Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

LAPORAN AKHIR
PERCOBAAN 1
DASAR PENGUKURAN DAN TIDAK KEPASTIAN

DISUSUN OLEH :

AL HILAL MURSALIN / 20231120007

REKAN :

Ahmad Maulana Ishaq / 20231120015

Alvis Saputra / 2023112003

UNIVERSITAS KEBANGSAAN REPUBLIK INDONESIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

TEKNIK MESIN

2023
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mampu menggunakan beberapa alat ukur.
2. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang.
3. Mengerti arti angka berarti.

II. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. jangka sorong
2. mikrometer skrup
3. balok besi
4. bola kecil
5. silinder

III. TEORI
Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian tersebut
antara lain adanya nilai skala terkecil (NST), kesalahan kalibrasi, fluktuasi, parameter pengukuran
dan lingkungan yang saling mempengaruhi serta keterampilan pengamat. Dengan demikian amat
sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran melalui pengukuran. Beberapa panduan
akan disajikan dalam modul ini, bagaimana cara memperoleh hasil pengukuran seteliti mungkin
serta cara melaporkan ketidakpastian yang menyertai.

Nilai Skala Terkecil.


Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang tidak dapat dibagi-bagi lagi, ini yang disebut
nilai skala terkecil (NST). Ketelitian alat ukur bergantung pada NST ini. Pada gambar 1, NST nya
adalah 0,25

Gambar 1 Skala utama suatu alat ukur dengan NST = 0,25 Satuan.

Nonius
Untuk membantu mengukur dengan lebih teliti melebihi yang dapat ditunjukkan oleh NST,maka
diigunakanlah nonius. Skala nonius akan meningkatkan ketelitianpembaca alat ukur umumnya
terdapat suatu pembagian sejumlah skala utama dengan sejumlah skla nonius yg akan
menyebabkan garis skala titik nol dan titik maksimum skala nonius berimpit dengan skala utama.
Cara membaca sebagai berikut :

1. Baca posisi 0 dari skala nonius pada skala utama,


2. Angka desimal (dibelakang koma) dicari diskala nonius yang berimpit dengan skala utama.
Gambar 2 Skala utama dan nonius dengan ketelitian 0,01.
Pada gambar 2, hasil pembacaan tanpa nonius adalah 6,7 satuan dan dengan nonius
adalah 6,7 + (7 x 0,01) = 6,7 +0,07 = 6,77 satuan.

Alat Ukur Dasar.


Beberapa alat ukur dasar yang akan dipelajari dalam praktikum ini adalah jangka sorong,
mikrometer sekrup. Masing-masing alat ukur memiliki cara untuk mengoperasikannya dan juga
cara untuk membaca hasil yang terukur.

Ketidakpastian Pada Pengukuran Tunggal.


Pada pengukuran tunggal, ketidakpastian umumnya digunakan bernilai setengah dari NST.
Untuk suatu besaran X maka ketidakpastian mutlaknya adalah

Dengan hasil pengukurannya dituliskan sebagai

Sedangkan yg dikenal sebagai ketidakpastian relative adalah


KTP RELATIVE =
Apabila menggunakan KTP relative maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai
X = x ± KTP RELATIVE x 100%

Ketidakpastian Pada Pengukuran Berulang Menggunakan Kesalahan ½-Rentang


Pada pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan tidak lagi seperti pada pengukuran tunggal.
Kesalahan-rentang merupakan salah satu cara untuk menyatakan ketidakpastian pada pengukuran
berulang. Cara untuk melakukannya adalah sebagai berikut:

1. Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variabel x, misalnya buah,yaitu x1, x2,...... xn


2. Cari nilai rata-ratanya yaitu x =
3. Tentukan Xmax dan Xmin dari kumpulan data tersebut dan ketidakpastiannya dapat
dituliskan:
4. Untuk jelasnya sebuah contoh dari hasil pengukuran (dalam mm) suatu besaran.x yang
dilakukan empat kali yaitu: 153,2 153,6 152,8 153,0 Rata-ratanya adalah:

X= = 153,2 mm
Nilai terbesar dalam hasil pengukuran tersebut adalah 153,6 mm dan nilai terkecilnya adalah
152,8 mm. Maka rentang pengukurannya adalah (153,6-152,8) = 0,8 mm. Sehingga ketidak-
pastian pengukuran adalah:

= = 0,4

Maka hasil pengukuran yang dilaporkan: x = (153,2 mm

Angka Berarti (Significan Figures).


akhir pengukuran. AB berkaitan dengan KTP relative (dalam %). Semakin kecil KTP relative
Angka berarti (AB) menunjukkan jumlah digit angka yang akan dilaporkan pada hasil maka
semakin tinggi mutu pengukuran atau semakin tinggi ketelitian hasil pengukuran yang dilakukan.
Aturan praktis yang menghubungkan KTP Relative dan AB adalah sebagai berikut :
AB = 1 – Log(KTP Relative)

