Anda di halaman 1dari 17

BAHAN AJAR

Alat Ukur Otomotif

Oleh :
YUL HENDRI, S.Pd
2009 / 94181

SMK NEGERI 5 SUNGAI PENUH


KABUPATEN KERINCI
PROVINSI JAMBI
2010
1
ALAT UKUR OTOMOTIF

Yang dimaksud dengan alat ukur disini adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur
secara presisi, yang diperlukan di dalam kita melakukan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan
otomotif khususnya dan peralatan teknik atau pekerjaan logam lainnya.
Alat ukur yang banyak dipergunakan di otomotif dapat diklasifikasikan menjadi 3
kategori, yaitu :
1) Alat Ukur Mekanis
2) Alat Ukur Pneumatis
3) Alat Ukur Elektris dan Elektronis
Yang Harus Diperhatikan Dalam Menggunakan Alat Ukur Mengingat pengukuran yang
harus dilakukan menuntut kepresisian yang tinggi, maka dalam menggunakan alat-alat ukur
untuk pemeliharaan dan perbaikan otomotif, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
• Pelajari cara pemakaiannya dengan seksama, karena jika tidak, pembacaannya salah.
• Benda yang diukur harus bersih dari debu, minyak pelumas dsb.
• Perhatikan suhu benda yang diukur, harus dalam keadaan normal, usahakan suhu benda yang
diukur dan alat ukur harus sama.

A. Alat Ukur Mekanis

1. Mistar Baja
Mistar baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat. Permukaan dan
bagian sisinya rata dan halus, di atasnya terdapat guratan-guratan ukuran, ada yang dalam
satuan inchi, sentimeter dan ada pula yang gabungan inchi dan sentimeter/milimeter.

2
Fungsi lain dari penggunaan mistar baja antara lain: - mengukur lebar - mengukur
tebal serta, - memeriksa kerataan suatu permukaan benda kerja. Di samping itu mistar
baja (steelrule) dapat dipergunakan untuk mengukur dan menentukan batas-batas ukuran
juga biasa dipergunakan sebagal pertolongan menarik garis pada waktu menggambar
pada permukaan benda pekerjaan. Setiap menarik. garis hanya dilakukan satu kali, lihat
Gambar:
Mistar baja juga dapat digunakan untuk mengukur diameter luar secara kasar.
Dalam pelaksanaannya harus dibantu dengan menggunakan alat ukur lain seperti jangka
bengkok dan bagian diameter dalam diperlukan bantuan jangka kaki.

2. Meteran Lipat
Meteran lipat ini biasanya terbuat dari bahan aluminium atau baja. Dilihat dari
segi konstruksinya sebelumnya merupakan gabungan dan mistar baja dengan sambungan
engsel pada setiap ujungnya. Mengingat kemungkinan ausnya engsel dan ketidaktirusan
garis pengukuran sewaktu melakukan pengukuran, maka meteran lipat tidak akan
memberikan hasil yang Iebih baik dibandingkan dengan pengukuran mistar baja biasa.

3
3. Meteran Gulung

Mal ukur ini dibuat dan pelat baja yang Iebih tipis dari ada mistar baja. Sifatnya
lemas/lentur sehingga dapat digunakan untuk mengukur bagian-bagian yang cembung
dan menyudut seperti: mengukur panjang, keliling bidang Iengkung (bundar). Sepanjang
mistar ini terdapat ukuran-ukuran satuan inchi dan metrik.
Meteran gulung dapat digunakan dari 1 meter sampai 30 meter. Pada ujungnya
terdapat kait yang gunanya untuk mengait ujung benda kerja sehingga mendapat ukuran
yang tepat. Penggunaan alat ukur ini tidak untuk pengukuran yang tepat sekali (presisi).

4. Jangka Bengkok

4
Guna jangka bengkok digunakan untuk mengukur tebal, lebar, panjang dan garis
tengah benda bulat secara kasar. Alat ini terbuat dari baja perkakas dengan ujungnya
dikeraskan. Bentuknya ada yang dilengkapi dengan mur penyetel dan ada pula yang
tidak. Panjang kakinya, dalam inchi, merupakan ukuran jangka bengkok.

