Panjang Meter M L
Massa Kilogram Kg M
Waktu Sekon S T
Suhu Kelvin K Q
Kuat arus listrik Ampere A I
Jumlah zat Mol Mol N
Intensitas cahaya Kandela Cd J
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan atau dijabarkan dari besaran pokok.
1
Beberapa contoh besaran turunan dan satuannya antara lain :
B. MISTAR BAJA
Mistar Baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat. Permukaan dan
bagian sisinya rata dan halus, diatasnya terdapat guratan – guratan ukuran, ada yang
dalam satuan inci, centimeter, dan adapula gabungan inci dan centimeter/milimeter.
2
Fungsi dari mistar baja antara lain mengukur lebar, mengukur ketebalan, Untuk
mengukur jarak free play (jarak bebas) serta memeriksa kerataan suatu permukaan
benda kerja
Contoh penggunaan:
a. Mengukur jarak bebas throttle cable
b. Mengukur jarak bebas rem belakang
c. Mengukur jarak bebas handle kopling
d. Mengukur jarak bebas rantai roda
C. JANGKA BENGKOK
Jangka bengkok digunakan untuk
mengukur tebal, lebar, panjang, dan garis
tengah benda bulat secara kasar. Alat ini
terbuat dari baja perkakas dengan ujungnya
yang dikeraskan. Bentuknya ada yang
dilengkapi dengan mur penyetel dan ada pula
yang tidak. Panjang kakinya dalam inci
merupakan ukuran jangka bengkok. Gambar 1.3. Jangka Bengkok
D. JANGKA KAKI
Jangka kaki digunakan antara lain untuk
mengukur diameter lubang dan jarak sesuatu
celah. Bentuk kakinya menghadap keluar dan
panjang kakinya itulah ukuran jangka kaki
dalam inci. Hasil pengukuran yang diperoleh
adalah ukuran kasar. Disebabkan kedua
kakinya itu mengeper bila menyentuh bidang-
bidang yang diukur, maka kita perlu banyak Gambar 1.4. Jangka Kaki
3
berlatih menggunakan jangka ini untuk
memperhalus perasaan jari-jari Dengan jari-
jari yang tidak perasa kesalahan ukur mudah
terjadi.
5
sedang pada satuan inci jarak antar garis adalah 1/16 inci untuk ketelitian 1/128 inci
dan 0,025 inci untuk ketelitian 0,001 inci.
a) Jangka Sorong dengan ketelitian 0,1 mm
Ketelitian jangka sorong adalah : 1 bagian Skala utama, dibagi sebanyak jumlah
strip pada skala nonius. Jangka Sorong dengan ketelitian 0,1 mm mempunyai
jumlah strip pada skala nonius sebanyak 10 strip (divisi).
Dengan demikian ketelitian jangka sorong dapat dicari dengan cara sebagai
berikut : 1 bagian Skala utama, dibagi sebanyak jumlah strip pada skala nonius
= 1/20 = 0,05 mm (maka : 1 strip jarak skala nonius = 0,05 mm)
c) Jangka Sorong dengan ketelitian 0,02 mm
Jangka sorong dengan ketelitian 0,02 mm mempunyai jumlah strip pada skala
nonius sebanyak 50 strip (divisi).
Dengan demikian ketelitian jangka sorong dapat dicari dengan cara sebagai
berikut : 1 bagian Skala utama, dibagi sebanyak jumlah strip pada skala nonius
= 1/50 = 0,02 mm (maka : 1 strip jarak skala nonius = 0,02 mm)
d) Jangka Sorong dengan tingkat ketelitian 1/128 inci
6
Pada jangka sorong dengan tingkat ketelitian 1/128 inci, skala utamanya setiap 1
inci dibagi menjadi 16 bagian, berarti satu bagian skala utama nilainya sama
dengan 1/16 inci dan pada skala noniusnya dibagi dalam 8 bagian.
Dengan demikian ketelitian jangka sorong dapat dicari dengan cara sebagai
berikut : 1/16 : 18 = 1/128 Inci
Dengan demikian ketelitian jangka sorong dapat dicari dengan cara sebagai
berikut : 1/40 : 25 = 1/1000
5. Cara membaca skala pada Jangka Sorong
Jangka Sorong yang banyak beredar pada umumnya mempunyai dua sistem
satuan yaitu sistem metrik dan sistem inci. Sistem metrik terdapat pada bagian
bawah, sedang sistem inci terletak pada bagian atas. Masing-masing sistem
mempunyai dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius atau skala vernier. Skala
utama terdapat pada badan mistar geser atau pada skala tetap, sedang skala nonius
terdapat pada rahang geser. Pedoman umum membaca skala pengukuran pada
mistar geser yaitu :
1) Perhatikan posisi angka nol skala nonius ada dimana,
2) Cari garis yang lurus antara skala utama dengan skala nonius.
