Anda di halaman 1dari 26

MODUL

MENGGUNAKAN DAN
MEMELIHARA ALAT UKUR

Untuk
S1 Pendidikan Teknik Otomotif

Mata Kuliah Teknik Pengukuran

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Dg. Tata Raya Parang Tambung Makassar
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

MATERI UNIT KOMPETENSI

A. VERNIER CALIPER DENGAN NILAI KETELITIAN 0,05 mm (Metrik)

Nama Bagian-Bagian Vernier Caliper


1. Out Side Jaws (Rahang bawah) 4. Step
2. In Side Jaws (Rahang Atas) 5. Skala Utama (Skala Tetap)
3. Depth Bar 6. Skala Vernier (Skala geser)

Skala utama (main scala) dan skala vernier digunakan untuk mengukur jarak kecil dengan
cara mencari perbedan antara dua tanda. Metode ini disebut prinsip pengukuran vernier.
Sebagai contoh , Skala utama untuk setiap garis berjarak 1 mm, sedangkan skala vernier
jarak antara garis adalah 0,9 mm. Karena itu jarak garis skala utama lebih besar 0,1 mm
dari pada jarak garis skala vernier ialah : (1 mm – 0,9 mm = 0,1 mm).

(1 mm - 0,9 mm = 0,1 mm)

Skala Utama

0,1 0,2 0,3 0,9 1,0 (mm)


Perbedaan
Skala Vernier

Pertama-tama alat ukur harus dilakukan set awal, yaitu angka nol (0) pada skala utama
harus lurus (segaris) dengan angka nol (0) pada skala vernier. Jika skala vernier
digerakan kekanan sampai angka satu (1) dengan skala angka satu (1) “Skala utama”
seperti gambar di bawah. Hasilnya terdapat celah 0,1 mm disebelah kiri.

2
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

Bila skala vernier digeser ke kanan lagi sampai ke angka 5 lurus dengan angka 5 pada
skala utama . maka hasilnya celah 0,5 mm diantara dua angka nol.

Pada umumnya, satu strip/1 bagian untuk skala utama adalah 1 mm dan satu strip atau 1
bagian skala vernier = 0,95 mm (19 mm/20 mm) dikalikan 20 strip menjadikan 19 mm,
Jadi perbedaan antara jarak satu strip skala utama dengan jarak satu strip skala vernier
ialah : 1 mm – 0,95 mm = 0,05 mm.

Membaca Nilai Hasil Pengukuran

Seperti pada gambar di bawah ini nilai didepan koma diambil dari penunjukkan angka
nol skala vernier, yaitu 46 mm (A”) sedangkan angka dibelakang koma diambil dari titik
dimana kedua garis yaitu skala vernier dengan skala utama berteemu, yaitu (“4”) yang
ditunjukkan oleh “B”, jadi hasil pembacaan dari gambar di bawah ini ialah 46,4 mm atau
46,40 mm

46 + (0,05 X 8 ) = 46, 40 mm
A B

Menangani atau melihara Vernier Caliper

a) Sebelum di ukur, besihkan benda yang akan diukur dan vernier kalipernya juga
dibersihkan dari debu dan partikel-partikel serta di beri pelumas untuk mencegah
agar tidak mudah karatan.
b) Sebelum digunakan , periksalah bahwa skala vernier bergeser bebas, dan angka “
0” pada kedua skala bertemu dengan tepat (Segaris) seperti pada gambar di bawah
ini.

3
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

c) Tempatkan kembali vernier kaliper yang sudah selesai digunakan pada tempatnya
(sarungnya) usahakan penempatannya tidak ditumpuk satu sama lainnya
d) Sewaktu mengukur, usahakan benda yang akan diukur dekatkan sedekat mungkin
ke skala utama, Pengukuran di ujung gigi pengukur, maka akan menghasilkan
pembacaan kurang akurat. Seperti gambar di bawah ini.

.
e) Tempatkan kaliper tegak lurus dengan benda yang akan diukur, jangan sampai
miring, karena akan menghasilkan pembacaan yang kurang akurat, seperti gambar di
bawah ini

- Cara mengukur diameter luar.

Rahang skala utama

Item yang akan diukur

Rahan Vernier

4
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

- Cara mengukur diameter dalam.

