Anda di halaman 1dari 9

Pertemuan ke -2

ALAT UKUR DASAR DAN PEMBANDING

A. Pengertian Alat Ukur


Alat ukur pembanding adalah alat ukur yang mempunyai skala ukur yang sudah
dikalibrasi. Alat ini hanya dipakai sebagai pembacaan besarnya selisih suatu dimensi terhadap
ukuran standard.

B. Jenis – Jenis Alat Ukur Ukur dan Pembanding


1. Pupitas (Dial Test Indicator)
a. Fungsi
Pupitas disebut juga jam ukur tes atau dial test indicator yang berfungsi untuk
mengetahui:
 Kerataan permukaan benda kerja.
 Mengukur daerah toleransi suatu produk.
Perbedaan dengan dial indicator yaitu terletak pada sensornya. Sensor pada pupitas
berupa lengan dengan ujung berbentuk boladan gerakkannya seperti busur, mempunyai
kapasitas pengukuran yang lebih kecil yaitu antara 0,2 s/d 0,8 mm.
b. Konstruksi
Bagian – bagian pupitas terdiri atas:
 Sensor yang berbentuk lengan
 Blok gerak
 Blok diam
 Piring ukur
 Rangka terbuat dari metal atau plastic
2. Dial indikator
Dial indikator adalah salah satu alat ukur yand dapat mengugur kerataan benda kerja
yang ketelitiannya 0,01mm.
Bagian bagian dial indikator:
 Rumah indikator berbentuk silindir yang tebal
 Spindle
 Jarum penunjuk seperangkat roda gigi
 Cincin luar pelat dudukan baja
 Ujung keras yang dapat dilepas

Fungsi dial indikator :


 Memeriksa kerataan dari permukaan benda
 Memeriksa penyimpangan yang kecil pada bidang datar, benda bulat, benda
permukaan lengkung
 Memeriksa penyimpangan eksentris

1
 Memeriksa kesejajaran permukaan benda
 Menyetel kesentrisan benda pada pencekam mesin bubut
 Memeriksa penyimpangan bantalan pada poros engkol
Macam macam dial indikator
1. Lever Dial Test Indikator, mengukur atau memeriksa kerataan atau kesejajaran
permukaan benda
2. Mikro Indikator, memeriksa kerataan atau kesejajaran permukaan benda dengan
ketelitian lebih tinggi
3. Mikron Indikator, mengukur atau memeriksa kerataan permukaan benda ,
mengukur tebal, tinggi, dan panjang benda.
4. Dial Tickness Gauge, jaraknya yang dapat di pakai antara 1-35mm dengan
ketelitian antara 0.01-0.001mm digunakan untuk mengukur ketebalan benda
5. Dial Caliper, untuk mengukur lubang atau celah, ketelitian alat ukur ini mencapai
0,025 mm. kemampuan jarak ukurnya bervariasi sesuai dengan nomor yang
dikeluarkan pabrik, antara lain :

No 1 untuk jarak antara 6-8 mm


No 2 untuk jarak antara 10-22 mm
No 3 untuk jarak antara 20-32 mm
No 4 untuk jarak antara 30- 42 mm
N0 5 untuk jarak antara 40-52 mm
No 6 untuk jarak antara 50-62 mm
No 7 untuk jarak antara 60-72 mm
No 8 untuk jarak antara 70-82 mm
No 9 untuk jarak antara 80-92 mm
No 10 untuk jarak antara 90=102

2
6. Dial caliper mempunyai batang geser ini mempunyai jarak ukur antara 55-600mm
dengan ketelitian 0,01mm.
3. Alat Ukur Pembanding Ketinggian

