Anda di halaman 1dari 72

CARA MUDAH BELAJAR

FISIKA
Materi Pembelajaran Fisika
Kelas X Semester 1

Disusun oleh:

Drs. Ign. Yoseph Eko sunaryo

Cetakan pertama
Jember, Juni 2010

Cara mudah belajar Fisika

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Materi pembelajaran Fisika


Kelas X Semester 1
Cetakan ke dua

Disahkan untuk digunakan di SMAK Santo Paulus Jember


oleh:
Kepala Sekolah SMAK Santo Paulus Jember

A. Denny Cahyo S., S.S., M.Sc.

Cara mudah belajar Fisika

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
limpahan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan buku panduan
belajar Fisika yang kami beri judul Cara Mudah Belajar Fisika.
Melalui buku yang sangat sederhana ini penulis menekankan pada
pemahaman akan konsep fisika dan bukan pada rumus fisika yang ada.
Dengan memahami konsep fisika, murid diharapkan dapat menemukan
sendiri cara penyelesaian soal-soal fisika meskipun tidak ingat rumusnya.
Buku

ini

disusun

berdasarkan

Standar

Kompetensi

dan

Kompetensi Dasar yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Buku ini juga dilengkapi dengan soal-soal latihan yang sebagian
besar diambil dari soal-soal Ulangan Akhir Semester di SMAK Santo
Paulus untuk membantu murid-murid mempersiapkan Ulangan akhir
Semester.
Semoga buku yang jauh dari sempurna ini bermanfaat bagi para
murid dalam memahami konsep-konsep fisika, sehingga dapat memiliki
pemahaman yang benar tentang Fisika. Penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan buku ini.

Jember, Juli 2012


Penulis

Cara mudah belajar Fisika

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

STANDAR KOMPETENSI
DAN KOMPETENSI DASAR FISIKA
(sesuai dengan Permendiknas no 23 tahun 2006)
Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1. Menerapkan konsep
besaran fisika dan
pengukurannya

1.1. Mengukur besaran fisika (massa,


panjang, dan waktu)

2. Menerapkan konsep dan


prinsip dasar kinematika
dan dinamika benda titik

2.1. Menganalisis besaran fisika pada


gerak dengan kecepatan dan
percepatan konstan.

1.2. Melakukan penjumlahan vektor

2.2. Menganalisis besaran fisika pada


gerak melingkar dengan laju
konstan.
2.3. Menerapkan Hukum Newton
sebagai prinsip dasar dinamika
untuk gerak lurus, gerak vertikal,
dan gerak melingkar beraturan.

Cara mudah belajar Fisika

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Daftar Isi

BAB I

Pengukuran, Besaran, dan Satuan

BAB II

Gerak Lurus

6
30

BAB III Gerak Melingkar

44

BAB IV Dinamika Gerak (Hukum Newton)

56

Cara mudah belajar Fisika

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

BAB I

PENGUKURAN, BESARAN DAN SATUAN


1.

Pengukuran, Besaran, dan Satuan


Pengukuran = pekerjaan mengukur, memerlukan alat ukur.
Contoh :
panjang meja diukur dengan mistar = 80 cm
waktu tempuh mobil diukur dengan arloji = 30 menit
massa gula diukur dengan neraca = 5 kg
Panjang, waktu, dan massa (yang diukur) disebut besaran;
sedangkan cm, menit, dan kg disebut satuan (untuk menyatakan nilai
suatu besaran).
Besaran-besaran dalam Fisika dikelompokkan menjadi 2 (dua) :
Besaran Pokok dan Besaran Turunan.

2.

Besaran Pokok, Dimensi dan Sistem Satuan


Besaran Pokok : Besaran yang tidak dapat dinyatakan sebagai
besaran lain, tetapi justru dapat digunakan untuk menyatakan
besaran-besaran yang lain.
Untuk membedakan besaran yang satu dengan besaran yang lain
digunakan lambang Dimensi.
Ada 7 (tujuh) besaran pokok dalam Fisika:
Besaran
Panjang
Massa
Waktu
Suhu
Kuat arus listrik
Intensitas cahaya
Jumlah zat

Satuan (SI)
Meter (m)
Kilogram (kg)
Detik/sekon (s)
Kelvin (K)
Ampere (A)
Candela (Cd)
mol

Dimensi
L
M
T

I
J
N

Sistem Satuan : Satuan yang telah ditetapkan untuk menyatakan


secara seragam nilai suatu besaran.
Cara mudah belajar Fisika

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Pada awalnya (Fisika Klasik) hanya dikenal ada 3 (tiga) besaran


pokok (panjang, massa dan waktu) dengan berbagai sistem satuan :
sistem MKS (meter, kilogram, sekon)
sistem cgs (centimeter, gram, sekon)
sistem fps (feet, pounds, seconds)
Setelah diketahui adanya besaran-besaran pokok yang lain, maka
ditetapkan sistem Satuan Internasional (SI) seperti pada tabel di atas.
Besaran yang berdimensi sama dikatakan sebagai besaran-besaran
yang sejenis. dan dapat dinyatakan dengan satuan yang sama.
Untuk menyatakan nilai besaran yang sangat kecil/sangat besar
digunakan awalan satuan sbb:
Awalan
Terra (T)
Giga (G)
Mega (M)
Kilo (K)
Hekto (h)
Deka (da)

Kelipatan
1012
109
106
103
102
101

Awalan
desi (d)
centi (c)
milli (m)
mikro ()
nanno (n)
piko (p)
femko (f)
atto (a)

Kelipatan
10 -1
10-2
10-3
10-6
10-9
10-12
10-16
10-19

Contoh:

125 KV (Kilo Volt) = 125 103 V = 125.000 volt, bisa


ditulis 1,25 105 V.
4,7 nF (nanno Farad) = 4,7 109 Farad.
3.

Besaran Turunan.

Besaran Turunan : Besaran yang diturunkan dari besaran-besaran


pokok.
Contoh besaran pokok dan satuannya
- Luas = m2
- Volume = m3
- massa jenis =

kg
m2

Cara mudah belajar Fisika

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

- kecepatan = m
- percepatan =
- gaya = kg. m

s
m

s m
s2
s

s2

= Newton (N)

- usaha/energi = N.m = kg. m

kg. m

J
=
s
- momentum = kg. m
- daya/power =

s
- Impuls = N.s = kg. m
- tekanan =

s2

.m = kg. m

s 2 = kg. m 2

.s = kg. m

s3

s2

= Joule (J)

= Watt

N
= Pascal (Pa)
m2

Tugas 1.1 :
Turunkan Dimensi dari besaran-besaran turunan yang dipakai pada
contoh di atas.

4.

Notasi Eksponensial/Notasi Ilmiah


Bilangan yang menunjukkan nilai suatu besaran Fisika ada yang
sangat kecil dan juga ada yang sangat besar, sehingga menyulitkan
penulisannya. Oleh karena itu lalu digunakan cara penulisan dengan
Notasi Ilmiah/Notasi Eksponensial yang bentuk umumnya: a 10n,
dengan ketentuan: a adalah bilangan antara 1 sampai dengan kurang
dari 10 (1 a < 10) dan n = bilangan bulat.
Contoh:
massa atom Hidrogen = 0,0000000000000000000000000016 kg,
ditulis 1,6 1027 kg.
diameter bumi = 12.800.000 meter, ditulis 1,28 107 meter.
Notasi ilmiah juga mempermudah cara menghitung, misalnya:

Cara mudah belajar Fisika

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Atom Hidrogen bergerak dengan kecepatan 2.000.000 m/s


(mendekati kecepatan cahaya). Energi kinetik yang dimiliki atom
Hidrogen tersebut sebesar:
EK 1 .m.v 2
2
2
1
EK 1,6 1027 2 108
2
1
EK
1,6 10 27 4 1016
2
EK 3,2 1011 Joule

5.

Pengukuran dan Ketelitian Alat Ukur


Mengukur = membandingkan suatu besaran dengan satuannya.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur.
Beberapa contoh alat ukur :
alat ukur panjang : mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup.
alat ukur massa : neraca pegas, neraca OHauss.
alat ukur waktu : arloji, stop watch.
alat ukur listrik : amperemeter, voltmeter.
Hasil pengukuran dapat dibaca dari skala yang ada pada alat ukurnya.
Berikut ini disajikan cara membaca beberapa alat ukur yang banyak
digunakan di SMA.
a) Membaca skala mistar.
Pada saat membaca skala pada mistar harus diperhatikan skala
terkecilnya, yaitu nilai dari dua garis skala terdekat. Ketelitian
mistar = setengah dari skala terkecilnya.
Gambar berikut menunjukkan sepotong kayu yang diukur dengan
menggunakan mistar dengan skala terkecil 1 mm.

Hasil pengukurannya adalah 126,0 mm atau 12,60 cm. Angka 0


(nol) yang paling belakang harus ditulis karena ketelitian alat
ukurnya 0,5 mm (satu angka di belakang koma untuk satuan mm).

Cara mudah belajar Fisika

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

b) Membaca skala jangka sorong.


Jangka sorong adalah alat ukur panjang dengan ketelitian 0,1 mm
atau 0,05 mm. Jangka sorong memiliki 2 (dua) skala, yaitu: skala
utama (seperti skala mistar dengan skala terkecil 1 mm) dan skala
nonius (vernier). Skala nonius inilah yang menentukan ketelitian
jangka sorong
Berikut ini diberikan gambar skala jangka sorong dengan skala
nonius yang berbeda:
Skala jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm:

Skala jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm:

Prinsip umum membaca hasil pengukuran dengan jangka sorong


adalah menambahkan angka pada skala nonius pada angka pada
skala utama.
Contoh:
skala utama yang dibaca =
skala yang tepat berada di
sebelah kiri 0 (nol) nonius
(dilingkari) = 33 mm (3,3
cm)
skala nonius yang dibaca =
skala yang garisnya berimpit dengan garis skala utama
(dilingkari) = 0,7 mm (0,07 cm)
Jadi hasil pengukuran = 33 + 0,7 = 33,7 mm (3,37 cm).
Cara mudah belajar Fisika

10

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

c) Membaca skala mikrometer sekrup.


Mikrometer sekrup alat ukur panjang dengan kecelitian 0,01 mm
(0,001 cm). Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur diameter
benda-benda yang berukuran kecil karena batas ukur maksimum
hanya 25 mm (2,5 cm).
Seperti halnya pada jangka sorong, mikrometer sekrup juga
memiliki skala utama (tetap) dan skala nonius. Dalam
pemakaiannya, skala nonius akan diputar (seperti sekrup). Skala
terkecil untuk skala utama adalah 0,5 mm; sedangkan untuk skala
nonius 0,01 mm. Cara pembacaan skala pada mikrometer sekrup
juga dengan menjumlahkan hasil pembacaan skala utama dan
skala nonius.
Contoh:
Skala utama yang dibaca
adalah skala utama yang
terakhir muncul, yaitu:
13,00 mm. Skala nonius
yang dibaca adalah skala
yang segaris dengan
garis tengah skala utama yaitu 0,43 mm. Jadi hasil pengukurannya
adalah 13,43 mm.

6.

Bilangan Penting dan Bilangan Pasti/Eksak


Bilangan yang diperoleh dari pengukuran, disebut dengan bilangan
penting dan angka-angka yang menyusunnya disebut angka penting.
Banyaknya angka penting suatu pengukuran ditentukan oleh
ketelitian alat ukurnya. Makin teliti alatnya, makin banyak angka
penting-nya.

Misal :
Pengukuran dengan mistar = 1,4 cm (2 a.p.), angka 1 pasti, angka
4 diragukan
Pengukuran dengan jangka sorong = 1,38 cm (3 a.p.), 1 dan 3
angka pasti, 8 diragukan.
Bandingkan dengan bilangan berikut :
banyaknya seluruh siswa kelas 1 = 287 orang.
angka 2, 8 dan 7 adalah angka yang pasti. Jadi 287 adalah
bilangan pasti/eksak.
Cara mudah belajar Fisika

11

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Catatan :
1,38 cm = 0,0138 m (tetap 3 angka penting)
7,4 m = 7400 mm (tetap 2 angka penting dan biasanya ditulis 7400
mm)

7.

