Anda di halaman 1dari 8

I.

BESARAN DAN SATUAN

Kompetensi Dasar

3.1 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, angka penting dan notasi
ilmiah pada bidang teknologi dan rekayasa
4.1 Melakukan pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang
tepat serta mengikuti aturan angka penting.
A. Pendahuluan

Materi besaran dan satuan tentunya bukan merupakan hal yang asing lagi sebab saat Anda
belajar ditingkat SMP sudah pernah mempelajarinya. Namun alangkah baiknya diperdalam
lagi. Untuk lebih memudahkan Anda memahami besaran dan satuan perhatikan contoh
berikut:
1. Ketika Anda membeli beras sebanyak 2 kg maka pedagang akan menimbang beras
tersebut dengan menggunakan timbangan.
2. Ketika Anda akan membuat baju maka tentunya penjahit akan mengukur ukuran badan
Anda. Penjahit berharap agar nantinya baju yang dibuat akan pas dengan ukuran badan
Anda.

Pada contoh pertama, 2 kg menunjukkan massa dari beras tersebut. Massa merupakan
besaran, 2 kg merupakan angka dan satuan yang dipakai.

Pada contoh kedua, ketika penjahit mengukur badan kita, maka yang diukur adalah panjang
lengan, lebar bahu, dan sebagainya menggunakan meteran. Penjahit tentunya ingin
mengetahui panjang dari masing-masing obyek yang diukurnya agar didapatkan hasil jahitan
yang pas.

B. Uraian Materi
1. Besaran dan Satuan

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, untuk mengidentifikasi suatu benda atau materi dapat
diketahui dari besarannya. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur yang dinyatakan dalam
angka dan satuan. Ada dua besaran fisika yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok merupakan besaran yang satuannya berdiri sendiri berdasarkan konferensi
internasional. Ada tujuh besaran pokok yaitu;
No Besaran pokok Satuan yang dipakai Satuan dalam SI
1 Panjang mm,cm,dam,m, km meter (m)
2 Waktu detik, menit, jam sekon (s)
o
3 Suhu C, oR, oK, kelvin (oK)
4 Massa gram, ons, kg, ton kilogram (kg)
5 Arus listrik ampere ampere (A)
6 Intensitas cahaya candela candela (Cd)
7 Jumlah zat mole mole (mol)

MGMP Fisika SMK Kab. Tanggamus


Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Contoh besaran
turunan sebagai berikut:

No Besaran turunan satuan Satuan SI


1 Volume cc, cm3, liter, m3 m3

2 Massa jenis kg/m3 kg/m3


3 Kecepatan km/jam, m/s m/s
4 percepatan m/s2 m/s2
5 gaya dyne, Newton Newton (N)
6 tekanan bar, torr, N/m2 N/m2

Volume termasuk besaran turunan karena volume diturunkan dari besaran pokok panjang,
kecepatan juga termasuk besaran turunan karena diturunkan dari besaran pokok panjang
dan waktu. Demikian juga besaran-besaran yang lain.

Latihan
Seperti sudah dijelaskan bahwa besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan
dengan nilai dan satuan. Coba Anda tuliskan besaran-besaran selain yang sudah dituliskan
di atas beserta satuannya.
No Nama besaran Satuan yang dipakai
1
2
3
4
5

2. Vektor dan Skalar

Jika ditinjau dari nilai dan arahnya, maka besaran dibagi menjadi besaran vektor dan
skalar. Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Contoh besaran vektor
antara lain gaya, kecepatan, momentum, dan impuls. Sedangkan besaran skalar adalah
besaran yang memiliki nilai saja. Contoh besaran skalar adalah suhu, massa, energi, dan
daya.

Besaran vektor digambarkan dengan tanda anak panah. Gambar vektor harus proporsional
sesuai dengan nilai dan arahnya. Misalnya menggambarkan vektor gaya 4 N harus lebih
besar jika dibandingkan dengan vektor gaya 2 N.
4N 2N

Gambar di atas menunjukkan dua vektor ( 4 N dan 2 N) yang arahnya ke kanan.

