PENGUKURAN PANJANG
DENGAN JANGKA SORONG DAN
MIKROMETER SKRUP
Disusun oleh :
Yonandipinta
1
PENGUKURAN PANJANG DENGAN JANGKA SORONG DAN MIKROMETER SKRUP
Dalam fisika besaran dibedakan atas besaran pokok dan besaran turunan. Besaran
dirtikan sebagai sesuatu yang dapat diukur atau dihitung dan mempunyai nilai (besar) yang
dinyatakan dengan angka dan satuan. Besaran dibedakan atas 2 macam yaitu besaran pokok
dan besaran turunan.
▪ Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan atau didefinisikan terlebih
dahulu. Dikenal 7 besaran pokok di dalam fisika beserta satuannya dalam SI.
▪ Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran pokok.
Contoh besaran turunan adalah gaya (F) satuannya dalam SI adalah newton (N) = kg.m.s-2
(diturunkan dari 3 besaran pokok panjang, massa dan waktu). Beberapa contoh besaran
turunan lain beserta simbol dimensinya disajikan pada Tabel 2.
1
Satuan, di dalam fisika diartikan sebagai suatu pembanding di dalam kegiatan
pengukuran suatu besaran. Satuan dibedakan atas satuan baku dan satuan tak baku. Satuan
baku, merupakan suatu pembanding yang memberikan hasil yang sama apabila dilakukan oleh
beberapa orang. Contoh satuan baku : m, cm, kg, gram, dll. Satuan tidak baku, merupakan
suatu pembanding yang akan memberikan hasil berbeda apabila dilakukan oleh beberapa
orang. Contoh : jangkal, hasta, kaki, yard. Disamping itu dikenal Satuan internasional (SI)
merupakan satuan yang telah disepakati secara Internasional dan digunakan oleh berbagai
negara. Satuan Internasional meliputi meter sebagai satuan panjang, kilogram sebagai satuan
massa dan sekon sebagai satuan waktu sehingga satuan SI juga disebut satuan MKS (m.kg,s).
Setiap besaran yang berbeda diukur dengan alat ukur yang berbeda pula. Pada Tabel 3 di
sajikan beberapa alat ukur besaran pokok, kecuali dalam pengukuran jumlah zat, tidak dapat
dilakukan secara langsung, melainkan ditentukan melalui pengukuran besaran yang lainnya.
Pertanyaan 1 : Tunjukanlah dalam bentuk tabel 5 besaran pokok dengan satunnya dalam SI,
simbul dimensi, serta alat ukur yang tepat untuk mengukur besaran tersebut
Beberapa contoh alat ukur panjang, massa dan waktu ditunjukkan pada Gambar 3, 4,
dan 5.
Beberapa alat ukur dilengkapi dengan skala nonius. Contohnya jangka sorong, dan
mikrometer skrup. Dengan adanya nonius, maka hasil pengukuran bisa disampaikan dengan
jumlah angka desimal semakin besar. Sebagai contoh hasil pengukuran panjang pensil dengan
menggunakan mistar diperoleh 12, 2 cm, dengan jangka sorong mungkin hasilnya 12, 19 cm,
dan dengan mikrometer diperoleh hasilnya 12,195 cm.
2
Dengan adanya nonius, nilai skala terkecil (nst) alat ukur dapat dibuat lebih kecil lagi.
Mistar mempunya nst 1 mm, jangka sorong nst noniusnya bermacam-macam, ada yang 0,1
mm, 0,05 mm atau 0,02 mm. Hal ini karena mistar hanya memiliki skala utama dengan nst 1
mm. jangka sorong disamping memiliki skala utama seperti mistar juga meliki skala nonius
yang jumlahnya bermacam macam, ada yang jumlah skala noniusnya sebanyak 10 skala yang
terbagi dalam 9 skala utama, ada yang jumlah skala noniusnya sebanyak 20 skala yang terbagi
dalam 39 skala utama, dan ada juga yang jumlah skala noniusnya sebanyak 50 skala yang
terbagi dalam 49 skala utama. Sedangkan mikrometer skrup juga memiliki skala utama yang
nst nya 0,5 mm. dan noniusnya sebanyak 50 skala yang nilainya sama dengan 1 skala utama
pada mikrometer. Tingkat ketelitian alat ukur tergantung besarnya nst alat ukur. Semakin
kecil nilai nstnya, semakin besar tingkat ketelitian alat ukur dan semakin akurat hasil yang
diperoleh.
Bentuk nonius alat ukur juga bermacam-macam. Bentuk nonius jangka sorong berupa
skala geser, yang terletak pada rahang geser. Bentuk nonius mikrometer skrup berupa skala
putar, yang terletak pada bagian pemutar mikrometer. Pada Gambar 4 dan Gambar 5. disajikan
bentuk fisik jangka sorong dan mikrometer skrup beserta bagian-bagiannya.
Geserlah skala nonius jangka sorong (rahang geser) sehingga kedudukan angka nol pada
skala utama dan skala nonius jangka sorong berimpit (segaris). Hitunglah pada garis skala
utama jangka sorong yang ke berapa se garis dengan skala nonius yang terakhir. Tentukanlah
nilai 1 skala nonius (nst nonius) dari jangka sorong. misalkan bentuk jangka sorong seperti
3
disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Contoh jangka sorong dengan 9 bagian skala utama = 10 bagian skala nonius
a. Tingkat Ketelitian 0,1 mm b. Tingkat Ketelitian 0,05 mm, c. Tingkan ketelitian 0,02 mm
Gambar 7. Jangka sorong dengan tingkat ketelitian 0,1, 0,05, dan 0,02 mm
Pertanyaan 4 : Setelah diberikan contoh menghitung tingkat ketelitian jangka sorong pada
gambar 7a, lakukan pula urutan pekerjaaan untuk gambar 7 b dan 7 c.
4
Jika sebuah jangka sorong rahang gesernya di geser samapai habis, ternyata skala utamanya hanya
menunjukkan angka sampai 15 cm = 150 mm, artinya batas ukr maksimum jangka sorong hanya
sampai 150 mm
Dengan cara yang sama juga lakukan untuk menentukan tingkat ketelitian mikrometer skrup.
Yaitu
50 skala nonius = 1 skala utama
50 skala nonius = 0,5 mm
1 skala nonius = 0,5/50 mm = 0,01 mm = nst nonius
atau
Nst nonius = 1/n mm dengan n = jumlah skala nonius
Nst nonius = 1/50 mm = 0,01 mm (Tingkat ketelitian mikrometer skrup )
Gambar 8 . Mikrometer Skrup dengan 1 bagian skala utama = 50 bagian skala nonius
Apabila skala putar mikrometer tersebut di putar berlawanan arah jarum jam (memanjang)
maka skala utama hanya sampai 5,0 cm (50 mm). artinya batas ukur maksimum yang bisa
diukur dengan mikrometer skrup adalah 50 mm
Pertanyaan 6 : Bandingkan tingkat ketelitian dan batas ukur maksimum dari jangka sorong
dan mikrometer skrup . Tuliskan apa yang dapat anda simpulkan
Pertanyaan 7 : Jelaskanlah untuk apa gunanya skala nonius pada alat ukur. Lengkapi
dengan 2 contoh alat ukur yang mempunyai skala nonius.
Pertanyaan 8 : Jelaskanlah, apa hubungannya nst dengan tingkat ketelitian alat ukur ?
5
Pertanyaan 9 : Berikanlah satu contoh cara menghitung hasil pengukuran dengan jangka
sorong