Penulisan Hasil Pengukuran. (pengayaan)


Bilangan yang diperoleh dari pengukuran bukanlah bilangan
eksak/pasti, karena memiliki satu angka yang diragukan/angka
taksiran (angka terakhir). Oleh karena itu, dalam penulisan hasil
pengukuran sebaiknya dicantumkan tingkat ketelitian alat.
a. Untuk pengukuran yang hanya dilakukan 1 (satu) kali, hasilnya
ditulis dengan bentuk umum :
x x, di mana x = hasil pembacaan alat ukur dan x adalah
ketelitian alat ukur = 0,5 kali skala terkecil.
Contoh :
Pengukuran panjang dengan mistar, hasilnya 1,4 cm = 14 mm.
Hasil ditulis dengan (14 0,5) mm.
(0,5 mm = ketelitian mistar).
b. Untuk pengukuran berulang, hasilnya ditulis dengan bentuk
umum :
x x x dengan x = rata-rata pengukuran dan
x

1
n

n xi2 xi
n 1

n = banyaknya pengukuran
xi = hasil dari masing-masing pengukuran

8. Aturan Berhitung dengan Angka Penting.


a. Penjumlahan dan Pengurangan
Penjumlahan dan pengurangan bilangan penting hanya terjadi
antar bilangan hasil pengukuran besaran yang sejenis. Hasil
penjumlahan/ pengurangan harus dibulatkan sedemikian sehingga
hanya memiliki 1 (satu) angka diragukan.
Contoh :
Sebatang tiang yang panjangnya 2,84 meter dipasang vertikal
pada landasan setinggi 8,7 cm di atas tanah. Tinggi tiang diukur
dari tanah dapat dihitung sbb :
Cara mudah belajar Fisika

12

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

284
cm (angka 4 diragukan
8,7 cm (angka 7 diragukan)
+
292,7 cm (angka 2 dan 7 diragukan) Hasilnya harus
dibulatkan menjadi 293 cm
b. Perkalian/pembagian bilangan penting dengan bilangan eksak
Jika bilangan penting dikalikan/dibagi dengan bilangan eksak,
maka hasilnya harus dibulatkan sedemikian sehingga memiliki
angka penting sebanyak angka penting yang dimiliki oleh
bilangan pentingnya.
Contoh :
Sepotong besi yang panjangnya 2,77 meter dipotong menjadi 4
bagian yang sama panjang.
Panjang masing-masing bagian :
2,77
= 0,6925 meter, dibulatkan menjadi 0,693 meter (3 angka
4

penting), karena 2,77 meter memiliki 3 angka penting.

c. Perkalian/pembagian bilangan penting dengan bilangan penting


Jika bilangan penting dikalikan/dibagi dengan bilangan penting,
maka hasilnya harus dibulatkan sedemikian sehingga memiliki
angka penting paling sedikit.
Contoh :
Panjang segi empat = 12,6 cm (3 a.p.) dan lebarnya = 6,4 cm (2
a.p.).
Luas segi empat = 12,6 x 6,4 = 80,64 cm2 (4 a.p.), dibulatkan
menjadi 81 cm2 (2 a.p.).

9. Besaran Skalar dan Besaran Vektor


Besaran Skalar adalah besaran yang hanya memiliki besar/nilai saja,
mis. : massa, waktu, jarak, dsb.
Besaran Vektor adalah besaran yang selain memiliki nilai/besar, juga
memiliki arah, mis. : kecepatan, perpindahan, gaya, dsb.
Besaran vektor sering disebut dengan Vektor saja.

Cara mudah belajar Fisika

13

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

10. Notasi Vektor


Vektor digambarkan dengan anak panah.
= vektor AB ditulis AB atau AB
titik A disebut titik tangkap vektor.
Jika arah panah dibalik pada ujung, maka titik tangkapnya adalah B
dan vektornya dinamakan vektor BA atau BA, di mana BA = - AB,
artinya BA merupakan negatif/lawan dari AB dan sebaliknya.
= vektor F ditulis F atau F
Arah

panah

menggambarkan arah vektor,


menggambarkan besar vektor.

dan

panjangnya

Besar F = F = F = 20 N
Arah F membentuk sudut 30O terhadap garis X.

11. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor


Penjumlahan dan pengurangan vektor hanya dapat dilakukan antar
vektor sejenis. Hasil penjumlahan vektor dinamakan Resultan (R).
a. Penjumlahan dengan metode poligon.
Prinsip penjumlahannya adalah dengan menyambung vektorvektor yang dijumlahkan (lihat gambar)

Metode ini juga bisa digunakan untuk melukiskan resultan dari


banyak vektor (lebih dari 2 vektor).
Pengurangan vektor merupakan penjumlahan dengan negatif
vektor (lihat contoh berikut !)

Cara mudah belajar Fisika

14

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

b. Penjumlahan dengan metode jajaran genjang.


Kedua vektor yang akan dijumlahkan (F1 dan
F2) digambar setitik tangkap seperti gambar di
samping, lalu dibuat garis bantu yang sejajar
dengan kedua vektor pada ujung-ujung
vektornya, dan Resultan vektornya adalah R (lihat gambar)

Untuk latihan gambarkan resultan vektor yang merupakan hasil


pengurangan F1 dan F2.
Hasil penjumlahan vektor adalah berupa sebuah vektor yang
disebut Vektor Resultan (R). Vektor resultan dapat disebut
sebagai perpaduan dari vektor-vektor yang dijumlahkan.
Bagaimanakah menghitung resultan 2 (dua) buah vektor?
Untuk menghitung besar resultan dua buah vektor harus
menguasai beberapa hal, di antaranya:
- Perbandingan sisi segitiga siku-siku istimewa.

60

53

1
3

3
30O

45O

4
2

1
37O
2

- Hukum/persamaan Phytagoras: R a b

45

Contoh soal:
1. Diketahui 2 (dua) vektor gaya masing masing besarnya F1= 10 N
dan F2 = 20 N. Jika kedua vektor mengapit sudut 60O,
Hitung besar resultannya!

Cara mudah belajar Fisika

15

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan penjumlahan vektor, HARUS digambar
vektor dan resultannya. F1 = 10 N
C

10

60

F2 = 20 N

60

Dari gambar yang sudah dibuat, kita hitungdahulu panjang AB


dan BC. Dengan menggunakan perbandingan segitiga istimewa
kita dapat menemukan panjang AB = 5N dan BC = 5 3 N.
Resultan vektor (OC) dihitung dengan Pytagoras:
OC2 = OB2 + BC2

R OC 252 5 3

R 625 75 = 700 = 10 7 N.

40 N

2. Hitung besar resultan dua buah vektor yang saling tegak lurus,
jika besar vektor masing-masing 40 satuan dan 50 satuan!
Penyelesaian:

R 40 2 50 2 (langsung

phytagoras karena kedua vektor dan


resultannya membentuk segitiga sikusiku)

50 N

R 1600 2500
4100 = 10 41 satuan

R=

12. Penguraian Vektor


Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi 2 (dua) vektor atau lebih.

Penguraian vektor merupakan kebalikan dari


penjumlahan vektor.

Cara mudah belajar Fisika

16

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Jika contoh penjumlahan vektor pada no.10 dibalik prosesnya, maka


R diuraikan menjadi F1 dan F2. F1 dan F2 disebut komponenkomponen dari R.
Untuk latihan, cobalah Anda menggambarkan pasangan vektor yang
bisa menjadi komponen R.
Untuk menguraikan vektor, dibutuhkan acuan (sumbu X dan Y untuk
vektor dalam bidang, sumbu X, Y, dan Z untuk vektor dalam ruang).
Misal :
A diuraikan menjadi Ax dan Ay.
Ax = komponen A pada arah sumbu
X
Ay = komponen A pada arah sumbu
Y
Untuk menentukan besar masingmasing komponen bisa menggunakan
perbandingan segitiga seperti di
halaman 15.
Jika diketahui komponen-komponen
vektornya, maka besar dan arah vektornya dihitung dengan cara
menjumlahkan komponen-komponen vektor tersebut seperti contoh
no.2 subbab 11.
Contoh soal:
1. Hitunglah besar komponen X dan komponen Y masing-masing
vektor berikut ini, jika sudut yang diketahui selalu diukur dari
sumbu X- positif.
a. F = 50 N; = 30O
b. F = 40 N; = 120O
c. F = 80 N; = 220O
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan soal ini gambar vektor dapat dijadikan satu,
tetapi untuk memudahkan sebaiknya digambar sendiri-sendiri
sebagai berikut:

Cara mudah belajar Fisika

17

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Fx : Fy : 50 =

Fy

N
50

a. Dari gambar di samping dapat


dilihat perbandingan :

30

3 :1:2

Jadi Fx = 25 3 N dan Fy = 25 N

Fy

40
N

b. Pada gambar di samping, yang


digunakan dasar perbandingan adalah
sudut di dalam segitiga vektor (mis.
180-120 = 60O), jadi perbandingannya :

120

Fx : Fy : 40 = 1 : 3 : 2

Fx : Fy : 40 = 1 : 3 : 2

22
0

Fy

80

c. Pada gambar di samping, yang


digunakan dasar perbandingan adalah
sudut di dalam segitiga vektor (mis. 240180 = 60O)perbandingan :

Jadi Fx = -20 N dan Fy = 20 3 N


Fx harus menggunakan tanda (negatif) karena ke kiri.

Jadi Fx = -20 N dan Fy = 20 3 N


Fx harus menggunakan tanda (negatif) karena ke kiri.
2. Hitung besar vektornya, jika diketahui komponen-komponen
vektornya masing-masing:
a. FX = 50 N; FY = 50 N
b. FX = 60 N; FY = 80 N
Penyelesaian
a. F 502 502 =

2500 2500 = 25 2

b. F 60 2 80 2 =

3600 6400 = 10000 = 100

3. Perhatikan gambar vektor v berikut ini!


Jika diketahui 1 skala = 4 m/s,
tentukan besar v dan tangen sudut
arahnya!

Cara mudah belajar Fisika

18

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Penyelesaian:
komponen X = vX = 3 x 4 m/s = 12 m/s
komponen Y = vY = 3 x 4 m/s = 12 m/s
besar v = v = F 122 122 = 12 2 m/s
13. Vektor Satuan.
Vektor satuan adalah vektor yang arahnya sejajar sumbu simetri dan
besarnya 1 (satu) satuan.
i, vektor satuan searah sumbu X
j, vektor satuan searah sumbu Y
k, vektor satuan searan sumbu K
Karena sebuah vektor dapat diuraikan menjadi komponen-komponen
yang searah sumbu simetri, maka sebuah vektor dapat dituliskan
dalam bentuk vektor satuan.
Misal : A diuraikan menjadi Ax dan Ay, maka dapat ditulis :
A = Ax.i + Ay.j; di mana Ax = besar Ax dan Ay = besar Ay.
Untuk latihan, tuliskan vektor-vektor pada contoh soal subbab 12
dalam bentuk vektor satuan!
Penyelesaian:
1. a) F = 25 3 .i + 25.j
b) F = 20.i + 20 3 .j
c) F = 40 3 .i 40.j
2. a) F = .i + 50.j
b) F = .i + 80.j
3. F = .i + 12.j

14. Penjumlahan Vektor secara Analitis


Persamaan untuk menghitung resultan vektor seperti pada sub bab 11
hanya bisa digunakan untuk menghitung resultan dari 2 (dua) buah
vektor. Jika yang harus dijumlahkan lebih dari dua vektor,
bagaimanakah cara menghitung resultannya?
Cara mudah belajar Fisika

19

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Cara yang bisa dilakukan adalah dengan cara analitis yang terdiri atas
tahap-tahap:
Uraikan vektor-vektor yang akan dijumlahkan dengan
menggunakan acuan sumbu simetri X-Y.
Jumlahkan komponen-komponen vektor yang sejajar, sehingga
diperoleh:
Rx = resultan komponen yang sejajar sumbu X.
Ry = resultan komponen yang sejajar sumbu Y.
Besar resultan dapat dihitung dengan rumus :
R

Rx 2 R y 2

Arah resultan dinyatakan dengan sudut yang diukur dari sumbu


Ry
X-positif (), di mana : tan
Rx
atau menggunakan fungsi trigonometri yang lain (sinus, cosinus,
atau cotangen).
Penjumlahan analitis akan semakin mudah dipahami dan dilakukan
jika semua vektor ditulis dalam bentuk vektor satuan; karena
komponen X masing-masing vektor pasti menggunakan variabel i
dan komponen Y menggunakan variabel j. Jadi Rx dan Ry dapat
dihitung dengan menjumlahkan variabel yang sejenis.
Contoh soal:
Tiga buah vektor seperti pada gambar berikut ini:
Jika diketahui 1 skala
pada gambar mewakili
5 N, tentukan besar dan
arah resultan ketiga
vektor!
Penyelesaian:
Jika ditulis dengan
vektor satuan:
F1 = 4.i + 3.j
F2 = 4.i + 2.j
F3 = 3.i 2.j
R = F1 + F2 + F3 = 3.i + 3.j

