan :
1.Centring Alat
-TS Dirikan statif di atas titik, ketinggian disesuaikan dengan pembidik
atau pengukur.
-Angkat dan gerakkan 2 kaki statif sambil melihat titik patok melalui
centering optik sampai benang centering mendekati titik patok
-Setelah nivo tabung tepat ditengah, atur nivo kotak dengan memutar 3
sekrup A,B,C secara secara searah dan bersamaan sampai gelembung udara
nivo kotak tepat di tengah lingkaran.
40
-Kemudian, cek kembali apakah benang centering optik masih tepat berada
di atas titik patok. Apabila tidak tepat lagi, longgarkan sekrup pengunci
theodolit dan gerakkan theodolit secara perlahan sambil melihat pada
centering optik sampai benang centering optik benar-benar tepat berada di
atas titik patok. Bila sudah tepat kencangkan kembali sekrup pengunci
theodolit.
3. download data .
Sore 16:00 – 17:00 WIB ). Setelah survei selesai data akan di hitung dan di buat
tabel microsoft excel.
Untuk pengambaran di perlu kan data ukur geometrik setelah itu data di
import kedalam aplikasi Autocad Land Dekstop dan akan muncul sendiri titik
koordinat yang didapat pada lokasi penelitian.
Selanjutnya data tabel lebar jalan di atas akan gunakan untuk pengecekan
dengan standar yang di izinkan. Selanjutnya dibawah ini adalah tabel survei
volume lalu lintas waktu pagi .
Berikut nya dibawah ini adalah tabel hasil dari survei volume lalu lintas pada
waktu sore.
Untuk survei volume lalu lintas (VLHR) di lakukan pada satu titik lokasi
pengamatan, yaitu didepan Masjid Asyarikil Muhawidin . Selanjutnya data tabel
VLHR di atas akan digunakan untuk perhitungan desain lebar jalan.
Gambar 3.4 Tabel dalam bentuk program TS sendiri (Sumber : Alat Total Station)
Mulai
Studi Literatur
Pengukuran geometrik
- Peta Lokasi. Pengolahan data
- Studi terdahulu lantas
Pengambaran
Selesai
Untuk mengetahui tingkat kesibukan lalu lintas jalan Urip Sumo Harjo ber
dasarkan volume lalu lintas yang mencakup jenis kendaraan dengan pengamatan
menggunakan kamera hp dan tripod , dalam periode waktu 1 jam pada hari senin (
pagi 06:00 – 07:00 ) dan ( sore 16:00 – 17:00 WIB ).
Dari data yang telah di hitung sesuai jenis kendaraan akan di jumlahkan
bedasarkan data volume lalu lintas tersibuk selama satu jam, dan di peroleh
jumlah kendaraan pada hari senin. Untuk tabel volume lalu lintas bisa di lihat
pada tabel 3.3 dan tabel 3.4
46
47
Dari data tabel 3.3 dan tabel 3.4, senin 24 juni 2019 di peroleh waktu tersibuk
sore ( jam 16:00 – 17:00 ) dengan jumlah kendaraan sebanyak 3598 kendaraan.
Sebagai data untuk pehitungan , maka di ambil data jumlah arus kendaraan
terbanyak adalah sebesar 3598 kendaraan .
MC: SEPEDA MOTOR adalah kendaraan bermotor beroda dua atau tiga
(termasuk sepeda motor dan kendaraan beroda 3 sesuai sistem
klasifikasi Bina Marga).
(Untuk nilai ketentuan emp bisa di lihat pada tabel 2.11 peraturan
PERECANAAN GEOMETRI JALAN ANTAR KOTA,perhitungan
menggunakan peraturan MKJI JALAN PERKOTAAN)
K = 7%
F = 0,90%
( Untuk menentukan lebar jalur dan bahu jalan bisa di lihat pada tabel 2.3, untuk
tabel faktor k dan faktor f bisa dilihat pada tabel 2.8 peraturan PERECANAAN
GEOMETRI JALAN ANTAR KOTA)
Untuk pengambaran di perlukan data ukur dalam bentuk tabel microsoft excel
dengan format csv (nilai berbatas koma), untuk contoh tabel data ukur bisa di lihat
pada tabel 3.1 . Selanjutnya data tabel tersebut di import kedalam autocad land
dekstop ,untuk contoh impor data ukur bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
49
Gambar 4.2 Cara impor data ukur (Sumber : Autocad land dekstop.)