5. Jangka Kaki

Jangka kaki digunakan antara lain untuk mengukur diameter lubang dan jarak
sesuatu celah. Bentuk kakinya menghadap keluar dan panjang kakinya itulah ukuran
jangka kaki dalam inchi. Hasil pengukuran yang diperoleh adalah ukuran kasar.
Disebabkan ke dua kakinya itu mengeper bila menyentuh bidangbidang yang diukur,
maka kita perlu banyak berlatih menggunakan jangka ini untuk memperhalus perasaan
jari-jari. Dengan jari-jari yang tidak perasa kesalahan ukur mudah terjadi.

6. Mistar Geser ( Vernier Caliper )


Alat ukur ini digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam,
kedalaman lubang dan jarak anatara dua buah titik, yang membutuhkan ketelitian hingga
0,02 mm untuk satuan metrik, dan 0,001 inch untuk satuan inch.

5
a. Permukaan pengukur dalam e. Skala Vernier (vernier scale)
b. Baut pengunci final f. Batang pengukur utama (main beam)
c. Pengukur kedalaman (depth probe) g. Permukaan pengukur luar
d. Skala Utama (main scale)
Konstruksi jangka sorong tipe standar dijelaskan seperti di atas. Rahang pengukur
dalam (a) akan sesuai pada lubang dan digunakan untuk mengukur dimensi dalam.
Rahang pengunci luar (g) akan mencekam pada bagian luar dari suatu benda, digunakan
untuk mengukur dimensi luar. Batang pengukur kedalaman (c) digunakan untuk
menentukan ukuran kedalaman dari bagian benda yang dilakukan dengan menempelkan
ujung batang pengukur utama pada permukaan lubang, sedangkan ujung batang pengukur
kedalaman menempel pada dasar lubang. Batang pengukur kedalaman hanya dilengkapi
pada jangka sorong dengan daerah pengukuran sampai dengan 300 mm. Jangka sorong
dengan daerah pengukuran 600 mm dan 1000 mm tidak dilengkapi dengan batang
pengukur kedalaman. Bagian alat pengukuran dalam letaknya terpisah dengan bagian alat
pengukur luar.
Ketika baut pengunci kendur, rahang bagian bawah akan bergerak bebas. Baut ini
baru dikencangkan setelah dilakukan pengukuran pada benda. Baut pengunci final
digunakan untuk mengunci rahang bagian bawah yang setelah dilakukan pengukuran,
sehingga jangka sorong dapat dilepas dari benda yang diukur dan dapat dilihat hasilnya
tanpa ukurannya berubah akibat pelepasan tersebut. Ulir penyetelan halus digunakan
6
untuk mengunci rahang secara presisi sehingga didapatkan hasil pengukuran dengan
akurasi yang lebih tinggi.
Tingkat ketelitian dari jangka sorong tergantung pada banyaknya pembagian pada
skala vernier-nya. Pembagian ini umumnya sebanyak 10,50 atau 100 skala. Pembagian
10 skala akan menghasilkan 0,1 cm dibagi 10 = 0,01 cm. Sehingga jangka sorong itu
akan memiliki tingkat ketelitian 0,01 cm.

7. Mikrometer
Mikrometer merupakan alat ukur linier langsung dengan tingkat ketelitian yang
lebih tinggi hingga mencapai 0,001 mm. Ada 3 macam mikrometer yaitu : mikrometer
dalam, mikrometer luar, dan mikrometer kedalaman.
a). Macam-macam Mikrometer
(1). Mikrometer luar ( Outside Micrometer )
Mikrometer luar digunakan untuk mengukur dimensi luar

(2). Mikrometer dalam ( Inside Micrometer )


Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur dimensi dalam

7
(3). Mikrometer kedalaman ( Dept Micrometer )
Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kedalaman

b). Cara Membaca Skala Pengukuran Mikrometer


(1). Mikrometer luar dengan tingkat ketelitian 0,01 mm
Jarak tiap strip diatas garis horisontal pada outer sleeve adalah 1 mm, dan
jarak tiap strip diwah garis adalah 0,5 mm. Pada skala timble tiap strip nilainya 0,01
mm. Hasil pengukuran pada mikrometer adalah jumlah pembacaan ketiga skala
tersebut.
(2). Mikrometer luar dengan tingkat ketelitian 0,001 mm
Jarak tiap strip diatas garis horisontal pada outer sleeve adalah 1 mm, dan
jarak tiap strip diwah garis adalah 0,25 mm. Pada skala thimble tiap strip nilainya
0,01 mm dan pada skala vernier 0,001 mm. Hasil pengukuran pada mikrometer
adalah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.
c). Cara Menyetel titik “ 0 “
(1). Apabila kesalahannya kurang dari 0,02 mm

