PENGUKURAN
A. Pengukuran
Pengukuran (mengukur) adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan
alat ukur yang diguakan sebagai satuan. Alat bantu dalam proses pengukuran
disebut alat ukur.
B. Macam-macam Alat Ukur
Macam-macam proses pengukuran dengan menggunakan beberapa alat ukur
adalah sebagai berikut:
1. ALAT UKUR PANJANG
a. Mengukur dengan mistar/penggaris
Penggaris merupakan alat ukur panjang yang digunakan untuk mengukur panjang
benda. Penggaris memiliki dua skala ukuran, yaitu skala utama dan skala terkecil.
Satuan untuk skala utama adalah centimeter (cm) dan satuan untuk skala terkecil adalah
milimeter (mm). Skala terkecil pada mistar memiliki nilai 1 mm, seperti yang terlihat
pada (Gambar 1.1).
b. Mengukur
Ingat Kawan!dengan jangka sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur
Skala terkecil penggaris yang
atau digunakan
mistar untuk
adalah 1 mm mengukur
atau panjang
0,1 cm. Jadi, tingkat ketelitian pengga
benda dengan panjang maksimum 10 cm dengan ketelitian 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka
sorong memiliki dua bagian, yaitu rahang tetap yang memuat skala utama dan rahang
sorong (geser) yang memuat skala nonius, seperti yang terlihat pada (Gambar 1.2).
Contoh 1.2 Membaca skala pada jangka sorong
Gambar 1.3
Alat ukur mikrometer sekrup dengan
bagian-bagiannya
Sumber: penerbit cv adi perkasa
.
Gambar 1.4 Neraca lengan untuk Gambar 1.5 Neraca pegas untuk mengukur
mengukur massa benda berat benda
Sumber: kemendikbud 2017 Sumber: kemendikbud 2017
V1 V2
Besaran fisika yang terukur sesuai dengan data yang diperlihatkan tersebut adalah . . . .
Besaran Fisika Nilai Pengukuran
A. Volume zat cair 79,6 cm3
B. Volume zat cair 204,6 cm3
C. Massa zat cair 79,6 gram
D. Massa zat cair 204,6 gram
Jawaban: A
Alat ukur yang digunakan adalah neraca, maka besaran yang diukur adalah massa zat
cair yang ada di dalam tabung elemayer.
Massa tabung kosong 125 gram
Massa tabung setelah diisi zat cair 204,6 gram
Massa zat cair = 204,6 gram – 125 gram = 79,6 gram
2. BESARAN TURUNAN
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari beberapa besaran pokok.
Satuan dan lambang satuan dari besaran turunan dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2. Besaran Turunan dan Satuannya dalam Sistem Internasional (SI)
BAB 3
SATUAN BAKU DAN TIDAK BAKU
A. Pengertian Satuan
Satuan adalah sesuatu yang digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran
besaran, yang diukur dengan besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan.
B. Macam-macam satuan
Berdasarkan uraian diatas, satuan terdiri atas dua bagian, yaitu satuan baku dan
tidak baku.
1. Satuan baku adalah satuan yang ditetapkan sebagai satuan pengukuran secara
umum (internasional). Contoh satuan baku yaitu:
- Untuk menyatakan besaran panjang, satuan bakunya adalah meter, centimeter,
feet, yard, inchi, mil dan sebagainya.
- Untuk menyatakan besaran massa, satuan bakunya adalah kilogram, gram, ton,
kwintal, pon, ons dan sebagainya.
- Untuk menyatakan besaran volume, satuan bakunya adalah meter kubik,
centimeter kubik, liter, galon dan sebagainya.
- Untuk menyatakan besaran kecepatan, satuan bakunya adalah m/s, km/h, mile/h
dan sebagainya.
2. Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak ditetapkan sebagai satuan
pengukuran secara umum atau secara ilmiah. Contoh satuan tidak baku yaitu:
mengukur panjang dengan jengkal, tangan, depa, hasta, dan feet.
