Anda di halaman 1dari 69

KB 1 ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

A. ILMU YANG MEMPELAJARI ALAT UKUR


Teknologi yang semakin lama semakin canggih, memungkinkan manusia untuk dapat
mengerjakan produk serumit apapun. Bukan hanya itu, semakin ketatnya persaingan dipasar
membuat para produsen harus memikirkan bagaimana menekan biaya produksi agar harga
pokok penjualan semakin murah. Salah satu diantara upaya tersebut adalah memproduksi
suatu produk ditempat dan Negara yang terpisah. Agar bagian-bagian produk ini dapat
dirakit, tentunya saja diantara berbagai tempat produksi itu harus ada ketelitian dan
keseragaman pengukuran . Adanya tuntutan ini membuat pengukuran ini berkembang
menjadi ilmu tersendiri yang disebut metrologi. Metrologi adalah ilmu pengetahuan
tentang ukuran dan bobot.
B. SISTEM SATUAN DALAM PENGUKUAN
Ilmu pengetahuan dan teknik menggunakan dua jenis satuan,yaitu satuan dasar atau lebih
dikenal dengan Besaran pokok dan satuan turunan atau lebih dikenal dengan Besaran
turunan
Besaran adalah :
Sesuatu yang dapat diukur
Dapat dinyatakan dengan Angka
Mempunyai satuan
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya ditetapkan lebih dulu atau besaran
yang satuannya didefinisikan sendiri berdasarkan hasil konferensi internasional
mengenai berat dan ukuran, Ada Tujuh Besaran Pokok seperti pada tabel di bawah ini :

Besaran Pokok Satuan dalam SI Lambang Dimensi

Panjang Meter M L
Massa Kilogram Kg M
Waktu Sekon S T
Suhu Kelvin K Q
Kuat arus listrik Ampere A I
Jumlah zat Mol Mol N
Intensitas cahaya Kandela Cd J

Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan atau dijabarkan dari besaran pokok.

1
 Beberapa contoh besaran turunan dan satuannya antara lain :

Besaran Turunan Satuan dlm SI Lambang

Luas Meter Persegi m2

Volum Meter Kubik m3

Massa jenis Kilogram/meter Kubik Kg/m3

Kecepatan Meter/sekon m/s

Percepatan Meter / Sekon Persegi m/sekon2

Tekanan Newton/Meter Persegi N/m2

Usaha Newton meter Nm

Daya Joule/sekon J/s

C. JENIS-JENIS ALAT UKUR


1. ALAT UKUR MEKANIK
A. MISTAR UKUR/PENGGARIS
Untuk mengukur panjang suatu benda biasanya dengan menggunakan mistar dengan
skala centimeter dan milimeter. Tingkat ketelitiannya yakni pada skala terkecil 1 mm.
Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang berbentuk
segitiga (biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku 30°–60°).
Penggaris dapat terbuat dari plastik, logam, berbentuk pita dan sebagainya. Juga terdapat
penggaris yang dapat dilipat. Macam-macam mistar ukur/penggaris :

Gambar 1.1. Mistar Ukur

B. MISTAR BAJA
Mistar Baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat. Permukaan dan
bagian sisinya rata dan halus, diatasnya terdapat guratan – guratan ukuran, ada yang
dalam satuan inci, centimeter, dan adapula gabungan inci dan centimeter/milimeter.

2
Fungsi dari mistar baja antara lain mengukur lebar, mengukur ketebalan, Untuk
mengukur jarak free play (jarak bebas) serta memeriksa kerataan suatu permukaan
benda kerja

Contoh penggunaan:
a. Mengukur jarak bebas throttle cable
b. Mengukur jarak bebas rem belakang
c. Mengukur jarak bebas handle kopling
d. Mengukur jarak bebas rantai roda

Gambar 1.2. Mistar Baja

C. JANGKA BENGKOK
Jangka bengkok digunakan untuk
mengukur tebal, lebar, panjang, dan garis
tengah benda bulat secara kasar. Alat ini
terbuat dari baja perkakas dengan ujungnya
yang dikeraskan. Bentuknya ada yang
dilengkapi dengan mur penyetel dan ada pula
yang tidak. Panjang kakinya dalam inci
merupakan ukuran jangka bengkok. Gambar 1.3. Jangka Bengkok

D. JANGKA KAKI
Jangka kaki digunakan antara lain untuk
mengukur diameter lubang dan jarak sesuatu
celah. Bentuk kakinya menghadap keluar dan
panjang kakinya itulah ukuran jangka kaki
dalam inci. Hasil pengukuran yang diperoleh
adalah ukuran kasar. Disebabkan kedua
kakinya itu mengeper bila menyentuh bidang-
bidang yang diukur, maka kita perlu banyak Gambar 1.4. Jangka Kaki

3
berlatih menggunakan jangka ini untuk
memperhalus perasaan jari-jari Dengan jari-
jari yang tidak perasa kesalahan ukur mudah
terjadi.

E. JANGKA SORONG/VERNIER CALIPER


Dalam penggunaannya jangka sorong memiliki banyak sebutan diantaranya : Mistar
Geser, Mistar ingsut, Sketmat, Sigmat, atau Vernier Calliper.
1. Fungsi Jangka Sorong Antara Lain :
a) Mengukur Diameter Luar Benda
b) Mengukur Diameter Dalam Benda
c) Mengukur Kedalaman Benda

Gambar 1.5. Penggunaan Jangka Sororng

2. Bagian-Bagian Jangka Sorong

Gambar 1.6. Bagian – bagian Jangka sorong


4
 Rahang Diameter Dalam/inside jaws
 Mur Pengunci/Clamp srew
 Skala Geser/Vernier Scale
 Rahang Diameter Luar/outside jaws
 Skala Utama/Main scale
 Pengukur Kedalaman/Dept Bar

3. Tipe Jangka Sorong


 Jangka Sorong Biasa
-

 Jangka Sorong Digital

 Jangka Sorong Analog

Gambar 1.7. Tipe Jangka Sorong

4. Tingkat Ketelitian Jangka Sorong


Jangka Sorong dibuat dengan kecermatan yang berbeda-beda yang tergantung
pada pembagian skala noniusnya. Jangka sorong yang lazim digunakan adalah
jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm, 0,02 mm dan 0,05 mm. Susunan garis-
garis yang dibuat secara teratur dengan jarak garis yang tetap dan tiap garis
mempunyai arti tertentu biasanya disebut dengan skala. Pada mistar geser terdapat
skala utama dan skala nonius atau skala vernier. Banyaknya garis pada skala vernier
menentukan tingkat ketelitian, semakin banyak garis pada skala nonius maka mistar
geser semakin teliti tetapi semakin sulit dibaca karena jarak antar baris semakin
rapat. Jarak antar garis pada skala utama untuk satuan metrik pada umumnya 1 mm,

5
sedang pada satuan inci jarak antar garis adalah 1/16 inci untuk ketelitian 1/128 inci
dan 0,025 inci untuk ketelitian 0,001 inci.
a) Jangka Sorong dengan ketelitian 0,1 mm
Ketelitian jangka sorong adalah : 1 bagian Skala utama, dibagi sebanyak jumlah
strip pada skala nonius. Jangka Sorong dengan ketelitian 0,1 mm mempunyai
jumlah strip pada skala nonius sebanyak 10 strip (divisi).

