Anda di halaman 1dari 13

Dasar Teknik Pengukuran

A. Uraian Materi
Teori Dasar
Pengukuran adalah untuk mengetahui berapa harga dari besaran yang
sedang diukur. Dalam hal ini harga yang diinginkan tentu saja harga
yang benar. Harga benar ini tidak mungkin akan didapatkan yang paling
mungkin adalah harga pendekatan dari harga yang benar.

JENIS – JENIS ALAT UKUR


1. Multimeter / AVO Meter
MULTIMETER adalah alat yang digunakan untuk mengukur resistansi
(hambatan), tegangan dan arus listrik.
Oleh karena itu, Multimeter sering disebut juga sebagai AVOMETER yang
diambil dari singkatan tiga satuan pengukuran ini yaitu Ampere (A), Volt
(V) dan Ohm (O).

 BAGIAN-BAGIAN SKALA MULTIMETER


Perhatikanlah bagian-bagian dan skala yang ada pada gambar papan skala
meter di bawah ini:
 Jarum pointer
Jarum pointer berfungsi sebagai komponen yang akan menunjukkan nilai
ukur sesuai dengan pengukuran yang dilakukan
 Skala ukur resistansi/tahanan (ohm)
Skala ukur resistansi/tahanan (ohm) merupakan skala ukur untuk
pengukuran resistansi, hambatan, atau tahanan yang memiliki satuan
ukur "ohm". Untuk pembacaan nilai ohm, angka nol dimulai dari sisi kanan
sebagai nilai terkecil sedangkan nilai terbesar ada di sisi sebelah kiri,
sehingga untuk membaca nilai ukur ohm di mulai dari kanan ke kiri.
 Skala ukur tegangan DC (DC Volt), Skala ukur Arus (ampere)
Pada contoh papan skala diatas, untuk pengukuran tegangan DC, dan arus
listrik, nilai pengukurannya digabung menjadi satu. Artinya kita bisa
menggunakan skala ukur ini untuk membaca nilai tegangan DC dan arus
listrik (ampere). Skala pembacaan dimulai dari sisi kiri (mulai dari nilai nol)
ke kanan (hingga terbesar 250), sedangkan nilainya mengikuti nilai ukur
pada selektor yang dipilih.

 Skala ukur tegangan AC (AC Volt)

Skala ukur tegangan AC digunakan untuk mengukur tegangan Alternating


Current (arus bolak-balik). Nilai skala mengikuti angka untuk skala ukur
tegangan DC dan arus, namun papan skala yang digunakan adalah skala
yang berwarna merah.
 Cermin/Mirror
Fungsi cermin/mirror pada multimeter adalah sebagai acuan dalam
melakukan pengukuran yang ditunjukkan oleh jarum pointer. Untuk
membaca hasil pengukuran yang akurat, posisi mata pengamat harus tegak
lurus dengan Multimeter sampai pengamat melihat jarum pointer tidak
memiliki bayangan di cermin. Jika masih terlihat bayangan jarum pointer di
cermin , maka pengukuran masih berlum akurat.

 CARA MEMBACA NILAI TAHANAN (OHM)


Untuk membaca nilai tahanan (ohm) maka kita hanya perlu
memperhatikan skala ukur khusus untuk nilai tahanan (ohm). Skala yang
digunakan untuk ohm umumnya berada pada posisi paling atas. Selain itu,
pembacaan nilai skala dimulai dari kanan ke kiri, dimana nilai 0 (nol) ada
disebelah kanan dan nilai tertinggi (~ / tak terhingga) ada di sisi sebelah
kiri.
Berikut cara membaca nilai tahanan (ohm)
1. Pasang multimeter pada komponen yang akan diukur tahanannya
2. Perhatikan posisi jarum pointer hingga benar-benar berhenti dan tidak
bergerak lagi
3. Pilih skala paling atas sebagai skala ukur tahanan ohm
4. Baca nilai tahanan sesuai dengan angka yang ditunjuk oleh jarum
pointer lalu kalikan dengan saklar pemilih (selektor).
Perhatikan gambar dibawah sebagai contoh cara membaca nilai tahanan
(ohm) pada multimeter

