Anda di halaman 1dari 12

BAHAN AJAR

BESARAN DAN PENGUKURAN

A. BESARAN
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan satuan.
Besaran dibagi atas 2, yaitu :
1. Besaran Pokok, yaitu besaran yang menjadi dasar untuk besaran yang lain.
 Panjang ( meter = m )
 Massa ( kilogram = kg )
 Waktu ( sekon/detik = s )
 Suhu ( kelvin = K )
 Kuat arus listrik ( ampere = A )
 Intensitas cahaya ( candela = cd )
 Jumlah/kuantitas zat ( mole = mol )
2. Besaran turunan, yaitu besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran pokok.
Contoh :
 Kecepatan ( meter/sekon = m/s = ms-1)
 Percepatan ( m/s2 = ms-2 )
 Gaya ( kg.ms-2 = newton)
 Usaha ( kg.m2s-2 = joule ), dll
Selain besaran pokok dan besaran turunan, terdapat 2 besaran tambahan, yaitu:
 Sudut datar ( radian =rad )
 Sudut ruang ( steradian = sr )

B. DIMENSI
Dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaran-besaran
pokoknya.
Dimensi besaran pokok
Lambang dimensi dari 7 besaran pokok, yaitu :
Notasi Lambang
No. Besaran pokok Satuan
satuan Dimensi
1 panjang meter m [ ]
2 massa kilogram kg [ ]
3 waktu sekon s [ ]
4 suhu kelvin K [ ]
5 Kuat arus listrik ampere A [ ]
6 Intensitas cahaya candela cd [ ]
7 Jumlah zat mol mol [ ]
Dimensi besaran turunan
Dimensi besaran-besaran turunan diturunkan dari dimensi besaran-besaran pokok.
Contoh :
 Volume : ( panjang x lebar x tinggi ) = [L] x [L] x [L] = [ L ] 3

[ ]
 Kecepatan : = [ ]
= [ LT ]-1

 Gaya : massa x percepatan = [M] x [L] x [T]-2 = [ MLT-2 ]

 Usaha : gaya x perpindahan = [MLT-2] x [L] = [ ML2T-2 ]


Kegunaan dimensi
1. Untuk mengungkapkan kesetaraan beberapa besaran yang secara sepintas tampak
berbeda.
Contoh : usaha dan energi, berat dan gaya, impuls dan momentum
2. Untuk menentukan satuan dari besaran turunan dengan cara analisis dimensional.

C. PENGUKURAN
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran standar.

1. Aspek-aspek pengukuran:
Setiap pengukuran dapat memiliki kesalahan yang berbeda-beda, bergantung pada
keadaan alat ukur, perbedaan tingkat ketelitian alat ukur, metode pengukuran dan
kemampuan yang mengukurnya. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengurangi
kesalahan pengukuran adalah pengetahuan yang cukup mengenai sifat-sifat alat ukur.

Untuk mengetahui sifat-sifat alat ukur, digunakan beberapa istilah teknis antara lain :
a. Ketelitian ( presisi ), yaitu kemampuan proses pengukuran untuk mendapatkan hasil
yang sama, khususnya pada pengukuran berulang dengan cara yang sama.Ukuran
ketelitian dinyatakan dengan kesalahan rambang ( random ). Setiap alat ukur
memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda.
Tingkat ketelitian(nilai ketidakpastian = ∆x) alat ukur diperoleh dari setengah kali
skala terkecil pada alat ukur tersebut.
Tingkat ketelitian/ketidakpastian pengukuran :
∆x =
Contoh :
 Penggaris ( mistar ) : ∆x = x 1 mm = 0,5 mm = 0,05 cm.
 Jangka sorong : ∆x = x 0,1 mm = 0,05 mm = 0,005 cm.
 Mikrometer sekrup : ∆x = x 0,01 mm = 0,005 mm = 0,0005 cm
b. Kalibrasi ( peneraan ) alat, yaitu mencocokkan harga-harga yang tercantum pada
skala-skala alat ukur dengan harga-harga standar. Kalibrasi dilakukan untuk
menghindari kesalahan dari alat ukur yang digunakan karena adanya keausan atau
hal-hal lainnya.
c. Kepekaan ( sensitivitas ), yaitu kemampuan alat ukur untuk mendapatkan suatu
perbedaan yang relatif kecil dari harga hasil pengukuran.
d. Ketepatan ( akurasi ), yaitu kesesuaian antara hasil pengukuran dengan nilai yang
sebenarnya.

