E. Landasan Teori
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran yang akan diukur dengan suatu besaran
pembanding sebagai standar yang telah tertera. Ada beberapa macam alat ukur yang digunakan
saat praktik motor bakar, yakni:
1. Alat Ukur Langsung
yaitu mengukur suatu benda yang langsung dapat mengetahui harganya secara nyata (langsung
terbaca).
a. Jangka sorong (kaliper)
Suatu alat ukur panjang yang berfungsi untuk mengukur panjang, lebar, tebal, diameter luar,
diameter dalam, ukuran celah, dan kedalaman suatu poros (benda) dengan ketelitian 0.02 mm
atau 0.05 mm.
Cara pembacaan hasil ukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong dengan ketelitian 0.02 mm
adalah
1. Kalibrasi jangka sorong, pastikan skala menunjukkan angka nol.
2. Bersihkan permukaan benda kerja yang akan diukur.
3. Usahakan posisi pengukuran yang tepat agar hasil pengukuran akurat.
4. Baca ukuran yang ditunjukkan pada skala utama (misal 60 mm).
5. Lihat skala nonius, temukan strip skala nonius yang berhimpit dengan strip pada skala utama.
6. Lihat strip yang berhimpit tersebut menunjukkan angka berapa pada skala nonius, misal
berhimpit pada strip/garis ke 10.
7. Kalikan 10 pada skla nonius tersebut dengan tingkat ketelitian alat ukur 0.02 mm, maka 0.02 x
10 = 0.2 mm.
8. Maka diperoleh hasil pengukuran 60 + 0.2 = 60.2 mm.
b. Mistar
Mistar atau mistar baja adalah alat ukur yang mempunyai ukuran panjang 30 cm atau 50 cm.
Pada alat ukur panjang ini terdapat dua macam skala, biasanya yaitu skala sentimeter dan skala
inchi. Untuk skala sentimeter mempunyai derajat ketelitian (skala paling kecil satu milimeter
atau sebagian dibuat dengan ketelitian sampai setengah milimeter). Sedangkan pada skala inchi,
derajat ketelitiannya sampai 1/16” (inchi).
Mistar disini sebenarnya digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, namun dalam
praktik bisa juga digunakan untuk mengukur/mengetahui kerataan permukaan suatu benda
(permukaan blok silinder).
Gambar 1.2 Mistar Baja
Cara penggunaan mistar baja yaitu letakkan mistar pada benda yang akan diukur, lihat ukuran
yang ditunjukkan pada mistar. Untuk penggunaan mistar sebagai alat pengukur kerataan
permukaan adalah letakkan mistar baja diatas benda kerja, geser mistar untuk mengetahui
kerataan dengan melihat celah secara langsung (visual) dengan bantuan feeler gauge.
c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat ukur presisi yang dapat digunakan untuk mengukur benda
kerja pada jarak ukur tertentu yakni 0-25 mm, 25-50 mm, 50-75 mm dengan tingkat ketelitian
0.01 mm. Adapun konstruksi mikrometer luar yaitu:
Cara pembacaan ukuran pada multimeter juga berbeda-beda, untuk hambatan yakni
(skala tertunjuk) x (angka yang tertunjuk pada selector).
Untuk voltase dan arus listrik, yakni
e. Hidrometer
Alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis (atau kepadatan relatif) dari cairan yaitu
rasio kepadatan cairan dengan densitas air. Pada prinsipnya pengoperasian hidrometer
didasarkan pada prinsip Archimedes bahwa tersuspensi pada fluida akan didukung oleh kekuatan
sama dengan berat fluida yang dipndahkan, maka semakin rendah kerapatan zat tersebut, lebih
jauh hidrometer akan tenggelam.
1. Warna hijau kondisi air elektrolit sangat baik (1275-1300 m3/kg)
2. Warna putih kondisi air aki baik (1225-1250 m3/kg)
3. Warna merah kondisi air aki perlu pengisian (1100-1200 m3/kg)
f. Kompresi tester
Alat yang digunakan untuk mengetahui besar tekanan kompresi yang terjadi dalam engine
setiap silinder. Satuan pada alat ini adalah bar. Pada motor bakar bensin berkisar 9-11 bar,
sedangkan pada motor diesel berkisar >12 bar.