Pada gambar diatas, jarum pointer menunjuk angka 26 dan posisi selektor ada
pada nilai 100.
Maka nilai ukur tahanan sesuai pembacaan diatas adalah
= 26 x 100 ohm
= 2600 ohm atau 2,6 kilo ohm
Jika saklar pemilih (selektor) berada di posisi x1k, maka nilai tahanannya adalah
sebesar
= 26 x 1K (1000)
= 26000 ohm atau 26 Kilo ohm
Pada Mesin Pendingin Alat Ukur AVO meter digunakan untuk :

- Mengukur Tegangan Listrik AC


- Mengukur hambatan untuk menentukan terminal S,C, R pada
kompresor
- Untuk mengetahui kondisi baik tidaknya komponen, seperti : OMP,
Capasitor, PTC, Kabel dan komponen elektronika lainnya

2. Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat untuk mengukur panjang, diameter luar


maupun diameter dalam suatu benda. Selain itu, bisa juga untuk
mengukur kedalaman lubang atau bangun ruang, misalnya tabung.

jangka sorong lebih dipakai untuk mengukur benda yang ukurannya kecil
dan nggak bisa diukur pakai penggaris. Jadi bisa dibilang tingkat ketelitian
jangka sorong lebih tinggi dari penggaris.

Batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0.1 mm atau


0.01 cm.. Jangka sorong memiliki berbagai ukuran dengan
rentang pengukuran dari 100 mm hingga 3000 mm (4 inci
sampai 120 inci)
1. Rahang Dalam
Rahang dalam terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Fungsinya
untuk mengukur bagian dalam, seperti diameter lubang atau celah. Seperti
gambaran di bawah ini:
Rahang dalam pada jangka sorong (Sumber : Upadhyay via Youtube)

2. Rahang Luar
Rahang luar terdiri dari dua rahang juga yaitu geser dan tetap. Fungsinya
untuk mengukur bagian luar, seperti diameter, lebar, atau panjang benda.

Rahang luar pada jangka sorong (Sumber : Upadhyay via Youtube)


3. Tangkai Ukur Kedalaman
Tangkai ukur kedalaman memiliki fungsi untuk mengukur kedalaman
lubang suatu benda.

Tangkai ukur kedalaman pada jangka sorong (Sumber : Upadhyay via


Youtube)

4. Skala Utama
Skala utama memiliki fungsi untuk menyatakan hasil ukuran utama,
biasanya dinyatakan dalam satuan cm atau inci. Umumnya panjang skala
utama 15 – 17 cm.

5. Skala Nonius
Skala nonius memiliki fungsi untuk menambahkan tingkat akurasi
ekstra pada pengukuran. Biasanya dinyatakan dalam satuan mm atau
inchi.

6. Baut pengunci
Baut pengunci memiliki fungsi untuk menahan rahang pada tempatnya,
agar objek bisa ditahan/tidak terlepas dan skala tidak bergeser saat akan
mengukur.
Setelah kenalan sama semua bagian jangka sorong, aku mau ajak kamu
belajar cara untuk menggunakan jangka sorong dan cara membacanya.
Sayang banget kan, kalo udah tau bagian-bagiannya tapi nggak ngerti cara
pemakaiannya. Yuk langsung aja kita bahas!

Cara Menggunakan dan Membaca Jangka Sorong

Secara umum cara menggunakan jangka sorong untuk mengukur panjang


atau diameter luar suatu benda adalah seperti ini:

1. Cek dan pastikan bahwa pada saat kedua rahang tertutup, skala
menunjukkan angka nol.
Tujuannya supaya nggak ada kesalahan pengukuran, yang biasa disebut
dengan zero error.
2. Kendurkan baut pengunci dan tarik rahang geser ke kanan.
Tarik sampai benda yang ingin diukur bisa pas ditempatkan diantara 2
rahang (tetap dan geser).
3. Letakkan benda yang akan diukur di antara kedua rahang.
Pastikan juga posisinya sudah sesuai ya.
4. Tarik rahang geser ke kiri sampai mengapit benda yang mau diukur.
Lalu, putar baut pengunci sampai terdengar suara “klik”.
5. Baca dan hitung hasil pengukuran yang diperoleh.
Nah untuk membaca dan menghitung pengukuran jangka sorong, caranya
gampang banget. Kita coba langsung masuk ke contoh soal ya!
3. Mikrometer
Mikrometer / Mikrometer sekrup merupakan alat ukur yang digunakan
untuk mengukur tebal, lebar, kedalaman, panjang, diameter benda benda
dengan tingkat ketelitian sampai dengan skala mikron / 0,01 mm.