2. Memilih alat ukur dan menentukan ketelitiannya


Dalam mengukur suatu besaran, kita perlu memilih alat ukur yang sesuai dengan besaran
yang akan diukur.
Pemilihan alat ukur harus sesuai dengan fungsi, keperluan dan tingkat ketelitiannya.
Misalnya:
 Untuk mengukur besaran panjang digunakan roll meter, penggaris, jangka sorong
dan mikrometer sekrup
 Untuk mengukur besaran massa digunakan neraca atau timbangan
 Untuk mengukur besaran waktu digunakan jam dinding, arloji dan stopwatch
 Untuk mengukur besaran kelistrikan digunakan amperemeter, voltmeter dan
ohmmeter
Masing-masing alat ukur memiliki tingkat ketelitian atau ketidakpastian pengukuran
yang berbeda-beda ( seperti yang sudah dijelaskan pada aspek-aspek pengukuran
sebelumnya ).

3. Cara melakukan pengukuran


Pengukuran terhadap suatu besaran, dilakukan dengan 2 cara :
 Pengukuran tunggal :
Pengukuran tunggal dilakukan jika besaran yang diukur tidak berubah-ubah sehingga
hasil pengukuran tunggal dianggap cukup akurat.
Pada pengukuran tunggal, dimisalkan untuk besaran panjang , digunakan perhitungan
sbb:
 Hasil pengukuran ditulis : =⋯
 Ketidakpastian ditulis : ∆ =⋯
 Hasil akhir ditulis : =( ± ∆ )

 Pengukuran berulang :
Pengukuran berulang dilakukan jika hasil pengukuran diharapkan memiliki ketelitian
yang tinggi.
Pada pengukuran berulang, dimisalkan untuk besaran panjang , digunakan
perhitungan sbb:

 Panjang rata-rata : ̅ = =⋯
(∑ − )
 Simpangan baku (ketidakpastian) : = =⋯
 Hasil akhir perhitungan : = ̅ ± =⋯

Secara statistik, pada pengukuran berulang digunakan perhitungan sbb :


 Nilai rata-rata : = =⋯
(∑ − )
 Simpangan baku ( ketidakpastian) : = − =⋯

 Hasil pengukuran (laporan) : = + =⋯

Pada keadaan dan alat yang sama, menurut statistik semakin banyak data pengukuran,
semakin dekat nilai rata-rata hasil pengukuran ( ̅ ) dengan nilai sebenarnya ( ).
Demikian juga ketidakpastian hasil pengukuran (∆ = ) akan semakin kecil.Jika
membandingkan hasil pengukuran tunggal dengan hasil pengukuran berulang, akan
diperoleh:
1. Pengukuran tunggal memberikan hasil yang kurang teliti.
2. Pengukuran berulang dapat memberikan beberapa keuntungan, misalnya hasil
pengukuran lebih mendekati nilai sebenarnya ( ) dan ketidakpastian ( ) lebih
kecil dari pada ketidakpastian pengukuran tunggal.
D. MACAM-MACAM ALAT UKUR
Berikut adalah alat ukur yang sering digunakan beserta ketelitian alat tersebut.
1. Alat Ukur Besaran Panjang
a. Mistar Ukur
Pada umumnya, mistar sebagai alat ukur panjang memiliki dua skala ukuran, yaitu skala
utama dan skala terkecil. Satuan untuk skala utama adalah centimeter (cm) dan satuan
untuk skala terkecil adalah milimeter (mm). Skala terkecil pada mistar memiliki nilai 1
milimeter, seperti yang terlihat pada gambar 1.1. Jarak antara skala utama adalah 1 cm.
Di antara skala utama terdapat 10 bagian skala terkecil sehingga satu skala terkecil
memiliki nilai 1 cm : 10 = 0,1 cm atau 1 mm. Sehingga berdasarkan persamaan 1.1
maka mistar memiliki ketelitian atau ketidakpastian pengukuran sebesar:

1
 NST alat …
2

1
 0,1 cm  0,05 cm  0,5 mm
2

Gambar 1.1 Mistar Ukur

b. Rollmeter
Rollmeter merupakan alat ukur panjang yang dapat
digulung, dengan panjang 25 - 50 meter. Meteran ini dipakai
oleh tukang bangunan atau pengukur lebar jalan.
Ketelitian pengukuran dengan rollmeter sampai 0,5 mm.
Meteran ini biasanya dibuat dari plastik atau pelat besi tipis,
tampak seperti pada gambar 1.2. Gambar 1.2 Rollmeter
c. Jangka Sorong
Anda dapat menggunakan alat ukur ini untuk mengukur diameter dalam, diameter luar,
serta kedalaman suatu benda yang akan diukur. Jangka sorong merupakan alat ukur
panjang yang terdiri atas skala utama, skala nonius, rahang pengatur garis tengah dalam,
rahang pengatur garis tengah luar, dan pengukur kedalaman. Rahang pengatur garis
tengah dalam dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian dalam sebuah benda.
Adapun rahang pengatur garis tengah bagian luar dapat digunakan untuk mengukur
diameter bagian luar sebuah benda.
rahang pengatur garis tengah dalam

pengukur kedalaman

Skala nonius

rahang pengatur garis tengah luar

Gambar 1.3. Jangka sorong


Nilai skala terkecil pada jangka sorong, yakni perbandingan antara satu nilai skala utama
dengan jumlah skala nonius. Skala nonius jangka sorong pada gambar 1.3, memiliki
1 mm
jumlah skala 20 maka skala terkecil dari jangka sorong tersebut adalah  0,05 mm
20
. Nilai ketidakpastian jangka sorong ini adalah setengah dari skala terkecil sehingga jika
dituliskan secara matematis, diperoleh :
1
x   0,05 mm  0,025 mm
2

d. Mikrometer Ulir (Sekrup)


Seperti halnya jangka sorong, mikrometer ulir (sekrup) terbagi ke dalam beberapa
bagian, di antaranya landasan, poros, selubung dalam, selubung luar, roda bergerigi,
kunci poros, dan bingkai (Gambar 1.4). Skala utama dan nonius terdapat dalam
selubung bagian dalam dan selubung bagian luar.
selubung dalam (skala utama)
Landasan poros
poros selubung luar (skala nonius)