C. Konversi Satuan
Konversi satuan didefinisikan sebagai perubahan sistem satuan pengukuran dari
satu sistem ke sistem yang lain. Konversi satuan dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, yaitu:
1. Konversi satuan (perubahan satuan pada satuan baku)
(a) Satuan panjang
Standar untuk satuan pokok panjang dalam SI adalah meter (m). Satuan panjang
baku lain, yaitu sebagai berikut.
- 1 desimeter (dm) = 0,1 m = 10-1 m
- 1 sentimeter (cm) = 0,01 m = 10-2 m
- 1 milimeter (mm) = 0,001 m = 10-3 m
- 1 dekameter (dam) = 10 m = 101 m
(b)1 hektometer (hm) = 100 m = 102 mSatuan Massa
Standar untuk satuan pokok massa dalam SI adalah kilogram (kg). Satuan massa
dapat diturunkan dari satu kilogram standar yang telah ditentukan sebagai berikut.
- 1 miligram (mg) = 0,000001 kg = 10-6 kg
- 1 sentigram (cg) = 0,00001 kg = 10-5 kg
- 1 desigram (dg) = 0,0001 kg = 10-4 kg
- 1 gram (g) = 0,001 kg = 10-3 kg
- 1 dekagram (dag) = 0,01 kg = 10-2 kg
(c) Satuan Waktu
Standar untuk satuan pokok waktu dalam SI adalah sekon (s). Satuan sekon standar
adalah waktu yang diperlukan oleh atom sesium-133 untuk bergetar sebanyak
9.192.631.770 kali. Satuan waktu lain, antara lain:
- 1 menit = 60 sekon
- 1 jam = 60 menit = 3.600 sekon
- 1 hari = 24 jam = 1.440 menit = 86.400 sekon
2. Konversi satuan dari beberapa besaran turunan
Besaran turunan memiliki satuan yang dijabarkan dari satuan besaran-besaran
pokok yang mendefinisikan besaran turunan tersebut. Sebagai contoh, satuan percepatan
dapat ditulis dengan m/s2 dapat ditulis dengan N/kg: Satuan besaran turunan dapat juga
dikonversi. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini!
1) 1 dyne = 10-5 newton 5) 1 liter = 10-3 m3 = 1 dm3
2) 1 erg = 10-7 joule 6) 1 mL = 1 cm3 = 1cc
3) 1 kalori = 0,24 joule 7) 1 atm = 1,013 x 105 pascal
4) 1 kWh = 3,6 x 106 joule 8) 1 gauss = 10-4 tesla
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL
1. Asam adalah zat dengan ciri-ciri tertentu. Perhatikan ciri-ciri zat berikut:
1) Mudah bersenyawa dengan logam
2) Menyebabkan korosi pada logam
3) Dapat mengubah lakmus biru menjadi merah
4) Dalam wujud cair sukar menghantarkan arus listrik
5) Bilangan pH sama antara 7-14
Sifat asam ditunjukkan nomor . . . .
A. 1), 2), dan 3) C. 2), 4) dan 5)
B. 2), 3), dan 5) D. 3), 4) dan 5)
Jawaban: A
Sifat- sifat asam adalah sebagai berikut:
- Reaksi antara asam dengan logam bersifat korosif
- Rasa asam yang khas
- Perubahan warna lakmus dari biru menjadi merah.
- Bereaksi dengan logam tertentu untuk menghasilkan H2 gas
- Bereaksi dengan basa untuk membentuk garam dan air.
2. Dalam kehidupan kita sering menggunakan benda-benda yang tergolong
senyawa. Benda berikut yang dikelompokkan sebagai senyawa anatara lain . . . .
A. Air, tanah, dan udara C. Besi, aluminium, dan
kuningan
B. Alkohol, gula, dan minyak goreng D. Perunggu, asam sulfat,
dan cuka
Jawaban: A
Senyawa adalah zat murni yang terdiri dari dua unsur atau lebih yang terbentuk dari
hasil reaksi kimia. Contoh senyawa adalah air, gula, garam dapur, asam cuka, dan
bensin.BAB 5
ZAT DAN KARAKTERISTIKNYA
A. Wujud Zat
Zat atau materi dapat diartikan segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki
massa. Berdasarkan wujudnya, zat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu padat, cair, dan
gas. Perbedaan ketiga jenis zat tersebut dapat dilihat pada tabel seperti berikut.
