Anda di halaman 1dari 25

MODUL AJAR

DASAR-DASAR OTOMOTIF
KELAS X

ELEMEN:
SISTEM PEMINDAH TENAGA KENDARAAN RINGAN

Pada akhir fase F, peserta didik mampu melakukan


perawatan dan overhaul (pembongkaran, pemeriksaan,
perbaikan dan pemasangan) pada: sistem clutch,
sistem transmisi (manual dan otomatis), poros
propeller, differential, poros penggerak roda. Setiap
pekerjaan dilakukan sesuai Prosedur Operasional
Standar (POS). Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) atau peraturan keselamatan Kerja yang berlaku.

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI SULAWESI SELATAN


SMK NEGERI 3 GOWA
MODUL AJAR KONSENTRASI KEAHLIAN TKR

1. Informasi Umum
a. Identitas
Tim Penyusun : Komite Pembelajaran TKR
Sekolah : SMK Negeri 3 Gowa
Tahun : 2023
Jenjang Sekolah : SMK
Fase :F
Alokasi Waktu : JP ( x 45 menit)
Jumlah Pertemuan : Pertemuan
b. Kompetensi Awal Melakukan perawatan dan overhoull pada sistem
pemindah tenaga kendaraan ringan
c. Profil Pelajar Pancasila Mandiri, Bernalar Kritis, Berkebhinekaan Global
d. Sarana dan Prasarana Buku Teks, PPT, Grup WhatsApp,
Laptop, HP Android, Internet, LCD
e. Target Peserta Didik Modul ini dapat digunakan oleh siswa reguler, siswa
dengan hambatan belajar, dan siswa dengan pencapaian
tinggi
f. Model Pembelajaran Tatap Muka

2. Komponen Inti
a. Tujuan Pembelajaran 1. Melakukan perawatan dan overhaul sistem
kopling/clutch.
2. perawatan dan overhaul sistem transmisi.
3. Melakukan perawatan dan overhaul poros
propeller.
4. perawatan dan overhaul differential.
5. Melakukan perawatan dan overhaul poros
penggerak.
b. Pemahaman Bermakna Pengalaman pada saat melakukan perawatan berkala

c. Pertanyaan Pemantik Pernahkah kalian mendengar istilah overhoull?


d. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan
Pembukaan
1) Guru mengucapkan salam mengecek
kehadiran
2) Guru dan siswa berdoa bersama
3) Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan garis besar kegiatan
pembelajaran dan teknik penilaian
4) Apersepsi dengan memberikan
pertanyaan pertanyaan pemantik

2
Inti
1) Mulai Dari Diri : Guru mengajukan
pertanyaan pemantik. Siswa menjawab
pertanyaan pemantik yang disampaikan oleh
guru. Guru memberikan gambaran materi
pembelajaran secara umum tentang
pemindah tenaga kendaraan ringan
2) membentuk kelompok siswa, setiap
kelompok mendiskusikan tentang sistem
pemindah tenaga kendaraan ringan
3) Elaborasi Pemahaman: Setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi.
4) Koneksi Antar Materi: setiap kelompok
menyusun laporan hasil diskusi dengan
menghubungkan beberapa materi yang sudah
mereka pelajari.
5) Aksi Nyata : Peserta didik
mengumpulkan laporan hasil diskusi pada
guru.

Penutup:
1) Memberikan kesimpulan dari
serangkaian kegiatan
2) Refleksi terhadap pembelajaran
yang dilakukan
3) Memberikan informasi Penugasan observasi
di lingkungan sekitar secara berkelompok
(LKPD)

3
e. Asesmen Jenis:
Asesmen Diagnostik
Asesmen Formatif
Asesmen Sumatif
Teknik:
Observasi
Penugasan
Tes Tertulis
Instrumen:
Lembar Observasi/catatan anekdot
Lembar Kerja Peserta Didik
Soal Uraian

f. Pengayaan dan Remidial Memberikan Bimbingan bagi siswa yang belum


memahami materi.
Dan Pengayaan informasi bagi siswa yang sudah
memahami materi.