Alat ukur pembanding ketinggian disebut juga kaliber ketinggian adalah sebuah
alat sebagai pembanding ukuran ketinggian standar dengan tinggi objek ukur yang
terdiri atas:
 Kaliber induk ketinggian
 Blok geser, pupitas atau penggores.
Prosedur dan teknik penggunaan alat ukur pembanding ketinggian:
 Letakkan objek ukur, kaliber induk ketinggian dan blok geser pada meja rata.
 Geserkan kaliber ketinggian (blok geser dan kelengkapannya) pada alat ukur
(kaliber induk ketinggian) sebagai ukuran standar yang akan digunakan untuk
mengukur atau membandingkan dengan ukuran objek ukur (benda kerja).
 Usahakan ujung penggores atau sensor pada pupitas menyentuh permukaan blok
ukur pada kaliber induk ketinggian. Stel pada posisi nol atau kencangkan baut
pengikatnya jika menggunakan penggores.
 Geserkan kaliber ketinggian (blok geser) yang telah diset ukuran ketinggiannya
pada benda kerja.
 Bandingkan ketinggian blok ukur dengan ketinggian kaliber apakah sama, lebih
tinggi atau lebih rendah, memenuhi standar toleransi atau di luar standar toleransi
yang diberikannya.
 Simpulkan hasil pengukurannya:
o Memenuhi standar ukuran yang diminta.
o Tidak memenuhi standar toleransi yang diberikan.
4. Kaliber
1. Fungsi Untuk memeriksa batas ukur secara langsung atau tidak langsung, sebagai alat
pembanding ukuran.
2. Ukuran pada caliber Ukuran pda kaliber terbagi menjadi: Ukuran standar sebagai acuan.
Pada kaliber yang digunakan sebagai ukuran standar acuan adalah kaliber yang
berbentuk blok ukur, yang dibuat khusus dengan ketelitian yang sangat tinggi. Blok ukur
ini digunakan untuk mencocokkan ukuran dari alat – alat ukur dan digunakan pula sebgai
alat kalibrasi untuk menera alat – alat yang aktif digunakan.
Ukuran standar batas atau limit. Kaliber ini mempunyai dua ukuran:
Ukuran maksimum yang diijinkan sebagai kaliber Go

3
Ukuran minimum yang diijinkan sebagai kaliber Not – Go
Contoh:
Suatu produk mempunyai ukuran diameter 22 mm dengan toleransi +0,5 mm dan -0,3
mm.
Jawab:
Kita perlu kaliber yang mempunyai ukuran maksimum 22 + 0,5 = 22,5 mm sebagai
kaliber Go, dan ukuran minimum 22 – 0,3 = 21,7 mm sebagai kaliber Not – Go. Kaliber
ini dapat kita buat atau kita stel dua buah jangka sorong pada ukuran – ukuran tersebut.
1. Setel ukuran janka sorong pada ukuran minimum (Not – Go) yaitu ukuran 21,7 mm.
2. Setel ukuran jangka sorong pada ukuran maksimum sebagai kaliber Go yaitu pada
ukuran 22,5 mm.
5. Kaliber Celah (Snap Gauge)
Kaliber Celah (Snap Gauge) adalah alat ukur yang biasa digunakan untuk
memeriksa jarak jarak yang kecil atau ukuran celah-celah diantara dua permukaan.
Karena daerah antara permukaan ini sangat sempit maka diperlukan alat ukur tak berskala
yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran tersebut.
Alat ini dipakai secara luas dalam bidang pemesinan, fitting dan
otomotif.
Contoh:
Penggunaannya adalah untuk menyetel pisau mesin frais atau memeriksa kelonggaran
katup pada mesin. Caliper celah dibuat dari baja yang lentur dan berkualitas tinggi. Tiap
set terdiri dari 10 buah kaliper atau lebih, dijepit pada penjepit baja dengan
pena yang berfungsi sebagai gantungan pada saat kaliper itu digunakan. Sebuah Kaliper
celah yang berisi 10 kaliper masingmasing kalipernya mempunyai ukuran yang tertera
pada tiap-tiap kaliper, dimulai dari ukuran 0,05; 0,10; 0,15; 0,20; 0,30; 0,40; 0,50; 0,60;
0,70; dan 0,80 milimeter.
Ada juga kaliper celah dengan ukuran dalam inch. Ukuran terkecil dari kaliper celah
adalah sekaligus menunjukkan tingkat ketelitian yang dapat dicapai dari alat ukur
tersebut. Sehingga kaliper celah dengan ukuran caliper terkecil 0,05 mm akan
mempunyai ketelitian 0,05 mm.
Kaliper-kaliper ini mempunyai panjang tiap caliper kira-kira 100 mm dengan bentuk
ujung yang bulat atau ada juga yang tirus pada sisi lebarnya. 48 Pengukuran celah
dilakukan dengan memasukkan salah satu caliper yang sesuai dengan celah yang di ukur.