Cara mudah belajar Fisika

20

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Besar R: R

R x 2 R y 2

3 2 3 2 = 3 2 5 N = 15 2 N

Ry

3
= =1
Rx
3
15. Perkalian Vektor (pengayaan)
Arah R: tan

a) Perkalian Vektor dengan Skalar, hasilnya sebuah vektor. Berlaku


pula untuk pembagiannya.
b) Perkalian Vektor dengan Vektor ada 2 (dua) macam, yaitu :
Perkalian Vektor dengan Vektor yang hasilnya Skalar, disebut
Perkalian Titik (Dot Product)

A B = C (skalar)
C = A.B cos , dengan = sudut antara A dan B
Perkalian Vektor dengan Vektor yang hasilnya Vektor,
disebut Perkalian Silang (Cross Product)
A B = C (vektor)
C = A.B sin , dengan = sudut antara A dan B
Arah C = tegak lurus A dan B.
SOAL LATIHAN PILIHAN GANDA
1. Kelompok alat ukur berikut ini yang beranggotakan alat ukur panjang
saja adalah .
A. mistar, jangka sorong, mikrometer skrup
B. mistar, jangka sorong, busur derajat
C. jangka, mistar, KWH-meter
D. dinamometer, mistar, jangka sorong
E. mistar, jangka sorong, neraca
2. Mistar dengan skala terkecil 1 mm dikatakan memiliki ketelitian .
A. 1,0 mm
D. 0,05 mm
B. 0,5 mm
E. 0,01 mm
C. 0,1 mm

Cara mudah belajar Fisika

21

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

3. Diketahui hasil pengukuran panjang yang menggunakan alat dengan


skala terkecil 0,1 mm adalah 53,4 mm. Dengan memperhitungkan
ketidakpastian pengukuran, maka hasil pengukuran tersebut dapat
ditulis sebagai .
A. (53,4 0,1) mm
D. (53,40 0,01) mm
B. (53,4 0,05) mm
E. (53,40 0,05) mm
C. (53,4 0,01) mm
4. Jika suatu pengukuran massa suatu beban menghasilkan nilai 25,8
gram, maka massa beban tersebut sebenarnya berkisar pada nilai .
A. 25,3 gram s.d 26,3 gram
B. 25,7 gram s.d 25,9 gram
C. 25,75 gram s.d 25,85 gram
D. 25,80 gram s.d 25,90 gram
E. 25,79 gram s.d 25,81 gram
5. Seseorang mengukur kuat arus listrik dengan alat ukur yang batas
ukur maksimumnya 20 mA. Pada garis skala yang angka
maksimumnya 100 mA, jarum amperemeter menunjuk skala 80.
Kuat arus listrik yang diukur sebesar .
A. 16 mA
D. 100 mA
B. 20 mA
E. 160 mA
C. 80 mA
6. A student takes the following of the diameter of a wire : 1,52 mm,
1,48 mm, 1,49 mm, 1,51 mm, 1,49 mm. Which the following would
be te best to express the diameter of wire in the students report ?
A. between 1,48 mm and 1,52 mm
D. (1,498 0,012) mm
B. 1,5 mm
E. (1,5 0,01) mm
C. 1,498 mm
7. Besaran-besaran di bawah ini yang merupakan kelompok besaran
turunan adalah ....
A. kecepatan, massa, suhu
B. usaha, daya, waktu
C. jumlah zat, kecepatan, kuat arus
D. tekanan, daya, luas
E. kuat arus, suhu, massa

Cara mudah belajar Fisika

22

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

8. Besaran-besaran berikut yang merupakan kelompok besaran vektor


adalah ....
A. luas, volume, gaya
B. massa, gaya, kecepatan
C. kecepatan, gaya berat, percepatan
D. momentum, jarak, suhu
E. perpindahan, laju, luas
9. Massa jenis suatu benda merupakan hasil bagi massa dengan
volumenya. Rumus dimensi massa jenis adalah ....
A. L T1
D. M L3
B. M T3
E. ML1
2
C. M L
10. Sepotong aluminium memiliki massa 134 gram dan volume 50 cm3.
Jika dihitung dengan aturan angka penting, maka massa jenisnya
adalah ... . (massa jenis = massa dibagi volume)
A. 2,6 gram/cm3
D. 2,70 gram/cm3
3
B. 2,68 gram/cm
E. 270 gram/cm3
3
C. 2,7 gram/cm
11. Dari pengukuran besaran-besaran fisika diperoleh hasil-hasil sebagai
berikut :
1) 0,00230 m
2) 2,45 gram
3) 1,00 x 104
4) 225 volt
Yang memiliki 3 angka penting adalah ....
A. 4) saja
D. 1), 2) dan 4) saja
B. 1) dan 3) saja
E. semuanya
C. 2) dan 4) saja
12. Gambar di bawah ini adalah skala sebuah jangka sorong.

Cara mudah belajar Fisika

23

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Hasil pengukuran dengan alat tersebut adalah ....


A. 10,00 cm
D. 93,35 mm
B. 9,35 cm
E. 93,10 mm
C. 3,35 cm
13. Gambar di bawah ini menunjukkan skala sebuah mikrometer sekrup
yang sedang digunakan untuk mengukur diameter sebuah bola kecil.

Hasil pengukuran diameter bola tersebut adalah ....


A. 0,35 mm
D. 4,32 mm
B. 4,35 mm
E. 4,82 mm
C. 4,85 mm
14. Dua vektor gaya masing-masing besarnya 12 N dan 5 N.
Resultan kedua vektor tersebut tidak mungkin sebesar N.
A. 6
D. 12
B. 7
E. 17
C. 10
15. Tiga buah vektor dapat membentuk resultan yang besarnya sama
dengan nol jika arah dan besarnya tertentu. Di antara pasangan besar
vektor berikut ini yang tidak mungkin menghasilkan resultan nol
adalah .
A. 15, 20, 25
D. 5, 10, 15
B. 30, 30, 70
E. 12, 15, 20
C. 6, 10, 10
Cara mudah belajar Fisika

24

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

16. Masing-masing gambar di bawah ini menunjukkan 3 (tiga) buah


vektor (a1, a2, dan a3) yang digambar membentuk segitiga.

(1)

(2)

(3)

Gambar yang menunjukkan persamaan vektor: a1 + a2 = a3 adalah


nomor .
A. 1, 2, dan 3
D. 2 dan 3 saja
B. 1 dan 2 saja
E. 3 saja
C. 1 dan 3 saja
17. Perhatikan gambar penjumlahan vektor cara poligon berikut ini!
Persamaan vektor yang sesuai dengan
gambar tersebut adalah .
A.
B.
C.
D.
E.

F1 + F2 + F3 = F4
F1 + F2 F3 = F4
F1 F2 + F3 = F4
F1 F2 F3 = F4
F1 + F2 + F3 = F4

18. Sebuah vektor diketahui memiliki besar 40 satuan dan membentuk


sudut terhadap sumbu X positif (tan = 0,75). Komponen X dan
komponen Y vektor tersebut berturut-turut sebesar .
A. 10 satuan dan 30 satuan
D. 24 satuan dan 32
satuan
B. 30 satuan dan 10 satuan
E. 40 satuan dan 10
satuan
C. 32 satuan dan 24 satuan
19. Vektor kecepatan v memiliki komponen X dan komponen Y
berturut-turut sebesar 12 m/s ke kiri dan 16 m/s ke atas.
Vektor tersebut dapat ditulis dengan vektor satuan .
A. v = 12.i + 16.j
D. v = 16.i 12.j
B. v = 12.i + 16.j
E. v = 16.i 12.j
C. v = 12.i 16.j
Cara mudah belajar Fisika

25

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

20. Diketahui sebuah vektor gaya: F = (20.i 15.j) N.


Besar vektor tersebut adalah N.
A. 5
D. 25
B. 15
E. 35
C. 20
21. Perhatikan dua vektor pada gambar berikut!

Resultan kedua vektor sebesar .


A. 100 N

D. 100 3 N
E. 100 5 N

B. 200 N
C. 100 2 N

22. Dua buah vektor akan menghasilkan resultan dengan nilai paling
besar jika kedua vektor membentuk sudut .
A. 0O
D. 90O
O
B. 30
E. 120O
O
C. 60
23. Dua buah vektor yang memiliki besar tidak sama memiliki resultan
jumlah sebesar R1 dan resultan selisih (hasil pengurangan) sebesar R2.
R1 dan R2 akan memiliki nilai yang sama jika kedua vektor
membentuk sudut sebesar .
A. 0O
D. 90 O
O
B. 30
E. 120 O
C. 60 O

Cara mudah belajar Fisika

26

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

24. Dua buah vektor sejenis X dan Y masing-masing memiliki besar 20


satuan dan 80 satuan.
Jika kedua vektor dikurangkan satu sama lain (X Y), maka resultan
terkecil yang bisa dihasilkan adalah sebesar satuan.
A. 0 (nol)
D. 80
B. 20
E. 100
C. 60
25. Perhatikan vektor-vektor yang besar dan arahnya digambarkan pada
kertas berpetak berikut ini.

Jika satu skala dalam petak tersebut mewakili 2 N, maka resultan


kedua vektor tersebut sebesar N.
A. 16
D. 22
B. 18
E. 24
C. 20

SOAL LATIHAN URAIAN


1. Bacalah skala jangka sorong dan mikrometer skrup pada masingmasing
gambar
berikut!
a)

b)
Cara mudah belajar Fisika

27

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

c)

2. Sebuah papan kayu memiliki panjang 45,27 cm dan lebar 8,34 cm.
Hitunglah luas papan kayu tersebut dalam SI dengan menggunakan
aturan angka penting.
3. Sebuah balok yang massanya 2,76 kg memiliki volume 55 cm3.
Hitunglah massa jenis balok tersebut dalam SI dengan menggunakan
aturan angka penting.
4. Hitunglah dengan menggunakan aturan angka penting !
a) 3,247 kg + 56,43 g
b) 132,47 g + 5,643 kg
c) (2,78 x 107) dm (4,3 x 108) cm
d) (2,78 x 108) cm (4,3 x 107) m
5. Isilah titik-titik di bawah ini dengan menggunakan notasi ilmiah
(notasi eksponensial) !
a) 780 mm = ...... km
b) 2500 MV = ...... mV
c) 3,5 km3 = ...... mm3
d) 35 cm2 = ...... km2
e) 5,6 g/cm3 = ....... kg/m3
f) 54 km/jam = ....... m/s
6. Diketahui sebuah vektor :
Jika diketahui besar F = 15 N dan 1 cm menggambarkan 5 N,
gambarkan :
a) F1 = 2F
b) F2 = F
c) F3 yang besarnya 40 N membentuk sudut 90O dengan F.
Cara mudah belajar Fisika

28

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

7. V1 besarnya 4 satuan searah dengan sumbu X-positif dan V2


besarnya 6 satuan membentuk sudut 120O terhadap sumbu X-positif.
Jika R = V1 + V2 :
a) Gambarkan R.
b) Hitung besar R dengan menggunakan rumus cosinus.
8. Vektor gaya F membentuk sudut 60O dengan sumbu X-positif. Jika
besar F = 20 N dan cos 60O = 0,5 :
a) tentukan komponen-komponen F.
b) tuliskan F dalam bentuk vektor satuan..
9. Perhatikan 3 (tiga) vektor berikut ini !

a) Tuliskan masing-masing vektor dalam bentuk vektor satuan!


b) Hitung besar resultan ketiga vektor!
10. Jika diketahui A = 2.i - 3.j dan B = -3.i - j.
Tentukan :
a) besar A.
b) A . B (perkalian skalar)
c) A B (perkalian vektor)

Cara mudah belajar Fisika

29

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

BAB II

GERAK LURUS
1. Pengertian Bergerak
Gerak bersifat relatif, artinya untuk menentukan gerak benda
dibutuhkan acuan/patokan.
Sebuah benda dikatakan bergerak bila posisi / kedudukan benda
berubah terhadap acuan.
Contoh: Seseorang menulis dengan menggunakan kapur di papan
tulis. Posisi kapur tetap berada pada jepitan jari tetapi
berpindah-pindah di papan tulis. Jadi kapur dikatakan
bergerak terhadap papan tulis, tetapi diam terhadap jari
orang yang menulis.
Gerak relatif akan dibahas lebih lanjut di kelas XII, dan untuk kelas X
digunakan acuan bumi yang dianggap diam.
Gerak Lurus adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus.

2. Jarak dan Perpindahan


Sebuah benda bergerak sepanjang garis lurus X, mula-mula dari A
kemudian menuju B dan dilanjutkan ke C, dan akhirnya berbalik arah
dan berhenti di C.

AB = 3 meter dan BC = 1 meter.