Berdasarkan pembacaanya alat ukur Mikrometer ada dua yaitu:

 Vernier Mikrometer
 Digital Mikrometer

Bagian-bagian Micrometer Vernier

Berikut bagian-bagian alat ukur Mikrometer Vernier.

1. Anvil
2. Spindle
3. Measuring Face
4. Graduation (Skala Utama)
5. Lock
6. Frame
7. Thimble (Skala Nonius)
8. Racthet Stop
Cara Penggunaan

1. Letakkan objek yang akan diukur diantara anvil dan spindle


2. Putar thimble hingga measuring face mendekati permukaan benda.
3. Putar ratchet hingga objek terjepit oleh anvil dan spindle
4. Putar pengunci pada lock nut agar pemutar tidak bergerak lagi
5. Baca hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius

Cara Pembacaan

Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini, setiap skala mempunyai
nilai garis yang berbeda. Untuk memudahkan pembacaannya, untuk
mempermudah bagi anda-anda yang agak merasa kesulitan dalam
pembacaan alat tersebut.

1. Skala Atas (Skala Utama)

Skala atas adalah garis atas yang berada pada outer sleeve. Nilai satu
garis / satu strip yaitu 1 mm (milimeter). Garis awal pada skala atas outer
sleeve berbeda-beda, tidak harus dimulai dari angka nol tergantung dari
ukuran micrometer. Nilai garis awal tergantung dari jenis pengukuran
mikrometer yang digunakan.

 0 – 25 mm ( garis awal 0 )
 25 – 50 mm ( garis awal 25 )
 50 – 75 mm ( garis awal 50 )
 75 – 100 mm ( garis awal 75 )
 dst
2. Skala Bawah (Skala Utama)

Skala bawah yaitu garis bawah yang terdapat pada skala outer sleeve. Nilai
satu garis / satu strip yaitu 0,50 mm (setengah). Garis ini terletak ditengah-
tengah diantara dua skala atas. Pada pembacaan nantinya, nilai skala
bawah hanya ada dua kemungkinan, yaitu 0,00 mm dan 0,50 mm.

2. Skala Thimble (Nonius)

Skala thimble yaitu garis yang terdapat pada skala thimble. Dapat diputar
dengan langsung memutar Thimble, atau untuk pengaturan halus
menggunakan Screw / Ratchet Stop sampai dengan skala timble tidak
berputar lagi. Jumlah garis keseluruhan yang ada pada skala thimble
sebanyak 50 garis. Nilai 1 garis / 1 strip yaitu 0,01 mm.

Hal -hal yang perlu diperhatikan pada skala thimble yaitu :

 1 Kali Putaran Thimble


Jika pada awal mula angka 0 thimble satu garis lurus dengan angka
0 “nol” outer sleeve, maka setelah diputar 1 kali putaran penuh,
angka 0 skala thimble harus satu garis lurus dengan 0.5 pada skala
bawah milik angka 0.
 2 Kali Putaran Thimble
Jika pada awal mula angka 0 thimble satu garis lurus dengan angka
0 “nol” outer sleeve, maka setelah diputar 2 kali putaran penuh,
angka 0 skala thimble harus satu garis lurus dengan 1 mm pada
skala atas outer sleeve

Contoh Pembacaan

Setelah mengetahui nilai-nilai pada setiap skala, saatnya kita belajar


bagaimana cara membaca mikrometer vernier dengan baik dan benar.
Berikut ini contoh-contoh pembacaannya,
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, bahwa hasil pengukurannya
adalah 7,65 mm. Ini didapat dari penjumlahan dari ketiga komponen yang
saya jelaskan diatas.

Nilai Skala atas : 7,00 mm


Nilai Skala Bawah : 0,50 mm —————-> karena 0,5 milik 7 sudah
kelihatan
Nilai Skala Thimble : 0,15 mm + 7,65 mm

untuk memperjelas hasil pembacaan diatas, berikut gambar lebih rincinya

4. Thermometer
fungsi thermometer adalah untuk mengukur suhu.

Anda mungkin juga menyukai