Anda di halaman 1dari 38

Alat ukur merupakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk

mengukur. Dalam perbaikan dan servis di bidang otomotif juga juga


digunakan berbagai peralatan-pelatan untuk mengukur.

Alat-alat ukur dibedakan menjadi tiga macam yaitu alat ukur


mekanik, alat ukur elektrik dan alat ukur pneumatik.

Alat ukur mekanik yaitu alat ukur yang penggunaanya secara


mekanik. Alat ukur mekanik ini pada umumnya diunakan untuk
mengukur panjang, lebar, kedalaman, diameter luar dan diameter
dalam sebuah benda.

Skala pengukuran yang digunakan sering digunakan pada alat ukur


mekanik ini adalah skala metrik dan skala inchi.

Sedangkan alat ukur elektrik yaitu alat ukur yang digunakan untuk
mengukur besaran-besaran listrik antara lain tegangan, arus,
tahanan dan lain sebagainya. Selain itu, alat ukur elektrik
pengoprasiannya membutuhkan daya listrik.

Sedangkan alat ukur pneumatik yaitu alat ukur yang digunakan


untuk mengukur tekanan. Selain itu, pengoprasiannya juga dengan
memanfaatkan tekanan. Skala ukuran tekanan pada alat ini antara
lain Psi, kPa, Bar, kg/cm 2 dan lain sebagainya.

Macam-macam alat ukur mekanik


1. Mistar baja
Mistar baja atau penggaris baja merupakan salah satu alat ukur
mekanik dan memiliki fungsi untuk mengukur panjang, lebar,
ketinggian ataupun kedalaman suatu benda. Skala ukuran pada
mistar baja ini memiliki tingkat ketelitian 0,5 mm atau 1 mm.

Panjang dari mistar baja juga bervariasi, panjang mistar yang sering
digunakan di bengkel otomotif adalah mistar baja yang memiliki
panjang 300 mm atau 30 cm dan mistar baja yang memiliki panjang
500 mm.
Pada mistar baja, ada juga yang menggunakan dua skala
pengukuran yaitu skala metrik dan skala inchi.

2. Penggaris gulung (measuring tape)


Penggaris gulung ini terbuat dari bahan pita baja yang digulung.
Penggaris gulung memiliki berbagai macam ukuran, adanya
ukurannya sampai 2000 mm atau 2 m, ada yang ukurannya sampai
5000 mm atau 5 m, bahkan ada yang ukurannya sampai 15000 mm
atau 15 m.

Skala ukuran yang terdapat pada penggaris gulung ini dibedakan


menjadi dua skala, yaitu ada yang menggunakan skala metrik dan
ada yang menggunakan skala inchi.

Penggaris gulung atau measuring tape berfungsi untuk mengukur


panjang, lebar, kedalaman atau ketinggian yang memiliki jarak yang
luas.

3. Busur derajat (protactor)


Busur derajat atau protactor memiliki bentuk setengah lingkaran dan
dilengkapi dengan sepotong logam lurus dan panjang yang
dihubungkan pada bagian setengah lingkaran yang dapat
digerakkan disekeliling titik putarnya untuk mengukur sudut.

Busur derajat atau protactor ini berfungsi untuk mengukur atau


memeriksa sudut-sudut suatu benda. Alat ini dapat mengukur sudut
dari benda hingga 1800.

4. Outside caliper
Outside caliper berfungsi untuk mengukur diameter luar, mengukur
dimensi luar dan memeriksa apakah permukaan luar dari benda
yang diukur sejajar atau tidak.
Outside caliper terdapat dua kaki sebagai pengukur,serta titik putar
pegas (spring pivot point) dan sekrup penyetel (adjustment screw).

Cara penggunaan outside caliper adalah dengan cara


membengkokkan kedua kakinya ke arah satu sama lainnya pada
bagian ujun kaki untuk mendapatkan hasil pengukuran.

5. Inside caliper
Inside caliper berfungsi untuk mengukur diameter bagian dalam,
mengukur dimensi bagian dalam dan untuk memeriksa apakah
permukaan bagian dalam suatu benda sejajar atau tidak.

Inside caliper memiliki dua kaki yang dihubungkan dengan spring


pivot point serta memiliki sekrup penyetel (adjustment screw) untuk
menahan kedua kakinya saat pengukuran agar kedua kaki tidak
bergeser.

6. Depth gauge
Depth gauge atau alat pengukur kedalaman berfungsi untuk
mengukur kedalaman suatu lubang.

Depth gauge terdiri dari kompoen penggaris baja kecil yang memiliki
skala utama dan bagian geser yang terdapat skala vernier.

7. Valve spring tester


Valve spring tester berfungsi untuk menguji tingkat elastisitas dari
pegas. Skala daya pegas standar memiliki skala maksimal 158 kg
atau 350 lb.

8. Feeler gauge
Feeler gauge berfungsi untuk mengukur celah antar komponen dan
untuk memeriksa keausan antar komponen.
Feeler gauge terdiri dari beberapa bilah tipis yang memiliki
ketebalan yang berbeda-beda.

9. Vernier caliper
Vernier caliper atau juga sering disebut dengan jangka sorong
memiliki fungsi untuk mengukur diameter luar suatu benda,
mengukur diameter dalam suatu benda dan mengukur kedalaman
dari suatu benda.

Jangka sorong memiliki beberapa bagian yaitu rahang bawah,


rahang atas, pengukur kedalaman, sekrup pengunci, skala utama
dan skala vernier/ nonius.

Jangka sorong memiliki beberapa tingkat ketelitian yaitu tingkat


ketelitian 0,1 mm, tingkat ketelitian 0,05 mm, tingkat ketelitian 0,02
mm, tingkat ketelitian 1/128 inchi dan tingkat ketelitian 1/1000 inchi.

10. Outside micrometer


Outside micrometer atau micrometer luar memiliki fungsi untuk
mengukur diameter luar suatu benda dengan tingkat ketelitian yang
lebih teliti dibandingkan dengan jangka sorong.

Outside micrometer memiliki beberapa bagian, antara lain frame,


anvil, spindle, lock, sleeve, thimble dan rachet stopper/ rachet knob.

Outside micrometer memiliki beberapa tingkat ketelitian yaitu tingkat


ketelitian 0,01 mm dan tingkat ketelitian 0,001 mm.

11. Inside micrometer


Inside micrometer atau micrometer dalam memiliki fungsi untuk
mengukur diameter dalam suatu benda dengan tingkat ketelitian
yang lebih teliti dibandingkan dengan jangka sorong.
Inside micrometer terdiri dari beberapa komponen, antara lain
spindle, spacer, spindle lock screw, sleeve dan timble.