Gambar 1.7 Kompresi tester
Keterangan gambar:
1. Jarum penunjuk
2. Penunjuk angka
3. Saluran masuk (sok drat luar, disambungkan dengan busi)
4. Selang
5. Katup pembuka
b. Dial indicator
Merupakan alat ukur pembanding yang digunakan untuk mengontrol benda kerja pada saat
melaksanakan pengukuran tidak langsung atau digunakan untuk memeriksa penyimpangan yang
sangat kecil dari permukaan bidang datar, permukaan bidang silinder, bulat serta untuk
mengukur kesejajaran benda kerja.
Proses kerja alat ini adalah secara mekanis dengan perantara roda gigi dan batang ukur
(spindle). Batang ukur (spindle) dapat bergerak naik/turun didalam batang bus (stem) bila
ujungnya menumbuk permukaan benda kerja. Naik turunnya batang ukur dapat menyebabkan
jarum penunjuk berputar. Banyak putaran jarum penunjuk akan dicatat oleh jarum kecil yang
biasa disebut penghitung putaran. Untuk tingkat ketelitian dial indicator adalah 0.01 mm. Satu
putaran penuh jarum jam penunjuknya, batang ukur akan bergerak sejauh 1 mm.
Gambar 1.9 Dial Indicator
Keterangan gambar:
1. Dasar magnet
2. Tuas penyetel (bezel)
3. Batang penyangga
4. Skala
5. Stem
6. Spindle
7. Jarum penunjuk
8. Body
9. Outer ring
10. Penghitung putaran
11. Range pengukur
Metode pengukurannya:
1. Setel mikrometer pada daerah ukur (jarak landasan dan batang ukur) misalkan 53 mm.
Tempatkan daerah ukur cylinder gauge (ujung replacement rod sampai ujung measuring point)
pada mikrometer tadi dengan hati-hati agar daerah ukurnya cylinder gauge tepat 53 mm,
kemudian jarum jam disetel menunjuk skala nol.
2. Masukkan cylinder gauge untuk mengukur, ke dalam silinder pada posisi diagonal, gerakkan
sampai memperoleh hasil pembacaan yang terkecil. Misalnya hasil pembacaan adalah 0.04 mm,
maka diameter silinder 53 – 0.04 = 52.96 mm.
HASIL PENGUKURAN
Hasil pengukuran:
Batterai (aki) = 13 Volt, berarti bahwa baterai masih dalam keadaan baik.
Hasil pengukuran:
Silinder Tekanan kompresi
Silinder 1 11 bar
Silinder 2 10 bar
Silinder 3 9.5 bar
Silinder 4 9 bar
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum identifikasi alat ukur otomotif dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran yang akan diukur dengan suatu besaran
pembanding sebagai standar yang telah ditera.
2. Alat ukur langsung yang digunakan pada praktik motor bakar antara lain, jangka sorong (tingkat
ketelitian 0.02 mm), mkrometer sekrup (mikrometer luar, tingkat ketelitian 0.01 mm),
hidrometer, avometer(multimeter), mistar, dan kompresi tester.
3. Alat ukur tidak langsng yang digunakan diantaranya feeler gauge, dial indicator, dan cylinder
bore gauge.
SARAN
Pelaksanaan praktik motor bakar dengan meteri mengenai alat ukur otomotif sudah baik,
dilihat dari segi kualitas alat ukur sudah cukup baik. Alat ukur mampu dengan mudah terbaca,
namun dari segi kuantitas (jumlah alat ukur) masih terbatas (belum memadai). Hal ini mungkin
dapat menyebabkan pembelajaran praktik kurang efektif dan kurang efisien, karena jumlah alat
ukur tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang praktik.
DAFTAR PUSTAKA
Blok silinder mesin merupakan tempat naik turunnya piston pada saat mesin bekerja. Dari gerakan naik
turunnya piston tersebut pasti akan menimbulkan keausan pada dinding silinder karena adanya gesekan
antara dinding silinder dengan ring piston dan piston.
Oleh sebab itu pada mesin-mesin yang sudah lama beroperasi atau bekerja lama-kelamaan kinerjanya
akan menurun yang disebabkan karena tekanan kompresi yang menurun.