Setelah impor point data ukur selesai akan muncul data ukur dalam bentuk
titik koordinat sesuai yang ada di lapangan. Untuk gambar data ukur jalan yang
lurus adalah data tepi jalan, karena di asumsikan di anggap lebar jalannya sama ,
tetapi untuk jalan tikungan perlu data ukur tengah jalan karena di perlukan untuk
mengecek superelevasi yang ada pada lapangan.Di bawah ini terdapat contoh hasil
dari penggambaran data ukur dalam bentuk titik koordinat tikungan 2 sampai
tikungan 3.
4.5.1 Tikungan 1
Perhitungan tikungan 1 menggunakan rumus tikungan Full Circle , yaitu:
Tc=Rc.tan. .ʙ
53
Ec=Tc.tan. .ʙ
∆
Lc = . atau Lc = 0.01745.∆.R atau Lc = .∆ . Rc
Dimana:
∆ = sudut tangen
Rc = jari-jari lingkaran
Ec = jarak luar dari PI ke busur lingkaran
Lc = panjang busur lingkaran.
Lc = 157.785 → Lc = 0.01745.∆.
4.5.2 Tikungan 2
Untuk perhitungan tikungan 2 menggunakan rumus full circle masih sama
seperti tikungan 1 . Di bawah ini adalah perhitungan tikugan 2.
Gambar 4.8 Design tikungan 3 , 4 dan 5 Rmin 50 (Sumber : Autocad Land Dekstop.)
1 Tikungan 1 50 110
2 Tikungan 2 50 110
3 Tikungan 3 50 110
Bila di lihat dari tabel di atas tikungan 1 sampai tikungan 3 di ruas jl. Urip
Sumo Harjo hanya memiliki jari-jari sebesar 50 m untuk kecepatan 40 km/jam
sedangkan standar Rminimum untuk jalan Urip Sumo Harjo 110 m dengan
kecepatan 60 km/jam
Bedasarkan dari data ukur yang diperoleh dari lapangan, di ketahui lebar jalan
Urip Sumo harjo rata-rata ± 6 meter , sedangkan lebar jalan ideal bedasarkan
peraturan 7 meter .
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini
dapat di simpulkan bahwa kondisi geometrik jalan Urip Sumo Harjo tidak
memenuhi standar Rmin , lebar jalan dan superelevasi yang di izinkan .
5.2 Saran
1.Perlu adanya studi lanjut Perkerasan Jalan untuk Jalan Urip Sumo Harjo.
2.Perlu adanya studi lanjut untuk tikungan yang ada di sekitar jalan Urip
Sumo Harjo.
60
61
DAFTAR PUSTAKA
........, (1997), T ata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota , Departemen
Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta
Foto Pengukuran P1
Foto pengukuran detail P3
Foto Pengukuran P7
Foto Pengukuran P8
HT dan Meteran.
0+2
P2
9.978
9.949 JLN
55.5
JLN
0+2
62
50
0+2
00
0+1
50
10.000
P1
0+0
50
9.919
JLN
9.947
JLN
0+0
10.038
JLN
00
0+5
00
0+4
50
9.656
0+4
P3
9.623
JLN
37.3
9.653
JLN
52
0+40
0
As jalan
0+35
0 0
+333
9.358
9.361 JLN
.489
JLN
0+30
0
0+8
00
Jalan lama
As jalan
0+7
00
0+6
50
0+6
9.456
86.9
9.426
JLN
Sta 0+586 ~ Sta 0+850
JLN
04
1+150
1+100
1+082.
8.402
8.311 JLN
JLN
731
Jalan lama
8.319
P5
1+050
As jalan
Bahu jalan baru
Jalan baru
1+007.