MGMP Fisika SMK Kab. Tanggamus


Jika ada dua vektor atau lebih dijumlahkan, cara yang paling sederhana adalah dengan
meletakkan ujung vektor yang satu pada vektor sebelumnya. Misal vektor A = 4 N, dan B
= 6 N, tampak seperti pada gambar. Maka gambarkan ⃗ A+ ⃗B!
4 N

6 N

A+ ⃗
Maka ⃗ B
4N 6N

R = 1 0N

Latihan

1. Gambarkan vektor gaya berikut: (dengan mistar gunakan 1 cm menunjukkan 1 N)


a. 5 N ke kiri
b. 3 N ke atas
c. 2,5 N ke bawah
2. Mobil mogok didorong oleh 5 orang. Mereka mendorong dengan besar gaya berbeda-
beda yaitu 100 N, 200 N, 300 N, 400 N dan 500 N. Gambarkan ilustrasi tersebut dengan
menggunakan vektor ! ( gunakan 1 cm mewakili 100 N)

3. Pengukuran

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran yang lain sejenis yang
dipergunakan sebagai satuannya.. Ketelitian(presisi) dan ketepatan (akurasi) adalah dua hal
yang perlu diperhatikan dalam pengukuran. Presisi merupakan derajat kepastian suatu
pengukuran. Semakin kecil pembagian skala akan memberikan presisi yang lebih,
misalnya jika kita mengukur dengan jangka sorong lebih presisi dibandingkan dengan
mistar. Akurasi menunjukkan seberapa tepat hasil pengukuran mendekati hasil yang
sebenarnya.

Dalam pengukuran, perlu dilakukan dengan prosedur yang benar sehingga didapatkan hasil
pengukuran yang benar. Dalam pengukuran ada beberapa kesalahan yang sering ditemui,
diantaranya:

1. Kesalahan umum; kesalahan yang disebabkan oleh pengamat seperti membaca skala
yang tidak benar.

2. Kesalahan sistematis; kesalahan yang disebabkan oleh alat. Contohnya kesalahan titik
nol, kesalahan kalibrasi, dan komponen alat ukur yang rusak

3. Kesalahan acak; kesalahan yang disebabkan oleh perubahan-perubahan saat melakukan


pengukuran, seperti perubahan tegangan listrik, getaran, suara dan lain-lain.

MGMP Fisika SMK Kab. Tanggamus


Pengukuran Besaran Fisika

1. Besaran Panjang

Alat ukur panjang yang paling sering digunakan adalah mistar. Mistar umumnya memiliki
ketelitian sampi 0,1 cm. Cara mengukur menggunakan mistar dilakukan dengan
menghimpitkan mistar denngan benda yang akan diukur.
0 1 2 3

Pengukuran dengan menggunakan mistar tersebut adalah 2,6 cm.

Jangka sorong

Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur
panjang, diameter luar, diameter dalam dan untuk mengukur kedalaman. Bagian-bagian
jangka sorong dapat dilihat pada gambar berikut!

Cara mengukur panjang dengan jangka sorong dan membaca hasil pengukuran dapat
dilihat pada gambar berikut:
2 3 4

0 10

1. Letakkan obyek yang akan diukur pada rahang jangka sorong.


2. Perhatikan skala utama. Pada gambar tersebut skala utama menunjukkan angka 2,7 cm.
3. Perhatikan skala nonius yang berimpit dengan skala utama. Pada gambar tersebut angka 6
yang berimpit dengan skala utama. Jadi hasil pengukurannya 2,76 cm.

Mikrometer skrup

Selain jangka sorong, alat ukur panjang yang lain yang digunakan adalah mikrometer
skrup. Pada mikrometer skrup terdiri dari skala utama dan skala putar.
MGMP Fisika SMK Kab. Tanggamus
0 0
45

40

0 0

45
40

Cara membaca mikrometer skrup.

1. Pasang obyek yang akan diukur pada rahang.


2. Pada gambar (a) pada skala utama menunjukkan 4 mm, sedangkan pada skala nonius
menunjukkan angka 0,44 mm. Hasil pengukurannya 4,44 mm.
3. Pada gambar (b) pada skala utama menunjukkan 4,50 mm, sedangkan pada skala nonius
menunjukkan angka 0,44 mm. Hasil pengukurannya 4,94 mm.

2. Alat Ukur waktu

Alat ukur waktu yang umum digunakan adalah stop watch dan jam. Untuk mengukur waktu
tertentu stopwatch lebih mudah dan teliti dibandingkan dengan jam.

3. Alat ukur massa

Timbangan atau neraca merupakan alat ukur massa. Berbagai macam neraca digunakan
sesuai dengan penggunaannya, seperti neraca ohaus/neraca lengan, neraca badan.

Satuan massa diantaranya gram, kilogram, kuintal maupun ton.

4. Alat ukur hambatan listrik, arus dan tegangan listrik

Alat ukur hambatan , arus dan tegangan listrik umumnya digunakan multimeter atau sering disebut
multitester. Pada multimeter terdapat selektor yang dapat digunakan untuk mengubah besaran yang
akan diukur apakah besaran arus listrik, hambatan atau tegangan listrik.

