Anda di halaman 1dari 12

BAHAN AJAR (HAND OUT)

Matakuliah : Dasar Teknologi Bengkel SKS : 3 SKS


Sub Bahasan : Pengukuran
Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif Kode : OTO 012
Pertemuan ke : 2
Dosen : NUZUL HIDAYAT, S. Pd,MT

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) Mata Kuliah terkait KKNI :

1. Mahasiswa mengetahui cara mengunakan bermacam-macam alat ukur


2. Mahasiswa dapat membaca hasil pengukuran pada sebuah benda kerja
yang telah dilakukan pengukuran
3. Mahasiswa dapat menyimpulkan hasil pengukuran

Soft skill/ Karakter :


Teliti dan bekerja keras untuk mendapatkan hasil pengukuran yang baik dan
ketelitian dan kesabaran dapat di aplikasikan pada setiap pekerjaan yang
dikerjakan.

Materi :
a. Pengertian pengukuran
b. Jenis-jenis alat pengukuran
c. Cara membaca alat ukur
d. Menjelaskan metode pengkuran yang baik
e. Menjelaskan analisa kesalahan-kesalahan dalam pengukuran

1
a. Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah mencari satuan atau menentukan besar atau
kecilnya suatu benda. Proses pengkuran biasanya mengunakan sebuah alat.
Alat pengukuran tersebut selanjutnya disebut dengan alat ukur. Alat ukur
memiliki berbagai macam variasi dan bentuk sebagai upaya untuk menandai
variasi besar atau kecilnya benda ukur. Dalam pengunaan peralatan
pengukuran harus disesuaikan dengan tingkat toleransi benda yang dapat di
ukur. Untuk menepatkan benda yang akan di ukur sebuah peralatan ukur
memiliki toleransi pengukuran. Semakin kecil toleransi sebuah alat ukur akan
melakukan pengkuran secara lebih teliti.

b. Jenis-jenis alat ukur


1. Pengunaan alat ukur yang baik
Alat 2 ukur sangat bervariasi dan oleh karenanya perlu untuk
memilih yang mana cocok sesuai ketelian yang diperlukan.
a) Dalam hal pengukuran yang mempunyai ketelitian 1/100 mm, alat
ukur micrometer adalah alat ukur yang cocok
b) Untuk ketelitian 1/10mm, alat ukur vernier caliper akan lebih cocok
c) Dalam hal pengukurannya karena memiliki ketelitian 1 mm maka alat
ukur yang paling cocok digunakan adalah pengaris baja
d) Untuk pengukuran benda tersebut yang paling memiliki ketelitian 1 cm
maka cukup mengunakan alat ukur pita baja fleksible
Selain dari macan pengukuran diatas masih banyak lagi alat 2 ukur
lain yang digunakan pada pengukuran – pengukuran yang lebih khusus
seperti:
a. Deal indikator
Deal indikator adalah alat ukur yang dapat dipergunakan untuk
melakukan pengukuran kebalingan, kerataan dan keolengan sebuah
komponen. Perlatan deal indikator dapat di kombinasikan dengan
peralatan lain untuk fungsi lain, seperti cilinder bore gauge, yang
berfungsi sebagai pengkur keovalan sebuah silinder mesin.

2
b. Feeler gauge
Feeler gauge adalah alat ukur yang berfungsi sebagai pengukur sebuah
celan (elereance). Pengukuran ini biasanya dilakukan pada sebuah
katup (valve engine). Celah sebuah gesekan (end play) serta dapat juga
dipergunakan sebagai media pengukuran kerataan sebuah cilinder head
(kepala silinder).

2. Hal-hal yang harus dilakukan sebelum pengukuran


Dalam pengukuran, alat dan benda serta suasana yang
dipergunakan akan mempengaruhi hasil pengkuran. Pentingnya untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang sesuai harus diperhatikan alat ukur,
kebersihan, serta suhu tuangan dalam pengukuran. Pengukuran yang baik
seharusnya dilakukan pada ruangan yang bersuhu 200 C. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam pengukuran adalah sebagai berikut:
a. Bersihkan oli dan debu dari permukaan objek yang diukur dengan kain
yang bersih
b. Pastikan bahwa permukaan benda yang diukur tidak dalam keadaan
rusak
Debu dan koteran lain akan terbaca dalam pengukuran sehingga
akan mengpengaruhi pembacaan dalam pengkuran, untuk mendapatkan
hasil yang optimal maka segala kotoran harus dibersihkan. Melakukan
pengukuran dengan baik dan benar adalah membuang waktu apabila
melakukan pengukuran pada semua bagian, (kecuali disarankan dari
service manual) lakukanlah sesuai keperluan (kebengkokan, kebenjolan,
kerataan). Pengukuran secara sempurna tidak dapat dilakukan dengan
menggunakan caliper, micrometer, dial indicator atau alat ukur lainnya
tanpa mengetahui dasar pengukuran. Dengan demikian hal terpenting
adalah dengan mengetahui dasar-dasar pembacaan dan pengunaan alat
ukur.
Mengetahui tanda-tanda sebuah pengkuran yang baik adalah sangat
penting untuk menghindari kesalah dalam pembacaan garis/skala alat
ukur. Seorang tehnisi harus tidak hanya mahir dalam membaca garis skala,
tetapi harus ekstra hati – hati dalam membaca, karena kesalahan baca