kunci poros Roda bergigi

bingkai

Gambar 1.4. Mikrometer Ulir

Selubung bagian luar adalah tempat skala ulir (skala nonius) yang memiliki 50 bagian
skala. Satu skala nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal ini dapat diketahui ketika Anda
memutar selubung bagian luar sebanyak satu kali putaran penuh, akan diperoleh nilai 0,5
0,5
mm skala utama. Oleh karena itu, nilai satu skala nonius adalah mm  0,01 mm
50
sehingga nilai ketelitian atau ketidakpastian mikrometer ulir (sekrup) adalah
1
x   0,01 mm  0,005 mm  0,0005 cm
2
2. Alat Ukur Besaran Massa
Besaran massa diukur menggunakan neraca. Neraca dibedakan
menjadi beberapa jenis, seperti neraca analitis dua lengan, neraca
Ohauss, neraca lengan gantung, dan neraca digital.
a. Neraca analitis dua lengan
Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda,
misalnya emas, batu, kristal benda, dan lain-lain. Batas ketelitian
neraca analitis dua lengan yaitu 0,1 gram.
b. Neraca Ohaus
Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek
laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah
311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram. Neraca Ohaus juga sering
disebut neraca tiga lengan. Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka
satuan dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling
belakang memuat angka ratusan.
Cara menimbang dengan menggunakan neraca tiga lengan adalah sebagai berikut.
a) Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser penunjuk pada lengan
depan dan belakang ke sisi kiri dan lingkaran skala diarahkan pada angka nol!
b) Periksa bahwa neraca pada posisi setimbang!
c) Letakkan benda yang akan diukur di tempat yang tersedia pada neraca!
d) Geser ketiga penunjuk diurutkan dari penunjuk yang terdapat pada ratusan,
puluhan, dan satuan sehingga tercapai keadaan setimbang!
e) Bacalah massa benda dengan menjumlah
nilai yang ditunjukkan oleh penunjuk
ratusan, puluhan, satuan, dan
sepersepuluhan!
c. Neraca lengan gantung
Neraca ini berguna untuk menentukan massa benda,
yang cara kerjanya dengan menggeser beban pemberat
di sepanjang batang.

d. Neraca digital
Neraca digital (neraca elektronik) di dalam penggunaanya sangat praktis, karena besar
massa benda yang diukur langsung ditunjuk dan
terbaca pada layarnya. Ketelitian neraca digital
ini sampai dengan 0,001 gram.
3. Alat Ukur Waktu
Waktu merupakan besaran yang menunjukkan lamanya suatu peristiwa berlangsung.
Berikut ini beberapa alat untuk mengukur besaran waktu.
a. Stopwatch
Stopwatch merupakan alat pengukur waktu yang memiliki skala utama (detik) dan skala
terkecil (milidetik). Pada skala utama, terdapat 10 bagian skala terkecil sehingga nilai
satu skala terkecil yang dimiliki oleh stopwatch analog adalah 0,1 detik.
Ketelitian atau ketidakpastian (Δx) dari alat ukur
1
stopwatch analog adalah x   0,1 det  0,05 det
2
Stopwatch banyak digunakan di Laboratorium Fisika
untuk pengukran waktu berbagai percobaan.
Selain itu, diantaranya lari jarak pendek merupakan aktivitas olahraga yang paling
sering menggunakan stopwatch.
b. Arloji
Arloji ada dua jenis, yaitu arloji mekanis dan arloji digital.
Jarum arloji mekanis digerakkan oleh gerigi mekanis yang
selalu berputar. Sedangkan arloji digital berdasarkan
banyaknya getaran yang dilakukan oleh sebuah kristal kuarsa
yang sangat kecil.
Arloji akan bekerja sepanjang sumber energinya masih ada.
Ketelitian arloji adalah 1 sekon. Kelemahan arloji mekanis maupun digital adalah selalu
bergerak sehingga sulit dibaca secara teliti. Waktu yang terbaca pada arloji mekanis
ditunjukkan oleh kerja ketiga jarum, yaitu jarum jam, jarum menit, dan jarum detik.
Jarum jam bergerak satu skala tiap satu jam, jarum menit bergerak satu skala tiap satu
menit, jarum detik bergerak satu skala tiap satu detik.
Cara membaca untuk arloji digital sangat mudah sebab angka yang
ditampilkan pada arloji sudah menunjukkan waktunya.

4. Alat Ukur Suhu


Untuk mengukur suhu suatu sistem umumnya menggunakan
termometer.
Termometer dibuat berdasarkan prinsip pemuaian. Termometer
biasanya terbuat dari sebuah tabung pipa kapiler tertutup yang berisi
air raksa yang diberi skala. Ketika suhu bertambah, air raksa dan
tabung memuai. Pemuaian yang terjadi pada air raksa lebih besar
dibandingkan pemuaian pada tabung kapiler. Naiknya ketinggian
permukaan raksa dalam tabung kapiler dibaca sebagai kenaikan suhu.
Berdasarkan skala temperaturnya, termometer dibagi dalam empat
macam, yaitu termometer skala Fahrenheit, skala Celsius, skala
Kelvin, dan skala Reamur. Termometer skala Fahrenheit memiliki titik beku pada suhu
32oF dan titik didih pada 212oF. Termometer skala Celsius memiliki titik beku pada suhu
0oC dan titik didih pada 100oC. Termometer skala Kelvin memiliki titik beku pada suhu
273 K dan titik didih pada 373 K. Suhu 0 K disebut suhu nol mutlak, yaitu suhu semua
molekul berhenti bergerak. Dan termometer skala Reamur memiliki titik beku pada suhu
0oR dan titik didih pada 80oR.

