Anda di halaman 1dari 39

(KPTMN 1132/ 3 SKS)

Dosen Pengasuh
Dr. Fahrizal, M.P
Jannes Bastian Selly, M.Si.

Universitas Nusa Cendana


Tujuan Mata Kuliah
1. Mengenal gejala/fenomena fisika dalam
bidang teknik mesin
2. Memahami dasar-dasar fisika dalam
penggunaan di bidang teknik mesin
3. Menerapkan dasar-dasar hitungan fisika
dalam penggunaan di bidang teknik mesin
Bahan Kajian/Materi Kuliah
1. Sistem Satuan
2. Gerak
3. Gaya dan Momen
4. Energi
5. Fluida
6. Sifat mekanik Zat (benda padat)
7. Suhu dan Kalor
8. Hukum Gas
9. Materi dan Perubahannya
10. Getaran dan Bunyi
11. Muatan Listrik
Sistem Penilaian
No Komponen Penilaian Bobot Penilaian (%)
1 Rata-rata tugas 15
2 Softskill 25
3 Ujian Tengah Semester 30
4 Ujian Akhir Semester 30
Total 100
Konversi Nilai
Nilai Mentah Huruf Angka Keterangan
NA > 80 A 4.00
77.5 < NA < 80 A- 3.75
75 < NA < 77.5 AB 3.50
72.5 < NA < 75 B+ 3.25
70 < NA < 72.5 B 3.00
65 < NA < 70 B- 2.75
62.5 < NA < 65 C+ 2.50
60 < NA < 62.5 C 2.00
NA < 60 D 1.00 Tidak Lulus (Mengulang)
Contoh Penilaian
Nama Mahasiswa = Mr X
Softskill = 75 x 25% = 18,75
Rata-rata Nilai Tugas = 80 x 15% = 12,00
Nilai UTS = 70 x 30% = 21,00
Nilai UAS = 75 x 30% = 22,50
Nilai Akhir = 18,75 + 12 + 21 + 22,5= 74,25 (B+/3,25)
PERTEMUAN 1
Senin, 25 Agustus 2022
Sistem Satuan
Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami konsep Besaran
dan satuan
2. Mahasiswa dapat memahami konsep Angka
Penting
3. Mahasiswa dapat memahami konsep Notasi
Ilmiah
4. Mahasiswa dapat memahami konsep
Pengukuran dan menerapkan dalam kegiatan
sehari-hari
Apa itu “Besaran”???

Besaran merupakan segala sesuatu yang


dapat diukur (menggunakan alat ukur yang
sesuai) dan memiliki nilai (nilai berupa angka
pasti)

Dalam Fisika ada dua kelompok besaran,


yaitu Besaran Pokok dan Besaran Turunan
Besaran Pokok

Besaran Pokok merupakan besaran yang


telah ditetapkan dan digunakan secara
universal serta tidak bergantung/diturunkan
dari besaran lain.

Ada 7 macam besaran pokok yaitu : 1)


Panjang, 2) Massa, 3) Waktu, 4) Suhu, 5)
Kuat arus listrik, 6) Jumlah zat, 7)Intensitas
cahaya
Besaran Turunan

Besaran Turunan merupakan besaran yang


diturunkan dari besaran pokok.

Ada bermacam-macam besaran turunan,


diantaranya : 1) Luas, 2) Volume, 3)
Kecepatan, 4) Usaha, 5) Energi, dlsb.
Apa itu “Satuan”???

Satuan merupakan definisi nilai dari suatu


besaran secara pasti

Dalam Fisika sistem satuan internasional


ditetapkan untuk 7 besaran pokok,
sedangkan satuan untuk besaran turunan
mengikuti besaran pokok
Satuan untuk besaran pokok
Diskusikan…
Tentukan satuan untuk besaran turunan di bawah ini
Satuan untuk besaran turunan
Apa itu “Angka Penting”???

Dalam Fisika, angka penting bertujuan untuk


memisahkan angka pasti dan angka taksiran
dari suatu hasil pengukuran.

sebuah bilangan dikatakan angka penting jika


memenuhi kriteria angka penting sebagai
berikut
Kriteria Angka Penting
Contoh
Untuk penjumlahan dan
pengurangan, angka
penting hasil perhitungan,
menyesuaikan dengan
jumlah angka penting yang
ada.

Sedangkan untuk perkalian


dan pembagian, angka
penting hasil perhitungan
merupakan angka penting
paling sedikit dari
komponen bilangan yang
ada.
Apa itu “Notasi Ilmiah”???

Dalam Fisika, notasi ilmiah bertujuan untuk


menyederhanakan penulisan suatu bilangan
yang terlalu besar atau terlalu kecil sehingga bisa
dengan mudah ditentukan angka pentingnya.

Contoh:
Jarak bumi ke matahari adalah 150.000.000
Km. untuk menghindari penulisan bilangan yang
terlalu panjang, dan mengurangi jumlah angka
penting, maka dapat dituliskan dalam notasi
ilmiah menjadi 1,5 x 108 Km.
Angka 8 pada 108 merupakan eksponen
sehingga 1,5 x 108 Km dibaca (1,5 eksponen 8
kilometer) sehingga angka pentingnya tinggal 2
yaitu 1 dan 5.