Gambar 1.8. Jangka Sorong dengan ketelitian 0,1 mm

b) Jangka Sorong dengan ketelitian 0,05 mm


Jangka Sorong dengan ketelitian 0,05 mm mempunyai jumlah strip pada skala
nonius sebanyak 20 strip (divisi).

Gambar 1.9. Jangka Sorong dengan ketelitian 0,05 mm

Dengan demikian ketelitian jangka sorong dapat dicari dengan cara sebagai
berikut : 1 bagian Skala utama, dibagi sebanyak jumlah strip pada skala nonius
= 1/20 = 0,05 mm (maka : 1 strip jarak skala nonius = 0,05 mm)
c) Jangka Sorong dengan ketelitian 0,02 mm
Jangka sorong dengan ketelitian 0,02 mm mempunyai jumlah strip pada skala
nonius sebanyak 50 strip (divisi).

Gambar 1.10. Jangka Sorong dengan ketelitian 0,02 mm

Dengan demikian ketelitian jangka sorong dapat dicari dengan cara sebagai
berikut : 1 bagian Skala utama, dibagi sebanyak jumlah strip pada skala nonius
= 1/50 = 0,02 mm (maka : 1 strip jarak skala nonius = 0,02 mm)
d) Jangka Sorong dengan tingkat ketelitian 1/128 inci

6
Pada jangka sorong dengan tingkat ketelitian 1/128 inci, skala utamanya setiap 1
inci dibagi menjadi 16 bagian, berarti satu bagian skala utama nilainya sama
dengan 1/16 inci dan pada skala noniusnya dibagi dalam 8 bagian.

Gambar 1.11. Jangka Sorong dengan ketelitian 1/128 Inci

Dengan demikian ketelitian jangka sorong dapat dicari dengan cara sebagai
berikut : 1/16 : 18 = 1/128 Inci

e) Jangka Sorong dengan tingkat ketelitian 0,001 inci


Pada jangka sorong dengan tingkat ketelitian 1/1000 inci atau 0,001 inci, skala
utamanya setiap 1 inci dibagi menjadi 40 bagian, berarti satu bagian skala utama
nilainya sama dengan 1/40 inci atau 0,025 inci dan pada skala nonius atau skala
vernier dibagi dalam 25 bagian.

Gambar 1.12. Jangka Sorong dengan ketelitian 0,001 Inci

Dengan demikian ketelitian jangka sorong dapat dicari dengan cara sebagai
berikut : 1/40 : 25 = 1/1000
5. Cara membaca skala pada Jangka Sorong
Jangka Sorong yang banyak beredar pada umumnya mempunyai dua sistem
satuan yaitu sistem metrik dan sistem inci. Sistem metrik terdapat pada bagian
bawah, sedang sistem inci terletak pada bagian atas. Masing-masing sistem
mempunyai dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius atau skala vernier. Skala
utama terdapat pada badan mistar geser atau pada skala tetap, sedang skala nonius
terdapat pada rahang geser. Pedoman umum membaca skala pengukuran pada
mistar geser yaitu :
1) Perhatikan posisi angka nol skala nonius ada dimana,
2) Cari garis yang lurus antara skala utama dengan skala nonius.

7
a) Mistar geser dengan ketelitian 0,1 mm

Pembacaan
Pada Skala Utama : 10 mm
Pada Skala Nonius 4x0,1 : 0,4 mm
……………….. +
10,4 mm

Pembacaan
Pada Skala Utama : 41 mm
Pada Skala Nonius 7x0,1 : 0,7 mm
……………….. +
41,7 mm

Pembacaan
Pada Skala Utama : 27 mm
Pada Skala Nonius 6x0,1 : 0,6 mm
……………….. +
27,6 mm

Pembacaan
Pada Skala Utama : 42 mm
Pada Skala Nonius 4x0,1 : 0,4 mm
……………….. +
42,6 mm

b) Mistar geser dengan ketelitian 0,02 mm

8
Pembacaan
Pada Skala Utama : 10 mm
Pada Skala Nonius 20x0,02 : 0,40 mm
………………….. +
10,40 mm

Pembacaan
Pada Skala Utama : 6 mm
Pada Skala Nonius 16x0,02 : 0,32 mm
………………….. +
6,32 mm

Pembacaan
Pada Skala Utama : 36 mm
Pada Skala Nonius 28x0,02 : 0,56 mm
………………….. +
36,56 mm
c) Mistar geser dengan ketelitian 0,05 mm

Pembacaan
Pada Skala Utama : 46 mm
Pada Skala Nonius 8 x 0,05 : 0,40 mm
……………….. +
46,40 mm

Pembacaan
Pada Skala Utama : 32 mm
Pada Skala Nonius 16 x 0,05 : 0,80 mm
……………….. +
32,80 mm

9
Pembacaan
Pada Skala Utama : 75 mm
Pada Skala Nonius 12 x 0,05 : 0,60 mm
……………….. +
32,80 mm

Pembacaan
Pada Skala Utama : 25 mm
Pada Skala Nonius 16 x 0,05 : 0,80 mm
……………….. +
25,80 mm

d) Mistar geser dengan ketelitian 1/128 Inci

Pembacaan
Pada Skala Utama : 1 1/16 Inci
Pada Skala Nonius 4 x 1/128 : 4/128 Inci
……………….. +
1 3/32 Inci

e) Mistar geser dengan ketelitian 0,001 Inci

10
Pembacaan
Pada Skala Utama : 0,025 Inci
Pada Skala Nonius 13 x 0,001 : 0,013 Inci
……………….. +
0,038 Inci
6. Cara menggunakan Jangka Sorong
Hasil pengukuran benda ukur dengan menggunakan mistar geser sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : faktor si pengukur, benda yang
diukur, pengaruh lingkungan, dan cara menggunakan alat ukur. Oleh karena itu
prosedur penggunaannya perlu dijelaskan agar tidak terjadi kesalahan hasil
pengukuran. Adapun cara penggunaan mistar geser antara lain sebagai berikut:
a) Bersihkan benda yang akan diukur dan alat ukur
b) Kalibrasi alat ukur dengan cara :
a) Periksa bahwa skala vernier bergerak dengan bebas,dan angka nol
pada kedua skala bertemu dengan tepat.

Gambar 1.13. Pemeriksaan angka nol pada jangka sorong


dengan ketelitian
b) Memeriksa kerapatan 0,001 Inci luar terhadap sinar yang
rahang diameter
melewati rahang
c) Meriksa kerapatan diameter dalam
d) Meriksa batang pengukur diameter dalam
e) Pada waktu melakukan pengukuran, usahakan benda yang diukur
sedekat mungkin dengan skala utama. Pengukuran di ujung rahang
mistar geser menghasilkan pembacaan yang kurang akurat.

Gambar 1.14. Pengukuran Dimensi


Luar
f) Tempatkan mistar geser tegak lurus dengan benda yang diukur
 Pengukuran diameter luar

11

Gambar 1.15. Pengukuran dimensi luar


 Pengukuran diameter dalam

Gambar 1.16. Pengukuran dimensi dalam

 Pengukuran kedalaman

Gambar 1.17. Pengukuran kedalaman

7. Contoh penggunaan vernier caliper/ jangka sorong saat pengukuran

12
Ukur jarak renggang ke samping kepala besar
connecting rod dg feeler gauge.
Batas Servis : 0,60 mm.
Hasil pengukuran benda ukur dengan menggunakan mistar geser sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : faktor si pengukur, benda yang
diukur, pengaruh lingkungan, dan cara menggunakan alat ukur. Oleh karena itu
prosedur penggunaannya perlu dijelaskan agar tidak terjadi kesalahan hasil
pengukuran. Adapun cara penggunaan mistar geser antara lain sebagai berikut:
c) Bersihkan benda yang akan diukur dan alat ukur
d) Kalibrasi alat ukur dengan cara :
g) Periksa bahwa skala vernier bergerak dengan bebas,dan angka nol
pada kedua skala bertemu dengan tepat.

13
F. MICROMETER
1. Fungsi Micrometer
Mikrometer merupakan alat ukur linier langsung dengan tingkat ketelitian yang
lebih tinggi hingga mencapai 0,001 mm. Ada 3 macam mikrometer yaitu :
mikrometer dalam, mikrometer luar, dan mikrometer kedalaman. Mikrometer dalam
berfungsi untuk mengukur dimensi dalam, misalnya diameter silinder; mikrometer
luar untuk mengukur dimensi luar, misalnya tinggi nok, diameter batang katup, dan
mikrometer kedalaman untuk mengukur kedalaman, misal kedalaman paku keling
pada kampas kopling.
Setiap micrometer mempunyai batas pengukuran sampai dengan 25 mm yaitu :
 Mikrometer 0 – 25 mm
 Mikrometer 25 – 50 mm
 Mikrometer 50 – 75 mm
 Mikrometer 75 – 100 mm
 Mikrometer 100 – 125 mm
 Mikrometer 125 – 150 mm

A. Fungsi Mikrometer
Mikrometer adalah suatu alat ukur presisi dengan ketelitian yang akurat dan
berfungsi untuk mengukur celah dari suatu benda kerja. Benda kerja merupakan
suatu produk hasil pekerjaan pemesinan, misalnya produk dari pekerjaan mesin
bubut, mesin frais, mesin gerinda dan semacamnya
B. Macam-Macam Micrometer
1) Mikrometer luar (Outside Micrometer)

14
Alat ukur ini mempunyai bentuk yang bermacam-macam yang disesuaikan
dengan bentuk benda yang akan diukur. Dalam bidang otomotif biasanya
micrometer luar digunakan untuk mengukur komponen otomotif antara
lain : tinggi nok, diameter batang katup, diameter jurnal poros, dan
sebagainya.
Prinsip kerja alat ini mirip dengan mur dan baut (lihat gambar)

Pada gambar dapat dilihat jika baut diputar satu kali, maka baut tersebut
akan bergerak satu ulir. Apabila jarak ulir 1 mm, baut akan bergerak 2 mm
dan seterusnya. Inilah prinsip pengukuran dengan mikrometer. Pada alat
ukur yang sebenarnya mur berarti inner sleeve dan baut adalah spindle.
Spindle merupakan poros panjang yang dapat bergerak maju-mundur untuk
menyesuaikan dimensi benda yang akan diukur. Untuk menggerakkan
spindle dilakukan dengan cara memutar thimble. Apabila thimble diputar ke
kanan, maka spindle akan mendekati anvil. Pada saat mengukur benda
kerja, jika jarak antara spindle dengan benda kerja masih jauh, maka untuk
mendekatkannya dengan cara memutar thimble ke kanan. Namun apabila
jarak antara ujung spindle dengan benda kerja sudah dekat, maka untuk
mendekatkannya dengan cara memutar rathchet stoper sampai ujung spindle
menyentuh benda kerja. Lock clamp digunakan untuk mengunci spindle
agar tidak dapat berputar sehingga posisi skala pengukuran tidak berubah.

2) Mikrometer dalam (Inside Micrometer)

15
3) Mikrometer kedalaman (Depth Micrometer)

C. bagian-bagian Mikrometer luar

Bagian-bagian mikrometer;
1. Landasan
2. Rahang ukur
3. Poros Geser
4. Klem
5. Tabung ukur
6. Tabung Putar(Timble)
7. Skala Nonius
8. Skala ukuran
9. Ratset
10. Rangka atau Frame

Secara lebih detail Macam-macam mikrometer dapat ditinjau dari:

16
1. Ketelitian

Ditinjau dari ketelitiannya mikrometer terdiri atas:

* Mikrometer dengan ketelitian 0,01mm

* Mikrometer dengan ketelitian 0,002mm

* Mikrometer dengan ketelitian 0,001mm

2. Pembacaan ukuran

Ditinjau dari pembacaan ukurannya mikrometer terdiri atas:

* Mikrometer dengan pembacaan ukuran skala secara langsung

* Mikrometer dengan pembacaan ukuran skala ukuran dan nonius

* Mikrometer dengan jam ukur

* Mikrometer dengan pembacaan digital

3. Fungsi

Ditinjau dari fungsinya mikrometer terdiri atas:

* Mikrometer luar

* Mikrometer dalam

* Mikrometer ketinggian atau kedalaman

* Mikrometer kepala

* Mikrometer khusus dan caliber

D. Cara membaca skala pengukuran pada Mikrometer luar


1) Micrometer luar dengan tingkat ketelitian 0,01 mm
Jarak tiap strip diatas garis horisontal pada outer sleeve adalah 1 mm, dan
jarak tiap strip di bawah garis adalah 0,5 mm. Pada skala thimble tiap strip
nilainya 0,01 mm. Hasil pengukuran pada mikrometer adalah jumlah
pembacaan ketiga skala tersebut

17
Contoh :

Pembacaan skala di atas garis = 5,00 mm


Pembacaan skala di bawah garis = 0,00 mm
Pembacaan pada skala thimble = 0,20 mm
-------------------------------------------- +
Pembacaan akhir = 5,20 mm
2) Micrometer luar dengan tingkat ketelitian 0,001 mm
Jarak tiap strip diatas garis horisontal pada outer sleeve adalah 1 mm, dan
jarak tiap strip di bawah garis adalah 0,25 mm. Pada skala thimble tiap strip
nilainya 0,01 mm dan pada skala vernier 0,001 mm. Hasil pengukuran pada
mikrometer adalah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.

Contoh :

18
Pembacaan : Pada skala utama : 2,25 mm
Pada skala thimble : 0,00 mm
Pada skala sleeve : 0,007 mm
-------------------------------------------- +
Jumlah: 2,257 mm
E. Cara menggunakan Mikrometer
a) Memeriksa tanda “ 0 “
Sebelum dipakai, mikrometer harus diperiksa dulu apakah garis nol pada
skala thimble segaris dengan garis horisontal pada outer sleeve. Prosedur
pemeriksaan tanda “ 0 “ adalah sebagai berikut :
a) Bersihkan anvil dan spindle dengan kain bersih.
b) Putar rtachet stoper sampai anvil dan spindle bersentuhan
c) Putar ratchet stoper 2 atau 3 kali sampai diperoleh penekanan yang
cukup.
d) Kunci spindle pada posisi ini dengan lock clamp
e) Periksa apakah garis “ 0 “ pada skala thimble segaris dengan garis
horisontal pada outer sleeve.

b) Menyetel titik “ 0 “
a) Apabila kesalahannya kurang dari 0,02 mm :
(1) Kuncilah spindle dengan lock clamp
(2) Putar outer sleeve dengan kunci penyetel sampai tanda “0“ pada
thimble lurus dengan garis horisontal pada outer sleeve.
(3) Periksa kembali tanda “0“ setelah penyetelan

19
b) Apabila kesalahannya lebih dari 0,02 mm :
(1) Kuncilah spindle dengan lock clamp
(2) Kendorkan ratchet stoper sampai thimble bebas.
(3) Luruskan tanda “ O “ thimble dengan garis pada outer sleeve
dan kencangkan kembali dengan ratchet stoper.
(4) Periksa kembali tanda “ O “ setelah selesai penyetelan.

c) Cara menggunakan mikrometer sekrup saat pengukuran:


1.Membuka pengunci mikrometer skrup kemudian membuka celah antara
spindle dan anvil sedikit lebih besar dari benda yang akan diukur dengan
cara memutar Ratchet Knob
2. Masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil.
3. Geserkan spindle ke arah benda dengan cara memutar ratchet knob
sampai terdengar bunyi klik. Jangan sampai terlalu kuat, cukup sampai
benda tidak jatuh saja.
4. Kunci mikrometer skrup agar spindle tidak bergerak.
5. Keluarkan benda dari mikrometer skrup dan baca skalanya.

2. Prosedur pembacaan micrometer setelah melakukan pengukuran benda kerja:


a) Posisikan mikrometer skrup tegak lurus terhadap arah pandangan.
b) Bacalah skala utama pada mikrometer skrup. Garis bagian atas menunjukan
angka bulat dalam mm contohnya 1 mm, 2 mm, 3 mm, dst. Sedangan garis skala
bagian bawah menunjukan bilangan 0,5. Perhatikan gambar berikut!

20
Dari gambar tersebut, garis skala atas menunjukan angka 7 mm dan garis skala
bagian bawahnya menunjukan 0,5 mm maka skala utama pada mikrometer
skrup tersebut menunjukan angka 7,5 mm.
c) Bacalah skala nonius yaitu garis yang tepat segaris dengan garis pembagi pada
skala utama. Setiap satu garis pada skala nonius menunjukan 0,01 mm. Pada
gambar di atas, skala nonius menunjukan angka 22 dikalikan dengan 0,01 mm
sehingga skala noniusnya menunjukan 0,22 mm.
d) Jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama dengan hasil pengukuran dari
skala nonius. Sehingga dari gambar diatas diperoleh hasil pengukuran 7,5 mm +
0,22 mm = 7,72 mm.
Untuk lebih memahami perhatikan contoh pembacaan skala beriut ini!

Dari gambar tersebut, skala utama menunjukan angka 3 mm dan skala nonius
menunjukan 0,46 mm sehingga hasil pengukuran yang diperoleh adalah 3 mm +
0,46 mm = 3,46 mm.

21
Pada gambar tersebut, skala utama menunjukan angka 3,5 mm dan skala nonius
menunjukkan angka 0,06 mm sehingga hasil pengukuran yang diperoleh adalah
3,5 mm + 0,06 mm = 3,56 mm. Ketidakpastian dari pengukuran dengan
mikrometer sekrup adalah setengahnya dari skala terkecil mikrometer sekrup
tersebut. yaitu 0,5 x 0,01 = 0,005 sehingga hasil pengukuran dapat dituliskan
sebagai berikut (3,56 ± 0,005)

Fungsi: Outside Micrometer (Mikrometer Luar) berfungsi


untuk mengukur benda kerja bagian luar / diameter luar
dengan ketelitian 0-25mm, 25-50mm dan 50-75mm.

22
23
24
5. Inside Micrometer
Fungsi: Mengukur benda kerja bagian dalam/diameter dalam
dengan ketelitian mikron.

25
26
6. Torque Wrench (Kunci Torsi)
Fungsi: Mengencangkan dan mengukur kekencangan (torsi)
dari nut/baut

27
7. Dial Gauge
Fungsi: Untuk memeriksa atau mengukur:
a. Kerataan permukaan bidang datar
b. Kerataan permukaan serta kebulatan poros
c. Kerataan permukaan dinding silinder

28
29
30
8. Cylinder Gauge
Fungsi: Untuk mengukur diameter bagian dalam suatu benda

31
32
33
34
B. Alat Ukur Pneumatik
1. Compression Gauge
Fungsi: Mengukur tekanan kompresi pada silinder (satuan:
Psi, kg/cm2, Bar)

35
2. Tire Gauge
Fungsi: Mengukur tekanan angin dalam ban (Psi atau
kg/cm2)

C. Alat Ukur Elektris (Multimeter)


Fungsi: Mengukur besaran kelistrikan komponen (tegangan,
arus dan tahanan)

36
1. Pengantar Digital Multimeter (DMM)
Sebuah kualitas Digital Multimeter (DMM) adalah alat yang
paling penting yang akan Anda gunakan ketika
troubleshooting sistem listrik. Alat tersebut dapat mengukur
tegangan, arus listrik, dan hambatan.

2. Pengukuran
a. Pengukuran Hambatan
Dengan memeriksa hambatan / tahanan, maka kita dapat memeriksa :
- Sirkuit terbuka (sambungan yang rusak)
- koneksi / sambungan buruk
- Kortsleting
b. Pengukuran Voltase / Tegangan
c. Dengan memeriksa Voltase / tegangan, maka kita dapat memeriksa :
- Kondisi Battere
- Apakah daya battere terpasang atau tidak
- Hubungan yang buruk

37
- Alternator output
- Sensor output
d. Pengukuran Arus
Dengan memeriksa hambatan / tahanan, maka kita dapat memeriksa :
- Kemampuan Pengisian
- Konsumsi listrik pada tiap komponen

3. Tahapan Pengukuran
a. Hubungkan test lead hitam ke terminal COM (-), dan test
lead tes merah ke voltase terminal (+).
b. Untuk multimeter digital dengan tombol power,
hubungkan terlebih dahulu test lead, kemudian hidupkan
power.

D. Posisi saklar fungsi ke "pengukuran voltase DC".

D . asang test lead merah ke terminal baterai negatif (-), dan


test lead hitam ke terminal baterai positif (+). Nilai voltase
akan ditampilkan pada layar.

38
39
40
41
A. Hidrometer
Hidrometer berfungsi untuk mengukur berat jenis elektrolit battery. Berat jenis elektrolit
berubah menurut tingkat isi battery. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan
salah satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh pada suhu 20 ºC
mempunyai Bj 1,27-1,28, dan baterai kosong mempunyai Bj 1,100 -1,130. Berat jenis
juga dipengaruhi oleh suhu, sehingga rumus ini digunakan untuk menentukan
hubungannya:
S20 = St + 0,007 (t – 20)
Dimana:
S20 = berat jenis koreksi
St = berat jenis terukur
t = suhu saat pengukuran
Langkah melakukan pengukuran elektrolit baterai adalah:
1) Lepas terminal baterai negatif
2) Lepas sumbat baterai dan tempatkan dalam wadah agar tidak tercecer
3) Masukkan thermometer pada lubang baterai
4) Masukkan ujung hydrometer ke dalam lubang baterai
5) Pompa hydrometer sampai elektrolit masuk ke dalam hydrometer dan pemberat
terangkat
6) Tanpa mengangkat hydrometer baca berat jenis elektrolit baterai dan baca
temperature elektrolit baterai
7) Catat hasil pembacaan, lakukan hal yang sama untuk sel baterai yang lain

42
Berat jenis elektrolit berubah sebesar 0,0007 setiap perubahan 1 ºC. Spesifikasi berat jenis
normal ditentukan pada 20 ºC, oleh karena itu saat pengukuran temperature elektrolit
harus diamati. Rumus untuk mengkoreksi hasil pengukuran adalah:
S 20 ºC= St + 0,0007 x (t - 20)
S 20 ºC : Berat jenis pada temperature 20 ºC
St : Nilai pengukuran berat jenis
t : Temperatur elektrolit saat pengukuran
Contoh:
Tentukan berat jenis elektrolit baterai bila hasil pengukuran pada temperature 0ºC,
menunjukkan berat jenis 1,260.
S 20 ºC = St + 0,0007 x (t - 20)
= 1,260 + 0,0007 x ( 0 – 20)
= 1,260 – 0,0014 = 1,246
Tindakan yang harus dilakukan terkait hasil pengukuran elektrolit adalah sebagai berikut:
Tabel .1 Tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil pengukuran BJ
elektrolit
HASIL PENGUKURAN TINDAKAN
1.280 Atau lebih Tambahkan air suling agar berat jenis
berkurang
1.220 – 1.270 Tidak Perlu Tindakan
1.210 atau kurang Lakukan pengisian penuh, ukur berat jenis.
Bila masih dibawah 1.210 ganti baterai.
Perbedaan antar sel kurang dari Tidak perlu tindakan
0.040
Perbedaan berat jenis antar sel Lakukan pengisian penuh, ukur berat jenis.
0.040 atau lebih Bila berat jenis antar sel melebihi 0.030,
setel berat jenis. Bila tidak bisa dilakukan,
ganti baterai

G. DIAL GAUGE INDIKATOR


Dial gauge berfungsi untuk mengukur
1. Kerataan permukaan bidang datar
2. Kerataan permukaan serta kebundaran sebuah poros

43
3. Kerataan permukaan dinding silinder
4. Kebengkokan poros, ketakmelingkaran, kesejajaran dll
Didalam alat ukur ini terdapat mekanisme khusus yang dapat memperbesar gerakan
spindle yang kecil. Ketika spindle bergerak sepanjang permukaan yang diukur,
gerakan ini diperbesar oleh mekanisme pembesar tadi dan selanjutnya ditunjuk oleh
jarum penunjuk.
Jangka pengukuran dan kecermatannya ditunjukkan pada permukaan dial.
Kecermatan menunjukkan skala terkecil dan skala pengukuran menunjukkan
pembacaan maksimum. Skala dan outer ring dapat diputar keangka” 0 “ agar lurus
dengan penunjuk sebelum dilakukan pengukuran. Dial ada juga yang mempunyai
piringan tengah yang ditempatkan sesumbu dengan piringan utama dan dilengkapi
dengan jarum pendek. Piringan tengah ini menunjukkan jangka ukurnya.

Gambar 1. Nama-nama bagian pengukur piringan


Tidak seperti halnya alat ukur yang lain, dial gauge selalu digunakan bersama alat
penopang (stand). Pada umumnya, penopang magnetic digunakan untuk mengukur
sudut-sudut pada otomotif. Dial gauge dibuat dalam bentuk caliper gauge dan
insiude dial gauge.

44
Gambar 2. Dial Gauge yang dipasang pada alat penopang

Catatan :
 Posisi spindle dial gauge harus selalu tegak lurus dengan permukaan
benda kerja yang diperiksa
 Garis imajinasi dari mata anda kejarum dial gauge harus tegak lurus pada
permukaan dial ketika anda membaca pengukuran
 Dial gauge harus dipasang dengan teliti pada alat penopangnya
 Putarlah outer ring stell pada titik nol. Gerakkan spindle keatas dan
kebawah. Periksalah bahwa penunjuk selalu kembali ke nol bila anda
tidak memegang spindelnya
 Didalam dial gauge terdapat mekanisme presisiseperti jam. Usahakan
jangan sampai terjatuh atau terkena benturan
 Jangan berikan oli atau gemuk diantara spindle dan tangkainya, jika
gerakan spindle menjadi lancar karena oli atau kotoran, celupkan spindle
ini kedalam bensin sambil menggerakkan naik turun sampai oli atau
kotorannya larut.