4
LAMPIRAN

5
RUBRIK PENILAIAN INSTRUMEN PENILAIAN: PROSES DAN PRODUK

ASPEK Belum Kompeten (0-6) Cukup Kompeten (6-7) Kompeten (8-9) Sangat Kompeten (10)
Proses Peserta didik tidak Peserta didik mewawancarai Peserta didik Peserta didik
wawancara mewawancarai obyek obyek observasi tetapi tidak mewawancarai obyek mewawancarai obyek
observasi serius observasi dengan serius, dengan serius dan
mendapatkan sebagian mendapatkan semua
informasi yang diinginkan. informasi yang diinginkan
Proses presentasi Peserta didik tidak mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
hasil observasi mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil
observasi observasi namun kurang observasi dengan sikap observasi dengan sikap
dipahami audien yang baik dan dipahami yang baik, dipahami
oleh audiens. audiens dan mampu
berdiskusi
Laporan Peserta didik tidak Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
Hasil menyusun laporan hasil menyusun laporan hasil menyusun laporan hasil mampu menyusun laporan
Observasi observasi observasi namun kurang observasi secara lengkap hasil observasi secara
lengkap lengkap dan memenuhi tata
tulis penyusunan laporan
LEMBAR OBSERVASI/CATATAN ANEKDOT

No Hari/Tanggal Catatan Kejadian Solusi/Tindak Lanjut

8
ASESMEN DIAGNOSTIK

Jenjang/ Kelas SMK/ X Otomotif

Mata Pelajaran Kompetensi Keahlian TKR

Capaian Pembelajaran Pada akhir fase F, peserta didik mampu melakukan perawatan dan overhaul (pembongkaran,
pemeriksaan, perbaikan dan pemasangan) pada: sistem clutch, sistem transmisi (manual dan
otomatis), poros propeller, differential, poros penggerak roda. Setiap pekerjaan dilakukan sesuai
Prosedur Operasional Standar (POS). Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) atau peraturan
keselamatan Kerja yang berlaku.
Tujuan Pembelajaran 1. Melakukan perawatan dan overhaul sistem kopling/clutch.
2. perawatan dan overhaul sistem transmisi.
3. Melakukan perawatan dan overhaul poros propeller.
4. perawatan dan overhaul differential.
5. Melakukan perawatan dan overhaul poros penggerak.

A. Asesmen Non-Kognitif

Informasi apa saja yang ingin digali? Pertanyaan kunci yang ingin ditanyakan
Aktivitas peserta didik selama belajar di rumah 1. Apa saja kegiatanmu sepanjang hari di rumah?
2. Apakah memiliki waktu cukup untuk belajar?
3. Sebutkan 5 hal dari yang paling menyenangkan sampai yang paling
tidak menyenangkan ketika sedang belajar.
4. Apa yang menjadi harapan dan mimpimu ?

Dst….
Informasi apa saja yang ingin digali? Pertanyaan kunci yang ingin ditanyakan
Aktivitas di rumah mendukung minat dan bakat peserta didik 1. Apak hobimu?
2. Apakah hobimu berkaitan dengan program keahlian yang dipilih
(Teknik Otomotif) ?
3. Apakah yang kamu senang merawat sepeda motor/mobil yang ada
di rumah?

Langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan? Alat bantu apa yang dibutuhkan?
Persiapan Link Google Form
1. Menyiapkan panduan pertanyaan
2. Menyusun pertanyaan kunci
Pelaksanaan -
1. Siswa mengisi link yang sudah dishare guru
2. Beri waktu peserta didik untuk menjawab pertanyaan
3. Siswa membimbing siswa, jika siswa merasa kesulitan untuk
memahami pertanyaan.
4. Berikan penguatan dan umpan balik bagi siswa yang sudah
menjawab pertanyaan.

Tindak lanjut -
1. Analisa hasil isian peserta didik
2. Jika peserta didik menyampaikan masalah, ajak berdikusi untuk
menentukan penyelesaiannya
3. Jika diperlukan komunikasikan permasalahan tersebut dengan
orang tua
4. Lakukan asesmen diagnostik non kognitif secara berkala
sesuai kebutuhan

10
Langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan? Alat bantu apa yang dibutuhkan?
Persiapan dan pelaksanaan : Link Google Form / Quiz Di LMS
1. Menyusun jadwal pelaksanaan
2. Mengidentifikasi materi uji yang mewakili keseluruhan materi pembelajaran
3. Menyusun 2 pertanyaan sederhana sesuai kelasnya
4. Asesmen diberikan seluruh peserta didik baik daring maupun luring.