3
semua usaha pengukuran akan sia – sia. Banyak kesalahan baca dihasilkan
dari sudut pembacaan yang salah (kiri/kanan). Anda tidak akan pernah
membaca seperti ini tanpa kesalahan. Tepatkan mata secara langsung
diatas titik baca pada skala.

c. Cara membaca alat ukur


a. Penggaris baja dan pita baja fleksibel

Gambar 1. Pembacaan pada mistar baja

(1) 10 mm
(2) 33 mm
(3) 57 mm
(4) 96 mm
b. Feeler gauge

Gambar 2. Feeler gauge

Adalah alat ukur celah antara dua bidang yang berdekatan. Dipakai
untuk mengukur celah valve, celah kontak, end-play dan celah piston dengan
silindernya.

4
13 blade-set 0.03 - 0.04 - 0.05 – 0.6 – 0.07 – 0.08 – 0.10 –
0.15 – 0.20 – 0.30 – 1.00 – 2.00 – 3.00
Sistem metrik

9 blade-set 0.04 – 0.05 – 0.06 – 0.07 – 0.08 – 0.10 – 0.15


– 0.20 – 0.30

9 blade set 0.0015 – 0.002 – 0.003 – 0.004 – 0.006 –


0.008 – 0.010 – 0.012 – 0.015

Sistem
inggris 0.01 – 0.0015 – 0.002 – 0.003 – 0.004 –
13 blade-set 0.006 – 0.008 – 0.10 – 0.012 – 0.015
– 0.040 – 0.080 – 0.120
0.02

Cara menyelipkan feeler gauge yang benar dan salah

Gambar 3. Pengukuran celah dengan feeler gauge


Mengukur celah piston dan kerataan blok silinder

Gambar 4. Pengukuran celah dengan feeler gauge

5
Gambar 5. Pengkuran celah silinder dengan feeler gauge
c. Vernier Caliper
Digunakan untuk mengukur :
1. panjang
2. ketebalan
3. diameter luar
4. diameter dalam
5. kedalaman
Ukuran terkecil yang dapat diukur oleh alat ukur disebut
Ketelitian.
Ketelitian untuk sistem metrik : 1/20 mm dan 1/50 mm
Ketelitian sistem english : 1/1000 inchi
Range / jangkauan pengukuran : 160 mm / 6 ¼ inchi
1) Conventional Vernier Caliper

Gambar 6. Bagian conentional vernier caliper

6
2) Digital Vernier Caliper

Gambar 7. Bagian-bagian digital vernier caliper


3) Cara menggunakan Vernier calliper
Pengukuran diameter luar yang benar

Gambar 8. Pengukuran diameter yang benar dan salah

Pengukuran diameter luar yang salah (objek yang diukur


mungkin miring)

Gambar 9. Pengkuran diameter dalam dan luar yang benar dan salah

7
Pengukuran diameter dalam yang benar dan salah

Gambar 10. Pengukuran kedalaman sebuah lobang yang benar dan salah
Langkah-langkah pengukuran dengan vernier caliper
1. Bersihkan permukaan jaw dan bill serta bidang vernier dari kotoran dan
minyak.
2. Tutup kedua jaw hingga bertemu dan pastikan tanda nol pada vernier
bertemu dengan garis nol pada slider.
3. Periksa mutu kontak antara jaw dengan mengarahkannya ke sumber
cahaya. Makin baik kondisi kontak, makin kecil garis cahaya yang tampak
di antara kedua jaw (makin rapat pengontakannya).
4. Siapkan objek yang akan diukur. Bersihkan permukaan objek dari kotoran
dan minyak.
5. Khusus untuk tipe digital,
a. pastikan baterai masih cukup kuat, ditandai dengan nyala terang
tampilan display.
b. Dalam keadaan jaw terutup rapat, tekan tombol ON button/zero
adjuster untuk mengaktifkan display.
c. Pilih satuan yang akan digunakan (inchi atau mm) dengan menekan
tombol unit selector.
6. Posisikan objek pada jaw seperti pada gambar. Pada bidang kontak
tersebut, kemungkinan objek miring dapat diperkecil.
7. Letakkan ibu jari pada slider roller saat menggeser slider, agar tekanan
yang diberikan tidak berlebihan dan menyebabkan objek yang lunak
berubah bentuk.