Inside micrometer memiliki tingkat ketelitian sampai 0,01 mm.

12. Depht micrometer


Depht micrometer atau micrometer kedalaman memiliki fungsi untuk
mengukur kedalaman suatu benda, kedalaman alur, ketinggian
benda dengan tingkat ketelitian tertentu.

Depht micrometer memiliki komponen yang hampir sama dengan


inside micrometer akan tetapi depht micrometer memiliki tambahan
bagian block yang rata dengan permukaan yang rata.

13. Telescoping gauge


Telescoping gauge memiliki fungsi untuk mengukur diameter dalam
suatu benda yang memiliki ukuran yang kecil sehingga tidak dapat
dilakukan dengan menggunakan micrometer.

Bagian-bagian dari telescoping gauge terdiri dari locking screw,


handle atau grip dan plunger.

14. Dial indicator


Dial indicator berfungsi untuk mengukur kebengkokan dan
keolengan atau run out suatu suatu benda atau poros.

Dial indicator memiliki tingkat ketelitian 0,01 mm.

15. Cylinder Bore Gauge


Cylinder Bore Gauge (CBG) berfungsi untuk mengukur diameter
silinder. Alat ini digunakan bersama-sama dengan jangka sorong
dan micrometer luar saat digunakan untuk mengukur diameter
silinder.
Macam-macam alat ukur elektrik

1. Multimeter
Multimeter atau multitester berfungsi untuk mengukur arus,
tegangan, tahanan listrik, frekuensi, nilai kapasitas, hubungan atau
konektivitas pada rangkaian.

2. Osiloskop
Osiloskop berfungsi untuk :
 Mengukur besar tegangan (voltage) listrik dan hubungannya
terhadap waktu
 Mengukur frekuensi signal yang berosilasi
 Mengecek frekuensi signal pada rangkaian
 Membedakan arus AC dan DC
 Mengecek suara atau noise pada sebuah rangkaian kelistrikan
dan hubungannya terhadap waktu.
3. Scanner
Scanner merupakan alat ukur yang digunakan pada kendaraan-
kendaraan injeksi. Scanner berfungsi untuk mengecek kesalah atau
malfunction dari suatu sistem di kendaraan EFI, mengukur kerja
sensor-sensor dan aktuator-aktuator.

4. Dwell dan tacho tester


Dwell tester berfungsi untuk mengukur sudut dwell pada sistem
pengapian kendaraan, sedangkan tacho tester berfungsi untuk
mengukur RPM mesin.

5. Timing light
Timing light berfungsi untuk mengetahui atau memeriksa saat
pengapian kendaraan. Saat pengapian kendaraan yaitu saat busi
mulai memercikkan bunga api.

Macam-macam alat ukur pneumatik


1. Tyre pressure gauge
Tyre pressure gauge berfungsi untuk memeriksa tekanan udara
pada ban, agar tekanan udara pada ban sesuai dengan tekanan
spesifikasinya. Ada beberapa macam tyre gauge, tyre pressure
gauge ada yang terpisah dari pompa ban dan ada yang menjadi
satu dengan pompa ban.

2. Manifold gauge sistem AC


Manifold gauge pada sistem AC digunakan untuk mengecek
tekanan refrigerant di dalam sistem AC, dan juga berfungsi untuk
melakukan penggantian refrigerant pada sistem AC.

3. Radiator tester
Radiator tester berfungsi untuk memeriksa kebocoran sistem
pendingin dan juga untuk memeriksa kerja tutup radiator.

4. Compression tester
Compression tester berfungsi untuk mengukur tekanan kompresi
pada silinder mesin pada kendaraan.

Share :

Perbedaan Alat Ukur Hidrolik Dan Pneumatik

Hidrolik merupakan sebuah sistem yang menggunakan tekanan fluida untuk sumber
tenaganya. Jadi tanpa adanya tekanan fluida, alat ini tidak bisa digunakan. Alat ukur hidrolik
sering digunakan untuk memindahkan benda yang berat. Di dunia industri, banyak yang
memakai alat ini, misalnya alat untuk mengangkat truck, mesin press, mesin moulding,
crane dan masih banyak lainnya. Sistem ini memang sering kita temui di kehidupan sehari-
hari. Penggunaannya pun dilengkapi, berbagai macam alat kontrol yang rumit.

Perbedaan alat ukur hidrolik dan pneumatik

Banyak orang yang bingung dengan kedua jenis alat ukur ini, karena sistemnya memang
hampir sama. Oleh karena itu, kita akan membahas tentang perbedaan alat ukur hidrolik
dan pneumatik dibawah ini.
Hidrolik menggunakan jenis fluida cair yang bertekanan sedangkan pneumatik memakai

fluida gas yang bertekanan.

Pneumatik menggunakan tekanan sekitar 4-7 kgf/cm2 dan hasil outputnya lebih kecil.

Sehingga digunakan untuk pekerjaan yang lebih ringan. Sedangkan hidrolik memiliki hasil

outputnya yang lebih besar, sehingga sering digunakan untuk mengangkat benda berat.

Sistem hidrolik memiliki sifat compressibility yang lebih besar dibandingkan sirkuit

pneumatik.

Untuk pneumatik memiliki udara yang ketahanannya kecil dan dijalankan lebih tepat

dibandingkan tenaga hidrolik.

Hidrolik lebih sensitif dengan kebocoran api, minyak dan kontaminasi, sedangkan

pneumatik tidak akan mengalami hal itu, karena tekanan udaranya lebih kecil.

Sistem hidrolik membutuhkan pompa untuk menghasilkan tekanan yang besar

Temperatur yang mampu didapatkan hidrolik sekitar 60-70 derajat, sedangkan sistem

pneumatik mencapai 180 derajat celcius.

Alat Ukur Pnumatik

Kelebihan Alat ukur hidrolik

Dengan mengetahui perbedaannya, mungkin anda penasaran dengan kelebihan dari alat
ukur hidrolik. Kelebihan dari alat ukur ini terdapat pada tekanan kerjanya, karena bisa
menghasilkan tekanan kerja yang lebih besar. Sehingga sering digunakan untuk pekerjaan
berat. Untuk mengangkat benda yang berukuran besar, sehingga lebih mudah,

Kekurangan alat ukur hidrolik

Selain punya kelebihan, tentunya alat ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan alat ini
terjadi ketika fluida tercemar kotoran. Sehingga fungsi alatnya melemah. Akhirnya tidak bisa
bekerja dengan baik dan cepat rusak. Ditambah biaya konstruksi dan perawatan yang
mahal. Untuk pengoperasiannya pun rumit, dibutuhkan tenaga ahli di bidangnya.