Prinsip pengukuran
VERNIER CALIPER DENGAN NILAI KETELITIAN 1/128 INCH (Inci)
Vernier Caliper/Jangka sorong ini mempunyai nilai ketelitian sebagai berikut :
a. Nilai ketelitian setiap strip/ruas pada skala vernier = 1/128 inch
b. Nilai ketelitian setiap strip/ruas pada skala utama = 1/16 inch

Contoh 1. : Pembacaan hasil ukuran dari gambar di bawah ini adalah sebagai berikut :

Hasil pembacaan didapat :

- Skala Utama = 1 1/16 inch


- Skala Vernier : 4 x 1/128 inch = 4/128 inch

Hasil pembacaan = 1 3/32 inch

Perhitungan di atas didapat dari uraian sebagai berikut :

a. Skala Utama :
 Garis angka nol skala vernier, terletak pada angka 1 inch lewat satu skala “lebih”
Karena nilai setiap skala utama adalah 1/16 inch, maka nilai skala utama adalah
= 1 inch + 1/16 inch “lebih”
 Nilai “lebih” akan ditentukan oleh perhitungan pada skala vernier , sebagai
berikut .

b. Skala Vernier :
 Skala vernier yang segaris dengan skala utama, adalah pada ruas ke 4 (angka 4),
karena nilai setiap skala Vernier adalah 1/128 inch, maka nilai skala vernier
adalah = 4 x 1/128 inch = 4/128 inch.

5
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

c. Sehingga hasil pembacaan akan didapatkan sebagai berikut :


 Skala Utama = 1 inch + 1/16 inch = 1 1/16 inch = 34/32 inch
 Skala Vernier = 4 x 1/128 inch = 4/128 inch = 1/32 inch
Hasil Pembacaan : ……………….. = 34/32 + 1/32 = 35/32 inch
= 1 3/32 inch.

Contoh Pembacaan ke 2 :

Pembacaan :- Skala Utama : 1 inch + 6/16 inch = 1 6/16 inch = 176/128 inch

- Skala Vernier : 7 x 1/128 inch = 7/128 inch = 7/128 inch

Hasil Pembacaan = 184/128 Inch = 1 56/128 Inch

* Garis skala Vernier pada ruas yang ke 7 segaris dengan garis pada skala utama.

6
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

B. MICROMETER

Micrometer adalah alat yang presisi, masing-masing untuk mengukur diameter luar dan
dalam, alat ini lebih teliti dari pada verrnier caliper, dapat mengukur sampai ketelitian
0,01 mm.

BATAS UKUR PADA MICROMETER

Micrometer hanya saja untuk setiap pengukuran, baik untuk pengukuran benda kerja
bagian dalam maupun bagian luar , digunakan micrometer yang berbeda-beda ukurannya.
Masing-masing micrometer mempunyai batas pengukuran sampai 25 mm, yaitu :
1. Micrometer 0 – 25 mm 4. Micrometer 75 - 100 mm
2. Micrometer 25 – 50 mm 5. Micrometer 100 - 125 mm
3. Micrometer 50 - 75 mm 6. Micrometer 125 - 150 mm

KONSTRUKSI ATAU BAGIAN-BAGIAN MICROMETER

Nama-nama bagian / komponen-komponennya.


1. Anvil 5. Outer sleve
2. Spindel 6. Timble ( skala timbel )
3. Lock Lamp / pengunci 7. Racter Stoper / Ratchet
4. Iner sleeve

PRINSIP PENGUKURAN

Prinsip kerja micrometer berputar satu kali , baut bergerak sebanyak satu ulir, jika jarak
ulir ialah 1 mm, baut bergerak 2 mm dan seterusnya. Inilah prinsip pengukuran dengan
micrometer. Pada benda sebenarnya , mur berarti inner sleeve dan baut ialah spindle.
Seperti pada gambar di bawah ini

7
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5 mm. sedangkan dikelilingi timble skala dibagi dalam
50 strip. Jika timble berputar satu kali, spindle bergerak sebanyak satu strip, dan bila
spindle bergeser satu strip dari timble maka berarti bergerak 0,01 mm ( 0,5 mm X
1/50).