Tekanan kompresi ini turun akibat dari keausan pada dinding silinder yang semakin besar sehingga
menyebabkan terjadinya kebocoran tekanan kompresi. Untuk mengatasi hal tersebut maka pada
diameter silinder perlu diperbesar atau istilahnya di over size. Tapi untuk mengetahui apakah memang
benar penyebab kebocoran tekanan kompresi disebabkan karena terjadi keausan yang berlebihan pada
dinding silinder, maka diperlukan melakukan pengukuran diameter silinder.
Tujuan dari pengukuran diameter silinder ini nantinya untuk mengetahui kondisi silinder meliputi
keovalan dan ketirusan silinder.
Keovalan sendiri merupakan bentuk keausan silinder bila dilihat dari bagian atas. Pada silinder yang
normal apabila lubang silinder dilihat dari atas maka akan berbentuk lingkaran, namun apabila terjadi
keausan yang berlebihan pada satu titik atau sisi maka akan membuat bentuk lubang pada silinder
menjadi oval.
Ketirusan sendiri merupakan bentuk keausan silinder bila dilihat dari bagian samping. Antara diameter
silinder pada bagian atas dan pada bagian bawah akan terjadi ketidaksamaan ukuran sehingga bentuk
silinder akan menjadi tirus. Besarnya perbedaan ukuran ini akan menunjukkan besarnya ketirusan yang
terjadi pada silinder.
Agar menghasilkan ukuran yang akurat maka pada pengukuran keovalan dan ketirusan silinder mesin
harus menggunakan alat ukur yang tepat. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur keovalan dan
ketirusan silinder ini adalah Cylinder Bore Gauge atau disingkat dengan CBG. Dalam pengukuran ini,
Cylinder Bore Gauge tidak dapat digunakan sendiri melainkan membutuhkan bantuan dari alat ukur lain
yaitu jangka sorong dan micrometer luar.
Langkah pengukuran keovalan dan ketirusan silinder dapat dilakukan dengan cara berikut ini :
1. Siapkan alat ukur dan bidang pengukuran yaitu blok mesin. Pastikan alat ukur dan blok mesin dalam
kondisi bersih tidak ada kotoran ataupun oli.
3. Lakukan pengukuran di dalam luabng silinder dengan 3 posisi pengukuran yaitu posisi atas, posisi
tengah dan posisi bawah. Pada setiap posisi ukurlah diameter silinder pada dua sumbu yaitu sumbu X
dan sumbu Y. Sumbu X merupakan sumbu yang memotong lubang silinder mesin secara melintang atau
horizontal sedangkan sumbu Y merupakan sumbu yang memotong lubang silinder mesin secara vertikal.
Untuk mengukur keovalan silinder yaitu dengan mencari selisih antara pangukuran pada sumbu X dan
sumbu Y pada tiap-tiap posisi atas, tengah dan bawah.
Untuk mengukur ketirusan maka cari selisih antara pengukuran pada bagian atas, tengah dan bawah.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel di bawah ini :
No
Keovalan
Ketirusan
A1 – A2
A1 – B1
A2 – B2
B1 – B2
B1 – C1
B2 – C2
C1 – C2
Dari hasil pengukuran tersebut diambil data keovalan paling besar dan ketirusan paling besar sehingga
nantinya akan didapatkan data hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan data spesifikasinya.
Jika keausan silinder melebihi batas spesifikasi keausan silinder maka silinder perlu di over size. Berikut
ini cara menentukan silinder perlu di over size atau tidak :
Jika pengukuran keausan kurang dari 0,25 mm dari nilai spesifikasi maka over size yang dilakukan
adalah over size 0,25 mm
Jika pengukuran keausan lebih dari 0,25 mm tapi kurang dari 0,50 mm dari nilai spesifikasi maka over
size yang dilakukan adalah over size 0,50 mm
Jika pengukuran keausan lebih dari 0,50 mm tapi kurang dari 0,75 mm dari nilai spesifikasi maka over
size yang dilakukan adalah over size 0,75 mm
Jika pengukuran keausan lebih dari 0,75 mm dari nilai spesifikasi maka over size yang dilakukan adalah
over size 1,00 mm
Blok silinder mesin merupakan tempat naik turunnya piston pada saat mesin bekerja. Dari
gerakan naik turunnya piston tersebut pasti akan menimbulkan keausan pada dinding silinder
karena adanya gesekan antara dinding silinder dengan ring piston dan piston.
Oleh sebab itu pada mesin-mesin yang sudah lama beroperasi atau bekerja lama-kelamaan
kinerjanya akan menurun yang disebabkan karena tekanan kompresi yang menurun.