Tindak lanjut :
1. Melakukan pengolahan hasil asesmen dan hitung rata-rata kelas
2. Bagi peserta didik yang memperoleh nilai rata-rata akan mengikuti
pembelajaran unit berikutnya
3. Bagi peserta didik yang memperoleh nilai dibawah rata-rata akan
memperoleh pendampingan/ bantuan dari guru
4. Bagi siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata akan memperoleh
pengayaan
dari guru.
5. Ulangi proses asesmen diagnosis ini sesuai dengan kebutuhan di kelas.

11
RANNGKUMAN MATERI

A. Pemindah Daya
Pemindah daya adalah suatu mekanisme yang digunakan agar putaran dari engine
dapat diteruskan keroda. Mekanisme pemindah daya pada kendaraan/mobil terdiri dari
kopling, transmisi, propeller shaft, differential dan rear axle. Adapun pemindah daya yang
sering digunakan pada kendaraan ada 4 jenis yaitu :
1. Mesin Depan Penggerak Belakang (Front Engine Rear Drive).
2. Mesin Depan Penggerak Depan (Front Engine Front Drive).
3. Mesin Belakang Penggerak Belakang (Mid Ship Engine Rear Drive).
4. Mesin Penggerak 4 Roda (Four Wheel Drive).
Akan tetapi dari 4 jenis pemindah daya tersebut umumnya yang digunakan pada
kendaraan adalah jenis mesin depan penggerak belakang dan mesin depan penggerak depan
1. Mesin Depan Penggerak Belakang (FR)
a. Kebaikan dari mesin depan penggerak belakang adalah :
1) Dapat memikul beban berat.
2) Cocok digunakan pada kendaraan angkutan penumpang dan barang.
b. Kelemahan dari mesin depan penggerak belakang adalah :
1) Letak differentialnya jauh dari mesin sehingga membutuhkan batang penghubung
(propeller shaft).
2) Gaya puntir propeller shaft lebih berat.
3) Cross joint cepat rusak/aus.
4) Konstruksi chasis lebih tinggi.

12
Keterangan gambar :
1. Mesin (engine)
2. Kopling (clutch)
3. Transmisi
4. Propeller shaft
5. Rear axle
6. Differential
7. Rear axle

13
2. Mesin depan penggerak depan (FF)
a. Kebaikan dari mesin depan penggerak depan adalah :
1) Letak differentialnya menyatu dengan transmisi sehingga tidak memerlukan
propeller shaft.
2) Gaya putarnya lebih besar.
3) Ruang bagasi lebih luas.
4) Konstruksi chasis lebih rendah.
b. Kelemahan mesin depan penggerak depan adalah :
1) Ban depan cepat aus.
2) Digunakan pada kendaraan beban ringan.

B. Differential
Differential adalah salah satu bagian dari mekanisme pemindah daya yang bertugas
untuk memindahkan tenaga putar dari propeller shaft ke poros roda belakang (rear axle) dan
untuk memungkinkan adanya perbedaan putaran antara roda kiri dan roda kanan belakang
saat membelok, baik berbelok kekiri maupun kekanan.
Dalam hal ini roda kanan dan roda kiri belakang kendaraan tidak selalu berputar
dalam kecepatan yang sama, karena disebabkan oleh kondisi keadaan jalan, terutama disaat
kendaraan akan berbelok. Yang dimana jarak tempuh atau turning radius roda bagian luar
harus lebih besar dibandingkan turning radius roda bagian dalam sehingga roda bagian luar
bergerak lebih cepat dari pada roda bagian dalam.
Selain itu jarang roda-roda berputar pada putaran yang sama dijalan umum, sebab
roda akan berhubungan dengan permukaan jalan yang berbeda-beda dan ditambah juga
dengan adanya perbedaan tekanan pada ban atau terjadinya keausan pada ban dan roda. Hal
ini menyebabkan kendaraan sulit untuk dikendalikan, maka penggunaan differential sangat
dibutuhkan dalam setiap komponen mesin kendaraan.

14
Gambar . Differential

Keterangan gambar :
1. Flens companion dibautkan pada sambungan universal pada propeller shaft.
2. Pinion gear penggerak meneruskan tenaga mesin ke gigi ring gear dan merubah arah
tenaga 900untuk menggerakan poros as belakang.
3. Ring gear yang mempunyai gigi banyak berputar lebih lambat dari pada pinion gear
penggerak untuk pengurangan terakhir.
4. Roda pinion gear berputar bersama ring gear untuk membagi tenaga penggerak poros
as belakang bagian kiri dan kanan dengan kecepatan berlainan sewaktu kendaraan
membelok.
5. Side gear menggerakan poros as belakang untuk memutar roda.
6. Rumah poros belakang.
7. Poros belakang.
8. Pembias oli memperkecil daya pindah pelumas kearah roda luar jika kendaraan
membelok tajam.