Komponen di Alat ukur hidrolik

Lalu apa saja komponen di alat ukur hidrolik :

Piston digunakan untuk aktuator


Pompa yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis menjadi energi fluida dan
membantu meningkatkan tekanan kerja fluida
Tangki yang berfungsi untuk menstabilkan tekanan minyak dari pompa., menghindari
pressure drop ketika jumlah minyak terlalu besar, dan untuk menyimpan fluida yang
bertekanan
Manometer atau pressure gauge digunakan untuk mengukur tekanan fluida di piston, ketika
melakukan gerakan maju mundur
Hose dan hose couplers 

Dengan mengetahui hal itu, kita jadi tahu seperti apa sistem kerja dari sebuah alat hidrolik.
Bagaimana proses kerjanya, sampai sebuah benda dapat terangkat dengan baik. Dengan
adanya alat ini, bisa membantu kerja kita lebih ringan. Penggunaan sistem ini harus
dilengkapi alat kontrol. Untuk menunjang ketepatan dan pengendalian dari sistem tersebut.
Ketika menggunakan alat ini, harus memperhatikan tekanan fluida dengan sebaik mungkin.
Pengguna harus bisa mengatur fluidanya, supaya benda berat dapat terangkat dengan baik.
Tekanannya harus sesuai dengan kebutuhan. Itulah sedikit penjelasan tentang perbedaan
alat ukur hidrolik dengan pneumatik. Semoga bermanfaat.
Deskripsi: alat ukur hidrolik merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat sebuah
benda berat dengan memakai sistem fluida.

Alat ukur pneumatik adalah alat ukur yang bekerja pada pengaruh
tekanan atau adanya perbedaan tekanan pada gas, udara dan zat lainnya.
Macam - macam alat ukur pneumatik yang sering kita jumpai yaitu:
compression tester, vacum gauge, tire preassure gauge, radiator cup
tester.

VACUM GAUGE

Vacum gauge adalah salah satu alat ukur pneumatik yang digunakan
untuk mengukur tekanan intake manifold. Vvacum gauge menunjukan
perbedaan antara tekanan atsmosfer luar dan nilai kevakuman yang
terjadi pada intake manifold. Untuk memasang vacum gauge hal yang
harus diperhatikan bahwa saluran pengukur kevakuman harus diambil
dari intake manifold yang berada dibelakang trottle valve.  

COMPRESSION TESTER 
Compression tester adalah salah satu alat ukur pneumatik yang berfungsi
untuk mengukur tekanan kompresi pada kendaraan masih layak atau
tidak untuk dipakai. Kompression tester diletakkan pada lubang busi atau
pada lubang injektor pada mesin diesel.

CARA MENGGUNAKAN COMPRESSION TESTER


1. Lepas semua busi(pada mobil) 
2. Masukan compresion tester pada lubang busi dengan cara diputar sesuai
ulirnya, pastikan tidak miring agar alat ataupun ulir pada kepala silinder tidak
rusak, dan pastikan juga bahwa terpasang dengan kencang. 
3. Masakan kabel tegangan tinggi dari ignition coil, tujuannya adalah agar
terjadi rangkaian tertutup pada sistem pengapian, sehingga coil tetap awet. 
4. Gas penuh/buka katup throttle penuh, tujuannya adalah agar udara yang
masuk maksimal, sehingga hasil yang ditunjukan alat adalah data falid. 
5. Starter mesin minimal 250 rpm/ baterai dalam keadaan sehat. 
6. Baca sampai jarum pada alat menunjukan angka tertinggi, bila sudah
diangka tertinggi hentikan starter. 
7. Lakukan pada semua lubang busi, dan simpulkan, bila selisih andara
masing masing silinder lebih dari 1 kg/cm2 berati jelek, Ingat ! SPESIFIKASI :
9.5-12.5 kg/cm2 pada motor bensin. 
8. Kempeskan alat bila sudah selesai.

TIRE PRESSURE GAUGE 


Tyre pressure gauge adalah salah satu alat ukur pneumatik untuk
mengukur tekanan angin ban, supaya tekanan angin ban sesuai dengan
batas yang dijinkan. Tire pressure gauge ada yang terpisah sendiri dan
ada yang dirangkaian dengan katup dan selang angin dari kompresor
sehingga saat pengisian angin dapat langsung terukur. Saat ini sudah
banyak juga tyre gauge yang menggunakan display digital untuk lebih
mempermudah pembacaan. Setelah alat ini terangkai dengan
krompresor, maka tinggal memasukkan ke pentil dari ban. Besarnya
tekanan ban akan langsung terbaca ketika trigger tidak ditekan. Untuk
menambah tekanan udara pada ban, tarik trigger atau pemicu.

ALAT UKUR MEKANIK


 Dwi Septiani  18.50 
Alat ukur mekanik adalah alat ukur yang di desain sendiri untuk
membantu pengukuran dalam hal besaran panjang, luas, dan lainnya. Alat
ukur mekanik ini mempunyai ukuran, bentuk dan fungsi yang berbeda -
beda satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu jika ingin memiih alat ukur
mekanik ini, pilihlah alat ukur yang sesuai dengan apa yang akan kita ukur.
MACAM - MACAM ALAT UKUR MEKANIK 
JANGKA SORONG

Jangka sorong adalah salah satu alat ukur mekanik yang digunakan untuk
mengukur panjang, tebal ataupun kedalaman suatu benda. Jangka sorong
mempunyai rahang tetap, rahang geser, skala utama dalam satuan cm,
dan skala nonius dalam satuan mm. Skala utama pada jangka sorong
terletak pada rahang tetap sedangkan skala nonius pada jangka sorong
terletak pada rahang geser.

Dalam melakukan pengukuran dengan jangka sorong, kita harus


mengetahui terlebih dahulu cara penggunaannya. Adapun langkah -
langkah menggunakan jangka sorong adalah sebagai berikut:
 Kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser.
 Bersihkan permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda yang
menempel.
 Tutup rahang hingga menjepit benda yang akan diukur.
 Pastikan posisi benda sesuai dengan pengukuran yang akan diambil.
Setelah anda berhasil melakukan pengukuran dengan jangka sorong,
selanjutnya hitunglah pengukuran jangka sorong tersebut. Adapun cara
menghitung hasil pengukuran jangka sorong adalah sebagai berikut:
 Tentukan angka yang terbaca pada skala utama yang tepat ditunjukkan sebelum
angka nol skala nonius jangka sorong.
 Tentukan angka skala nonius yang segaris dengan skala utama kemudian
kalikan dengan angka ketelitiannya.
 Jumlahkan angka yang diperoleh dari skala utama dan skala nonius.
 Hasildari penjumlahan kedua skala tersebut merupakan hasil pengukuran dari
jangka sorong.