PEMERIKSAAN DAN KALIBRASI MICROMETER


1). Memeriksa tanda “0”
Sebelum dipakai , micrometer harus dikalibrasi terlebih dahulu, Bersihkan anvil dan
spindle dengan kain bersih. Kemudian putar ratchet stopper sampai anvil dan spindle
bersentuhan. Putarkan stopper sampai berbunyi tanda klik - klik 2 atau 3 kali sampai
diperoleh penekanan yang cukup. Kuncilah spindle pada posisi ini dengan lock
clamp.
Perlu diingat. Putarlah rachet stopper perlahan-lahan, jika terlalu cepat , timble
berputar lebih karena inertia dari timble, sehingga pembacaan menjadi salah.

Micrometer telah dikalibrasi dengan benar jika titik “0” thimble telah lurus dengan
garis pada outher sleeve. Seperti pada gambar di bawah ini.

Posisi Yang Benar Posisi yang salah

2). Menyetel Titik “0”

 Jika kesalahannya 0,02 mm atau kurang. Kuncilah spindle dengan lock clamp.
Kemudian dengan memakai penyetel putarlah outer sleeve sampai tabda “0”

8
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

thimble lurus dengan garis. Setelah penyetelan selesai , periksalah kembali tanda
“0”

Outer / Sleeve

Pengunci Jika kesalahannya melebihi 0,02 mm,


Kuncilah spindle dengan lock clamp,
kendorkan stopper sampai thimble
bebas, luruskan tanda “0” timble
dengan garis outer sleeve , dan
kencangkan kembali ratchet stopper.
Setelah penyetelan selesai periksalah
kembali titik “0” untuk meyakinkan bahwa micrometer telah dikalibrasi dengan
benar.

MEMBACA HASIL PENGUKURAN MICROMETER

Jarak strip di atas garis atau skala di atas garis pada outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak
strip di bawah garis atau skala di bawah garis adalah 0,05 mm.

Sedangkan nilai satu strip pada skala timble adalah 0,01 mm. nilai hasil ukur ialah
jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.

9
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

Contoh .1 . dari hasil pembacaan gambar di bawah ini :

Pembacaan skala di atas garis ……………………= 5.00 mm


Pembacaan skala di bawah garis ………………… = 0,00 mm
Pembacaan skala timble ……………………… (+) = 0,20 mm
Hasil Pembacaan akhir …………………………… = 5,20 mm

Peringatan Penting

 Sebelum dipakai, periksalah titik “0” jika perlu lakukan kalibrasi.


 Sebelum mengukur, besihkan benda yang akan diukur dengan kain bersih.
 Jepitlah micrometer dengan frame, putarlah timble kearah benda yang akan diukur,
dan putarlah ratchet stopper sampai menyentuh spindle spindle. Putarlah kembali
stopper 2 sampai 3 kali agar penekanan lebih meyakinkan, kemudian baca.
 Ulangi pengukuran beberapa kali agar kesalahannya sekecil mungin.

C. DIAL GAUGE ( DIAL INDIKATOR )

URAIAN DIAL GAUGE


Alat ukur ini berfungsi untuk mengukur :

10
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

 Kerataan permukaan bidang datar.


 Kerataan permukaan serta kebulatan sebuah poros.
 Kerataan permukaan dinding silinder.
 Kebengkokan poros, run out, kesejajaran dan lain-lain
Pada alat ukur ini didalamnya terdapat mekanisme spesial yang dapat memperbesar
gerakan yang kecil. Ketika spindle bergerak sepanjang permukaan yang diukur, gerakan
ini diperbesar oleh mekanisme pembesar dan selanjutnya ditunjukkan oleh penunjuk
(ponter).

Klasifikasi tingkat pengukuran ditunjukkan pada permukaan dial. Klasifikasi


menunjukkan skala terkecil, dan tingkat pengukuran menunjukkan pembacaan
maksimum. Skala dan outer ring dapat diputar ke “O” agar lurus dengan penunjuk. Pada
dial juga terdapat penghitung putaran (revolution counter). Counter ini menunjukan
beberapa kali penunjuk telah berputar.

Tidak seperti halnya alat ukur lain, dial gauge selalu digunakan bersama alat penopang
(supporting tool). Umumnya magnetic stand digunakan untuk mengukur automotive
parts. Dial gauge juga dibuat dalam bentuk kaliper gauge dan inside deal gauge.

Gauge beam lock

Batang Penyangga

Dasar Magnet

Peringatan Penting

Posisi spindle dial gauge tegak lurus pada permukaan yang diperiksa.