C. Konstruksi Differential

15
Differential terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut: drive pinion (pinion
penggerak), differential pinion shaft (poros pinion), side gear (roda gigi sisi), differential
(gigi pinion), ring gear (roda gigi cincin), differential carrier, bantalan-bantalan, mur penyetel
bantalan, perapat oli (oil seal), dan poros-poros roda belakang.
Pinion penggerak dijamin didalam differential carrier oleh dua buah bantalan
(bearing), pada bagian ujung-ujung luar pinion penggerak terdapat alur untuk berkaitan
dengan propeller shaft dan universal joint yoke, bagian yang bergigi berkaitan dengan ring
gear. Ring gear diikat dengan baut pada differential case dan berputar bersama dengan
bantalan (bearing), pinion shaft (poros pinion) ditempatkan dibagian tengah differential case
sejajar dengan ring gear dan dipasang sedemikian rupa sehingga kedua gigi differential pinion
yang terpasang pada ujung-ujung porosnya dapat berputar dengan poros.
Bagian dalam differential case pada kedua ujung terdapat dua buah roda gigi
differential side gear yang berkaitan dengan roda gigi pinion, sedangkan pada bagian dalam
side gear terdapat alur (spline) untuk perkaitan dengan poros-poros roda belakang (rear axle
shaft) untuk memungkinkan roda-roda gigi dapat berputar bersama sama dengan porosnya.

16
Hal yang paling utama pada mekanik differential adalah perkaitan antara drive pinion
dengan ring gear. Perkaitan antara gigi-gigi drive pinion dengan gigi-gigi ring gear dinamakan
bevel gear. Adapun bevel gear pada differential ada 3 macam yaitu :
1. Gigi Bevel
Perkaitan antara drive pinion dengan ring gear terjadi pada garis pusat pinion
berimpit dengan garis pusat ring gear. Konstruksi bevel gear ini mempunyai bentuk gigi
yang lurus, sehingga perkaitan antara kedua gigi terdapat celah. Oleh sebab itu putaran
yang dihasilkan menjadi tidak halus oleh karenanya model gigi bevel jarang digunakan
pada kendaraan.

2. Gigi Spiral Bevel

17
Perkaitan antara drive pinion dengan ring gear terjadi pada garis pusat pinion
yang berimpit dengan garis pusat ring gear tanpa ada celah antar kedua gigi.Hal ini
dimungkinkan karena konstruksi bevel gear ini berbentuk spiral, sehingga bunyi dan
getaran yang timbul sangat kecil dan momen dipindahkan dengan lembut. Model gigi
spiral bevel ini dipasang pada kendaraan penggerak roda depan tetapi konstruksi bevel
gear ini sangat mahal karena pembuatannya memerlukan pekerjaan yang halus dan teliti.

3. Gigi Hypoid Bevel


Perkaitan antara drive pinion dengan ring gear terjadi dibawah garis pusat ring
gear. Perkaitan antara keduanya tersebut tanpa ada celah karena konstruksinya berbentuk
spiral. Model gigi hypoid bevel ini banyak digunakan pada kendaraan-kendaraan jenis
sekarang termasuk pada differential Toyota Kijang KF 50, karena mempunyai beberapa
kelebihan dibanding model lainnya antara lain yaitu :
a. Putaran yang dihasilkan lebih halus.
b. Lebih kompak dan lebih kuat.
c. Pemakaiannya lebih praktis.
d. Propeller shaft dapat diperendah tanpa mengurangi jarak minimum ke tanah.
e. Ruang penumpang lebih besar/lebar.

Tetapi karena gigi tipe hypoid mempunyai sifat kerja seperti menyapu sehingga
gesekan yang ditimbulkan lebih besar, oleh karenanya diperlukan minyak pelumas khusus
dengan viskositas tinggi untuk mencegah gigi menjadi panas.

18
D. Mekanisme Differential
1. Prinsip Dasar Unit Roda Gigi Differential
Prinsip dasar unit roda gigi differential dapat dipahami dengan menggunakan
peralatan yang terdiri dari roda gigi pinion dan dua rack. Kedua rack dapat mengelincir
pada arah vertikal sejauh berat rack dan tahanan gelincir akan terangkat bersamaan. Gigi
pinion diletakan diantara rack, kemudian gigi pinion dihubungkan pada alat penyangga
dan dapat digerakan oleh alat penyangga tersebut.
Bila beban W yang sama diletakan pada setiap rack kemudian alat penyangga
(shackle) ditarik keatas maka kedua rack akan terangkat pada jarak yang sama, hal ini
akan mencegah agar gigi pinion tidak berputar. Tetapi bila beban yang lebih besar
diletakan pada rack sebelah kiri dan penyangga ditarik keatas maka pinion akan berputar
sepanjang gigi rack yang mendapat beban lebih berat, yang disebabkan adanya perbedaan
tahanan yang diberikan pada gigi pinion, sehingga beban yang lebih kecil akan terangkat.
Jarak rack yang terangkat sebanding dengan jumlah putaran gigi pinion. Dengan kata lain
bahwa rack mendapat tahanan yang lebih besar tidak bergerak dan sementara tahanan
yang mendapat beban lebih kecil akan bergerak. Prinsip ini digunakan pada perencanaan
roda-roda gigi differential.

19
2. Prinsip Kerja Differential
Putaran poros engkol dari mesin melalui transmisi oleh propeller shaft diperkecil
sesuai dengan tenaga yang diteruskan drive pinion ke ring gear, sebaliknya momentnya
bertambah dan arah transmisi berubah tegak lurus terhadap arah asalnya. Dua buah
differential pinion (gigi pinion) dan dua buah side gear (roda gigi sisi) diletakkan dalam
differential case menjadi satu dengan ring gear, sehingga bila differential case berputar,
differential pinion yang terikat pada differential case melalui differential pinion shaft
(poros pinion differential) ikut berputar menyebabkan side gear (roda gigi sisi) juga
berputar. Side gear beban berbeda beban sama shackle larger weight pinion smaller
weight rack dihubungkan ke poros roda belakang dan memindahkan tenaga putar ke roda-
roda.
Putaran poros menjadi rendah karena tenaga putar propeller shaft telah direduksi
oleh drive pinion yang berkaitan dengan ring gear yang konstruksi giginya lebih banyak.
Adapun perbandingan reduksi kecepatan differential dapat dirumuskan sebagai berikut :

Adapun tujuan mereduksi kecepatan adalah untuk memperbesar momen puntir


sehingga gaya putarnya menjadi besar dan mampu mengangkat beban berat. Adapun cara
kerja differential dapat dibagi menjadi 4 bagian menurut fungsinya, yaitu :

a. Differential pada saat kendaraan mengurangi kecepatan


Apabila propeller shaft berputar, drive pinion juga ikut berputar dan
memutarkan ring gear, karena drive pinion berkaitan dengan ring gear.Differential
case tempat pemasangan ring gear juga ikut berputar dan putarannya dipindahkan ke
poros-poros roda belakang melalui side gear. Dalam keadaan demikian putaran
propeller shaft direduksi oleh ring gear yang jumlah giginya lebih banyak daripada
gigi drive pinion yang berkaitan dengan ring gear, sehingga putaran poros-poros roda
belakang kecepatannya menjadi kecil

20
b. Differential pada saat kendaraan berjalan lurus
Tekanan gelinding pada kedua roda penggerak hampir sama pada saat
kendaraan bergerak lurus di jalan yang datar. Kedua side gear berputar sebanding
dengan putaran differential pinion dan semua komponen berputar dalam satu unit.
Bila tekanan kedua poros roda belakang sama maka differential pinion tidak berputar
sendiri tetapi berputar bersama dengan ring gear.
Dengan demikian differential pinion hanya berfungsi sebagai penghubung
side gear kanan dan side gear kiri, sehingga kedua side gear berputar dalam satu unit
dengan putaran differential pinion yang menyebabkan kedua poros roda berputar pada
kecepatan yang sama. Gambar 10. differential saat kendaraan berjalan lurus drive
pinion differential case differential pinion shaft side gear ring gear differential pinion.

c. Differential pada saat kendaraan berbelok


Pada saat kendaraan berbelok kekanan, jarak tempuh roda kiri lebih panjang
daripada jarak tempuh roda kanan bila dibandingkan pada saat kendaraan berjalan
lurus. Pada saat ini side gear bagian kanan tertahan tiap pinion differential berputar
21
melalui shaft-nya masing-masing dan juga bergerak mengelilingi axle shaft belakang,
akibatnya putaran side gear bagian kiri bertambah cepat.
Sebaliknya pada saat kendaraan berbelok kekiri, jarak tempuh roda kanan
lebih jauh dari pada jarak tempuh roda kiri bila dibandingkan pada saat kendaraan
berjalan lurus.Pada saat kendaraan berbelok kekiri, side gear bagian kiri tertahan dan
tiap pinion differential berputar melalui shaftnya masing-masing serta bergerak
mengelilingi axle shaft belakang, akibatnya putaran side gear bagian kanan bertambah
cepat.

