Anda di halaman 1dari 21

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMA KARYA BHAKTI BUKITTINGGI 1.

IDENTITAS Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Submateri Alokasi Waktu 1.

: FISIKA : X (Sepuluh) / Ganjil : Besaran dan Satuan : Ketelitian Pengukuran Kesalahan Pengukuran Angka Penting : 2 x 45 menit (Pertemuan 1)

2. STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya 3. KOMPETENSI DASAR 1.1 Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) 4. INDIKATOR 1.1.1 Mengelompokkan alat-alat ukur sesuai dengan besaran yang di ukur

1.1.2 Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa
jenis alat ukur dengan mempertimbangkan ketelitian dan ketepatan (akurasi) 1.1.3 Menganalisis hasil pengukuran sesuai dengan aturan penulisan angka penting disertai ketidakpastiannya dengan tepat 5. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui contoh yang diberikan diharapkan peserta didik mampu menyebutkan nama alat ukur massa, panjang, dan waktu dengan tepat

2. 3.
sorong.

Peserta didik diharapkan mampu menjelaskan ketelitian mistar dengan benar melalui percobaan pengukuran dengan mistar. Peserta didik diharapkan mampu menjelaskan ketelitian jangka sorong dengan benar melalui percobaan pengukurann dengann jangka

4.
mikrometer sekrup.

Peserta didik diharapkan mampu menjelaskan ketelitian mikrometer sekrup dengan benar melalui percobaan pengukuran dengan

5.
stopwatch

Peserta didik diharapkan mampu menjelaskan ketelitian stopwatch dengan benar melalui percobaan pengukuran dengan menggunakan

6.

Melalui penjelasan dari pendidik diharapkan peserta didik mampu mendefenisikan pengertian kesalahan (error) dan penyebab kesalahan dalam pengukuran dengan tepat.

7. 8.

Melalui contoh yang diberikan peserta didik diharapkan mampu menjelaskan tiga macam kesalahan pada pengukuran Melalui rumus yang diberikan diharapkan peserta didik mampi menggunakan formulasi pengukuran tunggal dan berulang secara matematis beserta hasil pelaporan dalam menyelesaikan soal-soal dan dalam pelaksanaan praktikum

9. 10. 11. 12.

Melalui contoh yang diberikan diharapkann peserta didik mampu mendefenisikan angka penting Melalui soal yang diberikan diharapkan peserta didik mampu menjelaskan hasil pengukuran dengan penulisan notasi ilmiah Melalui contoh yang diberikan diharapkan peserta didik mampu membedakan bilangan penting dengan bilangan eksak dengan benar Melalui soal yang diberikan diharapkan peserta didik mampu menganalisa aturan angka penting pada penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian

6. MATERI PEMBELAJARAN PRINSIP 1) Nama alat-alat ukur =>

Massa : neraca ohaus (timbangan), Panjang : mistar Diameter dalam/ luar benda (besaran panjang) : jangka sorong Ketebalan benda (besaran panjang) : mikrometer sekrup Waktu : stopwatch

2)

Ketelitian

(ketidakpastian)

dalam

pengukuran

adalah

ukuran

ketepatan yang dapat dihasilkan dalam suatu pengukuran dan berhubungan dengan skala terkecil dari alat ukur yang digunakan dalam pengukuran. Ketepatan (akurasi) adalah suatu aspek pengukuran yang menyatakan kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran sama pada pengukuran berulang. Dalam pengukuran dibutuhkan : ketelitian dan ketepatan

3)

Ketelitian mistar :

Panjang skala 30 cm untuk mengukur besaran panjang Jarak antara dua gores berdekatan pada mistar (skala terkecil mistar) adalah 1 mm atau 0,1 cm Ketelitian mistar adalah setengah dari skala terkecilnya, jadi : x 1 mm = 0,5 mm atau 0,05 cm

4)

Ketelitian jangka sorong :

Mengukur diameter cincin, diameter kelereng Jangka sorong terdiri dari rahang tetap dan rahang geser dengan 2 skala yaitu skala utama dan nonius Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, jadi beda satu skala nonius dengan satu skala utama adalah 0,1 cm - 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm Skala terkecil jangka sorong adalah 0,01 cm atau 0,1 mm Ketelitian jangka sorong adalah setengah dari skala terkecilnya, jadi : x 0,1 mm = 0,05 mm atau 0,005 cm

5)

Ketelitian mikrometer sekrup :

Mengukur lembar uang kertas, plat besi, diameter kawat tipis Skala utama pada selubung dalam dan skala nonius pada selubung luar Rahang geser dan selubung luar maju mundur 0,5 mm Selubung luar memiliki 50 skala, maka : 0,5 mm/ 50 skala = 0,01 mm Skala terkecil mikrometer sekrup adalah 0,01 mm atau 0,001 cm Ketelitian mikrometer sekrup adalah setengah dari skala terkecilnya, jadi : x 0,01 mm = 0,005 mm atau 0,0005 cm

6)

Ketelitian stopwatch :

Stopwatch terdiri dari 2 : digital dan analog Pada stopwatch analog, jarak antara dua gores panjang yang ada angkanya adalah 2 sekon. Jarak itu dibagi atas 20 skala Skala terkecil stopwatch adalah 2/20 = 0,1 sekon Ketelitian stopwatch adalah setengah dari skala terkecilnya, jadi : x 0,1 sekon = 0,05 sekon

7)
8)

Kesalahan (error) adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai

benar (xo). Penyebab kesalahan dalam pengukuran : Kesalahan kalibrasi kurang tepatnya pembubuhan nilai pada garis skala pada saat pembuatannya Kesalahan titik nol titik nol skala tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk sebelum melakukan pengukuran Kesalahan komponen melemahnya pegas yang digunakan atau terjadi gesekan antara jarum dengan bidang skala Kesalahan paralaks arah pandang saat membaca nilai skala yang tidak tepat 3 macam kesalahan pada pengukuran: Keteledoran : keterbatasan pengamat, kurang terampil memakai alat, kekeliruan pembacaaan skala Kesalahan acak : adanya fluktuasi yang halus pada kondisi pengukuran

9)

Kesalahan sistematis : kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan pegas, gesekan, paralaks Hasil pengukuran suatu besaran dilaporkan : x = x o x

Ket : x = hasil pengukuran (nilai pedekatan)

xo = nilai benar x = ketidakpastian Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja Pengukuran berulang adalah pengukuran beberapa kali dimana nilai xo dapat didekati dengan nilai rata-rata

x , yaitu :
= x1 + x2 + ... + xN N

x=

x
N

Ketidakpastian dapat dinyatakan dengan simpangan baku :

1 Sx = N

N xi ( xi )
2

N 1

Ketidakpastian relatif =

x x100% x

Makin kecil ketidakpastian relatif, makin tinggi ketelitian pengukuran 10) Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil

pengukuran, yang terdiri dari angka eksak dan satu angka terakhir yang ditaksir (atau diragukan) 11) Notasi ilmiah digunakan pada penulisan hasil pengukuran benda a,....x 10 n Ket : a = bilangan asli (1 sampai 9) = bilangan penting n = eksponen (bilangan bulat) 10n = orde besar Cth : - 0,000 000 000 000 000 000 678 = 6,78 x 1018 6,78 adalah bilangan penting 1018 adalah orde besar 12) pengukuran Bilangan eksak adalah bilangan yang sudah pasti diperoleh dari kegiatan membilang (menghitung) 13) Aturan angka penting : Bilangan penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil yang sangat besar atau sangat kecil, dinyatakan sebagai berikut :

Semua angka bukan nol adalah angka penting Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol adalah

angka penting Angka nol yang terletak pada deretan akhir dari angka-angka yang Angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal adalah Bilangan puluhan, ratusan, ribuan yang memiliki angka nol pada ditulis di belakang koma desimal adalah angka penting bukan angka penting deretan akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah

Aturan penjumlahan dan pengurangan :

Hasil hanya boleh mengandung satu angka taksiran (angka terakhir) Jumlahkan 273,219 g ; 15,5 g ; 8,43 g 273,219 g 9 angka taksiran 15,5 g 5 angka taksiran 8,43 g 3 angka taksiran 297,149 = 297,1 g karna hanya boleh mengandung 1 angka taksiran

Kurangi 297,15 m dengan 13,5 m 297,15 m 5 angka taksiran 13,5 m 5 angka taksiran

283,65 m = 283,7 m karna hanya boleh mengandung 1 angka taksiran

Aturan perkalian dan pembagian :


Bulatkan hasil hingga memiliki banyak angka penting yang sama dengan salah satu bilangan yang terlibat dalam operasi, yang memiliki angka penting paling sedikit

Perkalian 0,6283 cm x 2,2 cm 0,6283 (4 AP) x 2,2 (2 AP) = 1,38226 cm2 = 1,4 cm2 (2 AP)

Pembagian 4,554 x 105 kg : 3,00 x 102 m3

4,554 x 105 kg (4 AP) : 3,00 x 102 m3 (3 AP) = 1,518 x 102 kg/m3 = 1,52 x 102 kg/m3 (3 AP) Hasil perkalian/ pembagian antara bilangan penting dan bilangan eksak hanya boleh memiliki angka penting sebanyak angka penting pada bilangan pentingnya.