7
a) Mistar geser dengan ketelitian 0,1 mm
Pembacaan
Pada Skala Utama : 10 mm
Pada Skala Nonius 4x0,1 : 0,4 mm
……………….. +
10,4 mm
Pembacaan
Pada Skala Utama : 41 mm
Pada Skala Nonius 7x0,1 : 0,7 mm
……………….. +
41,7 mm
Pembacaan
Pada Skala Utama : 27 mm
Pada Skala Nonius 6x0,1 : 0,6 mm
……………….. +
27,6 mm
Pembacaan
Pada Skala Utama : 42 mm
Pada Skala Nonius 4x0,1 : 0,4 mm
……………….. +
42,6 mm
8
Pembacaan
Pada Skala Utama : 10 mm
Pada Skala Nonius 20x0,02 : 0,40 mm
………………….. +
10,40 mm
Pembacaan
Pada Skala Utama : 6 mm
Pada Skala Nonius 16x0,02 : 0,32 mm
………………….. +
6,32 mm
Pembacaan
Pada Skala Utama : 36 mm
Pada Skala Nonius 28x0,02 : 0,56 mm
………………….. +
36,56 mm
c) Mistar geser dengan ketelitian 0,05 mm
Pembacaan
Pada Skala Utama : 46 mm
Pada Skala Nonius 8 x 0,05 : 0,40 mm
……………….. +
46,40 mm
Pembacaan
Pada Skala Utama : 32 mm
Pada Skala Nonius 16 x 0,05 : 0,80 mm
……………….. +
32,80 mm
9
Pembacaan
Pada Skala Utama : 75 mm
Pada Skala Nonius 12 x 0,05 : 0,60 mm
……………….. +
32,80 mm
Pembacaan
Pada Skala Utama : 25 mm
Pada Skala Nonius 16 x 0,05 : 0,80 mm
……………….. +
25,80 mm
Pembacaan
Pada Skala Utama : 1 1/16 Inci
Pada Skala Nonius 4 x 1/128 : 4/128 Inci
……………….. +
1 3/32 Inci
10
Pembacaan
Pada Skala Utama : 0,025 Inci
Pada Skala Nonius 13 x 0,001 : 0,013 Inci
……………….. +
0,038 Inci
6. Cara menggunakan Jangka Sorong
Hasil pengukuran benda ukur dengan menggunakan mistar geser sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : faktor si pengukur, benda yang
diukur, pengaruh lingkungan, dan cara menggunakan alat ukur. Oleh karena itu
prosedur penggunaannya perlu dijelaskan agar tidak terjadi kesalahan hasil
pengukuran. Adapun cara penggunaan mistar geser antara lain sebagai berikut:
a) Bersihkan benda yang akan diukur dan alat ukur
b) Kalibrasi alat ukur dengan cara :
a) Periksa bahwa skala vernier bergerak dengan bebas,dan angka nol
pada kedua skala bertemu dengan tepat.
11
Pengukuran kedalaman
12
Ukur jarak renggang ke samping kepala besar
connecting rod dg feeler gauge.
Batas Servis : 0,60 mm.
Hasil pengukuran benda ukur dengan menggunakan mistar geser sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : faktor si pengukur, benda yang
diukur, pengaruh lingkungan, dan cara menggunakan alat ukur. Oleh karena itu
prosedur penggunaannya perlu dijelaskan agar tidak terjadi kesalahan hasil
pengukuran. Adapun cara penggunaan mistar geser antara lain sebagai berikut:
c) Bersihkan benda yang akan diukur dan alat ukur
d) Kalibrasi alat ukur dengan cara :
g) Periksa bahwa skala vernier bergerak dengan bebas,dan angka nol
pada kedua skala bertemu dengan tepat.
