Anda di halaman 1dari 13

PENGUKURAN, BESARAN DAN SATUAN

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan nilai besaran yang diukur dengan alat


ukur yang ditetapkan sebagai satuan. Contoh: mengukur panjang meja dengan sebatang
pensil (panjang meja sebagai besaran, pensil sebagai alat ukur, dan panjang pensil sebagai
satuannya).
A.BESARAN
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan nilai.
Berdasarkan jenis satuannya, besaran dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan lebih dahulu dan tidak
tersusun atas besaran lain. Besaran pokok terdiri atas tujuh besaran. Tujuh besaran pokok
dan satuannya berdasarkan sistem satuan internasional (SI) sebagaimana yang tertera pada
tabel berikut: Tabel Besaran Pokok dan Satuannya

Besaran Pokok Satuan SI

Massa kilogram (kg)

Panjang meter (m)

Waktu sekon (s)

Kuat Arus ampere (A)

Suhu kelvin (K)

Intensitas Cahaya candela (Cd)

Jumlah Zat mole (mol)


Sistem satuan internasional (SI) artinya sistem satuan yang paling banyak digunakan di
seluruh dunia, yang berlaku secara internasional.
b. Besaran Turunan
Besaran turunan merupakan kombinasi dari satuan-satuan besaran pokok. Contoh besaran
turunan adalah luas suatu daerah persegi panjang. Luas sama dengan panjang dikali lebar,
dimana panjang dan lebar keduanya merupakan satuan panjang. Perhatikan tabel besaran
turunan, satuan dan dimensi di bawah ini.
Tabel Besaran Turunan dan Satuannya

Besaran Turunan Satuan SI

Gaya (F) kg.m.s-2

Massa Jenis (p) kg.m-3

Usaha (W) kg.m2.s-2

Tekanan (P) kg.m-1.s-2

Percepatan m.s-2

Luas (A) m2

Kecepatan (v) m.s-1

Volume (V) m3

B. SATUAN
Satuan adalah ukuran dari suatu besaran yang digunakan untuk mengukur. Jenis-jenis
satuan yaitu: 
a. Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara
internasional tau disebut dengan satuan internasional (SI).
Contoh: meter, kilogram, dan detik
Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second)

Tabel Satuan Baku

Besaran Pokok Satuan MKS Satuan CGS


Massa kilogram (kg) gram (g)

Panjang meter (m) centimeter (cm)

Waktu sekon (s) sekon (s)

Kuat Arus ampere (A) statampere (statA)

Suhu kelvin (K) kelvin (K)

Intensitas Cahaya candela (Cd) candela (Cd)

Jumlah Zat kilomole (mol) mol


b. Satuan Tidak Baku
Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional dan hanya digunakan
pada suatu wilayah tertentu.

Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.


C. ALAT UKUR
Alat Ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran.
Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung pada skala
terkecil alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat ukur maka semakin
tinggi ketelitian alat ukur tersebut. Beberapa contoh alat ukur sesuai dengan besarannya,
yaitu:
a. Alat Ukur Panjang 
1. Mistar (Penggaris)
Mistar adalah ala ukur panjang dengan ketelitian sampai 0,1 cm atau 1 mm. Pada
pembacaan skala, kedudukan mata pengamat harus tegak lurus dengan skala mistar yang di
baca.

2. Jangka Sorong
Jangka sorong dipakai untuk mengukur suatu benda dengan panjang yang kurang dari 1mm.
Skala terkecil atau tingkat ketelitian pengukurannya sampai dengan 0,01 cm atau 0,1 mm.
Umumnya, jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, diameter bola,
ebal uang logam, dan diameter bagian dalam tabung.
Jangka sorong memiliki dua skala pembacaan, yaitu:
a). Skala Utama/tetap, yang terdapat pada rahang tetap jangka sorong.

b). Skala Nonius, yaitu skala yang terdapat pada rahang sorong yang dapa
bergeser/digerakan.gko

Cara Membaca Jangka Sorong

Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil
pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:

1. Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah)
merupakan angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di
sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
2. Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis skala
utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada gambar
diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala vernier
yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas.
Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.

Contoh Soal Jangka Sorong


Soal 1

Tentukan hasil pengukuran pada gambar diatas dalam satuan centimeter.

Solusi:

Pembacaan skala utama= 10 cm (angka 10 persis bersebrangan dengan angka nol pada skala
vernier disebelah kanannya).

Pembacaan skala vernier/ skala nonius= 0,02 cm (garis kedua setelah nol pada skala vernier
tepat lurus dengan garis diatasnya).