8.636
JLN
8.606
1+00
JLN
770
0
0+9
8.640
8.721 JLN
77.
JLN
873
0+9
50
0+9
9.501
24.1
9.504 JLN
JLN
03
9.717
P4
00
1+28
JLN DJ
5.933
8.384
JLN 8.452
1+30
8.368 DJ 8.381
P6 8.573 JLN
DJ
8.348
5.666
82.2
8.454 JLN
013°
DJ
Tikungan 1 8.459
JLN
R min 50 8.423
DJ
1+265.
Rc Rc 8.287 8.352 8.399 Tiku in 50
Rm
JLN DJ JLN
87
8.391
DJ
1+250
8.374
DJ
Desain R Jari-jari
1+200
1+750 9.113
JLN
Tikungan 3 700
1+71 5.885 9.077
JLN
46
1 + 9.152
.8
3 1+757
JLN
.3 7
686
32 1+
9.222
R min 50 JLN 9.176
.8
9.223 JLN
9.286 DJ
6 JLN
67
9.254
9.263 9.186
P9
9.403
1+
JLN
JLN 9.317 9.200
.565
DJ JLN
e 0.091
1+696
9.348
DJ 9.273
4.4
JLN 93.7081°
9.401
66
93.7081° JLN
1+
9.310
1
9.328 JLN
Tc
2.54 +653.97
DJ
50
9.357
JLN Ec
1+6
9.292
JLN
1
9
9.307
9.295 DJ
JLN
9.278
JLN
9.298 9.301
JLN DJ 9.238
1+629
JLN
.35
9.226
P8 9.208
9.260JLN
DJ
R min 50
1+60
9.05 600
9.220
JLN
9.147
JLN Rc Rc
1+60
1+
9.138
8
DJ 9.064
9.089 JLN
1.25
JLN
1
9.078
DJ
88.4965°
e. 0.091
9.014
DJ
c
T48.70 19.80
1+55
Ec
9.026
0
DJ
Lc
Tikungan 2 9.044
R min 50 DJ
1+52
JLN 9.027
DJ 8.985
JLN R min 50
8
88.4965°
Rc Rc
00 8.931
1+5
DJ
8.726
JLN 8.807 8.776
8.723 DJ 8.880P7
JLN8.766
6
JLN
7
06.8
DJ 8.762
8.686 JLN
1+5 3
DJ 8.661
JLN
36 79
1+4
50
+4 49.3 1+500.
1
Desain R Jari-jari
Dwijayanto Pribadi
M. J. Paransa, T. K. Sendow, L. J. Undap
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
email: pribadiyaya@rocketmail.com
ABSTRAK
Pekerjaan pengukuran merupakan salah satu bagian penting dari tahapan perencanaan
geometrik jalan dimana pekerjaan ini membutuhkan waktu yang relatif lama akibatnya
perencanaan geometrik memerlukan waktu yang lama pula dikarenakan harus menunggu
terselesaikannya terlebih dahulu tahap pengukuran. Garmin GPSmap 60CSx merupakan alat
yang mampu memberikan informasi data koordinat dan elevasi dalam waktu yang singkat
(memiliki akurasi ± 2 meter untuk sistem koordinat ) hanya dengan cara melakukan tracking
(perjalanan) pada ruas jalan yang ada. Sehingga, penggunaan GPS mampu mendeteksi
dengan cepat lokasi-lokasi pada ruas jalan yang tidak memenuhi persyaratan sehubungan
dengan kecepatan rencana yang akan ditetapkan khususnya pada jalan antar kota dimana
lokasi ini nantinya dapat dijadikan sebagai proyek peningkatan jalan.
Studi yang dilakukan pada penelitian ini bersifat riset yang dilakukan sepanjang ruas jalan
Airmadidi-Tondano, dengan cara melakukan tracking menggunakan Garmin GPSmap 60CSx
untuk mendapatkan data koordinat dan elevasi ruas jalan. Data hasil tracking ini kemudian
diolah menggunakan program MapSource dan selanjutnya diimpor keprogram Autocad Land
Desktop 2007. Lokasi penelitian dipilih segmen jalan yang banyak memiliki lengkung.