13
F. MICROMETER
1. Fungsi Micrometer
Mikrometer merupakan alat ukur linier langsung dengan tingkat ketelitian yang
lebih tinggi hingga mencapai 0,001 mm. Ada 3 macam mikrometer yaitu :
mikrometer dalam, mikrometer luar, dan mikrometer kedalaman. Mikrometer dalam
berfungsi untuk mengukur dimensi dalam, misalnya diameter silinder; mikrometer
luar untuk mengukur dimensi luar, misalnya tinggi nok, diameter batang katup, dan
mikrometer kedalaman untuk mengukur kedalaman, misal kedalaman paku keling
pada kampas kopling.
Setiap micrometer mempunyai batas pengukuran sampai dengan 25 mm yaitu :
Mikrometer 0 – 25 mm
Mikrometer 25 – 50 mm
Mikrometer 50 – 75 mm
Mikrometer 75 – 100 mm
Mikrometer 100 – 125 mm
Mikrometer 125 – 150 mm
A. Fungsi Mikrometer
Mikrometer adalah suatu alat ukur presisi dengan ketelitian yang akurat dan
berfungsi untuk mengukur celah dari suatu benda kerja. Benda kerja merupakan
suatu produk hasil pekerjaan pemesinan, misalnya produk dari pekerjaan mesin
bubut, mesin frais, mesin gerinda dan semacamnya
B. Macam-Macam Micrometer
1) Mikrometer luar (Outside Micrometer)
14
Alat ukur ini mempunyai bentuk yang bermacam-macam yang disesuaikan
dengan bentuk benda yang akan diukur. Dalam bidang otomotif biasanya
micrometer luar digunakan untuk mengukur komponen otomotif antara
lain : tinggi nok, diameter batang katup, diameter jurnal poros, dan
sebagainya.
Prinsip kerja alat ini mirip dengan mur dan baut (lihat gambar)
Pada gambar dapat dilihat jika baut diputar satu kali, maka baut tersebut
akan bergerak satu ulir. Apabila jarak ulir 1 mm, baut akan bergerak 2 mm
dan seterusnya. Inilah prinsip pengukuran dengan mikrometer. Pada alat
ukur yang sebenarnya mur berarti inner sleeve dan baut adalah spindle.
Spindle merupakan poros panjang yang dapat bergerak maju-mundur untuk
menyesuaikan dimensi benda yang akan diukur. Untuk menggerakkan
spindle dilakukan dengan cara memutar thimble. Apabila thimble diputar ke
kanan, maka spindle akan mendekati anvil. Pada saat mengukur benda
kerja, jika jarak antara spindle dengan benda kerja masih jauh, maka untuk
mendekatkannya dengan cara memutar thimble ke kanan. Namun apabila
jarak antara ujung spindle dengan benda kerja sudah dekat, maka untuk
mendekatkannya dengan cara memutar rathchet stoper sampai ujung spindle
menyentuh benda kerja. Lock clamp digunakan untuk mengunci spindle
agar tidak dapat berputar sehingga posisi skala pengukuran tidak berubah.
15
3) Mikrometer kedalaman (Depth Micrometer)
Bagian-bagian mikrometer;
1. Landasan
2. Rahang ukur
3. Poros Geser
4. Klem
5. Tabung ukur
6. Tabung Putar(Timble)
7. Skala Nonius
8. Skala ukuran
9. Ratset
10. Rangka atau Frame
16
1. Ketelitian
2. Pembacaan ukuran
3. Fungsi
* Mikrometer luar
* Mikrometer dalam
* Mikrometer kepala
17
Contoh :
Contoh :
18
Pembacaan : Pada skala utama : 2,25 mm
Pada skala thimble : 0,00 mm
Pada skala sleeve : 0,007 mm
-------------------------------------------- +
Jumlah: 2,257 mm
E. Cara menggunakan Mikrometer
a) Memeriksa tanda “ 0 “
Sebelum dipakai, mikrometer harus diperiksa dulu apakah garis nol pada
skala thimble segaris dengan garis horisontal pada outer sleeve. Prosedur
pemeriksaan tanda “ 0 “ adalah sebagai berikut :
a) Bersihkan anvil dan spindle dengan kain bersih.
b) Putar rtachet stoper sampai anvil dan spindle bersentuhan
c) Putar ratchet stoper 2 atau 3 kali sampai diperoleh penekanan yang
cukup.
d) Kunci spindle pada posisi ini dengan lock clamp
e) Periksa apakah garis “ 0 “ pada skala thimble segaris dengan garis
horisontal pada outer sleeve.
b) Menyetel titik “ 0 “
a) Apabila kesalahannya kurang dari 0,02 mm :
(1) Kuncilah spindle dengan lock clamp
(2) Putar outer sleeve dengan kunci penyetel sampai tanda “0“ pada
thimble lurus dengan garis horisontal pada outer sleeve.
(3) Periksa kembali tanda “0“ setelah penyetelan
19
b) Apabila kesalahannya lebih dari 0,02 mm :
(1) Kuncilah spindle dengan lock clamp
(2) Kendorkan ratchet stoper sampai thimble bebas.
(3) Luruskan tanda “ O “ thimble dengan garis pada outer sleeve
dan kencangkan kembali dengan ratchet stoper.
(4) Periksa kembali tanda “ O “ setelah selesai penyetelan.
20
Dari gambar tersebut, garis skala atas menunjukan angka 7 mm dan garis skala
bagian bawahnya menunjukan 0,5 mm maka skala utama pada mikrometer
skrup tersebut menunjukan angka 7,5 mm.
c) Bacalah skala nonius yaitu garis yang tepat segaris dengan garis pembagi pada
skala utama. Setiap satu garis pada skala nonius menunjukan 0,01 mm. Pada
gambar di atas, skala nonius menunjukan angka 22 dikalikan dengan 0,01 mm
sehingga skala noniusnya menunjukan 0,22 mm.
d) Jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama dengan hasil pengukuran dari
skala nonius. Sehingga dari gambar diatas diperoleh hasil pengukuran 7,5 mm +
0,22 mm = 7,72 mm.
Untuk lebih memahami perhatikan contoh pembacaan skala beriut ini!
Dari gambar tersebut, skala utama menunjukan angka 3 mm dan skala nonius
menunjukan 0,46 mm sehingga hasil pengukuran yang diperoleh adalah 3 mm +
0,46 mm = 3,46 mm.
21
Pada gambar tersebut, skala utama menunjukan angka 3,5 mm dan skala nonius
menunjukkan angka 0,06 mm sehingga hasil pengukuran yang diperoleh adalah
3,5 mm + 0,06 mm = 3,56 mm. Ketidakpastian dari pengukuran dengan
mikrometer sekrup adalah setengahnya dari skala terkecil mikrometer sekrup
tersebut. yaitu 0,5 x 0,01 = 0,005 sehingga hasil pengukuran dapat dituliskan
sebagai berikut (3,56 ± 0,005)
22
23
24
5. Inside Micrometer
Fungsi: Mengukur benda kerja bagian dalam/diameter dalam
dengan ketelitian mikron.
25
26
6. Torque Wrench (Kunci Torsi)
Fungsi: Mengencangkan dan mengukur kekencangan (torsi)
dari nut/baut
27
7. Dial Gauge
Fungsi: Untuk memeriksa atau mengukur:
a. Kerataan permukaan bidang datar
b. Kerataan permukaan serta kebulatan poros
c. Kerataan permukaan dinding silinder
28
29
30
8. Cylinder Gauge
Fungsi: Untuk mengukur diameter bagian dalam suatu benda
31
32
33
34
B. Alat Ukur Pneumatik
1. Compression Gauge
Fungsi: Mengukur tekanan kompresi pada silinder (satuan:
Psi, kg/cm2, Bar)
35
2. Tire Gauge
Fungsi: Mengukur tekanan angin dalam ban (Psi atau
kg/cm2)
36
1. Pengantar Digital Multimeter (DMM)
Sebuah kualitas Digital Multimeter (DMM) adalah alat yang
paling penting yang akan Anda gunakan ketika
troubleshooting sistem listrik. Alat tersebut dapat mengukur
tegangan, arus listrik, dan hambatan.
2. Pengukuran
a. Pengukuran Hambatan
Dengan memeriksa hambatan / tahanan, maka kita dapat memeriksa :
- Sirkuit terbuka (sambungan yang rusak)
- koneksi / sambungan buruk
- Kortsleting
b. Pengukuran Voltase / Tegangan
c. Dengan memeriksa Voltase / tegangan, maka kita dapat memeriksa :
- Kondisi Battere
- Apakah daya battere terpasang atau tidak
- Hubungan yang buruk
37
- Alternator output
- Sensor output
d. Pengukuran Arus
Dengan memeriksa hambatan / tahanan, maka kita dapat memeriksa :
- Kemampuan Pengisian
- Konsumsi listrik pada tiap komponen
3. Tahapan Pengukuran
a. Hubungkan test lead hitam ke terminal COM (-), dan test
lead tes merah ke voltase terminal (+).
b. Untuk multimeter digital dengan tombol power,
hubungkan terlebih dahulu test lead, kemudian hidupkan
power.