Fungsi setiap bagian pada dial gauge :


a) Jarum panjang
 Jarum ini akan langsung bergerak apabila bagian-bagian spindle
tertekan oleh benda yang akan diukur. Nilai pergerakan jarum
tersebut bergantung pada nilai skala dari dial gauge tersebut.
Sebagai contoh, jika nilai skala gauge 0,01 mm maka apabila jarum
panjang bergerak dari angka nol sampai angka 10 berarti nilai

45
pergerakannya jarum panjang tersebut adalah 0,01 mm x 10 = 0,10
mm
 Skala jarum panjang ini dapat diputar kekiri atau ke kanan, artinya
posisi angka nol tidak pasti selalu berada diatas, tetapi bisa ada pada
posisi dibawah atau disamping. Bergantung pada posisi yang kita
kehendaki pada saat proses mengukur benda kerja.
b) Jarum Pendek
 Jarum pendek akan bergerak satu ruas apabila jarum panjang dari
angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran). Berarti,
pergerakan satu ruas dari jarum pendek adalah 0,010 mm x 100 = 1
mm (jika ketelitian 0,01mm)
 Dengan demikian apabila jarum pendek berputar 3 kali putaran,
maka nilai pergerakan jarum pendek adalah 3 mm
c) Bidang sentuh dengan benda kerja
 Alat ini akan bergerak naik dan turun saat benda kerja bergerak dan
bersentuhan dengan bidang sentuh tersebut
 Jarum panjang akan bergerak kearah kanan apabila bidang sentuh
bergerak keatas(cekung)
 Jarum panjang akan bergerak kearah kiri apabila bidang sentuh
bergerak kearah bawah (cembung)
A. Prosedur penggunaan dial indikator
1. Posisi spindle dial indikator harus tegak lurus dengan permukaan yang diukur.
2. Garis imajinasi dari mata si pengukur ke jarum penunjuk harus tegak lurus pada
permukaan dial indikator pada saat sedang membaca hasil pengukuran
3. Dial indikator harus dipasang dengan teliti pada batang penyangganya, artinya dial
indikator tidak boleh goyang.
4. Putarlah outer ring dan stel pada posisi nol. Gerakkan spindle ke atas dan ke bawah,
kemudian periksalah bahwa jarum penunjuk selalu kembali ke posisi nol setelah spindle
dibebaskan.
5. Usahakan dial indicator tidak sampai terjatuh, karena terdapat mekanisme pengubah
yang sangat presisi.
6. Jangan memberi oli atau grease diantara spindle dan tangkainya, karena akan
menghambat gerakan spindle.
B. Contoh penggunaan dial indikator
1. Pengukuran kebengkokan poros engkol.

46
Prosedur pengukuran kebengkokan poros engkol :
1. Tempatkan ujung poros engkol pada blok V
2. Pasang dial indikator di tengah-tengah poros engkol, usahakan dial indikator tidak
bersinggungan dengan pipi engkol.
3. Usahakan spindle bersinggungan dengan poros eng-kol, kemudian set nol jarum
penunjuk dial indikator.
4. Putar poros engkol satu kali putaran sambil melihat penyimpangan jarum penunjuk
ke kanan dan ke kiri. Besarnya penyimpangan jarum pada posisi paling kiri sampai
posisi paling kanan adalah merupakan run out.

2. Pengukuran kebengkokan poros nok.

47
Prosedur pengukuran kebengkokan poros nok sama dengan pengukuran kebengkokan
poros engkol. Demikian juga untuk poros-poros lain, misalnya seperti push rod, poros
propeller, poros transmisi, dan sebagainya.
3. Pengukuran kekocakan batang katup dengan lubang laluan katup (bos klep).
Prosedur pengukuran kekocakan batang katup dengan lubang laluan batang katup (bos
klep) :
1. Tempatkan ujung spindle dial indikator pada kepala katup sehingga permukaan
spindle bersentuhan
2. Gerakkan kepala katup ke kanan dan ke kiri sambil melihat besarnya penyimpangan
jarum penunjuk. Besarnya penyimpangan jarum pada posisi paling kiri sampai
posisi paling kanan adalah merupakan kekocakan batang katup dengan lubang
laluan katup.

4. Pengukuran end play poros engkol.


Prosedur pengukuran end play poros engkol :
1. Tempatkan ujung spindle dial indicator pada ujung poros engkol sehingga
permukaan spindle saling bersentuhan
2. Gerakkan poros engkol ke kanan dan ke kiri sambil melihat besarnya penyimpangan
jarum penunjuk. Besarnya penyimpangan jarum pada posisi paling kiri sampai
posisi paling kanan adalah merupakan end play poros engkol.

48
5. Pengukuran trust clearance batang torak.

Prosedur pengukuran trust clearance batang torak :


1. Tempatkan ujung spindle dial indicator pada big end batang torak sehingga
permukaan spindle saling bersentuhan
2. Gerakkan big end batang torak ke kanan dan ke kiri sambil melihat besarnya
penyimpangan jarum penunjuk. Besarnya penyimpangan jarum pada posisi paling
kiri sampai posisi paling kanan adalah merupakan trust clearance batang torak.

6. Pengukuran back lash antara ring gear dengan pinion gear differential (gardan).

49
Prosedur pengukuran back lash antara ring gear dengan pinion gear differential
(gardan) :
1. Tempatkan ujung spindle dial indikator pada ring gear differential sehingga
permukaan spindle saling bersentuhan.
2. Gerakkan ring gear differential ke kanan dan ke kiri sambil melihat besarnya
penyimpangan jarum penunjuk. Besarnya penyimpangan jarum pada posisi paling
kiri sampai posisi paling kanan adalah merupakan back lash antara ring gear dengan
pinion gear differential.

Contoh Pembacaan pada Alat Ukur Dial Gauge


Berapakah hasil pembacaan dengan menggunakan dial gauge berikut :

Penyelesaian :
Jarum Panjang menunjukkan angka 99, sedangkan jarum pendek melewati angka 2 .
berarti :
Posisi Jarum Panjang = 99 x 0,1 = 0,99 mm

50
Posisi Jarum Pendek = 2 x 1 = 2 mm
Hasil Pengukuran = 2 + 0,99 = 2,99 mm

H. CYLINDER BORE GAUGE


Cylinder Bore gage adalah merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur
diameter silinder. Pada bagian atas terdapat dial gage dan pada bagian bawah
terdapat measuring point yang dapat bergerak bebas. Pada sisi lainnya terdapat
replacement rod yang panjangnya bervariasi tergantung keperluan. Dalam satu set,
terdapat bermacam-macam ukuran replacement rod dengan panjang tertentu.
Disamping itu juga terdapat replacement washer
yang tebalnya mulai dari 1 – 3 mm. Replacement securing thread adalah semacam
mur pengikat yang fungsinya untuk mengunci agar replacement rod dan washernya
tidak lepas
pada saat bore gage digunakan.