Jadi, hasil pengukuran pada gambar di atas = 10 cm + 0,02 cm = 10,02 cm

Atau 100,2 mm.

Contoh Soal 2
Suatu baut panjangnya diukur dengan menggunakan jangka sorong dengan skala utama
centimeter seperti yang dapat dilihat pada gambar diatas. Tentukan hasil perhitungan
akhir dari pengukuran diatas dalam satuan milimeter.

Solusi:

Pembacaan skala utama= 1,1 cm atau 11 mm (terdapat satu garis setelah angka 1 pada
skala utama yang persis bersebrangan dengan angka nol pada skala vernier disebelah
kanannya).

Pembacaan skala vernier/ skala nonius= jika dilihat dengan seksama, garis pada skala
vernier yang tepat lurus dengan garis diatasnyamerupakan garis antara 6 dan 7. Jadi, skala
vernier yang terukur adalah 0,65 mm.

Didapat, hasil pengukuran panjang baut adalah 11 mm + 0,65 mm = 11,65 mm

Atau 1,165 cm.

3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang dengan ingkat ketelitian terkecil yaiu 0,01
mm atau 0,001 cm.
Skala terkecil (skala nonius) pada mikrometer sekrup terdapat pada rahang geser,
sedangkan skala utama terdapat pada rahang tetap.
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda bundar dan plat yang
sangat tipis. 
Bagian-bagian Mikrometer Sekrup

Cara Membaca Mikrometer Sekrup


Pembacaan mikrometer sekrup dilakukan pada dua bagian, yaitu di skala utama dan di
skala nonius atau Vernier. Skala utama dapat dibaca di bagian sleeve dan skala nonius
dapat dibaca di bagian thimble.

Sumber gambar: miniphysics.com

Pada contoh pengukuran di atas, cara membaca mikrometer sekrup tersebut adalah:

▪ Untuk skala utama, dapat dilihat bahwa posisi thimble telah melewati angka “5” di
bagian atas, dan pada bagian bawah garis horizontal telah melewati 1 strip. 0.5mm.
Artinya, pada bagian ini didapat hasil pengukuran 5 + 0.5 mm = 5.5 mm. Pengukuran
juga dapat dilakukan dengan prinsip bahwa setiap 1 strip menandakan jarak 0.5mm.
Dikarenakan terlewati 5 strip di atas garis horizontal dan 6 strip di bawah garis
horizontal, maka total jarak adalah (5+6) x 0.5mm = 5.5mm
▪ Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit dengan angka
28 di skala nonius. Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan panjang 0.28mm
▪ Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini adalah 5.5 + 0.28 =
5.78mm. Hasil ini memiliki ketelitian sebesar 0.01 mm.

Berikut adalah beberapa contoh soal mikrometer sekrup


Soal 1
Pengukuran diameter bola dapat terlihat seperti gambar dibawah ini. Hitunglah besar
diameter bola dibawah ini!

Jawaban:

perhatikan Pengukuran mikrometer sekrup dibawah ini.


Skala tetap = 4 × 1mm = 4mm

Skala nonius = 30 × 0,01mm = 0,30mm

Hasil = skala tetap ditambah skala nonius

Hasil = 4mm + 0,30mm = 4,30mm

jadi, maka hasil dari pengukurannya ialah 4,30mm.

Soal 2
Pengukuran tebal batang terlihat seperti gambar dibawah ini. hitunglah Hasil dari
pengukuran mikrometer dibawah ini ialah …mm.

Jawaban:

perhatikan Pengukuran mikrometer sekrup dibawah ini.

Skala tetap = 4,5 × 1 mm = 4,5mm

Skala nonius = 46 × 0,01 mm = 0,46mm

Hasil = skala tetap ditambah skala nonius

Hasil = 4,5 mm + 0,46 mm = 4,96mm

Jadi,maka hasil dari pengukurannya diatas adalah 4,9 mm.

Maka,jadi hasil dari pengukuran diatas adalah: Skala utama ditambah skala nonius = 4
+0,3 = 4,30mm

Latihan soal pengukuran


1. Hasil pengukuran diameter sebuah kelereng dengan menggunakan mikrometer sekrup,
ditunjukkan oleh gambar di bawah, tentukan besar dari diameter kelereng tersebut!