38
39
40
41
A. Hidrometer
Hidrometer berfungsi untuk mengukur berat jenis elektrolit battery. Berat jenis elektrolit
berubah menurut tingkat isi battery. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan
salah satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh pada suhu 20 ºC
mempunyai Bj 1,27-1,28, dan baterai kosong mempunyai Bj 1,100 -1,130. Berat jenis
juga dipengaruhi oleh suhu, sehingga rumus ini digunakan untuk menentukan
hubungannya:
S20 = St + 0,007 (t – 20)
Dimana:
S20 = berat jenis koreksi
St = berat jenis terukur
t = suhu saat pengukuran
Langkah melakukan pengukuran elektrolit baterai adalah:
1) Lepas terminal baterai negatif
2) Lepas sumbat baterai dan tempatkan dalam wadah agar tidak tercecer
3) Masukkan thermometer pada lubang baterai
4) Masukkan ujung hydrometer ke dalam lubang baterai
5) Pompa hydrometer sampai elektrolit masuk ke dalam hydrometer dan pemberat
terangkat
6) Tanpa mengangkat hydrometer baca berat jenis elektrolit baterai dan baca
temperature elektrolit baterai
7) Catat hasil pembacaan, lakukan hal yang sama untuk sel baterai yang lain
42
Berat jenis elektrolit berubah sebesar 0,0007 setiap perubahan 1 ºC. Spesifikasi berat jenis
normal ditentukan pada 20 ºC, oleh karena itu saat pengukuran temperature elektrolit
harus diamati. Rumus untuk mengkoreksi hasil pengukuran adalah:
S 20 ºC= St + 0,0007 x (t - 20)
S 20 ºC : Berat jenis pada temperature 20 ºC
St : Nilai pengukuran berat jenis
t : Temperatur elektrolit saat pengukuran
Contoh:
Tentukan berat jenis elektrolit baterai bila hasil pengukuran pada temperature 0ºC,
menunjukkan berat jenis 1,260.
S 20 ºC = St + 0,0007 x (t - 20)
= 1,260 + 0,0007 x ( 0 – 20)
= 1,260 – 0,0014 = 1,246
Tindakan yang harus dilakukan terkait hasil pengukuran elektrolit adalah sebagai berikut:
Tabel .1 Tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil pengukuran BJ
elektrolit
HASIL PENGUKURAN TINDAKAN
1.280 Atau lebih Tambahkan air suling agar berat jenis
berkurang
1.220 – 1.270 Tidak Perlu Tindakan
1.210 atau kurang Lakukan pengisian penuh, ukur berat jenis.
Bila masih dibawah 1.210 ganti baterai.
Perbedaan antar sel kurang dari Tidak perlu tindakan
0.040
Perbedaan berat jenis antar sel Lakukan pengisian penuh, ukur berat jenis.
0.040 atau lebih Bila berat jenis antar sel melebihi 0.030,
setel berat jenis. Bila tidak bisa dilakukan,
ganti baterai
43
3. Kerataan permukaan dinding silinder
4. Kebengkokan poros, ketakmelingkaran, kesejajaran dll
Didalam alat ukur ini terdapat mekanisme khusus yang dapat memperbesar gerakan
spindle yang kecil. Ketika spindle bergerak sepanjang permukaan yang diukur,
gerakan ini diperbesar oleh mekanisme pembesar tadi dan selanjutnya ditunjuk oleh
jarum penunjuk.
Jangka pengukuran dan kecermatannya ditunjukkan pada permukaan dial.
Kecermatan menunjukkan skala terkecil dan skala pengukuran menunjukkan
pembacaan maksimum. Skala dan outer ring dapat diputar keangka” 0 “ agar lurus
dengan penunjuk sebelum dilakukan pengukuran. Dial ada juga yang mempunyai
piringan tengah yang ditempatkan sesumbu dengan piringan utama dan dilengkapi
dengan jarum pendek. Piringan tengah ini menunjukkan jangka ukurnya.