MEMBACA HASIL PENGUKURAN JANGKA SORONG

Sebuah benda diukur dengan menggunakan jangka sorong dengan


tingkat ketelitian 0,01. Hasil dari pembaccannya terlihat pada gambar
disamping. Tentukanlah hasil pengukuran tersebut.....

PEMBAHASAN:
Skala Utama adalah 3,1 mm dan skala nonius adalah 9 x 0,01 mm yaitu
0,09 mm
Hasil pengukurannya adalah skala utama + skala nonius = 3,1 mm +0,09
mm = 3,19 mm

MIKROMETER SEKRUP
Mikrometer sekrup adalah salah satu dari alat ukur mekanik yang
digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, tebal sebuah benda,
serta mengukur diameter luar sebuah benda. Fungsi alat ukur micrometer
sekrup ini sebenarnya mempunyai kesamaan dengan alat ukur jangka
sorong hanya saja tingkat ketelitian micrometer sekrup sepuluh kali lebih
teliti dari jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0.01 mm. Bagian - bagian
mikrometer sekrup yaitu poros tetap, poros geser, skala utama, skala
nonius, pemutar, dan pengunci.

Menggunakan micrometer sekrup tidaklah sulit. Adapun langkah –


langkah menggunakan micrometer sekrup yaitu:
 Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.
 Lakukan pengecekan ketika apakah poros tetap dan poros geser bertemu skala
dan skala nonius menunjukan angka nol.
 Bukarahang dengan menggerakkan pemutar kearah kiri sampai benda dapat
masuk ke dalam rahang.
 Letakan benda diantara porostetap dan poros geser lalu tutup kembali rahang
hingga tepat menjepit benda.
 Putarlah
pengunci agar pemutar tidak bisa bergerak lagi tandanya dengan
adanya bunyi “klik” yang terdengar.

CARA MEMBACA HASIL PENGUKURAN MIKROMETER SEKRUP


 Lihatpada skala utama, lihat skala yang tepat ditunjuk atau tepat disebelah kiri
skala putar (angka tersebut dalam mm).
 Lihatangka pada skala putar yang segaris dengan garis melintang diskala
utama. Kalikan angka itu dengan 0.01.
 Tambahkan kedua angka yang didapat tersebut.
CONTOH PEMBACAAN 

Sebuah plat logam diukur ketebalannya dengan menggunakan


mikromrter sekrup dan menunjukkan skala seperti yang telihat pada
gambar. Tebal benda tersebuat adalah…..

PEMBAHASAN:
Untuk membaca hasil pengukuran micrometer sekrup, kita cukup
menjumlahkan nialai dari skala utama dan skala nonius. Skala Utama 5.5
mm sedangkan skala nonius 0 atau 50 mm dikalikan dengan 0.01 jadi
senilai dengan 0.00 mm atau 0.50 mm. Hasil pengukurannya adalah : 5,5
mm + 0,50 mm = 6,00 mm.

DIAL INDIKATOR
Dial indikator atau yang disebut juga dengan dial gauge adalah salah satu
alat ukur mekanik yang digunakan untuk mengukur permukaan bidang
datar, permukaan serta kebundaran sebuah poros, permukaan dinding
silinder, kebengkokan poros, dan lainnya. Dial indikator ini tidak bisa
digunakan secara langsung atau tidak dapat langsung memberikan
pengukuran pada benda. Dial gauge biasanya dibantu dengan magnetic
base yang digunakan sebagai alat penopang dial gauge tersebut.

BAGIAN - BAGIAN DIAL INDIKATOR


 Jarum panjang : jarum panjang akan langsung bergerak apabila bagian - bagian
spindel tertekan oleh benda yang akan diukur. Nilai pergerakan jarum tersebut
tergantung pada nilai skala dari dial gauge. Jika nilai skala gauge 0,01 mm,
apabila jarum panjang bergerak dari angka nol sampai angka 10 berarti nilai
pergerakan jarum panjang tersebut adalah 0,01 mm x 10 = 0,10 mm.
 Jarum pendek akan bergerak satu ruas apabila jarum panjang bergerak dari
angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran). Berarti pergerakan satu
ruas dari jarum pendek adalah 0,010 mm x 100 = 1mm.
 Bidang sentuh terhadap benda kerja : Alat ini akan bergerak naik turun sat
benda kerja bergerak dan bersentuhan terhadap bidang sentuh tersebut.

CARA MEMBACA HASIL PENGUKURAN DIAL INDIKATOR


Berapakah hasil pengukuran dengan menggunakan dial indikator
berikut...
PEMBAHASAN
Posisi jarum panjang = 6 x 0,01 mm = 0,06 mm
Posisi jarum pendek  = 3 x 1 mm = 3,00 mm
Jadi, Hasil pengukurannya adalah 0,06 + 3,00 = 3,06 mm

FEELLER GAUGE
Feeller gauge atau yang disebut juga dengan pengukur celah adalah salah
satu alat ukur mekanik yang digunakan untuk mengukur celah antara dua
bagian. Feeller gauge terdiri atas lembaran baja tipis yang memiliki presisi
sampai 0,01 mm. Pada umumnya ketebalannya antara 0,03 mm sampai
1,00 mm. Nilai ketebalannya tercantum pada setiap bilah atau
lembarannya.
Sebelum menggunakan feeler gauge, ada hal - hal yang harus
diperhatikan yaitu:

 Bersihkan tangan anda, pengukur celah, dan komponen - komponen yang akan
diukur sebelum melakukan pengukuran.
 Bila satu bilah pengukur celah masih belum cukup untuk pengukuran,
gabunglah dua atau beberapa bilah sesuai kebutuhan. Tetapi usahakan jumlahnya
sesedikit mingkin.
 Sisipkan pengukur celah pada komponen dengan berhati -hati. Jangan
membengkokan atau merusak bilahnya.
METODE PENGUKURAN
Sisipkan bila pengukur celah diantara komponen yang akan diukur. Bila
pengukur celah ini dapat masuk atau keluar dengan mudah, pakailah
bilah yang lebih tebal hingga anda merasakkan adanya hambatan atau
gigitan saat bilah ditarik keluar. Tebal bilah pengukur celah ini sam
dengan celah di antara dua komponen.