Tekanan kompresi ini turun akibat dari keausan pada dinding silinder yang semakin besar
sehingga menyebabkan terjadinya kebocoran tekanan kompresi. Untuk mengatasi hal tersebut
maka pada diameter silinder perlu diperbesar atau istilahnya di over size. Tapi untuk
mengetahui apakah memang benar penyebab kebocoran tekanan kompresi disebabkan karena
terjadi keausan yang berlebihan pada dinding silinder, maka diperlukan melakukan pengukuran
diameter silinder.
Tujuan dari pengukuran diameter silinder ini nantinya untuk mengetahui kondisi silinder meliputi
keovalan dan ketirusan silinder.
Keovalan sendiri merupakan bentuk keausan silinder bila dilihat dari bagian atas. Pada silinder
yang normal apabila lubang silinder dilihat dari atas maka akan berbentuk lingkaran, namun
apabila terjadi keausan yang berlebihan pada satu titik atau sisi maka akan membuat bentuk
lubang pada silinder menjadi oval.
Ketirusan sendiri merupakan bentuk keausan silinder bila dilihat dari bagian samping. Antara
diameter silinder pada bagian atas dan pada bagian bawah akan terjadi ketidaksamaan ukuran
sehingga bentuk silinder akan menjadi tirus. Besarnya perbedaan ukuran ini akan menunjukkan
besarnya ketirusan yang terjadi pada silinder.
Agar menghasilkan ukuran yang akurat maka pada pengukuran keovalan dan ketirusan silinder
mesin harus menggunakan alat ukur yang tepat. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur
keovalan dan ketirusan silinder ini adalah Cylinder Bore Gauge atau disingkat dengan CBG.
Dalam pengukuran ini, Cylinder Bore Gauge tidak dapat digunakan sendiri melainkan
membutuhkan bantuan dari alat ukur lain yaitu jangka sorong dan micrometer luar.
Langkah pengukuran keovalan dan ketirusan silinder dapat dilakukan dengan cara berikut ini :
1. Siapkan alat ukur dan bidang pengukuran yaitu blok mesin. Pastikan alat ukur dan blok
mesin dalam kondisi bersih tidak ada kotoran ataupun oli.
3. Lakukan pengukuran di dalam luabng silinder dengan 3 posisi pengukuran yaitu posisi atas,
posisi tengah dan posisi bawah. Pada setiap posisi ukurlah diameter silinder pada dua sumbu
yaitu sumbu X dan sumbu Y. Sumbu X merupakan sumbu yang memotong lubang silinder
mesin secara melintang atau horizontal sedangkan sumbu Y merupakan sumbu yang
memotong lubang silinder mesin secara vertikal.
Untuk mengukur keovalan silinder yaitu dengan mencari selisih antara pangukuran pada sumbu
X dan sumbu Y pada tiap-tiap posisi atas, tengah dan bawah.
Untuk mengukur ketirusan maka cari selisih antara pengukuran pada bagian atas, tengah dan
bawah.
1 A1 – A2 A1 – B1 A2 – B2
2 B1 – B2 B1 – C1 B2 – C2
3 C1 – C2
Dari hasil pengukuran tersebut diambil data keovalan paling besar dan ketirusan paling besar
sehingga nantinya akan didapatkan data hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan data
spesifikasinya.
Jika keausan silinder melebihi batas spesifikasi keausan silinder maka silinder perlu di over
size. Berikut ini cara menentukan silinder perlu di over size atau tidak :
Jika pengukuran keausan kurang dari 0,25 mm dari nilai spesifikasi maka over size yang
dilakukan adalah over size 0,25 mm
Jika pengukuran keausan lebih dari 0,25 mm tapi kurang dari 0,50 mm dari nilai
spesifikasi maka over size yang dilakukan adalah over size 0,50 mm
Jika pengukuran keausan lebih dari 0,50 mm tapi kurang dari 0,75 mm dari nilai
spesifikasi maka over size yang dilakukan adalah over size 0,75 mm
Jika pengukuran keausan lebih dari 0,75 mm dari nilai spesifikasi maka over size yang
dilakukan adalah over size 1,00 mm
Alat ukur merupakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk mengukur. Dalam perbaikan dan servis
di bidang otomotif juga juga digunakan berbagai peralatan-pelatan untuk mengukur.
