Anda di halaman 1dari 9

Cara Menggunakan dan Membaca Hasil Pengukuran Pada Dial Gauge

Dial gauge indicator adalah alat ukur presisi yang mengukur kerataan permukaan benda kerja. Dial
gauge sendiri terbagi menjadi tipe mekanik dan tipe digital. Keduanya memiliki cara pembacaan yang
sedikit berbeda.
Simak penjelasan mengenai penggunaan dan pembacaan skala dial gauge berikut ini.
Cara Menggunakan Dial Gauge
Pertama, posisikan dial gauge pada magnetic stand. Dial gauge diatur agar sesuai dengan kondisi benda
kerja dengan menyesuaikan penguncinya.

Selanjutnya, posisikan titik kontak dial gauge agar tegak lurus terhadap permukaan benda kerja yang
akan diukur. Karena posisi yang tidak tegak lurus akan menghasilkan pengukuran yang tidak presisi.
Setelah tegak lurus, pastikan titik kontak bersentuhan dengan permukaan benda.

Dial gauge kemudian dikalibrasi dengan mengatur jarum panjang dan jarum pendeknya agar mengarah
tepat pada angka nol pada skala. Setelah itu, Anda perlu mengencangkan bezel secukupnya, lalu
pengukuran dapat dikerjakan. 
Cara Membaca Dial Gauge
a. Cara membaca dial gauge mekanik
Pertama, perhatikan arah gerak jarum. Bernilai negatif jika berlawanan arah jarum jam dan bernilai positif
jika searah dengan jarum jam. Selanjutnya, setiap strip angka pada skala besar yang dilalui oleh jarum
panjang harus dikali dengan 0,01 mm (skala peningkatan yang tertera pada dial). Misalnya, jarum panjang
menunjukkan angka 20, maka 20 x 0,01 mm = 0,2 mm.
Sedangkan setiap strip angka pada skala kecil yang dilalui oleh jarum pendek bernilai 1 mm. Misalnya,
jarum pendek menunjukkan angka 3 saat pengukuran, yang berarti jarum panjang sudah berputar
sebanyak 3 kali, maka 3 x 1 mm = 3 mm. Setelah pengukuran selesai, nilai jarum panjang dijumlahkan
dengan nilai jarum pendek. Maka 3 mm + 0,2 mm = 3,02 mm.
b. Cara membaca dial gauge digital
Pembacaan nilai pada dial gauge digital sangat praktis karena nilai otomatis terbaca pada layar saat
pengukuran. Pengukuran dengan dial gauge digital umumnya akan memberikan hasil yang lebih presisi
dibandingkan pengukuran dengan dial gauge mekanik, karena ketelitiannya hingga 0,001 mm.
Kapan Engineer Menggunakan Dial Gauge?
Pengukuran benda kerja memang menggunakan bermacam-macam alat ukur dan harus disesuaikan
dengan kebutuhannya.
Engineer dapat menggunakan dial gauge untuk keperluan berikut ini:
 Untuk membandingkan dua ketinggian atau jarak antara batas sempit.
 Untuk menentukan kesalahan pada bentuk geometris, seperti ovalitas, kebulatan, dan lancip.
 Untuk melakukan pengukuran deformasi yang akurat seperti intensi dan kompresi.
 Untuk menentukan kesalahan posisi permukaan seperti paralelisme, kuadrat, & keselarasan.
 Untuk memeriksa kelurusan pusat bubut dengan menggunakan bilah yang sesuai dan akurat di
antara pusat.
 Untuk memeriksa kebenaran arbors mesin penggilingan & untuk memeriksa paralelisme lengan
pembentuk dengan permukaan meja atau sebaliknya.
Kelebihan dan Kekurangan Dial Gauge
Kelebihan dari alat ukur dial gauge adalah:
1. Ukuran sangat kecil sehingga dapat digunakan dengan mudah dalam produksi massal.
2. Mudah digunakan dan dibaca.
3. Dial gauge dapat digunakan untuk mengukur taper pada benda bulat.
4. Sangat cocok untuk pengukuran linier.
5. Tidak dapat terpengaruh oleh perubahan suhu atau keausan pengukur.
6. Tekanan kontak sangat rendah, sehingga tidak berdampak ke komponen mekanis.
Sedangkan kekurangan dari alat ukur dial gauge adalah:
1. Ketepatan dial gauge sering berkurang akibat getaran mesin.
2. Ada kemungkinan terjadi kesalahan paralaks (parallax error). 
3. Dial gauge harus dipasang pada suatu sudut jika terjadi keterbatasan ruang, yang menyebabkan
hilangnya keakuratan alat.
Cara Menggunakan Cylinder Bore Gauge
Pengertian dan Fungsi Cylinder Bore Gauge
Cylinder Bore Gauge merupakan alat ukur mekanik yang berfungsi untuk mengukur diameter dan juga
mengetahui keausan bagian dalam dari sebuah benda kerja. Fungsi Cylinder Bore Gauge di bidang
otomotif yaitu biasa digunakan untuk mengukur diameter dalam dari silinder mesin.
Bagian-bagian pada Cylinder Bore Gauge

CBG terdiri dari beberapa komponen yaitu :


 Dial Gauge
 Grip atau batang CBG
 Replacement Rod
 Replacement Washer
 Measuring Point
Di bagian atas CBG terdapat dial gauge yang berfungsi untuk mengetahui hasil pembacaan
pengukuran. Dial gauge ini terpasang pada komponen kedua yaitu grip atau batang CBG.
Dial gauge dapat terpasang atau terlepas dari batang dengan mengatur kekencangan dari dial gauge
screwing position pada batang CBG. Batang CBG juga berfungsi sebagai pegangan saat melakukan
pengukuran. Untuk komponen-komponen yang ada pada dial indikator gauge telah dibahas di dalam
artikel sebelumnya.

Di sisi bawah batang CBG terdapat measuring point atau titik pengukur yang akan bergerak apabila
tertekan dan akan menggerakkan jarum pada dial sejauh 0 s/d 2 mm dari ukuran standarnya. Gambar
diatas merupakan contoh cylinder bore gauge memiliki tingkat ketelitian sebesar 0.01 mm dimana 1 skala
dial setara dengan 0.01 mm.
Dibalik measuring point terdapat Replacement Rod dan replacement washer yang berfungsi untuk
menambah panjang bidang sentuh pada silinder yang akan diukur.

Replacement rod dan replacement washer memiliki panjang yang bervariasi tergantung kebutuhannya,
dalam satu CBG terdapat beberapa macam ukuran yang bisa kita gunakan.
Kombinasi Replacement rod dan replacement washer yang sudah kita pilih akan dipasang pada batang
CBG dan dikunci dengan Replacement Rod Securing Tread.

Cara menggunakan Cylinder Bore Gauge


Dalam contoh kali ini kita akan belajar melakukan pengukuran cylinder block engine mesin motor.

Tahap Persiapan
Alat-alat yang diperlukan untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan cylinder bore gauge adalah
:
 1 set cylinder bore gauge
 Cylinder blok sebagai object pengukuran
 Mikrometer sekrup beserta standnya
 Jangka Sorong
 Tisu atau kain lap
Langkah Kerja
 Sebelum kita mulai pengukuran, bersihkan setiap alat yang akan digunakan terlebih dahulu yaitu
pada permukaan anvil dan spindel mikrometer sekrup, permukaan benda kerja atau cylinder block
mesin, dan permukaan ukur jangka sorong.
 Setelah seluruh alat dibersihkan persiapan selanjutnya yang harus kita lakukan adalah mengukur
object pengukuran secara kasar terlebih dahulu menggunakan jangka sorong untuk mengukur
diameter dalam cylinder block mesin.
Catatan : Untuk cara pengukuran dan pembacaan jangka sorong sudah pernah dibahas di artikel
sebelumnya.
 Dari hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong didapatkan hasil ukurnya ada pada
kisaran 52 mm.
 Hasil pengukuran kasar inilah yang akan kita gunakan sebagai acuan dalam memilih variasi
panjang dari replacement rod + replacement washer.
Total panjang replacement rod + replacement washer harus lebih besar dari 52 mm sehingga
dipilih rod 50 mm dan washer 3 mm.
Merangkai CBG
Untuk merangkai CBG coba perhatikan langkah-langkah berikut ini :
 Memasang dial gauge pada grip / batang CBG, Pada saat pemasangan dial gauge posisikan jarum
pendek pada angka 1 (pada gambar dibawah ditandai lingkaran berwarna biru) supaya kita dapat
memastikan kalau dial gauge dengan batang CBG telah terhubung dengan sempurna.

 Pastikan juga posisi dial gauge menghadap depan.


 Selanjutnya rangkai bagian bawah CBG
 Pilih kombinasi replacement rod + washer yang total panjang lebih besar dan paling mendekati 52
mm.
 Kombinasi yang paling mendekati adalah pasangan replacement rod dengan ukuran 50 mm dan
replacement washer dengan ukuran 3 mm sehingga total panjangnya adalah 53 mm (lihat gambar
dibawah).
 Selanjutnya coba perhatikan replacement rod dibawah ini dimana replacement rod memiliki dua
sisi yaitu sisi persegi dan sisi tumpul.

 Rangkai rod dengan washernya. Ingat untuk memasang replacement washer pada bagian bawah
atau sisi tumpul dari replacement rod.
 Apabila rod dan washer sudah terangkai selanjutnya buka replacement rod securing
thread dengan memutarnya dan pasangkan rangkaian tadi.
 Jangan lupa kunci kembali
Seting CBG
Setelah Cylinder Bore Gauge terangkai langkah selanjutnya adalah melakukan setting CBG dengan cara
sebagai berikut :
 Buka rahang mikrometer sekrup dengan jarak sesuai panjang total dari replacement rod dan
replacement washer yaitu 53 mm.
 Pasang measuring point dari CBG pada mikrometer sekrup.
 Amati dial gauge pada CBG kemudian posisikan angka nol dial gauge pada jarum panjangnya.
Angka nol inilah yang nanti menjadi acuan hasil ukur CBG sebesar 53 mm.

 Catat nilai acuan tersebut pada lembar data pengamatan


 Setelah Cylinder bore gauge terangkai dan telah disetting maka kita dapat mulai pengukuran.
Pengukuran Cylinder Block Mesin
Untuk mengukur diameter silinder, ada 6 titik yang perlu kita ukur untuk bisa mengetahui ketirusan atau
keovalan dari silinder tersebut. 6 titik tersebut terdiri dari 3 titik pada sumbu X dan 3 titik pada sumbu
Y
Untuk memulai proses pengukuran :

1. Pada tahap pertama, kita akan melakukan pengukuran pada titik X1 dengan cara memposisikan
measurement point pada sumbu X bagian atas dari silinder.
2. Kemudian cari simpangan terjauh pengukuran dengan cara menggerakkan cylinder bore gauge
secara perlahan-lahan. Misalnya hasil pengukuran menunjukkan simpangan terjauh pada titik X1
adalah 0,58 mm
3. Catat hasilnya pada form data pengamatan.
4. Selanjutnya kita akan mengukur pada titik X2 yaitu posisi measurement point pada sumbu X
dengan kedalaman pengukuran kurang lebih setengah ketinggian silinder. Misalnya simpangan
terjauh pada titik X2 adalah 0,58 mm juga.
5. Selanjutnya melakukan pengukuran pada titik X3 dimana posisi measurement point pada sumbu X
dan ada pada bagian bawah dari silinder. Misalnya simpangan terjauh pada titik X3 adalah 0,58
mm juga.
6. Setelah kita memperoleh nilai simpangan terjauh pada sumbu X maka kita akan mencari nilai
simpangan terjauh pada sumbu Y.
7. Lakukan hal yang sama untuk ketiga titik pada sumbu Y dan catat hasilnya
8. Selanjutnya kita akan menghitung nilai diameter silinder untuk masing-masing titik. Cara
menghitungnya adalah dengan mengurangkan nilai acuan dengan nilai simpangan masing-masing
titik. Contoh untuk titik X1 hasil ukurnya adalah 53 – 0.58 = 52.42 mm
Kesimpulan

Karena seluruh titik memiliki nilai simpangan yang sama yaitu 0,58 mm, maka hasil ukur diameter untuk
semua titik adalah sama yaitu 52.42 mm.
Apabila silinder memiliki nilai yang sama pada setiap titik seperti perhitungan diatas, maka menandakan
bahwa permukaan silinder tidak memiliki keovalan ataupun ketirusan dan apabila nilai diameternya masih
sesuai dengan standar silinder yang kita ukur hal itu menandakan silinder belum mengalami keausan.
KERJAKAN!!!

Anda mungkin juga menyukai