11
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

 Garis imajinasi dari mata anda ke pointer dial gauge harus tegak lurus pada permukaan
dial ketika anda membaca pengukuran.
 Dial gauge harus dipasang dengan teliti pada supporting toolsnya.
 Putarlah outer ring setel pada titik nol. Gerakan spindle ke atas dan ke bawah.
Periksalah bahwa penunjuk selalu kembali ke nol bila anda tidak memegeng spindle.
 Di dalam dial gauge terdapat mekanisme presisi seperti jam. Usahakan agar jangan
sampai terjatuh atau terkena benturan.

 Jangan berikan oli atau gemuk diantara spindle dan tangkainya. Bila gerakan spindle
menjadi tidak lancar karena oli atau kotoran. Celupkan ke dalam bensin sambil
menggerakan naik turun sampai oli atau kotorannya keluar.

12
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

Bagian-bagian dial Gauge.

1. Jarum Panjang/Jarum penunjuk


2. Jarum pendek / Penghitung putaran
3. Tanda batas toleransi
4. Bidang sentuh dengan benda kerja

Fungsi masing-masing bagian

1. Jarum Panjang/Jarum Penunjuk


 Jarum ini akan langsung bergerak apabila bagian-bagian sentuh tertekan oleh
benda kerja, adapun nilai pergerakan dari jarum tersebut tergantung dari
beberapa nilai skala dari dial gauge tersebut, misalnya nilai skala gauge 0,01
mm, apabila jarum panjang bergerak dari angka nol sampai angka 10 berarti
nilai pergerakan jarum panjang tersebut adalah 0,01 mm x 10 = 0,1 mm.

 Skala jarum panjang ini dapat diputar ke kiri atau ke kanan, artinya posisi
angka nol tidak pasti selalu berada di atas, tetapi bisa ada pada posisi di bawah
atau disamping, tergantung pada posisi mana yang kita kehendaki pada saat
proses mengukur benda kerja.

2. Jarum Pendek

 Jarum pendek akan bergerak satu ruas , apabila jarum panjang bergerak dari
angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran) ,hal ini berarti
pergerakan satu ruas dari jarum pendek adalah 0,1 mm x 100 = 1 mm (apabila
nilai skala dial gauge adalah 0,01 mm).

 Sehingga apabila jarum pendek berputar satu kali putaran, maka nilai
pergerakan jarum pendek adalah 1 mm x 10 = 10 mm.

3. Batas Toleransi
 Dua alat ini dapat digeser ke kiri atau ke kanan sampai dengan kehendak kita,
untuk melihat batas pergerakan jarum panjang ke arah kiri dan kanan, pada saat
proses pengukuran benda kerja ( pada cara penggunaan dial gauge ).

13
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

4. Bidang sentuh dengan benda kerja.


 Alat ini akan bergerak naik dan turun, apabila bersentuhan dengan permukaan
benda kerja, saat benda kerja bergerak terhadap bidang sentuh tersebut.
 Jarum panjang akan bergerak ke arah kanan apabila bidang sentuh bergerak ke
atas.
 Jarum panjang akan bergerak ke arah kiri , apabila bidang sentuh bergerak ke
arah bawah.

METODE PENGUKURAN SERTA MEMBACA HASIL UKUR.


1. Mengukur kerataan sebuah bidang.
Untuk mengukur kerataan sebuah bidang, maka terlebih dahulu , jarum-jarum pada
dial gauge harus diset pada posisi angka yang diperkirakan sesuai dengan kondisi
tinggi rendah permukaan bidang yang akan diukur, Misal sbb:
- Jarum pendek menunjuk angka dua
- Jarum panjang menunjuk angka nol

Hal di atas dapat dilakukan dengan cara mendorong bidang sentuh kea rah atas ,
sampai posisi jarum pendek pada angka dua, dan jarum panjang pada angka nol.
Selanjutnya posisi letak dari batas toleransi yang dibutuhkan adalah :
- Batas toleransi sebelah kiri pada posisi angka 90
- Batas toleransi sebelah kanan pada posisi angka 10
Hal ini berarti toleransi kearah kiri dan kanan dari angka 0 adalah berjarak 0,1
mm.
Hasil pengukuran sebuah bidang dinyatakan rata apabila pergerakan jarum
panjang bergerak kea rah kiri dan kanan antara jarak toleransi tersebut.