Pekerjaan ini hanya memerlukan waktu relatif singkat (1 hari) untuk bisa mendapatkan data
koordinat ruas jalan sepanjang 19,040 km (Airmadidi-Tondano).
Lokasi penelitian dipilih pada sta 28+759.822 meter sampai dengan sta 31+523.600 meter
(dari kota Manado) yang terdiri dari 46 lengkung, 38 lengkung diantaranya tidak memenuhi
standar kecepatan rencana Vr = 40 km/jam dengan besar radius lengkung (Rc) minimum
sebesar 50 meter. Untuk menetapkan besaran dari radius lengkung tersebut dibutuhkan
waktu selama 1 jam dengan menggunakan bantuan program Autocad Land Desktop 2007,
sehingga dengan cepat bisa mengetahui bahwa lokasi penelitian ini perlu untuk diupayakan
perubahan alinyemen jalan sesuai standar kriteria perencanaan.
499
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (499-504) ISSN: 2337-6732
mengetahui lokasi-lokasi pada ruas jalan Dari hasil tracking diperoleh informasi
yang tidak memenuhi persyaratan sehubu- data koordinat dan elevasi sepanjang ruas
ngan dengan kecepatan rencana yang sudah jalan Airmadidi–Tondano hanya dalam
ditetapkan khususnya pada jalan-jalan antar waktu satu jam dimana dari kedua data ini
kota. peneliti bisa menarik kesimpulan dengan
cepat apakah ruas jalan ini sudah memenuhi
Tujuan Penelitian standar kriteria perencanaan sehubungan
Tujuan penelitian ini adalah untuk dengan kecepatan rencana, dengan catatan
mendapatkan data elevasi dan koordinat bahwa panjang segmen jalan yang menjadi
jalan dalam waktu yang singkat lokasi penelitian adalah ≥ 3,00 km yang
menggunakan GPS (Global Positioning artinya bahwa peneliti hanya membutuhkan
System), sehingga dapat mengetahui dengan waktu sebesar 10 menit untuk mendapatkan
cepat lokasi-lokasi yang nantinya akan data koordinat dan elevasi menggunakan
dijadikan sebagai lokasi peningkatan ruas GPS (rata-rata kecepatan kendaraan peneliti
jalan adalah 30 km/jam).
Selanjutnya data hasil tracking ini akan
Manfaat Penelitian diolah menggunakan program MapSource
Manfaat penelitian yaitu: yang hasilnya kemudian diimpor ke dalam
1. Untuk penulis dan mahasiswa Fakultas program Autocad Land Desktop 2007 untuk
Teknik khususnya Jurusan Teknik Sipil menentukan lokasi yang akan menjadi titik
yaitu dapat dijadikan sebagai bahan awal dan titik akhir dari penelitian, dimana
tambahan pembelajaran khususnya daerah tinjauan dipilih yang banyak memiliki
bidang transportasi pada penggunaan alat tikungan.
GPS. Berikut akan disajikan layout dari lokasi
2. Untuk pemerintah kota dan dinas terkait penelitian pada penulisan skripsi ini.
yaitu sebagai bahan pertimbangan
peningkatan ruas jalan Airmadidi-
Tondano kedepannya.
METODE PENELITIAN
500
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (499-504) ISSN: 2337-6732
501
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (499-504) ISSN: 2337-6732
karena dari jumlah total 46 tikungan yang sebagai acuan pada tahapan perubahan
ada, terdapat 38 tikungan pada ruas jalan alinyemen.