Tabel 5. 1 Perbedaaan Jenis Zat Padat, Cair, dan Gas
Zat Ciri-cirinya Susunan Molekul
Jarak antar-partikel zat padat sangat rapat
Tarik-menarik kuat
Padat
Partikel-pertikel zat padat tidak dapat
bergerak bebas
Memiliki bentuk dan volume tertentu
Contoh: berlian, logam dan es.
Jarak antar-partikel zat cair lebih renggang
Tarik-menarik antar partikel tidak terlalu
kuat
Partikel-pertikel zat cair dapat bergerak
Cair bebas namun terbatas
Mempunyai volume tertentu, tetapi tidak
mempunyai bentuk yang tetap, bergantung
pada media yang digunakan
Contoh: air, bensin, dan alcohol
Jarak antar-partikel gas sangat renggang
Tarik-menarik antar partikel sangat lemah
Partikel-partikel gas dapat bergerak sangat
bebas
Gas
Gas tidak memiliki bentuk atau volume
sendiri tetapi diasumsikan memiliki bentuk
dan volume wadahnya
Contoh: oksigen, hydrogen, dan helium
pada suhu kamar
B. Sifat Zat
Sifat zat ada dua jenis yaitu sifat fisika dan sifat kimia.
1. Sifat Fisika
Sifat fisika suatu zat adalah sifat yang ada hubungannya dengan perubahan fisika zat
itu. Sifat fisika dapat digunakan untuk menerangkan penampilan sebuah objek. Yang
tergolong sifat fisika zat antara lain :
a. Warna, berhubungan dengan panjang gelombang yang dipantulan oleh permukaan
materi.
b. Daya hantar, berhubungan dengan kemampuan suatu materi untuk menghantarkan
panas atau arus listrik.
c. Kemagnetan, berhubungan dengan kemampuan suatu materi (biasanya logam)
untuk dipengaruhi oleh medan magnet .
d. Kelarutan, berhubungan dengan kemampuan suatu materi untuk melarut dalam
pelarut
e. Bau, berhubungan dengan gas atau uap yang dikeluarkan oleh materi.
f. Rasa, berhubungan dengan komposisi dalam materi
g. Kerapatan, yaitu banyaknya massa per satuan volume, dinyatakan dalam gr/ml.
Misalnya kerapatan suatu zat 0,5 g/ml, artinya 1 ml zat tersebut mempunyai massa
sebesar 0,5 gram. Harga kerapatan identik dengan harga massa jenis.
h. Titik didih, suhu terendah suatu zat cair akan mulai mendidih
i. Titik lebur, suhu terendah suatu zat padat mulai melebur
j. Titik beku, suhu terendah suatu zat cair mulai membeku
k. kekerasan, berhubungan dengan keras lunaknya suatu materi
2. Sifat Kimia
Sifat kimia suatu zat adalah sifat zat yang melukiskan kesanggupan zat tersebut untuk
melakukan reaksi kimia atau sifat zat yang menyatakan interaksi antara zat-zat. Yang
tergolong sifat kimia antara lain :
a. Keterbakaran: dapat tidaknya suatu zat terbakar
Contoh : bensin mudah terbakar
b. Kereaktifan : Mudah tidaknya bereaksi dengan zat lain.
Contoh : asam dapat bereaksi dengan basa menghasilkan garam
c. Mengion : Mudah tidaknya terurai menjadi ion-ion
d. Perkaratan
Contoh : besi mudah berkarat pada tempat yang lembab
e. Kestabilan : mudah tidaknya terurai oleh pengaruh panas.
Contoh : Air cukup stabil, baru dapat terurai menjadi gas oksigen dan hydrogen pada
suhu 20000C
C. Perubahan Wujud Zat
Zat dapat mengalami perubahan wujud. Secara umum perubahan wujud zat dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia. Adapun
penjelasannya sebagai berikut.