Benda dapat dikatakan mengalami 3 (tiga) kali perpindahan, yaitu:
perpindahan AB = 3 meter,
perpindahan BC = 1 meter,
perpindahan CB = 1 meter.
Jarak yang telah ditempuh benda = AB + BC + CB = 3 + 1 + 1 = 5 m.
Secara keseluruhan, benda berpindah dari A ke B. Jadi perpindahan
totalnya adalah AB yang besarnya hanya 3 meter.
Ternyata penjumlahan perpindahan dipengaruhi oleh arahnya. Berarti
perpindahan adalah besaran yang memiliki arah (termasuk vektor),
sedangkan jarak termasuk skalar.
Cara mudah belajar Fisika

30

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Jika hanya 1 (satu) gerak lurus saja (mis. AB), maka jarak tempuh
akan sama dengan besar perpindahan.

3. Kelajuan dan Kecepatan


Kelajuan = jarak tempuh tiap satu satuan waktu.
Kecepatan = perpindahan tiap satu satuan waktu.
Untuk satu gerak lurus, kelajuan sama dengan besar kecepatan.
Satuan kecepatan/kelajuan = m/s (SI).

4. Kecepatan rata-rata dan Kecepatan sesaat


Jika seseorang mengalami perpindahan lurus sebesar x dalam selang
waktu t, maka dia dikatakan bergerak dengan kecepatan rata-rata:
x
v
t
Kecepatan sesaat adalah kecepatan rata-rata untuk t sesaat (t
mendekati nol). Hal ini akan dibahas di kelas XI.

5. Gerak Lurus Beraturan


Benda dikatakan bergerak lurus beraturan jika benda memiliki
kecepatan yang tetap (konstan), artinya dalam selang waktu (t) yang
sama mengalami perpindahan (x) yang sama.
Jika benda yang bergerak dengan kecepatan tetap v, maka dalam
selang waktu t akan mengalami perpindahan sebesar:
x = v.t
dengan x = besar perpindahan = xt x0 dan sering dilambangkan
dengan s, sehingga sering ditulis dengan s = v.t.
Meskipun disediakan rumus, tetapi tidak harus selalu
menggunakan rumus, melainkan dengan konsep kecepatan, di
mana kecepatan konstan (tetap) 5 m/s, artinya setiap satu sekon
menempuh perpindahan 5 meter. (lihat contoh-contoh soal!)
Jika lintasan benda yang bergerak lurus beraturan dipotong-potong
berdasarkan selang waktu yang sama, maka akan diperoleh potonganpotongan lintasan yang panjangnya sama; dan apabila disusun berjajar
akan seperti gb 2.1a.
Cara mudah belajar Fisika

31

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

gb. 2.1a

gb. 2.1b

Susunan potongan lintasan tersebut membentuk grafik kecepatan


terhadap waktu (gb 2.1b).
Cobalah membuat grafik hubungan antara perpindahan (x) terhadap
waktu (t)

6. Percepatan (a)
Percepatan adalah perubahan kecepatan tiap satu satuan waktu.
v
a
t
Karena kecepatan adalah besaran vektor (memiliki besar dan arah),
maka percepatan ada 2 (dua) kemungkinan, yaitu:
Perubahan besar kecepatan tiap satu satuan waktu.
Perubahan arah kecepatan tiap satu satuan waktu.
Untuk Gerak Lurus, arah kecepatannya tidak berubah. Jadi percepatan
yang ada hanyalah perubahan besar kecepatan saja.
Jika percepatan searah dengan kecepatannya, maka gerak benda
dipercepat. Sebaliknya jika percepatan berlawanan arah dengan
kecepatannya, maka gerak benda diperlambat.

7. Gerak Lurus Berubah Beraturan


Benda dikatakan bergerak lurus berubah beraturan jika kecepatannya
berubah, tetapi perubahannya konstan/tetap (a = konstan).
Misalnya benda bergerak mula-mula dengan kecepatan v0, kemudian
kecepatannya berubah secara tetap/beraturan menjadi vt dalam selang
waktu t. Berarti v = vt v0 dan t = t.
v v0
v
a t
Percepatannya: a
atau v t v 0 a.t
t
t
Untuk menghitung perpindahannya (x), gunakan nilai tengah dari v0
dan vt sebagai kecepatannya.
Cara mudah belajar Fisika

32

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

x = v.t dengan v

vt v 0
v v0
, sehingga x t
2
2

.t

2v0 a.t .t
v0 a.t v0
.t =
2
2

Karena v t v 0 a.t , maka x

Jika dilanjutkan, maka akan diperoleh persamaan:

x v 0 .t 12 a.t 2
Jika nilai t tidak diketahui, maka dapat digunakan persamaan:

vt 2 v0 2 2.a.x
Seperti halnya pada Gerak Lurus Beraturan, maka GLBB juga bisa
diselesaaikan TANPA RUMUS, yaitu menggunakan konsep
kecepatan pada GLB dan konsep percepatan, di mana percepatan 3
m/s2 artinya setiap satu sekon kecepatannya berubah 3 m/s.
Tugas: Buatlah grafik (v-t) dan grafik (x-t) untuk gerak lurus
berubah beraturan.

8. Gerak Vertikal.

Gerak Vertikal adalah gerak lurus yang terjadi pada benda yang
dilempar vertikal (ke atas maupun ke bawah) dan gerak benda yang
jatuh bebas. Gerak benda ini termasuk gerak lurus berubah beraturan
(GLBB) yang percepatannya disebabkan oleh adanya gaya gravitasi
bumi. (tentang gravitasi bumi akan dibahas di kelas XI).
Percepatan gravitasi bumi (g) arahnya ke bawah (negatif), sehingga
untuk gerak vertikal, a = g.
Jarak tempuh/besar perpindahannya merupakan perubahan ketinggian
(y).
Jadi y = yt y0, di mana yt = ketinggian pada saat t
dan y0 = ketinggian awal.
Dengan demikian persamaan untuk gerak vertikal:
1

2
vt v0 g .t dan yt y0 v0 .t 2 g.t

Jika nilai t tidak diketahui, maka dapat digunakan persamaan:

vt 2 v0 2 2.g. yt y0
Cara mudah belajar Fisika

33

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Catatan penting:
1. Penyelesaian tanpa rumus gerak vertikal seperti GLBB.
2. Perhatikan arah kecepatan dan ketinggiannya
(atas + dan bawah ).
3. Untuk menentukan berapa ketinggiannya (y) harus ditetapkan
dahulu acuannya. Ketinggian acuan diberi nilai 0 (nol)
Tugas-tugas untuk pengayaan.
1. Jika sebuah benda dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal
tertentu, bagaimanakah kecepatan benda? Jelaskan!
2. Mengapa ketinggian benda yang dilempar vertikal ke atas itu ada
batas maksimumnya? Jelaskan!
3. Faktor apakah yang mempengaruhi ketinggian maksimum benda yang
dilempar vertikal ke atas? Jelaskan!
4. Gambarkan grafik perubahan kecepatan (sebagai vektor) dan grafik
perubahan besar kecepatan (kelajuan) benda yang dilempar vertikal ke
atas dengan kecepatan awal v0.
5. Jika sebutir batu yang dilempar vertikal ke atas kembali lagi ke tempat
semula setelah melayang 6 sekon, berapa lamakah waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai titik tertinggi lintasannya? Jelaskan!
Contoh Soal:
1. Mobil bergerak dengan kecepatan tetap 15 m/s selama 20 sekon.
Berapa jarak yang ditempuh mobil tersebut?
Penyelesaian:
tanpa rumus:
Kecepatan tetap 15 m/s, artinya setiap 1 sekon selalu menempuh
jarak 15 meter.
Jadi jarak yang ditempuh selama 20 sekon adalah: 15 x 20 = 300
m.
dengan rumus:
v = 15 m/s
t = 20 sekon
x = v.t
x = 15 x 20 = 300 m.

Cara mudah belajar Fisika

34

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

2. Seseorang menjalankan mobilnya mula-mula dengan kecepatan 5 m/s,


lalu dipercepat beraturan dan 10 sekon kemudian kecepatannya
menjadi 25 m/s.
a) Berapa besar percepatan mobil tersebut?
b) Hitung perpindahan yang dialami mobil selama dipercepat!
Penyelesaian:
Tanpa rumus:
a) Konsep percepatan adalah perubahan kecepatan tiap satu
satuan waktu. Perubahan kecepatannya dari 5 m/s menjadi 25
m/s = 20 m/s dalam waktu 10 sekon.
20 m/s
Jadi percepatan: a =
= 2 m/s2.
10 s
b) Kecepatan berubah dari 5 m/s sampai 25 m/s, rata-ratanya:
25 5
30
=
= 15 m/s, artinya mobil menempuh perpindahan
2
2
rata-rata 15 meter setiap sekon.
Jadi perpindahannya = 15 x 10 = 150 meter.
Dengan rumus:
v0 = 5 m/s
vt = 25 m/s
t = 10 sekon
v v0
25 5 m/s
a) percepatan: a t
=
= 2 m/s2.
t
10 s
1
b) Perpindahan: x v 0 .t 2 a.t 2
1

x = 5.10 + 2.2.(10)2

x = 50 + 100 = 150 meter.


3. Sebuah pesawat yang akan mendarat memiliki kecepatan 100 m/s saat
menyentuh landasan pacu. Jika panjang landasan yang tersedia adalah
2000 meter, berapakah perlambatan minimal yang harus diberikan
pada pesawat agar tidak keluar landasan?
Penyelesaian:
Tanpa rumus:
Kecepatan pesawat berubah dari 100 m/s menjadi 0 m/s (berhenti),
100 0
rata-ratanya:
= 50 m/s, artinya pesawat menempuh
2
Cara mudah belajar Fisika

35

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

perpindahan rata-rata 50 meter setiap sekon. Karena panjang


landasan yang tersedia 2000 meter, maka waktu yang tersedia
2000 m
untuk menghentikan pesawat maksimum:
= 40 sekon.
50 m/s
Kecepatan awal 100 m/s harus dihentikan dengan waktu maksimal
100 m/s
40 sekon, berarti perlambatannya:
= 2,5 m/s2.
40 s
Dengan rumus:
v0 = 100 m/s
vt = 0 m/s (berhenti)
x = 2000 m
Karena t tidak diketahui, maka bisa menggungkan rumus:

vt 2 v0 2 2.a.x
02 = 1002 + 2.a.2000
4000.a = 10000
10000
a=
= 2,5 m/s2.
4000

4. Sebutir batu dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal 40 m/s.


jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s2, hitunglah!
a) Waktu untuk mencapai tinggi maksimum.
b) Tinggi maksimum yang bisa dicapai batu.
Penyelesaian:
Tanpa rumus:
a) Pada saat batu di titik tertinggi lintasannya, kecepatannya = 0
(nol) karena berhenti sejenak untuk jatuh lagi. Percepatan
gravitasi 10 m/s2 menyebabkan kecepatan batu saat bergerak
naik berkurang 10 m/s setiap sekon. Jadi untuk berubah dari
kecepatan awal 40 m/s menjadi 0 (nol) di titik tertinggi butuh
waktu:
40
t=
= 4 sekon.
10
b) Kecepatan batu berubah dari 40 m/s menjadi 0 (nol), rataratanya 20 m/s, berarti setiap sekon batu naik rata-rata 20 m.
Jadi tinggi maksimum batu = 20 x 4 = 80 m.

Cara mudah belajar Fisika

36

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Dengan rumus
v0 = 40 m/s
vt = 0 m/s (berhenti)
a = 10 m/s2
a) vt v0 g .t
0 = 40 10.t
10.t = 40
40
T =
= 4 sekon.
10
1

b) yt y0 v0 .t 2 g.t 2
1
2

yt = 40.4 .10.42
yt = 160 80 = 80 m.
SOAL-SOAL LATIHAN PILIHAN GANDA
01. Seekor serangga bergerak dari B menuju A, lalu berbalik arah dan
bergerak lagi sampai akhirnya berhenti di C.
Besar perpindahan dan jarak yang ditempuh serangga berturut-turut
adalah ... .
A. 2 meter dan 3 meter
D. 3 meter dan 7 meter
B. 2 meter dan 5 meter
E. 7 meter dan 3 meter
C. 3 meter dan 2 meter
02. Untuk menempuh perjalanan dari kota A ke kota B yang jaraknya 36
km, seseorang membutuhkan waktu 0,5 jam. Laju rata-rata perjalanan
orang tersebut = ... .
A. 10 m.s-1
D. 36 m.s-1
-1
B. 18 m.s
E. 72 m.s-1
1
C. 20 m.s
03. Jika kereta api bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam dalam
selang waktu 0,5 menit, maka perpindahan kereta sebesar ... .
A. 36 meter
D. 36000 meter
B. 144 meter
E. 60000 meter
C. 600 meter
Cara mudah belajar Fisika

37

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

04. Seseorang berlari ke barat sejauh 60 meter dalam waktu 15 sekon,


kemudian belok ke utara dan berlari lagi sejauh 80 meter dalam
selang waktu 25 sekon. Besar kecepatan rata-rata dan kelajuan ratarata orang tersebut berturut-turut = ... .
A. 3,5 m/s dan 2,5 m/s
D. 4,0 m/s dan 3,2 m/s
B. 2,5 m/s dan 3,5 m/s
E. 3,6 m/s dan 7,2 m/s
C. 3,2 m/s dan 4,0 m/s
05. Bila benda bergerak lurus beraturan. maka ... .
A. kecepatan dan percepatannya berubah
B. kecepatannya berubah dan percepatannya tetap
C. kecepatannya nol dan percepatannya tetap
D. kecepatannya tetap dan percepatannya nol
E. kecepatan dan percepatannya nol
06. Grafik perpindahan (s) terhadap waktu (t) sebuah benda digambarkan
sebagai berikut :

1)
2)
3)
4)

Benda bergerak lurus beraturan.