tersebut belum memenuhi standar kriteria
perencanaan yang ditetapkan oleh Bina Tabel 3. Radius Lengkung Tidak Memenuhi
Marga (Tata Cara Perencanaan Geometrik Syarat Kecepatan Rencana
Koordinat (m)
Jalan Antar Kota, 1997), untuk kecepatan No PI Radius (meter)
rencana Vr = 40 km/jam, dimana radius x y
3 PI 5 715770.066 150504.893 30
Tabel 2. Standar Kriteria Perencanaan Jalan 4 PI 7 715606.244 150623.747 14
Tipe Jalan Dua lajur tak terbagi (2/2 TB) 8 PI 12 715640.476 150253.718 30
9 PI 13 715420.075 150084.580 20
Volume lalu lintas
10 PI 15 715327.796 149985.733 20
harian rencana VLHR 3.000 – 10.000
11 PI 18 715208.985 149864.640 20
(smp/hari)
12 PI 19 715152.788 149816.091 22
Kecepatan rencana 30 - 40
13 PI 20 715134.684 149744.587 21
(km/jam)
14 PI 21 715077.289 149775.197 30
e maks (%) 10
15 PI 22 715010.190 149709.364 28
502
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (499-504) ISSN: 2337-6732
Land Desktop 2007 yaitu dengan cara Tabel 5. adalah tabel desain lengkung
membuat garis patah-patah yang vertikal serta contoh gambar lengkung
menyinggung pada bagian lengkung hasil vertikal cembung dan cekung ruas jalan
tracking kemudian peneliti memasukkan Airmadidi-Tondano (Gambar 6 dan 7).
lengkung dengan besaran radius tertentu
sehingga mendekati lengkung hasil tracking Tabel 5. Desain Lengkung Vertikal
ini. Dalam menentukan besarnya kecepatan No PVI g1 (%) g2 (%) A (%) Lmin (m) L (m) Ldesain (m) K
rencana, dimana kecepatan rencana yang 1 1 6.537 8.888 2.351 24 21.157 30 12.762
digunakan dalam penelitian ini adalah 40 2 2 8.888 6.932 1.956 24 7.824 30 15.337
km/jam yaitu untuk daerah pegunungan 3 3 6.932 18.699 11.767 24 105.903 110 9.348
4 4 18.699 8.694 10.005 24 40.020 40 3.998
standar kecepatan yang ada sebesar 40-70 5 5 8.694 4.070 4.624 24 18.496 60 12.976
km/jam. 6 6 4.070 15.790 11.721 24 105.486 110 9.385
Setelah dilakukan perubahan alinyemen 7 7 15.790 6.514 9.276 24 37.106 40 4.312
sesuai standar kriteria perencanaan jalan di 8 8 6.514 15.984 9.470 24 85.227 120 12.672
atas maka, total panjang ruas jalan 9 9 15.984 10.998 4.986 24 19.943 60 12.034
10 10 10.998 0.967 10.031 24 40.124 60 5.982
Airmadidi-Tondano yang dijadikan sebagai 11 11 0.967 -5.203 6.170 24 24.678 40 6.483
lokasi penelitian menjadi 2961.464 meter 12 12 -5.203 3.690 8.892 24 80.030 80 8.997
dengan jumlah lengkung 15 buah, terdiri dari 13 13 3.690 -9.546 13.236 24 52.943 60 4.533
lengkung Full Circle, Spiral Circle Spiral, 14 14 -9.546 10.630 20.176 24 181.587 190 9.417
Spiral Spiral dan ada yang merupakan 15 15 10.630 3.289 7.341 24 29.366 30 4.086
Airmadidi–Tondano
Koordinat
PI Radius Lengkung Desain (m) Tipe Lengkung
Ko n t u r / E l ev a s i
x y
423.000
Gradien (g)
PI 1 716019.667 150619.477 50 S-C-S g2
Lengkung
rumus
L=AxK (1)
503
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (499-504) ISSN: 2337-6732
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga. 1992. Standar Perencanaan
Geometrik Untuk Jalan Perkotaan. Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota. Jakarta.
Garmin International. 2007. GPSmap 60CSX With Sensors And Maps Owner’s Manual.
Kansas. USA.
Pradipta, Welly. 2010. Manual Dasar Perencanaan Desain Jalan Raya Menggunakan
Autocad Land Desktop 2009 dan Manual AASHTO 2001. Fakultas Teknik Sipil
dan Lingkungan, Bandung.
504
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner