Anda di halaman 1dari 6

PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

Hari, Tanggal : Rabu, 25 November 2019


Tempat : Laboratorium Fisika Dasar, Institut Teknologi Del, Sitoluama,
Kabupaten Tobasa
Instruktur : Yohana Tambunan

Nama Praktikan : Marisa R.A Panjaitan


NIM : 31S19015
Kelas : 11 TB
Prodi : Teknik Bioproses

LABORATORIUM FISIKA DASAR


INSTITUT TEKNOLOGI DEL
SITOLUAMA, KEC. LAGUBOTI, KAB. TOBASA
T.A 2019/2020
I. TUJUAN
 Menggunakan dan memahami alat alat praktikum dasar.
 Menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang.
 Mengaplikasikan konsep ketidakpastian dan angka penting dalam
pengolahan hasil pengukuran.

II. DASAR TEORI


Pengamatan besaran besaran fisis untuk mengetahui bagaimana hubungan
antara suatu variabel dan tujuan lainnya dilakukan melalui kegiatan pengukuran.
Oleh karena itu, pengukuran sangat penting dilakukan dalam berbagai bidang ilmu
termasuk fisika. Agar pengamatan menjadi teliti, maka pengukuran harus dilakukan
dengan tepat dan cermat. Dengan demikian gejala ataupun peristiwa yang terjadi
dapat diprediksi dengan lebih akurat. Meskipun telah diupayakan dengan hati-hati,
pengukuran akan selalu disertai dengan ketidakpastian. Yang dimaksud dengan
ketidakpastian disini adalah, kita tidak bisa menentukan secara tepat hasil dari suatu
pengukuran. Beberapa penyebab ketidakpastian adalah kesalahan kalibrasi alat ukur,
fluktuasi parameter pengukuran, kesalahan paralaks, kesalahan titik nol dan Nilai
Skala Terkecil (NST). Kesalahan juga dapat terjadi karena lingkungan yang saling
mempengaruhi dan tingkat keterampilan pengamat yang berbeda-beda. Oleh karena
itu diperlukan suatu metode mengukur dengan benar sehingga diperoleh hasil
pengukuran seteliti mungkin. Selain itu, diperlukan pengetahuan bagaimana cara
melaporkan hasil pengukuran beserta ketidakpastiannya.
Alat ukur adalah suatu perangkat yang dipergunakan untuk menentukan nilai
atau besaran suatu variabel fisika. Alat ukur dasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu
alat ukur analog dan alat ukur digital. Hasil dari alat ukur analog merupakan hasil
pengukuran bernilai kontinu. Contoh dari alat ukur analog adalah pengukuran arus
listrik yang ditunjukkan dalam skala berupa nilai jarum pada amperemeter. Alat
ukur digital menunjukkan hasil pengukuran bernilai diskrit dalam jumlah digit
tertentu.
Dalam praktikum, pengukuran dasar dibutuhkan beberapa alat ukur dasar,
seperti: jangka sorong, mikrometer sekrup, penggaris, stopwatch, dynamometer dan
neraca digital. Masing-masing alat ukur tersebut memiliki cara tersendiri dalam
pengoperasiannya serta cara untuk membaca hasil pengukurannya. Terdapat
beberapa pengertian yang sering ditemukan dalam pengukuran yaitu:
1. Presisi, yaitu tingkat atau derajat yang membedakan suatu alat
pengukuran tertentu dibandingkan dengan alat ukur lainnya.
2. Akurasi, yaitu kecermatan suatu alat ukur untuk membaca pada nilai
yang sebenarnya.
3. Kepekaan, yaitu ratio dari sinyal tanggapan alat ukur terhadap
perubahan input dari variabel yang diukur.
4. Resolusi, yaitu perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu
diukur oleh suatu alat ukur.
5. Kesalahan, yaitu penyimpangan dari nilai sebenarnya dalam variabel
yang diukur.

Nilai Skala Terkecil (NST)


Setiap alat ukur memiliki nilai skala terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi.
Nilai ini disebut sebagai nilai skala terkecil (NST). Ketelitian suatu alat ukur
bergantung pada nilai skala terkecil. Sebagai contoh pada gambar di bawah ini
adalah mistar yang memiliki skala terkecil 1 mm.

Skala Nonius
Untuk meningkatkan ketelitian dari suatu alat ukur, manusia berusaha
menemukan cara-cara baru, sehingga alat ukur tersebut menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Skala nonius digunakan untuk meningkatkan ketelitian pembacaan alat
ukur. Umumnya terdapat suatu pembagian sejumlah skala utama dengan sejumlah skala
nonius yang akan menyebabkan garis skala nonius berimpit dengan skala utama. Untuk
memahami bagaimana ide dari skala nonius, perhatikan gambar alat ukur panjang
berikut ini.
Tampak bahwa titik nol pada skala utama dengan skala nonius berimpit,
sedangkan skala 0 (nol) lainnya pada nonius berimpit di skala 0,9 cm di skala utama.
Maka panjang tiap bagian skala nonius (∆𝑁) dapat dihitung sebagai :
0,9 𝑐𝑚
∆𝑁 = = 0,09 𝑐𝑚
10
Lalu, bagaimana skala terkecil yang dapat diukur oleh alat ukur tersebut?
Perhatikan gambar berikut ini. Ketika skala nonius digeser ke kiri sehingga angka “1”
pada skala nonius berimpit dengan strip garis skala utama, maka akan didapat hasil
pengukuran terkecil dari alat ukur ini.
Maka hasil pengukuran terkecil yang dapat diukur adalah :
∆𝑈 − ∆𝑁 = 0,1 𝑐𝑚 − 0,09 𝑐𝑚 = 0,01 𝑐𝑚 = 0,1 𝑚𝑚
Jadi, panjang terkecil yang dapat diukur adalah 0,1 mm yang biasanya tertulis
pada alat ukur seperti jangka sorong. Untuk lebih memahami bagaimana hasil
pengukuran menggunakan jangka sorong, perhatikan gambar berikut ini.
Pada gambar 2, hasil pembacaan pada skala utama (U) (pembacaan tanpa
nonius) adalah 6,7 satuan, sedangkan pada skala nonius (N) nilai yang berimpit dengan
skala utama adalah angka 7. Maka hasil nilai yang terbaca adalah :
7
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 = 6,7 + × (10 − 9) × 0,1 = 6,77 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
10

Ketidakpastian
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa setiap pengukuran selalu disertai
dengan ketidakpastian. Karen itu, pengukuran akan mengalami gangguan, sehingga sulit
atau tidak mungkin memperoleh nilai sebenarnya dalam suatu pengukuran.
Ketidakpastian terdiri dari dua bagian, yakni ketidakpastian mutlak dan ketidakpastian
relative. Masing-masing ketidakpastian tersebut dapat digunakan dalam pengukuran
berulang maupun dalam pengukuran tunggal.

Ketidakpastian Mutlak
Keterbatasan alat ukur menyebabkan ketidakpastian

Pengukuran Tunggal
Dalam satu pengukuran terhadap variabel (pengukuran tunggal), maka
ketidakpastiannya umumnya dinyatakan sebagai setengah dari nilai skala terkecilnya
1
(2 𝑁𝑆𝑇). Misalkan suatu pengukuran besaran X maka ketidakpastian mutlaknya dalam
pengukuran tunggal adalah:

1
∆𝑥 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 (1)
2

Di mana ∆𝑥 adalah nilai ketidakpastian pengukuran, sehingga hasil pengukurannya


dapat dilaporkan sebagai:

𝑋 = 𝑥 + ∆𝑥 (2)

Pengukuran Berulang
Untuk pengukuran berulang, hasil pengukuran dapat dinyatakan dengan
menggunakan kesalahan setengah rentang atau dapat juga menyatakannya dengan
menggunakan standar deviassi.

Ketidakpasstian Setengah Rentang


Pada pengukuran berulang, cara menghitung ketidakpastian berbeda dengan
tunggal.Dengan menggunakan metode kesalahan setengah rentang, maka ketidakpastian
dari suatu pengukuran berulang dapat diperoleh. Caranya adalah sebagai berikut
 Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran berulang pada besaran yang akan diukur.
Misalnya, dilakukan pengukuran sebanyak n kali, yaitu x1, x2,….. xn.
 Kemudian mencari nilai rata-ratanya 𝑥̅

∑𝑛
𝑖=1 𝑥₁
𝑥̅ = (3)
𝑛

 Ketidakpastian pengukuran dapat dituliskan sebagai:

𝑋𝑚𝑎𝑥−𝑋𝑚𝑖𝑛
∆𝑥 = (4)
2
Di mana xmax adalah nilai data terbesar (maksimum) dan xmin adalah nilai data terkecil.
Dengan demikian, maka untuk menyatakan hasilnya dapat dilaporkan sebagai:

𝑋 = 𝑥̅ ± ∆𝑥 (5)
Ketidakpastian pengukuran dengan standar deviasi
Dalam menyatakan kesalahan dengan standar deviasi (simpangan baku), maka
kesalahan tersebut dapat dinyatakan denagn persamaan:

∑𝑛
𝑖=1(𝑥𝑖−𝑥̅ )
2 𝑛 ∑𝑛 𝑛
𝑖=1 𝑋i−(∑𝑖=1 𝑥𝑖)2
Sx=√ =√ (6)
𝑛−1 𝑛(𝑛−1)
Sehingga laporan hasil pengukuran dilaporkan sebagai:

𝑋 = 𝑥̅ ± 𝑆x (7)
Arti dari persamaan (7) adalah bahwa nilai pengukuran yang benar dari besaran X
adalah terletak dalam selang (𝑥̅ − 𝑆x) dengan (𝑥̅ + 𝑆x).

Ketidakpastian Relatif
Ketidakpastian relatif didefinisikan sebagai perbandingan ketidakpastian mutlak dengan
hasil pengukuran yang dapat dinyatakan sebagai:

∆𝑥
𝐾𝑇𝑃𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = (8)
𝑥
Denagn demikian, maka hasil pengukuran dapat dinyatakan sebagai:

𝑋 = 𝑥̅ ± (𝐾𝑇𝑃𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 × 100%) (9)

Perambatan Nilai Ketidakpastian


jika variabel dalam pengukuran merupakan fungsi dari variabel lain yang juga memiliki
ketidakpastian, maka variabel tersebut tentu akan memiliki ketidakpastian. Keadaan
seperti ini, disebut sebagai permbatan ketidakpastian.

Angka Penting (Significant Figures)


Angka penting adalah jumlah digit angka yang dilaporkan sebagai hasil pengukuran.
Angka penting berkaitan dengan ketidakpasstian relative (dalam %). Apabila
ketidakpastian relative semakin kecil, maka hal teersebut menunjukkan bahwa mutu
pengukuran semakin tinggi. Hal ini juga berarti bahwa ketelitian pengukuran semakin
tinggi. Secara praktis, hubungan antara ketidakpastian (KTP relative) dengan angka
penting (AB) adalah:
AB=1-log(KTP relatif) (10)
III. ALAT DAN BAHAN
Penggaris 1 buah
Jangka Sorong 1 buah
Mikrometer 1 buah
Dynamometer 1 buah
Neraca Digital 1 buah
Statif dan klem universal 1 buah
Beban gantung 50 gram 1 buah
Kelereng 2 buah

IV. Prosedur Percobaan


1. Tuliskan alat dan bahan yang akan dipinjam pada daftar peminjaman alat
2. Kemudian baca alat dan bahan ke meja praktikum
3. Perhatiakan semua alat ukur yang digunakan kemudian tentukan nilai
skala terkecil dan ketidakpastian terhadap alat ukur. Kemudian tuliskan
dalam table pengamatan 1.
Table 1_NST Alat Ukur Dasar
No Nama Alat Ukur NST Ketidakpastian
1. Penggaris/Mistar 0.1 cm 0.05 cm
2. Jangka Sorong 0.001 cm 0.005 cm
3. Mikrometer Sekrup 0.01 mm 0.0005 cm

4. Cek setiap aat ukur, apakah skala awal sudah tepat di angka nol?
Jika tidak, lakukan kalibrasi skala nol terlebih dahulu. Mintalah bantuan
asisten praktikum jika ada mengalami kesulitan.
5. Ambillah beban berbentuk silinder, lakukan pengukuran dimensi beban
gantung yaitu diameeter dan tebalnya masing-masing sebanyak 10 kali
dengan menggunakan jangka sorong,, mikrometer sekrup dan mistar.
Catat hasil pengamatan dalam table pengamatan
6. Lakukan pengukuran diameter kelereng sebanyak 10 kali dengan
menggunakan mikrometer sekrup, jangka sorong dan mistar. Tuliskan
hasil pengukuran yang didapat dalam table pengamatan yang dibuat
7. Masigh dengan bahan gantung dan kelereng yang telah anda ukur
dimensi panjangnya, lakukan penguran secara berulang-ulang untuk
masing-masing benda sebanyak 10 kali. Kemudian tuliskan dalam table
hasil yang telah dibuat.
8. Setelah semua data selesai didapat, rapikan kembali alatdan bahan dan
kembalikan ke tempat pinjaman
9. Jangan lupauntuk cek kembali barang yang anda pinjam apabil asudah
sesuai dengan sewaktu pinjaman diawal.

Anda mungkin juga menyukai