MODUL 1
Judul
LABORATORIUM FISIKA
SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
TANGERANG SELATAN
2019
Contoh : FORMAT LAPORAN AKHIR
MODUL 1
Judul
KONDISI LABORATORIUM
Kondisi Awal praktikum Akhir Praktikum
Temperatur : ( 28 ± 0.5 )oC ( 29 ± 0.5 )oC
Kelembaban : ( 80 ± 0.5 )% ( 81 ± 0.5 )%
I. TUJUAN
Sesuaikan dengan yang terdapat pada modul praktikum Praktek Fisika.
DAFTAR PUSTAKA
Contoh penulisan daftar pustaka :
Tippler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jilid 1, Jakarta: Erlangga
MODUL 1
I. KONDISI LABORATORIUM
II. TUJUAN
1. Penggaris plastik
2. Mikrometer skrup
3. Jangka sorong
4. Bola besi
5. Balok kayu
6. Neraca Ohauss
7. Silinder Materi
Gambar 2. Skala utama suatu alat ukur dengan nilai skala terkecil =0,25 satuan
C. Nonius
Skala nonius akan meningkatkan ketelitian pembacaan alat ukur. Umumnya
terdapat suatu pembagian sejumlah skala utama dengan sejumlah skala nonius yang
akan menyebabkan garis skala titik nol dan titik maksimum skala nonius berimpit dengan
skala utama. Cara membaca skala nonius adalah sebagai berikut :
Pada Gambar 3, hasil pembacaan tanpa nonius adalah 17 satuan. Pembacaan dengan
nonius adalah 17 + (4 x 0,1) = 17,4 satuan, karena skala nonius yang berimpit dengan
skala utama adalah skala ke-4.
1. Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variabel
yang diukur.
2. Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat
untuk membedakan satu pengukuran dengan yang lainnya.
3. Kepekaan, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau
variable yang diukur.
4. Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat
ukur.
5. Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur.
D. Ketidakpastian
Suatu pengukuran disertai ketidakpastian. Beberapa ketidakpastian
disebabkan antara lain adanya nilai skala terkecil, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik
nol, kesalahan pegas, adanya gesekan, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter
pengukuran dan lingkungan yang sangat mempengaruhi hasil pengukuran. Oleh sebab
itu, setiap hasil pengukuran harus dilaporkan dengan ketidakpastiannya. Ketidakpastian
di bedakan menjadi dua, yaitu ketidakpastian mutlak dan relatif. Masing-masing
ketidakpastian dapat digunakan dalam pengukuran tunggal dan berulang.
E. Ketidakpastian mutlak
Suatu nilai ketidakpastian yang disebabkan karena keterbatasan alat ukur itu sendiri.
Pada pengukuran tunggal, ketidakpastian yang umumnya digunakan bernilai setengah
dari nilai skala terkecil. Untuk suatu besaran X, maka ketidakpastian mutlaknya dalam
pengukuran tunggal adalah :
X = x ± Δx (2)
F. Kesalahan ½ - rentang
Pada pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan tidak lagi seperti pada
pengukuran tunggal. Kesalahan ½ - rentang merupakan salah satu cara untuk
menyatakan ketidakpastian pada pengukuran berulang. Cara untuk melakukannya
adalah sebagai berikut :
1. Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variabel x, misalnya n buah, yaitu x1, x2,…,xn.
2. Cari nilai rata-ratanya yaitu
(3)
3. Tentukan xmax dan xmin dari kumpulan data x tersebut dan ketidakpastiannya dapat
dituliskan :
Δx = (xmax – xmin)/2 (4)
(5)
Nilai terbesar dalam hasil pengukuran tersebut adalah 153,6 mm dan nilai terkecilnya
adalah 152,8 mm, maka rentang pengukurannya adalah :
G. Standar deviasi
Jika pengamatan dilakukan sebanyak n kali pengukuran dari besaran x dan
terkumpul data x1, x2, …, xn, maka nialai rata-rata dari besaran ini adalah :
(6)
Kesalahan dari nilai rata-rata ini terhadap nilai sebenarnya x (yang tidak mungkin
diketahui nilai sebenarnya x0) dinyatakan oleh standar deviasi.
(7)
Standar deviasi diberikan oleh persamaan (7), sehingga kita hanya dapat menyatakan
bahwa nilai benar dari besaran x terletak dalam selang ) sampai ).
Penulisan hasil pengukurannya adalah .
H. Ketidakpastian relatif
Ketidakpastian relatif adalah ketidakpastian yang dibandingkan dengan hasil
pengukuran. Relasi hasil pengukuran terhadap ketidakpastian relatif yaitu:
(8)
(9)
Variabel yang
Operasi Hasil Ketidakpastian
dilibatkan
Penjumlahan p=a+b Δp = Δa + Δb
Pengurangan q=a-b Δq = Δa - Δb
Perkalian r=axb
(a ± Δa)
(b ± Δb)
Pembagian
Pangkat t = an
J. Angka berarti (significant figures)
Angka berarti atau angka penting menunjukkan jumlah digit angka yang akan
dilaporkan pada hasil akhir pengukuran. Angka berkaitan dengan ketidakpastian relatif
(dalam %). Semakin kecil ketidakpastian relatif maka semakin tinggi mutu pengukuran
atau semakin tinggi ketelitian hasil pengukuran yang dilakukan. Aturan praktis yang
menghubungkan antara ketidakpastian realtif dan angka berarti adalah sebagai berikut
:
Contoh hasil pengukuran dan cara menyajikannya untuk beberapa angka berarti
disajikan dalam Tabel 2 berikut ini :
10 2 (1,2 ± 0,1)x103
V. PERCOBAAN
……………………………………………..
……………………………………………..
PUSTAKA