1. Perubahan Fisika
Perubahan fisika adalah perubahan zat yang tidak menghasilkan zat baru. Ciri-ciri
perubahan fisik adalah: 1) tidak terbentuk zat jenis baru; 2) zat yang mengalami
perubahan dapat kembali ke bentuk semula; 3) perubahan yang terjadi hanya diikuti
perubahan sifat fisik. Beberapa contoh perubahan fisik adalah:
a. Perubahan bentuk
- Misalnya selembar kertas digunting-gunting menjadi potongan-potongan kertas
kecil, maka potongan kecil ini masih tetap memiliki sifat yang sama dengan kertas
semula, masih tetap kertas. Yang berubah adalah bentuk dan ukuran kertas. Beras
ditumbuk menjadi tepung, batu dipecah menjadi kerikil, kayu dipotong-potong
menjadi bahan kursi.
b. Perubahan wujud
Seperti menguap, mengembun, mencair, membeku, menyublim, dan melarut.
Berikut ini skema perubahan wujud zat pada Gambar 5.1
2. Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan suatu zat yang menghasilkan zat jenis baru.
Perubahan kimia sifatnya kekal. Ciri-ciri perubahan kimia adalah: 1) terbentuk zat jenis
baru; 2) zat yang berubah tidak dapat kembali ke bentuk semula; 3) selama terjadi
perubahan kimia, massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama; 4) perubahan yang
terjadi diikuti oleh perubahan sifat kimia melalui reaksi kimia. Ciri-ciri yang menyertai
terjadinya reaksi kimia, yaitu:
a. Terjadi perubahan warna,
contoh: perubahan warna pepaya yang belum masak berwarna hijau menjadi kuning
saat sudah masak. Kristal gula pasir yang berwarna putih jika dibakar menjadi
caramel/arang yang berwarna coklat hitam dan rasanya berubah dari manis menjadi
pahit.
b. Terjadi perubahan suhu
Contoh: jika larutan asam klorida dalam tabung reaksi ditambahkan larutan natrium
hidroksida, maka akan terjadi perubahan suhu larutan dalam gelas kimia yang
menjadi hangat.
c. Timbulnya gas,
Contoh: jika sekeping batu marmer dimasukkan dalam gelas kimia yang berisi
asam klorida maka akan muncul gelembung-gelembung gas. Kertas dibakar akan
terjadi perubahan warna dari putih menjadi abu-abu. Selain itu, juga terjadi gas
hasil pembakaran.
d. Terbentuknya endapan
Contoh: larutan perak nitrat (AgNO3) direaksikan dengan asam klorida (HCl) akan
menghasilkan perak klorida (AgCl) berupa endapan putih. Reaksi pembentukannya
sebagai berikut: 𝐴𝑔𝑁�3(𝑎�) +𝐻𝐶�(𝑎�) → 𝐴𝑔𝐶�(�) +𝐻𝑁�3(𝑎�)
D. Susunan Zat
Susunan zat terdiri dari atom, molekul, unsur, senyawa, dan campuran. Berikut
penjelasan dari susunan zat:
1. Atom dan Molekul
Atom adalah partikel suatu zat. Dua atom atau lebih bergabung secara kimia akan
membentuk molekul.
2. Unsur
Unsur adalah zat murni yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang jenisnya
baru dengan reaksi kimia. Unsur di alam dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu unsur
logam dan non logam.
a. Unsur Logam
Unsur logam adalah unsur yang berbentuk padat. Unsur logam mampu
menghantarkan listrik dengan baik. Contoh unsur logam, seperti emas, besi,
tembaga, seng, dan baja.
b. Unsur Non Logam
Unsur non logam biasanya berbentuk padat maupun gas. Contoh unsur non logam,
seperti belerang, fosfor, oksigen, dan hidrogen.
3. Senyawa
Senyawa merupakan zat tunggal yang dapat diuraikan menjadi dua jenis atau lebih
zat yang lebih sederhana dengan cara kimia. Misalnya, air yang memiliki rumus H2O
dapat diuraikan menjadi unsur hidrogen (H2) dan oksigen (O2). Berikut contoh senyawa
dan unsur penyusunnya pada Tabel 5.2.