7. ALOKASI WAKTU Tatap Muka : 2 x 45 menit = 90 menit (1 x pertemuan) Tugas Terstruktur : 50 % 90 = 45 menit

Tugas pertemuan 2 : ukurlah waktu untuk 10 ayunan pada kelereng yang diikat dengan tali kemudian diayunkan jika alat ukur yang diberikan adalah stopwatch dan arloji. Manakah alat yang anda pilih ? Mengapa ? dan tulis hasil pengukuran di buku latihan

8. METODE PEMBELAJARAN
Model Metode

: - Direct Instruction (DI) : - Ceramah - Tanya Jawab

9. KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN PERTAMA

Kegiatan A. Kegiatan Awal 1. Ketua kelas menyiapkan kelas, dan memimpin Doa

Waktu 10 mnt

(menunjukkan bahwa pelajaran itu adalah ibadah). 2. Pendidik memperhatikan kehadiran peserta didik

(membangun rasa kepedulian antara pendidik dengan peserta didik dan sesama peserta didik). 3. Motivasi dan Apersepsi

a.

Pernahkah

kamu

mengukur

suatu

benda? Dapatkah kamu menentukan ukuran suatu benda dengan tepat dengan hanya melihat benda tersebut ? (misalnya panjang buku) b. Apa yang dimaksud dengan mengukur ? (membandingkan sesuatu yang diukur dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan) c. ketahui ? 4. Pengetahuan Prasyarat Alat-alat ukur apa saja yang telah kamu

Memahami konsep pengukuran yang telah dipelajari di SLTP 5. Menginformasikan tujuan Pembelajaran.

B. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi a. Peserta didik (dibimbing oleh pendidik) menjelaskan namanama alat ukur sesuai dengan besaran yang diukur b. Pendidik menjelaskan ketelitian mistar c. Pendidik menjelaskan ketelitian jangka sorong d. Pendidik menjelaskan ketelitian mikrometer sekrup e. Pendidik menjelaskan ketelitian stopwatch

70 mnt

f. Pendidik mengajak peserta didik untuk menemukan defenisi


kesalahan (error) dan penyebab kesalahan dalam pengukuran 2. Elaborasi a. Peserta didik mendiskusikan tiga macam kesalahan pada pengukuran b. Peserta didik (dibimbing oleh pendidik) menjelaskan

Kegiatan perbedaan pengukuran tunggal dan pengukuran berulang c. Pendidik membimbing peserta didik untuk menggunakan fomulasi pengukuran tunggal dan berulang beserta hasil pelaporan pengukuran dalam menyelesaikan soal-soal (dalam praktikum) d. Peserta didik (dibimbing oleh pendidik) mendefenisikan angka penting e. Pendidik f. Peserta menjelaskan didik penulisan oleh notasi pendidik) ilmiah dalam pengukuran (dibimbing menjelaskan perbedaan bilangan penting dengan bilangan eksak g. Pendidik menjelaskan aturan angka penting dan peserta didik menerapkannya dalam penyelesaian soal-soal penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Waktu

3.

Konfirmasi a. Guru memberikan alat penguatan alat ukur, dan penekanan tentang dan

ketelitian

pengukuran

tunggal

pengukuran berulang serta angka penting b. Guru memberikan bantuan terhadap peserta didik kegiatan elaborasi. c. Guru memberikan ulasan sekaligus meluruskan hal - hal yang keluar dari konsep dan konteks pembahasan. 10 mnt yang

belum mampu menyelesaikan tugas yang diberikan dalam

C. Kegiatan Penutup a. b. c. didik Pendidik bersama peserta didik bersama-sama membuat kesimpulan Pendidik memberikan evaluasi pada peserta didik Pendidik memberikan tugas rumah kepada peserta untuk mengetahui daya serap materi yang baru saja dipelajari

10

10. SUMBER BAHAN DAN ALAT 1. Sumber : a. Erlangga, Buku Fisika Kelas X, Jakarta, 2007 b. Ngadiyo, Potret Fisika, PT Widya Grafika, Surakarta, 2007 c. Kanginan Marthen, Seribu Pena Fisika Kelas X, Jakarta, 2006 2. a. b. ukur c. micrometer sekrup, stopwatch (jika tersedia) Mistar, jangka sorong, Bahan/Alat CD pembelajaran Gambar gambar alat