Alat-alat ukur dibedakan menjadi tiga macam yaitu alat ukur mekanik, alat ukur elektrik dan alat ukur
pneumatik.
Alat ukur mekanik yaitu alat ukur yang penggunaanya secara mekanik. Alat ukur mekanik ini pada
umumnya diunakan untuk mengukur panjang, lebar, kedalaman, diameter luar dan diameter dalam
sebuah benda.
Skala pengukuran yang digunakan sering digunakan pada alat ukur mekanik ini adalah skala metrik dan
skala inchi.
Sedangkan alat ukur elektrik yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik
antara lain tegangan, arus, tahanan dan lain sebagainya. Selain itu, alat ukur elektrik pengoprasiannya
membutuhkan daya listrik.
Sedangkan alat ukur pneumatik yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur tekanan. Selain itu,
pengoprasiannya juga dengan memanfaatkan tekanan. Skala ukuran tekanan pada alat ini antara lain
Psi, kPa, Bar, kg/cm2 dan lain sebagainya.
1. Mistar baja
Mistar baja atau penggaris baja merupakan salah satu alat ukur mekanik dan memiliki fungsi untuk
mengukur panjang, lebar, ketinggian ataupun kedalaman suatu benda. Skala ukuran pada mistar baja ini
memiliki tingkat ketelitian 0,5 mm atau 1 mm.
Panjang dari mistar baja juga bervariasi, panjang mistar yang sering digunakan di bengkel otomotif
adalah mistar baja yang memiliki panjang 300 mm atau 30 cm dan mistar baja yang memiliki panjang
500 mm.
Pada mistar baja, ada juga yang menggunakan dua skala pengukuran yaitu skala metrik dan skala inchi.
Penggaris gulung ini terbuat dari bahan pita baja yang digulung. Penggaris gulung memiliki berbagai
macam ukuran, adanya ukurannya sampai 2000 mm atau 2 m, ada yang ukurannya sampai 5000 mm
atau 5 m, bahkan ada yang ukurannya sampai 15000 mm atau 15 m.
Skala ukuran yang terdapat pada penggaris gulung ini dibedakan menjadi dua skala, yaitu ada yang
menggunakan skala metrik dan ada yang menggunakan skala inchi.
Penggaris gulung atau measuring tape berfungsi untuk mengukur panjang, lebar, kedalaman atau
ketinggian yang memiliki jarak yang luas.
Busur derajat atau protactor memiliki bentuk setengah lingkaran dan dilengkapi dengan sepotong logam
lurus dan panjang yang dihubungkan pada bagian setengah lingkaran yang dapat digerakkan disekeliling
titik putarnya untuk mengukur sudut.
Busur derajat atau protactor ini berfungsi untuk mengukur atau memeriksa sudut-sudut suatu benda.
Alat ini dapat mengukur sudut dari benda hingga 1800.
4. Outside caliper
Outside caliper berfungsi untuk mengukur diameter luar, mengukur dimensi luar dan memeriksa apakah
permukaan luar dari benda yang diukur sejajar atau tidak.
Outside caliper terdapat dua kaki sebagai pengukur,serta titik putar pegas (spring pivot point) dan
sekrup penyetel (adjustment screw).
Cara penggunaan outside caliper adalah dengan cara membengkokkan kedua kakinya ke arah satu sama
lainnya pada bagian ujun kaki untuk mendapatkan hasil pengukuran.
5. Inside caliper
Inside caliper berfungsi untuk mengukur diameter bagian dalam, mengukur dimensi bagian dalam dan
untuk memeriksa apakah permukaan bagian dalam suatu benda sejajar atau tidak.
Inside caliper memiliki dua kaki yang dihubungkan dengan spring pivot point serta memiliki sekrup
penyetel (adjustment screw) untuk menahan kedua kakinya saat pengukuran agar kedua kaki tidak
bergeser.
6. Depth gauge
Depth gauge atau alat pengukur kedalaman berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu lubang.
Depth gauge terdiri dari kompoen penggaris baja kecil yang memiliki skala utama dan bagian geser yang
terdapat skala vernier.
Valve spring tester berfungsi untuk menguji tingkat elastisitas dari pegas. Skala daya pegas standar
memiliki skala maksimal 158 kg atau 350 lb.