MGMP Fisika SMK Kab. Tanggamus


Cara mengukur hambatan dengan menggunakan multimeter adalah sebagai berikut:

1. Arahkan selektor pada fungsi hambatan listrik


2. Pilih pada batas ukur yang sesuai
3. Hidupkan multimeter
4. Tempelkan kedua probe pada ujung - ujung hambatan (dipasang secara paralel dengan
komponen yang diukur) .
Ω
6 4
0
1 2
0
2 0

Cara pemasangan posisi alat ukur hambatan listrik

Cara mengukur arus listrik menggunakan multimeter

1. Arahkan selektor pada fungsi arus listrik


2. Pilih pada batas ukur yang sesuai
3. Hidupkan multimeter dan hidupkan rangkaian listrik
4. Lepaskan kabel pada titik yang akan diukur. Tempelkan Probe positif pada kabel polaritas
positif dan probe negatif pada ujung kabel berpolaritas negatif.
4 6 DC
A
2 8
0 0
1

Cara pemasangan posisi alat ukur arus listrik

Cara mengukur tegangan listrik menggunakan multimeter


1. Arahkan selektor pada fungsi arus listrik
2. Pilih pada batas ukur yang sesuai
3. Hidupkan multimeter dan hidupkan rangkaian (terhubung dengan sumber tegangan).
4. Tanpa melepas kabel tempelkan kedua probe pada ujung - ujung kabel. Probe positif
dipasang pada kabel polaritas positif dan probe negatif pada ujung kabel berpolaritas negatif.
4 6 8V DC
02 10

+ -

Cara pemasangan posisi alat ukur arus listrik

MGMP Fisika SMK Kab. Tanggamus


D. Angka Penting

Semua angka hasil pengukuran adalah angka penting, yang memuat angka pasti dan angka
taksiran.

Ada beberapa aturan penulisan angka penting:


1. semua angka bukan nol adalah angka penting
2. semua angka nol yang berda diantara angka bukan nol adalah angka penting. Contoh: 2203
mengandung 4 angka penting.
3. semua angka nol yang berada di sebelah kanan angka bukan nol adalah angka penting
kecuali ada penjelasan lain. Contoh: 2340 mengandung 4 angka penting, 2340
mengandung 3 angka penting.
4. Angka nol di sebelah kiri angka bukan nol, tetapi tidak didahului oleh bukan angka bukan
nol, bukanlah angka penting. 0,00234 mengandung 3 angka penting.

Aturan operasi angka penting

1. hasil operasi penjumlahan dan pengurangan hanya boleh mengandung satu angka taksiran
saja
2. angka hasil perkalian dan pembagian memuat sama banyaknya dengan angka penting yang
paling sedikit.
3. Untuk angka 5 atau lebih dibulatkan ke atas, sedangkan angka dibawah angka 5
dihilangkan, jika angkanya tepat lima dan angka sebelumnya angka ganjil maka dibulatkan
ke atas, tetapi jika angka genap dibulatkan ke bawah.

Contoh perhitungan menggunakan angka penting:


1. Hitung menggunakan aturan angka penting hasil pengurangan 23,45 kg – 3,2 kg !
Jawab:
23,43 kg - 3,2 kg = 20,23 kg
Hasil perhitungan berdasarkan angka penting 20,2 kg ( hanya boleh mengandung 1 angka
taksiran saja)

2. Sebuah ubin memiliki panjang 14,25 cm dan lebar 4,72 cm. Hitung luas ubin tersebut
berdasarkan aturan angka penting?
Jawab:
Diketahui:
Panjang : 14,25 cm ( 4 angka penting)
Lebar : 4,72 cm ( 3 angka penting)
Luas = panjang x lebar
= 14,25 cm x 4,72 cm
= 67,26 cm2
Maka luasnya adalah 67,3 cm2 ( 3 angka penting)

Praktik pengukuran

1. Siapkan alat-alat ukur dan bahan-bahan berikut:


Alat Bahan
1. mistar 1.cincin
2. jangka sorong 2.blok silinder
3. mikrometer sekrup 3. piston
4. multi meter 4. baterai
5. resistor

MGMP Fisika SMK Kab. Tanggamus


2. Ukur diameter dalam dan luar cincin, diameter dalam blok silinder, diameter piston
dengan meggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer skrup
3. Tuliskan hasil pengukuran dalam tabel berikut:

No Bahan yang diukur Mistar Jangka sorong Mikrometer skrup


1 Diameter luar cincin
2 Diameter dalam cincin
3 Diameter blok silinder
4 Dimeter piston

4. Bandingkan hasil pengukuran dengan mistar, jangka sorong dan mikrometer skrup!

MGMP Fisika SMK Kab. Tanggamus

Anda mungkin juga menyukai