BAB I
DASAR PENGUKURAN DAN
KETIDAKPASTIAN DALAM PERCOBAAN
1.1. Pendahuluan
1.2. Dimensi dan Sistem Satuan
Dimensi Utama/dasar:
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai dan
satuan
Satuan utama/dasar:
Dalam ilmu Fisika, satuan berarti pembanding dalam penentuan pengukuruan
suatu besaran.
1. masa, m kg (kilo gram),
2. panjang, l m (meter),
3. waktu, t s, dt (detik) sistem mks
Dimensi turunan:
, ρ = 1000 kg/m3
ρ=m/V = [M] . [L]-3
m = ρ . V = 1000 kg/m3 x 150 m3 = 150 000 kg 3m cair
2
W = m.g = 150 000 kg x 10 m/s = 1 500 000 N 5m
10 m
Gaya berat= m.g = [M] . [L] . [T]-2
P = W/A = 1 500 000 N / (10x5 m2) = 30 000 N/m2 atau Pa
Gaya Berat W = masa m (kg) x percepatan gravitasi g (m/dt2) = newton (N); dimensi gaya berat [M].[L].[T]-2
Gaya mekanis F = masa m (kg) x percepatan a (m/dt2) = newton (N); dimensi gaya mekanis [M].[L].[T]-2
Tekanan P = gaya/luas = F/A =W/A (N/m2) = Pascal (Pa)
1kPa=1000 Pa, 1 MPa= 1000000 Pa, 1GPa=109 Pa
1Atm = 1Bar = 105 Pa
Contoh P=1000 Pa= 1000 Pa/100000(Pa/Bar)=0.01Bar
Energi = mgh =1/2mV2= [M ] x [L][T]-2 x [L]= [M ][L]2[T]-2
1.3. Pengukuran
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu obyek menggunakan standar ukur
yang telah ditetapkan. Pengukuran besaran relatif terhadap suatu standar atau satuan tertentu.
Sebagai contoh, kita dapat mengukur panjang dalam satuan inci, feet (kaki), mile, atau dalam
centimeter, meter, atau kilometer. Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian.
Kesalahan-kesalahan tersebut menyebabkan hasil pengukuran tidak presisi seperti seharusnya,
dapat lebih besar atau lebih kecil.
Beberapa penyebab ketidakpastian tersebut antara lain :
a. Keterbatasan alat ukur (nst=nilai skala terkecil)
b. Kesalahan pengukuran (human error), misalnya kesalahan pembacaan pada satu sesi
percobaan dari serangkaian percobaan
c. Kesalahan kalibrasi alat ukur
d. Kesalahan titik nol
e. umur alat
Setiap alat ukur pada umumnya memiliki keterbatasan daya ukur, atau keterbatasan
kemampuan dalam mengukur suatu besaran, keterbatasan ini disebut NST atau nilai skala
terkecil. Dalam suatu alat ukur jarang sekali terdapat skala yang berjarak kurang dari 1 mm,
hal ini karena mata manusia umumnya sulit melihat jarak kurang dari 1 mm. Untuk membantu
mengukur dengan lebih teliti melebihi yang dapat ditunjukkan oleh NST, maka digunakanlah
nonius. Skala nonius akan meningkatkan ketelitian pembacaan alat ukur. Umumnya terdapat
suatu pembagian sejumlah skala utama dengan sejumlah skala nonius yang akan
menyebabkan garis skala titik nol dan titik maksimum skala nonius berimpit dengan skala
utama.
Pada Gambar 1. dapat dilihat bahwa skala nonius (bagian bawah) titik 0 nya berimpit dengan
nilai 2 dan angka 10 nya berimpit dengan 2,9. Artinya 9 skala utama dibagi menjadi 10
bagian. Sehingga jarak antara skala nonius seakan-akan 0,01 pada skala utama.
Misalnya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Pada gambar tersebut setelah diukur
panjang suatu benda skala utama menunjuk antara 80,4 dan 80,5. Untuk menentukannya
dibutuhkan skala nonius. Pada skala nonius, lihatlah skala yang paling berimpit dengan skala
utama. Ternyata skala nonius 7. Jadi panjang benda adalah 80,47.
x = nst
n menunjukan banyaknya percobaan yang dilakukan dan angka x 1, x2, x3 dan seterusnya
menunjukan hasil percobaan ke 1, ke 2, ke 3 dan seterusnya.
Ketidakpastian disimbolkan dengan x yang merupakan standar deviasi dari hasil pengukuran
yang dirumuskan : urut x : ; + -
Contoh soal :
Sebuah pengukuran berulang panjang suatu besaran fisika menghasilkan : 10,1 ; 10,3 ; 10,3 ;
10,4 ; 10,4 ; 10,5 ; 10,6 ;10,6 ; 10,6 ; 10,7 (cm). Berapakah hasil pengukuran rata2 beserta
ketidakpastiannya ?