CYLINDER GAUGE (BORE GAUGE)


Cylinder gauge adalah alat ukur mekanik yang juga menggunakan dial
gauge. Cylinder gauge ini berfungsi untuk mengukur diameter bagian
dalam silinder, lubang dudukan poros, dan komponen lainnya secara
telitih. Ujung pengukur ini dapat bergerak bebas, dan jumlah gerakkannya
ditunjukkan oleh dial gauge. Jarak antara ujung pengukur dan
replacement road (bantang ganti) merupakan diameter benda yang
diukur.

 
Cylinder gauge terdiri atas beberapa komponen yaitu:
 Dial gauge digunakan untuk mengukur diameter cylinder.
 Tangkai gauge merupakan bagian untuk mengikat dial gauge.
 Replacement rod atau anvil merupakan alat untuk menambah panjang bidang
sentuh pada silinder yang akan menyentuh bidang ukur pada cilinder.
 Replacement washer merupakan alat yang digunakan untuk menabah panjang
rod. Alat ini terdiri atas empat buah dengan ketebalan ukuran masing - masing ialah 3
mm, 1mm, dan 0,5 mm.
 Hal - hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan cylinder gauge
adalah:
 Dial gauge harus dipasang pada tangkainnya dalam posisi sejajar atau tegak
lurus terhadap ujung pengukur. Spindel dimasukkan kedalam batangnya kira - kira
setengah dari langkahnya.
 Periksa bahwa jarm dial gauge bergerak bila anda menekan ujung pengukur.
 Pilihlah replacement rod dan washer yang ukurannya sesuai dengan diameter
kasar benda yang akan diukur.

Alat Ukur Elektrik adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur


besaran listrik seperti hambatan listrik, kuat arus, daya listrik, beda
potensial, dan lainnya. Contoh alat ukur elektrik yaitu ampermeter,
hidrometer, tachometer, volt meter, dan lainnya.
MUSTIMETER
Multimeter atau yang disebut juga dengan multimeter  adalah alat ukur
yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan
(resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan
pada perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk
beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan
sebagainya. Tingkat ketelitiannya adalah 0,001 volt.

CARA MENGUKUR TEGANGAN AC

 Putar Posisi Saklar Selektor ke ACV.


 Pilih skala yang cocok dengan perkiraan tegangan yang ingin diukur,
contohnya jika ingin mengukur 220 V, atur saklar selector ke 300 V (Cara ini
digunakan hanya untuk Multimeter jenis Analog).
 Hubungkan Probe pada terminal tegangan yang mau diukur. Probe Merah pada
terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negative (-). Untuk tegangan AC
tidak ada polaritas (-) Negative dan (+) Positif.
 Lihat hasil pengukuran pada display Multimeter.
CARA MENGUKUR TEGANGAN DC

 Putar Posisi Saklar Selektor ke DCV.


 Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang mau diukur. Jika ingin
mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Multimeter Analog), Jika
tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih
skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada
multimeter.
 Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada
terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Perhatikan dengan
seksama jangan sampai terbalik.
 Lihat hasil pengukuran di Display Multimeter.
CARA MENGUKUR RESISTOR

 Putar Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω).


 Pilihlah skala yang sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya
diawali ke tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter Analog).
 Hubungkan probe ke komponen Resistor, menghubungkannya boleh terbalik,
karena tidak ada polaritas.
 Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog
Multimeter, diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2).

HIDROMETER
Hidrometer adalah alat ukur yang digunakan untuk menguji atau
mengetahui kapasitas baterai dengan cara mengukur kandungan asam
elektrolitnya. Makin tinggi kandungan asam elektrolitnya, maka makin
besar kapasitas beterai. Selain itu hidrometer juga digunakan untuk
mengetahui berat jenis elektrolit baterai. Bagian - bagian hidrometer yaitu
bola lampu berlapis karet, tabung kaca, pelampung kaca, dan tabung
pengambil.

CARA MENGGUNAKAN HIDROMETER

 Tekan balon karet


 Masukkan pipa pengambil kedalam sel baterai.
 Lepaskan penekan balon karet dengan perlahan hingga elektrolit masuk
tersedot ke dalam tabung kaca.
 Angkat seditik hidrometer (lubang pengambil tidak boleh keluar dari lubang sel
baterai).
 Usahakan posisi hidrometer tegak lurus.
 Berat jenis elektrolit baterai sama dengan angka pada skala pelampung yang
rata dengan permukaan elektrolitnya.

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

 Untuk membaca hidrometer, posisikan mata anda sejajar dengan permukaan


larutan di dalam tabung kaca.
 Pada kaca apung terdapat angka - angka kalibrasi dan anda dapat membaca
secara akurat berat jenis elektrolit baterai.