44
Gambar 2. Dial Gauge yang dipasang pada alat penopang
Catatan :
Posisi spindle dial gauge harus selalu tegak lurus dengan permukaan
benda kerja yang diperiksa
Garis imajinasi dari mata anda kejarum dial gauge harus tegak lurus pada
permukaan dial ketika anda membaca pengukuran
Dial gauge harus dipasang dengan teliti pada alat penopangnya
Putarlah outer ring stell pada titik nol. Gerakkan spindle keatas dan
kebawah. Periksalah bahwa penunjuk selalu kembali ke nol bila anda
tidak memegang spindelnya
Didalam dial gauge terdapat mekanisme presisiseperti jam. Usahakan
jangan sampai terjatuh atau terkena benturan
Jangan berikan oli atau gemuk diantara spindle dan tangkainya, jika
gerakan spindle menjadi lancar karena oli atau kotoran, celupkan spindle
ini kedalam bensin sambil menggerakkan naik turun sampai oli atau
kotorannya larut.
45
pergerakannya jarum panjang tersebut adalah 0,01 mm x 10 = 0,10
mm
Skala jarum panjang ini dapat diputar kekiri atau ke kanan, artinya
posisi angka nol tidak pasti selalu berada diatas, tetapi bisa ada pada
posisi dibawah atau disamping. Bergantung pada posisi yang kita
kehendaki pada saat proses mengukur benda kerja.
b) Jarum Pendek
Jarum pendek akan bergerak satu ruas apabila jarum panjang dari
angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran). Berarti,
pergerakan satu ruas dari jarum pendek adalah 0,010 mm x 100 = 1
mm (jika ketelitian 0,01mm)
Dengan demikian apabila jarum pendek berputar 3 kali putaran,
maka nilai pergerakan jarum pendek adalah 3 mm
c) Bidang sentuh dengan benda kerja
Alat ini akan bergerak naik dan turun saat benda kerja bergerak dan
bersentuhan dengan bidang sentuh tersebut
Jarum panjang akan bergerak kearah kanan apabila bidang sentuh
bergerak keatas(cekung)
Jarum panjang akan bergerak kearah kiri apabila bidang sentuh
bergerak kearah bawah (cembung)
A. Prosedur penggunaan dial indikator
1. Posisi spindle dial indikator harus tegak lurus dengan permukaan yang diukur.
2. Garis imajinasi dari mata si pengukur ke jarum penunjuk harus tegak lurus pada
permukaan dial indikator pada saat sedang membaca hasil pengukuran
3. Dial indikator harus dipasang dengan teliti pada batang penyangganya, artinya dial
indikator tidak boleh goyang.
4. Putarlah outer ring dan stel pada posisi nol. Gerakkan spindle ke atas dan ke bawah,
kemudian periksalah bahwa jarum penunjuk selalu kembali ke posisi nol setelah spindle
dibebaskan.
5. Usahakan dial indicator tidak sampai terjatuh, karena terdapat mekanisme pengubah
yang sangat presisi.
6. Jangan memberi oli atau grease diantara spindle dan tangkainya, karena akan
menghambat gerakan spindle.
B. Contoh penggunaan dial indikator
1. Pengukuran kebengkokan poros engkol.
46
Prosedur pengukuran kebengkokan poros engkol :
1. Tempatkan ujung poros engkol pada blok V
2. Pasang dial indikator di tengah-tengah poros engkol, usahakan dial indikator tidak
bersinggungan dengan pipi engkol.
3. Usahakan spindle bersinggungan dengan poros eng-kol, kemudian set nol jarum
penunjuk dial indikator.
4. Putar poros engkol satu kali putaran sambil melihat penyimpangan jarum penunjuk
ke kanan dan ke kiri. Besarnya penyimpangan jarum pada posisi paling kiri sampai
posisi paling kanan adalah merupakan run out.
47
Prosedur pengukuran kebengkokan poros nok sama dengan pengukuran kebengkokan
poros engkol. Demikian juga untuk poros-poros lain, misalnya seperti push rod, poros
propeller, poros transmisi, dan sebagainya.
3. Pengukuran kekocakan batang katup dengan lubang laluan katup (bos klep).
Prosedur pengukuran kekocakan batang katup dengan lubang laluan batang katup (bos
klep) :
1. Tempatkan ujung spindle dial indikator pada kepala katup sehingga permukaan
spindle bersentuhan
2. Gerakkan kepala katup ke kanan dan ke kiri sambil melihat besarnya penyimpangan
jarum penunjuk. Besarnya penyimpangan jarum pada posisi paling kiri sampai
posisi paling kanan adalah merupakan kekocakan batang katup dengan lubang
laluan katup.