Tabel 5.3 Contoh Senyawa Sederhana dan Unsur Penyusunnya
N Senyawa Unsur Penyusun
o
Air Hodrogen + Oksigen
2. Garam dapur (Natrium Klorida) Natrium + Klorin
3. Gula tebu (Sukrosa) Karbon + Hidrogen + Oksigen
4. Campuran
Campuran adalah materi yang tersusun oleh dua macam zat atau lebih yang tidak
terikat secara kimia dan dapat dipisahkan kembali dengan cara fisika. Campuran ada
dua macam, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
(1)Campuran homogen adalah campuran yang setiap bagiannya serba sama, baik
warna, rasa serta perbandingan zat-zat tercampur juga sama, serta tidak memiliki
bidang batas antara komponen-komponennya.
Contoh: larutan garam dalam air dan larutan gula dalam air.
(2)Campuran heterogen adalah campuran yang setiap bagian-bagiannya tidak
sama, baik warna, rasa serta perbandingan zat-zat tercampurnya tidak sama dan
satu komponen dengan komponen lainnya terdapat bidang batas, sehingga kita
dapat membedakan satu dengan yang lainnya.
Contoh: campuran minyak dengan air dan campuran kopi dengan air.
Untuk lebih memahaminya, mari kita simak Tabel 5.3. berikut yang menjelaskan
perbedaan antara unsur, senyawa, dan campuran.
Tabel 5.4 Perbedaan Sifat Unsur, Senyawa, dan Campuran
Unsur Senyawa Campuran
1. Zat tunggal 1. Zat tunggal 1. Campuran
2. Tidak dapat diuraikan 2. Dapat diuaraikan 2. Dapat diuraikan
3. Terdiri atas satu jenis 3. Tersusun atas dua jenis 3. Tersusun atas dua jenis
atom atom atau lebih atom/molekul atau lebih
4. Perbandingan massa 4. Perbandingan massa
zat penyusunannya tetap zat penyusunannya tidak
tetap
E. Gaya Antar-Partikel Zat
Gaya antar partikel zat merupakan bentuk interaksi antar pertikel. Ada dua macam
gaya interaksi zat, yaitu:
1. Gaya kohesi, adalah gaya tarik-menarik antar partikel yang sejenis. Gaya ini
dapat mengakibatkan sebuah zat tidak dapat menempel pada zat yang lain.
Contohnya, air tidak dapat menempel pada daun talas
2. Gaya adhesi, adalah gaya tarik-menarik antar partikel yang tidak sejenis. Gaya
ini dapat mengakibatkan sebuah zat dapat menempel pada zat yang lain (tetapi
bukan gaya magnet atau gaya tarik gravitasi bumi). Contohnya, cat dapat menempel
pada’tembok’ dan kapur dapat menempel pada papan tulis.
F. Massa Jenis
Massa jenis zat merupakan perbandingan antara massa zat dengan volume zat.
Berikut persamaan dari massa jenis zat.
m
ρ= v
Keterangan:
ρ = massa jenis zat (kg/m3)
m = massa zat (kg)
V = volume zat (m3)
G. Pemisahan Campuran
Pemisahan campuran dapat dilakukan dengan penyaringan, penguapan, kristalisasi,
destilasi, dan sulimasi.
1. Penyulingan (Destilasi)
Penyulingan (destilasi) adalah proses pemisahan campuran zat cair yang didasarkan
pada perbedaan titik didih suatu zat.