ALAT UKUR

Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan


suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain
yang sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran standart.
Pekerjaan membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran
atau mengukur. Sedangkan pembandingnya yang disebut sebagai alat ukur.
Pengukuran banyak sekali dilakukan dalam bidang teknik atau industri. Sedangkan
alat ukurnya sendiri banyak sekali jenisnya, tergantung dari banyak faktor, misalnya
objek yang diukur serta hasil yang di inginkan. Yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pengukuran adalah :
1. Standart yang dipakai harus memiliki ketelitian yang sesuai dengan standart yang
telah ditentukan.
2. Tata cara pengukuran dan alat yang digunakan harus memenuhi persyaratan.
Pengetahuan yang harus dimiliki adalah bagaimana menetukan besaran yang
akan diukur, bagaimana mengukurnya dan mengetahui dengan apa besaran
tersebut harus diukur. Ketiga hal tersebut harus mutlak dimiliki oleh orang yang akan
melakukan pengukuran.
Besaran terdiri dari dua jenis:
    Besaran Pokok, yaitu besaran yang sesuai dengan standar internasional, berdiri
sendiri, dan dapat dijadikan acuan.
  Besaran Turunan, yaitu besaran yang diperoleh dari beberapa variabel dalam bentuk
persamaan.
Syarat-syarat besaran adalah:
      Dapat didefinisikan secara fisik.
      Dapat digunakan dimana saja.
      Tidak berubah terhadap waktu.
Agar bisa diukur, maka suatu produk harus mempunyai karakteristik
geometrik antara lain:
      Dimensi
      Posisi
      Bentuk
      Kualitas permukaan
Sebuah alat ukur mempunyai 3 komponen utama yaitu: Sensor, Pengubah,
Penunjuk
1.  Sensor
Yaitu bagian alat ukur yang menghubungkan alat ukur dengan objek ukur.
Terdiri dari
         Sensor mekanik
         Sensor optik
         Sensor pneumatik
2.  Pengubah
Yaitu bagian alat ukur yang berfungsi mengubah sinyal yang dirasakan oleh sensor
menjadi besaran ynag terukur.
Terdiri dari:
         Pengubah mekanik
         Pengubah optomekanik
         Pengubah elektrik
         Pengubah opto elektrik
         Pengubah pneumatik
         Pengubah optik
3.  Penunjuk
Yaitu bagian alat ukur yang berfungsi menunjukkan harga pengukuran.
Terdiri dari:
         Penunjuk beskala
-  Skala linear
-  Skala melingkar
         Penunjuk digital
-  Digital mekanik
-  Digital elektrik (LED)
Jenis-jenis alat ukur:
Berdasarkan sifat aslinya, dapat dibedakan atas:
1.    Alat Ukur Langsung
Yaitu alat ukur yang dilengkapi dengan skala ukur yang lengkap, sehingga hasil
pengukuran dapat langsung diperoleh.
Contohnya : jangka sorong, mikrometer.
2.    Alat Ukur Pembanding
Yaitu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur beda ukuran suatu produk dengan
ukuran dasar produk yang telah diperkirakan terlebih dahulu dengan blok ukur.
Contohnya : dial indicator.
3.    Alat Ukur Standar
Yaitu alat ukur yang hanya dilengkapi dengan satu skala nominal, tidak dapat
memberikan hasil pengukuran secara langsung, dan digunakan untuk alat kalibrasi
dari alat ukur lainnya.
Contohnya : blok ukur.
4.    Alat Ukur Kaliber Batas
Yaitu alat ukur yang berfungsi untuk menunjukkan apakah dimensi suatu produk
berada di dalam atau diluar dari daerah toleransi produk tersebut.
Contohnya : kaliber lubang dan kaliber poros.
5.    Alat Ukur Bantu
Yaitu alat ukur yang berfungsi untuk membantu dalam proses pengukuran.
Sebenarnya alat ini tidak bisa mengukur objek, namun karena peranannya yang
sangat penting dalam pengukuran maka alat ini dinamakan juga dengan alat ukur.
Contohnya : meja rata, stand magnetic, batang lurus.
Berdasarkan sifat turunannya, dapat dibedakan atas:
1.    Alat Ukur Khas
Yaitu alat ukur yang dibuat khusus untuk mengukur geometri yang khas, misalnya
kekasaran permukaan, kebulatan, profil gigi pada roda gigi. Alat ukur jenis ini dapat
dilengkapi skala dan dilengkapi alat pencatat atau penganalisis data.
Contohnya alat ukur roda gigi.
2.    Alat Ukur Koordinat
Yaitu alat ukur ysang memiliki sensor yang dapat digerakkan dalam ruang, digunakan
untuk menentukan posisi
Contohnya alat ukur posisi.
Berdasarkan prinsip kerjanya, dibedakan atas:
1.    Alat ukur mekanik
2.    Alat ukur elektrik
3.    Alat ukur optik
4.    Alat ukur pneumatik
5.    Alat ukur hidrolik dan aerodinamik
Adapun  sifat dari alat ukur adalah:
1.    Rantai kalibrasi
Yaitu kemampuan alat ukur untuk bisa dilakukan tingkatan pengkalibrasian.
Tingkatan tersebut adalah
         Kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur standar kerja.
         Kalibrasi alat ukur standar kerja dengan alat ukur standar.
         Kalibrasi alat ukur standar dengan alat ukur standar nasional.
         Kalibrasi alat ukur standar nasional dengan alat ukur standar internasional.
2.    Kepekaan
Yaitu kemampuan alat ukur untuk dapat merasakan perbedaan yang relatif kecil dari
harga pengukuran.
3.    Mampu baca
Kemampuan sistem penunjukan dari alat ukur untuk memberikan harga pengukuran
yang jelas dan berarti.
4.    Histerisis
Yaitu penyimpangan dari harga ukur yang terjadi sewaktu dilakukan pengukuran
secara kontinu dari dua arah yang berlawanan.
5.    Pergeseran
Yaitu terjadinya perubahan posisi pada penunjuk harga ukur sementara sensor tidak
memberikan / merasakan sinyal atau perbedaan.
6.    Kepasifan
Terjadi apabila sensor telah memberikan sinyal, namun penunjuk tidak
menunjukkan  perubahan pada harga ukur.
7.    Kestabilan nol
Yaitu kemampuan alat ukur untuk kembali ke posisi nol ketika sensor tidak lagi
bekerja.
8.    Pengambangan
Yaitu suatu kondisi alat ukur dimana jarum penunjuk tidak menunjukkan harga ukur
yang konstan. Dengan kata lain, penunjuk selalu berubah posisi atau bergerak.
Klasifikasi Alat Ukur
Menurut cara kerja, alat ukur diklasifikasikan menjadi : 
      alat ukur mekanis
      alat ukur elektris 
      alat ukur optis 
      alat ukur mekanis optis dan 
      alat ukur pneumatis
Menurut sifat dari alat ukur :
a. Alat ukur langsung : hasil pengukurannya dapat langsung dibaca pada skala
ukurannya. Contoh jangka sorong, mikrometer, mistar baja, height gauge.
b. Alat ukur pembanding : alat ukur yang mempunyai skala ukur yang telah dikalibrasi.
Misal jam ukur ( dial indicator ), pembanding ( comparator )
c. Alat ukur standar, alat ukur yang mempunyai harga ukur tertentu. Misal blok ukur
( block gauge ),batang ukur ( length bar ), dan master ketinggian ( height master).
d. Alat ukur batas, alat ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu dimensi
obyek ukur masih terletak dalam batas-batas toleransi ukuran. Misal kaliber batas
Go dan No Go
e. Alat ukur bantu, alat ukur yang sifatnya hanya sebagai pembantu dalam proses
pengukuran. Misal dudukan mikrometer, penyangga/pemegang jam ukur.
Menurut jenis dari benda yang akan diukur :
1.    Alat ukur linier : alat ukur linier langsung maupun alat ukur linier tak langsung.
2.    Alat ukur sudut atau kemiringan : ada alat ukur sudut yang langsung bisa dibaca
hasil ukurannya ada juga yang membutuhkan perhitungan matematis.
3.    Alat ukur kedataran.
4.    Alat ukur untukmengukur profil atau bentuk.
5.    Alat ukur ulir.
6.    Alat ukur roda gigi
7.    Alat ukur mengecek kekasaran.
Jenis-jenis pengukuran dalam Metrologi Industri:
1.    Pengukuran Linear
2.    Pengukuran Sudut
3.    Pengukuran Kerataan dan Kedataran
4.    Pengukuran Profil
5.    Pengukuran Ulir
6.    Pengukuran Roda Gigi
7.    Pengukuran Posisi
8.    Pengukuran Kekasaran Permukaan
Karakteristik pengukuran:

 Ketelitian (Accuracy), yaitu kemampuan alat ukur untuk memberikan nilai


yang mendekati harga yang sebenarnya.
 Ketepatan (Precision), yaitu kemampuan alat ukur untuk memberikan nilai
yang sama dari beberapa pengukuran yang dilakukan
 Kecermatan (Resolution), yaitu skala terkecil yang mampu dibaca oleh alat
ukur.