48
5. Pengukuran trust clearance batang torak.
6. Pengukuran back lash antara ring gear dengan pinion gear differential (gardan).
49
Prosedur pengukuran back lash antara ring gear dengan pinion gear differential
(gardan) :
1. Tempatkan ujung spindle dial indikator pada ring gear differential sehingga
permukaan spindle saling bersentuhan.
2. Gerakkan ring gear differential ke kanan dan ke kiri sambil melihat besarnya
penyimpangan jarum penunjuk. Besarnya penyimpangan jarum pada posisi paling
kiri sampai posisi paling kanan adalah merupakan back lash antara ring gear dengan
pinion gear differential.
Penyelesaian :
Jarum Panjang menunjukkan angka 99, sedangkan jarum pendek melewati angka 2 .
berarti :
Posisi Jarum Panjang = 99 x 0,1 = 0,99 mm
50
Posisi Jarum Pendek = 2 x 1 = 2 mm
Hasil Pengukuran = 2 + 0,99 = 2,99 mm
51
c) Pasang replacement rod pada bore gage.
d) Ukur panjang replacement rod dengan mikrometer luar seperti
pada gambar dibawah dan usahakan jarum dial gage tidak bergerak, misal
diperoleh hasil pengukuran = 76,20 mm.
52
c) Pasang replacement rod pada bore gage.
d) Set mikrometer luar pada 76 mm, kemudian tempatkanreplacement rod antara
anvil dan spindle mikrometer
e) Set jarum dial gage pada posisi nol dengan cara memutar outer ring
53
(1) Di sebelah kanan nol : ¢silinder = 76 – penyimpangan
(2) Di sebelah kiri nol : ¢silinder = 76 +penyimpangan
Contoh penggunaan cylinder bore gauge adalah dalam pengukuran diameter silinder.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengukur diameter silinder dengan
jangka sorong (vernier caliper) untuk mengetahui ukuran dari silinder dan untuk
pemilihan spesifikasi cincin pengganti dan batang pengganti. Selanjutnya, lihat angka di
belakang koma jangka sorong apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 mm. Misalnya
setelah dilakukan pengukuran hasil akhir pengukurannya diketahui diameter silinder
adalah 52,86 mm, maka pilihan untuk batang pengganti adalah spesifikasi 50 mm,
sedangkan cincin pengganti adalah 3 mm. Bila hasil pengukuran dengan jangka sorong
dalam pengukuran ini adalah 52,22 mm maka alternative pilihan batang pengganti
adalah ukuran 50 mm dan cincin pengganti 2 mm.
Tetapi, bila setelah pemilihan hasil pengukuran pertama dari cincin pengganti 3 mm dan
batang pengganti 50 mm, maka langkah selanjutnya adalah kalibrasi cylinder bore gauge
dengan menggunakan micrometer luar (outside micrometer). Caranya adalah
micrometer luar diset pada ukuran 52,86 mm. Tempatkan batang pengganti dan runcing
pengukur ke dalam micrometer luar tersebut dan dial gauge alat ini diset pada nol ke
jarum penunjukannya.
I. FEELER GAUGE
Feeler Gauge digunakan untuk mengukur celah antara permukaan yang rata. Alat ini
dapat mengukur secara teliti dibuat dari pasangan baja keras. Beberapa baja diberi
tanda berapa ketebalannya. Feeler gauge sering juga disebut dengan thicknes gauge.
Alat ini terdiri dari beberapa lembaran baja tipis yang memiliki presisi ukuran
sampai 0,01 mm. Umumnya thicknes gauge memiliki ketebalan antara 0,03 mm
sampai 1,00 mm.
54
J. Kunci Momen
Kunci momen (torque wrench) berfungsi untuk mengencangkan mur atau baut
sesuai dengan ukuran kekencangan tertentu. Pada kunci momen bagian ujungnya
bisa dipasang kunci soket sesuai dengan ukuran mur atau baut yang akan
dikencangkan. Sedangkan pada ujung yang lain (dekat dengan handle kunci momen)
terdapat jarum penunjuk dan angka-angka yang menunjukkan nilai kekencangan
dari mur atau baut yang dikencangkan. Jarum akan bergerak sesuai dengan
kekencangan yang diberikan. Kunci momen digunakan hanya pada pengerjaan akhir
dari pengencangan baut atau mur. Jadi pada saat awal pengencangan kita
menggunakan kunci biasa (kunci ring, kunci soket maupun kunci pas), setelah dirasa
agak kencang baru dikencangkan akhir menggunakan kunci momen dan kencangkan
sesuai dengan nilai kekencangan dari mur atau baut tersebut.