Gambar 1. Bore gage


Pengukuran diameter silinder dengan bore gage memerlu-kan alat ukur lain yaitu mistar geser
dan mikrometer. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengukur diameter silinder.
Cara I :
a) Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil
pengukuran : 75,40 mm.
b) Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran
tersebut, misal 76 mm.

51
c) Pasang replacement rod pada bore gage.
d) Ukur panjang replacement rod dengan mikrometer luar seperti
pada gambar dibawah dan usahakan jarum dial gage tidak bergerak, misal
diperoleh hasil pengukuran = 76,20 mm.

e) Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai bore


gage ke kanan dan ke kiri seperti pada gambar 30 sampai diperoleh
penyimpangan terbesar (posisi tegak lurus)

Gambar 2.Posisi bore gage


f) Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage, misal diperoleh 0,13
mm.
g) Besarnya diameter silinder adalah selisih antara hasil pengu-kuran panjang
replacement rod dengan besarnya penyim-pangan jarum bore gage.
Jadi diameter silinder = 76,20 – 0,13 = 76,07 mm.
Cara II :
a) Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, missal diperoleh hasil
pengukuran : 75,40 mm.
b) Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran
tersebut, misal 76 mm.

52
c) Pasang replacement rod pada bore gage.
d) Set mikrometer luar pada 76 mm, kemudian tempatkanreplacement rod antara
anvil dan spindle mikrometer
e) Set jarum dial gage pada posisi nol dengan cara memutar outer ring

Gambar 3.Seting bore gage


f) Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai bore
gage ke kanan dan ke kiri sampai diperoleh penyimpangan
terbesar (posisi tegak lurus)

Gambar 4.Posisi bore gage


g) Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage.
h) Apabila penyimpangan jarum dial gage :

53
(1) Di sebelah kanan nol : ¢silinder = 76 – penyimpangan
(2) Di sebelah kiri nol : ¢silinder = 76 +penyimpangan

Contoh penggunaan cylinder bore gauge adalah dalam pengukuran diameter silinder.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengukur diameter silinder dengan
jangka sorong (vernier caliper) untuk mengetahui ukuran dari silinder dan untuk
pemilihan spesifikasi cincin pengganti dan batang pengganti. Selanjutnya, lihat angka di
belakang koma jangka sorong apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 mm. Misalnya
setelah dilakukan pengukuran hasil akhir pengukurannya diketahui diameter silinder
adalah 52,86 mm, maka pilihan untuk batang pengganti adalah spesifikasi 50 mm,
sedangkan cincin pengganti adalah 3 mm. Bila hasil pengukuran dengan jangka sorong
dalam pengukuran ini adalah 52,22 mm maka alternative pilihan batang pengganti
adalah ukuran 50 mm dan cincin pengganti 2 mm.
Tetapi, bila setelah pemilihan hasil pengukuran pertama dari cincin pengganti 3 mm dan
batang pengganti 50 mm, maka langkah selanjutnya adalah kalibrasi cylinder bore gauge
dengan menggunakan micrometer luar (outside micrometer). Caranya adalah
micrometer luar diset pada ukuran 52,86 mm. Tempatkan batang pengganti dan runcing
pengukur ke dalam micrometer luar tersebut dan dial gauge alat ini diset pada nol ke
jarum penunjukannya.
I. FEELER GAUGE
Feeler Gauge digunakan untuk mengukur celah antara permukaan yang rata. Alat ini
dapat mengukur secara teliti dibuat dari pasangan baja keras. Beberapa baja diberi
tanda berapa ketebalannya. Feeler gauge sering juga disebut dengan thicknes gauge.
Alat ini terdiri dari beberapa lembaran baja tipis yang memiliki presisi ukuran
sampai 0,01 mm. Umumnya thicknes gauge memiliki ketebalan antara 0,03 mm
sampai 1,00 mm.

54
J. Kunci Momen
Kunci momen (torque wrench) berfungsi untuk mengencangkan mur atau baut
sesuai dengan ukuran kekencangan tertentu. Pada kunci momen bagian ujungnya
bisa dipasang kunci soket sesuai dengan ukuran mur atau baut yang akan
dikencangkan. Sedangkan pada ujung yang lain (dekat dengan handle kunci momen)
terdapat jarum penunjuk dan angka-angka yang menunjukkan nilai kekencangan
dari mur atau baut yang dikencangkan. Jarum akan bergerak sesuai dengan
kekencangan yang diberikan. Kunci momen digunakan hanya pada pengerjaan akhir
dari pengencangan baut atau mur. Jadi pada saat awal pengencangan kita
menggunakan kunci biasa (kunci ring, kunci soket maupun kunci pas), setelah dirasa
agak kencang baru dikencangkan akhir menggunakan kunci momen dan kencangkan
sesuai dengan nilai kekencangan dari mur atau baut tersebut.
Kunci momen bisa untuk mempermudah dalam menyamakan nilai kekencangan
mur atau baut, sehingga kebengkokan pada suatu bagian karena nilai kekencangan
TES FORMATIF 1
yang berbeda-beda dapat dihindari.

K.
Dimana alat ukur digunakan
Cara pembacaannya
Contoh : jangka sorong untuk mengukur diameter piston

1. Tuliskan 3 alat ukur mekanik yang kamu ketahui beserta fungsinya ?


2. Bagaimana cara menggunakan mistar geser agar diperoleh hasil pengukuran yang akurat
3. Tulislah hasil pembacaan skala pengukuran pada mistar geser berikut ini:

55
a.

Pada Skala Utama = .......... mm


pada Skala Nonius ... x ..... = .......... mm
Hasil = +
........... mm

b.

Pada Skala Utama = .......... mm


pada Skala Nonius ... x ..... = .......... mm
Hasil = +
........... mm
c.

Pada Skala Utama = .......... mm


pada Skala Nonius ... x ..... = .......... mm
Hasil = +
........... mm
d.

Pada Skala Utama = .......... mm


pada Skala Nonius ... x ..... = .......... mm
Hasil = +
........... mm

e.

56
Pada Skala Utama = .......... mm
pada Skala Nonius ... x ..... = .......... mm
Hasil = +
........... mm
f.

Pada Skala Utama = .......... mm


pada Skala Nonius ... x ..... = .......... mm
Hasil = +
........... mm
g.

Pada Skala Utama = .......... mm


pada Skala Nonius ... x ..... = .......... mm
Hasil = +
........... mm

h.

Pada Skala Utama = .......... mm


pada Skala Nonius ... x ..... = .......... mm
Hasil = +
........... mm

57
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1

1. 3 alat ukur mekanik dan fungsinya ?


Mistar Ukur : Untuk mengukur panjang suatu benda biasanya berskala centimeter dan
milimeter. Tingkat ketelitiannya dengan skala terkecil 1 mm.
Mistar Baja berfungsi mengukur lebar, mengukur ketebalan, serta memeriksa kerataan
suatu permukaan benda kerja
Jangka kaki digunakan antara lain untuk mengukur diameter lubang dan jarak sesuatu
celah.