11. PENILAIAN a. Prosedur : 1. Penilaian proses belajar mengajar. 2. Penilaian hasil belajar. b. Teknik Peniaian : 1. Unjuk kerja 2. Tes tertulis c. Bentuk Instrumen : 1. Tes Pilihan ganda 2. Tes Uraian d. Instrumen / Alat Penilaian : 1. Soal Pilihan ganda 2. Soal uraian

11

SOAL UJIAN A. Tes obyektif Diameter cincin dapat diukur dengan menggunakan. A. Mistar B. Jangka sorong No 1 Kunci B. Jangka sorong C. Barometer D. Mikrometer sekrup Skor 1 E. Jangka

Skala terkecil dari mistar adalah.... A. 0,05 mm B. 0,005 mm No 2 Kunci E. 1 mm C. 0,0025 mm D. 0,1 mm Skor 1 E. 1 mm

Ketidakpastian jangka sorong adalah setengah dari skala terkecilnya, yaitu.... A. 0,01 cm B. 0,001 cm No 3 C. 0,05 cm D. 0,005 cm Kunci D. 0,005 cm Skor 1 E. 0,0025 cm

12

Gambar diatas ini adalah mikrometer sekrup, tentukanlah bagian-bagian dari alat ukur tersebut (1,2, dan 3).... A. Rahang geser, selubung, selubung luar B. Rahang geser, rahang tetap, selubung C. Rahang tetap, selubung luar, selubung D. Rahang tetap, skala utama, selubung E. Rahang tetap, selubung, roda bergigi No 4 Kunci A. Rahang geser, selubung, selubung luar Ketelitian dari mikrometer sekrup adalah.... A. 0,005 cm B. 0,0005 cm No 5 6. Kunci B. 0,0005 cm C. 0,01 cm D. 0,001 cm Skor 1 E. 0,0025 cm Skor 1

Stopwatch terbagi atas dua bagian, yaitu stopwatch analog dan

stopwatch digital. Ketelitian dari stopwatch analog adalah.... A. 0,05 sekon B. 0,005 sekon No 6 Kunci A. 0,05 sekon C. 0,0005 sekon D. 0,1 sekon Skor 1 E. 0,01 sekon

B. Tes essay

13

1. Apa yang dimaksud kesalahan (error) dalam pengukuran ? Sebutkan tiga


penyebab terjadinya kesalahan dalam pengukuran tersebut ! No 1 Kunci Ketelitian (ketidakpastian) dalam pengukuran suatu skala pengukuran terkecil dari dan alat berhubungan ukur yang 2 Skor

adalah ukuran ketepatan yang dapat dihasilkan dalam dengan

digunakan dalam pengukuran. Tiga penyebab kesalahan dalam pengukuran, 1

yaitu : kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan paralaks TOTAL SKOR : 3 2. Sebutkan tiga kesalahan yang terdapat dalam pengukuran ! Jelaskan ! No 2 Keteledoran skala Kesalahan acak : adanya fluktuasi yang halus pada kondisi pengukuran Kesalahan paralaks TOTAL SKOR : 3 sistematis : kesalahan kalibrasi, 1 Kunci : keterbatasan pengamat, kurang Skor 1

terampil memakai alat, kekeliruan pembacaaan

kesalahan titik nol, kesalahan pegas, gesekan,

3. Sebuah benda diukur dengan jangka sorong, ketidakpastian yang diperoleh dari
alat tersebut adalah 0,005 cm. Jika pada pengukuran, skala utama menunjukkan

14

angka 2,1 cm dan garis nonius yang tepat berimpit dengan garis pada skala utama adalah garis kelima. Tentukanlah hasil laporan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong ! No 3 Kunci Dik : x = 0,005 cm, skala utama = 2,1 cm Garis nonius = skala 5 Dit : hasil laporan pengukuran ? Jawab : xo = 2,1 cm + 5 x 0,01 cm = 2,15 xo harus dinyatakan dengan 3 desimal maka, xo = 2,150 cm sehingga hasil pengukuran jangka sorong dapat dilaporkan sebagai berikut : 2 Skor 1

panjang L = xo x L = (2,150 0,005) cm 2 TOTAL SKOR : 5 4.

Gambar disamping adalah mikrometer sekrup. Berapa hasil ukurnya, lengkap dengan ketidakpastiannya ?

