Anda di halaman 1dari 6

MODUL 1

DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

Nama Praktikan : Ayuanda Putri Nurlaylila


NIM : 102320024
Kelas : Teknik Kimia 1B (CE-1B)
Tanggal Praktikum : 13 Oktober 2020
Pimpinan Praktikum : Diva Addini
I. INTISARI DAN KATA KUNCI
II. PENDAHULUAN

2.1.Tujuan
Setelah praktikum diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menggunakan alat ukur dasar
2. Menentukan angka ketidakpastian dan memahami penggunaan angka berarti
2.2.Dasar Teori
Pengukuran adalah suatu keterampilan dari proses sains yang mengumpulkan
informasi secara kuantitatif ataupun kualitatif. Setelah melakukan pengukuran akan
diperoleh besar atau besaran atau bukti kualitatif. Dalam pengukuran kita mengenal
ketepatan dan ketelitian dalam mengukur. Ketepatan adalah suatu besaran yang
diukur berulang kali (beberapa kali pengukuran) dan menghasilkan angka “akurat”
yang sebenarnya menyebar mendekati harga. Pada pengukuran kali ini, rata rata harga
mendekati harga yang sebenarnya. Ketelitian adalah hasil pengukuran yang terpusat
atau mengacu pada suatu daerah tertentu. [1]
Kita dapat mengukur masing-masing besaran fisik dalam setiap satuannya
dengan menggunakan perbandingan suatu standart. Satuan sendiri merupakan nama
unik yang ditetapkan untuk mengukur suatu besaran. Contohnya kilogram (kg) untuk
menentukan massa.[1] Dalam pengukuran kita akan mengenal beberapa besaran.
Besaran pokok, besaran pokok merupakan sekelompok besaran fisika paling dasar
dari semua besaran fisika lainnya dan kemudian dapat diturunkan. Contohnya
panjang, massa, waktu, kuat arus listrik, suhu, intensitas cahaya, dan jumlah zat.
Kemudian ada besaran turunan, besaran turunan adalah besaran yang satuannya
diperolh dari besaran pokok atau kombinasi dua buah besaran atau lebih. Contohnya,
massa jenis, kecepatan, volume, gaya, kecepatan, luas, percpatan, usaha, daya,
tekanan, dan momentum.[2]
Ketidakpastian dalam pengukuran, setiap pengukuran pasti memiliki faktor
yang memengaruhi keakuratan pengukuran, maka dari itu setiap hasil pengukuran
perlu dicantumkan angka ketidakpastian. Ada dua macam ketidakpastian yaitu,
ketidakpastian mutlak dan ketidakpastian relatif. Ketidakpastian mutlak, pada setiap
alat ukur pasti memiliki keterbatasan yang berbeda-beda yang mungkin disebabkan
oleh bberapa faktor seperti skalanya yang tidak dapat dibagi. hal tersebut menyebabkan
munculnya ketidakpastian mutlak. Ketidakpastian mutlak bisa saja atau mungkin berbeda
untuk pengukuran tunggal maupun pengukuran berulang. Untuk nilai ketidakpastian
mutlak pada pengukuran tunggal nilainya setengah dari nilai NST. Contohnya, untuk
suatu besaran c maka ketidakpastian mutlak dalam pengukuran adalah :Misalnya untuk
suatu besaran X maka ketidakpastian mutlaknya dalam pengukuran tunggal adalah:

1
∆x = NST
2
Yang kemudian nilai ∆x merupakan asil pengukuran dapat dituliskan menjadi
:

X = x ± ∆x
Untuk pengukuran berulang dapat ditulis dengan cara lain seperti
menggunakan standar deviasi.
Standar deviasi atau simpangan baku adalah, statistik yang mengukur
kumpulan data relatih terhadap rata-rata dan akan dihitung sebagai akar kuadrat dari
varian. Bila didalam pengamatan telah dilakukan n kali pengukuran dari besaran x
kemudian terkumpul data x1, x2, ..., xn, maka dapat dituliskan nilai rata-rata dari
besaran tersebut adalah :

1 1
𝑥 = (x1+x2+...+xn) = ∑𝑛𝑗=1 𝑥𝑗
𝑛 2

Besar simpangan dari nilai rata-rata yang didapat tersebut terhadap nilai
sebenarnya (x0, yang tidak mungkin bisa kita ketahui nilai yang sebenarnya)
kemudian dapat dinyatakn oleh standar deviasi berikut :

𝑛 2
√∑𝑛
𝑗=1(𝑥𝑗−𝑥)
2
√𝑛 ∑𝑗=1 𝑥𝑗 − (∑𝑛
𝑗=1 𝑥𝑗)
2
Sx = =
(𝑛−1) 𝑛(𝑛−1)