2. Bagaimana cara menggunakan mistar geser agar diperoleh hasil pengukuran yang akurat
Tulislah hasil pembacaan skala pengukuran pada mistar geser berikut ini
Kunci Jawaban Formatif
1. Alat ukur mekanik yang kamu ketahui beserta fungsinya

 Fungsi jangka sorong antara lain :

d) Mengukur Diameter Luar Benda

e) Mengukur Diameter Dalam Benda

f) Mengukur Kedalaman Benda

 Mikrometer dalam berfungsi untuk mengukur dimensi dalam, misalnya diameter


silinder; mikrometer luar untuk mengukur dimensi luar, misalnya tinggi nok,
diameter batang katup, dan mikrometer kedalaman untuk mengukur kedalaman,
misal kedalaman paku keling pada kampas kopling.

 Hidrometer berfungsi untuk mengukur berat jenis elektrolit battery.

2. Cara menggunakan mistar geser agar diperoleh hasil pengukuran yang akurat adalah sebagai
berikut :

a. Bersihkan benda yang akan diukur dan alat ukur

b. Periksa bahwa skala vernier bergerak dengan bebas, dan angka nol pada kedua skala
bertemu dengan tepat.

58
c. Pada waktu melakukan pengukuran, usahakan benda yang diukur sedekat mungkin
dengan skala utama.

d. Pengukuran di ujung rahang mistar geser menghasilkan pembacaan yang kurang akurat.

e. Tempatkan mistar geser tegak lurus dengan benda yang diukur

3. Prosedur menset nol mikrometer, apabila selisih antara tanda nol pada thimble dan garis
horisontal pada skala sleeve :

a) Apabila kesalahannya kurang dari 0,02 mm :

(1) Kuncilah spindle dengan lock clamp


(2) Putar outer sleeve dengan kunci penyetel sampai tanda “0“ pada thimble lurus
dengan garis horisontal pada outer sleeve.
(3) Periksa kembali tanda “0“ setelah selesai penyetelan.
b) Apabila kesalahannya lebih dari 0,02 mm :

(1) Kuncilah spindle dengan lock clamp


(2) Kendorkan ratchet stoper sampai thimble bebas.
(3) Luruskan tanda “0“ thimble dengan garis pada outer sleeve dan kencangkan kembali
dengan ratchet stoper.
(4) Periksa kembali tanda “0“ setelah selesai penyetelan.

59
RANGKUMAN 1
1. Metrologi adalah ilmu pengetahuan tentang ukuran dan bobot. Namun pada
perkembangannya metrology terus berkembang hingga mempunyai cabang yang
diantaranya : metrology dimensi.
2. Besaran adalah :
a) Sesuatu yang dapat diukur
b) Dapat dinyatakan dengan Angka
c) Mempunyai satuan
3. Besaran terbagi 2 jenis :
a) Besaran Pokok
b) Besaran Turunan
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya ditetapkan lebih dulu atau besaran yang
satuannya didefinisikan sendiri berdasarkan hasil konferensi internasional mengenai
berat dan ukuran
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan atau dijabarkan dari besaran pokok.
4. Cara penggunaan Jangka Sorong antara lain sebagai berikut :
1. Bersihkan benda yang akan diukur dan alat ukur
2. Kalibrasi alat ukur dengan cara :

60
3. Periksa bahwa skala vernier bergerak dengan bebas,dan angka nol pada kedua skala
bertemu dengan tepat.
4. Meriksa kerapatan rahang diameter luar terhadap sinar yang melewati rahang
5. Meriksa kerapatan diameter dalam
6. Meriksa batang pengukur diameter dalam

7. Pada waktu melakukan pengukuran, usahakan benda yang diukur sedekat mungkin
dengan skala utama. Pengukuran di ujung rahang mistar geser menghasilkan
pembacaan yang kurang akurat.

8. Tempatkan mistar geser tegak lurus dengan benda yang diukur


 Pengukuran diameter luar

61
 Pengukuran diameter dalam

 Pengukuran kedalaman

Tugas 1
4. Tuliskan 7 besaran pokok yang kamu ketahui ?
5. Tuliskan 5 alat ukur mekanik yang kamu ketahui beserta fungsinya ?
6. Bagaimana cara menggunakan mistar geser agar diperoleh hasil pengukuran yang akurat ?
7. Tulislah hasil pembacaan skala pengukuran pada mistar geser berikut ini:
a)

62
Skala Utama = …………..
Skala Nonius = ……………
Hasil = ……………

b)

Skala Utama = …………..


Skala Nonius = ……………
Hasil = ……………

c)

Skala Utama = …………..


Skala Nonius = ……………
Hasil = ……………

63
d)

Skala Utama = …………..


Skala Nonius = ……………
Hasil = ……………

e)

Skala Utama = …………..


Skala Nonius = ……………
Hasil = ……………
8. Tulislah hasil pembacaan skala pengukuran pada mickometer luar berikut ini.

64
65
A. ALAT UKUR PNEUMATIK
1. Tes Kompressi
2. Radiator tester
3. Pengukur Vacum
4. Tire Pressure Gauge
5. Manometer
6. Nozzle Tester

B. ALAT UKUR ELEKTRIK


1. Multitester
2. Ampere Meter
3. Volt Meter
4. Ohm Meter
5. Watt Meter
6. Kwh Meter
7. Tespen
8. Hidrometer

L. PENGUJI TUNE- UP MOTOR BAKAR


Penguji tune – up motor bakar berfungsi untuk memeriksa sudut dwell, putaran
mesin, tegangan pengisian baterai, dan kevakuman pemasukan (intake manifold).
Sistem ini terdiri atas :
1. Tachometer : digunakan untuk mengukur putaran mesin bensin
2. Pengukur sudut diam (dwell meter) : digunakan untuk mengukur besarnya
sudut diam (lamanya platina menutup)
3. Pengukur vacuum (vacuum gauge) : digunakan untuk mengukur kevakuman
pada manifold pemasukan dengan tujuan :
a) Mengetahui kebocoran kompressi dari katup
b) Mengetahui keterlambatan pewaktuan katup (katup timing)
c) Mengetahui kebocoran perapat kepala silinder dan manifold
4. Timing Light : digunakan untuk mengetahui saat penyalaan/pengapian
(ignition timing)

66
Evaluasi

Gambar dan rangkailah klakson dengan menggunakan sekering yang ditempatkan sebelum
klakson.
Berilah nama komponen rangkailah klakson.

67
UMPAN BALIK

68
DAFTAR PUSTAKA

 Automotive Hand Book 1st English Edition Bosch


 Fachkunde Kraftfahrtechnik.
 Holland + Josenhans Verlag Stuttgart

69

Anda mungkin juga menyukai