8
8. Kunci lock screw agar slider tidak bergeser. Khusus untuk tipe digital,
tekan tombol hold untuk mencegah perubahan hasl pembacaan.
9. Baca hasil pengukuran dengan metode yang akan dibahas di hala
berikutnya untuk tipe konvensional. Untuk tipe digital, dapat langsung
dibaca.
10. Khusus untuk tipe digital, tekan tombol OFF button untuk mematikan
display.
Cara membaca vernier calliper

Gambar 11. Cara membaca vernier caliper


Langkah I
Pada gambar disamping, garis nol berada diantara 43 mm dan 44
mm pada skala beam. Untuk itu didapat 43 mm
Langkah II
Pada skala vernier, garis 6 tepat segaris dengan salah satu garis
pada skala beam. Maka didapat 0,6 mm

Langkah III
Jumlahkan hasil langkah I dan langkah II. Didapat : 43 mm + 0,6
mm = 43,6 mm
Bagaimana dengan contoh berikut ?
Contoh I

Langkah I :

Langkah II :

9
Langkah III :

Contoh II

Langkah I :

Langkah II :

Langkah III :
Contoh III

Langkah I :

Langkah II :

Langkah III :

d. Metode pengukuran yang baik


Pengukuran yang baik adalah pengukuran yang dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Alat ukur
Untuk mendapatkan pengukuran yang tepat dan dapat dipercaya,
alat ukur yang di gunakan dalam pengukuran harus standard dan masih
memiliki akurasi yang baik. selain itu alat ukur yang di pakai harus sesuai
dengan fungsinya. Memaksakan mengukur sebuah benda dengan alat ukur
yang tidak sesuai akan berakibat kesalahan besar pada hasil
pengukurannya. Ketepatan pengunaan tolerasi juga sangat diperlukan
dalam upaya mendapatkan hasil pengukuran yang baik.

b. Benda kerja yang akan di ukur


c. Kebersihan
d. Orang yang mengukur

10
e. Metode pengukuran

e. Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran


Beberapa kesalahan dalam pengukuran yang dapat mempengaruhi
hasil pengkuran diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kesalahan paralak
Kesalahan paralak adalah kesalahan yang disebabkan karena kesalahan
cara kelihat (padangan). Kesalahan ini dapat di pengaruhi karena cara
pandang atau sudut pandang dalam pembacaan sebuah pengkuran yang
dilakukan oleh pengukur. Kesalahan pandangan biasanya sangat
dipengaruhi oleh sudut padangan, arah sinar dan posisi pengkuran
yang kurang tepat saat melakukan pembacaan.

b. Alat ukur
Alat ukur yang dipergunakan dalam pengkuran sangat
mempengaruhi hasil pengkuran. Alat ukur yang tidak standard dan
tidak memiliki kalibrasi yang baik sangat berpotensi dalam
menghasilkan pengkuran yang tidak tepat. Ketepat ukuran sebuah
objek sangat dipengaruhi oleh alat ukur. Sehingga saat melakukan
pengkuran sebuah alat pengukur harus di kalibrasi terlebih dahulu dan
dibersihkan dari segala kotoran yang ada.
Rekomendasi utama terhadap alat ukura adalah setelah
pengukuran selesai dilakukan, peralatan ukur harus dibersihkan dari
debu dan kotoran serta di letakkan di tempat yang bersih dari debu.
Terbebasnya alat ukur dari debu dan kotoran akan menjaga ke
keawetan dan kesesuaian alat ukur seseuai dengan fungsinya dalam
jangka waktu yang lama tetap terjadi.

c. Pembacaan (pengetahuan pengkuran dari pengukur)


Kesalahan dalam pembacaan sangat banyak terjadi terutama
pada saat orang yang melakukan pengukuran terhadap objek pada
pertama kali atau awal pengukuran. Kesalahan pengukuran yang
disebabkan oleh ketidak pahaman pengukur terhadap alat ukur sering

11
terjadi. Sehingga pada saat pengukuran direkomendasikan seorang
pengukur sebaiknya melakukan pengukuran pada objek ukur lebih dari
satu kali.
Secara umum benda (logam) akan mengembangkan apabila
dipanaskan dan menyusut apabila dipanaskan dan menyusut apabila
didinginkan. Sebatang besi baja sepanjang 10 cm (0,394) pada suhu 20 0C
(680F) akan mengembang kira-kira 0,01 mm (0,0004 in) pada suhu
300C(680F). Dengan demikian dimensi benda berubah terhadap perubahan
suhu. Secara umum, standar temperatur untuk pengukuran adalah 200C
(680F). Untuk memperkecil kesalahan disebabkan perubahan suhu,
pengukuran terbaik dilakukan apabila suhu benda yang diukur dan alat
ukur sama.
1. Alat ukur presisi yang disimpan pada tempat yang dingin,
sebaiknya tidak langsung digunakan, tempatkan diruang kerja
beberapa lama sehingga mempunyai suhu yang sama dengan benda
yang diukur.
2. Jangan meninggalkan alat ukur atau objek pada tempat yang
terkena sinar matahari langsung.

12

Anda mungkin juga menyukai