Standar deviasi yang diberikn oleh persamaan diatas menyatakan bahwa


nilai benar dari besaran x terletak dalam selang (𝑥-sx) sampai (𝑥+sx). Jadi untuk
penulisan hasil pengukurannya adalah x=𝑥 ± sx.
Ketidakpastian relatif merupakan ukuran dari ketidakpastian yang dapat
diperoleh dari perbandingan antara ketidakpastian utlak dengan hasil pengukurannya,
yakni :
∆𝑥
Ketidakpastian relatif =
𝑥
Kemudian jika menggunakan ketidakpastian relatif maka hasil dari
pengukuran tersebut dapat dilaporkan sebagai :
X = x ± (ketidakpastian relatif x 100%)
Ketidakpastian relatif dapat digunakan untuk memvalidasi suatu percobaan
atau data di laboratorium. Contoh, ktidakpastian rlatifnya sebesar 10% maka bisa
dikatakan data pada percobaan tersebut memiliki error yang kecil.
Ketidakpastian pada fungsi variabel, jika pada suatu variabel merupakan
fungsi dari variabel lain yang di sertai ketidakpastian, maka variabel ini akan disertai
oleh ketidakpastian. Hal ini dapat disebut sebagai perambatan ketidakpastian.
Misalnya, dari suatu pengukuran panjang dan lebar suatu prsegi panjang dapat
diperoleh nilai a = panjang dan b = lebar. Maka untuk mendapat nilai ketidakpastian
dari luasnya, maka harus dihitung dengan rumus perambatan ketidakpastian.
Ketidakpastian suatu variabel yang merupakan hasil operasi dari kedua variabel
tersebut dapat dihitung dengan rumus seperti tabel dibawah. [3]
Tabel 1.1 Contoh perambatan ketidakpastian
Variabel Operasi Hasil Ketidakpastian
Penjumlahan p = a+b ∆p = ∆a+∆b

Pengurangan q = a-b ∆q = ∆a+∆b


a ± ∆a
b ± ∆b Perkalian r=axb ∆𝑟 ∆𝑎 ∆𝑏
=𝑎 +𝑏
𝑟
𝑎 ∆𝑠 ∆𝑎 ∆𝑏
Pembagian s= =𝑎 +𝑏
𝑏 𝑠

Pangkat t = an ∆𝑡
=n
∆𝑎
𝑡 𝑎

Semua besaran fisik, dapat dinyatakan ke dalam beberapa satuan-satuan


pokok. Sebagai contoh, kelajuan dinyatakan dalam satuan pandang dan satuan
waktu, misal meter per sekon atau mil per jam. Banyak contoh besaran seperti gaya,
momentum, kerja, energi, dan daya yang dapat dinyatakan dalam tiga besaran pokok
panjang, waktu, dan massa. Pemilihan satuan standar untuk besaran-besaran pokok
ini menghasilkan suatu sistem satuan. Sistem satuan yang digunakan secara
universal dala, masyarakat secara ilmiah adalah Sistem Internasional (SI). Dalam
(SI), standar satuan panjang adalah meter (m), satuan untuk waktu adalah sekon (s),
dan standar satuan massa adalah kilogram (kg).[1]
Berikut contoh alat ukur yang digunakan dalam pengukuran :
1. Mistar
Cara mengukur dengan mistar atau meteran sangat sederhana yaitu,
tempatkan satu ujung mistar tepat sejajar dengan salah satu ujung benda yang
akan diukur, kemudian baca skalar pada mistar yang berimpitan dengan ujung
kedua benda. Skala tersebut mengungkapkan panjang benda yang diukur.
2. Jangka Sorong
Jangka sorong dapat mengukur hingga ketelitian 0,1 mm. Bahkan, jangka
sorong terbaru dapat mengukur hingga ketelitian 0,02 mm.
3. Mikrometer
Mikrometer sekrup dapat mengukur hingga ketelitian 0,01 mm. Namun,
jangkauan panjang pengukuran yang dapat dilakukan sangat terbatas. Beberapa
mikrometer hanya mampu mengukur hingga panjang maksimum sekitar 1 inci.
4. Mikroskop
Mikroskop adalah alat untuk menghasilkan bayangan yang ukurannya jauh
lebih besar daripada benda. Ukuran bayangan yang dihasilkan bisa beberapa
kali hingga jutaan kali ukuran benda aslinya.dengan mikroskop maka benda
yang sangat kecil menjadi terlihat lebih besar dan benda yang tidak nampak
menjadi nampak.
5. Neraca Dua Lengan
Prinsip kerja neraca ini adalah membandingkan berat benda yang akan
diukur dengan berat anak timbangan
6. Neraca Langkah
Neraca langkah atau neraca Buchart memiliki cara kerja yang juga
sederhana. Neraca ini terdiri dari sebuah wadah tempat meletakkan benda yang
akan diukur dan skala yang berupa lengkungan seperempat lingkaran dengan
posisi vertikal.
7. Neraca Elektronik
Neraca elektronik adalah neraca yang sangat mudah penggunaannya. Hasil
pengukuran tampak pada angka-angka dilayar. Secara otomatis, hasil
pengukuran sesuai dengan angka yang tertera pada display tersebut.
8. Arloji
Arloji adalah penunjuk waktu yang terus bertambah tampilan waktunya. Arloji
lebih sering digunakan untuk menunjukkan waktu pada saat tertentu.
9. Stopwatch
Saat ini stopwatch sangat mudah ditemukan. Semua ponsel pasti memiliki
stopwatch.
10. Jam Pasir
Jam pasir mengandung 0,5 liter butiran yang berbentuk bola. Jari-jari satu
butiran adalah 0,3 mm.[2]

2.3. Daftar Peralatan


Tabel 1.2. Alat dan bahan
No.
Alat dan Bahan Fungsi
1. Mikrometer sekrup Pengukuran dimensi benda
2. Jangka sorong Pengukuran dimensi benda
3. Neraca Pengukuran massa benda
4. Penggaris Pengukuran dimensi benda
5. Termometer Pengukuran data fisis
laboratorium
6. Barometer laboratorium Pengukuran data fisis
laboratorium
7. Gelas ukur Pengukuran volume benda
8. Benda tidak beraturan Bahan pengukuran volume
benda
9. Bola besi Bahan pengukuran volume
benda
10. Balok kuningan/alumunium Bahan pengukuran volume
benda
11. Serabut kawat Bahan pengukuran volume
benda
Sumber : Dicky A. 2020

Anda mungkin juga menyukai