2. Mengukukur kebulatan sebuah poros

Demikian pula pada pengukuran kebulatan sebuah poros, poros pengukuran


maupun cara membaca hasil ukuran yang sama, dengan catatan apabila jarum
panjang lebih banyak bergerak kea rah kanan ini berarti permukaan poros terlalu
besar dari ukuran yang telah ditentukan. Demikian juga apabila jarum bergerak

14
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

lebih banyak ke arah kiri , ini berarti permukaan poros terlalu kecil dan ukuran yang
telah ditentukan. Ukuran yang tepat adalah apabila jarum bergerak ke kiri dan ke
kanan diantara batas toleransi yang telah ditentukan sebelumnya.

Contoh : 1. Pengukuran kebulatan sebuah poros.

Jarum panjang akan bergerak Jarum panjang akan bergerak kea


kearah kanan apabila rah kiri apabila permukaan benda
permukaan benda kerja terlalu kerja terlalu kecil dari ukuran
besar dari ukuran yang telah yang telah ditentukan
ditentukan

Contoh : 2 Pengukuran run out poros

1). Letakan V-Blok di atas plat datar, dan letakan poros di atas block, seperti pada
gambar.

15
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

2). Sentuhkan spindle dial gauge pada permukaan poros. Aturlah tinggi dial gauge
lock sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan poros sebelah kanan,
seperti pada gambar

3). Putarlah poros perlahan-lahan dan temukan point pada permukaan pembacaan
paling kecil. Kemudian putarlah outer ring sampai penunjukan pada “0”

4). Putarlah poros perlahan-lahan. Bacalah jumlah gerakan pointer.

16
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

D. CYLINDER GAUGE

Uraian Cylinder Gauge


Cylinder gauge adalah alat ukur yang juga menggunakan dial gauge. Cylinder gauge
sering digunakan untuk mengukur diameter silinder, lubang kedudukan poros dan
komponen lainnya secara teliti. Pada ujung measuring point. Measuring point ini dapat
bergerak bebas, dan jumlah gerakannya ditunjukan oleh dial gauge. Jarak antara
measuring point dan replacment rod adalah sama dengan diameter benda yang diukur.

Bagian-Bagian Cylinder Gauge

1. Dial Gauge : Dial gauge digunakan untuk mengukur silinder gauge,


fungsinya sama dengan dial gauge yang sudah
diterangkan sebelumnya. Hanya ada perbedaan
bagian yang berhubungan dengan tangkai gauge.

2. Tangkai gauge : Bagian untuk memegang /mengikat Dial

3. Replacment rod / Anvil : Alat untuk menambah panjang bidang sentuh pada
silinder , yang akan menyentuh bidang ukur pada
silinder.

4. Replacment Washer : Alat ini untuk menambah kepanjangan rod, alat ini
terdiri dari 4 buah dengan ketebalan ukuran masing-
masing, 3 mm, 2 mm, 1 mm, 0,5 mm.

Metode Pengukuran Cylinder Gauge

1) Ukurlah garis tengan atau diameter silinder dengan vernier caliper/ jangka
sorong. Catat hasilnya misal 53 mm ( Skala kasar ).

17
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

2) Set Silinder gauge dengan posisi jarum pada nol.


Pilihlah replecment rod dan washer yang sesuai dengan hasil pengukuran skala
kasar, dan pasangkan pada silinder gauge. Bila hasil pengukuran diameter adalah
53.00 mm, maka gunakanlah replecment rod 50 mm dan replecment washer 3
mm.

3). Micrometer diset pada 53,00 mm, seperti hasil ukur di atas, tempatkan replecment
rod dan measuring point ke dalam micrometer dan dial gauge di set pada angka
nol. Seperti pada gambar di bawah ini.

4). Masukan cylinder gauge pada posisi diagonal ke dalam silinder, gerakan cylinder
gauge sampai diperoleh hasil angka pembacaan yang terkecil. Bila hasil
pembacaan adalah 0,04 mm berarti diameter silinder 0,04 mm lebih kecil dan
53,00 mm (set hasil micrometer). Karena itu diameter cylinder adalah 52,96 mm (
53,00 – 0,04 mm).

18
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

Replecment rod Measuring point.

5). Lakukan pengukuran diameter cylinder pada tiga tempat , yaitu : bagian atas,
tengah, bawah. Pada saat mengukur setiap bagian. Lakukan gerakan ke kiri dan ke
kanan dari cylinder gauge sambil melihat maksimal pergerakan jarum panjang.