8
* Kuncilahlah spindle dengan lock clamp
* Putar outer sleeve dengan kunci penyetel sampai tanda “ 0 “ pada thimble lurus
dengan garis horisontal pada outer sleeve
* Periksa kembali tanda “ 0 “ setelah penyetelan
(2). Apabila kesalahannya lebih dari 0,02 mm
* Kuncilah spindle dengan lock clamp
* Kendorkan ratchet stoper sampai thimble bebas
* Luruskan tanda “ 0 “ thimble dengan garis pada outer sleeve dan kencangkan
Kembali dengan ratchet stoper
* Periksa kembali tanda “ 0 “ setelah penyetelan
Cara membaca skala pada mikrometer
Pertama-tama perhatikan bilangan bulat pada skala utama barrel, lalu
perhatikan apakah terbaca skala setengah milimeter pada bagian atas skala utama
(ada kalanya dibawah), dan akhirnya bacalah skala perseratusan pada lingkaran.
Nilai ukuran dari gambar dibaca sbb :
-Skala utama = 10 x 1,00 mm = 10,00 mm
-Skala minor = 1 x 0,50 mm = 0,50 mm
-Skala pemutar = 16 x 0,01 mm = 0,16 mm Nilai = 10,66 mm

Melakukan teknik pengukuran


a) Mengukur diamter dalam dengan mikrometer dalam

9
b) Mengukur diameter luar dengan micrometer dan jangka sorong

10
8. Dial Indikator ( Dial Dauge )
Dial indikator digunakan untuk mengukur kebengkokan, run out, kekocakan, end
play, back lash, kerataan, dengan tingkat ketelitian anatara 0,01 mm hingga 0,001 mm
(tergantung tipe dial indikator).

11
a = gigi pinion
b = gigi besar
c = gigi penggerakkedua
d = gigi besar ke dua
e = pegas
h = pegas coil
s = poros penekan

Prinsip kerja jam ukur secara mekanis, dimana gerak linier sensor diubah menjadi
gerak rotasi oleh jarum penunjuk pada piringan dengan perantaraan batang bergigi dan
susunan roda gigi.
Pegas koil berfungsi sebagai penekan batang bergigi hingga sensor selalu
menekan ke bawah. Sedangkan pegas spiral berfungsi sebagai penekan sistem transmisi
roda gigi sehingga permukaan gigi yang berpasangan selalu menekan pada sisi yang sama
untuk kedua arah putaran (untuk menghindari backlash) yang mungkin terjadi karena
profil gigi yang tidak sempurna atau sudah aus. Jam ukur juga dilengkapi dengan jewel
untuk mengurangi gesekan pada dudukan poros roda gigi.
Ketelitian dan kecermatan jam ukur berbeda – beda ada yang kecermatannya 0,01
; 0,02 ; 0,005 dan kapasitas ukurnya juga berbeda – beda , misalnya : 20, 10, 5, 2, 1 mm .
Untuk jam ukur dengan kapasitas besar, terdapat jam kecil dalam piringan yang besar
dimana satu putaran jarum besar sama dengan tanda satu angka jam kecil. Pada piringan
terdapat skala yang dilengkapi dengan tanda batas atas dan tanda batas bawah. Piringan
skala dapat diputar untuk kalibrasi posisi nol. Dalam penggunaannya, dial indikator tidak
dapat berdiri sendiri, sehingga memerlukan batang penyangga dan blok magnet.

12
Prosedur Penggunaan Dial Indikator
(1) Posisi spindle dial indikator harus tegak lurus dengan permukaan yang diukur.
(2) Garis imajinasi dari mata si pengukur ke jarum penunjuk harus tegak lurus pada
permukaan dial indikator pada saat sedang membaca hasil pengukuran.
(3) Dial indikator harus dipasang dengan teliti pada batang penyangganya, artinya dial
indikator tidak boleh goyang.
(4) Putarlah outer ring dan stel pada posisi nol. Gerakkan spindle ke atas dan ke bawah,
kemudian periksalah bahwa jarum penunjuk selalu kembali ke posisi nol setelah
spindle dibebaskan.
(5) Usahakan dial indikator tidak sampai terjatuh, karena terdapat mekanisme pengubah
yang presisi.
(6) Jangan memberi oli atau grease diantara spindle dan tangkainya, karena akan
menghambat gerakan spindle.