6. Penggaris (Mistar)
Penggaris atau mistar adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui jarak antara
dua titik atau dua garis. Proses membandingkan jarak dengan alat ukur yang standar
disebut dengan pengukuran. Penggaris yang standar terbuat dari logam baja yang
dikeraskan dan dipanaskan sampai kondisi tertentu, agar bahan tersebut tidak terjadi
pemuaian yang bisa menyebabkan skala jarak yang ada di lembaran penggaris berubah
dari pengaruh temperatur. Penggaris juga mempunyai kelenturan (elastis). Coba Anda
bayangkan apabila penggaris terbuat dari bahan alumunium, ketika panas penggaris
alumunium akan bertambah panjang, sedangkan pada saat dingin akan bertambah pendek.

4
Penggaris ini dibedakan menjadi 2, yaitu penggaris tetap, dan penggaris yang dapat lipat.
Skala yang digunakan pada penggaris bisa menggunakan sistem british (inchi) atau
menggunakan sistem metriks (mm). Biasanya kita lebih terbiasa menggunakan sistem
metriks.

7. Siku Lipat
Siku lipat mempunyai kaki-kaki yang dapat distel dan digunakan untuk pengalihan dan
pembandingan sudut-sudut.
Contoh penggunaannya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

5
8. Rol Meter atau Meter Pita

Gambar Meter Pita

Meter pita terbuat dari pita baja tipis yang lentur dan bisa memegas, bisa digulung
supaya mudah dibawa dan tidak membutuhkan tempat yang banyak meskipun relatif
panjang. Fungsinya untuk mengukur jarak, jangkauannya lebih panjang yaitu 3 – 7 meter.
Pada ujung pita dilengkapi dengan pengait dan diberi magnet supaya lebih mudah dalam
melakukan pengukuran, pita tidak lepas saat mengukur. Ada dua skala yaitu skala metrik
dan british/inchi. Cara menggunakannya adalah dengan mengaitkan ujung dari meteran
pita, kemudian menarik meteran secukupnya di bawah panjang meteran tersebut
(biasanya panjang maksimal ditulis pada bodi meteran). Selama proses pembacaan,
meteran dapat dikunci, dan setelah diketahui ukuran, pengunci dilepas dan meteran dapat
digulung kembali. Perawatan yang perlu dilakukan adalah jangan menarik meteran
melebihi unkuran maksimal, dan jangan membiarkan ada air yang masuk ke bodi
meteran, karena akan menyebabkan karat dan rusaknya alat ini.
9. Jangka bengkok (outside calipers)
Sepasang kaki jangka bengkok berbentuk melengkung dengan radius yang sama.
Jangka bengkok digunakan untuk mengukur diameter luar atau ukuran luar suatu benda.
Alat ini terdiri dari sepasang kaki bengkok, per penekan dan sebuah mur baut sebagai
pengatur. Jangka bengkok sering digunakan karena mudah dalam penggunaannya (cara
mengaturnya). Hasil ukuran harus dikonversikan dengan alat ukur mistar, meteran, atau
siku-siku.

10. Jangka Sorong (vernier calliper)

6
Jangka Sorong (vernier calliper) merupakan alat ukur linear yang mempunyai
ketelitian cukup tinggi untuk mengukur panjang bagian luar, panjang bagian dalam,
maupun kedalaman ukuran dari suatu benda. Jangka sorong type M terdiri dari 2 model
yaitu type M1, tanpa pengisian teliti (fine feeding device ), dan type M2 dengan alat
pengisian teliti yang meluncur. Gambar 1 adalah salah satu jangka sorong type M1 .