Contoh lain:
Ukuran sebuah sel biologi sekitar 0,000001 m.
Sehingga dalam penulisan notasi ilmiah, ditulis
menjadi 1 x 10-6 m atau dibaca (1 eskponen
minus 6 meter) sehingga jumlah angka penting
pada bilangan hanya tinggal 1 yaitu 1.
Selain penggunaan istilah eksponen pada
notasi ilmiah, dapat juga dipakai awalan
kelipatan 10 untuk menyederhanakan
penyebuatan suatu bilangan dalam notasi
ilmiah.

Misalnya 1.000.000.000 byte dalam notasi


ilmiah dituliskan 1 x 109 byte. 109 dalam
kelipatan 10 disebut Giga sehingga
penyebutan bilangan di atas dapat menjadi
1 Giga byte atau 1 Gb.
Awalan untuk Kelipatan 10
Apa itu “Pengukuran”???

Pengukuran dari kata dasar ukur merupakan


kegiatan membandingkan nilai suatu obyek
yang akan diukur dengan alat ukur yang
sesuai dengan besaran yang ingin diketahui.

Pengukuran dapat bersifat kuantitatif


maupun kualitiatif
Kuantitatif
(panjangnya …. cm)

Vs

Kualitatif
(buah … lebih besar)
Pengukuran Besaran Panjang
Besaran panjang,
memiliki satuan meter
dan alat ukurnya dapat
berupa mistar, roll meter,
jangka sorong dan
mikrometer sekrup

Dalam pembelajaran ini,


hanya akan difokuskan
pada 3 alat ukur yaitu
mistar, jangka sorong
dan mikrometer sekrup
Pengukuran dengan Mistar
Mistar pada umumnya menggunakan skala sentimeter
(cm) dengan skala terkecilnya adalah 1 mm. Artinya
bahwa mistar tidak dapat secara pasti menentukan
nilai obyek jika lebih kecil dari 1 mm.
Contoh lain:
Tentukan hasil pengukuran obyek di bawah ini

Gambar di atas menunjukkan bahwa obyek memiliki


panjang lebih dari 2,5 cm tetapi kurang dari 2,6 cm.
Sehingga hasil pengukuran (HP) dapat ditulis :
HP obyek = 2,55 cm dimana 5 merupakan angka
taksiran
Pengukuran dengan Jangka Sorong
Jika mistar memiliki skala terkecil 1 mm, maka skala
terkecil pada jangka sorong satu tingkat lebih teliti
yaitu 0,1 mm.
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa, skala
utama menunjukkan nilai lebih besar dari 2,4 cm dan
lebih kecil dari 2,5 cm. Karena pada skala vernier, angka
7 tepat sejajar dengan garis pada skala utama, maka
hasil pengukuran ditulis
HP = 2,4 cm + 0,07 cm = 2,47 cm
Pengukuran dengan Mikrometer Sekrup
Jika dibandingkan dengan mistar dan jangka sorong,
mikrometer sekrup memiliki ketelitian yang lebih tinggi.
Skala terkecil pada mikrometer sekrup mencapai 0,01cm.
Berdasarkan gambar di atas, hasil pengukuran ditulis
HP = nilai skala utama + nilai skala nonius
HP = 4,50 mm + 0,12 mm = 4,62 mm.
Pengukuran Besaran Massa
Besaran massa, memiliki
satuan kilogram (Kg) dan
alat ukurnya adalah
neraca/timbangan

Dalam pembelajaran ini,


akan difokuskan pada
pengukuran massa obyek
menggunakan neraca
Timbangan Mekanik ohauss
Pengukuran dengan Neraca Ohaus
Neraca Ohauss mampu melakukan pengukuran massa
hingga 610 gram. Dengan skala terkecil 0,1 gram.
Tempat meletakkan obyek

Hasil Pengukuran massa menggunakan neraca ohaus


didapatkan dengan menjumlahkan setiap skala pada
neraca.
Bagaimana menuliskan hasil pengukuran
untuk “pengukuran berulang” ???

Pengukuran berulang dilakukan dengan


tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih
teliti. Semakin banyak dilakukan
pengulangan (secara akurat), makin teliti
hasil yang diperoleh
Misalnya dalam suatu pengukuran panjang,
dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali
dengan variasi hasil 2,23mm; 2,25mm;
2,23mm; 2,22mm, dan 2,23mm.

Maka, langkah awal yang harus dilakukan


adalah mencari nilai rata-rata dari hasil yang
diperoleh
Nilai Rata-rata
x rata-rata = (2,23mm + 2,25mm + 2,23mm + 2,22mm + 2,23mm)/5
=11,16mm/5 = 2,23mm
Setelah diperoleh nilai rata-rata, maka dihitung
standar deviasi-nya

S = 0,01 mm
sehingga hasil pengukuran dituliskan sebagai berikut
HP= x rata-rata + s
HP= 2,23mm + 0,01mm

Anda mungkin juga menyukai