Metode-metode pengukuran dalam Metrologi Industri


1.    Pengukuran Langsung
Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur langsung dimana
hasil pengukuran dapat diperoleh secara langsung.
2.    Pengukuran Tak Langsung
Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur pembanding dan
alat ukur standar, dimana hasil pengukuran tidak dapat diperoleh secara langsung.
3.    Pengukuran dengan Kaliber Batas
Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dimensi
suatu produk berada di dalam atau diluar daerah toleransi produk tersebut.
4.    Membandingkan dengan Bentuk Standar
Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan cara membandingkan bentuk produk
dengan bentuk standar dari produk tersebut. Pengukuran ini dilakukan dengan
menggunakan profil proyektor.
Toleransi adalah perbedaan ukuran antara kedua harga batas, dimana
ukuran atau jarak permukaan batas geometri komponen harus terletak. Suaian
adalah hubungan antara dua komponen yang akan dirakit, yang ditimbulkan adanya
perbedaan ukuran bagi pasangan elemen geometrik saat mereka disatukan.
Kalibrasi adalah membandingkan suatu alat ukur (skala atau harga nominalnya)
dengan acuan yang dianggap lebih benar. Langkah-langkah kalibrasi yaitu
melakukan pengkalibrasian alat ukur dengan alat ukur yang lebih tinggi tingkatannya
pada rantai kalibrasi, sehingga alat ukur tersebut dapat mempunyai aspek
keterlacakkan (trace ability).
Hampir semua alat ukur mempunyai bagian yang disebut dengan penunjuk
atau pencatat kecuali beberapa alat ukur batas atau standar.
Dari bagian penunjuk inilah dapat dibaca atau diketahui besarnya harga hasil
pengukuran. Secara umum, penunjuk/pencatat ini dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu:
1. Penunjuk yang mempunyai skala,
2. Penunjuk berangka (sistem digital).
Jenis-jenis Pengukuran
1.    Pengukuran Langsung
Pengukuran Langsung adalah proses pengukuran dengan menggunakan alat ukur
langsung dan hasil pengukurannya dapat langsungterbaca.
Contoh :Mistar Ukur, Mistar Ingsut (Caliper),Mikrometer, Height Gauge
  
2.    Pengukuran Tak Langsung
Pengukuran Tak Langsung adalah proses pengukuran yang dilaksanakan dengan
memakai beberapa jenis alat ukur pembanding, standar, dan alat ukur bantu.
3.     Pengukuran dengan Kaliber Batas
Pengukuran dengan Kaliber Batas adalah proses
pemeriksaan untuk memastikan apakah obyek ukur memiliki
harga yang terletak di dalam atau di luar daerah toleransi ukuran, bentuk, dan/atau
posisi.
  

 
Gambar : Alat ukur caliber
4. Pengukuran dengan Bentuk Acuan
Pengukuran dengan cara membandingkan dengan suatu bentuk acuan yang
ditetapkan pada layar alat ukur proyeksi.
5. Pengukuran Geometri Khusus
Pengukuran yang dilakukan hanya untuk satu jenis geometri
tertentu saja, seperti : kebulatan silinder, pitch ulir, pitch roda
gigi, dsb. 
 
Gambar : Pengukuran geometri khusus
6. Pengukuran dengan Mesin Ukur Koordinat
Mesin Ukur Koordinat adalah alat ukur geometri modern dengan memanfaatkan
komputer untuk mengontrol gerakan sensor relatif terhadap benda ukur untuk
menganalisis data pengukuran.

Gambar : Pengukuran dengan mesin ukur koordinat


Pengukuran Linier
1. Mistar Ukur
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur linear langsung (panjang, lebar, dan
tinggi),dimana hasil pengukurannya dapat langsung di baca pada bagian
penunjuk (skala) dari alat ukur, dan hasil pengukuran dari alat ini tidak teliti.

Gambar: Alat ukur linier langsung


2. Mistar Ingsut / Vernier Caliper
Mistar ingsut kadang-kadang disebut juga dengan nama lain, yaitu: mistar geser,
jangka sorong, jangka geser atau schuifmaat. Prinsipnya sama seperti mistar ukur
yaitu dengan adanya skala linier pada rahangnya, sedangkan perbedaannya terletak
pada cara pengukuran objek ukur.

Adapun kegunaan dari mistar ingsur itu sendiri, antara lain :


-  Dapat mengukur ketebalan jarak luar atau dimensi luar.
-  Dapat mengukur kedalaman.
-  Dapat mengukur tongkat.
-  Dapat mengukur celah atau dimeter dalam.

 
Gambar: Mistar Ingsut / Vernier Caliper
3. Mikrometer
kegunaan mikrometer skrup antara lain sebagai berikut ;
-       Mengukur ketebalan benda yang tipis misalnya uang koin logam, bahkan untuk
mikrometer yang sangat   teliti bisa digunakan untuk mengukur tebal kertas.
ketelitian mikrometer skrup yaitu antara 0,01 mm atau 0,05 mm.
-       Mengukur diameter luar sebuah benda yang kecil misalnya bantalan peluru, atau
silinder kecil seperti contoh gambar di atas
-       Untuk micrometer terntentu yang memiliki rahang geser bisa juga digunakan untuk
mengukur kedalaman benda yang kecil seperti jangka sorong.
 