A. 4,78 mm
B. 5,28 mm
C. 5,70 mm
D. 8,50 mm
E. 9,28 mm
2. Sebuah balok diukur ketebalannya dengan jangka sorong. Skala yang ditunjukkan dari
hasil pengukuran tampak pada gambar.
Besarnya hasil pengukuran adalah …

A. 3,19 cm
B. 3,14 cm
C. 3,10 cm
D. 3,04 cm
E. 3,00 cm

soal 3
Jika pada suatu pengukuran didapatkan gambar skala utama ataupun skala nonius
dibawah ini,hitunglah berapa panjang dari benda yang akan diukur?
4..ANGKA PENTING

Jadi apa saja yang termasuk ke dalam angka penting? Ya, sejatinya, angka 1,2,3,4,5,6,7,8,9
adalah angka penting. Tapi ingat, 0 itu juga termasuk angka. Lalu, apakah 0 termasuk ke
dalam angka penting?

Ada 6 syarat dalam aturan penulisan angka penting:

1. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting.

Contoh: 7,18 (dari deretan angka ini, terdapat 3 angka penting)

7712 (ada 4 angka penting)

2. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol bukan angka penting

Contoh: 77120 (4 angka penting)

3. Angka nol yang terletak di belakang penting (DALAM DESIMAL) adalah angka penting

7,1800 (5 angka penting)

4. Angka nol yang ada di depan angka penting (DALAM DESIMAL )bukan angka penting

Contoh: 0,0000718 (3 angka penting)

5. Angka nol di belakang angka penting (DALAM DESIMAL) adalah angka penting

Contoh: 0,000007180 (4 angka penting)

6. Angka nol di antara angka penting adalah angka penting

Contoh: 71800,7001 (9 angka penting)


Intinya, angka 0 dikatakan penting apabila dia terletak di depan angka penting, atau di
belakang (DALAM DESIMAL).

Ada sedikit perbedaan dalam perhitungan antara secara matematis dan “penghitungan
angka penting” di fisika ini.

Sebagai contoh:

Dalam hitungan matematis, 2,8 + 3,42 = 6,22

Ini berbeda dengan perhitungan angka penting.

Pada contoh tadi, kita punya kesimpulan bahwa: 2,8 adalah yang paling sedikit angka
taksiran/angka di belakang komanya (satu). Oleh karena itu, hasil penghitungannya pun
mengikuti ini. Sehingga, dalam penghitungan angka penting, hasil dari:

2,8 + 3,42 = 6,2 

Contoh lain:

0,007 + 0,12 = 0,12

14,244 – 2,1 = 12,1

9,0 – 6,21 = 2,8

15 – 11,02 = 4,0 (hal ini dikarenakan 15 kita anggap sebagai 15,0)

Dalam penghitungan matematis, hasil dari 2,4 x 1,11 = 2,664

Pada penghitungan perkalian dan pembagian pada angka penting, hasil akhirnya harus
selalu melihat kepada “jumlah angka penting yang paling sedikit”.
Pada kasus tadi, jumlah angka penting paling sedikit ada pada 2,4 (dua angka penting),
sehingga, hasil dari penghitungan tersebut juga harus mempunyai 2 angka penting.

Alhasil:

2,4 x 1,11 = 2,7

Contoh lain:

0,007 x 0,12 = 0,001 (karena yang angka penting paling kecil adalah 1 angka penting, yaitu
dari 0,007)

Ada beberapa hal yang harus kamu tahu saat pembulatan. Hal paling sederhana adalah,
pembulatan ke atas dan ke bawah.

1. Angka yang berada di bawah 5, akan selalu dibulatkan ke bawah (23,4 dibulatkan


menjadi 23). Sementara angka di atas 5, akan dibulatkan ke atas (23,7 dibulatkan
menjadi 24).

2. untuk kasus pembulatan dengan angka 5, kamu harus liat apakah angka itu
merupakan bilangan ganjil atau genap.

a. Apabila bilangan ganjil, pembulatannya dilakukan ke atas (23,5 dibulatkan


menjadi 24).

b. Apabila bilangan genap, pembulatannya dilakukan ke bawah (24,5 dibulatkan


menjadi 24)

Notasi ilmiah adalah cara kita menuliskan notasi angka dalam bentuk yang berbeda. Seperti
misalnya, angka 0.0004. Apabila kita ubah ke dalam bentuk notasi ilmiah akan menjadi: 4 x
103

Satu hal yang perlu kamu ingat adalah, angka depan (a) dari notasi ilmiah "harus berada di
antara 1 sampai 9.9"

Contoh soal :

angka 23000, tidak bisa kamu ganti menjadi 23 x 103, tetapi harus ditulis menjadi 2,3 x 104.

Anda mungkin juga menyukai