Contoh: memisahkan bensin yang tercampur dengan air, di mana antara air dan
bensin memiliki titik didih yang berbeda
2. Penyaringan (Filtrasi)
Penyaringan (filtrasi) adalah pemisahan campuran dengan memperhatikan
perbedaan kelarutan suatu zat
Contoh: pemisahan air garam yang bercampur dengan pasir akan menghasilkan air
garam sebagai filtrat dan pasir yang tertinggal di atas saringan sebagai residu
3. Sublimasi
Sublimasi adalah pemisahan campuran yang dilakukan pada zat-zat yang dapat
menyublim (berubah dari wujud padat menjadi gas dan sebaliknya)
Contoh: kapur barus, iodin, kafein, dan lain-lain
4. Kristalisasi
Kristalisasi dilakukan untuk memisahkan zat padat dari larutan yang tidak bisa
disaring
Contoh: garam yang terlarut dalam air tidak dapat dipisahkan dengan cara
penyaringan, namun harus diuapkan, sehingga kristal garam dapat terbentuk
5. Kromatografi
Kromatografi adalah pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan
kecepatan merambat antara partikel-partikel zat yang dicampur pada suatu medium.
Contoh: memisahkan warna hitam ke dalam warna-warna penyusunnya
CONTOH SOAL
BAB 6
PEMUAIAN
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran benda akibat adanya kenaikan suhu zat tersebut.
A. Pemuaian Zat Padat
Muai Panjang Muai Luas Muai Volume
Pengertian Koefisien muai panjang Koefisien muai luas adalah Koefisien muai volume
adalah bilangan yang dua kali koefisien muai adalah tiga kali koefisien
menyatakan pertambahan panjang. muai panjang.
panjang tiap satuan panjang
suhu zat itu dinaikkan 1˚C.
∆l
α=
lo x ∆ T
∆A I1 = Io (1 + α x ΔT) A1 = Ao (1 + 2α x ΔT) V1 = Vo (1 + 3α x ΔT)
β=
Ao x ∆ T
∆V
γ=
Vo x∆T
Rumus
β γ α = koefisien muai = koefisien muai = koefisien muai
panjang (˚C) luas (˚C) volume (˚C)
Keterangan Δl = pertambahan ΔA = pertambahan ΔV = pertambahan
panjang (m) luas (m) volume (m)
I 0 = panjang mula-mula A 0 = luas mula-mula V 0 = Volume mula-
(m) (m) mula (m)
I1 = panjang setelah A1 = luas setelah V1 = Volume setelah
dipanaskan (m) dipanaskan (m) dipanaskan (m)
ΔT = kenaikan suhu (˚C)
CONTOH SOAL
1. Keping bimetal terdiri atas dua keping logam dengan koefisien muai panjang
berbeda. jika keping bimetal dipanaskan, maka akan melengkung dengan bagian
luar lengkungan adalah ...
A. Logam dengan koefisien muai panjang lebih besar
B. Logam dengan koefisien muai panjang lebih kecil
C. Logam dengan koefisien muai ruang lebih besar
D. Logam dengan koefisien muai ruang lebih kecil
( OSN FISIKA 2014)
Jawaban : B
Pembahasan :
Keping bimetal terdiri atas dua keping logam dengan koefisien muai panjang
berbeda. ketika di panaskan kedua logam akan mengalami pertambahan panjang
yang berbeda. hal tersebut menyebabkan keping bimetal melengkung. Bagian luar
lengkungan adalah logam yang memiliki koefisien muai panjang lebih kecil
dibandingkan logam lainnya.
2. Sebatang kaca pada temperatur 25 ˚C panjangnya 20 cm. Kemudia kaca
dipanaskan hingga bertambah panjang menjadi 20,018 cm. Jika koefisien muai
panjang kaca α = 9 x 10-6 C-1 maka temperatur akhir kaca adalah ....
A. 50 C
B. 70 C
C. 125 C
D. 150 C
(OSN SMP 2014)
Jawaban : B
Pembahasan :
Diketahui :
T0 = 25 C
l0 = 20 cm
l1 = 20,018 cm
α = 9 x 10-6 C-1
Ditanya : T ?
Jawab :
Temperatur akhir dapat ditentukan menggunakan konsep pemuaian panjang
Δl = l0. α.ΔT
(l1-l0) = l0.α(T-T0)
(20,018 – 20) = (20)(9X10-6)(T -25)
0,018 = (18 X 10-5)(T -25)
100 = T – 25
T = 125
Jadi temperatur akhir kaca adalah 125 ˚C
BAB 7
SUHU DAN KALOR
A. Suhu/ Temperatur
- Suhu merupakan besaran yang menyatakan derajat panas atau dingin suatu
benda.