Konstruksi jangka sorong tipe standar dijelaskan seperti di atas. Rahang pengukur
dalam (a) akan sesuai pada lubang dan digunakan untuk mengukur dimensi dalam.
Rahang pengunci luar (i) akan mencekam pada bagian luar dari suatu benda, digunakan
untuk mengukur dimensi luar.
Batang pengukur kedalaman (d) digunakan untuk menentukan ukuran kedalaman dari
bagian benda yang dilakukan dengan menempelkan ujung batang pengukur utama pada
permukaan lubang, sedangkan ujung batang pengukur kedalaman menempel pada dasar
lubang. Batang pengukur kedalaman hanya dilengkapi pada jangka sorong dengan daerah
pengukuran sampai dengan 300 mm. Jangka sorong dengan daerah pengukuran 600 mm
dan 1000 mm tidak dilengkapi dengan batang pengukur kedalaman. Bagian alat
pengukuran dalam letaknya terpisah dengan bagian alat pengukur luar. Ketika but
pengunci (b) dan (c) kendur, rahang bagian bawah akan bergerak bebas. Kedua baut ini
baru dikencangkan setelah dilakukan pengukuran pada benda.
Baut pengunci final digunakan untuk mengunci rahang bagian bawah yang setelah
dilakukan pengukuran, sehingga jangka sorong dapat dilepas dari benda yang diukur dan
dapat dilihat hasilnya tanpa ukurannya berubah akibat pelepasan tersebut. Ulir
penyetelan halus (f) digunakan untuk mengunci rahang secara presisi sehingga
didapatkan hasil pengukuran dengan akurasi yang lebih tinggi.
Tingkat ketelitian dari jangka sorong tergantung pada banyaknya pembagian pada
skala vernier-nya. Pembagian ini umumnya sebanyak 10,50 atau 100 skala. Pembagian
10 skala akan menghasilkan 0,1 cm dibagi 10 = 0,01 cm. Sehingga jangka sorong itu
akan memiliki tingkat ketelitian 0,01 cm.
Cara membaca ukuran pada jangka sorong terdiri dari dua langkah, yaitu membaca
skala utama dan membaca skala vernier.
Angka pada skala utama yang digunakan adalah yang terletak di sebelah kiri angka 0
(nol) pada skala vernier. Pada gambar 4, skala utama menunjukkan angka 3,1 cm.
Pembacaan skala vernier dilakukan dengan menentukan garis pada skala vernier yang
paling tepat berimpit segaris dengan garis pada skala utama.

7
Angka pada garis tersebut menunjukkan nilai pada skala vernier. Pada gambar 4, garis
yang berimpit dengan skala utama adalah garis ke empat, yang menandakan nilai 0,4 mm
atau 0,04 cm. Hasil pengukuran total adalah penjumlahan skala utama dan skala vernier.
Ukuran benda pada gambar 4 adalah 3,1 + 0,04 cm = 3,14 cm.
Rangkuman 2 Jangka sorong merupakan alat ukur berskala yang banyak digunakan
dan cukup teliti dengan akurasi yang dapat mencapai 0,002 20cm.
Jangka sorong yang banyak digunakan adalah tipe M1 dan mempunyai tingkat
ketelitian 0,01 cm. Beberapa kegunaan dari jangka sorong ini adalah untuk menentukan
dimensi luar, misalnya diameter luar dari suatu poros; mengukur dimensi dalam,
misalnya diameter dalam dari suatu pipa; mengukur kedalaman, misalnya kedalaman dari
lubang alur pasak; dan untuk pengukuran tingkat. Ketelitian dari jangka sorong
ditentukan oleh pembagian garis skala vernier-nya.
11. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur besaran panjang yang cukup presisi.
Mikrometer mempunyai tingkat ketelitian hinggan 0,01 mm. Penggunaan mikrometer
sekrup biasanya untuk mengukur diameter benda melingkar yang kecil seperti kawat atau
kabel.
Bagian-Bagian dari Micrometer Sekrup
Secara standard bagian-bagian mikrometer sekrup terdiri dari bagian-bagian sebagai
berikut

1. Poros Tetap yaitu poros di ujung yang tidak bergerak


2. Poros Geser, poros yang bisa dierakkann ke depang dan kebelakang
3. Skala utama (salam satuan mm)
4. Skala Nonius atau Skala Putar
5. Pemutar, menggerakkan poros geser
6. Pengunci
7. Rachet, sama seperti poros geser tapi lebih kecil
8. Frame berbentuk U
Fungsi dari Mikrometer Sekrup
Mikrometer berfungsi untuk mengukur panjang/ketebalan/diameter dari benda-
benda yang cukup kecil seperti lempeng baja, aluminium, diameter kabel, kawat, lebar
kertas, dan masih banyak lagi. Penggunaan mikrometer sekrup sangat luas, intinya
adalah mengukur besaran panjang dengan lebih presisi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Agoest, Pratikum Metrologi, diakses dari : http://www.scribd.com/agoest_adi/d/33990247-


Bab-2-Praktikum-Metrologi, tanggal 16 April 2012.
Anonim. (t.th.). Materi Pelajaran Engine Group Step 1.,Jakarta : PT Toyota Astra Motor.
Anonim. (1995). Materi Pelajaran Engine Group Step 2.,Jakarta : PT Toyota –Astra Motor.
Crouse, William H, dan Anglin, Donald L (1986). Automotive Engines.

Anda mungkin juga menyukai