Pada t = 10 sekon, perpindahannya 8,0 meter.
Pada t = 5 sekon, kecepatannya 0,8 m/s.
Percepatan benda = 0 (nol).

Pernyataan di atas yang benar adalah ... .


A. 1 dan 2 saja
D. 1, 2, dan 3 saja
B. 2 dan 4 saja
E. 1, 2, 3, dan 4
C. 1, 3, dan 4 saja

Cara mudah belajar Fisika

38

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

07. Pernyataan-pernyataan berikut ini tentang gerak lurus :


1) Benda yang bergerak lurus beraturan memiliki kecepatan yang
konstan.
2) Benda yang bergerak lurus beraturan memiliki percepatan yang
konstan.
3) Benda yang bergerak lurus berubah beraturan memiliki kecepatan
yang konstan.
4) Benda yang bergerak lurus berubah beraturan memiliki percepatan
yang konstan.
Pernyataan yang benar adalah ... .
A. 1 dan 2
D. 2 dan 3
B. 1 dan 3
E. 2 dan 4
C. 1 dan 4
08. Seseorang sedang mengemudikan sepeda motor, mula-mula dengan
kecepatan 5 m/s, lalu dipercepat selama 8 sekon menjadi
berkecepatan 25 m/s. Percepatan rata-rata sepeda motor orang
tersebut sebesar ... .
A. 0,625 m/s2
D. 6,25 m/s2
2
B. 2,50 m/s
E. 25,0 m/s2
2
C. 3,125 m/s
09. Mobil yang mula-mula melaju dengan 36 km/jam mendapat
percepatan 2 m.s2 selama 5 sekon. Setelah dipercepat, kecepatan
mobil menjadi ... .
A. 10 km/jam
D. 46 km/jam
B. 20 km/jam
E. 72 km/jam
C. 36 km/jam
10.
Sebuah benda bergerak sepanjang garis lurus X dari A ke B sejauh 10
m, terus ke C sejauh 4 m dan kemudian kembali lagi ke B.
Jika seluruh perjalanan memerlukan waktu 10 s, maka pernyataan
yang benar adalah ... .
A. kecepatan rata-rata 1,4 m/s
D. perpindahan totalnya nol
B. laju rata-rata 1,8 m/s
E. semua jawaban salah
C. jarak tempuhnya 24 m
Cara mudah belajar Fisika

39

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

11. Sebuah kereta api bergerak dengan kecepatan konstan 20 m/s selama
5 sekon. Besar perpindahan yang dialami kereta api tersebut adalah ...
.
A. nol
D. 20 m
B. 4 m
E. 100 m
C. 5 m
12. Donal Bebek sedang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan
konstan 20 m/s. Ketika dilihatnya ada sebatang pohon yang tumbang
pada jarak 100 m di depannya, dia langsung menginjak rem.
Supaya tidak menabrak pohon yang tumbang, maka rem harus
memberikan perlambatan kepada mobil minimal sebesar ... .
A. 0,2 m.s-2
D. 4 m.s-2
-2
B. 1 m.s
E. 5 m.s-2
2
C. 2 m.s
13. Perhatikan grafik-grafik berikut ini !

(1)
(2)
(3)
(4)
Di antara grafik tersebut yang menggambarkan gerak lurus dipercepat
beraturan adalah nomor ... .
A. 1 saja
D. 4 saja
B. 2 saja
E. 3 dan 4
C. 3 saja
Untuk soal nomor 15 s/d 18, gunakan grafik kecepatan terhadap waktu
dari sebuah benda yang bergerak pada lintasan lurus berikut ini !

Cara mudah belajar Fisika

40

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

15. Dari pernyataan-pernyataan berikut ini :


1) Benda mengalami percepatan selama 4 sekon pertama
2) Benda memiliki kecepatan maksimum pada t = 4 sekon
3) Pada t = 11 sekon benda diperlambat beraturan
4) Benda memiliki kecepatan konstan selama 10 sekon
Yang benar adalah ... .
A. 1 dan 3 saja
B. 2 dan 4 saja
C. 1 dan 2 saja

D. 3 dan 4 saja
E. 1, 2, 3, dan 4

16. Pada t = 9 sekon, kecepatan benda sebesar ... .


A. nol
D. 15 m/s
B. 5 m/s
E. 20 m/s
C. 10 m/s
17. Pada t = 2 sekon, benda mengalami percepatan sebesar ... .
A. nol
D. 10 m/s2
2
B. 2 m/s
E. 20 m/s2
C. 5 m/s2
18. Pada 4 (empat) sekon pertama, benda menempuh perpindahan sebesar
... .
A. 10 meter
D. 60 meter
B. 20 meter
E. 80 meter
C. 40 meter
19. Seseorang sedang mengemudikan mobil dengan kecepatan 72 km/jam
ketika melihat seorang anak yang sedang menyeberang di depannya
dan 1 detik kemudian dia mulai menginjak rem, sehingga mobil
diperlambat dengan 2 m/s2 dan dapat berhenti tepat sebelum
menabrak anak tersebut. Saat terlihat oleh pengemudi, jarak anak
tersebut dari mobil =... .
A. 72 meter
D. 120 meter
B. 80 meter
E. 130 meter
C. 100 meter

Cara mudah belajar Fisika

41

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

20. Dono dan Dodi yang sedang berada di A akan bepergian ke arah yang
sama. Dono berangkat dahulu dengan kelajuan tetap 6 m/s, sedangkan
Dodi menyusul 5 sekon kemudian dengan kelajuan tetap 10 m/s.
Setelah berjalan 20 sekon, Dono berada pada posisi ... .
A. 30 meter di belakang Dodi
D. 130 meter di belakang Dodi
B. 30 meter di depan Dodi
E. 120 meter di depan Dodi
C. 130 meter di depan Dodi
21. Benda yang dilepas tanpa kecepatan awal dari ketinggian 125 meter
akan sampai pada ketinggian 105 meter setelah melayang selama ... .
(g = 10 m/s2)
A. 2 sekon
D. 10 sekon
B. 3 sekon
E. 25 sekon
C. 5 sekon
22. Peluru ditembakkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal 50 m/s.
Jika g = 10 m/s2, maka peluru akan mencapai tinggi maksimum ... .
A. 100 meter
D. 250 meter
B. 125 meter
E. 500 meter
C. 200 meter
23. Dari tempat setinggi 25 m, seseorang melemparkan kelereng vertikal
ke atas dengan kecepatan 5 m/s. Jika g = 10 m/s2, maka setelah 1
sekon batu berada pada ketinggian ... .
A. 5 meter
D. 20 meter
B. 10 meter
E. 25 meter
C. 15 meter
24. Jarak antara A dan B adalah 250 m dan dihubungakan oleh satu
lintasan yang lurus. Donald berlari dari A ke B dengan kecepatan
konstan 4 m/s dan pada saat yang bersamaan, Bobo berlari dari B ke
A dengan kecepatan konstan 6 m/s.
Donald akan bertemu dengan Bobo setelah berjalan sejauh ... .
A. 100 meter
D. 200 meter
B. 125 meter
E. 250 meter
C. 150 meter

Cara mudah belajar Fisika

42

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

25. Batu dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan 30 m/s dari tempat
yang tingginya 5 meter di atas tanah. Pada t = 4 sekon, batu bergerak
dengan kecepatan ... .(g = 10 m/s2)
A. 70 m/s ke atas
D. 10 m/s ke bawah
B. 70 m/s ke bawah
E. 30 m/s ke bawah
C. 10 m/s ke atas

SOAL LATIHAN URAIAN


1.

Serangkaian gerbong kereta api bergerak dengan kecepatan 90


km/jam. Nyatakan kecepatan kereta tersebut dalam satuan m/s.

2.

Seseorang bergerak ke timur sejauh 45 meter, kemudian berbelok ke


selatan dan berjalan sejauh 60 meter.
Jika seluruh perjalanan orang tersebut memakan waktu 20 sekon,
hitunglah kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata orang itu!

3.

Seorang pelari menempuh lintasan lurus yang panjangnya 180 meter


dalam selang waktu 20 sekon. Berapakah kecepatan rata-rata pelari
tersebut?

4.

Mobil yang semula diam mulai bergerak dan setelah 20 sekon


kemudian memiliki kecepatan 30 m/s.
Hitung percepatan rata-rata mobil tersebut?

5.

Sebutir batu dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal 50 m/s.


Jika diketahui percepatan gravitasi bumi 10 m/s2, hitunglah:
a) Kecepatan batu saat detik ke-3.
b) Tinggi batu saat detik ke-2.
c) Waktu yang dibutuhkan batu untuk mencapai titik tertinggi
lintasannya.

Cara mudah belajar Fisika

43

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

BAB III

GERAK MELINGKAR
1. Periode dan Frekuensi
Gerak Melingkar adalah gerak yang lintasannya berupa lingkaran.
Gerak melingkar termasuk salah satu gerak yang berulang-ulang.
Gerak yang berulang-ulang memiliki dua besaran dasar, yaitu periode
dan frekuensi. Contoh gerakan lain yang juga berulang-ulang,
misalnya: gerak harmonis, gelombang, ayunan, dsb.
Periode (T) adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu
gerakan (melingkar). Satuannya = satuan waktu.
Frekuensi (f) adalah banyaknya gerakan (melingkar) tiap satu satuan
waktu
Contoh : Benda bergerak melingkar 20 kali dalam selang waktu 10
sekon, berarti frekuensinya:

20
kali per sekon = 2 cps atau 2 Hertz (2 Hz), dan
10
periodenya:
10
1
T=
sekon per 1 gerakan =
sekon.
20
2
1
1
Jadi hubungan frekuensi dan periode: T atau f .
T
f
f =

2. Posisi dan Perpindahan Sudut


Ketika bergerak melingkar (mis. dari A
ke B), maka benda menempuh:
a.
perpindahan/jarak (s) sebesar
busur AB, disebut perpindahan linier.
b.
sudut (), disebut perpindahan
anguler/sudut.
Semakin besar sudut yang dibentuk,
semakin besar pula jarak tempuh
liniernya; karena keduanya terjadi bersamaan.

Cara mudah belajar Fisika

44

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Posisi dan perpindahan/jarak tempuh sudut dinyatakan dalam


satuan radian. (sudut dikatakan sebesar 1 radian jika sudut tersebut
membentuk busur yang sama panjang dengan jari-jarinya).
s 1.r , maka 1 radian
s 2.r , maka 2 radian
s n.r , maka n radian

s .r atau

Jadi

s
r

Setiap 1 (satu) kali melingkar, = 360O dan s = 2.r (kell. lingk.)

2. .r
22
, sehingga 360O = 2 radian dengan = 3,14 (
)
r
7
Untuk latihan, berapa derajatkah 1 radian?
3600

3. Kecepatan Sudut ()
Kecepatan sudut () = sudut yang dibentuk tiap satu satuan waktu.
Satuannya: rad/s.
Kecepatan sudut rata-rata:
Kecepatan sudut sesaat: t

d
dt

Contoh Soal:
1) Sebutir kelereng digerakkan melingkar membentuk 20 lingkaran
dalam selang waktu 10 sekon. Berapakah kecepatan sudutnya?
Penyelesaian:
20 kali lingkaran sama dengan sudut sebesar 40 radian dan
ditempuh dalam waktu 10 sekon. Jadi kecepatan sudutnya
adalah:

40 radian
= 4 rad/s.
10 sekon
2) Sebuah roda berputar dengan frekuensi 4 Hz.
Berapakah sudut yang dibentuk jari-jari roda dalam selang waktu
6 sekon?

Cara mudah belajar Fisika

45

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Penyelesaian:
Frekuensi 4 Hz, artinya setiap sekon berputar 4 kali, sehingga
6 sekon berputar sebanyak:
4 6 kali = 24 kali; yang berarti sama dengan 24 2

radian = 48 radian.