- Alat ukur suhu adalah termometer. Berdasarkan zat cair pengisinya, termometer
dibagi menjadi dua, yaitu termometer alkohol dan termometer raksa.
Alkohol Raksa
Keuntungan - Harganya murah - Mengkilap sehingga mudah dilihat
- Lebih teliti - Tidak membasahi dinding kaca
- Dapat mengukur suhu yang - Pemuaiannya teratur
sangat rendah karena titik - Jangkauan suhunya cukup besar, yaitu -
bekunya rendah, yaitu -114 ˚C. 39˚C – 357 ˚C
2. Skala Suhu
˚C ˚R ˚F ˚K
Titik lebur 0˚ 0˚ 32˚ 273˚
Titik didih 100˚ 80˚ 212˚ 373˚
Skala 100˚ 80˚ 180˚ 100˚
Perbandingan 5 4 9 5
B. Kalor
- Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang berpindah dari benda yang
suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda saling
bersentuhan.
- Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 g
zat sebesar 1°C.
Rumus :
Q = c . m . ΔT dengan ΔT = T akhir - Tawal
Keterangan :
Q = kalor yang dibutuhkan/dilepas untuk berubah wujud (J )
c = kalor jenis (J/kg˚C)
m = massa benda (kg)
ΔT = perubahan suhu (˚C)
1 kalori = 4,2 Joule atau 1 Joule = 0,24 kalori
Rumus
Q=m.U Q=m.L
1. Asas Black
Bunyi :
“ Banyaknya kalor yang dilepaskan benda bersuhu lebih tinggi sama
dengan banyaknya kalor yang diterima benda yang bersuhu lebih rendah”.
Q lepas = Q terima
( m . c . ΔT ) lepas = ( m . c . ΔT)
2. Perpindahan Kalor terima
CONTOH SOAL
1. Suhu air hangat menurut skala termometer Celcius 45. Menurut skala Fahrenheit
suhu tersebut adalah….
A.25
B. 57
C. 81
D. 113
(OSN 2010)
Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui :
TC = 45oC
Ditanya : TF = ….. oF ?
Jawab :
9
T f = T c +32
5
9
T c = ( 45 )+32
5
T c =9 ( 9 ) +32
T c =81+32
T c =113 ˚ F
Air sebanyak 2 kg bersuhu 60oC akan diuapkan. Jika kalor uap air 2,27 x 106
J/kg, kalor jenis air 4200 J/(kg oC) dan tekanan udara 76 cmHg, maka kalor yang
diperlukan untuk proses B-C adalah….
A. 336 kilojoule
B. 4540 kilojoule
C. 4876 kilojoule
D. 5212 kilojoule
(OSN 2010)
Jawaban: B
Pembahasan :
Diketahui :
Massa air (m) = 2 kg
Suhu air (T) = 60oC
Kalor uap air (LV) = 2,27 x 106 J/kg
Kalor jenis air (c) = 4200 J/(kg oC)
Tekanan udara (P) = 76 cmHg
Ditanya : Kalor yang diperlukan untuk proses B-C
Jawab :
Proses A-B = Air dipanaskan dari suhu 60oC sampai 100oC. Pada proses ini, kalor
digunakan untuk menaikan suhu air. Kalor dihitung menggunakan rumus :
Q = m c ΔT
Proses B-C = Air diuapkan. Pada proses ini, kalor tidak digunakan untuk
menaikkan suhu tetapi digunakan untuk menguapkan air. Kalor dihitung
menggunakan rumus : Q = m LV
Proses C- = Uap dipanaskan. Pada proses ini, kalor digunakan untuk menaikan
suhu uap. Kalor dihitung menggunakan rumus : Q = m c ΔT.
Jadi jika suhu air berubah maka rumus kalor yang digunakan adalah Q = m c ΔT,
apabila wujud air berubah maka rumus kalor yang digunakan adalah Q = m LV.