Anda di halaman 1dari 7

BAHAN AJAR

PERTEMUAN KE 1
(Besaran Fisika, satuan, alat ukur dan bagian-bagian alat ukur besaran Fisika)

Gambar 1.1a dan 1.1b pengukuran jangka sorong

Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai pengukuran panjang, menimbang massa benda, menghitung lama
waktu perjalanan. Sperti gambar di atas, mengukur panjang diameter suatu benda menggunakan jangka sorong.
Mungkin dalam kehidupan sehari-hari jika mengukur panjang suatu benda menggunakan meteran atau mistar.
Tingkat ketelitian dari mistar masih 0,1mm, lebih teliti menggunakan jangka sorong. Ketepatan alat ukur yang
digunakan juga harus sesuai dengan benda yang akan diukur. Mengukur jari-jari suatu benda sangat susah
menggunakan mistar, tingkat ketelitian pada pengukuran di atas juga sangat diperlukan. Pada lingkungan
pendidikan, hasil dari pengukuran juga harus lengkap, misalnya ketidakpastian dalam pengukuran harus
dicantumkan. Untuk lebih memahami tetang pengukuran kalian dapat cermati penjelasan berikut !

. A. Besaran dan Satuan


Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai
besaran (besar) dan satuan. Besaran poko dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan besaran
yang lain
Tabel 1.1 Besaran-besaran pokok
Besaran Satuan Lambang Satuan
Panjang Meter m
Massa Massa Kg
Waktu Sekon s
suhu Kelvin K
Kuat Arus Ampere A
Intensitas Cahaya Kandela cd
Jumlah zat mol mol
2. Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan dari besaran pokok.
Tabel 1.2 Besaran-besaran turunan
No Nama Besaran Turunan Lambang Besaran Satuan Turunan
1 Luas A m2
2 Kecepatan v ms-1
3 Percepatan a ms-2
4 Gaya F kg ms-2
5 Tekanan P kg m-1s-2
6 Usaha W kg m2s-2

B. Pengukuran Besaran Fisika


Pengukuran adalah proses pembandingan sesuatu dengan yang lain yang dianggap
sebagai patokan (standar) yang disebut satuan. Alat ukur yang digunakan juga harus sesuai
dengan benda-benda yang kita ukur. Berikut adalah macam-macam pengukuran :
. Mengukur Panjang
Untuk mengukur panjang suatu benda, Anda dapat menggunakan alat ukur panjang,
seperti mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup. Setiap alat ukur mempunyai
karakteristik tersendiri. Seperti apa karakteristik tersebut? Mari kita simak penjelasan
berikut!

a. Mistar/penggaris
Mistar atau penggaris merupakan salah satu alat ukur untuk mengukur panjang suatu
benda, biasanya terbuat dari plastik, kayu atau logam. Pada mistar terdapat jarak antara
dua goresan yang berdekatan merupakan skala terkecilnya. Pada umumnya mistar
mempunyai skala terkecil yaitu 1 mm, tetapi ada juga mistar yang mempunyai skala
terkecil 1 cm. Gambar 1.1 menunjukkan contoh jenis mistar yang sering diguakan dalam
kehidupan sehari-hari.

Sumber: http://www.perpusku.com, diunduh 20-07-2017, pukul 08:12

Gambar 1.2 Mistar

Dalam penggunaan mistar, masih ada juga yang belum mengetahui bagaimana cara
membaca mistar dengan benar. Meskipun dianggap sepele, selisih sekecil apapun dapat
berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Berikut adalah cara membaca mistar.
1.3

Pada dasarnya anda telah mengetahui cara mengukur panjang suatu benda dengan
menggunakan mistar. Perhatikan hasil pengukuran panjang berikut!

benda

b. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat untuk mengukur panjang yang lebih teliti dan presisi
daripada mistar. Pada dasarnya jangka sorong terdiri dari dua jenis, yaitu jangka sorong
analog dan jangka sorong digital. Selain untuk mengukur panjang, jangka sorong dapat
digunakan untuk mengukur diameter suatu benda beraturan dan kedalaman suatu benda.
Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan geser (sorong). Skala panjang
yang terdapat pada rahang tetap adalah skala utama, sedangkan skala pendek pada rahang
geser adalah skala nonius. Sebelum melakukan pengukuran, perhatikan terlebih dahulu
gambar 1.5 tentang bagian-bagian jangka sorong analog.

Gambar 1.5 bagian jangka sorong, http://www.artikel


Nilai skala terkecil jangka sorong bergantung pada pembagian skala nonius yang
terdapat pada rahang geser. Jika pada rahang geser terdapat 11 skala(skala 0 sampai skala
10), maka setiap 1mm skala utama dibagi menjadi 10 skala nonius. Jadi skala terkecil pada
jangka sorong tersebut adalah 1mm : 10 = 0,01mm. Sedangkan pada rahang yang terdapat
21 skala(skala 0 sampai skala 21) maka skala terkecil pada jangka sorong tersebut adalah
1mm : 20= 0,05 mm.
Bagaimana cara mengukur panjang benda dan membaca hasil pengukurannya? Lihatlah
contoh dibawah ini!

Gambar 1.6 membaca skala jangka sorong

1) Jepit benda yang akan kamu ukur dengan kedua rahang jangka sorong.
Lihat garis angka nol pada skala nonius; menunjukkan angka berapakah garis itu
pada skala utama? pada gambar, garis angka nol pada skala nonius bertepatan
dengan garis keempat setelah angka 2. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 2,4 cm
2) Lihat garis berikutnya pada skala nonius yang berimpit tegak dengan salah satu
garis pada skala utama. Pada gambar, garis berikutnya yang benar-benar berimpit
dengan skala utama adalah garis 0,07 cm(14 skala nonius)
3) Jadi diameter benda pada gambar adalah 2,4 cm + 0,07 cm = 2,47 cm.

c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang yang lebih teliti daripada mistar dan
jangka sorong. Hal ini dikarenakan mikrometer sekrup mempunyai skala terkecil 0,01
mm. Alat ini banyak digunakan dalam bidang teknik untuk mengukur diameter, tebal
suatu plat dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Berikut ini bagia-bagian dari mikrometer
sekrup beserta cara membaca hasil pengukuran dari mikrometer sekrup.