5. Alat Ukur Kuat Arus Listrik


Alat untuk mengukur kuat arus listrik disebut amperemeter.
Amperemeter mempunyai hambatan dalam yang sangat
kecil, pemakaiannya harus dihubungkan secara seri pada
rangkaian yang diukur, sehingga jarum menunjuk angka
yang merupakan besarnya arus listrik yang mengalir.

E. ANGKA PENTING

Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri atas
angka pasti dan angka taksiran, sesuai dengan tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan.
Dalam penulisan angka penting, terdapat lima aturan yang menentukan suatu angka
termasuk angka penting, yaitu :
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh :
 235 : memiliki tiga angka penting
 12,73 : memiliki empat angka penting
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh :
 504 : memiliki tiga angka penting
 30,08 : memiliki empat angka penting
3. Angka nol yang terletak di sebelah kanan tanda desimal dan diikuti angka bukan nol
adalah angka penting.
Contoh :
 3,0430 : memiliki lima angka penting
 5,004 : memiliki empat penting
4. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol,
baik yang terletak di sebelah kiri maupun sebelah kanan tanda desimal adalah bukan
angka penting.
Contoh :
 0,345 : memiliki tiga angka penting
 0,005 : memiliki satu angka penting
5. Penulisan angka penting dengan notasi garis bawah, berakhir pada angka yang diberi
garis bawah dan angka selanjutnya adalah bukan angka penting.
Contoh :
 1230 : memiliki tiga angka penting
 10000 : memiliki empat angka penting
Catatan: angka yang digaris bawahi merupakan angka taksiran atau angka yang
diragukan.
Di dalam fisika, kebanyakan angka ditulis dalam bentuk notasi ilmiah.
Contoh :
 0,0352 : ditulis menjadi 3,52 x 10-2, yang termasuk angka penting adalah angka
3, 5 dan 2 sedangkan 10-2 adalah orde besar, sehingga angka 0,0352 memiliki
tiga angka penting yaitu 3,52.
 25000 : ditulis menjadi 25 x 103, memiliki dua angka penting yaitu 25.

Selain penulisan secara notasi ilmiah, terdapat beberapa aturan pembulatan angka desimal
di dalam fisika, yaitu:
a. Angka kurang dari lima dibulatkan ke bawah
Contoh :
2,134 cm, ditulis menjadi 2,13 cm
b. Angka lebih dari lima dibulatkan ke atas
Contoh :
12,3458 gram, ditulis menjadi 12,346 gram
c. Jika angkanya tepat sama dengan lima maka, dibulatkan ke bawah bila angka sebelum
lima adalah genap dan dibulatkan ke atas bila angka sebelum lima adalah ganjil.
Contoh :
 12,345 cm dibulatkan menjadi 12,34 cm
 0,275 gram dibulatkan menjadi 0,28 gram

Operasi- operasi dalam angka penting

a. Operasi penjumlahan dan pengurangan.