Peringatan penting.

 Dial gauge harus dipasang pada tangkainya dalam posisi sejajar atau tegak
lurus measuring point. Spindle dimasukan ke dalam batangnya kira-kira
setengah dari langkahnya.
 Periksalah bahwa pointer dari dial gauge bergerak bila anda menekan
measuring poi

nt.
 Pilihlah replecment rod dan washer yang ukurannya sesuai dengan diameter
benda yang akan diukur.

19
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

E. MULTI TESTER ( VOLT, OHM dan AMPERE TESTER )

Uraian Multi Tester


Multi tester/Avo Meter adalah alat pengetes kelistrikan. Penggunaannya sangat luas
sekali, untuk mengukur tegangan arus DC dan AC, tahanan dan untuk memeriksa
hubungan kelistrikan dari suatu komponen. Ada beberapa jenis sirkuit terster / multi
tester. Multi tester digital dapat menunjukan hasil pengukurannya langsung dengan
angka-angka, sedangkan tester yang manual/biasa ditunjukan oleh sebuah jarum.

Nama Bagian-Bagian Multi Tester

Metode Pengukuran

Pemeriksaan dan Penyetelan Skala Nol (0)


Sebelum menggunakan sirkuit tester / multi tester anda harus pastikan dulu bahwa
jarum penunjuk ada di bagian garis ujung sebelah kiri skala. Apabila tidak , putarkan
skrup penyetel jarum (pointer calibration) dengan sebuah obeng (-) sampai jarum
penunjuk tersebut berada tepat pada garis ujung sebelah kiri. Setelah anda telah
melakukan peneyetelan dan pengecekan skala nol (0) , anda tidak memerlukan
pengecekan yang terlalu sering.

20
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

Mengukur Tegangan DC

Daerah pengukuran tegangan adalah dari 0-500 volt. Hubungkan kabel pengetesan ( test
lead ) warna merah ke terminal positif dan kabel pengetes yang warna hitam ke terminal
negatif tester. Posisikan selektor pada salah satu daerah DC V ( VDC ) dengan pilihan
2.5, 10, 25, 50, 500. Nomor-nomor berikut ini berkaitan dengan daerah volt.

Range Voltage yang dapat diukur (V)


2.5 0 – 2.5
10 2.5 - 10
25 10 - 25
50 25 - 50
500 50 - 500

Setelah penyetelan pada salah satu nomor, anda harus dapat membaca hasil pengukuran
dengan mudah, Kemudian hubungkan kabel pengetes yang berwarna merah ke terminal
positif dari sumber arus dan ujung satunya ke terminal positif dari multi tester dan kabel
pengetes warna hitam yang dari terminal negatif dari multi tester dihubungkan ke
terminal negatif dari sumber arus dengan kata lain hubungan alat ini adalah paralel dalam
pemeriksaan ini. Selanjutnya bacalah tegangan pada skala DC.

Contoh :
Daerah yang dipilih atau yang di setel pada 25 DC volt, Jarum akan terbaca 12 Vol DC.

21
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

PENTING ! Caranya :
1).50: Nilainya (value) dibaca bila
 Pilihlah range (tingkat) dengan berhati- selector disetel pada 50,
hati. Apabila yang akan diukur melebihi hasilnya kalikan dengan 10
atau lebih besar, kemunginan tester akan bila selektro distel pada 500.
rusak ( saat menggunakan AC atau DC). 2).25: Nilainya (value) dibaca bila
 Bacalah skala pada rang yang benar selektor disetel pada 25,
hasilnya dibagi 10 bila distel
pada 2,5.
3).10:Nilainya dibaca sesuai dengan
bila selektor diset pada 10

Mengukur Tegangan AC

Daerah tegangan yanga dapat diukur dari 0 – 1000 volt. Hubungkan kabel-kabel
pengukur tester dan setel selektor pada salah satu posisi AC V seperti pada tabel di
bawah ini.

Range Voltage yang dapat diukur (V)


10 0 - 10
25 10 - 25
250 25 - 250
1000 250 - 1000

22
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

Kemudian , hubungkan kabel pengukur ( test lead ) secara paralel pada bagian yang akan
diperiksa dan bacalah skala V AC (AC V) yang ditunjukan oleh jarum penunjuk.

Contoh :
Pembacaan nya adalah 100 Volt AC, sebab range selektor diset pada 250 AC Volt.