8. Feeler gauge
Feeler gauge berfungsi untuk mengukur celah antar komponen dan untuk memeriksa keausan antar
komponen.
Feeler gauge terdiri dari beberapa bilah tipis yang memiliki ketebalan yang berbeda-beda.
9. Vernier caliper
Vernier caliper atau juga sering disebut dengan jangka sorong memiliki fungsi untuk mengukur diameter
luar suatu benda, mengukur diameter dalam suatu benda dan mengukur kedalaman dari suatu benda.
Jangka sorong memiliki beberapa bagian yaitu rahang bawah, rahang atas, pengukur kedalaman, sekrup
pengunci, skala utama dan skala vernier/ nonius.
Jangka sorong memiliki beberapa tingkat ketelitian yaitu tingkat ketelitian 0,1 mm, tingkat ketelitian
0,05 mm, tingkat ketelitian 0,02 mm, tingkat ketelitian 1/128 inchi dan tingkat ketelitian 1/1000 inchi.
10. Outside micrometer
Outside micrometer atau micrometer luar memiliki fungsi untuk mengukur diameter luar suatu benda
dengan tingkat ketelitian yang lebih teliti dibandingkan dengan jangka sorong.
Outside micrometer memiliki beberapa bagian, antara lain frame, anvil, spindle, lock, sleeve, thimble
dan rachet stopper/ rachet knob.
Outside micrometer memiliki beberapa tingkat ketelitian yaitu tingkat ketelitian 0,01 mm dan tingkat
ketelitian 0,001 mm.
Inside micrometer atau micrometer dalam memiliki fungsi untuk mengukur diameter dalam suatu benda
dengan tingkat ketelitian yang lebih teliti dibandingkan dengan jangka sorong.
Inside micrometer terdiri dari beberapa komponen, antara lain spindle, spacer, spindle lock screw,
sleeve dan timble.
Depht micrometer atau micrometer kedalaman memiliki fungsi untuk mengukur kedalaman suatu
benda, kedalaman alur, ketinggian benda dengan tingkat ketelitian tertentu.
Depht micrometer memiliki komponen yang hampir sama dengan inside micrometer akan tetapi depht
micrometer memiliki tambahan bagian block yang rata dengan permukaan yang rata.
Bagian-bagian dari telescoping gauge terdiri dari locking screw, handle atau grip dan plunger.
Dial indicator berfungsi untuk mengukur kebengkokan dan keolengan atau run out suatu suatu benda
atau poros.
Cylinder Bore Gauge (CBG) berfungsi untuk mengukur diameter silinder. Alat ini digunakan bersama-
sama dengan jangka sorong dan micrometer luar saat digunakan untuk mengukur diameter silinder.
1. Multimeter
Multimeter atau multitester berfungsi untuk mengukur arus, tegangan, tahanan listrik, frekuensi, nilai
kapasitas, hubungan atau konektivitas pada rangkaian.
2. Osiloskop
3. Scanner
Scanner merupakan alat ukur yang digunakan pada kendaraan-kendaraan injeksi. Scanner berfungsi
untuk mengecek kesalah atau malfunction dari suatu sistem di kendaraan EFI, mengukur kerja sensor-
sensor dan aktuator-aktuator.
Dwell tester berfungsi untuk mengukur sudut dwell pada sistem pengapian kendaraan, sedangkan tacho
tester berfungsi untuk mengukur RPM mesin.
5. Timing light
Timing light berfungsi untuk mengetahui atau memeriksa saat pengapian kendaraan. Saat pengapian
kendaraan yaitu saat busi mulai memercikkan bunga api.
Tyre pressure gauge berfungsi untuk memeriksa tekanan udara pada ban, agar tekanan udara pada ban
sesuai dengan tekanan spesifikasinya. Ada beberapa macam tyre gauge, tyre pressure gauge ada yang
terpisah dari pompa ban dan ada yang menjadi satu dengan pompa ban.
Manifold gauge pada sistem AC digunakan untuk mengecek tekanan refrigerant di dalam sistem AC, dan
juga berfungsi untuk melakukan penggantian refrigerant pada sistem AC.
3. Radiator tester
Radiator tester berfungsi untuk memeriksa kebocoran sistem pendingin dan juga untuk memeriksa kerja
tutup radiator.
4. Compression tester
Compression tester berfungsi untuk mengukur tekanan kompresi pada silinder mesin pada kendaraan.