Agar lebih mudah maka bisa dituliskan dalam bentuk tabel :
i xi xi - (xi - )2
1 10,1 -0,35 0,1225
2 10,3 -0,15 0,0225
3 10,3 -0,15 0,0225
4 10,4 -0,05 0,0025
5 10,4 -0,05 0,0025
6 10,5 0,05 0,0025
7 10,6 0,15 0,0225
8 10,6 0,15 0,0225
9 10,6 0,15 0,0225
10 10,7 0,25 0,0625
104,5 0 0,305
10,45
= 0,184
Atau mungkin kombinasi dari tunggal dan berulang pada pengukuran tak langsung, seperti
yang akan kita lakukan dalam percobaan ini, yaitu mengukur massa jenis suatu benda dengan
mengukur massanya secara tunggal, dan menghitung volumenya tak-langsung dengan
mengukur panjang, lebar, tinggi atau diameternya secara berulang.
Pengukuran langsung-tunggal telah dibahas pada bab 1.3. sedangkan pengukuran langsung-
Contoh soal :
Berapakah hambatan dari pengukuran suatu benda yang mendapatkan hasil :
I = (5,00 0,50) mA=(0,005±0,0005)A
V = (4,00 0,50) V
V = I. R R= V/I, ΔR=…?
Jawab :
Untuk menghitung Ro, kita gunakan persamaan V= I.R sebagai berikut :
PR 1 (29/02/2023):
I = (10,00 0,50) mA
R = (18,00 0,50) Ω
V = Vo±ΔV?
1.5.2. Pengukuran Tak Langsung-Berulang
Kita ingin melakukan "pengukuran" (atau penghitungan) suatu besaran fisika dengan
mengukur besaran A dan B keduanya secara berulang melalui fungsi (rumus)
C = f(A,B). Dengan :
A = Ão A (Ao didapat dari rata-rata, A didapat dengan standar deviasi)
B = Bo B (Bo didapat dari rata-rata, B didapat dengan standar deviasi)
Maka :
C = Co C, dimana :
Co= C(Ao,Bo), dan
Contoh soal :
Jika kita ingin mendapatkan volume sebuah balok, yaitu dengan melakukan pengukuran
berulang terhadap panjang, lebar dan tinggi atau tebalnya. Kasus seperti ini berhubungan
dengan statistika, sehingga dalam mencari ketidakpastiannya berhubungan dengan standar
deviasi dan juga rata-rata.
Misal :
Sebuah pengukuran dengan penggaris masing-masing lima kali terhdap panjang, lebar, tinggi
balok didapatkan hasil :
Panjang, P : ( 5,2 ; 5,1 ; 5,0 ; 5,0 ; 5,1) cm
Lebar, L : (3,0 ; 3,0 ; 3,1 ;3,0 ;3,0 ) cm
Tinggi, T : (1,0 ; 1,0 ;1,1 ; 1,2 ; 1,0 ) cm
Berapakah volume dan ketidakpastiannya ?
Jawab :
Untuk panjang balok
Rata-rata panjang dihitung:
P = 5,08 cm
Dan ketidakpastiannya dihitung:
P 0,08 cm
Sehingga ditulis : P = 5,08 0,08 cm(standard deviasi)
Untuk lebar balok
Rata-rata lebar dihitung:
L = 3,02 cm
Dan ketidakpastiannya dihitung :
L 0,04 cm
Jika angka decimal pertama pada x selain 0 adalah 1,2,3,4, maka diambil dua angka penting.
Contoh: 10,11274857585 10,11;
10,22578633422 10,22,
Jika angka pertama decimal pada x selain 0 adalah 5, 6, 7, 8 atau 9, maka cukup menuliskan
satu angka penting.
Contoh: 10,512234 cm ditulis 10,5
10,648964 cm ditulis 10,6
10,7564775 ditulis 10,8
Jika angka awal yang akan dihilangkan lebih dari 5, maka dibulatkan ke atas.
10,7564775 ditulis 10,8
Jika angka yang akan dihilangkan sama dengan 5, maka angka sebelumnya harus genap jika
ganjil (digenapkan)
10,7564775 ditulis 10,8
Jika angka yang akan dihilangkan sama dengan 5, maka angka sebelumnya dibiarkan jika
genap.
10,8594775 ditulis 10,8
PR 1b (24/03/2021).
Pohon ukuran:
Panjang= 10.1; 10.4; 10.6; 10.2; 10,9; 11.2 m
Lingkar= 80,5; 70,4; 90,2; 85.6; 92.5; 88.5 cm (ubah luas m2)
V = A (luas) x L (tinggi)
Hitung volume rata-rata m3 kayu ± deviasi, tulis dengan benar