Gambar 1.7 bagian mikrometer sekrup

Langkah yang harus dilakukan :


1) Baca skala utama, terlihat di angka 8,5 mm.
2) Baca skala nonius yang paling berimpit dengan sumbu pada skala utama, yaitu 40
kemudian kalikan dengan skala terkecil mikrometer sekrup. Sehingga nilai skala nonius
40x0,01=0,4mm.
3) Jumlahkan skala utama dan skala nonius, jadi hasil pengukurannya 8,5+0,4=8,9mm

2. Mengukur Massa
Untuk mengukur massa dari suatu benda, kita dapat menggunakan timbangan atau neraca.
Neraaca yang biasa digunakan untuk mengukur massa untuk pembelajaran diantaranya
seperti neraca pegas, dan neraca digital. Ada beberpa jenis neraca atau timbangan
ditunjukkan pada gambar dibawah!

Gambar 1.8 macam-macam neraca

3. Mengukur waktu
Ada berbagai jenis alat ukur waktu yang sering kita gunakan, misalnya jam analog,
jam digital, jam dinding,stopwath, jam matahari, jam pasir. Dari alat-alat tersebut,
stopwatch yang memiliki ketelitian cukup baik, yaitu 0,1 s.

Gambar 1.9 macam-macam alat mengukur waktu

C. Notasi Ilmiah
Dalam pembelajaran fisika sering dijumpai bilangan berpangkat, seperti 2x10 12.
Penulisan tersebut merupakan cara sederhana untuk bilangan 2000000000000, maka dari
itu penulisan dalam notasi ilmiah sudah baku. Penulisan bilangan desimal yang sangat
besat atau sangat kecil diperlukan notasi ilmiah untuk menyederhanakannya. Jadi notasi
lmiah merupakan cara penulisan baku untuk bilangan yang memuat nilai sangat besar atau
sangat kecil dalam bentuk desimal. Notasi ilmiah sering digunakan para ilmuan, insinyur,
dan ahli matematika yang bekerja dengan bilangan bilangan yang bernilai besar. Notasi
ilmiah bisa disebut bentuk baku atau notasi eksonensial. Penulisan notasi ilmiah pada
semua bilangan seperti berikut.
ax10n
dengan :
a = basis (1 ≤ a ≤ 10)
10n = orde
n = pangkat atau eksponen( 0, 1, 2, 3, …)

D. Angka Penting
Angka penting adalah angka yang didapat dari hasil pengukuran yang terdiri dari
angka pasti dan angka taksiran. Nilai setiap hasil pengukuran termasuk angka penting.
Seperti uaraian di atas angka penting terdiri dari dua bagian, yaitu angka pasti dan angka
taksiran.
Seperti apakah bilangan yang bisa dikatakan sebagai angka penting? Utnuk lebih jelasnya
simaklah aturan-aturan angka penting berikut ini.
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh : 15,2 mempunya angka penting
2. Semua angka nol yang teretak diantara angka bukan nol adalah angka penting
Contoh : 21087,02 mempunyai 7 angka penting
3. Angka nol sebelah kanan angka bukan nol tanpa tanda desimal adalah bukan angka
penting, kecuali diberi tanda khusus (garis bawah/atas)
Contoh : 0,000320 mempunyai tiga angka penting.
4. Angka nol di sebelah kanan tanda desimal, dan disebelah kiri angka nol bukan
merupakan angka penting.
Contoh : 0,0054 mempunyai 2 angka penting
5. Semua angka di sebelah kanan tanda desimal dan mengikuti angka bukan nol adalah
angka penting.
Contoh : 12,00 mempunyai 4 angka penting
0,004500 mempunyai 4 angka penting.
Aturan pembulatan angka penting
1. Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas dan angka kurang dari 5 dihilangkan
Contoh : 446,87 dibulatkan menjadi 446,9
446,84 dibulatkan menjadi 446,8
2. Apabila tepat angka 5 dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil, dan dihilangkan
jika angka sebelumnya angka genap.
Contoh : 446,65 dibulatkan menjadi 446,6
446,55 dibulatkan menjadi 446,6

Aturan penjumlahan dan pengurangan angka penting


Operasi penjumlahan dan pengurangan angka penting jugamengikuti aturan sebagai
berikut :
Jumlah angka penting pada hasil akhir harus mengikuti jumlah angka penting yang paling
sedikit.

Contoh :Berapakah jumlah dari 12,43cm, 32,657 cm , 9,1 cm ?


Penyeesaian : 12,43 + 32,657 + 9,1 = 44,187
12,43
32,657
9,1 +
44,187

Aturan perkalian dan pembagian angka penting


Operasi perkalian dan pembagian juga harus mengikuti aturan angka penting seagai
berikut:
Jumlah angka penting pada hasil akhir harus mengikuti jumlah angka penting yang paling
sedikit.
Contoh:
Dengan menggunakan aturang angka penting, hitunglah soal berikut
Berapa luas tanah yang berukuran 0,548 m × 0,2 m ?
0,548 (3 angka penting)
0,2 × (1 angka penting)
0,1196 maka hasilnya cukup ditulis 0,1 m2 (mempunyai 1 angka penting)

Anda mungkin juga menyukai