No 4

Kunci Dik : Skala utama = 14,00 mm

Skor 1

15

Skala putar = 0,25 mm Dit : hasil ukur dan x ? Jawab : xo = 14,00 mm + 0,25 mm = 14,25 mm xo harus dinyatakan dengan 3 desimal maka, xo = 14,250 mm x = 0,005 mm 1 TOTAL SKOR : 4 2

5. Apa yang dimaksud dengan angka penting ? No 5 Kunci Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang terdiri dari angka eksak dan satu angka terakhir yang ditaksir (atau TOTAL SKOR : 1 6. Tulislah hasil-hasil pengukuran berikut dalam notasi ilmiah. Sebutkan juga bilangan penting dan orde besarnya ! a. 357 s b. 67750,6 kg c. 0,008 kg diragukan) Skor 1

No 6 a. 357 s = 3,57 x 102 s

Kunci (eksponen +)

Skor 1

bilangan penting = 3,57

16

orde besar

= 102 (eksponen +) 1

b. 67750,6 kg = 6,77506 x 104 kg bilangan penting = 6,77506 orde besar = 104 c. 0,008 kg = 8 x 10-3 kg bilangan penting = 8 orde besar = 10-3

(eksponen -) 1 TOTAL SKOR : 3

7. Jelaskan perbedaan bilangan penting dengan bilangan eksak !

No 7

Kunci - Bilangan penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran - Bilangan eksak adalah bilangan yang sudah pasti diperoleh dari kegiatan membilang (menghitung)

Skor 1

TOTAL SKOR : 2

8. Tentukan nilai penjumlahan dan pengurangan berikut dalam notasi ilmiah !

a. 3 x 106 m + 5 x 106 m b. 7,4 x 10-3 m 2,8 x 10-3 m

17

No 8

Kunci

Skor 1

a.

3 x 106 m + 5 x 106 m = (3+5) x 106 = 8 x 106 m

b. 7,4 x 10-3 m 2,8 x 10-3 m = (7,4 2,8) x 103

= 4,6 x 10-3 m TOTAL SKOR : 2

9. Hitung operasi perkalian atau pembagian bilangan-bilangan berikut ! a. 2,5 m x 3,14 m

b. 323,75 N : 5,0 m2

No 9 a. (2AP)

Kunci 2,5 m x 3,14 m = 7,85 m = 7,9 m

Skor 1 1

b.
Nm-2

323,75 N : 5,0 m2 = 64,75 Nm-2 = 65 TOTAL (2 AP) SKOR : 2

10. Lima siswa diukur tingginya. Hasil pengukuran adalah 155 cm, 159 cm, 165 cm,
168 cm dan 174 cm. Hitung tinggi rata-rata dengan aturan angka penting !

No 10

Kunci Dik : Hasil pengukuran tinggi : 155 cm, 159 cm, 165

Skor 1

18

cm, 168 cm, 174 cm Dit : tinggi rata-rata ? Jawab : Tinggi rata-rata =

155 + 159 + 165 + 168 + 174 5 821 5

1 TOTAL SKOR : 3

= 164,2 cm = 164 cm Hasil dibulatkan sampai tiga angka agar sama dengan banyak angka penting pada hasil pengukuran tinggi

JUMLAH SOAL 16

SKOR TOTAL/MAKSIMAL 34

Jumlah nilai =

x 100

Penskoran Nilai Afektif (dilihat dari keaktifan diskusi kelompok) Format Pengamatan : No Nama Siswa 1 Pengamatan 2 3 4 Jumlah

19

1 2 3 4 5 Keterangan Pengamatan : 1. Peranan dalam kelompok 2. Kemampuan bertanya 3. Kemampuan mengeluarkan pendapat 4. Kerjasama dalam kelompok Penilaian dalam pengamatan 0 - 3 Penskoran nilai Afektif 1. 1 4 2. 5 8 3. 9 12 = Rendah = Sedang = Tinggi

Format untuk Refleksi : Berilah tanda pada kolom yang cocok dengan pemahaman anda ! No 1 Materi Ketelitian mistar Mengerti Kurang mengerti Tidak mengerti Alasan

20

2 3

Ketelitian jangka sorong Ketelitian micrometer sekrup

Pengukuran tunggal dan berulang

Angka penting

Bukittinggi,.. Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Bidang Studi

Drs. F i k r i NIP. 19650705 199512 1 001

Santi Asrial , S.Pd NIP. -

21

Anda mungkin juga menyukai