22
d. Differential pada saat roda diputar dengan arah berlawanan
Untuk memutarkan kedua roda belakang dengan arah yang berlawanan,
terlebih dahulu kedua buah roda beserta differentialnya harus dalam posisi bebas,
yaitu dengan cara diangkat atau didongkrak lebih dulu. Bila roda kanan diputar
kedepan, maka side gear kanan berputar searah putaran roda kanan, sedangkan pada
saat yang samaroda kiri diputar kebelakang, maka side gear bagian kiri berputar
searah putaran roda bagian kiri. Pada saat kedua roda diputar, maka tiap
differential pinion berputar melalui shaft-nya masing-masing dan juga bergerak
mengelilingi axle belakang. Putaran dari differential pinion (differential carier)
keduanya berlawanan arah, ring gear tidak ikut berputar, sedangkan differential case
ikut berputar mengelilingi axle belakang.

E. Pemeriksaan Differential
Gangguan pada differential biasanya ditandai dengan terdengarnya suara pada bagian
belakang kendaraan, akan tetapi harus diperhatikan bahwa dalam menganalisa terkadang
suara-suara yang lain sering mengganggu dalam menentukan analisa yang tepat. Tetapi bila
sering mendengar suara yang timbul diakibatkan oleh differentialmaka hal tersebut akan
mempercepat dalam menentukan penyebab suara yang timbul pada differential. Suara yang
timbul akibat kerusakan differentialdapat terdengar jelas disaat kendaraan berjalan dengan
kondisi kaca tertutup semua. Suara gangguan pada differentialdapat dibedakan dalam
beberapa macam gerakan antara lain yaitu :

a. Bunyi pada saat kendaraan berjalan lurus.


b. Bunyi pada saat kendaraan berbelok.
c. Bunyi pada saat kendaraan akselerasi ataupun deselerasi.

Penyebab semua itu biasanya terjadi akibat komponen-komponen yang telah


mengalami kerusakan yaitu :ring gear, drive pinion, side gear, pinion gear dan pinion shaft
gear.

1. Ring Gear
Ring gear terletak pada differential case, sedangkan ring gear sendiri diputar oleh
drive pinion. Daya pemindah yang baik adalah bila digerakan dari drive pinion dapat
dipindahkan ke differential case oleh ring gear tanpa ada halangan apa-apa dan juga tidak
timbul hentakan atau suara. Apabila ring gear mengalami kerusakan, giginya patah atau
runoutnya besar maka akan timbul suara pada ring gear disaat daya mulai dipindahkan.
Runout gear akan menyebabkan terjadinya gesekan yang tidak normal pada perkaitan gigi
23
antara ring gear dengan drive pinion.
Gesekan yang tidak normal akan mengakibatkan keausan dan akan menyebabkan
jarak kebesaran antara ring gear dengan drive pinion (back lash) menjadi besar dan akan
menimbulkan suara disaat kendaraan berjalan. Kerusakan ring gear karena run out besar
atau gigi rusak lebih terasa saat kendaraan baru mulai berjalan atau kendaraan baru
melakukan akselerasi atau deselerasi dan disaat kendaraan berjalan lurus.
2. Drive Pinion
Drive pinion berfungsi untuk meneruskan gaya putar dari propeller shaft menuju
ke ring gear. Perkaitan antara drive pinion dengan ring gear akan menghasilkan
perbandingan gigi dari differentialdan akan mempengaruhi besar kecilnya permukaan
gesek, dimana permukaan gesek tersebut menentukan besar kecilnya luas bidang yang
menjadi bidang kerja.
Apabila perkaitan tidak baik atau telah terjadi keausan pada gigi drive pinion
maka ketika kendaraan sedang berjalan akan menimbulkan suara pada differential dan
suara tersebut akan lebih terasa disaat kendaraan berjalan pada jalan yang lurus. Perkaitan
antara drive pinion dengan ring gear tidak boleh terlalu rapat dan tidak boleh terlalu
renggang dan untuk mendapatkan jarak yang tepat maka perkaitan antara ring gear
dengan drive pinion harus disetel dengan tepat.