Pada operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka penting, hasilnya hanya
boleh mengandung satu angka yang diragukan. Jika terdapat dua angka yang diragukan,
angka kedua yang diragukan tidak perlu dituliskan ( dibulatkan ).
Contoh :
 2,543 + 2,0345 = 4,2685 ; dibulatkan menjadi 4,268
 34,569 + 1,2 = 3 ,769 ; ditulis menjadi 35,8
 5,432 - 1,0234 = 4,4086 ; ditulis menjadi 4,409
 34,569 - 1,2 = 33,369 ; ditulis menjadi 33,4
b. Operasi perkalian dan pembagian
Pada operasi perkalian dan pembagian, banyaknya angka penting hasil dari kedua
operasi tersebut harus sama dengan angka penting yang paling sedikit.
Contoh :
 1,23 x 2,5 = 3,075 ; ditulis menjadi 3,1
 12,345 x 0,120 = 1,4814 ; ditulis menjadi 1,48
 1,23 : 2,5 = 0,492 ; ditulis menjadi 0,49
 12,234 : 1,200 = 10,195 ; ditulis menjadi 10,20
c. Operasi pemangkatan dan penarikan akar
Pada operasi pemangkatan dan penarikan akar, banyaknya angka penting hasil operasi
sama dengan banyaknya angka penting bilangan yang dipangkatkan atau diakarkan.
Contoh :
o ( 12,5 )2 = 156,25 ; ditulis menjadi 156
o √2,0 = 1,4142 ; ditulis menjadi 1,4
LATIHAN SOAL 1.1

01. Tulislah 7 buah besaran pokok beserta satuan dan lambang dimensinya !
02. Tentukan dimensi dari besaran-besaran berikut:
 Kecepatan, volume, gaya, tekanan dan daya
 Usaha dan energi
 Impuls dan momentum
03. Andi mengukur diameter uang logam dengan jangka sorong menunjukkan skala seperti
gambar berikut. Berapakah hasil pengukurannya ?

skala utama
1 2 3

0 2 4 6 8 10
skala nonius

04. Hasil pengukuran tebal selembar kertas dengan menggunakan mikrometer sekrup adalah
sebagai berikut :
 Skala utamanya menunjukkan 0,5 mm
 Skala noniusnya menunjukkan 16
Berapakah tebal kertas tersebut ?
05. Toni seorang siswa SMA, ditugaskan untuk mengukur panjang dan lebar meja tulisnya.
Hasilnya adalah panjang meja 102,25 cm dan lebarnya 41,15 cm. Tentukan luas meja Toni
menurut aturan angka penting.
06. Tino seorang siswa kelas X, ditugaskan mengukur diameter sebuah kelereng dengan
menggunakan jangka sorong. Ia melakukan enam kali pengukuran dengan hasil sebagai
berikut : 1,25 cm, 1,26 cm, 1,24 cm, 1,26 cm, 1,23 cm dan 1,25 cm. Kemudian, Fredi
ditugaskan membuat laporan hasil pengukuran. Tugas anda sekarang adalah membantu
Fredi membuat laporan hasil pengukuran. Jelaskan secara singkat dan tentukan:
 nilai rata-rata diameter kelereng !
 hasil pengukuran yang diperoleh !
 simpangan bakunya !
 volume kelerengl !
07. Tentukan tingkat ketelitian dari alat ukur berikut ini dalam satuan centimeter ( cm ):
 Penggaris berskala
 Jangka sorong
 Mikrometer sekrup
08. Perhatikan tabel berikut ! Data temperatur kota Kupang tahun 2022 sebagai berikut.
Bulan Temperatur temperatur temperatur
rata-rata (℃) maksimum ( minimum (℃ )
℃)
Januari 28,1 31 25,2
Februari 27,8 30,8 24,7
Maret 26,7 29,6 23,9
April 28 31 25
Mei 27,1 29,4 24,7
Juni 25,8 28,5 23
Juli 25,8 28 23,5
Agustus 27,5 30,4 24,6
September 28,2 31 25,3
Oktober 28,5 31,4 25,5
November 27,4 30,2 24,5
Desember 27,7 31 24,4
Dari data tersebut, buatlah grafik hubungan antara temperatur rata-rata bulanan (sb-y )
dan bulan bersangkutan ( sb-x ). Tentukan pula temperatur rata-rata tahunan di kota
Kupang.

Anda mungkin juga menyukai