Kunci momen bisa untuk mempermudah dalam menyamakan nilai kekencangan
mur atau baut, sehingga kebengkokan pada suatu bagian karena nilai kekencangan
TES FORMATIF 1
yang berbeda-beda dapat dihindari.
K.
Dimana alat ukur digunakan
Cara pembacaannya
Contoh : jangka sorong untuk mengukur diameter piston
55
a.
b.
e.
56
Pada Skala Utama = .......... mm
pada Skala Nonius ... x ..... = .......... mm
Hasil = +
........... mm
f.
h.
57
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1
2. Bagaimana cara menggunakan mistar geser agar diperoleh hasil pengukuran yang akurat
Tulislah hasil pembacaan skala pengukuran pada mistar geser berikut ini
Kunci Jawaban Formatif
1. Alat ukur mekanik yang kamu ketahui beserta fungsinya
2. Cara menggunakan mistar geser agar diperoleh hasil pengukuran yang akurat adalah sebagai
berikut :
b. Periksa bahwa skala vernier bergerak dengan bebas, dan angka nol pada kedua skala
bertemu dengan tepat.
58
c. Pada waktu melakukan pengukuran, usahakan benda yang diukur sedekat mungkin
dengan skala utama.
d. Pengukuran di ujung rahang mistar geser menghasilkan pembacaan yang kurang akurat.
3. Prosedur menset nol mikrometer, apabila selisih antara tanda nol pada thimble dan garis
horisontal pada skala sleeve :
59
RANGKUMAN 1
1. Metrologi adalah ilmu pengetahuan tentang ukuran dan bobot. Namun pada
perkembangannya metrology terus berkembang hingga mempunyai cabang yang
diantaranya : metrology dimensi.
2. Besaran adalah :
a) Sesuatu yang dapat diukur
b) Dapat dinyatakan dengan Angka
c) Mempunyai satuan
3. Besaran terbagi 2 jenis :
a) Besaran Pokok
b) Besaran Turunan
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya ditetapkan lebih dulu atau besaran yang
satuannya didefinisikan sendiri berdasarkan hasil konferensi internasional mengenai
berat dan ukuran
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan atau dijabarkan dari besaran pokok.
4. Cara penggunaan Jangka Sorong antara lain sebagai berikut :
1. Bersihkan benda yang akan diukur dan alat ukur
2. Kalibrasi alat ukur dengan cara :
60
3. Periksa bahwa skala vernier bergerak dengan bebas,dan angka nol pada kedua skala
bertemu dengan tepat.
4. Meriksa kerapatan rahang diameter luar terhadap sinar yang melewati rahang
5. Meriksa kerapatan diameter dalam
6. Meriksa batang pengukur diameter dalam
7. Pada waktu melakukan pengukuran, usahakan benda yang diukur sedekat mungkin
dengan skala utama. Pengukuran di ujung rahang mistar geser menghasilkan
pembacaan yang kurang akurat.
61
Pengukuran diameter dalam
Pengukuran kedalaman
Tugas 1
4. Tuliskan 7 besaran pokok yang kamu ketahui ?
5. Tuliskan 5 alat ukur mekanik yang kamu ketahui beserta fungsinya ?
6. Bagaimana cara menggunakan mistar geser agar diperoleh hasil pengukuran yang akurat ?
7. Tulislah hasil pembacaan skala pengukuran pada mistar geser berikut ini:
a)
62
Skala Utama = …………..
Skala Nonius = ……………
Hasil = ……………
b)
c)
63
d)
e)
64
65
A. ALAT UKUR PNEUMATIK
1. Tes Kompressi
2. Radiator tester
3. Pengukur Vacum
4. Tire Pressure Gauge
5. Manometer
6. Nozzle Tester
66
Evaluasi
Gambar dan rangkailah klakson dengan menggunakan sekering yang ditempatkan sebelum
klakson.
Berilah nama komponen rangkailah klakson.
67
UMPAN BALIK
68
DAFTAR PUSTAKA
69