Gambar: Mikrometer
Pengukuran Sudut
Pada umumnya alat ukur sudut itu terbagi atas dua bagian besar, yaitu alat
ukur sudut langsung, (besar sudut dapat langsung diketahui dari skalanya), dan alat
ukur sudut Tak Langsung,(harus melalui perhitungan terlebih dahulu).
Yang termasuk alat ukur sudut langsung, antara lain :
         Busur Baja ( Stell Enginer Protractor )

   
Gambar: Busur Baja ( Stell Enginer Protractor )
         Busur Bilah ( Bevel Protractor)

 
Gambar: Busur Bilah ( Bevel Protractor)
Sedang alat ukur sudut tak Langsung antara lain :
          Rol
          Bola
          Alat-alat dengan rumus Sinus
          Block ukur sudut ( Angle Gauge)
          Mistar ingsut Ketinggian ( Hight Vernier Caliper)
          Auto Kalimator ( Angle Dekor )
          Pedatar ( Spirit Level ) 

Pengukuran Ketegaklurusan
         Penyiku
Fungsi penyiku adalah untuk memeriksa ketegaklurusan atau kesikuan suatu benda,
memeriksa kesejajaran garis, dan alat bantu dalam membuat garis pada benda
kerja.
 
Gambar: Penyiku
Pengukuran Kedataran
         Waterpass
Waterpass adalah alat mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan ke
acuan berikutnya. Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil di
dalamnya. Untuk mengecek apakah waterpass telah terpasang dengan benar,
perhatikan gelembung di dalam kaca berbentuk bulat. Apabila gelembung tepat
berada di tengah, berarti waterpass telah terpasangdengan benar. Pada waterpass,
terdapat lensa untuk melihat sasaran bidik. Dalam lensa, terdapattanda panah
menyerupai ordinat (koordinat kartesius).

  
Gambar: Waterpass
Pengukur Kebulatan
Dial gauge, dial indikator (jarum ukur)
Kegunaan dial gauge seperti yang telah kita ketahui adalah untuk :
         mengukur kerataan permukaan bidang datar
         mengukur kerataan permukaan serta kebulatan sebuah poros
         mengukur kerataan permukaan dinding Cylinder
Adapun jenis jenis dial gauge sendiri ada berbagai macam sesuai dengan skala
yang digunakan,  beberapa jenis dial gauge antara lain :
1.  Dial gauge dengan nilai skala 0,01 mm jenis ini dapat digunakan untuk mengukur
dengan batas ukuran sampai dengan 10 mm
2.  Dial gauge dengan nulai skala 0,01 mm jenis ini mempunyai batas ukur sampai
dengan 1 mm
3.  Dial gauge dengan nilai skala 0,0005 mm jenis ini mempunyai batas ukur sampai
0,025 mm

 
Gambar: Dial gauge /dial indikator
Bagian bagian dial gauge :
1.      Jarum panjang
2.      Jarum pendek
3.      Tanda batas toleransi
4.      Bidang sentuh denganbenda kerja
Fungsi dari masing masing bagian :
1.   Jarum panjangJarum panjang ini akan langsung bergerak apabila bagian bidang
sentuh tertekan oleh benda kerja. Adapun nilai pergerakan dari jarumpanjang
tersebut tergantung dari beberapa nilai dari skala dial gauge tersebut.Misal : dial
gauge skala 0,01 mm, apabila jarum panjang menunjuk angka 10 berarti 0,01 x 10 =
0,1 mm
Skala untuk jarum panjang ini dapat berputar kekiri atau kekanan, yang artinya posisi
angka nol tidak selalu berada diatas tergantung pada posisi mana yang kita
kehendaki pada saat proses pengukuran benda kerja.
2.  Jarum pendekjarum pendek akan bergerak satu step/ruas, apabila jarum panjang
bergerak dari angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran).misal : nilai
pergerakan satu ruas dari jarum pendek adalah 0,01 mm x 100 = 1 mm (apabila nilai
skala 0,01 mm)
Jadi, jika jarum pendek berputar sampai satu putaran berarti 1 x 10 = 10 mm.
3.  Batas toleransiBatas toleransi pada alat ini ada dua dan dapat digeser kekiri dan
kekanan sesuai dengan yang kita kehendaki untuk melihat batas pergerakan jarum
panjang kekiri atau kekanan, pada saat proses pengukuran benda kerja.
4.  Bidang sentuh dengan benda kerjaBagian ini akan bergerak naik atau turun apabila
bersentuhan dengan permukaan benda kerja saat benda kerja bergerak terhadap
bidang sentuh tersebut.
Jarum panjang akan bergerak kearah kanan apabila bidang sentuh bergerak kearah
atas.
Jarum panjang akan bergerak kekiri apabila bidang sentuh bergerak ke bawah.
SUMBER - SUMBER KESALAHAN PENGUKURAN
a. Kesalahan pengukuran karena alat ukur
  Kesalahan pengukuran dapat diakibatkan oleh kondisi alat ukur. Untuk mengurangi
terjadinya penyimpangan pengukuran seminimal mungkin maka alat ukur yang akan
dipakai harus dikalibrasi untuk menghindari sifat-sifat yang merugikan dari alat ukur,
seperti kestabilan nol, kepasifan, pengambangan dan sebagainya.
b. Kesalahan pengukuran karena benda ukur
   Benda ukur  yang terbuat dari bahan yang bersifat elastis atau yang mempunyai sifat
elastis, artinya bila ada beban atau tekanan yang dikenakan pada benda tersebut
maka akan terjadi perubahan bentuk. Bila tidak hati - hati dalam mengukur maka
penyimpangan hasil pengukuran pasti akan terjadi. 
c. Kesalahan pengukuran karena faktor si pengukur
    Manusia memang mempunyai sifat tersendiri dan keterbatasan. Sulit diperoleh hasil
yang sama dari dua orang yang melakukan pengukuran meskipun alat ukur sama
dan benda ukur juga sama. Hal ini mungkin karena kondisi manusia, kesalahan
penggunaan metode pengukuran,kesalahan karena pembacaan skala ukur.
d. Kesalahan karena kondisi manusia
    Kondisi badan yang kurang sehat sewaktu mengukur mungkin badan agak gemetar,
maka posisi alat ukur terhadap benda ukur sedikit mengalami perubahan akibatnya
hasil pengukuran ada penyimpangan, penglihatan yang kurang jelas juga bisa
mengakibatkan kesalahan pembacaan skala ukur.
e. Kesalahan karena pembacaan skala ukur.
  Kebanyakan yang terjadi karena kesalahan posisi waktu membaca skala ukur atau
istilahnya paralaks, si pengukur yang kurang memahami pembagian divisi dari skala
ukur dan kurang mengerti membaca skala ukur yang ketelitiannya lebih kecil
daripada yang biasanya sering digunakan.
f.  Kesalahan karena faktor lingkungan
  Ruang yang digunakan untuk pengukuran harus bersih, terang dan teratur rapi letak
peralatan ukurnya. Ruang yang kurang terang atau remang - remang dapat
mengganggu dalam membaca skala ukur.

Anda mungkin juga menyukai