Penting !
 Membaca skala pada range yang benar

1). 25 : Nilainya dibaca selektro distel pada


25, hasilnya dikalikan dengan 10
apabila selektor distel pada 250.
2). 10 : Nilainya dibaca apabila selektor
disetel pada 10, hasilnya
dikalikan dengan 100 apabila
selektor disetel pada 1000.

Mengukur Arus AC
Daerah arus yang dapat diukur adalah 0-20 A.
1). Mengukur arus DC dari 0 -250 A.
Hubungkan kabel pengetes ( test lead ) pada terminal tester ( kabel pengetes berwarna
merah dihubungkan ke positif dan kabel pengukur yang berwarna hitam ke terminal
negatif ) dan setel selektor ke 250 mA A DC ( DC A . Kemudian , putuskan arus listrik
pada titik tertentu saat anda mengukur arus listrik.
Hubungkan kabel pengukur yang warna merah ke positif sumber arus, dan kabel hitam
ke terminal negatif ke sumber arus negatif. Dengan cara tester dihubungkan secara seri ke
sumber arus. Dan beban, dan baca skalanya DC A (A DC) ditunjukan oleh jarum
penunjuk. Lihat contoh gambar di bawah ini.

Contoh :

Nilai pengukuran adalah 30 mA, sebab selektor diset pada 250 mA.

23
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

2). Mengukur arus DC dari 0 -20 A.

Pengukuran arus listrik pada dasarnya diukur dengan cara yang sama seperti
pengukuran arus DC dari 0 smpai 250 mA, kecuali untuk perubahan berikut : Kabel
tesled yang berwarna merah dihubungkan ke terminal positif yang hanya digunakan
untuk mengukur 20 A DC: maka range selector diset pada DC A 20 A: pembacaan
jaum penunjuk pada skala 20 A DC.

Contoh :
Angka (nilai pengukurannya adalah 1 A. sebab range selektornya diset ke 20A.

Mengukur Tahanan
1). Kalibrasi

Sebelum mengukur tahanan , pertama harus memutar tombol kalibrasi ohm, dengan
ujung alat pengukur dibuat berhubungan singkat sampai pembacaan jarum penunjuk 0
pada skala ohm. Kalibrasi ini diperlukan setiap kali merubah range selektor. Seperti
gambar di bawah:

24
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

2). Pengukuran
Stel selektor pada salah satu posisi ohm, Ada beberapa skala untuk mengukur tahan.
Posisi „K“ untuk `1000, dengan demikian 10 K berarti 10.000 dan sebagainya.
Range Tingkat tahanan yang dapat diukur ( Ω )
X1 0 -1K
X 10 0 - 10 K
X 100 0 - 100 K
X1K 0 - Tak terhingga

Setiap kali anda mengeset range (tingkat) , harus mengkalibrasi jarum penunjuk
(pointer). Lepaskan hubungan dengan beban yang akan diukur, kemudian hubungkan
kedua ujung kabel pengetesan (test lead) pada beban. Ini berarti kedua terminal dapat
dihubungkan pada ujung beban.

Pengetesan Hubungan
Untuk memeriksa hubungan kelistrikan, setelah range selector pada x 1 dan kalibrasi
skalanya kemudian hubungkan kabel pengetesan pada komponen. Hubungannya normal
bila jarumnya menunjuk ke kiri.

Penting!
 Pengukuran tahanan dan pengecekan hubungan dapat dilakukan hanya setelah
seluruh hubungan komponen dilepaskan dari arus kelistrikan. Bila tidak
kemungkinan tegangan akan mengalir ke tester dan dapat membakar tahanan koil
yang ada didalam ( internal collresistans ).
 Jangan memindahkan saklar selektor keposisi lain tanpa terlebih dahulu melepaskan
kabel-kabel pengetes ( tes lead ) dari komponen yang diperiksa. dapat merusak
multitester.

25
Materi Mata Kuliah Teknik Pengukuran S1 Pendidikan Teknik Otomotif

DAFTAR PUSTAKA

Kosim. 2005. Penggunaan dan Pemeliharan Alat Ukur. Bandung: Departemen Pendidikan
Nasional.

Raya, Jaya. 2007. Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur. Jakarta: Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.

Toyota Astra Motor. 1993. New Step 1. Jakarta: PT. TAM.

26

Anda mungkin juga menyukai