13
10. Cylinder Gauge
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur diameter silinder dengan ketelitian 0,01
mm, alat ini dilengkapi dengan mikrometer dan dial indikator.

Cara pemilihan replacement rod dan washer :


- ukur diameter silinder dengan vernier caliper
- Lihat angka dibelakang koma, apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 mm
- Contoh ;
Bila hasil pengukuran : 52,30 mm, pilih sbagai berikut :
Replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 2 mm
Bila hasil pengukuran : 52,70 mm, pilih sebagai berikut : Replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 3 mm
Cara melakukan pengukuran seperti tampak pada gambar

14
1. Ukur diameter silinder dengan vernier caliper. Pilih replacement rod dan washer yang
sesuai, dan pasangkan pada silinder gauge. Bila hasil pengukuran diameter adalah 91,00
mm, gunakan replacement rod 90 mm dan replacement washer 1 mm.
2. Set mikrometer pada 91 mm (seperti hasil ukur diatas), masukan replacement rod dan
measuring point kedalam mikrometer dan dial gauge diset ke ”0”
3. Masukan cylinder gauge pada posisi diagonal kedalam silinder, geraka cylinder gauge
sampai diperoleh hasil pembacaan terkecil. Bila hasil pembacaan adalah 0,08 mm
sebelum ”0”, berarti diameter silinder adalah 0,08 mm lebih besar dari 91 mm. Karena itu
diameter silinder adalah 90,08 mm (91,00 + 0,08)

11. Pengukur Celah (feeler gauges)


Kaliper celah adalah alat ukur yang biasa digunakan untuk memeriksa jarakjarak
yang kecil atau ukuran celah-celah diantara dua permukaan. Karena daerah antara
permukaan ini sangat sempit maka diperlukan alat ukur tak berskala yang dapat
digunakan untuk menentukan ukuran tersebut.
Alat ini dipakai secara luas dalam bidang pemesinan, fitting dan otomotif. Contoh
penggunaannya adalah untuk menyetel pisau mesin frais atau memeriksa kelonggaran
katup pada mesin.

15
Kaliper celah dibuat dari baja yang lentur dan berkualitas tinggi. Tiap set terdiri
dari 10 buah kaliper atau lebih, dijepit pada penjepit baja dengan pena yang berfungsi
sebagai gantungan pada saat kaliper itu digunakan. Sebuah Kaliper celah yang berisi 10
kaliper masingmasing kalipernya mempunyai ukuran yang tertera pada tiap-tiap kaliper,
dimulai dari ukuran 0,05; 0,10; 0,15; 0,20; 0,30; 0,40; 0,50; 0,60; 0,70; dan 0,80
milimeter. Ada juga kaliper celah dengan ukuran dalam inch. Ukuran terkecil dari kaliper
celah adalah sekaligus menunjukkan tingkat ketelitian yang dapat dicapai dari alat ukur
tersebut. Sehingga kaliper celah dengan ukuran kaliper terkecil 0,05 mm akan
mempunyai ketelitian 0,05 mm. Kaliper-kaliper ini mempunyai panjang tiap caliper kira-
kira 100 mm dengan bentuk ujung yang bulat atau ada juga yang tirus pada sisi lebarnya.

16
Pengukuran celah dilakukan dengan memasukkan salah satu kaliper yang sesuai
dengan celah yang di ukur. Jangan coba untuk memaksakan kaliper yang tidak sesuai
atau terlalu sesak karena bisa menyebabkan kaliper bengkok dan mungkin akan terjadi
perubahan bentuk yang tetap. Apabila kaliper terlalu tebal bisa dipilih kaliper lain dengan
ukuran di bawahnya. Ketelitian pengukuran dapat diperoleh dengan menggabungkan
beberapa kaliper. Apabila sebuah kaliper dapat masuk dengan longgar, coba ditambahkan
dengan kaliper yang dengan ukuran terkecil. Kaliper-kaliper tersebut dapat ditambahkan
sehingga didapatkan ukuran yang pas. Sehingga ukuran celah adalah jumlah dari ukuran
kaliper yang dapat masuk dengan pas tersebut.

17

Anda mungkin juga menyukai