3. Side Gear
Pada saat jalan lurus kedua buah side gear menerima gaya yang sama, tetapi
ketika kendaraan berbelok maka akan terdapat perbedaan putaran antara side gear kiri dan
side gear kanan. Gangguan yang timbul bila terjadi keausan pada side gear disebabkan
oleh bagian gigi yang aus atau celah yang dibentuk dengan pinion gear menjadi besar
sehingga bila roda penggerak berputar maka akan menimbulkan suara pada differential.
Suara tersebut akan makin jelas terdengar apabila kendaraan sedang berbelok dan makin
keras ketika side gear berputar lebih cepat.

F. Pemeliharaan Differential
Yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan differential adalah pemberian minyak
pelumas yang tepat waktu dan sesuai pada differential. Minyak pelumas yang dipakai juga
harus memperhatikan konstruksi dari gigi-gigi differential.
1) Syarat-syarat Minyak Pelumas Differential.
a) Kekentalan yang sesuai
Minyak pelumas differential mempunyai tingkat kekentalan yang tinggi
untuk mencegah kerusakan pada roda gigi dan bantalan, bunyi dan kebocoran minyak
pelumas. Kekentalan minyak pelumas cenderung bertambah ketika temperatur turun
24
dan sifat fluidanya menjadi lemah. Minyak pelumas yang kekentalannya hanya
merubah sedikit bila terjadi perubahan temperatur adalah yang sangat diperlukan.
Oleh sebab itu minyak pelumas differentialharus mempunyai kekentalan yang sesuai,
yaitu SAE 90.

b) Mempunyai kemampuan memikul beban


Ketika gigi berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, maka tekanan
dan goncangan yang timbul lebih besar. Fungsi yang utama dari minyak pelumas
yang sangat penting adalah untuk membantu mengaitkan beban disaat roda gigi
bersinggungan dan mencegah panas dari pemakaian roda gigi dan bantalan.

c) Tahan panas dan oksidasi


Saat keadaan minyak pelumas memburuk karena panas atau oksidasi, maka
kotoran yang ada akan membentuk suatu zat asam yang menyebabkan perubahan
kekentalan minyak menjadi kental sekali. Endapan kotoran tersebut menyebabkan
tidak sempurnanya pelumas pada bantalan, dan endapan kotoran yang mengeras dapat
merusak komponen differential karena bersinggungan dengan permukaan gigi.
Tingginya suatu kekentalan oleh kotoran-kotoran tersebut sehingga kemampuan
pendinginannya berkurang dan tahanannya bertambah. Selain itu kadar asam yang
terbentuk menyebabkan timbulnya karat, maka minyak differential harus mempunyai
kemampuan tahan panas dan oksidasi.

d) Klasifikasi Kekentalan
Minyak pelumas differentialdiklasifikasikan khusus untuk kekentalan dan
kemampuan dalam menahan beban.Adapun angka kekentalan minyak pelumas
iadalah SAE 90.

e) Klasifikasi Kualitas dan Penggunaannya


Penggunaan minyak pelumas differentialdiklasifikasikan menurut tipe gigi
yang dipakai.Dibawah ini adalah tabel klasifikasi kualitas dan penggunaan minyak
pelumas menurut API (American Petroleum Institute).

f) Pemeriksaan dan Penggantian Minyak Pelumas


Pengisian minyak pelumas differential harus sampai dengan batas permukaan
yang ditentukan yaitu apabila minyak pelumas telah keluar dari lubang pengisian,
maka pemeriksaan minyak pelumas differential dilakukan bila kendaraan telah
menempuh jarak 1500 km, bila ternyata permukaan minyak pelumas turun/kurang
25
maka pengisian minyak pelumas harus ditambah sampai dengan batas pengisian
minyak pelumas yang baru dan diganti setelah kendaran berjalan menempuh jarak
7500 km. Pada kendaraan yang menggunakan differential dengan tipe gigi hypoid
bevel, maka minyak pelumas yang digunakan mempunyai klasifikasi API GL 5.

2) Klasifikasi Oli

26

Anda mungkin juga menyukai