Sebagai contoh suatu hasil pengukuran dan cara menyajikannya untuk beberapa AB yang akan
disajikan dalam Daftar berikut

Tabel 1. Contoh penggunaan AB:

Nilai Yang Terukur KTP Relatif AB Hasil Penulisan


0,1 4 (1,202 0,001) x
1,202x 1 3 (1,202 0,01) x
10 2 (1,2 0,1) x

Ketidakpastian Pada Fungsi Variabel (Penempatan Ketidak Pastian).

Ketidakpastian pada Fungsi Variabel (Perambatan Ketidakpastian).Jika suatu variabel merupakan


fungsi dari variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian, maka variabel ini akan disertai pula
oleh ketidakpastian. Untuk jelasnya ketidakpastian variabel yang merupakan hasil operasi
variabel-variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian akan disajikan dalam daftar 2 berikut ini.
Misalkan dari suatu pengukuran diperoleh (a ) dan ( ). Kepada kedua hasil pengukuran
tersebut akan dilakukan operasi matematik dasar untuk memperoleh besaran baru.

Tabel 2. Contoh perambatan ketidakpastian

Variabel Yang Dilibatkan Operasi Hasil Ketidakpastian


PENJUMLAHAN p=a+b +

PENGURANGAN q =a – b

PERKALIAN r=axb = +
( )
PEMBAGIAN s= +

PANGKAT t= =
IV. JALANNYA PERCOBAAN
1. Katupkan jangka sorong rapat-rapat tetapi jangan dipaksa keras-keras, catat kedudukan skala
dalam keadaan ini. Bahas mengenai kedudukan titik nolnya.
2. Ukurlah panjang, lebar dan tebal balok logam, bola, tabung dengan jangka sorong sebanyak
5 kali pada tempat yang berbeda-beda.
3. Tentukan nilai ketidakpastian dan hasil pengukuran dengan nilai ketidakpastiannya.
4. Katupkan mikrometer sekrup rapat-rapat tetapi jangan dipaksa keras-keras dan catat
kedudukan skala dalam keadaan ini. Bahas mengenai kedudukan titik nolnya.
5. Ukurlah panjang, lebar dan tebal balok logam, bola, tabung dengan mikrometer sekrup
sebanyak 5 kali pada tempat yang berbeda-beda.
6. Tentukan nilai ketidakpastian dan hasil pengukuran dengan nilai ketidakpastiannya.

V. ANALISA
Dari tabel diatas pengukuran menggunakan jangka sorong berbeda dengan mikrometer. Terdapat
juga pengukuran dan ketidak pastian,berikut laporan ketidak pastiannya:

Jangka sorong
Balok: = 23,13mm 3,975mm
Silinder: = 25,61mm 2,825mm
Bola: = 19,42mm 0,125mm

Mikrometer
Balok: = 19,902mm 0,02mm
Silinder: = 22,166mm 0,05mm
Bola: = 14,258mm 0,035mm

VI. TUGAS AKHIR


1. Perhatikan nonius pada jangka sorong dan mikrometer sekrup. Tentukan NST alat ukur
tersebut tanpa dan dengan nonius.
2. Tentukanlah masing masing volume dari balok dan bola

VII. JAWABAN TUGAS AKHIR


VIII. KESIMPULAN
1. Jangka sorong. Alat ukut yang biasa digunakan untuk mengukur panjang, lebar, diameter luar
, diameter dalam dan ketebalan benda kerja, benda bisa berbagai jenis balok, bola, tabung.
2. Mikrometer sekrup. Alat ukut untuk mengukur panjang , ketebalan benda , atau diameter luar
benda, apa aja yang bisa di ukur benda seperti balok, bola, tabung.
3. Pengukuran menggunakan alat ukur jangka sorong dengan ketelitian 0,05mm. bukan hanya
ketelitian 0,05 saja ada 0,02 dan 0,01 semakin kecil ketelitian nya semakin teliti ukuran yang
di hasil kan, sedangkan alat ukur mikrometer berketelitian 0,01mm, sekala utama nya satu
garis 0,5 mm dan sekala nonius satu garis nya 0,01 mm.

IX. DAFTAR PUSTAKA


1. Darmawan Djonoputro, B., Teori Ketidakpastian, Penerbit ITB, 1984.
2. Braid, D. C., Experimentation: An Introduction to Measurement Theory, and Experiment
Design, 1962.
3. University of Melbourne School of Physics, Physics 160 laboratory Manual, 1995.

Anda mungkin juga menyukai