4. Gerak Melingkar Beraturan (GMB)


GMB adalah Gerak Melingkar yang membentuk sudut yang sama
dalam selang waktu yang sama (frekuensi, periode, dan kecepatan
angulernya konstan).
Kecepatan sudut konstan:

.
t

Jika dikalikan dengan jari-jarinya (r), maka: .r

.r
t

s
.r = s (jarak tempuh linier), sehingga .r . = v (kecep. linier).
t
Jadi ---------------------> .r v
atau v .r
Setiap 1 gerakan melingkar, = 2 dan t = T (periode)
2

atau
= 2..f
T

Contoh Soal:
1) Sebuah beban bermassa 200 gram diikat dengan seutas tali dan
digerakkan melingkar beraturan membentuk 120 sekon dalam 1
menit. Berapakah kecepatan sudut beban itu?
Penyelesaian:
Terbentuk 120 gerak melingkar dalam 1 menit (60 sekon),
berarti 2 gerak melingkar per sekon. Jadi kecepatan sudutnya
(sudut yang dibentuk setiap sekon): = 2 2 = 4 rad/s.
2) Sebutir bola besi yang kecil menempel pada roda yang sedang
berputar dengan periode 0,2 sekon. Jarak bola kecil dengan pusat
roda adalah 15 cm.
a) Berapakah kecepatan anguler roda?
b) Hitunglah kecepatan linier bola besi!
Cara mudah belajar Fisika

46

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

c) Hitunglah pula sudut yang ditempuh jari-jari roda dalam waktu


5 sekon!
Penyelesaian:
a) Periode 0,2 sekon artinya setiap 0,2 sekon terbentuk 1
putaran = 2 radian.
2 radian
Jadi kecepatan angulernya: =
= 10 rad/s.
0,2 sekon
b) Kecepatan linier: v = .r = 10 rad/s 15 cm = 150 cm/s.
c) Karena = 10 rad/s (jawaban soal a), maka dalam waktu 5
sekon terlewati sudut sebesar:
= 10 rad/s 5 sekon = 50 radian.
Catatan: Hubungan antara besaran linier dan anguler harus
DIHAFALKAN!!!!!!

5. Percepatan sentripetal (as)


Gerak melingkar adalah gerak yang selalu berubah arahnya. Berarti
setiap saat selalu terjadi perubahan arah kecepatan (arah
kecepatan sama dengan arah gerak). Dengan demikian gerak
melingkar pasti mengalami percepatan yaitu perubahan arah
kecepatan tiap satuan waktu, yang dinamakan percepatan sentripetal
(as).
Arah percepatan sentripetal menuju pusat lingkaran/lintasannya.

Besar percepatan sentripetal bergantung pada besar kecepatan


gerak benda dan jari-jari lintasannya.
as

v2
r

Pada GMB, kecepatan angulernya konstan. Karena v .R , maka


percepatan sentripetal menjadi a s 2 .r Dengan demikian
percepatan sentripetalnya juga memiliki besar yang konstan, tetapi
arahnya senantiasa berubah sesuai dengan posisi bendanya.

Cara mudah belajar Fisika

47

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Contoh Soal:
1) Sebuah beban bermassa 200 gram diikat dengan seutas tali dan
digerakkan melingkar dengan frekuensi 2 Hz dan jari-jari lintasan
50 cm. Berapakah kecepatan sudut beban itu?
Penyelesaian:
Frekuensi 2 Hz artinya 2 putaran per sekon, yang berarti pula
kecepatan sudutnya:
= 2 2 = 4 rad/s.
Percepatan sentripetalnya: as = 2.r = (4)2 50 cm = (4) 2
0,5 m = 82 m/s2.
2) Sebutir bola besi yang kecil menempel pada roda yang sedang
berputar dengan periode 0,2 sekon. Jarak bola kecil dengan pusat
roda adalah 15 cm.
Berapakah percepatan sentripetal yang dialami oleh bola kecil itu?
Penyelesaian:
Periode 0,2 sekon artinya setiap 0,2 sekon terbentuk 1
putaran = 2 radian.
2 radian
Kecepatan angulernya: =
= 10 rad/s.
0,2 sekon
Jadi percepatan sentripetalnya: as = 2.r = (10)2 15 cm =
1500 cm/s2 atau 15 m/s2.

6. Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB) dan


percepatan tangensial (aT).
Pada GMB, besar kecepatan konstan, sehingga percepatan yang ada
hanyalah percepatan sentripetal, yaitu perubahan arah kecepatan
linier tiap satu satuan waktu.
Pada GMBB terjadi perubahan besar kecepatan anguler. Jadi selain
percepatan sentripetal juga ada percepatan anguler/sudut () yang
konstan, yaitu:

Cara mudah belajar Fisika

48

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Karena .r v , maka .r

.r
v
=
, merupakan perubahan
t
t

besar kecepatan linier, disebut percepatan tangensial (aT). Arah


percepatan tangensial adalah searah atau berlawanan dengan arah
kecepatan linier (selalu berubah). Arah ini tegak lurus dengan arah
percepatan sentripetal yang menuju pusat lintasan.
Jadi percepatan tangensial: aT = .r

.r
=
t

t 0 .r
t

vt v0
= percepatan pada GLBB.
t
Karena percepatan anguler () pada GMBB konstan, maka besar
percepatan tangensialnya (aT) juga konstan, dan percepatan linier
total pada GMBB menjadi:

as 2 aT 2

Bagaimana dengan besar percepatan sentripetal pada GMBB?


Karena kecepatan angulernya berubah secara beraturan, maka
percepatan sentripetal pada GMBB juga mengalami perubahan
secara beraturan.

7. Hubungan antar roda


Dalam praktek seari-hari, seringkali dijumpai alat-alat yang
menggunakan komponen roda-roda yang berhubungan satu sama lain
(mis. Kendaraan, alat-alat masak, alat pertukangan, dll).
Ada 2 (dua) jenis hubungan antar roda, yaitu:
a) Roda sepusat.
Jika roda-roda disatukan pusatnya, maka
kecepatan anguler roda-roda tersebut sama, baik
besar dan arahnya. Pada contoh, kecepatan sudut
roda A sama dengan kecepatan sudut roda B (
A B ).

Cara mudah belajar Fisika

49

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

b) Roda terhubung tepinya.


Jika 2 (dua) roda terhubung tepinya, maka kecepatan linier rodaroda tersebut sama besar ( vA vB ).

gambar (a)
gambar (b)
Pada contoh gambar (a), arah kecepatan anguler/putaran kedua
roda sama, tetapi pada gambar (b) arah kecepatan anguler/putaran
kedua roda berlawanan.

Contoh Soal:
1. Sebuah sepeda memiliki dua roda gerigi (gear) yang berjari-jari
12 cm untuk yang depan dan 4 cm untuk yang belakang. Kedua
gear dihubungkan oleh sebuah rantai. Jika gear depan diputar
dengan frekuensi 0,5 Hz; berapakah frekuensi putaran gear
belakang?
Penyelesaian:
Kedua gear terhubung bagian tepinya, sehingga vA vB
dengan A gear depan dan B gear belakang.
A RA = B RB
2fA RA = 2f B RB
f RA
fB = A
RB

0.5 Hz 12 cm
= 1,5 Hz.
4 cm
2. Jika gear belakang sepeda pada soal no. 1 sepusat dengan roda
belakang yang jari-jarinya 26 cm, berapakah kecepatan gerak
sepeda tersebut? (catatan: kecepatan sepeda sama dengan
kecepatan linier roda belakang)
fB =

Cara mudah belajar Fisika

50

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Penyelesaian:
Jika B = gear belakang, C = roda belakang, dan keduanya
sepusat, maka:
C = B
vC
= B
RC
vC = B RC = 2f B RC = 2 1,5 Hz 26 cm = 78 cm/s
SOAL-SOAL LATIHAN PILIHAN GANDA
01. Roda berputar dengan frekuensi 2 Hz. Dalam selang waktu 10 menit,
roda berputar sebanyak ... kali.
A. 2
D. 300
B. 5
E. 1200
C. 20
02. Sebutir batu diikat dengan seutas tali dan digerakkan melingkar
dengan membentuk 240 gerak melingkar setiap 2 menit. Periode dan
frekuensi gerak melingkar batu berturut-turut sebesar ....
1

A. 2 Hz dan 0,5 sekon

D. 120 Hz dan 120 sekon

B. 0,5 Hz dan 2 sekon


C. 120 Hz dan 0,5 sekon

E.

1
120 Hz dan 120 sekon

03. Untuk menempuh lintasan melingkar sebanyak 2 kali, seseorang


membutuhkan waktu selama 20 sekon. Periode gerak melingkar
orang tersebut adalah ... sekon.
A. 0,1
D. 10,0
B. 0,5
E. 20,0
C. 2,0
04. Benda bergerak melingkar
dibentuk oleh benda tersebut
radian.
A. 5
B. 5
C. 10

Cara mudah belajar Fisika

dengan frekuensi 5 Hz. Sudut yang


dalam selang waktu 10 sekon adalah ...
D. 10
E. 20

51

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

05. Ketika sedang bergerak melingkar, sebuah mobil membentuk 60


radian setiap 1 menit.
Frekuensi gerak melingkar mobil itu adalah ... Hz.
A. 0,5
D.
B. 0,5
E. 2,0
C. 1,0
06. Dari sifat-sifat gerak berikut ini:
1. Kecepatan liniernya konstan.
2. Kelajuan liniernya konstan.
3. Tidak mengalami percepatan.
4. Kecepatan sudutnya konstan.
Yang merupakan sifat gerak melingkar beraturan adalah ....
A. 1, 2, dan 3 saja
D. 4 saja
B. 2, 3, dan 4 saja
E. 1, 2, 3, dan 4
C. 2 dan 4 saja
Untuk soal nomor 07dan 08:
Beban diikatkan pada seutas tali lalu digerakkan melingkar beraturan
dengan frekuensi 5 cps dan jari-jari lintasan 20 cm.
07. Kecepatan sudut beban tersebut sebesar ... rad/s.
A. 2
D. 10
B. 5
E. 10
C. 5
08. Kecepatan linier beban sebesar ... m/s.
A. 1
D. 100
B. 2
E. 200
C. 4
09. Seseorang berlari dengan kelajuan konstan 8 m/s pada sebuah
lintasan berbentuk lingkaran berjari-jari 40 meter. Kecepatan sudut
gerakan orang tersebut sebesar ... rad/s.
A. 0,2
D. 20,0
B. 1,6
E. 256,0
C. 5,0

Cara mudah belajar Fisika

52

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

10. Jika seseorang sedang bergerak melingkar beraturan dengan


kecepatan sudut 0,30 rad/s pada sebuah lintasan yang diameternya 40
m, maka kecepatan liniernya sebesar ... m/s.
A. 1,8
D. 12,0
B. 3,6
E. 24,0
C. 6,0
11. Pada sebuah piringan berbentuk lingkaran dengan jari-jari 30 cm
terdapat sebuah paku yang menancap pada jarak 20 cm dari pusat
piringan. Jika piringan diputar pada pusatnya dengan kecepatan sudut
10 rad/s, maka percepatan sentripetal paku sebesar ... m/s 2.
A. 2
D. 20
B. 3
E. 30
C. 5
12. Sebuah mobil sedang berbelok pada sebuah tikungan yang jari-jari
kelengkungannya 40 meter. Jika kecepatan mobil 10 m/s, maka
percepatan sentripetal yang dialami mobil sebesar ... m/s 2.
A. 0,25
D. 400,00
B. 1,25
E. 4000,00
C. 2,50
13. Di atas sebuah meja kayu berbentuk lingkaran yang dapat berputar
pada porosnya terdapat sebuah mangkok dan sebuah piring.
Mangkok diletakkan pada jarak 10 cm dari pusat rotasi meja dan
piring diletakkan pada jarak 20 cm dari pusat rotasi meja.
Jika kecepatan linier mangkok saat meja diputar adalah 4 cm/s, maka
kecepatan linier piring saat itu adalah ... cm/s.
A. 1
D. 16
B. 2
E. 20
C. 8

Cara mudah belajar Fisika

53

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

14. Pada saat sebuah motor sedang melaju dan rodanya tidak slip,
kecepatan gerak motor akan sama dengan kecepatan linier tepi roda.
Sebuah motor diketahui memiliki diameter roda 60 cm. Jika motor
tersebut melaju dengan kelajuan 15 m/s, maka rodanya berputar
dengan frekuensi ... Hz.
2,5
25
A.
D.

B.
C.

E.

50

15. Seseorang mengendarai motor dengan kecepatan konstan sehingga


roda motor berputar dengan kecepatan sudut 30 rad/s. Jika jari-jari
roda 40 cm, maka dalam waktu 10 sekon motor akan menempuh
jarak ... meter.
A. 100
D. 300
B. 120
E. 400
C. 150
16. Perhatikan sistem roda pada gambar berikut!
Diameter roda I dua kali diameter roda II
Jika roda I sedang berputar dengan
I
frekuensi 8 Hz, maka frekuensi roda II
II
sebesar ... Hz.
A. 2
D. 16
B. 4
E. 32
C. 8
17. Roda yang semula diam mulai berputar dan 5 sekon kemudian
memiliki kecepatan sudut 10 rad/s. percepatan sudut roda tersebut
sebesar ... rad/s2.
A. 1
D. 25
B. 2
E. 50
C. 5

Cara mudah belajar Fisika

54

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

18. Mobil yang sedang melaju dengan kecepatan 5 m/s dipercepat


beraturan selama 10 sekon sehingga memiliki kecepatan 25 m/s. Jika
rodanya memiliki jari-jari 25 cm, maka percepatan angulernya
sebesar ... rad/s2.
A. 0,5
D. 2,5
B. 1,0
E. 8,0
C. 2,0
19. Gunakan data soal no. 18.
Selama mobil mengalami percepatan, rodanya berputar membentuk
sudut ... radian.
A. 150
D. 600
B. 200
E. 900
C. 250
20. Roda yang sedang berputar dengan kecepatan sudut 20 rad/s
diperlambat beraturan dan kecepatan sudutnya menjadi 10 rad/s
setelah berputar membentuk sudut 50 radian.
Besar percepatan sudut roda adalah ... rad/s2.
A. 1
D. 4
B. 2
E. 6
C. 3
SOAL-SOAL LATIHAN URAIAN
1. Bola besi diikat dengan seutas tali lalu digerakkan melingkar
20
beraturan dengan frekuensi konstan
Hz dan lintasan berjari-jari

20 cm.
Hitunglah!
a) Kecepatan sudut bola.
b) Sudut yang dibentuk bola dalam selang waktu 5 sekon.
c) Kecepatan linier bola.
d) Jarak yang ditempuh bola dalam selang waktu 10 sekon.
2. Seseorang yang mengendarai mobil sedang berbelok pada sebuah
tikungan berjari-jari 50 meter. Jika saat itu mobil mengalami
percepatan sentripetal 2 m/s2, berapakah kecepatan mobil tersebut?
3. Sebuah batu gerinda berbentuk lingkaran digerakkan oleh roda
penggerak yang bertuas.
Cara mudah belajar Fisika

55

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

gerinda

roda
penggerak

Jika roda penggerak diputar, maka


gerinda juga akan berputar karena
tepi piringan kecil yang menempel
pada
pusat
roda
gerinda
berhubungan dengan tepi roda
penggerak (lihat gambar). Jari-jari
roda penggerak 8 cm dan jari-jari

piringan 2 cm.
a) Pada saat roda penggerak diputar dengan kecepatan sudut 5 rad/s,
berapakah kecepatan sudut gerinda?
b) Jika jari-jari gerinda 10 cm, berapakah laju linier tepi gerinda?

4. Mobil yang semula diam mulai bergerak dengan percepatan konstan


2 m/s2. Mobil tersebut memiliki roda yang berjari-jari 40 cm dan
bergerak tanpa slip.
a) Berapakah percepatan sudut putaran roda?
b) Hitung kecepatan sudut roda setelah dipercepat 15 sekon!
c) Selama mengalami percepatan, berapa kali roda mobil berputar?
5. Seseorang mengendarai motor pada sebuah lintasan berbentuk
lingkaran berjari-jari 50 meter. Pada awal geraknya (dari keadaan
diam), dia mengalami percepatan sudut 0,02 rad/s 2 selama 10 sekon
lalu bergerak dengan kecepatan sudut konstan.
a) Hitung kecepatan linier saat kecepatan sudutnya sudah konstan!
b) Berapakah percepatan total motor saat baru bergerak 5 sekon?

Cara mudah belajar Fisika

56

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

BAB IV

DINAMIKA GERAK (HUKUM NEWTON)


Dalam Kinematika telah dibahas berbagai sifat gerak. Ada gerak
yang bersifat konstan (GLB), dan ada gerak yang mengalami perubahan
(GLBB, GMB, dan GMBB). Perubahan-perubahan gerak terjadi jika
benda yang bergerak mendapat gaya/Force (F), misalnya dengan ditahan,
ditarik, dipukul, didorong, dll. Satuan gaya adalah Newton (N), Dyne.
Gaya termasuk besaran vektor. Apabila sebuah benda terkena
lebih dari satu gaya, maka penjumlahannya harus secara vektor dan
hasilnya berupa sebuah resultan gaya (F).
Hukum-hukum dasar tentang gerak dan perubahan-perubahan
gerak yang ditimbulkan gaya dikemukakan oleh Sir Issac Newton dan
dikenal dengan Hukum Newton.
1. Hukum I Newton
Setiap benda memiliki sifat lembam, yaitu sifat benda yang
cenderung mempertahankan keadaan semula. Akibatnya, jika resultan
gaya yang bekerja pada benda besarnya nol (F = 0), maka benda
yang diam akan tetap diam dan yang sudah bergerak akan terus
bergerak dengan kecepatan konstan. Benda yang demikian dinamakan
dalam keadaan setimbang (keseimbangan benda akan dibahas pada
kelas XI IPA).
2. Hukum II Newton
Jika resultan gaya yang bekerja pada benda tidak sama dengan nol
(ada F), maka benda akan mengalami percepatan (a) sebesar:

F
atau F m.a ------------ N = kg m 2
s
m
di mana m = massa benda yang terkena gaya.
a

3. Hukum III Newton


Hukum ini dikenal dengan nama hukum aksi-reaksi.
Jika benda A mengerjakan gaya kepada benda B, maka sebaliknya
benda B akan juga mengerjakan gaya kepada benda A. Kedua gaya
tersebut sama besar, tetapi arahnya berlawanan.

Cara mudah belajar Fisika

57

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Jadi pada dasarnya setiap gaya pasti memiliki pasangan. Tetapi dalam
penerapannya tidak harus digunakan keduanya, karena mungkin yang
menjadi obyek pembicaraan hanya salah satu benda.
Untuk lebih jelasnya, pelajari baik-baik contoh-contoh penggambaran
gaya (no. 7).
4. Hukum IV Newton
Hukum ini khusus membicarakan tentang gravitasi dan akan dibahas
di kelas XI IPA.
5. Macam-macam Gaya dan Penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Secara garis besar gaya dikelompokkan menjadi:
a. Gaya sentuh (Contact Force), gaya yang dikerjakan dengan cara
menyentuh obyek yang dikenai gaya.
b. Gaya pengaruh medan (Field-effect Force). Yang termasuk gaya
jenis ini adalah gaya gravitasi, gaya magnet, gaya listrik.
Beberapa gaya yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah:
Gaya berat/berat (w)
Setiap benda pasti mengalami gaya gravitasi yang disebut juga
gaya berat/berat benda yang besarnya:

w m.g

dengan m = massa benda dan g = percepatan gravitasi.


Arah gaya gravitasi = vertikal ke bawah.
Gaya normal (N)
Gaya normal adalah gaya yang dikerjakan oleh benda
menahan benda lain.
Arah gaya normal tegak lurus dengan permukaan benda
menahan benda lain.
Contoh: Jika sebuah buku diletakkan pada meja maka
menahan buku dengan gaya normal yang tegak
permukaan meja.

yang
yang
meja
lurus

Gaya tegangan tali (T)


Gaya tegangan tali adalah gaya yang dikerjakan oleh tali yang
tegang.
Cara mudah belajar Fisika

58

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Arah gaya tegangan tali sejajar dengan posisi talinya.


Contoh: Jika sebuah beban digantung bebas dengan
menggunakan seutas tali, maka tali akan mengerjakan
gaya untuk menahan benda.
Gaya gesekan (friction)
Gaya gesekan adalah gaya yang terjadi pada permukaan dua
benda yang sedang bergesekan atau cenderung untuk bergesekan.
Arah gaya gesekan berlawanan dengan gerak relatif benda atau
kecenderungan gerak relatif benda. Permukaan yang kasar akan
menghasilkan gaya gesekan yang besar, demikian pula
sebaliknya.
Contoh: Sepotong balok kayu sedang didorong ke arah utara
(mungkin sudah bergerak, mungkin belum). Balok kayu
mengalami gaya gesekan ke arah selatan,dikerjakan oleh
lantai; sedangkan lantai mendapat gaya gesekan ke
utara,dikerjakan oleh balok. (ingat pasangan aksi reaksi
!!).
Gaya gesekan bersifat menghambat/melawan gerakan benda.
Gaya pegas (gaya pemulih pada elastisitas).
Gaya pegas adalah gaya yang dihasilkan oleh benda-benda elastis
jika sedang mengalami regangan atau mampatan. Gaya ini
berusaha untuk mengembalikan benda-benda elastis tersebut ke
bentuk semula, sehingga sering disebut gaya pemulih. Gaya
pemulih inilah yang bisa menghasilkan Gerak Harmonis.
Catatan: Gaya gesekan dan gaya pegas akan dibahas lebih lanjut
di kelas XI IPA.
6. Contoh-contoh Penggambaran gaya (analisis gaya/diagram bebas
benda)
a. Benda sedang bergerak bebas di udara (dilempar atau jatuh
bebas).
Jika benda dibiarkan bebas di udara, maka dia akan
cenderung untuk jatuh ke bawah karena pengaruh
gaya gravitasi/gaya tarik bumi. Jadi pada benda hanya
w
bekerja 1 (satu) gaya yaitu gaya gravitasi/gaya berat
(w). Sebagai pasangan aksi-reaksinya adalah gaya yang bekerja
pada pusat bumi (tidak digambar).
Cara mudah belajar Fisika

59

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Untuk menggambarkan gaya yang bekerja pada benda


dapat digunakan diagram bebas benda, yaitu diagram
gaya dengan mengaburkan/menghilangkan bendanya
(lihat gambar di samping).

b. Benda diletakkan pada lantai horisontal (mendatar).


Karena gravitasi bumi, benda
terkena gaya berat (w) dan tertarik
ke bawah. Karena gaya tarik tersebut,
maka benda menekan lantai, berarti
benda mengerjakan gaya kepada
lantai (F). Sebagai reaksinya, lantai menahan benda dengan
gaya tegak lurus lantai (N, disebut gaya normal).
Manakah pasangan gaya yang merupakan aksi-reaksi?
Jika yang diperlukan hanyalah gaya yang bekerja pada benda saja,
maka gambarnya menjadi:
Tuliskan resultan gaya yang bekerja
pada benda (F)!
Mengapa gaya F tidak perlu
digambar?

Jika yang dibutuhkan gaya-gaya yang bekerja pada


benda, maka diagram bebas bendanya digambarkan
seperti gambar di samping.
w
Untuk latihan, gambarkan diagram bebas benda
untuk gaya yang bekerja pada lantai!

Cara mudah belajar Fisika

60

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

c. Benda digantung dengan seutas tali.


Karena tarikan gaya berat kepada
benda (w), maka benda akan
menarik tali dengan gaya F1.
Akibatnya, tali melawan dengan
menahan benda ke atas dan menjadi
tegang. Gaya yang dikerjakan tali
dinamakan gaya tegangan tali (T1).
Tali juga menarik ke bawah tempat
terikatnya bagian atas tali (T2) yang
menahan tali dengan gaya F2.
Karena T1 dan T2 dilakukan
oleh 1 (satu) utas tali, maka T1 = T2,
cukup disebut T saja.
Untuk latihan, gambarkan diagram bebas benda untuk gaya-gaya
yang bekerja pada benda, pada tali, dan pada tempat mengikat
tali!
7. Contoh soal dan penyelesaiannya:
1. Sebuah balok didorong ke kanan dengan gaya 40 N dan ditahan
oleh gaya gesekan ke kiri sebesar 30 N. Jika massa balok 20 kg,
berapakah percepatan yang dialami oleh balok?
Penyelesaian:
Gambar diagram bebas benda:
N
Gaya yang mempengaruhi benda
ada 2 (dua), yaitu gaya pendorong F = 40 N
F
ke kanan dan gaya gesekan fR = 30 N ke kiri,
fR
sehingga F = 40 30 = 10 N ke kanan.
w
Karena massa balok (m) 20 kg,
maka percepatannya:
a=

F
10
=
= 0,5 m/s2
m
20

Mengapa N dan w tidak digunakan?


2. Balok bermassa 5 kg mengalami gaya gesekan sebesar 25 N
ketika sedang bergerak pada lantai mendatar Berapakah gaya
Cara mudah belajar Fisika

61

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

dorong mendatar yang harus diberikan agar balok bergerak


dengan kecepatan konstan 2 m/s?
Penyelesaian:
Gambar diagram bebas benda sama dengan soal no.1
Karena kecepatannya konstan, maka percepatan (a) = 0 (nol),
sehingga F = 0 (nol) .----> balok seimbang.
Jadi gaya pendorong F = gaya gesekan fR = 25 N
3. Berapakah besar gaya pendorong horisontal yang harus diberikan
pada balok soal nomor 2, supaya bergerak lurus dengan
percepatan tetap 2 m/s2?
Penyelesaian:
Percepatan balok (a) = 2 m/s2

F m.a = 5 2 = 10 N
F fR = 10 N ====> F = fR + 10 = 25 + 10 = 35 N
4. Hitunglah besar resultan gaya yang diperlukan untuk mengubah
kecepatan mobil dari 5 m/s menjadi 25 m/s dalam selang waktu 5
sekon, jika diketahui massa mobil 800 kg!
Penyelesaian:

v t v0
25 5
=
= 3 m/s2
t
5
F m.a = 800 3 = 1600 N
Percepatan mobil : a =

5. Sekarung beras bermassa 25 kg yang berada pada lantai mendatar


akan digeser tempatnya dengan cara ditarik. Jika saat mulai
bergeser dibutuhkan gaya 100 N untuk memberi percepatan 3
m/s2, berapakah besar gaya gesekan yang menahan bergesernya
benda tersebut?
Penyelesaian:

F
======> F = F fR
m
F = 100 fR ======> fR = 100 F
Percepatan : a =

F = m.a = 25 x 3 = 75 N
gaya gesekan = 100 75
gaya gesekan = 25 N
Cara mudah belajar Fisika

62

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

SOAL-SOAL LATIHAN PILIHAN GANDA


01. Jika sebuah benda yang bermassa 4 kg mendapat resultan gaya yang
besarnya 8 N, maka benda tersebut akan mengalami percepatan
sebesar ... m/s2.
A. 0,5
D. 6,0
B. 2,0
E. 8,0
C. 4,0
02. Sebuah benda mengalami percepatan sebesar 3 m/s 2 saat mendapat
gaya sebesar 6 N.
Jika benda tersebut mendapat gaya sebesar 9 N, maka percepatannya
menjadi ... m/s2.
A. 1,5
D. 4,5
B. 2,0
E. 6,0
C. 3,0
03. Sebuah benda yang dikenai gaya dapat bergerak dengan kecepatan
konstan v. Besar resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut
adalah .
A. bergantung pada M
D. tidak bergantung pada besar v
B. nol
E. tidak bergantung pada M
C. bergantung pada besar v
(SPMB 2003)
04. Balok bermassa 6 kg ditarik oleh gaya F sehingga bergerak dengan
percepatan 2 m/s2.
Jika di atas balok diletakkan beban bermassa 4 kg, maka percepatan
balok menjadi ... m/s2.
A. 0,5
D. 2,0
B. 1,2
E. 3,0
C. 1,5

Cara mudah belajar Fisika

63

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

05. Gaya (F) sebesar 12 N bekerja pada sebuah benda yang massanya m1
menyebabkan percepatan m1 sebesar 8 m.s-2. Jika F bekerja pada
benda bermassa m2 maka percepatan yang ditimbulkannya adalah 2
m.s-2. Jika F bekerja pada benda yang bermassa m1 + m2, maka
percepatan benda ini
adalah m/s2.
A. 1,2 m.s-2
D. 3,0 m.s-2
B. 1,6 m.s-2
E. 3,6 m.s-2
-2
C. 2,4 m.s
(SPMB, 2001)
06. Mobil 700 kg mogok di jalan yang mendatar. Kabel horisontal mobil
derek
yang
dipakai
untuk
menyeretnya
akan
putusjikategangandidalamnyamelebihi
1400
N.
Percepatan
maksimum yang
dapat diterima mobil mogok itu dari mobil derek adalah ... m.s-2.(g =
10 m.s-2)
A. 0
D. 8
B. 2
E. 10
C. 7
(UMPTN, 1989)
07. Sepuluh balok kayu yang massanya hampir sama ditarik oleh sebuah
truk hingga memiliki percepatan 3 m.s-2.
Berapakah balok yang harus dibuang supaya percepatannya menjadi
5 m.s-2?
A. 9 balok
D. 4 balok
B. 8 balok
E. 1 balok
C. 6 balok
08. Sebuah lift bermassa 600 kg dipakai untuk menaikkan atau
menurunkan beban yang bermassa 400 kg, lift dipercepat beraturan
dari diam menjadi 2 m/s dalam 5 meter. Jika g = 9,8 m/s2 dan lift
bergerak ke atas, maka gaya tegang tali penggantung lift adalah N.
A. 10200
D. 7200
B. 94000
E. 6400
C. 8400

Cara mudah belajar Fisika

64

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

09. Benda bermassa M mengalami percepatan 2,0 m/s2 jika dikenai


resultan gaya sebesar F.
Jika resultan gaya sebesar 5F dikerjakan pada sebuah benda bermassa
2M, maka percepatan yang dihasilkan sebesar ... m/s2.
A. 1,0
D. 3,0
B. 1,5
E. 5,0
C. 2,5
(UAS 2004/2005)
10. Beban bermassa 2 kg digantung dengan seutas tali lalu digerakkan
vertikal ke atas dengan kecepatan konstan 4 m/s. Besar gaya yang
menarik beban ke atas adalah ... N. (g = 10 m/s2)
A. 28
D. 12
B. 20
E. 8
C. 16
(UAS 2004/2005)
11. Batu bermassa 0,5 kg dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan
awal 20 m/s.
Jika g = 10 m/s2, maka resultan gaya yang bekerja pada batu saat
berada di titik tertinggi lintasannya adalah sebesar ... N.
A. 0 (nol)
D. 20
B. 5
E. 100
C. 10
12. Balok bermassa 10 kg digantung dengan seutas tali lalu digerakkan
vertikal ke bawah dengan kecepatan konstan 5 m/s.
Jika g = 10 m/s2, maka besar resultan gaya yang bekerja pada balok
adalah ... N.
A. 0 (nol)
D. 100
B. 10
E. 150
C. 50
13. Mobil bermassa 1000 kg mula-mula bergerak dengan kecepatan 10
m/s, kemudian bekerja resultan gaya konstan sebesar 1000 N searah
dengan arah gerak benda.
Jika resultan gaya bekerja selama 15 sekon, maka kecepatan mobil
menjadi ... m/s.
A. 10
D. 25
B. 15
E. 30
C. 20
(UAS 2004/2005)
Cara mudah belajar Fisika

65

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

14. Balok kayu pada gambar di bawah ini


F
bermassa 5 kg dan ditarik ke kanan
oleh gaya F yang besarnya 30 N
fR
sehingga
mengalami
percepatan
sebesar 2 m/s2.
Besar gaya gesekan (fk) yang menghambat gerak benda adalah ... N.
A. 10
D. 150
B. 20
E. 210
C. 60
15. Sebuah balok bermassa 5 kg berada diatas
bidang datar dan bekerja gaya F=20 N
seperti pada gambar dibawah ini.
Besar gaya normal yang dialami oleh balok
tersebut adalah ... N.
(g=10 m/s2)
A. 20
D. 50
B. 25
E. 70
C. 30

F=20 N

(UAS 2008/2009)

16. Sebuah benda bermassa 12 kg mula-mula diam diatas permukaan


bidang datar kasar. Benda kemudian bergerak dengan percepatan 3
m/s2.
Besar resultan gaya pada benda adalah ... N. (g=10 m/s2)
A. 36
D. 12
B. 30
E. 4
C. 15
(UAS 2008/2009)
17. Sebuah benda bermassa 5 kg mula-mula diam berada diatas bidang
datar kasar. Saat benda bergerak, gaya gesek pada benda adalah 6 N.
Benda kemudian didorong dengan besar gaya tertentu sehingga
bergerak dan mempunyai kecepatan 20 m/s setelah selang waktu 10
detik. Besar gaya untuk mendorong balok tersebut adalah ... N.
A. 4
D. 16
B. 10
E. 20
C. 14
(UAS 2008/2009)

Cara mudah belajar Fisika

66

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

18. Perhatikan gambar berikut ini!


T

bidang datar licin

Dua benda masing-masing bermassa mA= 4 kg dan mB= 2 kg.


Jika besar gaya F = 48 N, maka percepatan A adalah ... .
A. 6 m/s2
D. 12 m/s2
2
B. 8 m/s
E. 24 m/s2
2
C. 10 m/s
(UAS 2008/2009)
19. Sebuah benda bermassa 500 g diikat dengan tali kemudian bergerak
melingkar di permukaan bidang datar dengan kecepatan 8 m/s. Jika
panjang tali adalah 40 cm maka besar gaya sentripetal pada benda
tersebut adalah ... N
A. 40
D. 100
B. 50
E. 160
C. 80
(UAS 2008/2009)
20. Balok kayu yang massanya 50 kg bergerak ke kanan karena
mendapat gaya F seperti pada gambar.
F
Besar gaya F adalah 100 N dan

membentuk sudut (sin = 0,6).


Percepatan gravitasi bumi: g = 10
m/s2.
Besar gaya normal yang bekerja pada balok adalah ... N.
A. 50
D. 500
B. 60
E. 560
C. 440

Cara mudah belajar Fisika

67

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

SOAL-SOAL URAIAN
01. Bidang datar gambar di samping ini licin tanpa gesekan.
Balok A (8 kg) dan beban B
(2 kg) dihubungkan dengan
menggunakan seutas tali
yang
dilewatkan
pada
sebuah
katrol.
Jika
pengaruh katrol diabaikan
dan beban B digantung
bebas, hitunglah :
a) besar percepatan A dan B.
b) besar gaya tegangan tali penghubung A dan B.
02. Seseorang menarik beban bermassa 15 kg dengan gaya sebesar F
sehingga beban memiliki percepatan 2 m/s 2. Berapakah percepatan
benda bermassa 20 kg jika ditarik dengan gaya sebesar 2F ? ( bisa
hitung F dulu)
03. Sebutir batu bermassa 2 kg digantung dengan seutas tali kemudian
digerakkan vertikal ke atas.
Tentukan besar dan arah resultan gaya yang bekerja kepada benda
saat gerakannya:
a) dengan kecepatan konstan 3 m/s.
b) dipercepat dengan percepatan 2 m/s2.
04. Mobil sedang melaju dengan kecepatan 10 m/s ketika mulai
dipercepat. Pada saat dipercepat bekerja gaya dorong mesin
horisontal 5000 N dan gaya gesekan total 500 N. Jika massa mobil
beserta penumpangnya 2250 kg, berapakah kecepatan mobil setelah
dipercepat selama 10 sekon ?
05. Beban bermassa 0,6 kg diikat dengan seutas tali lalu diputar sehingga
bergerak melingkar dengan jari-jari lintasan 20 cm di atas bidang
horisontal dengan kecepatan sudut 20 rad/s.
Berapakah besar gaya sentripetal yang dikerjakan oleh tali?

Cara mudah belajar Fisika

68

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

06. Balok pada gambar berikut bermassa 25 kg (A) dan 15 kg (B).


B
A

a) Gambarkan diagram gaya pada masing-masing balok! (5)


b) Hitung besar gaya normal yang dikerjakan kepada sisi bawah
balok A!
07. Perhatikan dua buah balok yang dihubungkan dengan seutas tali lalu
ditarik ke kanan oleh gaya horisontal sebesar 15 N.

Jika massa A = 2 kg, massa B = 3 kg, dan gaya gesekan diabaikan;


hitunglah!
a) besar percepatan kedua balok.
b) besar gaya tegangan tali (T).
08. Balok pada gambar di bawah ini bermassa 25 kg, berada di atas
lantai horisontal dan ditahan oleh tali yang mengerjakan gaya T.

a) Salin gambar tersebut dan lengkapi dengan gambar gaya-gaya


yang bekerja pada balok!
b) Hitung besar gaya T, jika lantai mengerjakan gaya normal sebesar
200 N!

Belajar 50 x 1 jam
JAUH LEBIH BAIK
Dari pada1 x 50 jam

Cara mudah belajar Fisika

69

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

DAFTAR PUSTAKA
Beiser, A. (1963). The Mainstrean Of Physics. New York. New
York City
Sears, F.W. & Zemansky, M.W. (1963). Fisika untuk Universitas I.
Terjemahan Soedarjana. Bandung: Binacipta.
Kanginan, M. (2007). Fisika Untuk SMA Kelas X Semester 1.
Jakarta: Erlangga.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 (2006), Jakarta:
Badan Standar Nasional Pendidikan.

Cara mudah belajar Fisika

70

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Cara mudah belajar Fisika

71

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Cara mudah belajar Fisika

72

MGMP Fisika SMAK Santo Paulus Jember

Anda mungkin juga menyukai